Senin, 14 Februari 2022

PT Equity World | Perang Dunia 3 di Depan Mata, Siapa Jadi Juaranya? Emas!

PT Equity World | Panasnya tensi geopolitik antara Rusia dan Ukraina, atau yang disebut-sebut sebagai 'Perang Dunia III' ini membuat harga sebuah aset melesat. Aset tersebut tak lain adalah aset safe haven, emas.

Edward Moya, analis pasar senior di OANDA mengatakan jika serangan militer dilakukan harga emas berpeluang kembali ke US$ 1.900/troy ons.

Rekomendasi Harian Indeks Nikkei 15 Februari 2022 | PT Equity World

"Harga emas melesat setelah Amerika Serikat yakin Presiden Vladimir Putin akan menginvasi Ukraina dan sudah mengatakan hal tersebut kepada militer Rusia. Jika benar serangan militer terjadi harga emas akan melesat ke US$ 1.900/troy ons," kata Moya.

Pekan lalu, berdasarkan data Investing, harga emas dunia berada di level US$ 1.858/troy ons. Selain naik 1,75%, level harga ini merupakan level tertinggi sejak 18 November tahun lalu. Lonjakan harga tersebut juga membuat harga emas telah lompat lebih dari 2,8% dalam sepekan.

Harga emas memang sedang dalam tren naik. Dalam sepekan terakhir, harga sang logam mulia melesat nyaris 3% secara point-to-point.

Meski ada kecemasan Perang Dunia III, masih ada harapan perang tidak akan terjadi.

Sergei Lavrov, Menteri Luar Negeri Rusia, merekomendasikan kepada Presiden Vladimir Putin untuk menempuh jalan diplomasi. Menurut Lavrov, Amerika Serikat (AS) sudah memberikan proposal yang konkret untuk mengurangi risiko konfrontasi bersenjata.

"Peluang itu ada. Saat ini, saya merekomendasikan memperbanyak peluang tersebut," kata Lavrov, seperti diwartakan Reuters.

Komentar Lavrov seakan meredakan ketegangan. Sebelumnya, AS menyebut Rusia bisa kapan saja menginvasi Ukraina. Bahkan laporan intelijen AS menyebut serangan kemungkinan terjadi pada Rabu besok (16/2/2022), yang akan memicu Perang Dunia III.

George Ball, CEO Sanders Morris Harris, menyebut ketegangan di Ukraina datang pada saat yang tidak tepat yakni ketika inflasi sedang tinggi dan suku bunga bakal naik. Oleh karena itu, meredanya friksi Ukraina-Rusia akan membawa kelegaan di benak pelaku pasar (dan seluruh dunia).

"Jika konflik bersenjata antara Rusia dan Ukraina bisa dihindari, maka akan memberikan kelegaan. Namun masih banyak kekhawatiran menunggu," sebut Ball, seperti dikutip dari Reuters.

Namun, pihak Ukraina sepertinya masih menilai bahwa Rusia bisa menyerang kapan saja. Volodymyr Zelenskiy, Presiden Ukraina, menyatakan ada kemungkinan invasi Rusia terjadi pada 16 Februari atau Rabu ini.

"Kami mendesak para pejabat pemerintah, politisi, dan dunia usaha yang telah meninggalkan Ukraina untuk kembali dalam 24 jam. Kami sudah diberi tahu bahwa 16 Februari akan menjadi hari serangan Rusia. Kita akan membuat hari itu sebagai hari persatuan," terang Zelenskiy, seperti dikutip dari Reuters.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar