Kamis, 30 April 2020

Equityworld Futures | Wall Street melonjak ditopang keputusan Fed dan berita obat antivirus

Equityworld Futures | Wall Street melonjak ditopang keputusan Fed dan berita obat antivirus

Equityworld Futures | Saham-saham di Wall Street melonjak pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), menyusul keputusan kebijakan moneter utama dari Federal Reserve pada akhir pertemuannya dan dukungan dari pembaruan tentang kemungkinan pengobatan virus Corona.

Indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 532,31 poin atau 2,21 persen, menjadi menetap di 24.633,86 poin. Indeks S&P 500 naik 76,12 poin atau 2,66 persen, menjadi ditutup pada 2.939,51 poin. Indeks Komposit Nasdaq melonjak 306,98 poin atau 3,57 persen, menjadi berakhir di 8.914,71 poin.

Federal Reserve AS pada Rabu (29/4/2020) mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah pada level rekor terendah mendekati nol, karena kejatuhan COVID-19 terus bergejolak di seluruh negeri.


"Krisis kesehatan masyarakat yang sedang berlangsung akan sangat membebani aktivitas ekonomi, lapangan kerja, dan inflasi dalam waktu dekat, dan menimbulkan risiko yang cukup besar terhadap prospek ekonomi dalam jangka menengah," kata The Fed dalam sebuah pernyataan setelah menyimpulkan pertemuan kebijakan dua hari, menambahkan komite pembuat kebijakan Fed memutuskan untuk mempertahankan kisaran target untuk suku bunga dana federal pada 0-0,25 persen.

Sementara itu, sentimen pasar terangkat setelah berita menggembirakan tentang uji klinis untuk pengobatan eksperimental virus corana perusahaan biofarmasi AS, Gilead Sciences, menunjukkan hasil yang menjanjikan.

Uji Coba Obat Covid-19 di AS Berhasil, Bursa Asia Kompak Menghijau | Equityworld Futures



Di sisi data, aktivitas ekonomi AS pada kuartal pertama berkontraksi pada tingkat tahunan 4,8 persen, penurunan terbesar sejak Resesi Hebat, Departemen Perdagangan AS melaporkan Rabu (29/4/2020).

Penurunan produk domestik bruto riil kuartal pertama, sebagian, disebabkan oleh tanggapan terhadap penyebaran COVID-19, ketika pemerintah mengeluarkan perintah "tinggal di rumah" pada Maret, menurut perkiraan "pendahuluan" yang dikeluarkan oleh biro analisis ekonomi departemen perdagangan.

Rabu, 29 April 2020

Equityworld Futures | Wall Street Terseret Pelemahan Sektor Teknologi

Equityworld Futures | Wall Street Terseret Pelemahan Sektor Teknologi

Equityworld Futures | Bursa saham Amerika Serika (AS) berakhir lebih rendah pada Selasa waktu setempat (Rabu WIB), karena pasar saham di Wall Street ditekan oleh kerugian besar pada saham teknologi utama. Di sisi lain, penyebaran virus korona di AS masih memberikan tekanan tersendiri terhadap gerak pasar saham.

Mengutip Xinhua, Rabu, 29 April 2020, indeks Dow Jones Industrial Average turun sebanyak 32,23 poin atau 0,13 persen menjadi 24.101,55. Sedangkan S&P 500 melemah sebanyak 15,09 poin atau 0,52 persen menjadi 2.863,39. Sedangkan indeks Komposit Nasdaq turun sebanyak 122,43 poin atau 1,40 persen menjadi 8.607,73.

Semua tiga indeks utama menguat lebih dari satu persen di awal sesi. Saham raksasa teknologi AS, yang disebut kelompok FAANG yakni Facebook, Apple, Amazon, Netflix, dan Google-parent Alphabet, semuanya ditutup lebih rendah.

Sektor layanan komunikasi dan teknologi S&P 500 masing-masing turun 1,89 persen dan 1,41 persen, di antara kelompok yang berkinerja terburuk. Selain itu, Wall Street juga mempertimbangkan kemungkinan Pemerintah AS yang berencana membuka kembali ekonomi di tengah wabah covid-19.

Di sisi lain, jumlah kasus covid-19 yang dikonfirmasi di Amerika Serikat mencapai 1 juta pada Selasa, 28 April. Angka ini mewakili sepertiga dari jumlah total kasus positif covid-19 secara global. Meningkatnya angka tersebut terjadi di saat beberapa negara melonggarkan pembatasan dalam menghadapi ekonomi yang dihantam oleh pandemi.

Penasihat ekonomi Presiden AS Donald Trump memperkirakan tingkat pengangguran lebih dari 16 persen untuk April dan banyak orang Amerika meradang di bawah perintah tetap di rumah. Belasan negara bagian pun bergerak untuk memulai kembali ekonomi mereka, meskipun kurangnya pengujian virus skala besar.



Jelang Pengumuman The Fed, Bursa Saham Asia Menguat | Equityworld Futures



Para ahli kesehatan masyarakat telah memperingatkan bahwa kemunduran prematur dari kebijakan sosial jarak jauh dapat menyebabkan lonjakan infeksi baru.

Menurut data Universitas Johns Hopkins, Rabu 29 April 2020, sebanyak 58.365 warga Amerika meninggal karena covid-19, penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus, dengan rata-rata sekitar 2.000 per hari pada April ini. Sedangkan pasien yang sembuh mencapai 115.372 orang.

Jumlah infeksi virus korona di AS dipastikan mencapai 1.010.717 jiwa dan telah berlipat ganda dalam 18 hari. Jumlah aktual infeksi AS diyakini lebih tinggi dari jumlah kasus yang dikonfirmasi, dengan pejabat kesehatan masyarakat negara bagian memperingatkan kekurangan pekerja terlatih dan bahan memiliki kapasitas pengujian terbatas, membuat banyak infeksi tidak tercatat.

Sekitar 30 persen dari kasus Amerika terjadi di negara bagian New York, pusat penyebaran AS, diikuti oleh New Jersey, Massachusetts, California, dan Pennsylvania.

Selasa, 28 April 2020

Equityworld Futures | Wall Street dibuka menguat setelah makin banyak negara bagian AS longgarkan lockdown

Equityworld Futures | Wall Street dibuka menguat setelah makin banyak negara bagian AS longgarkan lockdown

Equityworld Futures | Pasar saham Amerika Serikat (AS) menguat pada pembukaan perdagangan Senin (27/4). Faktor pendukung datang setelah lebih banyak negara bagian yang siap untuk melakukan pelonggaran pembatasan yang disebabkan oleh virus corona dan investor bersiap untuk minggu tersibuk dari laporan keuangan kuartalan, termasuk dari raksasa teknologi seperti Apple dan Microsoft.

Mengutip Reuters, Dow Jones Industrial Average naik 203,28 poin, atau 0,85%, pada 23.978,55, S&P 500 naik 28,22 poin, atau 0,99%, pada 2.864,96. Nasdaq Composite naik 98,14 poin, atau 1,14%, pada 8.732,66.

Sentimen risk-on menopang patokan imbal hasil US Treasury 10-tahun untuk sesi kedua berturut-turut. Ini mengangkat indeks keuangan yang sensitif terhadap suku bunga sebesar 2,2%. Saham teknologi juga menjadi pendorong teratas untuk tiga indeks utama.

Selain itu, ukuran ketakutan Wall Street tergelincir untuk hari keempat untuk mencapai level terendah dalam lebih dari tujuh minggu.

Wall Street naik lebih dari 1% menyambut pelonggaran sejumlah negara bagian AS | Equityworld Futures



Colorado, Mississippi, Minnesota, Montana, dan Tennessee dijadwalkan bergabung dengan beberapa negara bagian lain dalam membuka kembali bisnis minggu ini. Hal ini dilakukan meskipun ada ketidaksetujuan dari para ahli kesehatan walau penutupan bisnis yang berlarut-larut akan membuat jutaan orang kehilangan pekerjaan di seluruh negeri.

Meskipun triliunan dolar dalam stimulus telah membantu S&P 500 memulihkan hampir 30% dari posisi terendah Maret, para analis mengatakan lebih banyak keuntungan dapat ditutup karena kerusakan ekonomi. Posisi indeks baru akan kembali jika ada kemajuan dalam perawatan untuk virus corona ini.

"Pasti akan ada tsunami berita negatif yang akan datang dan meruntuhkan pasar dan investor. Itu adalah konsensus. Kami memiliki asumsi itu," kata Art Hogan, kepala strategi pasar di National Securities di New York.

"Apa yang tidak kami ketahui adalah seperti apa dunia di sisi lain dari ini, dan seberapa besar potensi kerusakan ekonomi akan dimitigasi oleh respons kebijakan historis."

Minggu, 26 April 2020

Equityworld Futures | Investor Tunggu Perkembangan Positif, Mayoritas Bursa Asia Menguat Pagi Ini

Equityworld Futures | Investor Tunggu Perkembangan Positif, Mayoritas Bursa Asia Menguat Pagi Ini

Equityworld Futures | Bursa Asia bergerak menguat pada awal perdagangan hari ini, Senin (27/4/2020) karena investor menimbang lebih lanjut tanda-tanda perkembangan positif dalam perjuangan global melawan virus corona.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang menguat masing-masing 0,85 persen dan 1,67 persen di awal perdagangan menjelang pertemuan Bank of Japan. Sementara itu, indeks Kospi menguat 0,58 persen.

Angka kematian akibat virus corona menurun di Spanyol, Italia, dan Prancis, sementara kematian yang dilaporkan dalam 24 jam terakhir di AS dan New York mencatat angka terendah sejak akhir Maret.

Federal Reserve bergabung dengan BOJ dan Bank Sentral Eropa mengumumkan keputusan kebijakan pekan ini untuk melawan dampak dari virus corona terhadap perekonomian.

Bursa Asia Naik Jelang Pertemuan Bank Sentral Jepang | Equityworld Futures

Sementara itu, sejumlah negara mulai melonggarkan kebijakan untuk menahan penyebaran. Italia berencana mencabut lockdown nasional mulai 4 Mei mendatang.

Sejumlah negara ekonomi utama akan merilis angka PDB pekan ini, sementara laporan keuangan emiten akan terus membanjiri pasar dengan sentimen, termasuk dari Amazon.com Inc., Barclays Plc, dan Samsung Electronics Co.

"Minggu yang akan datang ini akan sangat besar dari perspektif data makro dan sejauh mana ekonomi global tertekan oleh Covid-19," kata Simon Ballard, kepala ekonom di First Abu Dhabi Bank., seperti dikutip Bloomberg.

“Sampai kita jelas melewati puncak wabah dalam skala global dan dapat menganggap wabah dapat diatasi serta tidak ada risiko yang berarti dari gelombang kedua infeksi, kami percaya strategi investasi defensif akan tetap menjadi yang paling sesuai," lanjutnya.

Sementara itu, Gubernur New York Andrew Cuomo membuat sketsa pembukaan kembali aktivita ekonomi bertahap yang dimulai dengan sektor konstruksi dan manufaktur pada 15 Mei.

Jumat, 24 April 2020

PT Equity World | Penelitian Obat Covid-19 Gagal, Saham Asia Jatuh

PT Equity World | Penelitian Obat Covid-19 Gagal, Saham Asia Jatuh

PT Equity World | Saham Asia dan saham berjangka AS jatuh pada Jumat, didorong keraguan mengenai perkembangan penelitian obat atau vaksin COVID-19, yang juga memperlihatkan terjadinya kerusakan terhadap ekonomi AS yang disebabkan pandemi virus corona.

Dikutip Reuters, Senin (24/4), Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang mengalami penurunan 0,4%. Saham berjangka AS, S&P 500 e-minis, turun 0,72%.

Saham di China, tempat virus corona pertama kali muncul akhir tahun lalu, juga turun 0,25%.

S&P 500 dan Nasdaq berubah menjadi negatif pada penutupan hari Kamis setelah adanya laporan bahwa obat antiviral produksi Gilead Sciences Inc gagal memproduksi obat COVID-19 dalam uji klinis pertamanya.

Gilead mengatakan temuan yang diperoleh tidak meyakinkan karena studi yang dilakukan di Cina dihentikan lebih awal.

Kepala strategi investasi di perusahaan manajemen kekayaan yang berbasis di New York Inverness Counsel, Tim Ghriskey, menyebut sensitivitas pasar terhadap berita yang berkaitan dengan pengobatan, perawatan dan vaksin medis COVID-19 menunjukkan keputusasaan investor.

"Sebuah berita buruk kemungkinan akan mengguncang pasar," kata Ghriskey.

"Para investor berharap bahwa mereka dapat segera merangkak keluar dari rumah mereka dan melanjutkan aktivitas di kehidupan normal, meski penuh ketakutan," tambahnya.

Sebuah survei mengungkapkan aktivitas bisnis AS juga merosot ke rekor terendah pada bulan April. Kejadian itu menunjukkan kekhawatiran pasar di Eropa dan Asia mengingat pesan untuk tetap tinggal du rumah, yang menyebabkan keterlambatan produksi sehingga menganggu rantai pasokan.

Dewan Perwakilan Rakyat AS pada hari Kamis mengeluarkan dana $484 miliar untuk menambah kesulitan yang dihadapi para usaha kecil dan rumah sakit yang saat kewalahan menghadapi banyak pasien Covid-19.

Presiden Donald Trump memberi sinyal pada hari Kamis akan menandatangani RUU yang akan memperluas pedoman mengatur jarak sosial di masyarakat hingga awal musim panas mendatang.

Indeks saham MSCI di seluruh dunia juga turun 0,23%.

Di Jepang, indeks saham Nikkei turun 0,86% di tengah kekhawatiran penyebaran infeksi sebelum libur publik Golden Week.

Saham di Korea Selatan, juga turun 0,76%, sekalipun mendapat dukungan langkah-langkah selama ini untuk menahan virus corona.

Sedangkan saham Australia mengalami kenaikan 0,4% hanya untuk sektor energi dan sumber daya.


Wall Street Berakhir Bervariasi | PT Equity World



Yen sedikit berubah di angka 107,60 melawan dolar. Mata uang Jepang sempat turun setelah surat kabar Nikkei melaporkan bahwa Bank of Japan akan mempertimbangkan pembelian obligasi pemerintah tanpa batas dalam pertemuan kebijakan Senin pekan depan.

Harga minyak tetap memperpanjang rebound tentatif akibat jatuhnya harga pada pekan lalu, yang mendorong minyak mentah AS untuk pertama kalinya turun drastis. Investor masih tetap khawatir permintaan energi dan kelebihan pasokan minyak mentah.

Minyak mentah AS naik 3,94% menjadi $ 17,15 per barel, sementara minyak mentah Brent naik 3,09% menjadi $ 21,99 per barel di Asia karena beberapa produsen minyak mengatakan mereka akan memajukan penurunan produksi.

Beberapa negara mengalami keterbatasan ruang untuk menyimpan minyak mentah yang tidak mereka gunakan.

Di tempat lain pada pasar mata uang, euro menuju penurunan mingguan kedua terhadap dolar setelah Uni Eropa sepakat pada hari Kamis untuk menyiapkan dana keuangan bersama 2 triliun euro guna membantu pemulihan akibat pandemi.

Rabu, 22 April 2020

Equity World | Wall Street Menguat Seiring Pulihnya Harga Minyak Dunia

Equity World | Wall Street Menguat Seiring Pulihnya Harga Minyak Dunia

Equity World | Pasar saham Amerika Serikat, Wall Street, naik seiring dengan bangkitnya harga minyak dunia usai mengalami kejatuhan terparah dalam sejarah. Namun disisi lain, klaim tunjangan dari pengangguran di AS terus meningkat akibat dampak virus corona.

Dikutip dari CNBC, Kamis (23/4/2020), Dow Jones Industrial Average naik 456,94 poin, atau 1,99 persen menjadi 23,475,82 selama sesi perdagangan. S&P 500 naik 2,29 persen menjadi 2.799,31 sedangkan Nasdaq Composite ditutup 2,8 persen lebih tinggi pada 8.495,38.

Fluktuasi harga minyak telah membuat pasar gelisah pekan ini karena penurunan permintaan akibat virus corona dan kelebihan pasokan yang terus-menerus membuat tekanan pada harga minyak mentah.

Meskipun minyak mentah West Texas Intermediate turun lebih dari 70 persen dari level tertinggi USD 60 per barel awal tahun ini. Namun bangkitnya harga minyak menenangkan investor yang khawatir bahwa kontrak berjangka dapat jatuh kembali ke wilayah negatif seperti yang mereka lakukan pada Senin lalu.


Para Pejabat AS Sebut Agen Tiongkok Memicu Kepanikan Penduduk Amerika Lewat Pesan | Equity World


Kontrak untuk pengiriman Juni ditutup naik 19 persen menjadi USD 13,78 per barel setelah Presiden Donald Trump dalam cuitannya menyatakan bahwa ia menginstruksikan Angkatan Laut Amerika Serikat untuk menembak jatuh dan menghancurkan semua kapal perang Iran jika mereka melecehkan kapal AS di laut.

Para pelaku pasar di AS akan mencerna laporan terbaru Departemen Tenaga Kerja tentang klaim pengangguran di mana 4,3 juta pekerja lainnya diperkirakan telah mengajukan tunjangan pekan lalu.

Ini membuat jumlah total pekerja yang mengajukan tunjangan menjadi lebih dari 26 juta sejak negara-negara bagian mulai tutup pada paruh kedua Maret dalam upaya memperlambat virus.

Selasa, 21 April 2020

Equity World | Bursa Asia di Zona Merah Terseret Harga Minyak

Equity World | Bursa Asia di Zona Merah Terseret Harga Minyak

Equity World | Bursa Asia Pasifik turun pada awal perdagangan Rabu pagi (22/4/2020) karena penurunan tajam harga minyak.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 turun 1,63 persen pada awal perdagangan, sementara indeks Topix melemah 1,31 persen.

Di Korea Selatan, Kospi juga tergerus 1,3 persen, sementara indeks Kosdaq melemah 1,1 persen. Bursa saham Australia, S&P/ASX 200 turun 1,1 persen. Secara keseluruhan, indeks MSCI Asia di luar Jepang terkoreksi 0,34 persen.

Di pasar minyak, kontrak Juni acuan AS, West Texas Intermediate (WTI) pada Selasa melonjak 18,93 persen menjadi US$ 13,76 per barel. Harga minyak mentah AS mengalami penurunan tajam dalam beberapa hari terakhir, dengan kontrak Juni turun lebih dari 40 persen pada Selasa. Hal ini karena kontrak Mei WTI berakhir pada Selasa.

Sementara minyak mentah internasional Brent naik 3,05 persen menjadi US$ 19,92 per barel, setelah jatuh dari level di atas US$ 24 per barel pada Selasa.

Bursa Asia Melemah di Tengah Volatilitas Minyak dan Laporan Emiten | Equity World

"Realitas pasar minyak telah memicu penilaian kembali seluruh aset berisiko," tulis ahli strategi valuta asing senior National Australia Bank, Rodrigo Catril, dalam sebuah catatan.

Semalam di Wall Street, Dow Jones Industrial Average merosot 631,56 poin menjadi 23.018,88. S&P 500 mengakhiri perdagangan 2,7 persen lebih rendah ke 2,736.56, sedangkan Nasdaq Composite turun 3,5 persen menjadi 8.263,23.

Indeks dolar AS, yang melacak greenback terhadap sekeranjang rekan-rekannya, ditransaksikan 100,199 setelah di bawah 99,5 minggu lalu.

Yen Jepang diperdagangkan pada 107,76 per dolar setelah melemah dari di bawah 107,6 kemarin. Dolar Australia berpindah tangan pada US$ 0,6292 menyusul penurunan dari level di atas US$ 0,635 awal pekan ini.

Senin, 20 April 2020

Equity World | Bursa Asia kompak melemah terseret Wall Street dan harga minyak berjangka WTI

Equity World | Bursa Asia kompak melemah terseret Wall Street dan harga minyak berjangka WTI

Equity World | Bursa Asia dibuka melemah dan kompak berada di zona merah pada perdagangan Selasa (21/4). Pukul 08.21 WIB, indeks Nikkei 225 turun 208,23 poin atau 1,06% ke 19.460,89, Hang Seng juga turun 82,18 atau 0,34% ke 24.247,84 dan Taiex turun 85,66 poin atau 0,81% ke 10.501,05.

Sementara itu, Kospi turun 4,14 poin atau 0,22% ke 1.894,22 dan ASX 200 turun 19,21 poin atau 0,36% ke 5.333,80. Straits Times juga turun 3,24 poin atau 0,12% ke 2.594,61 dan FTSE Malaysia turun 13,26 poin atau 0,94% ke 1.399,86.

Wall Street anjlok terseret jatuhnya harga minyak dunia | Equity World

Bursa Asia kembali terseret oleh Wall Street yang kembali melemah ajlok. Bahkan pada penutupan perdagangan Senin (20/4), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun lebih dari 500 poin.

Sentimen utama yang menyeret bursa saham global datang dari pelemahan harga minyak mentah Amerika Serikat. Harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Mei 2020 berada di level negatif US$ 37,63 per barel pada penutupan perdagangan hari Senin lalu.

Ini adalah kali pertama dalam sejarah harga minyak WTI ada di bawah US$ 0 per barel. Pada pembukaan perdagangan hari ini, harga minyak WTI kontrak pengiriman Mei 2020 berhasil naik US$ 20, walau tetap ada di area negatif. 

PT Equityworld | Lockdown Mulai Kendor & Obat Gilead, Bawa Wall Street Naik 3%

PT Equityworld | Lockdown Mulai Kendor & Obat Gilead, Bawa Wall Street Naik 3%

PT Equityworld | Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, berakhir dengan kinerja impresif pada perdangangan hari terakhir pekan ini. Rencana Pemerintah AS membuka secara bertahap kebijakan 'lockdown' menjadi semangat baru bagi investor untuk lebih optimistis melihat perekonomian.

Indeks Dow Jones Industrial Average bertambah 700 poin atau 3,0% ke level 24.242,49. Indeks S&P 500 naik 2,7% menjadi 2.874,56, sedangkan Nasdaq Composite Index naik 1,4% menjadi 8.650,14.

Analis menyebutkan ada sejumlah katalis positif, termasuk laporan penelitian yang menjanjikan tentang obat Gilead Sciences yang berhasil menyembuhkan pasien penderita virus corona (covid-19). Lalu ada juga kabar dari Boeing yang menyebutkan akan melanjutkan produksi pesawat komersial AS dan rilis rancangan kebijakan dari Gedung Putih untuk membuka kembali perekonomian.

Salah satu upaya bertahap membuka perekonomian dilakukan Gubernur Texas Greg Abbott. Ia mempebolehkan kembali toko dibuka kembali untuk mengirimkan barang ke mobil atau rumah pelanggan.

Namun Abbott mengatakan sekolah Texas akan tetap ditutup untuk sisa tahun ajaran 2019-2020.

TD Ameritrade, Kepala Strategi Pasar J.J. Kinahan memperingatkan investor untuk tidak mengharapkan pemulihan akan datang dengan cepat.


Sambut Kabar Obat Corona, Wall Street Dibuka Melesat 600 Poin | PT Equityworld


"Investor tampaknya optimis bahwa ada cahaya di ujung terowongan," kata Kinahan seperti dikutip dari AFP. "Namun investor harus berhati-hati, karena 'melanjutkan' mungkin lebih lambat dari yang diharapkan."

Ketiga indeks utama AS berakhir pekan ini lebih tinggi, mengabaikan data ekonomi yang mengerikan, termasuk lonjakan klaim pengangguran dan penurunan besar dalam penjualan ritel.

Saham Boeing melonjak 14,5% setelah mengumumkan akan mulai meningkatkan produksi di pabrik pesawat komersial negara bagian Washington, membawa kembali sekitar 27.000 pekerja.

Demikian pula saham Gilead melonjak 9,7% setelah laporan berita tentang penelitian yang menjanjikan tentang obat antivirus dari pembuat obat yang sedang diuji untuk mengobati virus corona.

Sementara itu, saham Apple turun 1,4% menyusul penurunan peringkat dari Goldman Sachs, yang memperkirakan permintaan iPhone lemah karena perlambatan ekonomi.

Jumat, 17 April 2020

PT Equityworld | Bursa Saham Asia Dibuka Naik, Menunggu Rilis Ekonomi Tiongkok

PT Equityworld | Bursa Saham Asia Dibuka Naik, Menunggu Rilis Ekonomi Tiongkok

PT Equityworld | Bursa saham Asia pada Jumat (17/4/2020) dibuka naik. Investor berharap rilis data ekonomi Tiongkok yang akan dikeluarkan pemerintah setempat menunjukkan perbaikan, sebagai sinyal akan adanya pemulihan. Di Jepang, Nikkei 225 melonjak 1,97% pada awal perdagangan didorong oleh saham-saham utama, indeks Fast Retailing dan Softbank Group, masing-masing naik lebih dari 3,5%. Indeks Topix juga naik 0,99%. Kospi Korea Selatan juga melesat naik 2,66% sementara indeks Kosdaq menguat1,44%. Indeks saham bursa Australia S & P / ASX 200 naik 1,58%. Secara keseluruhan, indeks MSCI Asia ex-Jepang diperdagangkan 0,75% lebih tinggi.

Ekonomi Tiongkok Data produk domestik bruto (PDB) Tiongkok untuk kuartal pertama diperkirakan akan keluar sekitar pukul 10:00 pagi HK / SIN pada hari Jumat, bersama dengan data untuk produksi industri serta penjualan ritel untuk Maret. Investor mengamati dengan cermat data ekonomi Tiongkok dan mencari wawasan tentang besarnya dampak ekonomi dari pandemi Covid-19. Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan PDB Tiongkok turun 6,5% dari tahun lalu, penurunan tajam dari pertumbuhan 6% yang tercatat pada kuartal keempat 2019. Itu juga akan menjadi penurunan pertama kuartalan sejak 1992, ketika Tiongkok mulai melaporkan PDB. Sementara itu, sentimen positif datang dari AS terkait hasil uji coba obat Remdesivir yang diproduksi Gilead Sciences. Obat tersebut dilaporkan sangat efektif untuk menyembuhkan virus corona (Covid-19).


Bursa saham Asia diramal rebound, harga emas tertekan | PT Equityworld


Saham Gilead melonjak 14% dalam perdagangan saham berjangka (futures) setelah dilaporkan bahwa pasien Covid-19 sembuh dari gejala yang parah. Publikasi mengutip sebuah video yang diperolehnya di mana hasil uji coba obat Remdesivir di rumah sakit yang menangani Covid-19. Di sisi lain, Departemen Tenaga Kerja AS merilis data klaim pengangguran yang mencapai rekor tertinggi. Sebanyak 22 juta orang Amerika mengajukan tunjangan pengangguran selama sebulan terakhir. Meskipun demikian, beberapa investor senang dengan fakta bahwa klaim telah turun untuk minggu kedua berturut-turut.

Beberapa analis memperingatkan pemulihan ekonomi mungkin lambat dan berlarut-larut. "Beberapa orang percaya ketika krisis berakhir, semuanya akan dengan cepat kembali ke kehidupan seperti pada bulan Januari, tapi saya pikir akan ada beberapa efek yang tersisa," kata Byron Wien, wakil ketua solusi kekayaan pribadi di manajer aset Blackstone Group Inc.

Kamis, 16 April 2020

PT Equityworld | IHSG Kamis (16/4) Dibuka Turun 1,41 Persen, Ikuti Bursa Asia dan Wall Street

PT Equityworld | IHSG Kamis (16/4) Dibuka Turun 1,41 Persen, Ikuti Bursa Asia dan Wall Street

PT Equityworld | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Kamis (16/4/2020) dibuka melemah, mengikuti pergerakan Bursa Asia pagi ini, dan penutupan Wall Street.
Baru beberapa detik berjalan pukul 09.00 WIB, indeks tersungkur 1,41 persen atau 65,18 poin menjadi 4.560,72. Terpantau 119 saham melemah, 48 saham naik, dan 76 saham stagnan.
Saham Asia turun setelah sesi pelemahan mendera Wall Street, akibat data ritel, manufaktur, dan pembangunan yang kembali suram menambah kekhawatiran tentang resesi parah AS. Di sisi lain harga minyak stabil mendekati level terendah dalam dua dekade.

Bursa saham global mulai dari Sydney hingga Seoul terpantau ikut melemah, meskipun penurunan lebih dangkal daripada yang terlihat di AS semalam. S&P 500 juga tergelincir setelah indeks melemah lebih dari dari 2 persen pada Rabu (15/4/2020), ketika semua sektor utama turun.

Saham sektor finansial merosot ketika portofolio investasi Goldman Sachs Group Inc. terpukul pandemi coronavirus. Bank of America Corp dan Citigroup Inc. mengikuti saingannya dalam menyisihkan miliaran untuk kerugian pinjaman.

Dalam waktu yang sama US Treasury menahan kenaikan mereka, sedangkan dolar terus merangkak naik.

Baik laporan pendapatan perusahaan maupun data ekonomi menyoroti dampak parah dari economy shutdown yang dirancang untuk memerangi penyebaran virus corona.

Penjualan ritel AS dan output pabrik mencatat penurunan bersejarah pada bulan Maret dan proyeksi untuk bulan April tak lebih baik. Data manufaktur di negara bagian New York dan sentimen di antara para pembangun rumah Amerika turut anjlok.

Global Credit Chief Investment Officer Pacific Investment Management Co. Mark Kiesel mengatakan pihaknya tak dapat memprediksi bagaimana perekonomian pada tahun depan karena banyaknya ketidakpastian terkait pandemi.

Mengekor Wall Street, Bursa Asia Melemah Pagi Ini | PT Equityworld



“Kita belum benar-benar melalui ini, kemungkinan ada gelombang kedua [pandemi]," imbuhnya seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (16/4/2020)

Sementara itu, Presiden Donald Trump mengatakan bahwa AS telah melewati puncak pandemi, mengacu pada data kasus-kasus baru. Dia juga akan mengumumkan pedoman “diam di rumah sambil bersantai”.

Langkah tersebut baru diambil ketika Covid-19 kini telah menginfeksi 2 juta orang secara global, dengan kematian di seluruh dunia mencapai 133.000.

Di sisi lain, harga minyak naik lebih tinggi setelah jatuh pada perdagangan sebelumnya, di tengah rekor penurunan permintaan bahan bakar dan peningkatan terbesar mingguan pasokan minyak mentah domestik. Peso Meksiko mundur setelah Fitch menurunkan peringkat utang negara.

Rabu, 15 April 2020

PT Equityworld | QE dari BI & Wall Street Oke, Bakal Bawa IHSG ke Zona Hijau

PT Equityworld | QE dari BI & Wall Street Oke, Bakal Bawa IHSG ke Zona Hijau

PT Equityworld | Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu ini (15/4/2020) berpotensi menguat merespon kinerja bursa saham Amerika Serikat (AS) yang melonjak di tengah kasus kematian akibat pandemi corona di kota New York yang mereda.

Sebelumnya, pada penutupan perdagangan Selasa (14/4/2020) bursa saham Tanah Air IHSG membukukan penguatan 1,78% ke level 4.706,49 dengan rentang harga tertinggi 4.706,49 dan terendah 4.624,20, karena sentimen positif dari rilis data neraca perdagangan China yang lebih baik dari perkiraan.

Berdasarkan catatan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai transaksi pada perdagangan Selasa kemarin sebesar Rp 6,03 triliun, dengan investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) Rp 427,03 miliar di pasar reguler dan negosiasi.

Saham-saham yang mendorong kenaikan di antaranya PT Envy Technologies Indonesia Tbk (ENVY) (34,52%), PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) (17,75%), PT Soechi Lines Tbk (SOCI) (16,07%), Sedangkan PT JAPFA Tbk (JPFA) (14,77%) dan PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) (13,68%).

Sementara bursa saham Wall Street yang merupakan acuan atau barometer dari bursa saham global pada penutupan perdagangan pagi dini hari tadi mengalami penguatan setelah Gubernur New York Andrew Cuomo menyampaikan sikap optimistis tentang penyebaran pandemi corona di kota New York, yang menjadi pusat pandemi di Amerika Serikat.

Andrew Cuomo mengatakan pada hari Selasa bahwa angka kematian akibat virus corona di negara bagian AS tersebut mereda, sementara tingkat rawat inap juga tetap rendah.
Wall Street Melesat di Tengah Laporan Keuangan Bank Terbesar AS Mengkhawatirkan | PT Equityworld



Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 558,99 poin atau 2,4% menjadi 23.949,76. Indeks S&P 500 melonjak 3,1% ke 2.846,06 sedangkan indeks Nasdaq 100 naik 4% ke level 8.515,74. Saham Amazon naik ke level tertinggi sepanjang masa untuk memimpin Nasdaq lebih tinggi.

Pada pukul 07:20 WIB Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) kontrak berjangka (futures) sedikit koreksi 0,2% menjadi 23.830, sedangkan indeks S&P 500 turun 0,4% pada 2.831 dan indeks Nasdaq 100 koreksi 0,2% menjadi 8.675.

Selain itu, sentimen poistif bagi pergerakan IHSG hari ini juga datang dari Tanah Air, kemarin Bank Indonesia (BI) menetapkan sejumlah kebijakan lanjutan, termasuk meningkatkan quantitative easing (QE).

Quantitative Easing (QE) adalah salah satu kebijakan moneter yang dilakukan oleh bank sentral guna meningkatkan jumlah uang beredar.

Dimana dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG), BI melakukan berbagai kebijakan guna menjaga stabilitas eksternal termasuk nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian keuangan global yang saat ini masih relatif tinggi

Pada perdagangan pagi ini Rabu (15/4/2020) lonjakan di bursa saham Wall Street serta 'jamu" BI kemungkinan menjadi  sentimen positif IHSG untuk kembali menguat.

Selasa, 14 April 2020

PT Equityworld | Wall Street bervariasi, fokus beralih ke laporan laba perusahaan

PT Equityworld | Wall Street bervariasi, fokus beralih ke laporan laba perusahaan

PT Equityworld | Wall Street berakhir bervariasi pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), dengan Dow dan S&P 500 jatuh ketika perusahaan-perusahaan AS bersiap untuk memulai musim laporan laba kuartalan yang diperkirakan buruk karena pandemi virus corona.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 328,60 poin atau 1,39 persen, menjadi ditutup di 23.390,77 poin. Indeks S&P 500 merosot 28,19 poin atau 1,01 persen, menjadi berakhir di 2.761,63 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup meningkat 38,85 poin atau 0,48 persen, menjadi 8.192,42 poin.

Saham-saham mengurangi kerugian pada sore hari, dengan Nasdaq mencatat kenaikan tiga hari beruntun pertamanya sejak 12 Februari. Amazon.com memberikan indeks kenaikan terbesar, naik 6,2 persen ketika raksasa ritel mengatakan akan mempekerjakan 75.000 lebih banyak orang di tengah lonjakan permintaan pesanan daring.

Subsektor perbankan S&P jatuh 4,1 persen, dengan JPMorgan Chase & Co dan Wells Fargo & Co akan melaporkan keuangannya pada Selasa dan para analis memperkirakan prospek suram untuk tahun ini.

Volume lebih ringan dari biasanya karena pasar Eropa dan lainnya masih ditutup setelah Minggu Paskah, tetapi investor juga bersiap untuk berita laba dari perusahaan-perusahaan, kata Quincy Krosby, kepala strategi pasar di Prudential Financial di Newark, New Jersey.

"Apa yang Anda lihat di penghujung hari adalah investor yang duduk dengan terlalu banyak uang membeli pada saat harga merosot," kata Dennis Dick, kepala struktur pasar dan pedagang eksklusif di Bright Trading di Las Vegas. "Saya pikir tren itu terus berlanjut kecuali arus berita menjadi semakin buruk."

Beberapa ahli strategi mengatakan komentar oleh Gubernur New York Andrew Cuomo pada Senin (13/4/2020) membantu meredakan beberapa kekhawatiran investor. Cuomo mengatakan dia percaya "yang terburuk sudah berakhir" ketika rawat inap tampaknya mulai mendatar di negara bagian AS yang paling terpukul, menambahkan bahwa dia akan mengumumkan rencana terkoordinasi untuk membuka kembali bisnis.


Bursa Saham Asia Rebound Seiring Ekspektasi Pandemi Covid-19 Telah Memuncak | PT Equityworld



Stimulus moneter dan fiskal AS yang agresif dan tanda-tanda awal potensi puncak dalam kasus virus corona AS telah membantu saham pulih baru-baru ini dari aksi jual dramatis terkait dengan pandemi tersebut.

Saham Carnival Corp, Royal Caribbean Cruises dan Norwegian Cruise Line Holdings jatuh ketika Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit ASmemperpanjang "no sail order" untuk semua kapal pesiar.

Ford Motor Co (F.N) jatuh 3,9 persen setelah produsen mobil memproyeksikan kerugian triwulanan yang disesuaikan sebelum bunga dan pajak menjadi sekitar 600 juta dolar AS, dibandingkan dengan laba sebesar 2,4 miliar dolar AS setahun sebelumnya.

Senin, 13 April 2020

PT Equityworld | AUM Manajer Investasi Ini Masih Tumbuh Saat Pasar Anjlok Dihajar Wabah Corona

PT Equityworld | AUM Manajer Investasi Ini Masih Tumbuh Saat Pasar Anjlok Dihajar Wabah Corona

PT Equityworld | Dana kelolaan industri reksadana pada Maret 2020 atau kuartal I anjlok hingga 13,05 persen secara year to date jadi Rp471,4 triliun atau berada di bawah angka Rp500 triliun. Penurunan itu seiring gejolak pasar modal akibat wabah corona.

Berdasarkan laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report March 2020 yang mengolah data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pada Desember 2019 atau akhir tahun lalu, assets under management (AUM) reksadana nasional Rp542,2 triliun.

Dana kelolaan reksadana sejatinya sudah menembus Rp500 triliun pada Desember 2018, atau tepatnya pada saat itu AUM reksadana Rp507,3 triliun.

Sepanjang tiga bulan terakhir, dana kelolaan reksadana memang terus menurun dibandingkan akhir tahun lalu. Pada Januari dan Februari 2020, AUM industri reksadana masing-masing Rp537,3 triliun dan Rp525,3 triliun.

Penurunan itu seiring fluktuasi pasar modal akibat faktor eksternal atau global salah satunya wabah corona dan faktor internal, salah satunya kasus tata kelola perusahaan yang baik yang menjerat beberapa manajer investasi dalam negeri, hingga kasus Jiwasraya.

Secara tahunan (YoY), atau dibandingkan Maret 2019 yang dana kelolaan saat itu Rp515,1 triliun, maka AUM reksadana Maret 2020 turun 8,5 persen. Secara bulanan atau dibandingkan Februari 2020, industri reksadana mencatatkan penurunan dana kelolaan 10,26 persen.


Saham Semen dan Perbankan Tertekan, Indeks Bisnis-27 Ditutup Melemah | PT Equityworld



Lonjakan AUM Tertinggi YoY

Laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report March 2020 mengungkapkan dari daftar top 20 MI dana kelolaan terbesar ada beberapa nama MI yang masih membukukan lonjakan AUM pada Maret 2020 secara tahunan, di saat MI lainnya mencatatkan pertumbuhan negatif atau hanya tumbuh tipis.

Beberapa MI yang menonjol lonjakan AUMnya pada Maret 2020 adalah PT Sucorinvest Asset Management, PT Principal Asset Management dan PT BNI Asset Management. Pada Maret 2020, secara tahunan AUM Sucor AM melonjak 57 persen, Principal AM 23 persen, dan BNI-AM 22 persen.

Pada Maret 2020, dana kelolaan reksadana Sucor AM Rp9,73 triliun atau meraih pangsa pasar 2 persen dari industri. Meskipun secara tahunan melonjak, sejatinya seiring industri, AUM Sucor AM juga menyusut 12 persen MoM dan minus 4 persen YtD. Sucor berada di ranking 16 pada Maret tahun ini.

Direktur Utama PT Sucorinvest Asset Management, Jemmy Paul Wawointana, menyatakan meskipun pasar modal nasional dan global anjlok dihantam sentimen negatif wabah virus corona, namun kinerja perseroan masih berhasil membukukan net subscription reksadana. Hingga akhir tahun ini perseroan menargetkan dapat mencapai dana kelolaan Rp15 triliun. "Sejak awal bulan Maret ini AUM kami telah tumbuh Rp1 triliun," ujarnya kepada Bareksa (23/3/2020) lalu.

Selanjutnya Principal AM yang juga membukukan pangsa pasar 2 persen, mengelola AUM reksadana Rp7,99 triliun pada Maret 2020. Secara bulanan AUM Principal AM turun 10 persen dan YtD minus 12 persen. Principal AM berada di posisi 18 dalam daftar MI dana kelolaan terbesar.

Kemudian BNI-AM yang membukukan dana kelolaan Rp20,21 triliun pada Maret 2020 dan market share 4 persen. Perseroan berada di rangking 9 pada Maret 2020. BNI-AM mencatatkan penurunan AUM 8 persen secara bulanan dan stagnan secara YtD.

Direktur Utama BNI-AM, Reita Farianti sebelumnya menyatakan perseroan menargetkan kenaikan AUM 35 persen pada 2020. AUM BNI-AM dari Rp16,09 triliun di 2018 naik menjadi Rp21.37 triliun pada akhir Desember 2019.

"Kalau 2019 dibandingkan 2018 total AUM kita berhasil tumbuh sekitar 35 persen, maka di 2020 kita ingin mengulangi AUM bisa tumbuh 35 persen," ujarnya Januari lalu.

Kamis, 09 April 2020

PT Equityworld | Mayoritas Bursa Asia Hijau, tapi Bursa RI & Jepang Merah

PT Equityworld | Mayoritas Bursa Asia Hijau, tapi Bursa RI & Jepang Merah

PT Equityworld | Bursa saham di kawasan Asia pada perdagangan Kamis ini (9/4/2020) mayoritas menguat merespons lonjakan yang terjadi di bursa saham AS, Wall Street.

Data perdagangan mencatat, pasar saham China daratan menguat di awal perdagangan, dengan indeks Shanghai Composite naik 0,4%, sementara Shenzhen menguat 0,57%. Indeks Hang Seng Hong Kong juga naik 1,55%, sedangkan Bursa saham di Australia, Indeks acuan S&P/ASX 200 naik 0,6%.

Sementara di Korea Selatan, indeks Kospi terapresiasi 0,92% karena saham produsen mobil Hyundai Motor melonjak lebih dari 5%, sementara indeks Kosdaq naik 0,75%. Bank of Korea mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah di level 0,75% seperti diberitakan Reuters.

Adapun di Jepang, indeks Nikkei 225 turun 0,51%, dengan saham eksportir utama bergerak lebih rendah. Saham Mitsubishi Electric turun lebih dari 1%, Canon lebih ambles 1% dan Panasonic merosot 0,1 %, sedangkan Sony naik 0,4%. Sementara saham unggulan yakni SoftBank naik lebih dari 2%, sedangkan Fast Retailing turun 0,2%.

Sentimen positis muncul dari bursa saham Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Kamis dini hari tadi yang mengalami lonjakan karena optimisme investor yang tumbuh akibat kurva infeksi dari pandemi virus corona menunjukkan kestabilan atau melambat.
Bursa Saham Asia Masih Tertekan, Efek Corona Belum Hilang | PT Equityworld



Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melonjak 779,71 poin atau 3,4% menjadi 23.433,57, Nasdaq melonjak 203,64 poin atau 2,6% menjadi 8.090,90 dan S&P 500 melonjak 90,57 poin atau 3,4% menjadi 2.749,98.

Data dari Johns Hopkins University menunjukkan kasus virus corona yang dikonfirmasi di AS telah mencapai lebih dari 400.000, terbanyak di dunia. Namun, data terbaru dari universitas juga menunjukkan bahwa jumlah kasus baru telah menurun dalam beberapa hari terakhir setelah mencapai puncaknya pada Jumat lalu.

Dari bursa Tanah Air, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan pagi ini pukul 09:50 WIB kembali tertekan yang turun 0,78% ke level 4.590,31, dengan nilai transaksi tercatat Rp 1,7 triliun.

Rabu, 08 April 2020

PT Equityworld | Bursa Saham Asia Pasifik Bergerak Variatif di Tengah Upaya Penanganan Corona

PT Equityworld | Bursa Saham Asia Pasifik Bergerak Variatif di Tengah Upaya Penanganan Corona

PT Equityworld | Saham-saham di Asia Pasifik bergerak variatif pada perdagangan Rabu pekan ini. Hal tersebut karena negara-negara di kawasan itu terus melakukan langkah-langkah untuk memerangi pandemi virus corona.

Dikutip dari CNBC, Rabu (8/3/2020), saham-saham di Australia memimpin kerugian di antara pasar-pasar utama di kawasan Asia Pasifik, dengan S&P / ASX 200 menurun 1,28 persen karena saham bank-bank besar seperti Commonwealth Bank of Australia dan Westpac masing-masing turun lebih dari 2 persen.

Di Jepang, Nikkei 225 turun di perdagangan pagi hari, sementara indeks Topix 0,15 persen lebih tinggi. Di Korea Selatan, Kospi merosot 0,4 persen, sementara indeks Kosdaq naik 0,16 persen.

Secara keseluruhan, indeks MSCI Asia ex-Jepang diperdagangkan 0,35 persen lebih rendah.

Perkembangan pada pandemi global coronavirus kemungkinan akan terus menjadi fokus para investor, dengan langkah-langkah jarak sosial yang lebih ketat sedang dilaksanakan oleh negara-negara regional dalam beberapa hari terakhir untuk mengekang penyebaran penyakit.


Bursa Saham Asia Dibuka Terkoreksi | PT Equityworld


Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe pada Selasa menyatakan keadaan darurat untuk memerangi infeksi virus corona di pusat-pusat populasi utama.

Singapura juga mengesahkan serangkaian undang-undang yang melarang pertemuan sosial dalam ukuran apa pun di area pribadi dan publik, menurut laporan media setempat.

Sementara itu, China mencabut pembatasan perjalanan di Wuhan, pusat virus di Cina daratan, mulai Rabu, menandai berakhirnya penutupan yang dimulai pada 23 Januari.

Secara global, lebih dari 1,4 juta telah terinfeksi oleh coronavirus sejauh ini sementara setidaknya 81.000 nyawa telah diambil, menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas John Hopkins.

Selasa, 07 April 2020

PT Equityworld | Asing Keluar, IHSG Berbalik Arah & Merah Sendirian di Asia

PT Equityworld | Asing Keluar, IHSG Berbalik Arah & Merah Sendirian di Asia

PT Equityworld | Sempat menguat di awal perdagangan, kini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah dan bergerak di zona merah.

IHSG sempat mencatatkan penguatan 3% dan menuju level psikologis 5.000. Namun pada 10.45 WIB, IHSG melorot 1,74% ke level 4.728,32. Nilai transaksi yang tercatat mencapai Rp 4,9 triliun.

Investor asing masih terlihat menjaga jarak dari bursa saham tanah air. Hal ini terlihat dari posisi net sell asing yang mencapai Rp 331,8 miliar di seluruh pasar.

Sejak awal tahun investor asing memang cenderung keluar dari pasar saham RI. Aksi jual bersih asing hingga kemarin mencapai Rp 11,63 triliun.

Lima saham yang menjadi penggerak IHSG masih didominasi oleh saham berkapitalisasi besar dan perbankan. Saham-saham tersebut antara lain saham BBRI dengan nilai transaksi total mencapai Rp 714,97 miliar. Ada pula BBCA dan TLKM dengan nilai transaksi masing-masing sebesar Rp 396,16 miliar dan Rp 215,29 miliar.

Sementara itu dua saham emiten perbankan pelat merah lain yang juga jadi penggerak indeks adalah BMRI dan BBNI yang masing-masing nilai transaksinya mencapai Rp 200,25 miliar dan Rp 192,63 miliar.

Kabar baik dari luar negeri berupa, pertambahan kasus infeksi virus corona yang terlihat mulai melambat, pengembangan vaksin dan obat untuk melawan corona yang sangat pesat hingga potensi rujuknya Arab-Rusia dampaknya tak berlangsung lama.

IHSG berbalik arah seiring dengan rilis data cadangan devisa (cadev) Bank Indonesia (BI) periode Maret 2020. BI melaporkan cadangan devisa per akhir Maret 2020 sebesar US$ 121 miliar. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yaitu US$ 130,4 miliar.

Penurunan cadangan devisa antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan keperluan stabilisasi nilai tukar rupiah di tengah kondisi yang di luar normal (extraordinary) karena kepanikan di pasar keuangan global dipicu pandemi COVID-19 secara cepat dan meluas ke seluruh dunia.

Kepanikan pasar keuangan global dimaksud telah mendorong aliran modal keluar Indonesia dan meningkatkan tekanan rupiah khususnya pada minggu kedua dan ketiga Maret 2020.

Miris memang, koreksi yang terjadi pada IHSG saat ini membuat bursa saham tanah air bergerak di zona merah sendirian ketika bursa saham Asia lainnya menguat. Pada 10.40 WIB mayoritas bursa kawasan utama Benua Kuning menguat.

Indeks Shang Hai Composite menguat 1,69%, Hang Seng bertambah 0,55%, Topix naik 0,88%, KLCI terkerek 1,14%, PSEI tumbuh 1,44%, Straits Times melesat 1,81%, KOSPI melompat 0,47%, Taiwan Weighted terapresiasi 1,58% dan SETi terangkat 3,35%.
Wall Street Menghijau, 3 Indeks Naik Lebih dari 7 Persen  | PT Equityworld


Faktor lain yang juga membuat IHSG menjadi bursa saham yang terkoreksi sendirian di Asia adalah adanya indikasi investor kembali ragu dengan penanganan wabah corona yang juga merebak di tanah air. Indonesia menjadi negara yang melakukan testing dengan size yang paling sedikit dibanding negara lain.

Reuters melaporkan, untuk 1 juta orang Indonesia tes corona hanya dilakukan untuk 36 orang saja. Padahal negara-negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia masing-masing sebanyak 6.666 dan 1.605. Sementara itu, Korea Selatan menjadi negara yang melakukan rapid testing terbanyak dengan populasi mencapai 8.996 orang per 1 juta populasi.

Jika penanganan wabah corona di tanah air terutama intervensi di sektor kesehatan masyarakat tidak efektif maka bukan tidak mungkin bursa saham tanah air akan kena ganjarannya lagi dan kembali terbenam di zona pesakitan

Senin, 06 April 2020

PT Equityworld | Pasar Saham di Asia Pasifik Menanjak, Harga Minyak Drop

PT Equityworld | Pasar Saham di Asia Pasifik Menanjak, Harga Minyak Drop

PT Equityworld | Pasar saham di Asia Pasifik menguat di tengah jadwal pertemuan antara Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutu-sekutunya, yang semula dijadwalkan akan berlangsung hari ini namun kemudian tertunda.

Melansir laman CNBC, Senin (6/4/2020), indeks Kospi Korea Selatan melonjak 1,02 persen pada awal perdagangan, sementara indeks Kosdaq naik 1,25 persen. Di Jepang, Nikkei 225 sebagian besar mendatar sedangkan indeks Topix naik 0,1 persen.

Sementara itu, saham di Australia naik, dengan S&P/ASX 200 naik 0,65 persen. Secara keseluruhan, indeks MSCI Asia ex-Jepang diperdagangkan sedikit lebih tinggi. Sementara pasar di China ditutup pada hari Senin.

Pasar saham kali ini dipengaruhi investor yang fokus pada harga minyak setelah pertemuan antara OPEC dan sekutunya - secara kolektif disebut OPEC + - yang tertunda meningkatkan kekhawatiran bahwa pengurangan produksi mungkin menghadapi tantangan.

Bursa Pagi: Asia Dibuka Naik, Dukung Peluang Laju IHSG | PT Equityworld



Harga minyak jatuh pada pagi hari di Asia, dengan patokan minyak mentah berjangka internasional Brent turun 6,57 persen menjadi USD 31,87 per barel. Minyak mentah berjangka AS juga turun 8,33 persen menjadi USD 25,98 per barel.

Pergerakan itu terjadi setelah Brent dan minyak mentah berjangka AS melonjak minggu lalu ke mingguan terbaiknya, usai Arab Saudi menyerukan pertemuan OPEC +, menandakan mungkin adanya kemajuan pada pengurangan produksi.

Tetapi ketegangan antara Arab Saudi dan Rusia meningkat pada hari Jumat, dan pertemuan itu sekarang "kemungkinan" akan diadakan pada hari Kamis, menurut sumber yang akrab dengan masalah tersebut.

Jumat, 03 April 2020

Equityworld Futures | Arab Saudi dan Rusia Sepakat Pangkas Produksi Minyak, Wall Street Melesat

Equityworld Futures | Arab Saudi dan Rusia Sepakat Pangkas Produksi Minyak, Wall Street Melesat

Equityworld Futures | Ketiga indeks utama Wall Street ditutup menguat pada Kamis (2/4). 'Gencatan senjata' antara Arab Saudi dan Rusia mendorong kenaikan harga minyak hingga 22 persen.

Bahkan kenaikan harga minyak itu mampu menutup sentimen jumlah pengangguran yang sekitar 6 juta orang di AS akibat pandemi virus corona.
Dilansir Reuters, Jumat (3/4), Dow Jones Industrial Average naik 377,55 poin atau 1,80 persen pada 21,321,06, indeks S&P 500 naik 49,73 poin atau 2,01 persen pada 2,520,23, dan Nasdaq Composite naik 112,09 poin atau 1,52 persen pada 7,472,67.
Indeks energi S&P, yang terus menurun selama setengah tahun ini, juga ikut naik 10 persen. Saham Exxon Mobil Corp dan Chevron Corp memimpin kenaikan hampir 2 persen untuk S&P 500 dan Dow Jones.
Pemerintah Saudi meminta adanya pertemuan darurat pada produsen minyak dunia. Presiden AS Donald Trump pun berharap Saudi dan Rusia akan memangkas produksi sebanyak 10 juta hingga 15 juta barel per hari.

"Itu benar-benar angka yang menonjol, tapi pada akhirnya tidak benar-benar menggambarkan seluruh cerita. Pertanyaan sebenarnya adalah apa yang terjadi pada akhir tahun,” kata Shawn Snyder, kepala strategi investasi di Citi Personal Wealth Management di New York.

Wall Street berakhir menguat didukung reli saham energi | Equityworld Futures


Harga minyak mentah WTI berjangka naik 24,7 persen dan Brent naik 21,5 persen, persentase kenaikan harian terbesar dalam sejarah.
Brent mencatat rekor kenaikan harian yang pernah ada, namun harga masih jauh untuk memulihkan kerugian besar selama bulan lalu.
Kenaikan harga minyak saat ini pun belum cukup untuk menyelamatkan beberapa perusahaan AS yang kini berada di ambang kebangkrutan akibat permintaan turun yang ditimbulkan COVID-19.
Boeing Co, produsen pesawat yang dulu merupakan simbol kekuatan industri AS, telah menawarkan paket pembelian dan pensiun dini kepada karyawannya.

Sementara itu, klaim awal untuk tunjangan pengangguran di AS selama bulan lalu naik menjadi 6,65 juta, lebih tinggi dari target 5,25 juta orang.
Daftar top gainers pada benchmark S&P 500 didominasi oleh perusahaan minyak. Apache Corp, Diamondback Energy Inc, dan Helmerich Payne naik antara 14-16 persen.
Hanya saham Walgreens yang turun 7 persen, setelah ritel toko obat ini melaporkan penjualan yang menurun tajam selama Maret 2020.

Kamis, 02 April 2020

Equityworld Futures | Wall Street tenggelam, pandemi virus corona semakin mencemaskan

Equityworld Futures | Wall Street tenggelam, pandemi virus corona semakin mencemaskan

Equityworld Futures | Indeks Dow Jones jatuh lebih dari 700 poin pada perdagangan Rabu (1/4). Dipicu larinya para investor ke aset safe haven setelah data ekonomi ISM Manufaktur pada Maret turun menjadi 49,1 yang arti mengalami kontraksi.

Melansir Reuters, pukul 9:56 waktu setempat, Dow Jones Industrial Average turun 658,21 poin atau 3,00%, pada 21.258,95, S&P 500 turun 82,63 poin atau 3,20% pada 2.501,96. Sedangkan indeks Nasdaq Composite turun 213,20 poin atau 2,77% pada 7.486,90.

"Tidak ada cara mudah untuk mengukur baik shutdown ekonomi atau bagaimana pemulihan akhirnya akan terlihat seperti inisiatif kebijakan moneter dan fiskal sama bersejarahnya dengan penurunan ekonomi," kata Art Hogan, kepala analis di National Securities New York.



Dampak Virus Corona ke Ekonomi Diprediksi Berlangsung Lama, Wall Street Tertekan | Equityworld Futures


Pada hari Selasa (31/3), Presiden AS Donald Trump memperingatkan bakal lebih "menyakitkan" dalam dua pekan ke depan atas kasus kematian terkait virus corona (covid-19). Bahkan setelah langkah-langkah jarak sosial dijalankan secara ketat.

Pejabat Gedung Putih memproyeksikan antara 100.000 dan 240.000 kematian akibat virus corona di AS.

"Bicara tentang titik terendah di pasar ekuitas tampaknya masih terlalu dini mengingat terus meningkatnya tingkat infeksi dan kematian di seluruh Eropa dan Amerika Serikat," kata Michael Hewson, kepala analis pasar CMC Markets di London.

Rabu, 01 April 2020

Equityworld Futures | IHSG Sesi I Naik Tipis 0,3% di Tengah Penurunan Bursa Saham Asia

Equityworld Futures | IHSG Sesi I Naik Tipis 0,3% di Tengah Penurunan Bursa Saham Asia

Equityworld Futures | Indeks harga saham gabungan pada sesi pertama perdagangan Rabu (1/4) ditutup menguat 0,36% di level 4.555,34. IHSG dibuka turun 0,61% di level 4.510,88, tapi sempat naik hingga 1,94% di level 4.627,41. Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus telah memprediksi terjadi volatitas pada pergerakan indeks. "Baik kenaikkan maupun penurunan, keduanya memiliki potensi yang sama," ujar Nico dalam risetnya Rabu (1/4).

Menurutnya, sentimen mengenai penyebaran virus corona masih memengaruhi pasar. Apalagi, terdapat potensi korban lebih banyak di Amerika Serikat.

Meski begitu, paket stimulus Jepang dan data perekonomian Tiongkok dinilai dapat menjadi obat kuat perdagangan hari ini. Data menunjukkan aktivitas ekonomi negara itu mulai bangkit setelah sebelumnya terpukul. "Tentu hal ini menandakan bahwa perekonomian China kembali tumbuh meskipun permintaan dari luar masih melemah," kata Nico. Pada perdagangan sesi pertama ini, ada 3,25 miliar unit saham yang ditransaksikan dengan nilai yang mencapai Rp 3,55 triliun. Penguatan yang mulai terbatas ini, membuat ada 187 saham yang ditutup menguat, 173 saham ditutup di zona merah, dan 139 saham yang stagnan.


Bursa Global Terburuk Dalam 10 Tahun Terakhir, Pasar Saham Asia Variatif  | Equityworld Futures


Sektor saham yang pada perdagangan sesi pertama ini menguat signifikan adalah industri dasar sebesar 4,2%. Harga saham PT Barito Pacific Tbk atau BRPT menjadi melesat hingga 16,55% di Rp 845. Lalu PT Chandra Asri Petrochemical Tbk juga mencatatkan kenaikan harga saham mencapai 7,62% Rp 5.650. Kenaikan IHSG terjadi di tengah penurunan bursa saham utama Asia. Hingga pukul 13.00 WIB, Nikkei 225 Index di Jepang turun 3,55%, Hang Seng Index 2,26%, Strait Times Index 0,28, dan Kospi 1,51%.