Minggu, 27 November 2022

Equity World | Covid-19 China Mengkhawatirkan Lagi, Bursa Asia Dibuka Ambles

Equity World | Covid-19 China Mengkhawatirkan Lagi, Bursa Asia Dibuka Ambles

Equity World | Bursa Asia-Pasifik dibuka cenderung terkoreksi pada perdagangan Senin (28/11/2022), di mana investor akan berfokus pada kondisi pandemi Covid-19 di China.

Equity World | Rupiah Tembus Rp 15.700/US$, Ringgit Malaysia Menguat Tajam! 

Indeks Nikkei 225 Jepang dibuka melemah 0,24%, Hang Seng Hong Kong ambruk 3,91%, Shanghai Composite China ambles 1,5%, Straits Times Singapura terkoreksi 0,45%, ASX 200 Australia terpangkas 0,48%, dan KOSPI Korea Selatan merosot 0,82%.

Kebijakan pembatasan wilayah (lockdown) secara ketat yang masih diberlakukan di China membuat masyarakat geram dan melakukan demonstrasi besar-besaran di seluruh China. Hal ini dilakukan masyarakat juga sebagai bentuk penolakan akan kebijakn nol-Covid (Zero Covid).

Ratusan pengunjuk rasa dan polisi bentrok di Shanghai pada Minggu malam waktu setempat, ketika protes atas pembatasan Covid-19 yang ketat di China berlangsung untuk hari ketiga dan menyebar ke beberapa kota.

Gelombang protes sipil belum pernah terjadi sebelumnya di China daratan sejak Presiden Xi Jinping mengambil alih kekuasaan satu dekade lalu. Kini. warga diselimuti rasa frustrasi atas kebijakan nol-Covid dari Xi Jinping 3 tahun setelah pandemi merebak.

Di lain sisi, kebijakan Zero Covid juga dapat mengancam kembali perekonomian China, di mana ekonomi Negeri Panda bakal kembali melambat dan tak kunjung pulih jika kebijakan ini terus diterapkan. 

Alhasil, pasar khawatir bahwa hal ini akan berdampak ke perekonomian global, apalagi China merupakan Negara Ekonomi terbesar kedua di dunia.

Kondisi pandemi Covid-19 yang kembali mengkhawatirkan membuat pemerintah China terus memberlakukan kebijakan Zero Covid. Per Sabtu lalu, China melaporkan 39.791 infeksi Covid-19 baru, di mana 3.709 di antaranya bergejala dan 36.082 tidak menunjukkan gejala.

Rekor tersebut bahkan belum termasuk angka infeksi impor, dimana China melaporkan 39.506 kasus lokal baru, 3.648 di antaranya bergejala dan 35.858 tidak bergejala, naik dari 34.909 sehari sebelumnya.

Terkait hal ini, otoritas kesehatan kota Beijing memperketat pencegahan dan pengendalian pandemi Covid-19. Selain menutup sekolahan, restoran, dan pusat keramaian, otoritas setempat juga memberlakukan lockdown secara parsial.

Distrik Chaoyang yang merupakan kawasan perkantoran dan perwakilan pemerintah asing serta kawasan permukiman bagi warga asing itu paling parah terkena lonjakan kasus Covid-19 terkini.

Alhasil, pasar khawatir bahwa hal ini akan berdampak ke perekonomian global, apalagi China merupakan Negara Ekonomi terbesar kedua di dunia.

Kondisi pandemi Covid-19 yang kembali mengkhawatirkan membuat pemerintah China terus memberlakukan kebijakan Zero Covid. Per Sabtu lalu, China melaporkan 39.791 infeksi Covid-19 baru, di mana 3.709 di antaranya bergejala dan 36.082 tidak menunjukkan gejala.

Rekor tersebut bahkan belum termasuk angka infeksi impor, dimana China melaporkan 39.506 kasus lokal baru, 3.648 di antaranya bergejala dan 35.858 tidak bergejala, naik dari 34.909 sehari sebelumnya.

Terkait hal ini, otoritas kesehatan kota Beijing memperketat pencegahan dan pengendalian pandemi Covid-19. Selain menutup sekolahan, restoran, dan pusat keramaian, otoritas setempat juga memberlakukan lockdown secara parsial.

Distrik Chaoyang yang merupakan kawasan perkantoran dan perwakilan pemerintah asing serta kawasan permukiman bagi warga asing itu paling parah terkena lonjakan kasus Covid-19 terkini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar