Senin, 03 Oktober 2022

Equity World | Wall Street Meroket, Saatnya Rupiah Libas Dolar!

Equity World | Wall Street Meroket, Saatnya Rupiah Libas Dolar!

Equity World | Rupiah jeblok 0,49% melawan dolar Amerika Serikat (AS) awal pekan kemarin ke Rp 15.300/US$. Level tersebut merupakan yang terlemah sejak April 2020 lalu.

Equity World | Wall Street Bangkit dari 'Sadtember', IHSG Siap Tancap Gas?

Dolar AS masih sangat perkasa akibat isu resesi dunia 2023, serta The Fed (bank sentral AS) yang sangat agresif dalam menaikkan suku bunga.

Namun, penguatan tajam bursa saham AS (Wall Street) membuka peluang bangkitnya rupiah pada perdagangan Senin (4/10/2022). Indeks S&P 500, Dow Jones dan Nasdaq kompak melesat lebih dari 2% pada perdagangan Senin waktu setempat.

Rupiah jeblok 0,49% melawan dolar Amerika Serikat (AS) awal pekan kemarin ke Rp 15.300/US$. Level tersebut merupakan yang terlemah sejak April 2020 lalu.

Dolar AS masih sangat perkasa akibat isu resesi dunia 2023, serta The Fed (bank sentral AS) yang sangat agresif dalam menaikkan suku bunga.

Namun, penguatan tajam bursa saham AS (Wall Street) membuka peluang bangkitnya rupiah pada perdagangan Senin (4/10/2022). Indeks S&P 500, Dow Jones dan Nasdaq kompak melesat lebih dari 2% pada perdagangan Senin waktu setempat.

Secara teknikal, rupiah yang disimbolkan USD/IDR terus tertekan sejak menembus ke atas rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA50) yang kini berada kisaran Rp 14.900/US$ - Rp 14.920/US$.

MA 50 merupakan resisten kuat, sehingga tekanan pelemahan akan lebih besar ketika rupiah menembusnya. Apalagi rupiah juga sudah menembus dan tertahan di atas Rp 15.090/US$ - Rp 15.100/US$ yang merupakan Fibonacci Retracement 50%.

Fibonacci Retracement tersebut ditarik dari titik terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.

Selama tertahan di atas Fibonacci Retracement 50% tersebut ditembus dan tertahan di atasnya, rupiah berisiko terpuruk semakin jauh. Target pelemahan ke Rp 15.450/US$, yang merupakan Fibonacci Retracement 38,2%.

Untuk hari ini, ada risiko rupiah melemah ke Rp 15.350/US$ - Rp 15.360/US$.

Sementara itu indikator Stochastic pada grafik harian sudah cukup lama berada di wilayah jenuh beli (overbought).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Stochastic pada grafik 1 jam yang digunakan untuk memprediksi pergerakan harian juga berada di wilayah overbought, sehingga peluang penguatan rupiah semakin besar.

Support terdekat berada di kisaran Rp 15.270/US$, jika ditembus ada peluang rupiah menguat ke 15.240/US$. Level psikologis Rp 15.200/US$ menjadi support kuat selanjutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar