Equity World | Resesi Makin Nyata, Wall Street Dibuka Ambrol Lagi!
Equity World | Pasar saham Amerika Serikat (AS) dibuka tergelincir pada perdagangan sesi awal hari Senin (26/9/2022) pagi waktu New York. Pelemahan ini terjadi setelah kenaikan suku bunga The Fed serta proyeksi mengejutkan terkait arah suku bunga ke depan yang lebih agresif di rilis oleh Komite Pengambil Kebijakan (FOMC).
Equity World | Harga Emas Ditutup Anjlok 1,3%, Melayang di Dekat Level Terendah 2,5 Tahun
Dow Jones Industrial Average turun 53,57 poin, atau 0,18% pada sesi awal perdagangan. Sedangkan dua indeks utama Wall Street lain yakni S&P 500 dan Nasdaq diperdagangkan 0,28% dan 0,32%.
Hal ini terjadi setelah bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga sekaligus menekankan bahwa kenaikan suku bunga berpotensi akan berlanjut hingga tahun depan.
Ini yang membuat pelaku pasar khawatir bahwa dorongan The Fed yang kian agresif untuk memerangi inflasi justru mengarahkan ekonomi negeri Paman Sam tersebut ke dalam jurang resesi.
The Fed kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bp) pada Kamis pekan lalu. Kini, suku bunga acuan AS yaitu Federal Fund Rates (FFR) berada di 3-3,25%.
Otoritas moneter AS tersebut terhitung telah menaikkan suku bunga acuannya sebanyak 5 kali. Pertama dilakukan pada Maret 2022 sebesar 25 bp. Selanjutnya di bulan Mei sebesar 50 bp.
Kemudian di bulan Juni, Juli dan terakhir September, The Fed menaikkan masing-masing 75 bp. Pelaku pasar tidak hanya menyorot soal kenaikan suku bunga acuan di bulan September karena memang sudah diantisipasi.
Namun yang mengejutkan adalah proyeksi dan arah suku bunga ke depan yang dirilis oleh Komite Pengambil Kebijakan (FOMC). Dalam proyeksinya, FFR bisa sampai 4,4% akhir tahun ini.
Apabila menganut proyeksi tersebut berarti dalam dua pertemuan terakhir, Fed tidak akan menaikkan suku bunga acuan di bawah 50 bp.
Bahkan ketika pelaku pasar memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga acuan tahun depan, proyeksi FOMC justru sebaliknya. Tahun depan mereka masih berpotensi kembali menaikkan suku bunga acuan.
Proyeksi tersebut yang akhirnya membuat pasar keuangan global kembali dilanda dengan koreksi dalam beberapa hari terakhir.
Di lain sisi, depresiasi parah dari mata uang Inggris yakni poundsterling juga membuat pelaku pasar semakin khawatir.
Nilai tukar poundsterling Inggris ambruk ke rekor terlemah sepanjang sejarah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (26/9/2022). Poundsterling mulai merosot sejak Jumat pekan lalu setelah pemerintah baru Inggris mengumumkan reformasi ekonomi.
"Kekuatan dolar AS seperti itu secara historis menyebabkan semacam krisis keuangan atau ekonomi," tulis Michael Wilson dari Morgan Stanley, kepala strategi ekuitas AS, dalam sebuah catatan yang dikutip dari CNBC International.
Koreksi yang terjadi di hampir seluruh pasar keuangan global dikarenakan investor semakin khawatir bahwa potensi resesi akan menyebabkan krisis yang cukup besar. Ditambah lagi, Tahun depan The Fed masih berpotensi kembali menaikkan suku bunga acuan. Proyeksi tersebut yang akhirnya membuat pasar keuangan global kembali dilanda dengan koreksi.
Senin, 26 September 2022
Equity World | Resesi Makin Nyata, Wall Street Dibuka Ambrol Lagi!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar