Kamis, 15 Juli 2021

Equityworld Futures | Harga Emas Makin Mahal Nih, Anda Telat Masuk?

 Equityworld Futures | Harga Emas Makin Mahal Nih, Anda Telat Masuk?

Equityworld Futures | Harga emas dunia bergerak naik pada perdagangan pagi ini. Pidato Ketua Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Jerome 'Jay' Powell di hadapan Kongres memberi tenaga bagi harga sang logam mulia untuk menuju ke utara.

Pada Jumat (16/7/2021) pukul 07:26 WIB, harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 1.829,94/troy ons. Naik tipis 0,04% dibandingkan hari sebelumnya.

Pekan ini, harga emas benar-benar berkilau. Dalam sepekan terakhir, harga naik 1,53% secara point-to-point.

Hari ini, kenaikan harga emas disebabkan oleh koreksi yang dialami dolar AS. Pada pukul 07:33 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,07%.

Malam hingga dini hari tadi waktu Indonesia, Powell memberi paparan di hadapan Komite Perbankan Senat. Powell kembali menegaskan bahwa tekanan inflasi yang dialami Negeri Paman Sam hanya sementara, konsekuensi dari pemulihan ekonomi setelah terpaan pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19).


Mayoritas Bursa Asia Dibuka Melemah, STI Menguat Sendirian! | Equityworld Futures





"Kita sedang mengalami kebangkitan. Siang dan malam kami berpikir, apakah kami sudah melakukan kebijakan yang tepat? Namun secara umum, melihat harga yang naik salah satunya adalah mobil bekas, maka ceritanya adalah (tekanan inflasi) disebabkan oleh pembukaan kembali aktivitas masyarakat," papar Powell, sebagaimana diwartakan Reuters.

Namun sejumlah anggota Senat kurang sepakat. Richard Shelby, Anggota Senat asal Alabama dari Partai Republik, menegaskan bahwa tekanan inflasi adalah ancaman yang sangat nyata.

"Pada 1970-an, inflasi tinggi memukul daya beli rakyat karena kenaikan harga barang dan jasa yang terus-menerus. Jika kita gagal melihat hal ini dengan serius, maka negara ini akan menghadapi masalah yang sama," kata Shelby, seperti dikutip dari Reuters.

Sementara Sherrod Brown, Anggota Senat asal Ohio dari Partai Demokrat, meminta Powell untuk melihat betul dampak ikutan dari kebijakan moneter longgar. Pembelian surat berharga (quantitative easing) memang membuat likuiditas berlimpah, tetapi perbankan masih enggan memanfaatkannya untuk menyalurkan kredit kepada dunia usaha dan rumah tangga.

"Perbankan memanfaatkan kebijakan The Fed untuk menaikkan harga saham mereka. Selama empat tahun ke belakang, regulasi di Wall Street semakin lemah dan itu membuat saya khawatir," tegas Brown, juga dikutip dari Reuters.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar