Kamis, 29 September 2022

Equity World | Resesi Tak Cukup, Dunia Perlu Amburadul Buat Kerek Harga Emas

Equity World | Resesi Tak Cukup, Dunia Perlu Amburadul Buat Kerek Harga Emas

Equity World | Isu resesi dunia di tahun 2023 semakin menguat, bahkan Bank Dunia sudah mengungkapkan hal tersebut. Alhasil, aset-aset berisiko rontok berjamaah.

Equity World | Wall Street Melemah, S&P 500 Anjlok ke Level Terendah 2022

Dalam kondisi tersebut, emas yang menyandang status aset aman (safe haven) seharusnya menjadi primadona. Tetapi kenyataannya malah ikut terpuruk.

Pada perdagangan Kamis (29/9/2022) harga emas berakhir di US$ 1.660/troy ons dan berada di dekat level terendah dalam hampir 2,5 tahun terakhir.

"Emas memiliki status safe haven, tetapi itu tidak mampu meredam aksi jual meski perekonomian dunia sedang merosot," tulis analis dari ANZ dalam sebuah catatan yang dikutip Reuters, Senin (26/9/2022).

Terpuruknya emas tidak lepas dari bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) yang sangat agresif menaikkan suku bunga. Kebijakan tersebut memicu kenaikan imbal hasil (yield) obligasi AS atau Treasury serta penguatan dolar AS.

itu menjadi "duet maut" yang membuat harga emas terpuruk.

Sama dengan emas, Treasury merupakan aset aman. Bedanya Treasury memberikan imbal hasil sementara emas tidak. Cuan yang dihasilkan dari berinvestasi emas hanya dari kenaikan harganya. Saat imbal hasil Treasury terus menanjak, emas tentunya menjadi kurang menarik.

Sementara itu indeks dolar AS terus melesat hingga sempat menyentuh level 114, tertinggi dalam 20 tahun terakhir.

Kenaikan indeks tersebut artinya dolar AS sedang menguat melawan mata uang lainnya, bahkan sangat tajam.

Jika dilihat major currency semacam euro dan poundsterling ambrol di tahun ini. Euro berada di level terlemah dalam 20 tahun terakhir, poundsterling bahkan berada di rekor terlemah sepanjang sejarah.

Sementara itu dari Asia, yuan China ambruk 14% dan berada di level terlemah dalam 14 tahun terakhir. Kemudian rupee India merosot nyaris 10% dan menyentuh rekor terlemah sepanjang sejarah.

Dua negara tersebut merupakan konsumen terbesar emas di dunia. Ketika nilai mata uangnya merosot maka harga emas yang dibanderol dengan dolar AS akan menjadi lebih mahal.

Hal yang sama juga terjadi di negara-negara lain. Alhasil permintaan emas menjadi menurun.

Harga emas pun babak belur.

Rabu, 28 September 2022

Equity World | Wall Street Ditutup Melonjak, Penurunan Imbal Hasil US Treasury Jadi Pendorong Utama

Equity World | Wall Street Ditutup Melonjak, Penurunan Imbal Hasil US Treasury Jadi Pendorong Utama

Equity World | Wall Street ditutup menguat tajam pada hari Rabu menyusul aksi jual baru-baru ini. Keperkasaan bursa saham Amerika Serikat (AS) ini dibantu oleh penurunan imbal hasil US Treasury.

Equity World | Bursa Hong Kong Terguncang! Drop 3% Lebih, Ini Penyebabnya

Rabu (28/9), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 1,88% ke 29.683,74, indeks S&P 500 menguat 1,97% menjadi 3.719,04 dan indeks Nasdaq Composite melonjak 2,05% ke 11.051,64.


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street ditutup menguat tajam pada hari Rabu menyusul aksi jual baru-baru ini. Keperkasaan bursa saham Amerika Serikat (AS) ini dibantu oleh penurunan imbal hasil US Treasury.

Rabu (28/9), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 1,88% ke 29.683,74, indeks S&P 500 menguat 1,97% menjadi 3.719,04 dan indeks Nasdaq Composite melonjak 2,05% ke 11.051,64.

Itu adalah kenaikan satu hari terbesar S&P 500 sejak 10 Agustus.

Dengan hasil ini, S&P 500 mencatat kenaikan pertamanya dalam tujuh sesi setelah ditutup di level terendah sejak akhir 2020 pada Selasa (27/9). Itu juga menjadi kenaikan satu hari terbesar bagi indeks S&P 500 sejak 10 Agustus 2022.

Semua dari 11 sektoral dalam indeks S&P 500 naik, dipimpin oleh lonjakan 4,4% di sektor energi dan penguatan 3,2% dalam sektor layanan komunikasi.

Pada sesi kali ini, saham megacaps yang sensitif terhadap suku bunga, seperti saham Microsoft, Amazon dan Meta Platforms menguat karena imbal hasil obligasi US Treasury tenor 10-tahun turun lebih dari 0,26 poin persentase dalam penurunan satu hari terbesar sejak 2009.

Mendorong imbal hasil lebih rendah pada pasar obligasi yang jatuh tempo enam bulan dan lebih lama, Bank of England mengatakan akan membeli obligasi Inggris jangka panjang dalam sebuah langkah yang bertujuan untuk memulihkan stabilitas keuangan di pasar yang diguncang secara global oleh kebijakan fiskal pemerintah baru di London.

"Imbal hasil pada Treasury tenor 2 tahun telah naik terus-menerus selama beberapa minggu terakhir, dan untuk pertama kalinya kami melihatnya turun selama 2 hari berturut-turut, dan itu membuat ekuitas beristirahat," kata Art Hogan, Chief Market Strategist B. Riley Wealth.

Investor telah mendengarkan dengan tajam komentar dari pejabat Federal Reserve (The Fed) tentang jalur kebijakan moneter. Di mana, Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic pada hari Rabu mendukung kenaikan suku bunga 75 basis poin lainnya pada bulan November.

The Fed kemungkinan akan mendapatkan biaya pinjaman ke tempat yang mereka butuhkan pada awal tahun depan, kata Presiden The Fed Bank of Chicago Charles Evans.

Bursa saham AS telah terpukul pada tahun 2022 oleh kekhawatiran bahwa dorongan agresif oleh The Fed untuk menaikkan biaya pinjaman dapat membuat ekonomi mengalami penurunan.

Pada sesi kali ini, saham Apple Inc turun 1,3% setelah Bloomberg melaporkan perusahaan membatalkan rencana untuk meningkatkan produksi iPhone baru tahun ini karena lonjakan permintaan yang diantisipasi gagal terwujud.

Tetapi, saham Apple relatif lebih tahan dalam aksi jual pasar saham di tahun 2022. Saham Apple turun sekitar 15% sepanjang tahun ini, dibandingkan koreksi 22% pada indeks S&P 500.

Sementara itu, saham Biogen Inc melonjak 40% setelah mengatakan obat Alzheimer eksperimentalnya, yang dikembangkan bersama mitra Jepang Eisai Co, berhasil memperlambat penurunan kognitif.

Saham Eli Lilly & Co, yang juga mengembangkan obat Alzheimer, melonjak 7,5%, dan merupakan salah satu pendorong terbesar indeks S&P 500.

Selasa, 27 September 2022

Equity World | Referendum Rusia di Ukraina Topang Harga Emas

Equity World | Referendum Rusia di Ukraina Topang Harga Emas

Equity World | Harga emas bergerak menguat di zona US$ 1.630,68 per troy ons. Pada pagi hari ini harga emas bergerak menguat setelah ditutup melemah pada hari perdagangan kemarin. Pergerakan emas dipicu oleh upaya aneksasi Rusia terhadap empat wilayah Ukraina meningkatkan tensi politik dua negara.

Equity World | Bursa Asia Dibuka Bangkit, Kabar Baik Buat IHSG

Harga emas bergerak menguat setelah ditutup terpuruk di zona US$ 1.622,84 pada hari perdagangan kemarin. Kondisi tingginya suku bunga acuan mempengaruhi kinerja emas secara negatif. Suku bunga acuan saat ini berada di rentang 3.00% - 3.25% setelah kenaikan 75 basis poin oleh The Fed pekan lalu sekaligus mengumumkan proyeksi target The Fed untuk membawa angka tersebut hingga 4.25% - 4.50% hingga akhir tahun ini.

Hasil proyeksi tersebut kemudian memicu ekspektasi kenaikan suku bunga acuan lebih lanjut sebesar 125 poin dalam dua pertemuan The Fed yang tersisa di tahun 2022. Kondisi tersebut meredupkan daya tarik emas karena dianggap kurang menawarkan imbal hasil.

Di sisi lain, emas sebagai aset lindung nilai masih dicari saat terjadi ketegangan politik mengingat konflik Rusia - Ukraina yang masih berlangsung. Rusia mengadakan pemungutan suara di empat wilayah Ukraina untuk bergabung dengan Rusia yang diagendakan selesai hingga Selasa, 27 September.

Empat wilayah tersebut adalah Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhya sedangkan Ukraina secara tegas menyebutkan referendum tersebut sebagai tindakan ilegal dan tidak akan menerima hasilnya. Upaya aneksasi oleh Rusia membuat tensi kedua negara tersebut kian memanas dan semakin meredupkan potensi negosiasi diplomatik jika Rusia tetap melanjutkan referendum.

Rusia mengumumkan mobilisasi dan pemanggilan sekitar 300.000 tentara cadangan menyebabkan protes berkelanjutan dengan setidaknya 2.000 orang telah ditangkap karena hal tersebut. Meningkatnya ketegangan politik Rusia - Ukraina menopang pergerakan emas sehingga emas bergerak menguat.

Berdasarkan riset ICDX, Selasa (27/9/2022) harga emas menguat dengan support saat ini beralih ke areal US$ 1.617,9 dan resistance terdekatnya berada di areal US$ 1.640,64. Support terjauhnya berada di areal US$ 1.610,67 hingga ke areal US$ 1.605,08, sementara untuk resistance terjauhnya berada di areal US$ 1.647,06 hingga ke areal US$ 1.653,13.

Senin, 26 September 2022

Equity World | Resesi Makin Nyata, Wall Street Dibuka Ambrol Lagi!

Equity World | Resesi Makin Nyata, Wall Street Dibuka Ambrol Lagi!

Equity World | Pasar saham Amerika Serikat (AS) dibuka tergelincir pada perdagangan sesi awal hari Senin (26/9/2022) pagi waktu New York. Pelemahan ini terjadi setelah kenaikan suku bunga The Fed serta proyeksi mengejutkan terkait arah suku bunga ke depan yang lebih agresif di rilis oleh Komite Pengambil Kebijakan (FOMC).

Equity World | Harga Emas Ditutup Anjlok 1,3%, Melayang di Dekat Level Terendah 2,5 Tahun

Dow Jones Industrial Average turun 53,57 poin, atau 0,18% pada sesi awal perdagangan. Sedangkan dua indeks utama Wall Street lain yakni S&P 500 dan Nasdaq diperdagangkan 0,28% dan 0,32%.

Hal ini terjadi setelah bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga sekaligus menekankan bahwa kenaikan suku bunga berpotensi akan berlanjut hingga tahun depan.

Ini yang membuat pelaku pasar khawatir bahwa dorongan The Fed yang kian agresif untuk memerangi inflasi justru mengarahkan ekonomi negeri Paman Sam tersebut ke dalam jurang resesi.

The Fed kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bp) pada Kamis pekan lalu. Kini, suku bunga acuan AS yaitu Federal Fund Rates (FFR) berada di 3-3,25%.

Otoritas moneter AS tersebut terhitung telah menaikkan suku bunga acuannya sebanyak 5 kali. Pertama dilakukan pada Maret 2022 sebesar 25 bp. Selanjutnya di bulan Mei sebesar 50 bp.

Kemudian di bulan Juni, Juli dan terakhir September, The Fed menaikkan masing-masing 75 bp. Pelaku pasar tidak hanya menyorot soal kenaikan suku bunga acuan di bulan September karena memang sudah diantisipasi.

Namun yang mengejutkan adalah proyeksi dan arah suku bunga ke depan yang dirilis oleh Komite Pengambil Kebijakan (FOMC). Dalam proyeksinya, FFR bisa sampai 4,4% akhir tahun ini.

Apabila menganut proyeksi tersebut berarti dalam dua pertemuan terakhir, Fed tidak akan menaikkan suku bunga acuan di bawah 50 bp.

Bahkan ketika pelaku pasar memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga acuan tahun depan, proyeksi FOMC justru sebaliknya. Tahun depan mereka masih berpotensi kembali menaikkan suku bunga acuan.

Proyeksi tersebut yang akhirnya membuat pasar keuangan global kembali dilanda dengan koreksi dalam beberapa hari terakhir.

Di lain sisi, depresiasi parah dari mata uang Inggris yakni poundsterling juga membuat pelaku pasar semakin khawatir.

Nilai tukar poundsterling Inggris ambruk ke rekor terlemah sepanjang sejarah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (26/9/2022). Poundsterling mulai merosot sejak Jumat pekan lalu setelah pemerintah baru Inggris mengumumkan reformasi ekonomi.

"Kekuatan dolar AS seperti itu secara historis menyebabkan semacam krisis keuangan atau ekonomi," tulis Michael Wilson dari Morgan Stanley, kepala strategi ekuitas AS, dalam sebuah catatan yang dikutip dari CNBC International.

Koreksi yang terjadi di hampir seluruh pasar keuangan global dikarenakan investor semakin khawatir bahwa potensi resesi akan menyebabkan krisis yang cukup besar. Ditambah lagi, Tahun depan The Fed masih berpotensi kembali menaikkan suku bunga acuan. Proyeksi tersebut yang akhirnya membuat pasar keuangan global kembali dilanda dengan koreksi.

Minggu, 25 September 2022

Equity World | Goldman Sachs Prediksi Wall Street Bakal Tertekan Akhir 2022

Equity World | Goldman Sachs Prediksi Wall Street Bakal Tertekan Akhir 2022

Equity World | Goldman Sachs memperingatkan bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bakal catat kinerja kurang baik pada akhir 2022.

Equity World | Bursa Saham Asia Tersungkur, Indeks Nikkei hingga Kospi Anjlok 2 Persen

Pada Kamis, 22 September 2022, Goldman Sachs memangkas indeks acuan S&P 500 dari 4.300 menjadi hanya 3.600. Revisi indeks acuan tersebut sekitar 2 persen dari level saat ini tidak ada pembalikan arah yang menguat bertahan laam.

Selain itu, wall street juga memperingatkan lebih banyak masalah bagi saham seiring potensi resesi dan risiko yang menekan prospek saham. “Prospeknya luar biasa suram,” tulis Analis Goldman Strategist dalam laporannya dikutip dari CNN, Minggu (25/9/2022).

"Inflasi, pertumbuhan ekonomi, suku bunga, laba dan valuasi ke depan semuanya berubah lebih dari biasanya dengan distribusi hasil potensial yang lebih luas,”

Goldman Sachs menilai, dengan kata lain tidak ada yang benar-benar tahu apa yang terjadi selanjutnya. Ketidakpastian itu berkontribusi pada aksi jual yang sedang berlangsung di pasar saham. Indeks Dow Jones turun di bawah level 30.000 pada Jumat, 23 September 2022. Indeks Dow Jones susut 2,2 persen. Indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing melemah 2,4 persen.

Inflasi tinggi telah memaksa bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve untuk tetap menginjak rem.

Sejumlah investor berharap inflasi mereda. The Fed sengaja memperlambat ekonomi untuk mengendalikan inflasi. Kenaikan suku bunga yang drastic, dan potensi lebih banyak yang akan datang meningkatkan risiko the Fed dan menyebabkan resesi.

“Berdasarkan diskusi klien kami, mayoritas investor saham telah adopsi pandangan skenario hard landing tidak bisa dihindari. Fokus mereka adalah waktu, besarnya, dan durasi potensi resesi dan strategi investasi,” tulis Analis Goldmas Sachs.

Tentu saja, tidak ada yang tahu pasti apakah akan terjadi resesi. Ada kemungkinan investor terlalu pesimistis dan ekonomi akan terhindar dari penurunan. Namun, jika terjadi resesi, Goldman Sachs prediksi S&P 500 akan terus melemah dan mencapai level titik terendah di 3.150. Itu berarti penurunan lebih lanjut sebesar 14 persen dari level saat ini.

Salah satu kekhawatiran adalah dampak penuh dari kenaikan suku bunga membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk dirasakan. Itu berarti the Fed mungkin tidak tahu telah berlebihan hingga semuanya terlambat.

“Suku bunga the Fed mendaki pada kecepatan tercepat baru-baru ini dengan ketidakpastian maksimum pada prospek makro,” tulis Ahli Strategi Bank of America.

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat terbatas pada 19-23 September 2022. Analis menilai kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed).

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (24/9/2022), IHSG menguat 0,14 persen menjadi 7.178,58 dari posisi pekan lalu di kisaran 7.168,87 pada penutupan pekan sebelumnya.

Di sisi lain, kapitalisasi pasar bursa melemah tipis 0,02 persen menjadi Rp 9.424,93 triliun. Kapitalisasi pasar bursa turun Rp 1,26 triliun dari pekan lalu Rp 9.426,53 triliun. Rata-rata volume transaksi harian bursa merosot 12,13 persen menjadi 28,07 miliar saham dari 31,94 miliar saham pada pekan lalu.

Selanjutnya rata-rata frekuensi transaksi harian bursa turun 14,97 persen menjadi 1.343.102 kali transaksi dari 1.579.486 kali transaksi pada pekan lalu. Rata-rata nilai transaksi harian anjlok 30,90 persen menjadi Rp 14,13 triliun dari Rp 20,45 triliun pada pekan lalu.

Sementara itu, investor asing melakukan aksi jual Rp 768 miliar pada Jumat, 23 September 2022. Sepanjang 2022, investor asing mencatatkan beli bersih Rp 72,33 triliun.

Analis PT Jasa Utama Capital, Cheryl Tanuwijaya menuturkan, IHSG dibayangi aksi ambil untung jelang pidato Gubernur The Fed Jerome Jowell pada Sabtu pagi pekan lalu. Investor khawatir jika Powell kembali menyampaikan pidato yang hawkish terkait kebijakan moneter yang agresif.

Sedangkan sentimen dalam kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia hingga 50 basis poin (bps). Kenaikan suku bunga acuan itu lebih tinggi dari perkiraan pasar untuk antisipasi kenaikan inflasi dan menjaga nilai tukar rupiah.

“Pekan depan (IHSG-red) berpotensi lanjut melemah dengan kisaran 7.000-7.200,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Ia mengatakan, pelaku pasar akan mencerna sejauh mana pengaruh kenaikan suku bunga baik di Amerika Serika dan domestik terhadap perekonomian.

Pada pekan ini, ada sejumlah pencatatan obligasi. Pada 19 September 2022, PT Global Mediacom Tbk. menerbitkan Obligasi Berkelanjutan III Global Mediacom Tahap II Tahun 2022 dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan III Global Mediacom Tahap II Tahun 2022, yang resmi dicatatkan di BEI dengan nominal obligasi sebesar Rp 600 miliar  serta sukuk senilai Rp 400 miliar.

PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) menetapkan peringkat idA+ (Single A Plus) untuk obligasi dan idA+(sy) (Single A Plus Syariah) bagi sukuk. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. bertindak sebagai wali amanat dalam emisi ini.

Selanjutnya pada Kamis, 22 September 2022, PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) menerbitkan Obligasi Berkelanjutan VI Sarana Multigriya Finansial Tahap III Tahun 2022, yang resmi dicatatkan di BEI dengan nilai obligasi sebesar Rp 3 triliun. PEFINDO memberikan peringkat idAAA (Triple A) untuk obligasi ini dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. bertindak sebagai wali amanat .

Total emisi obligasi dan sukuk yang telah tercatat sepanjang tahun 2022 adalah 100 emisi dari 73 emiten senilai Rp125,03 triliun. Secara keseluruhan, total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 515 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp461,37 triliun dan USD47,5 juta, diterbitkan oleh 125 emiten.

Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 173 seri dengan nilai nominal Rp5.027,67 triliun dan USD411,08 juta. Efek beragun Aset (EBA) sebanyak 10 emisi senilai Rp3,50 triliun.

Kamis, 22 September 2022

Equity World | Wall Street Dibuka Koreksi Imbas Kenaikan Suku Bunga The Fed

Equity World | Tiga indeks Wall Street dibuka koreksi pada perdagangan Kamis (22/9), melanjutkan penurunannya imbas sentimen kebijakan kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve sebesar 75 basis poin (bps) yang membuat Amerika Serikat berada di ambang resesi.

Equity World | Pasar Asia Pasifik Beringsut Turun, Investor Pertimbangkan Kenaikan Fed

Dow Jones Industrial Average (DJI) turun 0,26% di 30.103,84, S&P 500 (SPX) melemah sebesar 0,56% di 3.767,68, sedangkan Nasdaq Composite (IXIC) tertekan 0,91% di 11.117,30.

Komponen saham yang paling aktif diperdagangkan di bawah SPX antara lain Ford Motor, Apple, dan Tesla. Tiga top gainers ditempati oleh Mosaic menguat 2,93%, Valero Energy naik 2,46%, dan Schlumber tumbuh 2,50%, sedangkan top losers diduduki oleh FactSet Research turun 6,82%, Etsy Inc anjlok 3,60%, dan Caesars tertekan 3,47%.

Para pelaku pasar modal Amerika Serikat masih mengkhawatirkan kebijakan agresif Fed dapat semakin menghadirkan volatilitas di pasar saham dan obligasi dalam beberapa waktu ke depan. Ini terjadi seiring tren bearish akibat sentimen perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Sejumlah lembaga perbankan seperti Goldman Sachs, hingga Barclays memproyeksikan ada peluang resesi yang bakal menghantam makro ekonomi AS di awal tahun 2024.

"Ada banyak risiko pada level ini, tetapi The Fed telah memutuskan bahwa mereka akan mengambil jalan agresif," kata Eric Schiffer, seorang analis California, dilansir Reuters, Kamis (22/9/2022).

Rilis data ekonomi terbaru di AS menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim untuk tunjangan pengangguran meningkat secara moderat pada periode pekan lalu. Hal ini menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja tetap ketat.

"The Fed masih tetap fokus menarget inflasi turun, dan ini akan membuat dalam jangka pendek akan menyulitkan pelaku pasar," tandas Schiffer.

Rabu, 21 September 2022

Equity World | Banyak Trader Cek Ombak, Harga Emas Ikut Menanjak

Equity World | Banyak Trader Cek Ombak, Harga Emas Ikut Menanjak

Equity World | Harga emas terus merangkak naik menjelang pengumuman kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed). Pada perdagangan Rabu (21/9/2022) pukul 15: 30 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.671,30 per troy ons.

Equity World | Saat Menko Luhut Buka Perdagangan di Wall Street

Dalam sepekan, harga emas masih melandai 1,4% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas masih anjlok 3,7% sementara dalam setahun ambles 5,8%.

Kenaikan emas menjelang pengumuman kebijakan The Fed terbilang luar biasa. Pasalnya, emas biasanya terpuruk menjelang pengumuman kebijakan moneter AS.

Analis dari AirGuide Michael Langford mengatakan emas menguat karena banyak trader yang mencoba peruntungan dengan membeli emas sebelum pengumuman The Fed.

"Pelaku pasar emas sepertinya tengah cek ombak sampai ada kejelasan kebijakan The Fed. Mereka mungkin akan merespon dengan cepat (begitu rilis keluar) sehingga pergerakan emas akan sangat volatile sebelum akhirnya mereda. Mereka mulai berhitung di mana akan menanamkan uang," tutur Langford, seperti dikutip Reuters.

Seperti diketahui, The Fed akan mengumumkan kebijakan moneter mereka pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia. Taruhan pasar kini mengarah kepada 81% untuk kenaikan suku bunga sebesar 75 bps dan 19% untuk kenaikan 100 bps.

"Pelaku pasar menginginkan The Fed bisa memberikan kejelasan kebijakan dengan lebih cepat sehingga semuanya lebih jelas. Kejelasan diperlukan untuk mengetahui seperti apa suku bunga ke depan dan outlook ekonominya yang lebih luas," ujar Langford.

Equity World | Harga Emas Rebound Pada Rabu (21/9) Pagi, Investor Menanti KebijakanThe Fed

Equity World | Harga Emas Rebound Pada Rabu (21/9) Pagi, Investor Menanti KebijakanThe Fed

Equity World | Harga emas rebound pada perdagangan Rabu (21/9) pagi. Pukul 07.16 WIB, harga emas untuk pengiriman Desember 2022 di Commodity Exchange ada di US$ 1.674,40 per ons troi, naik 0,20% dari sehari sebelumnya yang ada di US$ 1.671,10 per ons troi.

Equity World | Ini 'Kode' Wall Street Bisa Nyungsep! Hati-hati Ya..

Kemarin harga emas sempat jatuh mendekati level terendah dalam lebih dari dua tahun karena penguatan dolar AS. Investor juga bersiap mencermati kenaikan suku bunga The Fed pada Rabu (21/9).

Mengutip Bloomberg, sebagian besar ekonom memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin.

Robert Haberkorn, ahli strategi pasar senor di RJ O'Brien & Associates meyakini bahwa para trader telah memperhitungkan kemungkinan kenaikan suku bunga dan memprediksi reli harga setelah penurunan awal.

"Dugaan saya adalah, kita akan melihat kenaikan (suku bunga) tiga perempat poin dan emas mungkin akan reli setelah fakta tersebut. Bagi saya itu sudah priced in," kata Haberkorn.

"Jika mereka mencapai poin penuh, Anda akan melihat pasar mengalami penurunan awal, tetapi kemudian mulai reli hingga akhir minggu."

Selasa, 20 September 2022

Equity World | Bursa Asia Menguat Pada Perdagangan Selasa (20/9) Pagi, Mengekor Kenaikan Wall Street

Equity World | Bursa Asia Menguat Pada Perdagangan Selasa (20/9) Pagi, Mengekor Kenaikan Wall Street

Equity World | Bursa Asia dibuka menguat pada perdagangan Selasa (20/9)  pagi. Pukul 08.20 WIB, indeks Nikkei 225 naik 195,12 poin atau 0,70% ke 27.760,89, Hang Seng naik 134,71 poin atau 0,73% ke 18.700,68, Taiex naik 104,57 poin atau 0,73% ke 14.530,89.
 
Equity World | Prakiraan Harga Emas: XAU/USD Berakselerasi Dekati $1.680 karena Selera Risiko Membaik, Pantau Kebijakan Fed

Kospi naik 10,05 poin atau 0,43% ke 2.365,95, ASX 200 naik 65,88 poin atau 0,98% ke 6.785,80, Straits Times naik 14,43 poin atau 0,44% ke 3.270,65 dan FTSE Malaysia naik 4,46 poin atau 0,31% ke 1.455,98.

Bursa Asia naik, menyusul rebound bursa AS karena investor mempertimbangkan dampak kenaikan suku bunga Federal Reserve terhadap pasar.

Mengutip Bloomberg, pedagang bertaruh The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada pertemuan kebijakan Rabu (21/9).

Ahli strategi JPMorgan Chase &Co memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga menjadi 4,25% pada awal tahun depan.

"Kami memperkirakan pengetatan bank sentral dan memudarnya tekanan rantai pasokan untuk memoderasi pertumbuhan pekerjaan dan inflasi inti. Pada gilirannya, kami mengantisipasi kemungkinan The Fed dan bank sentral lainnya untuk berhenti pada semester I-2023," kata ahli strategi termask Marko Kolanovic dan Nikolaos Panigirtzoglou dalam catatannya.


Minggu, 18 September 2022

Equity World | Pasca Breakout ATH, IHSG Terkena Aksi Jual Massive. Bagaimana Selanjutnya?

Equity World | Pasca Breakout ATH, IHSG Terkena Aksi Jual Massive. Bagaimana Selanjutnya?

Equity World | Bursa Wall Street ditutup turun lagi di perdagangan akhir pekan, setelah investor bereaksi negatif terhadap peringatan FedEx terkait kinerja pendapatan emiten yang buruk akibat perlambatan ekonomi global. Saham FedEx anjlok -21,4%, dan merupakan penurunan harian terburuk mereka, setelah perusahaan pengiriman tersebut menarik target setahun penuh dan mengatakan akan menerapkan inisiatif pemotongan biaya untuk bersaing dengan volume pengiriman global yang lemah karena ekonomi dunia memburuk secara signifikan. Saham transportasi biasanya dilihat oleh investor sebagai indikator utama untuk pasar saham serta ekonomi, dan FedEx menyebut tanda-tanda berkurangnya permintaan sebagai salah satu alasan utama untuk pandangan negatifnya. Langkah FedEx mengikuti pernyataan dari Bank Dunia dan IMF yang memperingatkan perlambatan ekonomi dunia yang akan datang.

Equity World | Emas Dunia Masih Banyak Tekanan, Harga Emas Pegadaian Stabil

Dow Jones ditutup turun 139,4 poin (-0,45%) menjadi 30.822,42, S&P 500 melemah 28,02 poin (-0,72%) menjadi 3.873,33 dan Nasdaq melorot 103,95 poin (-0,9%) menjadi 11.448,40. Ketiga indeks saham utama AS merosot ke level terendah sejak pertengahan Juli dan terkoreksi mengakhiri perdagangan pekan ini ke level terburuknya secara mingguan. Dalam sepekan, Dow Jones ambles -4,13%, S&P 500 anjlok -4,77% dan Nasdaq nyungsep -5,48%.

Dari dalam negeri, IHSG terkoreksi tajam 136,73 poin (-1,87%) ke posisi 7.168,87 pada perdagangan akhir pekan. Investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp. 961 miliar di pasar regular. Sementara dalam sepekan terakhir IHSG turun -1,02%, meski investor asing masih membukukan net buy di pasar reguler senilai Rp. 3,87 triliun.

Sempat menguat dan mencatatkan rekor tertinggi sepanjang sejarah di level 7.377,495, IHSG balik arah dan terkoreksi tajam di dua hari terakhir jelang akhir pekan. Pelemahan IHSG dipengaruhi oleh pergerakan bursa global yang terkoreksi akibat rilis data inflasi AS yang di luar ekspektasi pasar. Investor masih cenderung khawatir akan dampak dari inflasi global yang masih tinggi dan bersiap terhadap kebijakan moneter The Fed dan BI pada pekan ini yang diproyeksikan akan semakin agresif. Dengan ekspektasi kenaikan suku bunga yang makin tinggi, pelaku pasar khawatir bahwa laju ekonomi dan sejumlah aktivitas bisnis berpotensi melambat dengan potensi daya beli yang melemah.

Pasar saham Indonesia gagal mempertahankan posisinya di level all time high di 7.377,495, setelah terkoreksi cukup tajam sehingga membuatnya keluar jauh dari level psikologisnya di 7.300 dan kini berada di zona psikologis 7.100-an. Secara teknikal, IHSG gagal melanjutkan bull rally-nya setelah membentuk pola candle shooting star dan ketahan di area resistance all time high. IHSG berbalik arah turun dan menembus ke bawah support uptrend line, sehingga kembali memasuki fase konsolidasi dengan bergerak sideways dalam jangka pendek.

Apabila melanjutkan pelemahannya, IHSG berpeluang turun menguji area support dikisaran 7.015-7.065 (kotak merah) di pekan ini. Dan jika tekanan jual berlanjut dengan menembus ke bawah level psikologis 7.000, maka IHSG berpaluang melanjutkan pelemahannya menuju support berikutnya di level 6.904. Namun jika mampu rebound, IHSG kembali berpeluang menguji area resistance level 7.230-7.258. Indikator teknikal MACD yang telah death cross dan mulai bergerak menurun mengindikasikan kecenderungan IHSG bergerak dalam momentum negatif jangka pendek.

Minggu ini pelaku pasar akan mencermati Rapat Dewan Gubernur BI pada hari kamis yang diperkirakan akan menaikan suku bunga acuannya. Perkiraan pasar, BI rate akan naik sebesar 25 hingga 50 bps guna meredam lonjakan inflasi pasca kenaikan harga BBM subsidi dan menjaga pelemahan nilai tukar rupiah karena penguatan US$ yang terdorong oleh naiknya Fed Rate sehari sebelum RDG BI. Sementara dari luar negeri, data dan agenda ekonomi penting yang akan menjadi perhatian dari investor di minggu ini antara lain adalah :

 Selasa 20 September 2022: Rilis data infasi Jepang, Laporan kebijakan moneter RBA Australia, Rilis data perumahan AS

Rabu 21 September 2022 : Keputusan suku bunga dan pernyataan The FedKamis 22 September 2022 : Keputusan suku bunga BOJ Jepang, Keputusan suku bunga BOE Inggris

Jumat 23 September 2022 : Rilis data manufaktur Jerman, Rilis data sektor jasa AS, Pernyataan Ketua The Fed Powell

Sementara ini dulu yang bisa saya sampaikan dalam weekly strategic analysis pada pekan ini. IHSG tertahan di area resistance all time high dan gagal melanjutkan uptrend-nya sehingga kembali masuk di fase sideways dalam jangka pendek. Jelang keputusan suku bunga bank sentral dunia (The Fed, BOE, BOJ dan BI) yang diperkirakan masih akan agresif untuk meredam inflasi, maka IHSG berpotensi bergerak volatile dan kemungkinan bakal mengalami koreksi lanjutan. Waspadai jika IHSG gagal bertahan dan tembus ke bawah level support psikologis 7.000, karena berpeluang terindikasi terjadinya aksi jual yang lebih agresif.

Untuk itu disarankan tetap safe trading dan selalu kontrol resiko sesuai dengan trading plans yang telah dibuat. Sementara bagi investor, jika terjadi koreksi massive bisa dimanfaatkan untuk akumulasi bertahap dengan melakukan buy on weakness, terutama pada saham-saham yang masih memiliki fundamental bagus dan dan kinerja keuangan yang kuat, serta prospek yang cerah kedepan. Atur strategi pembelian dan money manajemennya dengan baik.

Mengenai saham-saham apa saja yang menarik untuk di tradingkan dalam jangka pendek atau saham-saham apa yang dapat diakumulasi untuk menjadi investasi jika terjadi koreksi, akan diulas secara khusus di area member premium. Diperlukan pengalaman, keahlian dan strategi khusus dalam melakukan analisa, baik teknikal maupun fundamental untuk menentukan kapan waktu terbaik untuk masuk ataupun keluar dari posisi trading ataupun investasi.

Jumat, 16 September 2022

Equity World | Bursa Saham Asia Lesu, Indeks Nikkei Pimpin Koreksi Jelang Rilis Data China

Equity World | Bursa Saham Asia Lesu, Indeks Nikkei Pimpin Koreksi Jelang Rilis Data China

Equity World | Bursa saham Asia Pasifik jatuh pada Jumat (16/9/2022), seiring investor mencerna data ekonomi Amerika Serikat (AS) dan menantikan rilis produksi industri China serta penjualan ritel untuk Agustus 2022.

Equity World | Wall Street Ambrol Lagi, Rupiah Sepertinya Bakal Menyusul

Yuan Tiongkok melemah melewati 7 terhadap dolar semalam, dan terakhir berada di 7,0163. Indeks Nikkei 225 di Jepang turun 1,17 persen pada awal perdagangan, dan indeks Topix tergelincir 0,74 persen.

Di Australia, indeks S&P/ASX 200 turun 0,38 persen. Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,63 persen dan Kosdaq kehilangan 0,46 persen.Indeks Hang Seng tergelincir 0,8 persen. Indeks Shanghai di bursa saham China turun 0,38 persen. Indeks Shenzhen susut 0,28 persen.

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,75 persen. Semalam di AS, Nasdaq Composite turun 1,43 persen menjadi 11.552,36. S&P 500 turun 1,13 persen menjadi 3.901,35 dan Dow Jones Industrial Average turun 173,27 poin, atau 0,56 persen, menjadi 30.961,82, penutupan terendah sejak 14 Juli.

"Ekuitas dan pasar sensitif risiko lainnya (akan) berjuang karena menjadi jelas bahwa tekanan inflasi A.S. tertanam dengan baik dan bahwa risiko terhadap suku bunga dana fed berada di sisi atas," tulis analis ANZ Research dalam catatan Jumat, dikutip dari CNBC, Jumat (16/9/2022).

Output industri China diperkirakan akan mencapai 3,8 persen untuk Agustus, menurut survei Reuters. Itu laju pertumbuhan yang sama dengan Juli.

Penjualan ritel diperkirakan meningkat 3,5 persen bulan lalu, dibandingkan dengan 2,7 persen yang dilaporkan pada Juli.

Yuan Tiongkok melemah melewati 7 terhadap dolar AS untuk pertama kalinya sejak Juli 2020 semalam. Dalam perdagangan pagi Asia, yuan diperdagangkan datar di 7,0131 melawan greenback.

Yuan lebih dekat ke level 7, tetapi belum melewatinya tahun ini. Sedangkan, Yen Jepang telah jatuh tajam terhadap dolar AS tahun ini dan sekarang berada di dekat posisi terendah dalam 24 tahun.

Rabu, 14 September 2022

Equity World | Wall Street Menguat Meski Belum Menutup Penurunan Hari Sebelumnya

Equity World | Wall Street Menguat Meski Belum Menutup Penurunan Hari Sebelumnya

Equity World | Wall Street mengakhiri sesi volatile dengan penguatan pada perdagangan Rabu (14/9) setelah turun tajam di hari sebelumnya. Laporan inflasi yang lebih tinggi dianggap sesuai prediksi pelaku pasar sehingga aksi jual yang terjadi pada Selasa berkurang.

Equity World | Harga Emas Kembali Anjlok Terdampak Inflasi AS yang Semakin Besar

Pada perdagangan Rabu (14/9) yang berakhir pagi ini, Dow Jones Industrial Average naik 30,12 poin atau 0,1% menjadi 31.135,09. Indeks S&P 500 menguat 13,32 poin atau 0,34% menjadi 3.946,01. Sedangkan Nasdaq Composite menambahkan 86,10 poin atau 0,74% menjadi 11.719,68.

Ketiga indeks goyah sepanjang hari, tetapi akhirnya berakhir di wilayah positif. Ketiga indeks utama Wall Street gagal memulihkan kerugian tajam hari Selasa yang merupakan persentase penurunan terbesar dalam lebih dari dua tahun.

"Hari ini adalah hari yang menyenangkan, setelah mengalami pukulan kemarin dan merupakan tanda yang diharapkan," kata Ryan Detrick, kepala strategi pasar di Carson Group di Omaha, Nebraska kepada Reuters.

Data harga produsen (PPI) Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) mendarat dekat dengan perkiraan konsensus. Angka PPI menjadi penopang setelah angka harga konsumen (CPI) yang mengguncang pasar hari Selasa, yang lebih panas dari yang diharapkan.

"Perdebatan inflasi berlanjut dan kemarin adalah pengingat yang keras bahwa ini adalah pertempuran yang sulit dan The Fed harus tetap agresif untuk membatasi harga inflasi yang meluas yang kita lihat," tambah Detrick.

Laporan PPI menawarkan jaminan bahwa inflasi memang pada lintasan yang lambat dan menurun. Tetapi masih ada jalan panjang sebelum mendekati target inflasi tahunan rata-rata 2% Federal Reserve.  

Pasar keuangan telah sepenuhnya memperhitungkan kenaikan suku bunga setidaknya 75 basis poin pada akhir pertemuan kebijakan FOMC pekan depan. Pasar keuangan memperkirakan kemungkinan 22% dari peningkatan suku bunga 100 basis poin, menurut FedWatch CME.

Sektor transportasi, yang dilihat sebagai barometer kesehatan ekonomi dan memberikan gambaran sekilas tentang sisi penawaran dari gambaran inflasi, terbebani oleh saham kereta api dalam menghadapi potensi pemogokan.

Harga saham operator kereta api Union Pacific, Norfolk Southern dan CSX Corp masing-masing turun 3,7%, 2,2%, dan 1,0%. Menteri Tenaga Kerja Marty Walsh bertemu dengan perwakilan serikat pekerja di Washington dalam pembicaraan yang bertujuan untuk mencegah penutupan kereta api.

Enam dari 11 sektor utama S&P 500 menguat pada perdagangan Rabu. Saham energi memimpin kenaikan dengan bantuan dari kenaikan harga minyak mentah karena kekhawatiran pasokan.

Saham Starbucks Corp melonjak 5,5% setelah perusahaan ritel kopi ini menaikkan prediksi laba tiga tahun dan penjualannya. Harga saham Tesla Inc bangkit kembali dari penurunan Selasa, naik 3,6% pada hari yang sama Presiden Joe Biden mengumumkan US$ 900 juta dalam pendanaan untuk stasiun pengisian kendaraan listrik.

Selasa, 13 September 2022

Equity World | Inflasi AS Masih Panas, Wall Street 'Nyungsep' di Pembukaan

Equity World | Inflasi AS Masih Panas, Wall Street 'Nyungsep' di Pembukaan

Equity World | Tiga indeks Wall Street turun tajam setelah laporan inflasi Amerika Serikat (AS). Secara mengejutkan inflasi Agustus lebih "panas" dari perkiraan.

Equity World | Terseret Emas Dunia, Harga Emas Antam Murah Aja Nih!

Dow Jones Industrial Average merosot 1,67% atau sekitar 525 poin. S&P 500 turun lebih dari 2% menjadi 4.028,3 sementara Nasdaq 100 turun 2,7% ke 11.942,63.

Laporan indeks harga konsumen (ICP) Agustus menunjukkan angka inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan. Laju inflasi tahunan sebesar 8,3% year-on-year/yoy, lebih tinggi dari perkiraan sebesar 8,1% yoy.

Sementara secara bulanan naik 0,1% month-to-month/mtm meskipun terjadi penurunan harga gas. Inflasi inti sendiri naik 0,6% mtm.

Kenaikan ini lebih tinggi dari konsensus. Di mana terjadi penurunan 0,1% untuk inflasi umum dan kenaikan 0,3% untuk inflasi inti.

Laporan inflasi semakin meningkatkan ekspektasi bahwa The Fed, bank sentral Amerika, akan kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bp) pada pertemuan 20-21 September. Laporan Agustus yang tinggi dapat membuat The Fed melanjutkan kenaikan secara agresif lebih lama dari yang diantisipasi oleh investor.

Berdasarkan perangkat CME FedWatch, peluang kenaikan suku bunga acuan AS sebesar 75 bp adalah 82,0%. Sementara kenaikan 100 bp sebesar 18%.

"Laporan CPI adalah negatif tegas untuk pasar ekuitas. Laporan yang lebih panas dari yang diharapkan berarti kita akan mendapatkan tekanan lanjutan dari kebijakan Fed melalui kenaikan suku bunga," kata Direktur Penelitian di Janus Henderson Investors, Matt Peron.

"Ini juga mendorong kembali 'poros Fed' yang diharapkan pasar dalam waktu dekat. Seperti yang telah kami peringatkan selama beberapa bulan terakhir, kami belum keluar dari kesulitan dan akan mempertahankan postur defensif dengan ekuitas dan alokasi sektor. "

Senin, 12 September 2022

Equity World | Wall Street Membukukan Kenaikan Hari Keempat Berturut-Turut Menjelang Laporan CPI

Equity World | Wall Street Membukukan Kenaikan Hari Keempat Berturut-Turut Menjelang Laporan CPI

Equity World | Wall Street memperpanjang kenaikannya pada hari Senin (12/9). Investor menunggu data inflasi penting yang dapat memberikan petunjuk tentang durasi dan tingkat keparahan kebijakan pengetatan Federal Reserve.

Equity World | Wall Street Menguat Dipicu Meningkatnya Saham Energi

Melansir Reuters, Dow Jones Industrial Average naik 229,63 poin atau 0,71% menjadi 32.381,34, S&P 500 naik 43,05 poin atau 1,06% menjadi 4.110,41 dan Nasdaq Composite menambahkan 154,10 poin atau 1,27% menjadi 12.266,41.

Saham energi dan teknologi membantu tiga indeks saham utama Amerika Serikat (AS) menyentuh level tertinggi dua minggu dan mencatatkan kenaikan sesi keempat berturut-turut, di mana saham pertumbuhan sedikit lebih disukai daripada berbasis nilai.

Indeks harga konsumen (CPI) Departemen Tenaga Kerja, diharapkan sebelum bel pembukaan Selasa, adalah agenda utama minggu ini. Bakal diteliti untuk tanda-tanda mengenai jumlah dan ukuran kenaikan suku bunga di masa depan dari Fed.

"CPI diperkirakan akan melihat sedikit penurunan," kata Robert Pavlik, senior portfolio manager Dakota Wealth di Fairfield, Connecticut. "Pasar berharap bahwa berita diterjemahkan ke dalam kenaikan suku bunga yang lebih kecil setelah pertemuan FOMC September."

"Karena itu, Anda melihat tipe mentalitas berisiko hari ini," tambah Pavlik.

Pada hari Kamis, Ketua Fed Jerome Powell menegaskan bank sentral tetap "berkomitmen kuat" untuk mengatasi inflasi yang tinggi selama beberapa dekade, dan akan "terus melakukannya sampai pekerjaan selesai."

Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan, CPI bulanan telah berkontraksi 0,1% pada Agustus dari Juli, turun ke 8,1% (YoY), terutama karena penurunan harga komoditas baru-baru ini.

Pasar keuangan saat ini memperkirakan 92% kemungkinan bahwa FOMC akan menerapkan kenaikan suku bunga 75 basis poin ketiga berturut-turut pada akhir pertemuan kebijakan minggu depan, menurut alat FedWatch CME.

"Pasar sekarang telah sepenuhnya menetapkan harga dalam 75 basis poin untuk September," kata Pavlik. "Pasar berharap yang berikutnya adalah 50 basis poin dan kita akan melihat sedikit penurunan kenaikan suku bunga setelah itu, dan Wall Street dapat bertahan dengan itu."

Jumat, 09 September 2022

Equity World | IHSG akhir pekan berpeluang menguat, ikuti kenaikan Wall Street

 Equity World | IHSG akhir pekan berpeluang menguat, ikuti kenaikan Wall Street

Equity World | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) jelang akhir pekan berpeluang menguat mengikuti kenaikan bursa saham di Wall Street.

IHSG dibuka menguat 35,2 poin atau 0,49 persen ke posisi 7.267,22. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 7,49 poin atau 0,73 persen ke posisi 1.035,44.

"Untuk hari ini IHSG cenderung diselimuti oleh sentimen positif. Pasar diperkirakan bersiap menyambut data inflasi AS bulan Agustus yang akan dirilis pada Selasa depan," tulis Tim Riset Surya Fajar Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Jumat.

Berdasarkan konsensus, inflasi AS diperkirakan turun dari 8,5 persen (yoy) menjadi 8,1 persen (yoy). Penurunan inflasi dinilai akan memberikan kepercayaan diri investor asing untuk terus masuk ke pasar saham di Indonesia.

Pelaku pasar diperkirakan akan fokus pada sektor non-komoditas yang berbasis permintaan domestik seperti konstruksi, properti, konsumer dan telekomunikasi.


Mengekor Wall Street, IHSG Dibuka Melesat | Equity World




Bursa saham AS bergerak menguat pada perdagangan tadi malam. Pasar mencerna pidato dari Ketua Federal Reserve (Fed) Jerome Powell. Powell dalam pidatonya kembali mengutarakan komitmen kuat dari The Fed untuk menurunkan inflasi ke level di kisaran 2 persen (yoy).

Pidato tersebut tidak memberikan sesuatu hal yang baru. Pasar bergerak volatil mencerna pidato itu walaupun pada akhir sesi berhasil ditutup di zona hijau.

Sementara bursa saham Eropa bergerak menguat pada perdagangan kemarin. Pelaku pasar merespon positif keputusan Bank Sentral Eropa (ECB) untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain Indeks Nikkei menguat 62,86 poin atau 0,22 persen ke 28.128,14, Indeks Hang Seng naik 348,16 poin atau 1,85 persen ke 19.202,78, dan Indeks Straits Times meningkat 22,22 poin atau 0,69 persen ke 3.255,83.

Kamis, 08 September 2022

Equity World | Wall Street Cenderung Menguat di Awal Perdagangan Kamis (8/9)

Equity World | Wall Street Cenderung Menguat di Awal Perdagangan Kamis (8/9)

Equity World | Wall Street bergerak bervariasi di awal perdagangan hari ini. Kamis (8/9) pukul 21.40 WIB, Dow Jones Industrial Average menguat 0,28% ke 31.670. Indeks S&P 500 turun tipis 0,08% ke 3.977. Sedangkan Nasdaq Composite menguat 0,26% ke 11.822.

Equity World | The Fed Beri Sinyal Kerek Suku Bunga 75 Basis Poin, Harga Emas Langsung Tergelincir

Pergerakan pasar saham AS yang bervariasi ini terjadi setelah kemarin Wall Street menguat. Pasar saham masih menunggu keputusan suku bunga Federal Reserve bulan ini.

The Fed berkomitmen kuat untuk mengendalikan inflasi. Tapi, Gubernur Federal Reserve Jerome Powell dalam komentar di konferensi Cato Institute mengatakan masih ada harapan pengendalian inflasi dapat dilakukan tanpa biaya sosial yang sangat tinggi seperti dalam penanganan inflasi sebelumnya.

"Jelas dia mempertahankan nada hawkish yang ada dan pasar tampaknya masih terkejut, jadi pasar terjadi aksi jual," kata Randy Frederick, direktur pelaksana perdagangan dan derivatif untuk Charles Schwab di Austin, Texas kepada Reuters.

Indeks utama Wall Street kemarin mencapai kenaikan teringgi dalam sebulan terakhir. Penguatan pasar saham terjadi di tengah penurunan imbal hasil obligasi surat utang AS. Namun, indeks acuan S&P 500 masih turun sekitar 17% tahun ini.

Pernyataan hawkish dari pejabat Fed dan kekuatan sinyal data terbaru ekonomi AS telah mendorong pasar keuangan untuk bertaruh bahwa Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada pertemuan bulan ini. Fed fund futures menyiratkan pedagang memperkirakan hampir 90% peluang dari langkah semacam itu.

Goldman Sachs juga menaikkan perkiraan suku bunga kebijakan menjadi kenaikan 75 basis poin bulan ini dari prediksi sebelumnya 50 basis poin.

Data menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun pekan lalu ke level terendah tiga bulan. Data ini menggarisbawahi kekuatan pasar tenaga kerja bahkan ketika The Fed menaikkan suku bunga.

Kekhawatiran atas resesi, didorong oleh kenaikan suku bunga bank sentral yang agresif dan tanda-tanda perlambatan ekonomi di China dan Eropa telah mengurangi selera aset berisiko secara global tahun ini. Bank Sentral Eropa menaikkan suku bunga utamanya sebesar 75 basis poin yang belum pernah terjadi sebelumnya pada hari Kamis. ECB mengisyaratkan kenaikan lebih lanjut. Kenaikan suku bunga Eropa ini mengikuti kenaikan suku bunga besar dari Bank of Canada dan Reserve Bank of Australia awal pekan ini.

Equity World | Bursa Saham Asia Melemah Jelang Rilis Fed Beige Book

Equity World | Bursa Saham Asia Melemah Jelang Rilis Fed Beige Book

Equity World | Bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan Rabu (7/9/2022) seiring investor mengantisipasi bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve untuk memberikan ringkasan tentang kondisi ekonomi saat ini. Hal ini juga dikenal sebagai Beige Book.

Equity World | Bursa Asia Menghijau Pagi Ini, Mengekor Jejak Wall Street

Di Jepang, indeks Nikkei 225 melemah 1,2 persen dan indeks Topix susut 1 persen. Di China, indeks Shanghai melemah 0,44 persen dan indeks Shenzhen tergelincir 0,5 persen. Indeks Hang Seng merosot 1,38 persen indeks Hang Seng teknologi terpangkas 1,79 persen. Demikian mengutip dari laman CNBC, Rabu pekan ini.

Di Korea Selatan, indeks Kospi susut 1,44 persen. Indeks ASX 200 turun 1,41 persen. Imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS) tenor 10 tahun melonjak. Imbal hasil obligasi melompat ke posisi tertinggi sejak Juni 2022. Imbal hasil obligasi bertenor 30 tahun menyentuh posisi tertinggi sejak 2014. Imbal hasil obligasi berlawanan arah dengan harga.

Di sisi lain, China akan merilis data perdagangan Agustus 2022. Ekonom prediksi, ekspor naik 12,8 persen dari sebelumnya tumbuh 18 persen pada Juli 2022. Yen Jepang ditransaksikan di posisi 143.

Wall Street Melemah

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street merosot pada perdagangan Selasa, 6 September 2022 di tengah sesi perdagangan yang bergejolak. Hal ini seiring investor menimbang data ekonomi yang kuat dan kebijakan bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) yang lebih ketat.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones turun 173,14 poin atau 0,55 persen ke posisi 31.145,30. Hal itu didorong saham defensif antara lain Johnson&Johnson dan Coca Cola.

Indeks S&P 500 tergelincir 0,41 persen ke posisi 3.908,19. Indeks Nasdaq susut 0,74 persen ke posisi 11.544,91. Indeks Nasdaq membukukan koreksi dalam tujuh hari, terpanjang sejak 2016.

Pada saat yang sama, imbal hasil obligasi melonjak sehingga menambah beban di saham. Imbal hasil treasury atau obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun naik 0,16 persen ke posisi 3,353 persen. Imbal hasil obligasi berbanding terbalik dengan harga.

Selain itu, pergerakan wall street terjadi setelah data ISM pada Agustus 2022 lebih kuat dari yang diharapkan ke posisi 56,9 dari harapan 55,5. Laporan tersebut mengikuti rilis pekerjaan pada Jumat, 2 September 2022 yang mengalahkan harapan wall street menunjukkan ekonomi AS yang lebih solid daripada yang diantisipasi.

Kedua laporan tersebut muncul menjelang pertemuan the Federal Reserve pada September 2022. The Fed diperkirakan menaikkan suku bunga lagi. Data ekonomi yang lebih baik dari perkiraan dapat berarti bank sentral terus bertindak agresif dalam menaikkan suku bunga.

Pada Jumat, 2 September 2022, rata-rata utama menutup pekan melemah dalam tiga minggu berturut-turut. Indeks Nasdaq membukukan koreksi dalam enam hari dan susut 1,3 persen. Indeks Dow Jones melemah 1,1 persen.  Indeks S&P 500 susut 1,1 persen, level terendah sejak Juli 2022.

“Berharap berbalik arah menguat, dan rekam jejak kinerja selama September yang buruk. Koreksi sedikit lebih jarang selama tiga dekade terakhir, tetapi volatilitas lebih tinggi,” ujar Direktur Pelaksana E-Trade dari Morgan Stanley seperti dikutip dari CNBC, Rabu (7/9/2022).

Pada pekan ini, investor menantikan pidato dari Presiden the Federal Reserve (the Fed) dan keputusan kenaikan suku bunga dari bank sentral Eropa yang akan dirilis akhir pekan ini.

Adapun sejumlah saham yang menjadi penggerak di wall street antara lain saham Bed Bath and Beyond turun 16,7 persen pada Selasa pekan ini. Saham FedEx susut 2,5 persen setelah Citi downgrade FedEx menjadi netral dari beli. Saham Alibaba turun 3,65 persen setelah China mengumumkan pembatasan imbas COVID-19 di Shenzhen yang mulai Senin, 5 September 2022.

Selasa, 06 September 2022

Equity World | Lanjutkan Penguatan Kemarin, IHSG Uji Level Resisten 7.300

Equity World | Lanjutkan Penguatan Kemarin, IHSG Uji Level Resisten 7.300

Equity World | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,6% ke 7.275,8 pada awal perdagangan hari ini, Selasa (6/9/2022).

Equity World | Bursa Saham Asia Menanjak Jelang Keputusan Bank Sentral Australia

Di tengah libur Wall Street memperingati Hari Buruh, kenaikan harga gas dan berlanjutnya kontraksi manufaktur di zona euro membuat sebagian besar pasar saham Eropa ditutup melemah.

Pipa Nord Stream 1 beroperasi pada kapasitas 20% sebelum dihentikan Jumat lalu, mendorong harga kontrak Opsi Gas TTF Belanda Oktober 2022 menjadi EUR 245,9/Mwh, naik 15,6% dari penutupan Jumat atau lebih dari 400% YoY.

Kenaikan gas saat ini menahan aktivitas manufaktur, dengan data IMP Komposit Zona Euro Global S&P berkontraksi lebih lanjut pada 48,9 Agustus (Vs. Juli 49,2). Sebagai catatan, Gazprom menghentikan tanpa batas waktu pasokan gas alam ke Zona Euro melalui pipa Nord Stream 1 karena kerusakan teknis.

Investor memperhatikan pengalihan alokasi subsidi BBM ke sektor produktif dan strategis. Kenaikan harga BBM bersubsidi memberikan kepastian bagi pelaku usaha sehingga mendorong IHSG lebih tinggi di atas level psikologis 7.200.

Penguatan IHSG juga terjadi di tengah sentimen yang kuat di bursa Wall Street yang libur memperingati Hari Buruh pada Senin. Sementara itu, investor masih mencermati dampak dari krisis energi zona euro, setelah Rusia menutup tanpa batas salah satu pipa pasokan gas utamanya ke zona euro.

NHKSI Research memproyeksikan IHSG akan mencoba menembus resistance (bullish) dengan support: 7.150/7.080/7.050/7.015-7.000 dan resistance: 7.260-7.300/7.350.

Saham-saham unggulan yang tergabung dalam Investor33 naik 0,49% ke kisaran 499,6, indeks LQ45 naik 0,65% ke kisaran 1.035,95, JII naik 0,96% ke 628,4.

Nikkei 225 Tokyo naik 0,4%, indeks komposit Shanghai naik 0,16%, Hang Seng Hong Kong naik 0,25%, Kospi Korsel naik 0,21%, S&P/ASX 200 naik 0,1%.

Senin, 05 September 2022

Equity World | Bursa Saham Asia Beragam Jelang Rilis Data Aktivitas Sektor Jasa China

Equity World | Bursa Saham Asia Beragam Jelang Rilis Data Aktivitas Sektor Jasa China

Equity World | Bursa saham Asia Pasifik diperdagangkan beragam pada Senin (5/9/2022) seiring investor menantikan hasil survei swasta tentang aktivitas sektor jasa China.

Equity World | Wajah Bursa Asia Beragam Pagi Ini, Jelang Rilis Survei Aktivitas Jasa China

Indeks Hong Kong Hang Seng turun 1,29 persen pada awal perdagangan. Indeks Hang Seng teknologi susut lebih dari dua persen. Indeks Nikkei 225 di Jepang turun 0,21 persen, dan indeks Topix kehilangan 0,17 persen.

Indeks Shenzhen di bursa saham China melemah 0,77 persen. Indeks Shanghai susut 0,32 persen. Indeks S&P/ASX 200 di Australia naik 0,24 persen. Di Korea Selatan, indeks  Kospi naik 0,3 persen dan Kosdaq turun 0,93 persen.

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang sedikit lebih rendah. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang melemah 0,68 persen.

Indeks Manajer Pembelian Layanan Caixin China akan dirilis pada Senin. Indeks Juli datang di 55,5, mewakili pertumbuhan aktivitas. PMI non-manufaktur resmi untuk Agustus adalah 52,6.

Pada Jumat di Amerika Serikat, nonfarm payrolls untuk Agustus naik 315.000, sedikit di bawah perkiraan Dow Jones. Pengangguran beringsut lebih tinggi.

"Pasar aset awalnya pulih karena kenaikan tingkat pengangguran AS karena tingkat partisipasi yang lebih tinggi dipandang sebagai tanda potensial dari berkurangnya tekanan inflasi di pasar tenaga kerja AS," kata ANZ Research dalam catatan Senin, dikutip dari CNBC, Senin (5/9/2022).

"(Namun) suasana hati yang membaik tidak berlangsung lama, karena muncul berita bahwa Gazprom tidak berencana memulai kembali aliran gas melalui Nord Stream 1,” tulis catatan itu.

Negara-negara G7 mengumumkan pada Jumat bahwa mereka mencapai kesepakatan untuk membatasi harga minyak Rusia.

“Kurangnya reaksi harga minyak global menunjukkan tingkat skeptisisme tentang dampaknya,” tulis ANZ Research.

Indeks Aktivitas Bisnis IMP Layanan Global Australia yang disesuaikan secara musiman berada di 50,2 pada Agustus, lebih rendah dari 50,9 Juli, menandai tingkat pertumbuhan paling lambat dalam tujuh bulan.

Laporan S&P Global mencatat permintaan keseluruhan hanya tumbuh sedikit pada Agustus.

“Ekspansi yang lamban pada Agustus dalam aktivitas bisnis adalah tanda bahwa tekanan inflasi dan kenaikan suku bunga baru-baru ini membebani penjualan,” Ekonom di S&P Global Market Intelligence, Laura Denman,  mengatakan dalam siaran pers.

Meskipun tekanan inflasi mereda dari rekor tertinggi yang terlihat awal tahun ini, kepercayaan bisnis secara keseluruhan telah mencapai level terendah sejak April 2020, menurut laporan itu.

Menurut  Kepala penasihat ekonomi Allianz, Mohamed El-Erian, dengan valuasi saham dan obligasi jatuh secara bersamaan, investor harus mencari untuk keluar dari "pasar yang terdistorsi”.

“Ada saat ketika semua harga aset naik saham dan obligasi dan kita lupa tentang korelasinya. Mengapa peduli dengan korelasi ketika Anda dibayar untuk memegang aset berisiko dan aset mitigasi risiko? Ini dunia yang indah," katanya kepada Steve Sedgwick dari CNBC, Jumat.

"Tapi babak pertama mengajari kami,dan apa yang kami pelajari lagi sejak pertengahan Agustus, [adalah] bahwa mereka berdua bisa turun secara bersamaan,” tambahnya.

Sementara itu,  menurut El-Erian, investor yang mencari alternatif memiliki beberapa pilihan.

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Jumat, 2 September 2022 seiring investor antisipasi rilis data tenaga kerja Amerika Serikat pada Agustus 2022. Ini menjadi salah satu indikator sebelum the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS memutuskan kebijakan suku bunga September 2022.

Indeks harga konsumen Korea Selatan melambat dari yang diharapkan pada Agustus 2022. Inflasi Korea Selatan tercatat 5,7 persen dari prediksi analis oleh Reuters di posisi 6,1 persen.

Indeks Jepang Nikkei cenderung mendatar di posisi 27.650,84. Sementara itu, indeks Topix melemah 0,27 persen ke posisi 1.930,17. Indeks Hang Seng tergelincir 0,66 persen dan indeks Hang Seng teknologi susut 1,28 persen.

Di Australia, indeks ASX 200 melemah 0,25 persen ke posisi 6.828,70. Indeks Kospi merosot 0,26 persen ke posisi 2.409,41 dan indeks Kosdaq tergelincir 0,31 persen ke posisi 785,88.  Bursa saham China cenderung menguat. Indeks Shanghai naik ke posisi 3.186,48 dan indeks Shenzhen melemah ke posisi 11.702,39. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang susut 0,52 persen.

Harga minyak Amerika Serikat dan Brent naik lebih dari dua persen pada perdagangan Jumat sore. Ekonom prediksi ada tambahan 318 ribu tenaga kerja pada Agustus 2022. Data tenaga kerja ini lebih rendah dari posisi Juli 2022, menurut Dow Jones. Sedangkan tingkat pengangguran tetap 3,5 persen.

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan Jumat, 2 September 2022. Wall street tertekan setelah laporan pekerjaan AS pada Agustus 2022 yang solid gagal meredakan kekhawatiran the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS akan terus menaikkan suku bunga secara agresif untuk melawan inflasi.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 337,98 poin atau 1,1 persen ke posisi 31.318,44. Indeks S&P 500 melemah 1,1 persen ke posisi 3.924,26, terendah sejak Juli 2022. Indeks Nasdaq melemah 1,3 persen ke posisi 11.630,86, dan mencatat penurunan beruntun dalam enam hari sejak 2019.

Semua indeks acuan rata-rata melemah dalam sepekan sehingga menjadikannya minggu negatif dalam tiga minggu berturut-turut setelah merosot pada akhir Agustus 2022. Indeks Dow Jones dan S&P 500 masing-masing turun 3 persen dan 3,3 persen. Indeks Nasdaq tergelincir 4,2 persen.

“Masih ada banyak kegelisahan tentang apa yang akan kita lihat selama beberapa bulan ke depan,” ujar Analis Investasi AS di eToro, Callie Cox dikutip dari CNBC, Sabtu (3/9/2022).

Ia mengatakan, inflasi dan pasar kerja kembali seimbang tetapi beberapa biayanya menjadi pertanyaan. “Pasar masih mencari tahu itu. Lebih buruk lagi, S&P 500 terjebak di zona bahaya, di bawah tiga rata-rata pergerakan besarnya,” kata dia.

Wall street tertekan selama sepekan ini oleh komentar hawkish dari pejabat the Federal Reserve (the Fed) yang menunjukkan kenaikan suku bunga tidak akan hilang dalam waktu dekat.

Jumat, 02 September 2022

Equity World | Harga Emas Anjlok di Bawah USD 1.700, Keok Karena Dolar

Equity World | Harga Emas Anjlok di Bawah USD 1.700, Keok Karena Dolar

Equity World | Harga emas dunia turun di bawah level kunci USD 1.700. Penurunan harga emas hari ini untuk pertama kalinya sejak Juli.

Equity World | Bursa Saham Asia Bervariasi Jelang Data Pekerjaan AS

Turunnya harga emas dipicu Dolar yang kembali perkasa dan ekspektasi untuk kenaikan suku bunga yang agresif mengikis daya tarik logam mulia.

Melansir laman Arabnews, Jumat (2/9/2022), harga emas di pasar spot turun 0,8 persen menjadi USD 1.696,76 per ounce, setelah turun ke level terendah sejak 21 Juli di awal sesi.

Adapun harga emas berjangka AS menetap 1 persen lebih rendah ke posisi USD 1.709,3.

Emas dianggap sebagai penyimpan nilai yang aman selama masa ketidakpastian ekonomi, tetapi lingkungan tingkat yang lebih tinggi cenderung menghilangkan kilau aset karena tidak membayar bunga apa pun.

"Jika The Fed tetap pada mandat inflasi dan mempertahankan suku bunga tinggi dan menahan diri dari pemotongan suku bunga bahkan dalam resesi, itu bukan pertanda baik untuk emas," kata Daniel Ghali, ahli strategi komoditas di TD Securities.

"Jika emas menembus di bawah kisaran USD 1.675, kami memperkirakan tekanan jual substansial akan muncul."

Mencerminkan sentimen investor, kepemilikan di SPDR Gold Trust, ETF emas terbesar di dunia, turun menjadi 31.294.673 ons pada hari Rabu, terendah sejak Januari.