Equity World | Wall Street Jeblok, Indeks Dolar AS Anjlok! Rupiah Menguat?
Equity World | Rupiah melemah 4 hari beruntun melawan dolar Amerika Serikat (AS) Kamis kemarin. Padahal di setengah perdagangan rupiah mampu menguat dengan cukup signifikan. Namun, di akhir perdagangan rupiah melemah 0,17% ke Rp 14.765/US$ yang merupakan level terlemah sejak Oktober 2020.
Equity World | Jam Perdagangan Bursa Jelang Endemi, PMN ADHI Hingga Perumnas
Bank sentral AS (The Fed) yang menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin, terbesar sejak 1994, menjadi 1,5% - 1,75% awalnya direspon positif oleh pasar finansial global. Tetapi setelahnya malah kembali berdampak negatif. Bursa saham AS (Wall Street) ambrol pada perdagangan Kamis waktu setempat. Indeks Dow Jones jeblok hingga 2,4%, S&P 500 3,25%, dan Nasdaq merosot lebih dari 4%.
Jebloknya kiblat bursa saham dunia tersebut bisa memberikan sentimen negatif ke pasar Asia, yang membuat rupiah tertekan pada perdagangan Jumat (17/6/2022). Meski demikian, tidak menutup kemungkinan rupiah bisa menguat, sebab indeks dolar AS jeblok hingga 1,45% kemarin akibat kenaikan suku bunga yang dilakukan bank sentral Swiss dan bank sentral Inggris yang membuat kurs franc dan poundsterling meroket.
Secara teknikal, rupiah yang disimbolkan USD/IDR akhirnya menembus ke atas resisten kuat di kisaran Rp 14.730/US$ yang merupakan Fibonacci Retracement61,8% pada Rabu (15/6/2022).
Fibonacci Retracement tersebut ditarik dari titik terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.
Penembusan tersebut terbilang weak breakout, karena masih dekat dengan Rp 14.730/US$. Peluang rupiah kembali ke bawahnya masih cukup besar.
Tetapi, Kamis kemarin rupiah semakin menjauhi level tersebut, sehingga tekanan semakin besar.
Sementara itu indikator Stochastic pada grafik harian kini bergerak naik dan mencapai wilayah jenuh beli (overbought).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Stochastic pada grafik 1 jam juga mulai turun dari wilayah overbought membuka peluang rupiah menguat hari ini. Stochastic 1 jam digunakan untuk memproyeksikan pergerakan harian.
Level Rp 14.730/US$ yang kini menjadi support kuat yang perlu ditembus rupiah untuk menguat lebih jauh.
Sementara selama tertahan di atas Rp 14.730/US$, rupiah berisiko melemah ke Rp 14.780/US$ hingga Rp 14.800/US$.
Kamis, 16 Juni 2022
Equity World | Wall Street Jeblok, Indeks Dolar AS Anjlok! Rupiah Menguat?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar