Equity World | Awas Sesak Nafas, Perdagangan Hari Ini Butuh Oksigen Banyak
Equity World | Mengabaikan resesi ekonomi, bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup di zona hijau pada perdagangan Jumat (31/7/2020) berkat lonjakan saham unggulan sektor teknologi terutama Amazon, Apple dan Facebook.
Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 114,7 poin ( 0,4%) ke 26.428,32, Nasdaq melesat 157,5 poin ( 1,4%) ke 10.745,27 dan S&P 500 naik 24,9 poin ( 0,7%) ke 3.271,12. Sepanjang Juli, indeks S&P 500 telah naik 5,5%, sedangkan Dow Jones dan Nasdaq menguat masing-masing sebesar 2,3% dan 6,8%.
Saham Apple melesat 10,4% ke posisi tertingginya sepanjang sejarah setelah perseroan mengumumkan pemecahan nilai nominal saham (stock split) dengan rasio 4:1 yang bakal membuat harga sahamnya lebih terjangkau. Selain itu, pendapatan perseroan per kuartal I-2020 melesat 11%.
Sementara itu, saham Amazon lompat 3,7% setelah membukukan lonjakan penjualan di tengah pandemi. Sepanjang tahun berjalan, saham Amazon dan Apple meroket masing-masing sebesar 71% dan 44%. Saham Facebook juga naik, lebih dari 7%, setelah pendapatannya tumbuh 11% di tengah krisis Covid-19.
Indeks Berjangka Wall Street Melemah, Pelaku Pasar Pantau Isu AS-Tiongkok | Equity World
"Jelas sekali, tak ada yang meragukan perusahaan-perusahaan tersebut sehingga fakta bahwa mereka melampaui ekspektasi tidaklah mengejutkan," tutur pendiri Vital Knowledge Adam Crisafulli dalam laporan risetnya, pada Jumat.
Sebaliknya induk usaha Google, yakni Alphabet, membukukan penurunan pendapatan, sehingga sahamnya anjlok lebih dari 3%. Saham Chevron ambles 2,7% setelah raksasa minyak tersebut melaporkan kerugian sebesar US$8,3 miliar pada kuartal kedua akibat anjloknya permintaan minyak akibat pandemi.
Secara umum, investor juga masih belum yakin benar dengan prospek ekonomi AS sehingga mereka memburu emas sebagai aset mnim risiko (safe haven). Harga kontrak berjangka logam mulia tersebut menyentuh level tertinggi sepanjang sejarah pada Jumat di level US$ 2.005,4 per ounce.
Hal ini terjadi setelah AS resmi mengalami resesi, dengan kontraksi produk domestik bruto (PDB) di kuartal II-2020 sebesar 32,9% atau yang terparah sepanjang sejarah AS. Di kuartal I-2020, perekonomiannya sudah minus 5%.
Konsumen pun ragu dengan arah ekonomi. Indeks konsumen versi University of Michigan juga masih tertekan, menjadi 72,5 pada Juli atau turun dari posisi Juni sebesar 78,1. Ini juga masih di bawah ekspektasi ekonom dalam polling Dow Jones yang menyebutkan angka 72,7.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar