Equityworld Futures | Negosiasi AS-China Cegah Dampak Terburuk Perang Dagang
Equityworld Futures | Pengusaha menyambut baik kesepakatan antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping untuk memulai kembali perundingan tentang perang dagang. Hal ini dinilai akan memberikan angin segar bagi negara lain termasuk Indonesia.
Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, dengan keinginan kedua negara untuk kembali melakukan perundingan, diharapkan mampu menahan dampak perang dagang menjadi lebih luas.
"Ini berita baik bahwa komitmen untuk melanjutkan negosiasi penyelesaian perang dagang datang langsung dari kedua kepala negara AS dan China Komitmen politik tersebut penting untuk memastikan trade war tidak semakin meruncing atau meluas dalam waktu dekat," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta.
Menurut Shinta, meskipun perang dagang membuka peluang perolehan akses pasar atau potensi peningkatan investasi bagi Indonesia, namun secara keseluruhan berpotensi merugikan pertumbuhan ekonomi nasional.
"Namun, perlu diperhatikan bahwa Presiden Trump dan Presiden Xi hanya memberikan komitmen politik untuk melanjutkan negosiasi penyelesaian trade war bukan trade war itu sendiri. Komitmen untuk terus negosiasi dan komitmen untuk menyelesaikan perang dagang adalah dua hal yang berbeda. Jadi penyelesaian perang dagang itu sendiri tetap akan tergantung pada mandat negosiasi dan negotiator kedua negara," kata dia.
Untuk itu, lanjut Shinta, Indonesia perlu mengelola ekspektasi penyelesaian perang dagang dengan bijak.
"Tidak bisa terlalu hopeful tapi juga tidak bisa terlalu pesimis, terlebih karena hal yang sama pernah terjadi sebelumnya di tahun 2018 yang melahirkan negosiasi penyelesaian perang dagang itu sendiri namun berakhir dengan stagnasi negosiasi AS-China pada Maret-April lalu," tandas dia.
Amerika Serikat (AS) telah sepakat untuk tidak memberlakukan tarif dagang baru untuk China. Selain itu, AS dan China kini sedang melakukan pembahasan terkait masalah ketegangan dagang yang sudah terjadi beberapa waktu lalu.
Lead Economist World Bank Indonesia, Frederico Gil Sander, mengatakan bahwa turunnya tensi perang dagang AS-China merupakan dampak positif dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. Sebagai informasi pertemuan tersebut diselenggarakan di Osaka, Jepang.
"Apa dampak dari pertemuan G20 bagi hubungan, perdagangan global dan sektor eksternal Indonesia. Sangat jelas itu merupakan perkembangan yang sangat positif," kata dia, di Jakarta, Senin (1/7/2019).
Meredanya tensi perang dagang, lanjut dia memberikan sinyal positif bagi turunnya ketidakpastian dalam ekonomi global.
"Resolusi tensi perdagangan antara AS dan China bisa merupakan perkembangan yang sangat yang sangat positif bagi ekonomi global," jelas dia.
Kemilau Emas Antam Kembali Meredup ke Rp694 Ribu/Gram | Equityworld Futures
Equityworld Futures
Dia menjelaskan, ketidakpastian dalam ekonomi global bakal mengganggu para investor yang hendak menanamkan modal. Ketidakpastian tentu mengganggu rencana bisnis dan investasi. Hal ini tentu akan berdampak negatif bagi perekonomian dunia, termasuk Indonesia.
"Investor, baik investor yang melakukan FDI maupun yang financial investor, ketidakpastian merupakan sesuatu yang merugikan," urai dia.
Karena itu, pihaknya berharap agar perkembangan positif tersebut dapat terus berlanjut sehingga tensi perang dagang terus menurun dan pihak yang bertikai dapat menemukan solusi dari masalah yang sedang terjadi.
"Kita harap akan terjadi resolusi (perang dagang)," tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar