Minggu, 11 Oktober 2020

Equityworld Futures | Bursa Asia Semarak di Awal Pekan, kok Nikkei Merah Sendirian?

 Equityworld Futures | Bursa Asia Semarak di Awal Pekan, kok Nikkei Merah Sendirian?

Equityworld Futures | Bursa saham Asia pada perdagangan Senin (12/10/2020) awal pekan ini mayoritas dibuka menguat, mengikuti bursa saham acuan global, Wall Street yang menguat pada perdagangan akhir pekan lalu (9/10/2020).

Tercatat indeks Nikkei Jepang dibuka melemah 0,15%, Hang Seng di Hong Kong menguat 0,41%, Shanghai China naik 0,47% STI Singapura terapresiasi 0,15% dan KOSPI Korea Selatan menguat 0,46%.

Beralih ke Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street yang berakhir di zona hijau pada perdagangan Jumat akhir pekan lalu, setelah Gedung Putih kembali bersedia membahas paket stimulus dengan Capitol Hill.

Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 161 poin atau 0,57% ke level 28.586,9, S&P 500 naik 0,88% atau 30 poin ke 3.477,13 dan Nasdaq tumbuh 1,39% atau naik 159 poin ke 11.579,94.

Pemerintah AS kini sedang mengajukan paket stimulus bernilai US$ 1,8 triliun, naik ketimbang proposal sebelumnya yakni US$ 1,6 triliun. Pekan ini, Menkeu Keuangan AS Steve Mnuchin dan Ketua DPR AS Nancy Pelosi akan melanjutkan pembicaraan.


Anies Longgarkan PSBB, IHSG Terancam Babak Belur Hari Ini | Equityworld Futures


"Kami ingin berprasangka bahwa Ketua House punya itikad bak sehingga kita bisa mencapai kemajuan dalam waktu dekat," ujar Alyssa Farah, Juru Bicara Gedung Putih, seperti dikutip dari Reuters.

Selain itu, sepertinya pelaku pasar mulai mengambil posisi karena peluang kemenangan Joseph 'Joe' Biden dalam pemilihan presiden (pilpres) AS semakin besar.

Jajak pendapat yang digelar Reuters dan Ipsos per 6 Oktober menunjukkan, 44,2% calon pemilih akan memberikan suara bagi Biden jika pilpres dilakukan sekarang. Suara yang memilih Trump hanya 37,1%.

"Setiap kali angka polling untuk Biden naik, begitu pula investasi di pasar modal," ujar Robert Phipps, Direktur Per Stirling Capital yang berbasis di Texas, sebagaimana diwartakan Reuters.

Pelaku pasar melihat ada satu kebijakan Biden yang bakal mencolok dibandingkan Trump, yaitu dalam hal perdagangan. Saat Biden, kemungkinan, jadi presiden Negeri Adidaya, maka perang dagang dengan berbagai negara (terutama China) akan selesai.

Jadi satu risiko besar di perekonomian dunia, yaitu perang dagang, bisa dicoret dari daftar. Ekonomi pun bisa lebih stabil.

Pelaku pasar sepertinya sedang mengamati data ekonomi di AS, dimana pada pekan ini, AS sudah memasuki musim laporan keuangan (earnings seasons). Selain itu, ketidakpastian terkait deal stimulus fiskal AS masih menghantui pasar global.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar