Selasa, 07 April 2020

PT Equityworld | Asing Keluar, IHSG Berbalik Arah & Merah Sendirian di Asia

PT Equityworld | Asing Keluar, IHSG Berbalik Arah & Merah Sendirian di Asia

PT Equityworld | Sempat menguat di awal perdagangan, kini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah dan bergerak di zona merah.

IHSG sempat mencatatkan penguatan 3% dan menuju level psikologis 5.000. Namun pada 10.45 WIB, IHSG melorot 1,74% ke level 4.728,32. Nilai transaksi yang tercatat mencapai Rp 4,9 triliun.

Investor asing masih terlihat menjaga jarak dari bursa saham tanah air. Hal ini terlihat dari posisi net sell asing yang mencapai Rp 331,8 miliar di seluruh pasar.

Sejak awal tahun investor asing memang cenderung keluar dari pasar saham RI. Aksi jual bersih asing hingga kemarin mencapai Rp 11,63 triliun.

Lima saham yang menjadi penggerak IHSG masih didominasi oleh saham berkapitalisasi besar dan perbankan. Saham-saham tersebut antara lain saham BBRI dengan nilai transaksi total mencapai Rp 714,97 miliar. Ada pula BBCA dan TLKM dengan nilai transaksi masing-masing sebesar Rp 396,16 miliar dan Rp 215,29 miliar.

Sementara itu dua saham emiten perbankan pelat merah lain yang juga jadi penggerak indeks adalah BMRI dan BBNI yang masing-masing nilai transaksinya mencapai Rp 200,25 miliar dan Rp 192,63 miliar.

Kabar baik dari luar negeri berupa, pertambahan kasus infeksi virus corona yang terlihat mulai melambat, pengembangan vaksin dan obat untuk melawan corona yang sangat pesat hingga potensi rujuknya Arab-Rusia dampaknya tak berlangsung lama.

IHSG berbalik arah seiring dengan rilis data cadangan devisa (cadev) Bank Indonesia (BI) periode Maret 2020. BI melaporkan cadangan devisa per akhir Maret 2020 sebesar US$ 121 miliar. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yaitu US$ 130,4 miliar.

Penurunan cadangan devisa antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan keperluan stabilisasi nilai tukar rupiah di tengah kondisi yang di luar normal (extraordinary) karena kepanikan di pasar keuangan global dipicu pandemi COVID-19 secara cepat dan meluas ke seluruh dunia.

Kepanikan pasar keuangan global dimaksud telah mendorong aliran modal keluar Indonesia dan meningkatkan tekanan rupiah khususnya pada minggu kedua dan ketiga Maret 2020.

Miris memang, koreksi yang terjadi pada IHSG saat ini membuat bursa saham tanah air bergerak di zona merah sendirian ketika bursa saham Asia lainnya menguat. Pada 10.40 WIB mayoritas bursa kawasan utama Benua Kuning menguat.

Indeks Shang Hai Composite menguat 1,69%, Hang Seng bertambah 0,55%, Topix naik 0,88%, KLCI terkerek 1,14%, PSEI tumbuh 1,44%, Straits Times melesat 1,81%, KOSPI melompat 0,47%, Taiwan Weighted terapresiasi 1,58% dan SETi terangkat 3,35%.
Wall Street Menghijau, 3 Indeks Naik Lebih dari 7 Persen  | PT Equityworld


Faktor lain yang juga membuat IHSG menjadi bursa saham yang terkoreksi sendirian di Asia adalah adanya indikasi investor kembali ragu dengan penanganan wabah corona yang juga merebak di tanah air. Indonesia menjadi negara yang melakukan testing dengan size yang paling sedikit dibanding negara lain.

Reuters melaporkan, untuk 1 juta orang Indonesia tes corona hanya dilakukan untuk 36 orang saja. Padahal negara-negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia masing-masing sebanyak 6.666 dan 1.605. Sementara itu, Korea Selatan menjadi negara yang melakukan rapid testing terbanyak dengan populasi mencapai 8.996 orang per 1 juta populasi.

Jika penanganan wabah corona di tanah air terutama intervensi di sektor kesehatan masyarakat tidak efektif maka bukan tidak mungkin bursa saham tanah air akan kena ganjarannya lagi dan kembali terbenam di zona pesakitan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar