Minggu, 18 September 2022

Equity World | Pasca Breakout ATH, IHSG Terkena Aksi Jual Massive. Bagaimana Selanjutnya?

Equity World | Pasca Breakout ATH, IHSG Terkena Aksi Jual Massive. Bagaimana Selanjutnya?

Equity World | Bursa Wall Street ditutup turun lagi di perdagangan akhir pekan, setelah investor bereaksi negatif terhadap peringatan FedEx terkait kinerja pendapatan emiten yang buruk akibat perlambatan ekonomi global. Saham FedEx anjlok -21,4%, dan merupakan penurunan harian terburuk mereka, setelah perusahaan pengiriman tersebut menarik target setahun penuh dan mengatakan akan menerapkan inisiatif pemotongan biaya untuk bersaing dengan volume pengiriman global yang lemah karena ekonomi dunia memburuk secara signifikan. Saham transportasi biasanya dilihat oleh investor sebagai indikator utama untuk pasar saham serta ekonomi, dan FedEx menyebut tanda-tanda berkurangnya permintaan sebagai salah satu alasan utama untuk pandangan negatifnya. Langkah FedEx mengikuti pernyataan dari Bank Dunia dan IMF yang memperingatkan perlambatan ekonomi dunia yang akan datang.

Equity World | Emas Dunia Masih Banyak Tekanan, Harga Emas Pegadaian Stabil

Dow Jones ditutup turun 139,4 poin (-0,45%) menjadi 30.822,42, S&P 500 melemah 28,02 poin (-0,72%) menjadi 3.873,33 dan Nasdaq melorot 103,95 poin (-0,9%) menjadi 11.448,40. Ketiga indeks saham utama AS merosot ke level terendah sejak pertengahan Juli dan terkoreksi mengakhiri perdagangan pekan ini ke level terburuknya secara mingguan. Dalam sepekan, Dow Jones ambles -4,13%, S&P 500 anjlok -4,77% dan Nasdaq nyungsep -5,48%.

Dari dalam negeri, IHSG terkoreksi tajam 136,73 poin (-1,87%) ke posisi 7.168,87 pada perdagangan akhir pekan. Investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp. 961 miliar di pasar regular. Sementara dalam sepekan terakhir IHSG turun -1,02%, meski investor asing masih membukukan net buy di pasar reguler senilai Rp. 3,87 triliun.

Sempat menguat dan mencatatkan rekor tertinggi sepanjang sejarah di level 7.377,495, IHSG balik arah dan terkoreksi tajam di dua hari terakhir jelang akhir pekan. Pelemahan IHSG dipengaruhi oleh pergerakan bursa global yang terkoreksi akibat rilis data inflasi AS yang di luar ekspektasi pasar. Investor masih cenderung khawatir akan dampak dari inflasi global yang masih tinggi dan bersiap terhadap kebijakan moneter The Fed dan BI pada pekan ini yang diproyeksikan akan semakin agresif. Dengan ekspektasi kenaikan suku bunga yang makin tinggi, pelaku pasar khawatir bahwa laju ekonomi dan sejumlah aktivitas bisnis berpotensi melambat dengan potensi daya beli yang melemah.

Pasar saham Indonesia gagal mempertahankan posisinya di level all time high di 7.377,495, setelah terkoreksi cukup tajam sehingga membuatnya keluar jauh dari level psikologisnya di 7.300 dan kini berada di zona psikologis 7.100-an. Secara teknikal, IHSG gagal melanjutkan bull rally-nya setelah membentuk pola candle shooting star dan ketahan di area resistance all time high. IHSG berbalik arah turun dan menembus ke bawah support uptrend line, sehingga kembali memasuki fase konsolidasi dengan bergerak sideways dalam jangka pendek.

Apabila melanjutkan pelemahannya, IHSG berpeluang turun menguji area support dikisaran 7.015-7.065 (kotak merah) di pekan ini. Dan jika tekanan jual berlanjut dengan menembus ke bawah level psikologis 7.000, maka IHSG berpaluang melanjutkan pelemahannya menuju support berikutnya di level 6.904. Namun jika mampu rebound, IHSG kembali berpeluang menguji area resistance level 7.230-7.258. Indikator teknikal MACD yang telah death cross dan mulai bergerak menurun mengindikasikan kecenderungan IHSG bergerak dalam momentum negatif jangka pendek.

Minggu ini pelaku pasar akan mencermati Rapat Dewan Gubernur BI pada hari kamis yang diperkirakan akan menaikan suku bunga acuannya. Perkiraan pasar, BI rate akan naik sebesar 25 hingga 50 bps guna meredam lonjakan inflasi pasca kenaikan harga BBM subsidi dan menjaga pelemahan nilai tukar rupiah karena penguatan US$ yang terdorong oleh naiknya Fed Rate sehari sebelum RDG BI. Sementara dari luar negeri, data dan agenda ekonomi penting yang akan menjadi perhatian dari investor di minggu ini antara lain adalah :

 Selasa 20 September 2022: Rilis data infasi Jepang, Laporan kebijakan moneter RBA Australia, Rilis data perumahan AS

Rabu 21 September 2022 : Keputusan suku bunga dan pernyataan The FedKamis 22 September 2022 : Keputusan suku bunga BOJ Jepang, Keputusan suku bunga BOE Inggris

Jumat 23 September 2022 : Rilis data manufaktur Jerman, Rilis data sektor jasa AS, Pernyataan Ketua The Fed Powell

Sementara ini dulu yang bisa saya sampaikan dalam weekly strategic analysis pada pekan ini. IHSG tertahan di area resistance all time high dan gagal melanjutkan uptrend-nya sehingga kembali masuk di fase sideways dalam jangka pendek. Jelang keputusan suku bunga bank sentral dunia (The Fed, BOE, BOJ dan BI) yang diperkirakan masih akan agresif untuk meredam inflasi, maka IHSG berpotensi bergerak volatile dan kemungkinan bakal mengalami koreksi lanjutan. Waspadai jika IHSG gagal bertahan dan tembus ke bawah level support psikologis 7.000, karena berpeluang terindikasi terjadinya aksi jual yang lebih agresif.

Untuk itu disarankan tetap safe trading dan selalu kontrol resiko sesuai dengan trading plans yang telah dibuat. Sementara bagi investor, jika terjadi koreksi massive bisa dimanfaatkan untuk akumulasi bertahap dengan melakukan buy on weakness, terutama pada saham-saham yang masih memiliki fundamental bagus dan dan kinerja keuangan yang kuat, serta prospek yang cerah kedepan. Atur strategi pembelian dan money manajemennya dengan baik.

Mengenai saham-saham apa saja yang menarik untuk di tradingkan dalam jangka pendek atau saham-saham apa yang dapat diakumulasi untuk menjadi investasi jika terjadi koreksi, akan diulas secara khusus di area member premium. Diperlukan pengalaman, keahlian dan strategi khusus dalam melakukan analisa, baik teknikal maupun fundamental untuk menentukan kapan waktu terbaik untuk masuk ataupun keluar dari posisi trading ataupun investasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar