Kamis, 30 Desember 2021

Equityworld Futures | 'Ramalan' Ini Bilang Harga Emas Bakal Naik! Borong Nih?

Equityworld Futures | Harga emas dunia bergerak naik pada perdagangan pagi ini. Ke depan, bagaimana prospek harga sang logam mulia?

Pada Jumat (31/12/2021) pukul 07:50 WIB, harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 1.813,58/troy ons. Naik tipis 0,03% dari posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Merespons Kabar Baik Omicron, Wall Street Dibuka Naik Tipis | Equityworld Futures

Harga emas sedang menjalan tren positif. Dalam seminggu terakhir, harga naik 0,43% secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, kenaikannya adalah 1,86%.

Ke depan, sepertinya harga emas masih bisa naik lagi. Wang Tao, Analis Komoditas Reuters, memperkirakan target harga emas ada di kisaran US$ 1.821-1.829/troy ons. Namun hati-hati, karena harga emas bisa terperosok ke arah level support US$ 1.797-1.809/troy ons.

"Harga emas masih mungkin menguji titik support US$ 1.793/troy ons. Penembusan di bawah titik ini akan membawa harga turun ke rentang US$ 1.778-1.785/troy ons," sebut Wang dalam risetnya.

Pertaruhan harga emas, lanjut Wang, ada di US$ 1.815/troy ons. Harga aset ini beberapa kali gagal menembus titik resistance tersebut.

Begitu harga emas berhasil menembus US$ 1.809/toy ons, tambah Wang, maka ruang menuju 1.817-1.821/troy ons menjadi terbuka. Ketika titik US$ 1.819/troy ons tertembus, perjalanan menuju US$ 1.849/troy ons akan dimulai.

Rabu, 29 Desember 2021

Equityworld Futures | Wall Street Beragam, Indeks S&P 500 dan Dow Jones Cetak Rekor Tertinggi

Equityworld Futures | Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street beragam pada perdagangan saham Rabu, 29 Desember 2021. Indeks S&P 500 mencatat rekor ke-70 pada 2021.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 naik 0,1 persen menjadi 4.793,06. Indeks Dow Jones bertambah 90,42 poin atau 0,3 persen menjadi 36.488,63. Indeks saham unggulan ini mencatat rekor untuk pertama kali sejak November, dan catat kenaikan selama enam hari berturut-turut. Indeks Nasdaq susut 0,1 persen ke posisi 15.766,22.

Saham Asia Lesu,penyebaran Omicron bayangi hari perdagangan terakhir | Equityworld Futures

Indeks S&P 500 mencatat rekor sekitar 28 persen pada 2021. Pada 2021, indeks acuan ini mencatat rekor tertinggi kedua dari sebelumnya pada 1995 yang membukukan rekor sebanyak 77 kali.

Investor berharap indeks S&P 500 dapat ditutup menguat lebih dari 27 persen pada 2021. Sementara itu, indeks Dow Jones naik lebih dari 19 persen.

Dua indeks acuan ini berada dalam jarak mencolok dari posisi tertinggi sepanjang masa. Secara historis, wall street naik selama periode reli Santa Claus, lima hari perdagangan terakhir pada Desember, dan dua hari pertama Januari 2021.

“Musim semi mendukung kenaikan lebih lanjut di pasar. Perdagangan sedikit lebih tipis dari yang seharusnya. Kami datang dari apa yang tampaknya merupakan musim liburan yang baik, dan saya pikir itu inspirasi kepercayaan diri,” ujar Gary Schlossberg dari Wells Fargo Investment Institute dilansir dari CNBC, Kamis (30/12/2021).

Gerak Saham di Wall Street

Saham Blogen melonjak sekitar 9,5 persen dan memimpin kenaikan indeks S&P 500 setelah laporan di media Korea Selatan menyebutkan perusahaan bioteknologi sedang dalam pembicaraan untuk diakuisisi oleh Samsung. Kesepakatan itu dilaporkan akan bernilai lebih dari USD 40 miliar. Blogen menolak mengomentari laporan itu.

Saham Walgreens, Nike dan Home Depot mencatat kenaikan di indeks Dow Jones dengan masing-masing naik lebih dari 1 persen. Pada sisi negatifnya, saham terkait perjalanan sedang berjuang. Saham American Airlines merosot 2,6 persen dan United Airlines turun 1,9 persen. 

Saham Karnaval dan Norwegian Cruise Line melemah. Saham Boeing memimpin penurunan di indeks Dow Jones dengan tergelincir 1,2 persen.

Saham teknologi mencatat koreksi seiring imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun melonjak di atas level 1,5 persen.  Saham AMD melemah 3,2 persen.

Selasa, 28 Desember 2021

Equityworld Futures | Dolar AS Menguat, Harga Emas Tetap Naik

Equityworld Futures | Harga emas berjangka menguat tipis pada perdagangan Selasa (28/12/2021), meskipun dolar AS menguat sehingga melemahkan permintaan terhadap logam mulia. 

Dilansir Antara, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, terkerek 2,1 poin atau 0,12 persen ke level US$1.810,90 per troy ounce. Di pasar spot, emas turun 0,2 persen ke di US$1.806,97 per troy ounce. 

Saham Asia-Pasifik Bergerak Beragam, Investor Pantau Dampak Omicron | Equityworld Futures

Indeks dolar AS naik 0,1 persen terhadap para pesaingnya di tengah ekspektasi bahwa Federal Reserve AS dapat menaikkan suku bunga pada awal Maret untuk melawan kenaikan inflasi.

Direktur perdagangan logam High Ridge Futures David Meger mengatakan kurangnya kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah dan meningkatnya tekanan inflasi merupakan faktor pendukung pasar emas.

"Tren yang sedang berlangsung (untuk emas) tetap bergerak menyamping ke lebih tinggi dalam waktu dekat, dan kami percaya bahwa tren ini berasal dari kelanjutan tekanan inflasi yang kami perkirakan akan terjadi di pasar,” ungkap David seperti dilansir Antara, Rabu (29/12/2021). 

Beberapa investor memandang emas sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang lebih tinggi, tetapi emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS, karena meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tak memberikan suku bunga. 

Sementara itu harga emas diperkirakan akan tetap berada di sekitar level saat ini awal tahun depan, kenaikan suku bunga AS dan penurunan inflasi dapat menekan harga, kata analis UBS Giovanni Staunovo, memperkirakan logam tersebut akan berakhir 2022 di sekitar 1.650 dolar AS per ounce.

Reli di pasar ekuitas kehilangan kekuatannya karena investor mengamati gangguan perjalanan yang didorong oleh Omicron dan penutupan toko-toko. 

Analis pasar berpendapat bahwa prospek logam mulia akan terganggu karena Federal Reserve bergerak cepat untuk mengatasi inflasi dengan menaikkan suku bunga lebih cepat daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Federal Reserve dalam pertemuan terakhir sebelumnya pada Desember memproyeksikan untuk menaikkan suku bunga acuan tiga kali pada tahun 2022, ketika bank sentral menghentikan program pembelian obligasinya, dalam upaya untuk memperlambat inflasi.

Equityworld Futures | Rabu Pagi, Saham Asia Pasifik Dibuka Bervariasi

Equityworld Futures | Saham di kawasan Asia-Pasifik pada perdagangan Rabu pagi (29/12/2021) dibuka bervariasi. Investor mencermati dampak dari meluasnya varian omicron Covid.

Nikkei 225 di Jepang tergelincir 0,11% di awal perdagangan sementara indeks Topix juga turun secara fraksional.

Dolar AS Perkasa, Giliran Harga Emas Turun | Equityworld Futures

Kospi Korea Selatan turun 0,71%.

Saham Australia, yang kembali diperdagangkan setelah liburan pada hari Senin dan Selasa, naik karena S&P/ASX 200 melonjak 1,08%.

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang diperdagangkan 0,1% lebih tinggi.

Investor di Asia-Pasifik akan terus memantau perkembangan seputar varian omicron. Sebuah studi dari Afrika Selatan menemukan respon imun orang yang terinfeksi varian Covid omicron tampaknya meningkatkan perlindungan terhadap delta lebih dari empat kali lipat dan bisa menggantikannya.

Semalam di Amerika Serikat, S&P 500 turun 0,1% menjadi 4.786,35, jatuh dari rekor penutupan yang terlihat pada hari Senin. Nasdaq Composite juga turun 0,56% menjadi 15.781,72. Dow Jones Industrial Average mengungguli, naik 95,83 poin menjadi 36.398,21.

Mata Uang

Indeks dolar AS, yang melacak greenback terhadap sekeranjang rekan-rekannya, berada di 96,202 setelah pemantulan baru-baru ini dari sekitar 96.

Yen Jepang diperdagangkan pada 114,77 per dolar, masih lebih lemah dari level di bawah 114,5 yang terlihat terhadap greenback awal pekan ini. Dolar Australia berpindah tangan pada $0,7231 menyusul penurunan baru-baru ini dari atas $0,725.

Minggu, 26 Desember 2021

Equityworld Futures | Bursa Saham Asia Mendatar Setelah Libur Natal

Equityworld Futures | Bursa saham Asia Pasifik cenderung mendatar pada perdagangan Senin pagi (27/12/2021) seiring sejumlah bursa saham di Asia libur.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 cenderung mendatar, sementara itu, indeks Topix melemah tipis 0,1 persen. Indeks Korea Selatan Kospi cenderung mendatar. China akan rilis data laba industri pada November 2021. Demikian mengutip CNBC, Senin pekan ini.

Senin Pagi, Saham Kawasan Asia Pasifik Dibuka Datar | Equityworld Futures

Bursa saham utama di Asia Pasifik antara lain Australia dan Hong Kong tutup untuk libur Natal. Di sisi lain, indeks dolar AS berada di posisi 96,087 dari posisi sebelumnya 96,3.

Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 114,36 per dolar AS. Harga minyak bervariasi pada jam perdagangan di Asia, awal pekan ini. Harga minyak Brent berjangka turun 0,29 persen ke posisi USD 76,36 per barel. Harga minyak Amerika Serikat susut 0,76 persen ke posisi USD 73,23 per barel.

Bursa Saham Asia Menguat Jelang Libur Natal

Sebelumnya,bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Jumat pagi, 24 Desember 2021, mengikuti wall street. Indeks S&P 500 cetak rekor baru di wall street.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 menguat 0,21 persen pada awal perdagangan. Sementara itu, indeks Topix naik 0,31 persen dan indeks Korea Selatan Kospi bertambah 0,53 persen. Indeks ASX 200 naik 0,53 persen. Sementara itu, indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang mendaki 0,27 persen.

Sejumlah bursa saham Asia Pasifik termasuk Australia, Singapura, Hong Kong tutup lebih awal untuk merayakan malam Natal.

Di wall street, indeks acuan menguat pada Kamis, 23 Desember 2021 seiring investor mengabaikan kekhawatiran sebelumnya seiring penyebaran varian omicron. Indeks S&P 500 naik 0,62 persen ke rekor baru 4.725,79. Demikian dilansir dari CNBC, Jumat pekan ini.

Indeks Dow Jones melonjak 196,67 poin menjadi 35.950,56. Indeks Nasdaq bertambah 0,85 persen menjadi 15.653,37. Bursa saham Amerika Serikat libur pada Jumat, 24 Desember 2021 untuk merayakan libur Natal.

Indeks dolar Amerika Serikat berada di posisi 96,01, dan melemah dari posisi sebelumnya 96,6. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 114,45 per dolar AS.

Kamis, 23 Desember 2021

PT Equity World | Harga Emas Naik ke Level Psikologis

PT Equity World | Harga emas menguat di sekitar level psikologis 1.800 dolar AS pada akhir perdagangan Kamis (23/12) atau Jumat (24/12) pagi WIB. Kenaikan harga emas didukung melemahnya dolar AS dan permintaan terhadap aset-aset berisiko berkurang di tengah kekhawatiran atas dampak dari penyebaran cepat varian virus corona Omicron.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, naik 9,5 dolar AS atau 0,53 persen, menjadi ditutup pada 1.811,70 dolar AS per ounce. Di pasar spot, emas naik 0,4 persen menjadi diperdagangkan di 1.809,89 dolar AS per ounce pada pukul 18.41 GMT.

Wall Street Melambung Setelah Kekhawatiran Omicron Mereda | PT Equity World 

Sehari sebelumnya, Rabu (22/12), emas berjangka terangkat 13,5 dolar AS atau 0,75 persen menjadi 1.802,20 dolar AS, setelah tergelincir 5,9 dolar AS atau 0,33 persen menjadi 1.788,70 dolar AS pada Selasa (21/12), dan jatuh 10,3 dolar AS atau 0,57 persen menjadi 1.794,60 dolar AS pada Senin (20/12).

Sebagian besar investor menghabiskan hari di luar kantor, dengan investor yang tersisa khawatir dengan meningkatnya jumlah kasus Omicron Covid-19 di Amerika Serikat, sehingga mendorong kenaikan harga emas."Ini hanya kebisingan pada hari dengan volume rendah menjelang Natal," kata Daniel Pavilonis, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.

Dia menambahkan bahwa tahun depan pasti akan baik untuk emas, terutama dengan inflasi yang tinggi kemungkinan akan bertahan.Menahan kenaikan emas lebih lanjut, indeks dolar relatif stabil, membuat logam kurang menarik bagi pembeli luar negeri.

Tetapi greenback mendekati level terendah satu minggu dan penurunannya baru-baru ini membantu emas tetap di jalur untuk kenaikan mingguan kecil.Saham global, imbal hasil obligasi, dan mata uang berisiko semuanya mencapai tertinggi baru-baru ini pada Kamis (23/12) karena kepercayaan investor meningkat pada tanda-tanda bahwa Omicron mungkin tidak terlalu parah dari yang ditakuti, serta data ekonomi AS yang kuat.

"Emas menghadapi resistensi teknis di 1.815 dolar AS dan 1.826 dolar AS, dengan risiko geopolitik di depan berpotensi menjaga emas tetap didukung, meskipun narasinya masih seputar tapering," kata Nicholas Frappell, manajer umum global di ABC Bullion.

Awal bulan ini, Federal Reserve AS mengisyaratkan target inflasinya telah terpenuhi dan membuka jalan bagi kenaikan suku bunga tiga perempat poin persentase hingga akhir tahun 2022. Meskipun emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, kenaikan suku bunga akan menghasilkan peluang kerugian yang lebih tinggi memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Investor juga mengawasi perkembangan seputar kebuntuan Rusia dengan kekuatan Barat atas Ukraina.Logam mulia liannya, perak untuk pengiriman Maret naik 12,1 sen atau 0,53 persen, menjadi ditutup pada 22,94 dolar AS per ounce. 

Platinum untuk pengiriman Januari naik 6,7 dolar AS atau 0,69 persen, menjadi ditutup pada 975,1 dolar AS per ounce.Pasar akan ditutup pada Jumat waktu setempat untuk liburan Natal AS.

Rabu, 22 Desember 2021

PT Equity World | Kamis Pagi, Mayoritas Saham Asia Pasifik Dibuka Menguat

PT Equity World | Mayoritas saham di kawasan Asia-Pasifik pada perdagangan Kamis pagi (23/12/2021) dibuka menguat, karena kekhawatiran atas varian omicron Covid mereda.

Nikkei 225 di Jepang naik 0,52% lebih tinggi di awal perdagangan sementara indeks Topix naik 0,54%.

Kospi Korea Selatan naik 0,54%.

Ketakutan Varian Omicron Mereda, Harga Emas Bervariasi | PT Equity World

Di tempat lain, S&P/ASX 200 di Australia naik 0,34% di perdagangan pagi.

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang diperdagangkan 0,23% lebih tinggi.

Investor mengawasi pasar Cina daratan setelah kota Xi'an memerintahkan 13 juta penduduknya untuk tinggal di rumah karena menangani kasus Covid yang meningkat, menurut Reuters.

Semalam di Amerika Serikat, Dow Jones Industrial Average naik 261,19 poin menjadi 35.753,89 sementara S&P 500 naik 1,02% menjadi 4.696,56. Nasdaq Composite melonjak 1,18% menjadi 15.521,89.

Kenaikan di Wall Street itu terjadi setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan AS pada hari Rabu memberikan otorisasi untuk pil pengobatan Covid Pfizer, obat antivirus oral pertama yang diberikan selama pandemi.

Mata Uang

Indeks dolar AS, yang melacak greenback terhadap sekeranjang rekan-rekannya, berada di 96,076 setelah turun baru-baru ini dari atas 96,3.

Yen Jepang diperdagangkan pada 114,11 per dolar setelah melemah awal pekan ini dari level di bawah 113,6 terhadap greenback. Dolar Australia berada di $0,7212 setelah melonjak kemarin dari sekitar $0,712.

Selasa, 21 Desember 2021

PT Equity World | Wall Street berakhir naik tajam, indeks Dow Jones melonjak 560 Poin

PT Equity World | Saham-saham di bursa Wall Street naik tajam pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), terangkat penguatan di saham perjalanan dan teknologi serta Nike dan Micron Technology menyusul pendapatan mereka, ketika saham-saham rebound dari kerugian yang dipicu virus corona pada sesi sebelumnya.

Indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 560,54 poin atau 1,60 persen, menjadi menetap di 35.492,70 poin. Indeks S&P 500 bertambah 81,21 poin atau 1,78 persen, menjadi berakhir di 4.649,23 poin. Indeks Komposit Nasdaq meningkat 360,14 poin atau 2,40 persen, menjadi ditutup di 15.341,09 poin.

Bursa Saham Asia Bervariasi, Investor Respons Perkembangan Omicron di Afrika Selatan | PT Equity World 

Sembilan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan sektor energi dan teknologi masing-masing meningkat 2,89 persen dan 2,6 persen, melampaui sektor lainnya. Namun, kelompok utilitas dan kebutuhan pokok konsumen mencatat penurunan tipis.

Varian virus corona Omicron yang menyebar dengan cepat telah mengguncang pasar saham di seluruh dunia, memicu volatilitas di bulan terakhir tahun 2021, yang sebaliknya merupakan tahun yang kuat untuk ekuitas.

Keuntungan dalam saham teknologi besar dan terkait teknologi seperti Microsoft dan Apple mengangkat indeks pada Selasa (21/12/2021), seperti halnya kenaikan pada kelompok saham yang sensitif secara ekonomi seperti energi. Saham-saham terkait perjalanan melonjak, dengan Carnival Corp, Las Vegas Sands dan Expedia Group di antara persentase top gainer di S&P 500.

"Ini jelas merupakan hari berisiko," kata David Joy, kepala strategi pasar di Ameriprise Financial di Boston. "Ini jelas, setidaknya untuk hari ini, investor mengatakan, 'Anda tahu, kami akan dapat melewati gelombang Omicron ini dan keluar dari sisi lain dalam kondisi yang cukup baik.'”

Saham Nike melonjak 6,1 persen setelah hasil perusahaan pakaian olahraga itu mengalahkan perkiraan laba dan pendapatan kuartalan, dan perusahaan mengatakan lebih yakin bahwa masalah rantai pasokan akan mereda di tahun fiskal berikutnya.

Saham Micron Technology melonjak 10,5 persen setelah perusahaan chip tersebut memperkirakan penjualan dan laba kuartal kedua akan mengalahkan perkiraan dengan berkurangnya pelonggaran pada tahun 2022. Indeks Philadelphia SE Semiconductor naik 3,4 persen.

"Jika perkiraan Micron kuat, itu memberi tahu kita secara umum bahwa permintaan kuat di banyak industri yang berbeda," kata King Lip, kepala strategi di Baker Avenue Asset Management, menambahkan bahwa produk Micron "masuk ke begitu banyak aplikasi industri yang berbeda."

Saham General Mills anjlok 4,0 persen setelah laba kuartalan perusahaan kebutuhan pokok konsumen itu meleset dari perkiraan Wall Street.

Indeks acuan S&P 500 sejauh ini telah naik 23,8 persen pada tahun 2021.

Beberapa investor mewaspadai lingkungan yang lebih ketat untuk ekuitas karena Federal Reserve diperkirakan akan mulai menaikkan suku bunga tahun depan.

"Ada baiknya bagus untuk memperkirakan (zona) hijau masuk ke tahun depan tetapi jika Anda hanya mengambil langkah mundur dan melihat gambaran yang lebih luas, Anda melihat kondisi keuangan berubah," kata Joshua Chastant, analis investasi senior di GuideStone Capital Management.

Sekitar 10,1 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, di bawah rata-rata harian sekitar 12 miliar selama 20 sesi terakhir.

Senin, 20 Desember 2021

PT Equity World | Pergerakan Harga Emas 21 Desember 2021, Investor Antisipasi The Fed

PT Equity World | Harga emas fluktuatif pada awal perdagangan Selasa (21/12/2021), setelah melemah pada Senin.

Berdasarkan data Bloomberg, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari 2022 di Comex New York Exchange melemah 0,27 persen atau 4,8 poin ke level US$1.789,80 per troy ounce pada pukul 08.29 WIB.

Kasus Omicron Meningkat, Dow Turun 430 Poin | PT Equity World

Di sisi lain, harga emas di pasar spot menguat tipis 0,09 poin ke level US$1.791,02 per troy ounce.

Harga emas sebelumnya melemah karena investor mengantisipasi rencana kenaikan suku bunga acuan pada pada 2022 dan mengukur dampak melonjaknya kasus virus corona varian omicron terhadap perekonomian.

Emas Comex melemah 10,3 poin atau 0,57 persen pada Senin ke level US$1.794,60. Investor menghabiskan hari dengan menjual logam mulia untuk melindungi posisi dalam mengantisipasi tiga kenaikan suku bunga Federal Reserve pada 2022.

Analis pasar juga mengaitkan kurangnya dorongan karena menyusutnya likuiditas di pasar menjelang liburan, daripada murni sikap yang lebih bearish terhadap logam mulia.

Ekuitas global juga mundur di tengah kekhawatiran atas dampak pembatasan Covid-19 yang lebih ketat, tetapi arus masuk ke aset safe-haven emas tampaknya terhenti.

Namun demikian, emas menemukan sedikit dukungan dari dolar yang lebih rendah.

Ini berbeda dengan Jumat (17/12), ketika kekhawatiran yang dipicu omicron mendorong harga emas ke puncaknya sejak 26 November.

"Emas memiliki sedikit reli yang bagus dan sekarang kita memasuki periode liburan sehingga tidak ada lagi partisipasi penuh dari para pedagang dan Anda mungkin akan melihat berkurangnya selera terhadap risiko yang tidak banyak membantu emas," kata Ed Moya, analis pasar senior di broker OANDA.

Perdagangan yang berombak kemungkinan akan bertahan hingga akhir tahun sebelum akhirnya konsolidasi di atas level psikologis US$1.800 pada bulan depan atau lebih di tengah berita utama omicron, kata Moya menambahkan.

Meskipun emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian yang lebih tinggi, kenaikan suku bunga akan meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Tetapi ketidakpastian akibat omicron dapat menyebabkan narasi bank sentral yang lebih dovish pada tahun 2022, yang akan membantu emas.

"Kita masih bisa melihat kenaikan moderat untuk logam mulia karena kecenderungan posisi yang bearish menunjukkan logam mungkin lebih responsif terhadap keraguan yang mulai muncul seputar kemampuan Fed untuk memberikan sikap hawkish mereka," kata TD Securities dalam sebuah catatan.

Minggu, 19 Desember 2021

PT Equity World | Bursa Asia Dibuka Melemah Jelang Pengumuman LPR Tiongkok

PT Equity World | Bursa Asia Pasifik dibuka melemah pada perdagangan hari ini, Senin (20/12/2021). Investor menungggu pengumuman suku bunga Tiongkok hari ini.

Nikkei 225 Tokyo tuurun 0,66%, Topix turun 0,78%, S&P/ASX 200 turun 0,35%, Kospi Korsel turun 0,63%.

Pergerakan Harga Emas Hari Ini, Senin 20 Desember 2021, Mantul saat Waspada Omicron | PT Equity World

Bank sentral Tiongkok hari ini akan mengumumkan suku bunga LPR (loan prime rate) 1 tahun. Mayoritas pelaku pasar dan ekonom memperkirakan Tiongkok memangkas suku bunga.

Investor terus memantau penyebaharan varian Omicron. WHO memperingatkan jumlah kasus berlipat ganda menjadi 1,5 hari dari 3 hari dalam area dengan penyebaran komunitas.

Indeks dolar, atau nilai tukar dolar terhadap sejumlah mata uang dunia, berada di angka 96,642 dari sebelumnya di bawah 96.

Kamis, 16 Desember 2021

Equity World | Harga Emas Dunia Langsung Naik Usai Pertemuan The Fed

Equity World |  Harga emas dunia melesat lebih dari 1 persen pada perdagangan Kamis, setelah dolar melemah setelah Federal Reserve memutuskan untuk mempercepat penarikan stimulus era pandemi dalam sebuah langkah yang diperkirakan secara luas.

Mengutip CNBC, Jumat (17/12/2021) harga emas di pasar spot melonjak 1 persen menjadi USD1.795,41 per ounce. Sementara, emas berjangka Amerika Serikat ditutup melambung 1,9 persen menjadi USD1.798,20 per ounce.

Pasar Asia-Pasifik Bergerak Beragam Susul Anjloknya Wall Street | Equity World

Indeks Dolar (Indeks DXY) memperpanjang kejatuhan ke level terendah satu minggu terhadap sekeranjang pesaingnya, membuat emas yang dihargakan dengan greenback lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

"Pasar emas mencerna dampak dari percepatan tapering The Fed," kata analis Standard Chartered, Suki Cooper.

Rabu, The Fed mengatakan akan mengakhiri pembelian obligasi era pandemi pada Maret, membuka jalan bagi tiga kenaikan suku bunga pada akhir 2022.

Mendukung kasus bagi suku bunga yang lebih tinggi, data Kamis menunjukkan klaim pengangguran mingguan Amerika tetap pada level yang konsisten dengan kondisi pasar tenaga kerja yang ketat.

Analis mengatakan emas naik meski ada kemungkinan suku bunga AS yang lebih tinggi, yang meningkatkan opportunity cost memegang logam kuning, karena prospek kenaikan suku bunga telah diperhitungkan sebelum pengumuman The Fed.

Bank sentral utama lainnya juga berubah lebih hawkish minggu ini, dengan Bank of England, Kamis, menjadi ekonomi G7 pertama yang menaikkan suku bunga setelah pandemi.

Sementara itu logam lainnya perak melejit 1,5 persen menjadi USD22,39 per ounce, sementara platinum melambung 1,8 persen menjadi USD935,42 per ounce.

Paladium meroket 8,3 persen menjadi USD1.728,71 per ounce, bangkit kembali setelah jatuh sekitar USD300 dalam lima sesi terakhir.

Rabu, 15 Desember 2021

Equity World | Bursa Asia Dibuka Mixed Setelah the Fed Percepat Tapering

Equity World | Bursa Asia Pasifik dibuka bervariasi pada awal perdagangan Kamis (16/12/2021). Rapat the Federal Reserve mengindikasikan mempercepat tapering dan menaikkan suku bunga mulai 2022.

Nikkei 225 Tokyo naik 1,78%, indeks komposit Shanghai naik 0,04%, Hang Seng Hong Kong turun 0,57%, S&P/ASX 200 turun 0,36%, Kospi Korsel naik 0,46%, Straits Times naik 0,15%.

Fokus Investor Tertuju ke The Fed, Harga Emas Dunia Jatuh | Equity World

The Federal Reserve memberi sinyal akan mempercepat laju tapering. Stimulus dipangkas dari US$ 120 miliar pada November, menjadi US$ 90 miliar pada Desember, dan US$ 60 miliar pada Januari dan seterusnya. Dengan demikian laju tapering dinaikkan dari US$ 15 miliar per bulan menjadi US$ 30 miliar.

Setelah laju tapering selesai, sekitar bulan Maret-Mei, the Fed akan mulai menaikkan suku bunga. Menurut proyeksi the Fed, akan terjadi tiga kali kenaikan suku bunga pada 2022, dua kali pada 2023, dan dua kali pada 2024.

Dow Jones Industrial Average naik 1,08% ke 35,927,43. S&P 500 naik 1,63% ke 4.709,85. Nasdaq naik 2,15% ke 15.565,58.

Harga minyak mentah jenis Brent naik 0,24% ke US$ 73,88 per barel. WTI naik 0,2% ke uS$ 70,87 per barel.

Selasa, 14 Desember 2021

Equity World | Wall Street turun, investor mencermati inflasi dan perkembangan varian Omicron

Equity World | Wall Street kompak melemah pada akhir perdagangan Selasa (14/12) setelah data menunjukkan indeks harga produsen naik lebih dari yang diharapkan pada November, memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve pekan ini akan mengumumkan penghentian tapering yang lebih cepat.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 106,77 poin atau 0,20% ke 35.544,18, S&P 500 turun 34,88 poin atau 0,75% ke 4.634,09 dan Nasdaq Composite turun 175,64 poin atau 1,14% ke 15.237,64.

Wall Street Kompak Ambruk, Khawatir Tersengat Omicron dan Menanti Pertemuan The Fed | Equity World

Sebanyak 10 dari 11 indeks sektor utama S&P 500 turun, dengan sektor teknologi memberikan kinerja terburuk, turun 1,6%. Saham keuangan naik 0,6% karena investor bertaruh pada nada hawkish dari The Fed pada akhir pertemuan dua hari pada hari Rabu.

Volume perdagangan saham di bursa AS mencapai 10,8 miliar saham dengan rata-rata 11,5 miliar saham dalam 20 hari perdagangan terakhir.

Varian Omicron yang menyebar cepat juga meredam sentimen investor setelah indeks S&P 500 mencapai penutupan tertinggi sepanjang masa akhir pekan lalu.

Penurunan dipimpin oleh saham terkait teknologi megacap, dengan Salesforce.com, Microsoft Corp, Adobe dan Alphabet Inc menurunkan S&P 500 dan Nasdaq.

Saham Apple Inc turun 0,8%, tetapi turun dari sesi terendahnya, setelah pembuat iPhone itu mengatakan akan mewajibkan pelanggan dan karyawan untuk mengenakan masker di toko ritel AS saat kasus Covid-19 melonjak.

Mengutip Reuters, data dari Departemen Tenaga Kerja menunjukkan indeks harga produsen (PPI) untuk permintaan akhir dalam 12 bulan hingga November melonjak 9,6%, mencatat kenaikan terbesar sejak November 2010. Itu mengikuti kenaikan 8,8% pada Oktober.

Sekitar dua pertiga saham Nasdaq diperdagangkan di bawah rata-rata pergerakan 200 hari mereka, menurut data Refinitiv, menunjukkan banyak saham dalam indeks sedang berjuang, bahkan ketika indeks keseluruhan tetap hanya sekitar 6% di bawah rekor penutupan tertinggi November.

"Covid plus inflasi adalah ibarat Grinch yang mencuri Natal," kata Jake Dollarhide, chief executive officer di Longbow Asset Management. 

"Saya tidak meremehkan fakta bahwa ada beberapa nama besar Nasdaq yang menyerahkan sebagian dari keuntungan besar mereka. Ketika para pemimpin menjual, itu bukan pertanda baik."

Banyak investor mengharapkan bank sentral AS untuk memberi sinyal penghentian pembelian aset yang lebih cepat, dan dengan demikian, awal yang lebih cepat untuk kenaikan suku bunga untuk menahan kenaikan harga yang cepat.

"Saya akan mengatakan pertemuan ini adalah ketika kita mulai mendapatkan kejelasan tentang bagaimana mereka (The Fed) akan mengatasi gagasan inflasi yang tetap tinggi dan kemungkinan besar akan tetap menjadi masalah di tahun depan," kata David Keller, kepala strategi pasar di StockCharts.com seperti dikutip Reuters.

Jajak pendapat ekonom Reuters melihat bank sentral menaikkan suku bunga dari mendekati nol menjadi 0,25% -0,50% pada kuartal ketiga tahun depan, diikuti oleh yang lain di kuartal keempat.

Senin, 13 Desember 2021

Equity World | Lanjutkan Kenaikan, Harga Emas Dunia Masih di Bawah 1.800 Dollar AS

Equity World | Harga Emas menguat pada akhir perdagangan Senin (13/12/2021) waktu setempat, (Selasa WIB).

Kenaikan ini seiring dengan fokus investor yang menyesuaikan posisi menjelang pertemuan Federal Reserve pekan ini.  The Feds kemungkinan akan memberi sinyal pengurangan kecepatan langkah-langkah dukungan ekonomi era pandemi.

Selasa Pagi, Saham Asia Pasifik Dibuka Bervariasi | Equity World

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, terkerek 3,5 dollar AS atau 0,2 persen, ditutup pada 1.788,30 dollar AS per ounce.

Sementara emas spot juga menguat 0,2 persen menjadi diperdagangkan di 1.786,19 dollar AS per ounce pada pukul 18.48 GMT.

"Ini hari yang cukup tenang untuk emas karena pasar menunggu pertemuan FOMC untuk melihat apa yang bank sentral katakan tentang inflasi dan suku bunga," kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.

"Fakta bahwa tidak ada yang memperkirakan kenaikan suku bunga minggu ini oleh bank sentral mana pun memberikan dukungan untuk emas dan kecuali Fed mengumumkan kenaikan suku bunga segera pada kuartal berikutnya, emas bisa lebih dari 1.800 dollar AS pada akhir tahun," tambah Haberkorn.

Akhir pekan lalu, Jumat (10/12/2021), emas berjangka terdongkrak 8,1 dollar AS atau 0,46 persen menjadi 1.784,80 dollar AS, setelah jatuh 8,8 dollar AS menjadi 1.776,70 dollar AS pada Kamis (9/12/2021).

Menguatnya dollar AS,  menjadikan harga emas lebih mahal bagi pembeli dengan mata uang lainnya. Hal ini memberati langkah emas menembus kisaran 1.760-1.795 dollar AS.

"Dalam jangka pendek hingga menengah, emas tidak akan kemana-mana sampai kita mendapatkan gambaran tentang seberapa besar Fed mempercepat tapering dan apakah mereka sangat hawkish dalam pernyataan mereka," kata Michael Hewson, kepala analis pasar di CMC Markets Inggris.

Meskipun emas dianggap sebagai lindung nilai inflasi, kenaikan suku bunga meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Selain The Fed, Bank Sentral Eropa, Bank Sentral Inggris, dan Bank Sentral Jepang juga dijadwalkan bertemu pekan ini.

Emas mungkin melemah pada paruh pertama 2022 saat siklus kenaikan suku bunga dimulai, Commerzbank mengatakan dalam sebuah catatan, memperkirakan emas di 1.900 dollar AS pada akhir 2022, sekitar 200 dollar lebih rendah dari perkiraan sebelumnya. 

Sementara itu, penyebaran varian Omicron COVID-19 semakin mendukung emas. Menteri Kesehatan Inggris pada Senin (13/12/2021) menyatakan bahwa jumlah kasus baru Omicron di negara itu berlipat ganda setiap dua hingga tiga hari.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 13,3 sen atau 0,6 persen, ditutup pada 22,328 dollar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 9,6 dollar AS atau 1,03 persen, menjadi 924,6 dollar AS per ounce.


Minggu, 12 Desember 2021

Equity World | Bursa Asia menguat pada perdagangan Senin (13/12) pagi

Equity World | Bursa Asia dibuka menguat pada perdagangan Senin (13/12) pagi karena investor bersiap menanti pertemuan bank sentral pekan ini dan kemungkinan awal berakhirnya stimulus kebijakan AS. 

Pukul 08.10 WIB, indeks Nikkei 225 naik 272,36 poin atau 0,96% ke 28.709,61, Kospi naik 26,50 poin atau 0,88% ke 3.036,84, ASX 200 naik 58,29 poin atau 0,79% ke 7.411,80, Straits Times naik 24,16 poin atau 0,73% ke 3.158,28 dan FTSE Malaysia naik 2,97 poin atau 0,20% ke 1.491,87.

Ada "Monster" Lepas Kendali, Emas Diramal ke US$ 3.000 | Equity World

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang dibuka naik 0,2%, setelah memantul 1,7% minggu lalu.

Nikkei Jepang naik 1,0%, karena survei produsen besar menemukan sentimen adalah yang terbaik sejak akhir 2018.

Omicron tetap menjadi perhatian dengan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memperingatkan gelombang pasang kasus baru varian virus corona, meskipun pasar masih mengandalkan vaksin untuk membatasi kejatuhan ekonomi.

Federal Reserve secara luas diperkirakan akan memberi sinyal pengurangan pembelian aset yang lebih cepat minggu ini, dan dengan demikian awal yang lebih awal untuk kenaikan suku bunga. Ini juga akan memperbarui plot titik untuk tarif selama beberapa tahun ke depan.

Juga pertemuan adalah Bank Sentral Eropa, Bank Inggris dan Bank Jepang dan semua menuju normalisasi kebijakan dengan kecepatan mereka sendiri, seringkali glasial.

Reaksi terukur pasar terhadap laporan inflasi AS hari Jumat menunjukkan banyak yang sudah diperhitungkan dalam kebijakan, meskipun dengan begitu banyak pertemuan ada risiko satu atau dua kejutan.

"Prospek kebijakan moneter global dalam transisi di berbagai geografi dengan kecepatan yang berbeda-beda adalah resep untuk volatilitas, dan orang dapat berargumen demikian juga peningkatan risiko di sekitar virus," kata John Briggs, kepala strategi meja global di NatWest Markets seperti dikutip Reuters.

"Semua kebisingan dan arus silang berarti volatilitas adalah hasil yang paling mungkin."

Kamis, 09 Desember 2021

PT Equityworld | Wall Street dibuka naik, didorong dari berita Pfizer dan BioNTech soal Omicron

PT Equityworld | Wall Street dibuka lebih tinggi pada perdagangan Rabu (8/12). Setelah Pfizer dan BioNTech mengatakan bahwa tiga dosis vaksin Covid-19 mereka terbukti memiliki efek penetral terhadap varian baru virus corona Omicron dalam tes laboratorium.

Melansir Reuters, Dow Jones Industrial Average dibuka naik 2,58 poin atau 0,01% ke 35.716,85. Indeks S&P 500 dibuka lebih tinggi sebesar 4,11 poin atau 0,09% pada 4.690,86 dan Nasdaq Composite naik 3,73 poin atau 0,02% menjadi 15.690,65 pada bel pembukaan.

Merahnya Wall Street Menular ke Bursa Saham Asia | PT Equityworld

Saham Pfizer naik tipis setelah mengatakan tiga dosis vaksinnya efektif untuk menetralkan varian omicron. Pfizer mengatakan dua dosis masih dapat melindungi terhadap parahnya penyakit.

Saham terkait perjalanan, yang telah mendorong lebih tinggi sepanjang minggu karena investor bertaruh pada pembukaan kembali ekonomi, melanjutkan relinya pada perdagangan pagi.

Saham Delta dan American Airlines naik sekitar 1%. Royal Caribbean, Las Vegas Sands dan Expedia masing-masing naik sekitar 2%.

Pada hari Selasa (7/12) kemarin, S&P 500 dan Nasdaq Composite membukukan hari terbaik mereka sejak Maret.

Dow Jones Industrial Average menguat 492 poin dibantu oleh kenaikan saham Apple, Salesforce, dan American Express. Indeks acuan S&P 500 juga mencatat kenaikan 2,1%.

Nasdaq Composite yang berfokus pada teknologi adalah pemain yang menonjol setelah naik lebih dari 3%.

Semua 11 sektor positif pada hari Selasa, dipimpin oleh teknologi, naik 3,5%.

Pasar saham telah pulih pekan ini dari penurunan pasar minggu lalu di tengah kekhawatiran varian omicron dan kemungkinan program pembelian obligasi Federal Reserve yang lebih cepat dari perkiraan.

Dalam berita saham individu, saham Apple naik 0,8% meskipun ada laporan bahwa pembuat iPhone diperkirakan turun 15 juta unit dari target 230 juta unit tahun ini karena masalah rantai pasokan.

Saham teknologi memimpin, dengan Nasdaq naik 4% sejak Senin. Dow dan S&P 500 mencatat kenaikan dua hari terbesar sejak November 2020.

Kepala Analis Pasar Global JPMorgan Marko Kolanovic mengatakan pada hari Selasa bahwa investor dapat mempercayai rebound saham ini.

“Ketika berita Omicron diputar pada malam Thanksgiving, jelas ada reaksi berlebihan,” kata Kolanovic, Institutional Investor Hall of Fame strategis pada “Halftime Report” CNBC Selasa.

"Pasar terjual dengan sangat cepat karena berita yang tidak terlalu dapat diandalkan," tambahnya. “Dan sekarang pada dasarnya memulihkan.”

Kenaikan pekan ini telah menempatkan rata-rata indeks acuan kembali dalam jarak yang sangat dekat dengan rekor tertinggi mereka. Dow adalah 2,3% dari rekornya, S&P 500, dan Nasdaq masing-masing 1,2% dan 3,2% dari tertinggi sepanjang masa.

Pada hari Rabu, Biro Statistik Tenaga Kerja akan merilis Lowongan Kerja dan Survei Perputaran Tenaga Kerja Oktober. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan ada 10,6 juta posisi terbuka di Oktober, naik dari 10,4 juta di September.

Rabu, 08 Desember 2021

PT Equityworld | Rekomendasi Emas 9 Desember 2021: Praktis Tidak Berubah Sementara Minat Beli Terbatas

PT Equityworld | Harga emas diperdagangkan praktis tidak berubah pada awal perdagangan sesi AS hari Rabu. Minat beli terhadap emas yang safe-haven terbatas. Minat terhadap resiko dari para trader dan investor terus meningkat hari lepas hari.

Emas kontrak berjangka bulan Februari turun $4.50 ke $1,781.50 per troy ons. Sementara perak Comex bulan Maret turun $0.093 ke $22.425 per ons.

Harga emas stabil menunggu data ekonomi esok | PT Equityworld

Pasar saham global kebanyakan naik dalam perdagangan semalam. Indes saham AS mengarah menguat pada saat pembukaan perdagangan sesi New York dimulai. Ketakutan terhadap Omicron yang terlihat selama lebih dari 2 minggu yang lalu dengan cepat memudar dengan para trader dan investor tetap kuat pada pertengahan minggu ini. Pfizer baru saja melaporkan tiga dosis vaksin menetralkan varian Omicron, sementara dua dosis mencegah efek yang serius dari varian tersebut.

Sementara Omicron tidak lagi menjadi berita utama di pasar, fokus pasar bergerak ke hal yang lain seperti ide bahwa Federal Reserve akan bergerak lebih cepat untuk mengakhiri program pembelian obligasi mereka, agar supaya bisa segera mulai menaikkan tingkat bunga AS. The Fed akan mengadakan pertemuan FOMC minggu depan. Pasar sekarang memperkirakan the Fed untuk menaikkan tingkat bunga pada bulan Mei pada tahun depan. The Fed baru-baru ini telah meninggalkan pendapat bahwa inflasi hanya bersifat sementara.

“Support” terdekat menunggu di $1,772 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,762 dan kemudian $1,750

“Resistance” terdekat menunggu di $1,794 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,800 dan kemudian $1,840.

Selasa, 07 Desember 2021

PT Equityworld | Bursa Saham Asia Menguat, Indeks Nikkei dan Kospi Naik 1 Persen

PT Equityworld | Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Rabu, (8/12/2021) mengikuti wall street yang melompat setelah kekhawatiran varian baru COVID-19, omicron mereda dan saham teknologi menguat.

Di Jepang, indeks Nikkei naik 1 persen pada awal sesi perdagangan, dan indeks Topix menguat 0,67 persen. Jepang melaporkan pertumbuhan ekonomi susut 3,6 persen pada kuartal III 2021, lebih buruk dari perkiraan awal kontraksi 3 persen, demikian berdasarkan data pemerintah yang direvisi, menurut Reuters.

Wall Street ditutup lebih tinggi, Nasdaq didorong oleh reli teknologi | PT Equityworld

Indeks Kospi Korea Selatan melonjak 1,23 persen. Indeks Australia ASX 200 melambung 0,64 persen. Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang menguat 0,22 persen.

Di Hong Kong, raksasa media sosial China Weibo akan memulai debut dalam pencatatan sekunder pada Rabu pekan ini dengan harga penawaran 272,80 dolar Hong Kong per saham. Saham Weibo yang terdaftar di Nasdaq anjlok lebih dari 10 persen dalam sepekan terakhir.

Saham di Amerika Serikat terus menguat dari tekanan yang terjadi baru-baru ini. Hal ini seiring investor tidak terlalu khawatirkan potensi dampak ekonomi dari varian baru COVID-19, omicron.

Indeks Dow Jones naik 492,40 poin atau 1,4 persen menjadi 35.719,43. Indeks S&P 500 menguat 2,07 persen menjadi 4.686,75. Indeks Nasdaq memimpin reli pasar dengan melonjak 3 persen menjadi 15.686,92. Indeks Nasdaq catatkan hari terbaik sejak 9 Maret 2021.

"Sentimen risiko menguat lebih lanjut karena pasar menjadi lebih optimis kalau omicron tidak akan menghambat pemulihan ekonomi global. Janji dari China untuk mendukung pertumbuhan ekonomi juga membantu meringankan beberapa kekhawatiran,” ujar Analis Brian Martin dan Daniel Hynes dari ANZ Research dilansir dari CNBC, Rabu pekan ini.

Senin, 06 Desember 2021

PT Equityworld | Kenaikan Indeks Dow Jones Dorong Penguatan Wall Street

PT Equityworld | Indeks Dow Jones memimpin penutupan bursa saham Wall Street lebih tinggi pada perdagangan Senin (6/12/2021) waktu setempat. Dow menghapus kerugian dari pekan sebelumnya seiring dengan semakin meredanya ketakukan tentang varian baru Covid-19 Omicron.

Dikutip dari Reuters, indeks lainnya seperti Nasdaq yang sarat saham teknologi juga naik, tetapi tertinggal dari kenaikan Dow Jones dan S&P 500, menghadapi hambatan awal dari pembuat chip terutama karena penurunan di Nvidia.

Bursa Asia Pasifik Bergerak Naik, Ikuti Optimisme Wall Street, Omicron Tidak Perlu Ditakuti | PT Equityworld

Dow Jones Industrial Average naik 752,06 poin, atau 2,17persen, menjadi 35.332,14, S&P 500 naik 70,52 poin, atau 1,55 persen, menjadi 4.608,95 dan Nasdaq Composite bertambah 174,91 poin , atau 1,16 persen, menjadi 15.260,38. Indeks Nilai S&P 500 naik sekitar 2 persen sementara mitra pertumbuhannya naik 1,1 persen.

11 sektor utama S&P 500 naik, di antaranya keuangan, energi dan industri naik 2 persen atau lebih, menggarisbawahi kepemimpinan saham siklis, sementara utilitas defensif juga naik dengan jumlah yang serupa.

Kepala strategi pasar di TD Ameritrade, JJ Kinahan mengatakan bahwa beberapa rotasi sedang terjadi. Investor lebih menyukai saham bernilai daripada yang alami pertumbuhan dan juga melihat ke depan untuk berakhirnya opsi serta kontrak berjangka pada 17 Desember, yang disebut sebagai "quad" witching.

"Anda memiliki banyak perusahaan yang memiliki mandat ganda saat ini. Anda mencoba untuk mengambil risiko, terkait dengan kedaluwarsa, sementara pada saat yang sama menyeimbangkan kembali portofolio Anda menuju 2022," ujarnya kepada Reuters.

Saham blue-chip seperti Honeywell International, Chevron Corp, Goldman Sachs, 3M Co dan Boeing Co naik antara 1,9 persen dan 3,5 persen, mendorong Dow Jones Industrial Average lebih tinggi.

"Jika kekuatan hari ini di blue-chip dapat mempertahankan dirinya sendiri, itu mungkin memberi sisa pasar kemampuan untuk mulai merasa percaya diri," kata Robert Pavlik, manajer portofolio senior di Dakota Wealth Management.

Disinyalir, indeks utama Wall Street berayun liar minggu lalu karena investor mencerna berita tentang varian Covid-19 Omicron dan komentar hawkish Ketua Federal Reserve Jerome Powell tentang pengurangan yang lebih cepat untuk mengatasi lonjakan inflasi.

"Beberapa berita tentang varian yang tidak separah yang diperkirakan orang juga membuat sedikit kepercayaan," kata Kinahan.

Goldman Sachs pada Sabtu lalu juga memangkas prospek pertumbuhan ekonomi AS menjadi 3,8 persen untuk 2022, mengutip risiko dan ketidakpastian seputar munculnya Omicron. Investor juga bersiap menghadapi potensi pukulan terhadap pendapatan perusahaan, terutama di kalangan pengecer, restoran, dan perusahaan perjalanan. 

Persentase pemenang terbesar di S&P 500 adalah Norwegian Cruise Line, yang naik 12,1 persen, sedangkan penurunan terbesar adalah Moderna Inc, turun 15,9 persen.

Di antara saham paling aktif di NYSE adalah Ford Motor Co, naik 1,4 persen menjadi 19,42 dolar AS; Palantir Technologies, turun 0,6 persen menjadi 18,87 dolar AS dan Nio Inc, turun 0,3 persen menjadi 32,05 dolar AS.

Nvidia turun 2,8 persen, masih tertekan oleh kekhawatiran regulator tentang kesepakatannya untuk membeli perusahaan chip Inggris ARM Ltd. Rekan Qualcomm Inc dan Advanced Micro Devices Inc memangkas kerugian awal, seperti halnya Philadelphia SE Semiconductor indeks yang terakhir turun 0,2 persen.

Tesla Inc turun tajam setelah Reuters melaporkan SEC AS telah membuka penyelidikan ke pembuat mobil listrik atas klaim whistleblower pada cacat panel surya, tetapi mengurangi kerugian awal dan terakhir turun 0,8 persen. 

Sementara Kohl's Corp melonjak 6,7 persen setelah hedge fund Engine Capital LP mengatakan pihaknya mendorong rantai department store untuk mempertimbangkan penjualan perusahaan atau memisahkan divisi e-commerce untuk memperbaiki harga saham yang tertinggal.

Isu-isu yang maju melebihi jumlah yang menurun di NYSE dengan rasio 3,21 banding 1; di Nasdaq, rasio 1,81 banding 1 mendukung para advancers.

S&P 500 membukukan 20 tertinggi baru 52-minggu dan satu terendah baru; Nasdaq Composite mencatat 23 tertinggi baru dan 582 terendah baru.

Minggu, 05 Desember 2021

Equity World | Investor Soroti Percepatan Tapering Fed, Harga Emas Kalem di Pasar Asia

 Equity World | Investor Soroti Percepatan Tapering Fed, Harga Emas Kalem di Pasar Asia

Equity World | Harga emas tetap stabil di sesi perdagangan Asia pada Senin pagi, karena pelaku pasar mempertimbangkan prospek pembelian aset era pandemi oleh Federal Reserve AS akan berakhirnya lebih cepat setelah data menunjukkan pasar tenaga kerja dengan cepat mengetat. Di pasar spot, emas sedikit berubah diperdagangkan di US$1.783,91 per ounce pada pukul 00.38 GMT. Sementara itu, emas berjangka AS menguat 0,1 persen menjadi diperdagangkan di US$1.785,00 per ounce. Adapun, indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya naik tipis 0,1 persen, meningkatkan harga emas untuk pembeli yang memegang mata uang lainnya.

Pembuat kebijakan Fed tampaknya akan mempercepat penghentian pembelian aset mereka ketika mereka bertemu akhir bulan ini, karena mereka menanggapi pengetatan pasar tenaga kerja dan bergerak untuk membuka pintu bagi kenaikan suku bunga lebih awal dari yang mereka proyeksikan.

Pertumbuhan lapangan kerja AS sangat melambat pada November, tetapi tingkat pengangguran turun ke level terendah 21 bulan di 4,2 persen. Sementara itu, pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga cenderung mendorong imbal hasil obligasi pemerintah naik, meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tanpa suku bunga.


Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian, dari 0,5 Gram hingga 1 Kg | Equity World



Pembuat kebijakan bank sentral Inggris Michael Saunders, yang memberikan suara untuk kenaikan suku bunga bulan lalu, mengatakan pada Jumat (3/12) bahwa dia menginginkan informasi lebih lanjut tentang dampak varian baru virus corona Omicron sebelum memutuskan bagaimana memberikan suara bulan ini.

Aktivitas bisnis zona euro mengalami percepatan bulan lalu tetapi kenaikan itu mungkin bersifat sementara karena pertumbuhan permintaan melemah dan kekhawatiran tentang varian Omicron mengurangi optimisme, sebuah survei menunjukkan pada Jumat (3/12/2021). Logam mulia lainnya di pasar spot, perak naik 0,3 persen menjadi diperdagangkan di US$22,57 per ounce. Platinum naik 0,8 persen menjadi diperdagangkan di 939,78 dolar AS per ounce, sementara paladium naik 0,7 persen menjadi diperdagangkan di US$1.821,49.



Kamis, 02 Desember 2021

Equityworld Futures | Wall Street Kompak Rebound Tajam, IHSG Happy Weekend?

Equityworld Futures | Pasar modal Indonesia ditutup beragam pada perdagangan Kamis (2/12/2021). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat kembali alias rebound, sedangkan rupiah masih belum mampu bangkit melawan dolar Amerika Serikat (AS).

IHSG menutup perdagangan Kamis dengan penguatan sebesar 1,17% ke level 6.583,82. Penguatan saham-saham perbankan kakap dengan kapitalisasi pasar besar menjadi penopang utama naiknya IHSG.

Wall Street Melihat Sedikit Penguatan Usai Penurunan 2 Hari Terburuk | Equityworld Futures

Saat IHSG menguat, tercatat ada 291 saham naik, 231 turun dan 139 stagnan. Nilai transaksi menyentuh Rp 12,74 triliun. Namun asing net buy tipis sebesar Rp 81,98 miliar di pasar reguler.

Saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi dua saham yang paling diborong asing dengan net buy masing-masing sebesar Rp 99 miliar dan Rp 59 miliar.

Sementara, saham PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) menjadi yang paling dilego asing dengan net sell masing-masing mencapai Rp 39 miliar dan Rp 29,6 miliar.

IHSG yang sudah dua hari beruntun kandas sejak akhir pekan lalu memberikan ruang dan peluang untuk rebound. Itulah yang terjadi setidaknya untuk hari ini.

Berbeda nasib, rupiah kembali tidak berdaya di hadapan greenback AS. Dengan ini, mata uang Garuda sudah 9 hari tidak pernah menguat, rinciannya 7 kali melemah 2 kali stagnan.

Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan stagnan, tetapi tidak lama langsung masuk ke zona merah. Depresiasi rupiah mencapai 0,28% di Rp 14.380/US$, terlemah sejak 5 November lalu.

Di penutupan perdagangan, rupiah berada di Rp 14.375/US$, rupiah melemah 0,24% di pasar spot.

Sentimen pelaku pasar yang masih campur aduk akibat penyebaran virus corona varian Omicron. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengumumkan menemukan kasus Omicron pertama di Amerika Serikat.

Omicron kini dikhawatirkan akan cepat menyebar, apalagi di Afrika Selatan kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) kini didominasi varian Omicron, hanya 4 pekan setelah kasus pertama ditemukan.

Selain itu, Omicron juga dikhawatirkan akan menyebar di negara-negara lainnya sehingga memicu perlambatan ekonomi global. Masalah rantai pasokan yang memicu tingginya inflasi juga diprediksi akan memburuk.

"Masalah rantai pasokan masih sangat rentan, varian Omicron menggarisbawahi jika krisis masih belum selesai," kata Sian Fenner, kepala ekonom Asia di Oxford Economics dalam sebuah catatan yang dikutip CNBC International, Rabu (1/12/2021).

Dalam kondisi tersebut, dolar AS yang menyandang status safe haven lebih diuntungkan ketimbang rupiah. Selain itu, rupiah juga tertekan akibat kemungkinan bank sentral AS (The Fed) mempercepat normalisasi kebijakan moneternya.

The Fed resmi mengumumkan akan melakukan tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) sebesar US$ 15 miliar setiap bulannya mulai November lalu. Dengan nilai QE sebesar US$ 120 miliar, butuh waktu 8 bulan untuk menyelesaikannya. Artinya, tapering akan berakhir pada bulan Juni tahun depan.

Namun dalam beberapa pekan terakhir banyak pejabat elit The Fed yang mendorong tapering dilakukan lebih cepat guna meredam tingginya inflasi. Dan, ketua The Fed Jerome Powell di pekan ini mengatakan bisa mempercepat laju tapering.

"Saat ini perekonomian sangat kuat dan inflasi juga sangat tinggi, oleh karena itu menurut pandangan saya akan tepat jika mempertimbangkan menyelesaikan tapering lebih cepat, mungkin beberapa bulan lebih awal," kata Powell di hadapan Senat AS, sebagaimana diwartakan CNBC International, Selasa (30/11).

Powell juga mengatakan akan membahas mengenai percepatan tapering di bulan ini.

"Saya mengharapkan The Fed akan mendiskusikan percepatan tapering pada rapat bulan Desember," tambah Powell.

The Fed akan mengadakan rapat kebijakan moneter pada 14 dan 15 Desember waktu setempat. Jika benar tapering dipercepat, ada risiko rupiah akan tertekan. Apalagi jika percepatan tapering tersebut diikuti dengan kenaikan suku bunga yang lebih awal dari prediksi sebelumnya di semester II-2022.

Rabu, 01 Desember 2021

Equityworld Futures | Harga emas rebound ke US$1.780,05, dolar melemah dan diselimuti kecemasan Omicron

Equityworld Futures | Harga emas naik pada perdagangan Rabu (1/12), mengikuti pelemahan dolar Amerika Serikat (AS). Investor menggunakan pullback pada sesi sebelumnya untuk membeli emas batangan sebagai lindung nilai terhadap volatilitas pasar di tengah kekhawatiran atas dampak varian virus corona Omicron.

Melansir Reuters, harga emas spot naik 0,4% menjadi US$1.780,05 per ons troi pada 14:33. ET (1933 GMT), setelah jatuh sebanyak 0,9% pada Selasa. Setelah pernyataan Ketua Federal Reserve Jerome Powell, bank sentral akan membahas apakah akan mengakhiri pembelian obligasi lebih awal dari yang diharapkan dalam pertemuan Desember.

Emas Rebound, Terangkat Melemahnya Dolar dan Kekhawatiran Omicron | Equityworld Futures

Kekhawatiran atas varian virus menopang harga emas karena pembatasan baru akan memperlambat ekonomi global, dengan dolar yang lebih lemah juga meningkatkan permintaan untuk logam safe-haven, kata Phillip Streible, kepala analis pasar di Blue Line Futures di Chicago.

Sementara, harga emas berjangka AS ditutup naik 0,4% pada US$1.784,30. Rebound emas datang bersamaan dengan rebound tajam dalam ekuitas, bahkan ketika AS memberlakukan aturan pengujian Covid-19 yang lebih ketat untuk pelancong udara, sementara lebih banyak negara memperketat perbatasan.

Namun Craig Erlam, senior analis pasar di OANDA, mengatakan "emas sedang berjuang untuk momentum di kedua arah yang sedikit aneh mengingat imbal hasil masih rendah dan dolar melemah."

Kekhawatiran atas varian virus menopang harga emas karena pembatasan baru akan memperlambat ekonomi global, dengan dolar yang lebih lemah juga meningkatkan permintaan untuk logam safe-haven, kata Phillip Streible, kepala analis pasar di Blue Line Futures di Chicago.

Sementara, harga emas berjangka AS ditutup naik 0,4% pada US$1.784,30. Rebound emas datang bersamaan dengan rebound tajam dalam ekuitas, bahkan ketika AS memberlakukan aturan pengujian Covid-19 yang lebih ketat untuk pelancong udara, sementara lebih banyak negara memperketat perbatasan.

Namun Craig Erlam, senior analis pasar di OANDA, mengatakan "emas sedang berjuang untuk momentum di kedua arah yang sedikit aneh mengingat imbal hasil masih rendah dan dolar melemah."