PT Equity World | Alamak! Ada Kabar Buruk, Bursa Asia 'Kebakaran' Pagi Ini
PT Equity World | Bursa Asia dibuka di zona merah pada perdagangan akhir pekan Jumat (19/3/2021), setelah imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) yang naik siginifikan dan kembali menyentuh rekor tertinggi sejak Januari 2020.
Tercatat indeks Nikkei Jepang dibuka merosot 0,99%, Hang Seng Hong Kong dibuka terkoreksi 0,8%, Shanghai Composite China longsor 1,15%, Straits Times Index (STI) Singapura melemah 0,21%, dan KOSPI Korea Selatan ambles 1,13%.
Pada hari ini, bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) akan mengumumkan kebijakan suku bunga acuannya, pada pukul 11:00 waktu setempat atau pukul 10:00 WIB.
Pengumuman itu diyakini bakal membuat kebijakan BoJ lebih sustainable di saat pukulan terhadap ekonomi akibat pandemi Covid-19 telah menyulitkan bank sentral mengejar target inflasi 2%.
Sementara itu, bursa saham Asia cenderung mengikuti bursa saham AS, Wall Street yang ditutup berjatuhan pada perdagangan Kamis (18/3/2021) kemarin waktu AS.
Yuk Bisa Cuan Yuk, Ini Saham Pilihan Jelang Weekend | PT Equity World
Beralih ke AS, bursa saham New York (Wall Street) terpelanting ke zona merah, menyusul aksi jual masif terhadap saham-saham teknologi di tengah kenaikan lagi imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS dan memburuknya angka pengangguran.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melemah 0,46% ke level 32.862,3, S&P 500 ambles 1,48% ke 3.915,46, dan Nasdaq Composite yang berisikan saham-saham teknologi longsor 3,02% ke 13.116,17.
Hal ini terjadi setelah yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun kembali lompat 11 basis poin menjadi 1,75%, menjadi yang tertinggi sejak Januari 2020 setelah Rapat Komite Terbuka Federal (Federal Open Committee Meeting/FOMC).
Sementara itu, yield obligasi pemerintah AS tenor 30 tahun naik 6 basis poin dan menembus 2,5% atau pertama kali sejak Agustus 2019. Kenaikan imbal hasil obligasi membuat emiten teknologi yang secara natural rajin menerbitkan obligasi menghadapi kenaikan beban.
"Risiko kenaikan imbal hasil terlalu cepat masih menjadi kunci kecemasan," tutur Craig Johnson, perencana pasar teknikal Piper Sandler, seperti dikutip CNBC International.
Di satu sisi, yield obligasi yang tinggi membuat kredit perbankan menjadi lebih menarik ketimbang emisi surat utang. Saham perbankan pun menguat seperti U.S. Bancorp (+3,3%), Wells Fargo (+2,4%), JPMorgan (+1,7%), dan Bank of America (+2,6%).
Namun sebaliknya, situasi itu menjadi kabar buruk bagi saham teknologi yang memang banyak menerbitkan obligasi. Saham Apple, Amazon, dan Netflix anjlok lebih dari 3%, mengekor Tesla yang ambruk 7%.
Dari data ketenagakerjaan AS, klaim awal tunjangan pengangguran pekan lalu juga membagikan sentimen negatif karena ternyata lebih buruk dari ekspektasi.
Ekonom dalam polling Dow Jones memperkirakan 700.000 klaim pengangguran pekan lalu, turun dari 712.000 sepekan sebelum itu. Namun faktanya, ada 770.000 penganggur baru.
Kabar buruk ini membenamkan kabar bagus dari rilis data indeks manufaktur Federal Reserve Philadelphia yang menunjukkan angka 51,8, atau jauh melampaui konsensus yang dikompilasi Dow Jones sebesar 22, dan merupakan level tertingginya sejak tahun 1973.
Rilis data pengangguran itu seolah mengoreksi proyeksi The Fed yang optimistis dengan prediksi pertumbuhan ekonomi AS sebesar 6,5% pada 2021, inflasi 2,2% dan pengangguran yang turun menjadi 4,5% dari level saat ini 6,2%.
Kamis, 18 Maret 2021
PT Equity World | Alamak! Ada Kabar Buruk, Bursa Asia 'Kebakaran' Pagi Ini
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar