Equity World | Wall Street Dibuka Variatif, Investor Lirik Saham Teknologi
Equity World | Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka variatif pada perdagangan Rabu (16/6/2021), jelang pernyataan pejabat bank sentral (Federal Reserve/The Fed) terkait arah kebijakan moneter ke depan dini hari nanti.
Indeks Dow Jones Industrial Average melemah 48 poin (-0,14%) pada pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB) dan selang 30 menit menjadi minus 45,7 poin (-0,13%) ke 34.253,63. S&P 500 turun 0,3 poin (-0,01%) ke 4.246,26. Sebaliknya, Nasdaq yang berisi saham-saham raksasa teknologi naik 39 poin (+0,28%) ke 14.111,84.
Pada Selasa kemarin, indeks S&P 500 melemah 0,2% setelah menyentuh rekor baru sementara Dow Jones anjlok nyaris 100 poin. Nasdaq tertekan 0,7% di tengah pelemahan saham emiten teknologi raksasa.
Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) bakal mengakhiri rapat Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) malam nanti. Suku bunga acuan diprediksi tak berubah, tetapi pasar memantau komentar para pejabatnya seputar inflasi dan kemungkinan pengurangan pembelian (tapering) surat berharga di pasar sekunder.
IHSG Masih Dibuka Loyo Pagi Ini, Merah di Level 6.057 | Equity World
The Fed juga akan merilis proyeksi baru yang bisa mengindikasikan kemungkinan kenaikan suku bunga acuan pertama kali pada 2023. Konferensi pers akan digelar pukul 14:30 waktu setempat, atau pukul 02:30 pagi WIB. Sebelumnya, pejabat The Fed belum mencapai kesepakatan mengenai peluang kenaikan pada tahun tersebut.
Rapat dijalankan di tengah kenaikan inflasi Mei ke level 5% yang merupakan tertinggi nyaris dalam 11 tahun terakhir. Meski demikian, inflasi tersebut dinilai tidak mencerminkan kondisi ekonomi sebenarnya, dan cenderung misleading di tengah gelontoran stimulus pemerintah.
"Drama pekan ini adalah mengenai apakah The Fed akan duduk diam atau mengakui bahwa inflasi meningkat dan The Fed perlu pengetatan [kebijakan moneter]," tutur Brad McMillan, Direktur Investasi Commonwealth Financial Network, seperti dikutip CNBC International.
Namun untuk saat ini, lanjut dia, bank sentral terkuat di dunia tersebut akan memilih mengarahkan kebijakannya untuk menyasar isu pengangguran, sehingga masih akan mempertahankan moneter longgar untuk membantu ekonomi bergulir.
Wells Fargo Investment Institute dalam proyeksi 2021 menyebutkan pemulihan ekonomi akan terakselerasi pada tahun depan berkat vaksinasi. Risiko yang membayangi adalah inflasi, pajak, dan suku bunga acuan meski dinilai belum akan mengganggu pergerakan pasar.
Rabu, 16 Juni 2021
Equity World | Wall Street Dibuka Variatif, Investor Lirik Saham Teknologi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar