Kamis, 13 Oktober 2022

Equity World | Naik Cuma Sehari, Harga Emas Antam Turun Lagi

Equity World | Naik Cuma Sehari, Harga Emas Antam Turun Lagi

Equity World | Tren penurunan harga emas Antam kembali berlanjut setelah sempat naik Kamis kemarin. Emas batangan produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) ini mulai menurun pasca menyentuh level tertinggi dalam lebih dari satu bulan Rp 962.000/batang pada 5 Oktober lalu.

Equity World | Bursa Saham Asia Semringah Tersengat Wall Street

Pada perdagangan Jumat (14/10/2022), harga emas batangan turun Rp 5.000/gram. Emas dengan berat 1 gram di jual Rp 940.000/batang. Artinya, dari level tertinggi 5 Oktober, harga emas Antam sudah turun Rp 22.000/gram.

PT Antam menjual emas mulai ukuran 0,5 gram hingga 1.000 gram. Harga jual tersebut belum termasuk pajak 0,9% bagi pembelian tanpa menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan 0,45% dengan NPWP.

Penurunan emas Antam mengikuti emas dunia yang kemarin turun 0,4% kemarin. Penurunan sebelumnya bahkan nyaris 2% sebelum berhasil dipangkas setelah indeks dolar AS jeblok.

Indeks dolar AS jeblok hingga 0,84% ke 112.36 pada perdagangan Kamis kemarin pasca inflasi di Amerika Serikat turun dalam 3 bulan beruntun memunculkan harapan tekanan kenaikan harga mulai mereda.

Inflasi berdasarkan consumer price index (CPI) dilaporkan tumbuh 8,2% year-on-year (yoy) pada September lalu, lebih rendah dari bulan sebelumnya 8,33% (yoy). Hal ini memberikan harapan tekanan inflasi mulai mereda dan ke depannya akan terus menurun, tanda-tanda perekonomian dunia "cerah" mulai muncul.

"Mungkin kita melihat tekanan inflasi sudah mencapai puncaknya dan dari sini kita akan melihat penurunan," kata Liz Ann Sonders, kepala stretegi investasi Charles Schwab, sebagaimana dilansir CNBC International, Kamis (13/10/2022).

Analis Kitco Metals Jim Wyckoff mengingatkan emas masih rawan pelemahan karena The Fed hampir pasti menaikkan suku bunga secara agresif pada 1-2 November mendatang.

"Data inflasi menegaskan jika The Fed memang benar mengenai keyakinan mereka jika inflasi masih belum terkendali," tutur Wyckoff, seperti dikutip dari Reuters.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar