PT Equityworld | Harga Emas Bakal Terus Meroket di 2020
PT Equityworld | Harga emas naik pada perdagangan Senin (Selasa waktu Jakarta). Hal ini didorong oleh kekhawatiran pertumbuhan ekonomi global membuat harga emas bertahan di atas USD 1.500 per ounce dan ekspektasi kesepakatan perdagangan AS-China mengurangi pembelian safe haven dari melemahnya dolar.
Dikutip dari CNBC, Selasa (31/12/2019), harga emas di pasar spot naik 0,3 persen menjadi USD 1.515,42 per ounce. Di minggu sebelumnya, menandai minggu terbaik sejak awal Agustus.
Sedangkan harga emas berjangka AS tidak berubah pada USD 1.518,40 per ounce.
"Pendorong utama dibalik
Dia menambahkan, harga emas berpotensi melanjutkan kenaikan hingga 2020 jika perkembangan perdagangan antara kedua negara berbelok ke selatan.
"Kami belum mendengar detail (kesepakatan) dan pada saat yang sama belum ditandatangani di atas kertas," jelas dia.
Volume tipis akhir tahun memperburuk kelemahan luas dalam dolar, yang turun selama tiga sesi berturut-turut, dan pada hari Jumat mengalami penurunan satu hari terbesar sejak Maret.
PT Equityworld
Bursa Saham Asia Memerah | PT Equityworld
Meskipun rincian yang lebih baik dari perjanjian tersebut belum diungkapkan, South China Morning Post melaporkan pada hari Senin bahwa Wakil Perdana Menteri China Liu He akan mengunjungi Washington minggu ini untuk menandatangani pakta tersebut.
Harga emas telah naik sekitar 18 persen sepanjang 2019 meski dibayangi kekhawatiran resesi global yang dipicu oleh percekcokan perdagangan yang telah lama terjadi antara dua ekonomi terbesar dunia, dan pelonggaran kuantitatif oleh bank-bank sentral utama.
"Selama harga emas mampu bertahan di atas level psikologis USD 1.500 ini, kita akan melihat emas menantang USD 1.535 dan USD 1.550 selama kuartal I 2020," kata Otunuga dari FXTM.
Indikasi sentimen investor, kepemilikan dari dana yang diperdagangkan di bursa yang didukung emas terbesar di dunia, SPDR Gold Trust naik 0,1 persen menjadi 893,25 ton pada hari Jumat, tertinggi sejak 29 November.
"Emas telah menembus level USD 1.500 selama seminggu terakhir dan mendekati tertinggi dua bulan setelah pelarian teknis, ditambah dengan melemahnya dolar ..." kata analis INTL FCStone Rhona O'Connell.
Senin, 30 Desember 2019
Minggu, 29 Desember 2019
PT Equityworld | Hari Terakhir Bursa 2019, Seberapa Hebat IHSG di Asia?
PT Equityworld | Hari Terakhir Bursa 2019, Seberapa Hebat IHSG di Asia?
PT Equityworld | Perdagangan saham periode 2019 akan segera ditutup pada Senin sore ini (30/12/2019). Sejauh ini kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) positif meski terbilang tertinggal dibandingkan dengan kinerja bursa-bursa utama yang ada di Asia.
Kinerja IHSG sejak awal tahun mampu menorehkan pertumbuhan sebesar 2,18% ke level 6.329 pada Jumat (27/12/2019) akhir minggu lalu.
Kinerja tersebut hanya lebih baik dari Bursa Thailand yang menguat 0,6% dan Bursa Malaysia (FTSE BM) yang minus 4,73% dengan jangka waktu yang sama.
Catatan tersebut menempatkan IHSG ke posisi ke-11 dari 13 bursa utama yang ada di Asia Pasifik, jauh tertinggal dibandingkan dengan kinerja bursa Taiwan (TAIEX) yang menempati posisi pertama dengan penguatan 24,3%.
Sedangkan di Asia Tenggara IHSG hanya menempati posisi ke-4 dari enam bursa utama yang ada, yakni jauh tertinggal di bawah Bursa Filipina (+4,68%), Bursa Singapura (5,14%), dan bursa Vietnam 7,59%.
Meski cukup tertinggal dibandingkan bursa-bursa di Asia, kinerja IHSG selama bulan Desember terbilang membaik berkat fenomena yang dinamakan window dressing. Kinerja IHSG Sejak awal bulan Desember hingga satu hari sebelum berakhir, IHSG mencatatkan kenaikan 5,05%.
PT Equityworld
Catatan Pasar Saham RI Sepanjang 2019: 55 Emiten Baru, Tertinggi di Asia Tenggara | PT Equityworld
Dalam 10 tahun terakhir IHSG selalu menguat selama bulan Desember tersebut.
Penyebab penguatan IHSG pada bulan Desember ini karena masuknya dana dari investor asing (foreign). Dalam sebulan terakhir asing mencatatkan beli bersih Rp 2,95 triliun di pasar reguler.
Angka tersebut bahkan membengkak menjadi Rp 7,96 triliun di semua pasar jika ditambahkan transaksi yang ada di pasar negosiasi dan tunai.
Hingga penutupan bursa sesi I, IHSG ditutup turun 0,19% ke level 6.317 dengan nilai transaksi Rp 7,09 triliun, tentunya hal ini membuat kinerja IHSG serta usaha dalam memperbaiki posisi di bursa Asia semakin berat. Akan tetapi IHSG berpotensi tutup di zona hijau tahun ini dengan potensi penguatan di atas 2%.
PT Equityworld | Perdagangan saham periode 2019 akan segera ditutup pada Senin sore ini (30/12/2019). Sejauh ini kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) positif meski terbilang tertinggal dibandingkan dengan kinerja bursa-bursa utama yang ada di Asia.
Kinerja IHSG sejak awal tahun mampu menorehkan pertumbuhan sebesar 2,18% ke level 6.329 pada Jumat (27/12/2019) akhir minggu lalu.
Kinerja tersebut hanya lebih baik dari Bursa Thailand yang menguat 0,6% dan Bursa Malaysia (FTSE BM) yang minus 4,73% dengan jangka waktu yang sama.
Catatan tersebut menempatkan IHSG ke posisi ke-11 dari 13 bursa utama yang ada di Asia Pasifik, jauh tertinggal dibandingkan dengan kinerja bursa Taiwan (TAIEX) yang menempati posisi pertama dengan penguatan 24,3%.
Sedangkan di Asia Tenggara IHSG hanya menempati posisi ke-4 dari enam bursa utama yang ada, yakni jauh tertinggal di bawah Bursa Filipina (+4,68%), Bursa Singapura (5,14%), dan bursa Vietnam 7,59%.
Meski cukup tertinggal dibandingkan bursa-bursa di Asia, kinerja IHSG selama bulan Desember terbilang membaik berkat fenomena yang dinamakan window dressing. Kinerja IHSG Sejak awal bulan Desember hingga satu hari sebelum berakhir, IHSG mencatatkan kenaikan 5,05%.
PT Equityworld
Catatan Pasar Saham RI Sepanjang 2019: 55 Emiten Baru, Tertinggi di Asia Tenggara | PT Equityworld
Dalam 10 tahun terakhir IHSG selalu menguat selama bulan Desember tersebut.
Penyebab penguatan IHSG pada bulan Desember ini karena masuknya dana dari investor asing (foreign). Dalam sebulan terakhir asing mencatatkan beli bersih Rp 2,95 triliun di pasar reguler.
Angka tersebut bahkan membengkak menjadi Rp 7,96 triliun di semua pasar jika ditambahkan transaksi yang ada di pasar negosiasi dan tunai.
Hingga penutupan bursa sesi I, IHSG ditutup turun 0,19% ke level 6.317 dengan nilai transaksi Rp 7,09 triliun, tentunya hal ini membuat kinerja IHSG serta usaha dalam memperbaiki posisi di bursa Asia semakin berat. Akan tetapi IHSG berpotensi tutup di zona hijau tahun ini dengan potensi penguatan di atas 2%.
Jumat, 27 Desember 2019
Equityworld Futures | IHSG diperkirakan akan cenderung berada dalam kerawanan (meski tak serius) dalam menjalani sesi perdagangan akhir pekan ini, Jumat (27/12).
Equityworld Futures | IHSG diperkirakan akan cenderung berada dalam kerawanan (meski tak serius) dalam menjalani sesi perdagangan akhir pekan ini, Jumat (27/12).
Equityworld Futures | Rekor Wall Street Tak Digubris Asia, IHSG Rawan di Akhir Pekan
Sesi perdagangan saham pagi akhir pekan ini, Jumat (27/12) di bursa saham utama Asia akhirnya diwarnai dengan gerak indeks yang masih terjebak di rentang gerak terbatas. Pantauan terkini memperlihatkan, seluruh indeks yang masih jauh dari mampu untuk melakukan gerak tajam, meski dilatari dengan sentimen positif dari Wall Street.
Sebagaimana dimuat dalam ulasan sebelumnya, indeks Wall Street dalam sesi perdagangan yang berakhir beberapa jam lalu yang mampu kembali mengukir rekor tertingginya sepanjang sejarah dengan hanya menguat tak terlalu tajam.
Laporan juga menyebutkan, sentimen dari perundingan dagang AS-China yang telah berhasil mencapai kesepakatan dagang tahap pertama yang masih menjadi andalan investor untuk melanjutkan aksi akumulasi.
Equityworld Futures
Nasdaq Cetak Rekor, Wall Street Menguat Usai Natal | Equityworld Futures
Namun seiring dengan masih sepinya perdagangan akibat investor yang lebih cenderung melakukan libur menjelang tahun baru, membuat sesi perdagangan di Asia kurang bergairah. Hingga sesi perdagangan pagi ini berlangsung, indeks Nikkei (Jepang) terpeleset dengan turun tipis 0,05% untuk menjejak posisi 23.914,05, sementara indeks ASX 200 (Australia) mencoba bangkit dengan menguat moderat 0,27% untuk menapak posisi 6.812,4, serta indeks KOSPI (korea Selatan) yang malah terpangkas tajam 0,65% untuk berada di 2.183,62.7
Dengan bekal masih mixednya indeks di bursa saham utama Asia tersebut, sesi perdagangan di bursa efek Indonesia yang akan dibuka beberapa menit ke derpan diyakini akan berada dalam kerawanan. Terlebih di sesi perdagangan kemarin, indeks harga saham gabungan (IHSG) yang hanya mampu menapak gerak penguatan moderat.
Equityworld Futures | Rekor Wall Street Tak Digubris Asia, IHSG Rawan di Akhir Pekan
Sesi perdagangan saham pagi akhir pekan ini, Jumat (27/12) di bursa saham utama Asia akhirnya diwarnai dengan gerak indeks yang masih terjebak di rentang gerak terbatas. Pantauan terkini memperlihatkan, seluruh indeks yang masih jauh dari mampu untuk melakukan gerak tajam, meski dilatari dengan sentimen positif dari Wall Street.
Sebagaimana dimuat dalam ulasan sebelumnya, indeks Wall Street dalam sesi perdagangan yang berakhir beberapa jam lalu yang mampu kembali mengukir rekor tertingginya sepanjang sejarah dengan hanya menguat tak terlalu tajam.
Laporan juga menyebutkan, sentimen dari perundingan dagang AS-China yang telah berhasil mencapai kesepakatan dagang tahap pertama yang masih menjadi andalan investor untuk melanjutkan aksi akumulasi.
Equityworld Futures
Nasdaq Cetak Rekor, Wall Street Menguat Usai Natal | Equityworld Futures
Namun seiring dengan masih sepinya perdagangan akibat investor yang lebih cenderung melakukan libur menjelang tahun baru, membuat sesi perdagangan di Asia kurang bergairah. Hingga sesi perdagangan pagi ini berlangsung, indeks Nikkei (Jepang) terpeleset dengan turun tipis 0,05% untuk menjejak posisi 23.914,05, sementara indeks ASX 200 (Australia) mencoba bangkit dengan menguat moderat 0,27% untuk menapak posisi 6.812,4, serta indeks KOSPI (korea Selatan) yang malah terpangkas tajam 0,65% untuk berada di 2.183,62.7
Dengan bekal masih mixednya indeks di bursa saham utama Asia tersebut, sesi perdagangan di bursa efek Indonesia yang akan dibuka beberapa menit ke derpan diyakini akan berada dalam kerawanan. Terlebih di sesi perdagangan kemarin, indeks harga saham gabungan (IHSG) yang hanya mampu menapak gerak penguatan moderat.
Rabu, 25 Desember 2019
Equityworld Futures | Rupiah masih dalam tren menguat selepas tengah hari
Equityworld Futures | Rupiah masih dalam tren menguat selepas tengah hari
Equityworld Futures | Rupiah makin menguat selepas tengah hari. Mengutip Bloomberg pada Kamis (26/12) pukul 13.38 WIB, rupiah bertengger di level Rp 13.974 per dolar AS.
Dengan begitu, rupiah sudah menguat 0,04% dari penutupan sebelumnya.
Rupiah menguat bersama sejumlah mata uang Asia lainnya pada hari ini. Mulai dari dolar Hong Kong, dolar Singapura, dolar Taiwan hingga won Korea Selatan.
Peso Filipina menjadi mata uang paling perkasa pada hari ini dengan menguat 0,21% di hadapan USD.
Ekonom Pefindo Fikri C. Permana memperkirakan kurs rupiah akan bergerak terbatas pada hari ini. Sebab, investor sudah berlibur dan pasar lebih sepi.
Equityworld Futures
Rekomendasi Saham dan Pergerakan IHSG Hari Ini, 26 Desember 2019 | Equityworld Futures
Rupiah menguat bersama sejumlah mata uang Asia lainnya pada hari ini. Mulai dari dolar Hong Kong, dolar Singapura, dolar Taiwan hingga won Korea Selatan.
Peso Filipina menjadi mata uang paling perkasa pada hari ini dengan menguat 0,21% di hadapan USD.
Ekonom Pefindo Fikri C. Permana memperkirakan kurs rupiah akan bergerak terbatas pada hari ini. Sebab, investor sudah berlibur dan pasar lebih sepi.
Ia memprediksi rupiah akan bergerak di Rp 13.930-Rp 14.010 per dolar AS.
Equityworld Futures | Rupiah makin menguat selepas tengah hari. Mengutip Bloomberg pada Kamis (26/12) pukul 13.38 WIB, rupiah bertengger di level Rp 13.974 per dolar AS.
Dengan begitu, rupiah sudah menguat 0,04% dari penutupan sebelumnya.
Rupiah menguat bersama sejumlah mata uang Asia lainnya pada hari ini. Mulai dari dolar Hong Kong, dolar Singapura, dolar Taiwan hingga won Korea Selatan.
Peso Filipina menjadi mata uang paling perkasa pada hari ini dengan menguat 0,21% di hadapan USD.
Ekonom Pefindo Fikri C. Permana memperkirakan kurs rupiah akan bergerak terbatas pada hari ini. Sebab, investor sudah berlibur dan pasar lebih sepi.
Equityworld Futures
Rekomendasi Saham dan Pergerakan IHSG Hari Ini, 26 Desember 2019 | Equityworld Futures
Rupiah menguat bersama sejumlah mata uang Asia lainnya pada hari ini. Mulai dari dolar Hong Kong, dolar Singapura, dolar Taiwan hingga won Korea Selatan.
Peso Filipina menjadi mata uang paling perkasa pada hari ini dengan menguat 0,21% di hadapan USD.
Ekonom Pefindo Fikri C. Permana memperkirakan kurs rupiah akan bergerak terbatas pada hari ini. Sebab, investor sudah berlibur dan pasar lebih sepi.
Ia memprediksi rupiah akan bergerak di Rp 13.930-Rp 14.010 per dolar AS.
Senin, 23 Desember 2019
Equityworld Futures | Wall Street cetak rekor tertinggi lagi, Boeing menyokong Dow Jones
Equityworld Futures | Wall Street cetak rekor tertinggi lagi, Boeing menyokong Dow Jones
Equityworld Futures | Indeks utama Wall Street kembali mencetak rekor tertinggi pada Senin (23/12) setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa kesepakatan dagang awal AS-China segera diteken. Harga saham Boeing yang melejit menjadi penyokong lonjakan Dow Jones.
Kemarin, Dow Jones menguat 0,34% ke 28.551,53. Indeks S&P 500 menguat 0m09% ke 3.224,01. Nasdaq Composite menguat 0,23% ke 8.945,65.
Harga saham Boeing menguat 2,91% setelah CEO Dennis Muilenburg dicopot dari jabatannya setelah krisis panjang yang melibatkan 737 MAX. Saham Boeing memiliki porsi besar pada Dow Jones dan sektor industri S&P 500.
Indeks S&P 500 mencapai rekor penutupan perdagangan baru dalam tiga hari berturut-turut. S&P 500 juga menyentuh angka tertinggi pada perdagangan intraday dalam delapan hari berturut-turut. Sedangkan Nasdaq mencapai angka penutupan tertinggi dalam delapan hari berturut-turut.
Equityworld Futures
Jelang Natal, Wall Street Dibuka Memasuki Jalur Hijau | Equityworld Futures
"Aliran berita baik terus berpihak pada kondisi bullish sehingga tidak sepenuhnya ada alasan bagi investor untuk menjual. Investor pun punya kekhawatiran akan ketinggalan reli pada satu setengah bulan terakhir," kata Chuck Carlson, chief executive officer Horizon Investment Services kepada Reuters.
Sentimen positif juga datang dari China yang akan menurunkan tarif impor berbagai produk mulai dari daging babi beku, alpukat, hingga sejumlah tipe semikonduktor pada tahun depan.
Mona Mahajan, US investment strategist Allianz Global Investors mengatakan bahwa kunci utama kelanjutan kondisi bursa dan bisnis yang positif adalah tarif tidak akan naik lebih tinggi dari posisi saat ini. "Ini adalah keyakinan bisnis yang penting," kata dia.
Meski bertebaran sentimen positif, ada data yang dirilis kurang oke pada awal pekan ini. Pesanan baru barang modal AS hanya naik tipis pada bulan November. Bahkan pengiriman turun. Hal ini menunjukkan bahwa investasi bisnis masih berpotensi menjadi pemberat pertumbuhan ekonomi kuartal keempat.
Equityworld Futures | Indeks utama Wall Street kembali mencetak rekor tertinggi pada Senin (23/12) setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa kesepakatan dagang awal AS-China segera diteken. Harga saham Boeing yang melejit menjadi penyokong lonjakan Dow Jones.
Kemarin, Dow Jones menguat 0,34% ke 28.551,53. Indeks S&P 500 menguat 0m09% ke 3.224,01. Nasdaq Composite menguat 0,23% ke 8.945,65.
Harga saham Boeing menguat 2,91% setelah CEO Dennis Muilenburg dicopot dari jabatannya setelah krisis panjang yang melibatkan 737 MAX. Saham Boeing memiliki porsi besar pada Dow Jones dan sektor industri S&P 500.
Indeks S&P 500 mencapai rekor penutupan perdagangan baru dalam tiga hari berturut-turut. S&P 500 juga menyentuh angka tertinggi pada perdagangan intraday dalam delapan hari berturut-turut. Sedangkan Nasdaq mencapai angka penutupan tertinggi dalam delapan hari berturut-turut.
Equityworld Futures
Jelang Natal, Wall Street Dibuka Memasuki Jalur Hijau | Equityworld Futures
"Aliran berita baik terus berpihak pada kondisi bullish sehingga tidak sepenuhnya ada alasan bagi investor untuk menjual. Investor pun punya kekhawatiran akan ketinggalan reli pada satu setengah bulan terakhir," kata Chuck Carlson, chief executive officer Horizon Investment Services kepada Reuters.
Sentimen positif juga datang dari China yang akan menurunkan tarif impor berbagai produk mulai dari daging babi beku, alpukat, hingga sejumlah tipe semikonduktor pada tahun depan.
Mona Mahajan, US investment strategist Allianz Global Investors mengatakan bahwa kunci utama kelanjutan kondisi bursa dan bisnis yang positif adalah tarif tidak akan naik lebih tinggi dari posisi saat ini. "Ini adalah keyakinan bisnis yang penting," kata dia.
Meski bertebaran sentimen positif, ada data yang dirilis kurang oke pada awal pekan ini. Pesanan baru barang modal AS hanya naik tipis pada bulan November. Bahkan pengiriman turun. Hal ini menunjukkan bahwa investasi bisnis masih berpotensi menjadi pemberat pertumbuhan ekonomi kuartal keempat.
Equityworld Futures | Rupiah Senin Pagi Menguat ke Rp13.965/USD; Dollar Asia Bertahan Tipis
Equityworld Futures | Rupiah Senin Pagi Menguat ke Rp13.965/USD; Dollar Asia Bertahan Tipis
Equityworld Futures | Dalam pergerakan pasar uang awal pekan Senin pagi ini (23/12), nilai tukar rupiah terhadap dollar terpantau menguat kembali, sementara dollar AS di pasar Asia turun tipis setelah rebound di sesi global sebelumnya. Menjelang Natal, rupiah terhadap dollar AS pagi ini menguat 0,09% ke level Rp 13.965 dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 13.978.
Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka menguat ke Rp 13.968, kemudian bergerak lemah ke Rp13.978, dan terakhir pagi ini WIB terpantau di posisi Rp13.965. Menguatnya rupiah terjadi sementara dollar tampak stabil di pasar uang Asia setelah sempat rebound oleh rilis data ekonomi AS yang solid yang menahan kemungkinan pemangkasan bunga the Fed berikutnya.
Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, pagi hari WIB ini turun tipis ke level 97,67, dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 97,69.
Equityworld Futures
Makin sore, harga emas makin berbinar | Equityworld Futures
Sementara itu, IHSG Senin di sesi pertama, terpantau mendatar 0,01% atau 1,019 poin ke level 6.284,726, sedangkan bursa saham kawasan Asia umumnya menguat di antara munculnya kembali optimisme damai dagang.
Analis Vibiz Research Center melihat dollar AS terhadap rupiah hari ini melemah, dengan dollar di pasar Asia bertahan setelah rebound. Rupiah terhadap dollar seminggu ini terlihat akan berada dalam rentang antara Rp 13.905 – Rp 14.045.
Equityworld Futures | Dalam pergerakan pasar uang awal pekan Senin pagi ini (23/12), nilai tukar rupiah terhadap dollar terpantau menguat kembali, sementara dollar AS di pasar Asia turun tipis setelah rebound di sesi global sebelumnya. Menjelang Natal, rupiah terhadap dollar AS pagi ini menguat 0,09% ke level Rp 13.965 dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 13.978.
Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka menguat ke Rp 13.968, kemudian bergerak lemah ke Rp13.978, dan terakhir pagi ini WIB terpantau di posisi Rp13.965. Menguatnya rupiah terjadi sementara dollar tampak stabil di pasar uang Asia setelah sempat rebound oleh rilis data ekonomi AS yang solid yang menahan kemungkinan pemangkasan bunga the Fed berikutnya.
Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, pagi hari WIB ini turun tipis ke level 97,67, dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 97,69.
Equityworld Futures
Makin sore, harga emas makin berbinar | Equityworld Futures
Sementara itu, IHSG Senin di sesi pertama, terpantau mendatar 0,01% atau 1,019 poin ke level 6.284,726, sedangkan bursa saham kawasan Asia umumnya menguat di antara munculnya kembali optimisme damai dagang.
Analis Vibiz Research Center melihat dollar AS terhadap rupiah hari ini melemah, dengan dollar di pasar Asia bertahan setelah rebound. Rupiah terhadap dollar seminggu ini terlihat akan berada dalam rentang antara Rp 13.905 – Rp 14.045.
Rabu, 18 Desember 2019
PT Equity World | Trump Dimakzulkan, Wall Street Tetap Akan Menghijau Hari Ini
PT Equity World | Trump Dimakzulkan, Wall Street Tetap Akan Menghijau Hari Ini
PT Equity World | Terlepas dari pemakzulan Presiden AS Donald Trump oleh DPR AS, bursa saham AS alias Wall Street tetap akan menghijau pada perdagangan hari ini, Kamis (19/12/2019).
Hingga pukul 11:15 WIB, kontrak futures indeks Dow Jones mengimplikasikan kenaikan sebesar 11,72 poin pada saat pembukaan perdagangan nanti malam, sementara S&P 500 dan Nasdaq Composite diimplikasikan naik masing-masing sebesar 2,31 dan 7,13 poin.
Untuk diketahui, perdagangan di bursa saham AS akan dimulai pada pukul 21:30 WIB.
Seperti yang diketahui, Pemakzulan Presiden AS Donald Trump menjadi isu yang begitu hangat dibicarakan belakangan ini, bukan hanya oleh pelaku pasar keuangan, namun juga masyarakat umum.
Tiga bulan sudah DPR AS melakukan investigasi terkait kepemimpinan Trump dan pada hari ini waktu Indonesia (19/12/2019) atau kemarin malam waktu setempat (18/12/2019), DPR AS resmi memutuskan untuk memakzulkan Trump.
Pada pagi hari ini waktu Indonesia, mayoritas anggota DPR AS memberikan persetujuan untuk mencopot Trump dari posisinya sebagai orang nomor satu di AS.
Ada dua alasan yang membuat anggota DPR AS memutuskan untuk melengserkan Trump. Pertama, Trump didakwa telah menyalahgunakan kekuasaannya ketika menahan bantuan pendanaan bagi Ukraina guna mendorong Ukraina meluncurkan investigasi terhadap lawan politiknya, Joe Biden.
Kedua, Trump juga didakwa karena dianggap menghalangi Kongres dalam melakukan penyelidikan terhadap dirinya. Hal ini dilakukan oleh Trump dengan melarang para pembantunya di Gedung Putih untuk memberikan kesaksian di sidang penyelidikan Trump.
Anggota DPR AS menggolkan pasal penyalahgunaan kekuasaan dengan skor 230-197. Sementara itu, pasal kedua yang menyebut bahwa Trump telah menghalangi Kongres dalam melakukan penyelidikan terhadap dirinya, digolkan dengan skor 229-198.
Jelas terlihat bahwa isu pemakzulan Trump tak termakan oleh pelaku pasar saham AS. Walaupun sudah didukung oleh DPR AS, memang sejatinya ada kemungkinan yang sangat besar bahwa Trump tak akan benar-benar lengser dari posisinya.
Pasalnya, AS mengadopsi sistem parlemen dua kamar yang terdiri dari DPR (House of Representatives) dan Senat (Senate).
Segala rancangan undang-undang di AS, jika ingin digolkan menjadi undang-undang, harus mendapatkan persetujuan baik dari DPR maupun Senat. Hal serupa juga berlaku dalam urusan memakzulkan presiden.
PT Equity World
Futures minyak mentah lebih tinggi selama sesi Asia | PT Equity World
Sebagai informasi, Senat AS diisi oleh sebanyak 100 senator. Dari sebanyak 100 senator yang membentuk Senat AS, sebanyak 53 senator berasal dari Partai Republik, sementara 47 berasal dari Partai Demokrat.
Trump sendiri merupakan anggota Partai Republik, sehingga bisa dikatakan bahwa Senat AS dikuasai oleh kubunya.
Berbeda dengan pemungutan suara di DPR AS yang hanya memerlukan suara sebanyak minimum 51% untuk memakzulkan presiden, pemungutan suara di Senat AS mengharuskan suara sebanyak minimum 2/3 (67%) guna memakzulkan presiden.
Berarti, harus ada sebanyak 67 senator yang mendukung pemakzulan Trump untuk benar-benar 'menendang' mantan pengusaha kelas kakap tersebut dari posisinya saat ini. Dengan asumsi bahwa seluruh senator yang berasal dari Partai Demokrat mendukung pemakzulan Trump, masih dibutuhkan minimum 20 senator asal Partai Republik yang membelot guna benar-benar melengserkan Trump.
Melansir CNBC International, hingga saat ini belum ada satupun senator asal Partai Republik yang memberikan sinyal bahwa mereka akan mendukung pemakzulan Trump.
PT Equity World | Terlepas dari pemakzulan Presiden AS Donald Trump oleh DPR AS, bursa saham AS alias Wall Street tetap akan menghijau pada perdagangan hari ini, Kamis (19/12/2019).
Hingga pukul 11:15 WIB, kontrak futures indeks Dow Jones mengimplikasikan kenaikan sebesar 11,72 poin pada saat pembukaan perdagangan nanti malam, sementara S&P 500 dan Nasdaq Composite diimplikasikan naik masing-masing sebesar 2,31 dan 7,13 poin.
Untuk diketahui, perdagangan di bursa saham AS akan dimulai pada pukul 21:30 WIB.
Seperti yang diketahui, Pemakzulan Presiden AS Donald Trump menjadi isu yang begitu hangat dibicarakan belakangan ini, bukan hanya oleh pelaku pasar keuangan, namun juga masyarakat umum.
Tiga bulan sudah DPR AS melakukan investigasi terkait kepemimpinan Trump dan pada hari ini waktu Indonesia (19/12/2019) atau kemarin malam waktu setempat (18/12/2019), DPR AS resmi memutuskan untuk memakzulkan Trump.
Pada pagi hari ini waktu Indonesia, mayoritas anggota DPR AS memberikan persetujuan untuk mencopot Trump dari posisinya sebagai orang nomor satu di AS.
Ada dua alasan yang membuat anggota DPR AS memutuskan untuk melengserkan Trump. Pertama, Trump didakwa telah menyalahgunakan kekuasaannya ketika menahan bantuan pendanaan bagi Ukraina guna mendorong Ukraina meluncurkan investigasi terhadap lawan politiknya, Joe Biden.
Kedua, Trump juga didakwa karena dianggap menghalangi Kongres dalam melakukan penyelidikan terhadap dirinya. Hal ini dilakukan oleh Trump dengan melarang para pembantunya di Gedung Putih untuk memberikan kesaksian di sidang penyelidikan Trump.
Anggota DPR AS menggolkan pasal penyalahgunaan kekuasaan dengan skor 230-197. Sementara itu, pasal kedua yang menyebut bahwa Trump telah menghalangi Kongres dalam melakukan penyelidikan terhadap dirinya, digolkan dengan skor 229-198.
Jelas terlihat bahwa isu pemakzulan Trump tak termakan oleh pelaku pasar saham AS. Walaupun sudah didukung oleh DPR AS, memang sejatinya ada kemungkinan yang sangat besar bahwa Trump tak akan benar-benar lengser dari posisinya.
Pasalnya, AS mengadopsi sistem parlemen dua kamar yang terdiri dari DPR (House of Representatives) dan Senat (Senate).
Segala rancangan undang-undang di AS, jika ingin digolkan menjadi undang-undang, harus mendapatkan persetujuan baik dari DPR maupun Senat. Hal serupa juga berlaku dalam urusan memakzulkan presiden.
PT Equity World
Futures minyak mentah lebih tinggi selama sesi Asia | PT Equity World
Sebagai informasi, Senat AS diisi oleh sebanyak 100 senator. Dari sebanyak 100 senator yang membentuk Senat AS, sebanyak 53 senator berasal dari Partai Republik, sementara 47 berasal dari Partai Demokrat.
Trump sendiri merupakan anggota Partai Republik, sehingga bisa dikatakan bahwa Senat AS dikuasai oleh kubunya.
Berbeda dengan pemungutan suara di DPR AS yang hanya memerlukan suara sebanyak minimum 51% untuk memakzulkan presiden, pemungutan suara di Senat AS mengharuskan suara sebanyak minimum 2/3 (67%) guna memakzulkan presiden.
Berarti, harus ada sebanyak 67 senator yang mendukung pemakzulan Trump untuk benar-benar 'menendang' mantan pengusaha kelas kakap tersebut dari posisinya saat ini. Dengan asumsi bahwa seluruh senator yang berasal dari Partai Demokrat mendukung pemakzulan Trump, masih dibutuhkan minimum 20 senator asal Partai Republik yang membelot guna benar-benar melengserkan Trump.
Melansir CNBC International, hingga saat ini belum ada satupun senator asal Partai Republik yang memberikan sinyal bahwa mereka akan mendukung pemakzulan Trump.
Selasa, 17 Desember 2019
Equity World | Saham Asia Beragam Jelang Penutupan
Equity World | Saham Asia Beragam Jelang Penutupan
Equity World | Pasar di Asia diperdagangkan mixed menjelang penutupan pada Rabu (18/12) sore, ditengah risiko risiko Brexit yang tidak ada kesepakatan meningkat lagi dalam semalam.
Indeks Shanghai turun 0,16%, Indeks Nikkei 225 menurun 0,54%, Indeks Hang Seng, Kospi dan S&P/ASX 200 terpantu flat.
Secara keseluruhan, Indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang juga datar.
Data resmi yang dirilis pada hari Rabu menunjukkan ekspor Jepang turun 7,9% tahun ke tahun di bulan November, penurunan yang lebih kecil jika dibandingkan dari penurunan 8,6% yang diperkirakan oleh para ekonom dalam jajak pendapat Reuters. Pembacaan suram, didorong oleh pengiriman mobil dan mesin konstruksi ke Amerika Serikat yang lebih sedikit dan produk-produk kimia ke China, menandai jangka panjang penurunan ekspor sejak rentang 14 bulan hingga November 2016 silam.
Dalam hal volume, ekspor turun 5,0% pada tahun 2019 hingga bulan November, yang dimana dalam empat bulan berturut-turut menurun. Data pekan lalu menunjukkan bahwa perkonomian Jepang tumbuh pada kecepatan yang jauh lebih cepat daripada yang dilaporkan pada kuartal ketiga, sebagian besar berkat perbaikan dalam pengeluaran bisnis dan konsumsi swasta. Tetapi ada kekhawatiran kekuatan kuartal ketiga menutupi celah pelebaran dalam perekonomian setelah pemerintah melanjutkan kenaikan pajak nasional pada Oktober, memberikan pukulan besar pada sentimen perusahaan dan rumah tangga.
Sementara itu, risiko Brexit berkobar di tengah laporan bahwa Perdana Menteri Inggris Boris Johnson akan mengubah RUU Brexit, secara eksplisit mengesampingkan perpanjangan untuk periode transisi setelah Desember 2020 dan Inggris akan meninggalkan Uni Eropa pada 31 Januari.
Itu akan menyisakan sedikit waktu untuk mencapai kesepakatan perdagangan dengan Uni Eropa dan meningkatkan risiko Brexit tanpa kesepakatan.
Dari langkah strategis orang dapat berargumen bahwa ini adalah langkah cerdas oleh PM Boris Johnson, memaksa Uni Eropa untuk mendorong untuk kesepakatan pada tahun 2020 dalam meningkatkan resiko Brexit.
Equity World
Investor Cermati Sejumlah Data Ekonomi, Wall Street Ditutup Menghijau | Equity World
Pound Inggris turun lebih dari 1% menjadi $1,3188 terhadap dolar pada hari Selasa, sejak itu jatuh lebih dalam dan terakhir diperdagangkan pada posisi $1,3130.
Langkah ini menyarankan jalur GBP pada tahun 2020 tampaknya akan berubah-ubah, Brexit yang sulit tidak dapat dikesampingkan, tetapi kemungkinan resolusi Brexit positif juga meningkat dan kemungkinan tetap bahwa Johnson masih bisa memperkenalkan tagihan baru untuk perpanjangan tahun depan.
Indeks dolar AS, yang melacak greenback terhadap sekeranjang rekan-rekannya, terakhir dilevel 97,281 setelah menyentuh posisi terendah di bawah 97,0 pada awal pekan ini.
Yen Jepang diperdagangkan menguat 109,45 melawan dolar, aussie sedikit menguat $0,6844, menguat dilevel 0,6835.
Dan pada perdagangan bursa komoditi, Minyak mentah AS jatuh 0,61% menjadi $60,55 selama jam perdagangan Asia pagi hari, setelah didorong oleh harapan perdagangan dan pengurangan pasokan. Minyak mentah Brent turun 0,41% menjadi $65,83 per barel.
Equity World | Pasar di Asia diperdagangkan mixed menjelang penutupan pada Rabu (18/12) sore, ditengah risiko risiko Brexit yang tidak ada kesepakatan meningkat lagi dalam semalam.
Indeks Shanghai turun 0,16%, Indeks Nikkei 225 menurun 0,54%, Indeks Hang Seng, Kospi dan S&P/ASX 200 terpantu flat.
Secara keseluruhan, Indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang juga datar.
Data resmi yang dirilis pada hari Rabu menunjukkan ekspor Jepang turun 7,9% tahun ke tahun di bulan November, penurunan yang lebih kecil jika dibandingkan dari penurunan 8,6% yang diperkirakan oleh para ekonom dalam jajak pendapat Reuters. Pembacaan suram, didorong oleh pengiriman mobil dan mesin konstruksi ke Amerika Serikat yang lebih sedikit dan produk-produk kimia ke China, menandai jangka panjang penurunan ekspor sejak rentang 14 bulan hingga November 2016 silam.
Dalam hal volume, ekspor turun 5,0% pada tahun 2019 hingga bulan November, yang dimana dalam empat bulan berturut-turut menurun. Data pekan lalu menunjukkan bahwa perkonomian Jepang tumbuh pada kecepatan yang jauh lebih cepat daripada yang dilaporkan pada kuartal ketiga, sebagian besar berkat perbaikan dalam pengeluaran bisnis dan konsumsi swasta. Tetapi ada kekhawatiran kekuatan kuartal ketiga menutupi celah pelebaran dalam perekonomian setelah pemerintah melanjutkan kenaikan pajak nasional pada Oktober, memberikan pukulan besar pada sentimen perusahaan dan rumah tangga.
Sementara itu, risiko Brexit berkobar di tengah laporan bahwa Perdana Menteri Inggris Boris Johnson akan mengubah RUU Brexit, secara eksplisit mengesampingkan perpanjangan untuk periode transisi setelah Desember 2020 dan Inggris akan meninggalkan Uni Eropa pada 31 Januari.
Itu akan menyisakan sedikit waktu untuk mencapai kesepakatan perdagangan dengan Uni Eropa dan meningkatkan risiko Brexit tanpa kesepakatan.
Dari langkah strategis orang dapat berargumen bahwa ini adalah langkah cerdas oleh PM Boris Johnson, memaksa Uni Eropa untuk mendorong untuk kesepakatan pada tahun 2020 dalam meningkatkan resiko Brexit.
Equity World
Investor Cermati Sejumlah Data Ekonomi, Wall Street Ditutup Menghijau | Equity World
Pound Inggris turun lebih dari 1% menjadi $1,3188 terhadap dolar pada hari Selasa, sejak itu jatuh lebih dalam dan terakhir diperdagangkan pada posisi $1,3130.
Langkah ini menyarankan jalur GBP pada tahun 2020 tampaknya akan berubah-ubah, Brexit yang sulit tidak dapat dikesampingkan, tetapi kemungkinan resolusi Brexit positif juga meningkat dan kemungkinan tetap bahwa Johnson masih bisa memperkenalkan tagihan baru untuk perpanjangan tahun depan.
Indeks dolar AS, yang melacak greenback terhadap sekeranjang rekan-rekannya, terakhir dilevel 97,281 setelah menyentuh posisi terendah di bawah 97,0 pada awal pekan ini.
Yen Jepang diperdagangkan menguat 109,45 melawan dolar, aussie sedikit menguat $0,6844, menguat dilevel 0,6835.
Dan pada perdagangan bursa komoditi, Minyak mentah AS jatuh 0,61% menjadi $60,55 selama jam perdagangan Asia pagi hari, setelah didorong oleh harapan perdagangan dan pengurangan pasokan. Minyak mentah Brent turun 0,41% menjadi $65,83 per barel.
Senin, 16 Desember 2019
Equity World | Saham Asia Gagal Pertahankan Kenaikan Di Tengah Kekhawatiran Baru Perdagangan AS-China
Equity World | Saham Asia Gagal Pertahankan Kenaikan Di Tengah Kekhawatiran Baru Perdagangan AS-China
Equity World | Meskipun naik ke level tertinggi sejak April, saham Asia terlihat mundur saat menjelang pembukaan Eropa pada hari ini. Yang menjadi alasannya mungkin skeptisisme pasar atas hubungan perdagangan masa depan antara Amerika Serikat (AS) dan China. Yang juga berkontribusi terhadap langkah profit booking adalah kekhawatiran pelemahan di ekonomi Asia-Pasifik, seperti yang disampaikan oleh raksasa peringkat global Moody's dan Fitch. Wall Street didukung oleh optimisme fase satu pada hari Senin.
Keraguan atas hubungan perdagangan AS-China dapat dikaitkan dengan berita Reuters yang mengatakan, “Beberapa pejabat China mengatakan kata-kata perjanjian tetap merupakan masalah yang rumit dan diperlukan perhatian untuk memastikan ekspresi yang digunakan dalam teks tidak mengurangi ketegangan.”
Akibatnya, indeks MSCI untuk saham Asia-Pasifik mengoreksi kenaikan menjadi +1,19% sementara NIKKEI Jepang mencatat hampir setengah persen dari kenaikan menjadi 24.064. Lebih lanjut, saham China mendapat manfaat dari artikel editorial China Securities Journal yang mengatakan People's Bank of China (PBoC) diharapkan untuk menerapkan dua pemotongan rasio cadangan wajib (RRR) pada tahun 2020.
Equity World
Saham Asia Ditutup Beragam Pada Senin Sore | Equity World
Saham-saham di Australia dan Selandia Baru berjuang untuk membenarkan keraguan atas masa depan perdagangan AS-China dan ringkasan pertemuan kebijakan moneter dovish Reserve Bank of Australia (RBA). Selanjutnya, saham India mempertahankan kenaikan setelah Gubernur Bank Sentral India (RBI) mengemukakan, pada hari Senin, bahwa kemungkinan besar ada pelonggaran lebih lanjut.
Nada risiko pasar juga mendapat sambutan dari berita tentang Inggris Raya yang menyoroti kemungkinan Brexit keras. Dengan demikian, yield treasury AS 10-tahun memangkas lebih dari dua basis poin, menjadi 1,865%, dari lonjakan hari Senin.
Equity World | Meskipun naik ke level tertinggi sejak April, saham Asia terlihat mundur saat menjelang pembukaan Eropa pada hari ini. Yang menjadi alasannya mungkin skeptisisme pasar atas hubungan perdagangan masa depan antara Amerika Serikat (AS) dan China. Yang juga berkontribusi terhadap langkah profit booking adalah kekhawatiran pelemahan di ekonomi Asia-Pasifik, seperti yang disampaikan oleh raksasa peringkat global Moody's dan Fitch. Wall Street didukung oleh optimisme fase satu pada hari Senin.
Keraguan atas hubungan perdagangan AS-China dapat dikaitkan dengan berita Reuters yang mengatakan, “Beberapa pejabat China mengatakan kata-kata perjanjian tetap merupakan masalah yang rumit dan diperlukan perhatian untuk memastikan ekspresi yang digunakan dalam teks tidak mengurangi ketegangan.”
Akibatnya, indeks MSCI untuk saham Asia-Pasifik mengoreksi kenaikan menjadi +1,19% sementara NIKKEI Jepang mencatat hampir setengah persen dari kenaikan menjadi 24.064. Lebih lanjut, saham China mendapat manfaat dari artikel editorial China Securities Journal yang mengatakan People's Bank of China (PBoC) diharapkan untuk menerapkan dua pemotongan rasio cadangan wajib (RRR) pada tahun 2020.
Equity World
Saham Asia Ditutup Beragam Pada Senin Sore | Equity World
Saham-saham di Australia dan Selandia Baru berjuang untuk membenarkan keraguan atas masa depan perdagangan AS-China dan ringkasan pertemuan kebijakan moneter dovish Reserve Bank of Australia (RBA). Selanjutnya, saham India mempertahankan kenaikan setelah Gubernur Bank Sentral India (RBI) mengemukakan, pada hari Senin, bahwa kemungkinan besar ada pelonggaran lebih lanjut.
Nada risiko pasar juga mendapat sambutan dari berita tentang Inggris Raya yang menyoroti kemungkinan Brexit keras. Dengan demikian, yield treasury AS 10-tahun memangkas lebih dari dua basis poin, menjadi 1,865%, dari lonjakan hari Senin.
Equity World | Bursa Asia Awal Pekan Mixed, Saham Australia dan China Cetak Rekor
Equity World | Bursa Asia Awal Pekan Mixed, Saham Australia dan China Cetak Rekor
Equity World | Bursa saham Asia awal pekan hari Senin (16/12) berakhir mixed meskipun AS dan China mencapai kesepakatan bersejarah pada kesepakatan perdagangan fase pertama dan data ekonomi penting Tiongkok mengalahkan perkiraan.
Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer mengatakan pada hari Minggu bahwa perjanjian perdagangan fase satu AS-China sepenuhnya selesai dan hampir akan menggandakan ekspor AS ke China selama dua tahun ke depan.
Bursa saham China menguat dengan ditutup pada level tertinggi enam minggu, indeks Shanghai Composite naik 16,72 poin, atau 0,56 persen, menjadi 2.984,39, level tertinggi sejak 8 November. Indeks Hang Seng Hong Kong berakhir turun 0,65 persen pada 27.508,09.
Biro Statistik Nasional China umumkan produksi industri dan penjualan ritel meningkat pada laju tercepat dalam lima bulan pada bulan November karena langkah-langkah yang diambil pemerintah membantu meningkatkan permintaan domestik.
Perdagangan saham Jepang beringsut lebih rendah setelah mencapai tertinggi satu tahun di sesi sebelumnya.Indeks Nikkei turun 70,75 poin, atau 0,29 persen, menjadi 23.952,35 karena survei yang menunjukkan sektor manufaktur di Jepang terus berkontraksi pada Desember, dan pada tingkat yang sedikit lebih cepat.
Saham pembuat obat menjadi top looser, dengan saham Sumitomo Dainippon Pharma Co jatuh 3,2 persen dan Daiichi Sankyo Co kehilangan 3 persen. Saham kelas berat pasar SoftBank Group Corp melonjak 1,6 persen.
Di bursa saham Korea Selatan, indeks saham berfluktuasi sebelum berakhir sedikit lebih rendah karena investor mencerna efek tak terduga dari perjanjian fase satu AS-China. Indeks Kospi turun 0,11 persen ke posisi 2168.
Equity World
Ramai Sentimen Positif, Bursa Saham Asia Kompak Menghijau | Equity World
Pasar saham Australia menguat untuk mencapai tertinggi dua minggu setelah pembaruan anggaran terbaru menunjukkan pertumbuhan ekonomi Australia, upah, investasi dan pengeluaran rumah tangga semuanya telah merosot sejak anggaran April, meningkatkan harapan penurunan suku bunga lebih lanjut oleh Reserve Bank of Australia dalam beberapa bulan mendatang .
Indeks ASX 200 melonjak 110 poin atau 1,63 persen menjadi 6.849,70 yang ditopang oleh penguatan saham empat bank besar antara 1,4 persen dan 1,8 persen sementara saham pertambangan kelas berat BHP dan Rio Tinto masing-masing naik 1,6 persen dan 1,2 persen.
Pergerakan sebaliknya di kawasan Pasifik, bursa saham Selandia Baru sedikit turun, dengan indeks acuan NZX 50 berakhir turun 14,76 poin atau 0,13 persen pada posisi 11.226,83.
Untuk pergerakan bursa saham Indonesia, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,23 persen ke posisi 6211,59. Kekuatan indeks ditopang oleh pergerakan kuat saham-saham sektor perdagangan dan aneka industri.
Equity World | Bursa saham Asia awal pekan hari Senin (16/12) berakhir mixed meskipun AS dan China mencapai kesepakatan bersejarah pada kesepakatan perdagangan fase pertama dan data ekonomi penting Tiongkok mengalahkan perkiraan.
Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer mengatakan pada hari Minggu bahwa perjanjian perdagangan fase satu AS-China sepenuhnya selesai dan hampir akan menggandakan ekspor AS ke China selama dua tahun ke depan.
Bursa saham China menguat dengan ditutup pada level tertinggi enam minggu, indeks Shanghai Composite naik 16,72 poin, atau 0,56 persen, menjadi 2.984,39, level tertinggi sejak 8 November. Indeks Hang Seng Hong Kong berakhir turun 0,65 persen pada 27.508,09.
Biro Statistik Nasional China umumkan produksi industri dan penjualan ritel meningkat pada laju tercepat dalam lima bulan pada bulan November karena langkah-langkah yang diambil pemerintah membantu meningkatkan permintaan domestik.
Perdagangan saham Jepang beringsut lebih rendah setelah mencapai tertinggi satu tahun di sesi sebelumnya.Indeks Nikkei turun 70,75 poin, atau 0,29 persen, menjadi 23.952,35 karena survei yang menunjukkan sektor manufaktur di Jepang terus berkontraksi pada Desember, dan pada tingkat yang sedikit lebih cepat.
Saham pembuat obat menjadi top looser, dengan saham Sumitomo Dainippon Pharma Co jatuh 3,2 persen dan Daiichi Sankyo Co kehilangan 3 persen. Saham kelas berat pasar SoftBank Group Corp melonjak 1,6 persen.
Di bursa saham Korea Selatan, indeks saham berfluktuasi sebelum berakhir sedikit lebih rendah karena investor mencerna efek tak terduga dari perjanjian fase satu AS-China. Indeks Kospi turun 0,11 persen ke posisi 2168.
Equity World
Ramai Sentimen Positif, Bursa Saham Asia Kompak Menghijau | Equity World
Pasar saham Australia menguat untuk mencapai tertinggi dua minggu setelah pembaruan anggaran terbaru menunjukkan pertumbuhan ekonomi Australia, upah, investasi dan pengeluaran rumah tangga semuanya telah merosot sejak anggaran April, meningkatkan harapan penurunan suku bunga lebih lanjut oleh Reserve Bank of Australia dalam beberapa bulan mendatang .
Indeks ASX 200 melonjak 110 poin atau 1,63 persen menjadi 6.849,70 yang ditopang oleh penguatan saham empat bank besar antara 1,4 persen dan 1,8 persen sementara saham pertambangan kelas berat BHP dan Rio Tinto masing-masing naik 1,6 persen dan 1,2 persen.
Pergerakan sebaliknya di kawasan Pasifik, bursa saham Selandia Baru sedikit turun, dengan indeks acuan NZX 50 berakhir turun 14,76 poin atau 0,13 persen pada posisi 11.226,83.
Untuk pergerakan bursa saham Indonesia, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,23 persen ke posisi 6211,59. Kekuatan indeks ditopang oleh pergerakan kuat saham-saham sektor perdagangan dan aneka industri.
Jumat, 13 Desember 2019
Equity World | Fluktuatif, Wall Street Berbalik Meroket Iringi Rapat Trump
Equity World | Fluktuatif, Wall Street Berbalik Meroket Iringi Rapat Trump
Equity World | Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka melemah tipis pada Kamis (12/12/2019) sementara investor menunggu hasil pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan penasihat perdagangannya jelang tenggat waktu 15 Desember.
Pada pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB), Indeks Dow Jones Industrial Average melemah 37 poin (-0,1%), tetapi langsung berbalik naik 151,93 poin (0,54%) ke 28.063,23 selang 20 menit kemudian. Indeks Nasdaq menguat 41,91 poin (0,47%) ke 8.695,15 sementara indeks S&P 500 naik 16,74 poin (0,54%) ke 3.158,53.
Saham Apple tertekan 1% setelah Credit Suisse memperkirakan penjualan iPhone di China anjlok parah pada November, hingga -35,4% secara tahunan. Sebaliknya saham General Electric naik 3,1% setelah UBS merekomendasikan beli.
Mengutip laporan Reuters yang bersumber pada narasumber anonim, pertemuan Trump tersebut dilakukan untuk memuluskan kesepakatan fase pertama, dan mengantisipasi jika tidak ada kesepakatan yang diraih.
Laporan Bloomberg dan The Wall Street Journal menyebutkan bahwa AS berpeluang menunda pengenaan tarif tambahan, tetapi kemudian dibantah oleh penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow pada Selasa.
Meski sentimen megatif perang dagang melanda bursa sejak 2018, sepanjang tahun ini Indeks S&P 500 dan Dow Jones tercatat menguat masing-masing 25,3% dan 19,7%. Di sisi lain, Nasdaq melompat 30%.
Equity World
Bursa Saham Asia Masih Terus Naik | Equity World
"Tahun depan bakal lebih liar... Akan menjadi tahun pemilu. Ingat 2016? Saat itu merupakan tahun berat ketika pasar terseok-seok mencetak return positif," tutur CIO CalSTRS Christopher Ailman kepada CNBC International.
Sentimen negatif juga muncul dari data pengangguran mingguan yang tercatat naik ke level tertingginya dalam 2 tahun, yakni sebesar 49.000, menjadi 252.000. Menurut data Departemen Tenaga Kerja AS, angka itu merupakan yang tertinggi sejak 30 September 2017.
Data itu keluar tepat setelah bank sentral AS menyatakan tidak akan mengubah suku bunga acuan hingga 2020. Fed Funds Rate periode Desember dipertahankan melalui keputusan mufakat bulat.
Equity World | Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka melemah tipis pada Kamis (12/12/2019) sementara investor menunggu hasil pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan penasihat perdagangannya jelang tenggat waktu 15 Desember.
Pada pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB), Indeks Dow Jones Industrial Average melemah 37 poin (-0,1%), tetapi langsung berbalik naik 151,93 poin (0,54%) ke 28.063,23 selang 20 menit kemudian. Indeks Nasdaq menguat 41,91 poin (0,47%) ke 8.695,15 sementara indeks S&P 500 naik 16,74 poin (0,54%) ke 3.158,53.
Saham Apple tertekan 1% setelah Credit Suisse memperkirakan penjualan iPhone di China anjlok parah pada November, hingga -35,4% secara tahunan. Sebaliknya saham General Electric naik 3,1% setelah UBS merekomendasikan beli.
Mengutip laporan Reuters yang bersumber pada narasumber anonim, pertemuan Trump tersebut dilakukan untuk memuluskan kesepakatan fase pertama, dan mengantisipasi jika tidak ada kesepakatan yang diraih.
Laporan Bloomberg dan The Wall Street Journal menyebutkan bahwa AS berpeluang menunda pengenaan tarif tambahan, tetapi kemudian dibantah oleh penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow pada Selasa.
Meski sentimen megatif perang dagang melanda bursa sejak 2018, sepanjang tahun ini Indeks S&P 500 dan Dow Jones tercatat menguat masing-masing 25,3% dan 19,7%. Di sisi lain, Nasdaq melompat 30%.
Equity World
Bursa Saham Asia Masih Terus Naik | Equity World
"Tahun depan bakal lebih liar... Akan menjadi tahun pemilu. Ingat 2016? Saat itu merupakan tahun berat ketika pasar terseok-seok mencetak return positif," tutur CIO CalSTRS Christopher Ailman kepada CNBC International.
Sentimen negatif juga muncul dari data pengangguran mingguan yang tercatat naik ke level tertingginya dalam 2 tahun, yakni sebesar 49.000, menjadi 252.000. Menurut data Departemen Tenaga Kerja AS, angka itu merupakan yang tertinggi sejak 30 September 2017.
Data itu keluar tepat setelah bank sentral AS menyatakan tidak akan mengubah suku bunga acuan hingga 2020. Fed Funds Rate periode Desember dipertahankan melalui keputusan mufakat bulat.
Kamis, 12 Desember 2019
Equity World | Fed Tahan Suku Bunga, Wall Street Menguat
Equity World | Fed Tahan Suku Bunga, Wall Street Menguat
Equity World | Indeks saham utama Wall Street berakhir menguat pada perdagangan 11 Desember 2019. Bursa saham AS menguat setelah Federal Reserve AS mempertahankan suku bunga dan mengisyaratkan bahwa biaya pinjaman kemungkinan akan tetap tidak berubah tanpa batas waktu.
Bank sentral AS mengatakan pertumbuhan ekonomi yang moderat dan pengangguran yang rendah diperkirakan akan berlanjut hingga pemilihan presiden tahun depan.
Setelah memotong suku bunga tiga kali awal tahun ini, Fed menahan suku bunga acuan pada kisaran target antara 1,50% dan 1,75%.
Langkah The Fed untuk melonggarkan kebijakan moneter tahun ini telah mendukung kenaikan saham ke rekor tertinggi. Indeks S&P 500 telah naik 25% pada 2019.
Dengan Fed diperkirakan akan menepati suku bunga saat ini, investor telah lebih fokus pada hubungan perdagangan AS-Cina, termasuk tarif baru pada barang-barang China. Presiden Donald Trump mengatakan tarif baru akan mulai berlaku pada 15 Desember, tetapi ketidakpastian masih tetap apakah akan diterapkan.
Pembuat kebijakan Fed mengatakan mereka akan terus memantau "perkembangan global" dalam memutuskan apakah suku bunga perlu diubah. Mereka juga mengatakan bahwa mereka akan mengawasi "tekanan inflasi".
Equity World
The Fed Optimistis Soal Ekonomi AS, Wall Street Naik | Equity World
Data pada hari Rabu menunjukkan harga konsumen A.S. meningkat solid pada bulan November.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 29,37 poin atau 0,11% menjadi 27.911,09, S&P 500 naik 9,1 poin atau 0,29% menjadi 3.141,62 dan Nasdaq Composite menambahkan 37,87 poin atau 0,44% menjadi 8.654,05, demikian dilansir Reuters, Kamis (12/12/2019).
Equity World | Indeks saham utama Wall Street berakhir menguat pada perdagangan 11 Desember 2019. Bursa saham AS menguat setelah Federal Reserve AS mempertahankan suku bunga dan mengisyaratkan bahwa biaya pinjaman kemungkinan akan tetap tidak berubah tanpa batas waktu.
Bank sentral AS mengatakan pertumbuhan ekonomi yang moderat dan pengangguran yang rendah diperkirakan akan berlanjut hingga pemilihan presiden tahun depan.
Setelah memotong suku bunga tiga kali awal tahun ini, Fed menahan suku bunga acuan pada kisaran target antara 1,50% dan 1,75%.
Langkah The Fed untuk melonggarkan kebijakan moneter tahun ini telah mendukung kenaikan saham ke rekor tertinggi. Indeks S&P 500 telah naik 25% pada 2019.
Dengan Fed diperkirakan akan menepati suku bunga saat ini, investor telah lebih fokus pada hubungan perdagangan AS-Cina, termasuk tarif baru pada barang-barang China. Presiden Donald Trump mengatakan tarif baru akan mulai berlaku pada 15 Desember, tetapi ketidakpastian masih tetap apakah akan diterapkan.
Pembuat kebijakan Fed mengatakan mereka akan terus memantau "perkembangan global" dalam memutuskan apakah suku bunga perlu diubah. Mereka juga mengatakan bahwa mereka akan mengawasi "tekanan inflasi".
Equity World
The Fed Optimistis Soal Ekonomi AS, Wall Street Naik | Equity World
Data pada hari Rabu menunjukkan harga konsumen A.S. meningkat solid pada bulan November.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 29,37 poin atau 0,11% menjadi 27.911,09, S&P 500 naik 9,1 poin atau 0,29% menjadi 3.141,62 dan Nasdaq Composite menambahkan 37,87 poin atau 0,44% menjadi 8.654,05, demikian dilansir Reuters, Kamis (12/12/2019).
Selasa, 10 Desember 2019
PT Equityworld | Tunggu Keputusan The Fed, Wall Street Terkoreksi
PT Equityworld | Tunggu Keputusan The Fed, Wall Street Terkoreksi
PT Equityworld | Saham-saham di Amerika Serikat (AS) sedikit melemah pada perdagangan Selasa waktu setempat. Investor menunggu keputusan penting dari Federal Reserve sambil mencerna sejumlah data ekonomi.
Melansir Xinhua, Rabu, 11 Desember 2019, indeksDow Jones Industrial Average turun 27,88 poin atau 0,10 persen menjadi 27.881,72. Sementara indeks S&P 500 turun 3,44 poin atau 0,11 persen menjadi 3.132,52. Indeks Komposit Nasdaq turun 5,64 poin atau 0,07 persen menjadi 8.616,18.
Delapan dari 11 sektor utama S&P 500 ditutup lebih rendah. Sektor real estat turun 0,68 persen dan menjadi yang paling menghambat gerak Wall Street. Sedangkan sektor perawatan kesehatan dan energi naik 0,15 persen, kelompok dengan kinerja terbaik.
Komite Pasar Terbuka Federal Federal Reserve memulai pertemuan kebijakan dua hari pada Selasa.
PT Equityworld
Wall Street jatuh terseret penurunan saham Apple, pasar "wait & see" | PT Equityworld
Pedagang di pasar saham dan keuangan secara luas berharap bank sentral mempertahankan suku bunga stabil pada akhir pertemuan Rabu. The Fed telah memangkas suku bunga untuk tiga kali berturut-turut dalam tahun ini.
Di sisi ekonomi, kepercayaan pemilik usaha kecil AS meningkat pada November, membukukan kenaikan bulan-ke-bulan terbesar sejak Mei 2018, menurut laporan oleh Federasi Nasional Bisnis Independen (NFIB).
Sementara indeks optimisme bisnis kecil NFIB berada di posisi 104,7 pada November, naik 2,3 poin dari bulan sebelumnya, kata laporan itu.
PT Equityworld | Saham-saham di Amerika Serikat (AS) sedikit melemah pada perdagangan Selasa waktu setempat. Investor menunggu keputusan penting dari Federal Reserve sambil mencerna sejumlah data ekonomi.
Melansir Xinhua, Rabu, 11 Desember 2019, indeksDow Jones Industrial Average turun 27,88 poin atau 0,10 persen menjadi 27.881,72. Sementara indeks S&P 500 turun 3,44 poin atau 0,11 persen menjadi 3.132,52. Indeks Komposit Nasdaq turun 5,64 poin atau 0,07 persen menjadi 8.616,18.
Delapan dari 11 sektor utama S&P 500 ditutup lebih rendah. Sektor real estat turun 0,68 persen dan menjadi yang paling menghambat gerak Wall Street. Sedangkan sektor perawatan kesehatan dan energi naik 0,15 persen, kelompok dengan kinerja terbaik.
Komite Pasar Terbuka Federal Federal Reserve memulai pertemuan kebijakan dua hari pada Selasa.
PT Equityworld
Wall Street jatuh terseret penurunan saham Apple, pasar "wait & see" | PT Equityworld
Pedagang di pasar saham dan keuangan secara luas berharap bank sentral mempertahankan suku bunga stabil pada akhir pertemuan Rabu. The Fed telah memangkas suku bunga untuk tiga kali berturut-turut dalam tahun ini.
Di sisi ekonomi, kepercayaan pemilik usaha kecil AS meningkat pada November, membukukan kenaikan bulan-ke-bulan terbesar sejak Mei 2018, menurut laporan oleh Federasi Nasional Bisnis Independen (NFIB).
Sementara indeks optimisme bisnis kecil NFIB berada di posisi 104,7 pada November, naik 2,3 poin dari bulan sebelumnya, kata laporan itu.
Senin, 09 Desember 2019
Equityworld Futures | Aksi Jual Landa Mayoritas Bursa Asia Siang Ini
Equityworld Futures | Aksi Jual Landa Mayoritas Bursa Asia Siang Ini
Equityworld Futures | Bursa saham regional Asia pada sesi siang ini Selasa (10/12/2019) bervariasi dengan kecenderungan melemah atau diwarnai aksi jual saham.
Mengacu data Bloomberg, hingga siang ini indeks Asia Pasifik di luar Jepang, MSCI index pukul 13.40 WIB melemah 0,9 poin (0,07 persen) mencapai 1.253,1. Sementara indeks Nikkei 225 Jepang turun 20,7 (0,09 persen) mencapai 23.410 poin, Shanghai SE composite di Tiongkok naik 1,5 poin (0,05 persen) mencapai 2.915.
Adapun indeks Hang Seng di Hong Kong melemah 4,9 (0,02 persen) mencapai 26.490, sedangkan Kospi di Korea Selatan naik 9,7 (0,45 persen) mencapai 2.098. Sementara bursa Australia ASX 200 Index turun 23,23 (0,34 persen) mencapai 6.706.
Equityworld Futures
Wall Street Ditutup Melemah Imbas Anjloknya Saham Apple | Equityworld Futures
Sementara bursa Malaysia KLCI melemah 1,41 poin (0,07 persen) mencapai 1.561,3, Strait Times Singapura naik 0,54 (0,02 persen) mencapai 3.180,1, bursa Thailand Thai set 50 index melemah 1,8 poin (0,17 persen) mencapai 1.047,41.
Equityworld Futures | Bursa saham regional Asia pada sesi siang ini Selasa (10/12/2019) bervariasi dengan kecenderungan melemah atau diwarnai aksi jual saham.
Mengacu data Bloomberg, hingga siang ini indeks Asia Pasifik di luar Jepang, MSCI index pukul 13.40 WIB melemah 0,9 poin (0,07 persen) mencapai 1.253,1. Sementara indeks Nikkei 225 Jepang turun 20,7 (0,09 persen) mencapai 23.410 poin, Shanghai SE composite di Tiongkok naik 1,5 poin (0,05 persen) mencapai 2.915.
Adapun indeks Hang Seng di Hong Kong melemah 4,9 (0,02 persen) mencapai 26.490, sedangkan Kospi di Korea Selatan naik 9,7 (0,45 persen) mencapai 2.098. Sementara bursa Australia ASX 200 Index turun 23,23 (0,34 persen) mencapai 6.706.
Equityworld Futures
Wall Street Ditutup Melemah Imbas Anjloknya Saham Apple | Equityworld Futures
Sementara bursa Malaysia KLCI melemah 1,41 poin (0,07 persen) mencapai 1.561,3, Strait Times Singapura naik 0,54 (0,02 persen) mencapai 3.180,1, bursa Thailand Thai set 50 index melemah 1,8 poin (0,17 persen) mencapai 1.047,41.
PT Equity World | Bursa Asia Menguat Dipicu Kenaikan Wall Street, Pertumbuhan Ekonomi Cina Disorot
PT Equity World | Bursa Asia Menguat Dipicu Kenaikan Wall Street, Pertumbuhan Ekonomi Cina Disorot
PT Equity World | Bursa Asia menguat tipis pada sesi perdagangan Senin pagi, mengikuti kenaikan dari Wall Street yang didorong data pekerjaan AS namun kenaikan regional masih dibatasi kekhawatiran tentang ekonomi Cina akibat perang dagang Cina-AS yang berkepanjangan.
Menurut data yang dilansir Reuters Senin (09/12), Nikkei (N225) naik 0,3% sementara indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang (MIAPJ0000PUS) naik 0,3%, dan saham Australia (AXJO) dan Kospi (KS11) Korea Selatan masing-masing naik 0,2% dan 0,6%.
Pertumbuhan pekerjaan AS meningkat paling besar dalam 10 bulan di bulan November karena industri perawatan kesehatan mendorong perekrutan dan produksi di General Motors (NYSE: GM) kembali beroperasi setelah mogok, yang mengisyaratkan ekonomi tidak dalam bahaya.
PT Equity World
Sebagian besar bursa Asia menguat di awal pekan ini | PT Equity World
Penasihat ekonomi utama Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan pada hari Jumat bahwa tenggat waktu 15 Desember untuk putaran baru tarif AS pada barang-barang konsumen Cina masih tetap dijadwalkan, tetapi Presiden Donald Trump tetap memantau perundingan perdagangan dengan Cina.
Sementara itu, ekspor Cina menyusut untuk bulan keempat berturut-turut pada bulan November, menggarisbawahi tekanan terus-menerus pada produsen dari perang perdagangan yang berkepanjangan, meskipun pertumbuhan impor mungkin merupakan tanda bahwa upaya stimulus Beijing bekerja.
PT Equity World | Bursa Asia menguat tipis pada sesi perdagangan Senin pagi, mengikuti kenaikan dari Wall Street yang didorong data pekerjaan AS namun kenaikan regional masih dibatasi kekhawatiran tentang ekonomi Cina akibat perang dagang Cina-AS yang berkepanjangan.
Menurut data yang dilansir Reuters Senin (09/12), Nikkei (N225) naik 0,3% sementara indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang (MIAPJ0000PUS) naik 0,3%, dan saham Australia (AXJO) dan Kospi (KS11) Korea Selatan masing-masing naik 0,2% dan 0,6%.
Pertumbuhan pekerjaan AS meningkat paling besar dalam 10 bulan di bulan November karena industri perawatan kesehatan mendorong perekrutan dan produksi di General Motors (NYSE: GM) kembali beroperasi setelah mogok, yang mengisyaratkan ekonomi tidak dalam bahaya.
PT Equity World
Sebagian besar bursa Asia menguat di awal pekan ini | PT Equity World
Penasihat ekonomi utama Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan pada hari Jumat bahwa tenggat waktu 15 Desember untuk putaran baru tarif AS pada barang-barang konsumen Cina masih tetap dijadwalkan, tetapi Presiden Donald Trump tetap memantau perundingan perdagangan dengan Cina.
Sementara itu, ekspor Cina menyusut untuk bulan keempat berturut-turut pada bulan November, menggarisbawahi tekanan terus-menerus pada produsen dari perang perdagangan yang berkepanjangan, meskipun pertumbuhan impor mungkin merupakan tanda bahwa upaya stimulus Beijing bekerja.
Jumat, 06 Desember 2019
Equity World | Sinyal Kesepakatan Perdagangan AS-China Menguat, Wall Street Dibuka Naik
Equity World | Sinyal Kesepakatan Perdagangan AS-China Menguat, Wall Street Dibuka Naik
Equity World | Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street dibuka lebih tinggi pada perdagangan Kamis waktu setempat, di tengah harapan kesepakatan perdagangan awal antara AS dan China. Dua negara ekonomi terbesar dunia itu lebih dekat menyetujui berapa banyak tarif yang akan dibatalkan dalam kesepakatan perdagangan di fase pertama.
Hal tersebut juga diperkuat pernyataan Presiden AS Donald Trump yang mengatakan pembicaraan dengan China berjalan sangat baik. Alhasil sentimen positif tersebut membuat tiga indeks utama Wall Street menguat.
Dow Jones naik 79 poin atau 0,29%. S&P 500 naik 8 poin atau 0,26% dan Nasdaq 100 naik 29,75 poin atau 0,36%.
"Sepertinya tidak ada pembicaraan negatif yang meningkat tentang China, jadi saya kira tidak adanya hal itu memungkinkan pasar bergerak lebih tinggi," kata Kepala Investasi Bokeh Capital Partners Kim Forrest, dikutip dari Reuters, Kamis (5/12/2019).
Namun, jika tidak ada kesepakatan yang dicapai segera, tarif lebih banyak pada barang-barang China akan mulai dari 15 Desember.
Equity World
Wall Street dibuka menghijau di tengah harapan yang cerah dari kesepakatan AS-China | Equity World
Saham perusahaan semikonduktor yang sensitif terhadap tarif tampaknya akan naik untuk duar hari berturut-turut. Di antaranya Micron Technology Inc, Advanced Micro Devices Inc dan Nvidia Corp masing-masing memperoleh sekitar kenaikan sekira 1%.
Selain itu, Dollar General Corp naik sekitar 2,7% setelah rantai toko diskon menaikkan perkiraan laba setahun penuh.Saham Nike Inc naik 2% setelah sebuah laporan mengatakan Goldman Sachs meningkatkan stok pembuat pakaian olahraga untuk membeli dari netral.
Equity World | Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street dibuka lebih tinggi pada perdagangan Kamis waktu setempat, di tengah harapan kesepakatan perdagangan awal antara AS dan China. Dua negara ekonomi terbesar dunia itu lebih dekat menyetujui berapa banyak tarif yang akan dibatalkan dalam kesepakatan perdagangan di fase pertama.
Hal tersebut juga diperkuat pernyataan Presiden AS Donald Trump yang mengatakan pembicaraan dengan China berjalan sangat baik. Alhasil sentimen positif tersebut membuat tiga indeks utama Wall Street menguat.
Dow Jones naik 79 poin atau 0,29%. S&P 500 naik 8 poin atau 0,26% dan Nasdaq 100 naik 29,75 poin atau 0,36%.
"Sepertinya tidak ada pembicaraan negatif yang meningkat tentang China, jadi saya kira tidak adanya hal itu memungkinkan pasar bergerak lebih tinggi," kata Kepala Investasi Bokeh Capital Partners Kim Forrest, dikutip dari Reuters, Kamis (5/12/2019).
Namun, jika tidak ada kesepakatan yang dicapai segera, tarif lebih banyak pada barang-barang China akan mulai dari 15 Desember.
Equity World
Wall Street dibuka menghijau di tengah harapan yang cerah dari kesepakatan AS-China | Equity World
Saham perusahaan semikonduktor yang sensitif terhadap tarif tampaknya akan naik untuk duar hari berturut-turut. Di antaranya Micron Technology Inc, Advanced Micro Devices Inc dan Nvidia Corp masing-masing memperoleh sekitar kenaikan sekira 1%.
Selain itu, Dollar General Corp naik sekitar 2,7% setelah rantai toko diskon menaikkan perkiraan laba setahun penuh.Saham Nike Inc naik 2% setelah sebuah laporan mengatakan Goldman Sachs meningkatkan stok pembuat pakaian olahraga untuk membeli dari netral.
Kamis, 05 Desember 2019
Equityworld Futures | Lebih Parah dari IHSG, Bursa Saham Asia Juga Merah Membara
Equityworld Futures | Lebih Parah dari IHSG, Bursa Saham Asia Juga Merah Membara
Equityworld Futures | Bursa saham utama kawasan Asia merah membara pada penutupan perdagangan hari ini (4/12/2019) seiring dengan meningkatnya pesimisme investor atas hubungan dagang Amerika Serikat (AS) dan China.
Indeks Hang Seng mencatatkan koreksi paling dalam hingga 1,25%, disusul indeks Nikkei yang anjlok 1,05%, indeks Kospi terkoreksi 0,73%, indeks Straits Times turun 0,42%, dan indeks Shanghai melemah 0,23%.
Pasar saham negara-negara Benua Kuning diterpa aksi jual setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa dirinya tidak akan terburu-buru untuk menekan kesepakatan dagang dengan China. Bahkan hal itu bisa menunggu hingga pemilihan umum (pemilu) presiden AS tahun depan.
"Saya tidak punya tenggat waktu, tidak. Bahkan, saya senang dengan ide menunggu sampai setelah Pemilu untuk mencapai kesepakatan dengan China. Namun mereka (China) ingin ada kesepakatan sekarang, jadi kita lihat saja," ungkap Trump kepada para jurnalis di London, seperti diberitakan Reuters.
Menteri Perdagangan AS, Wilbur Ross mengatakan yang menjadi fokus utama Washington adalah mencapai kesepakatan dagang yang layak, tidak peduli apakah akan terjadi di Desember ini atau Desember tahun depan.
"Poin yang dia (Trump) coba sampaikan adalah kita perlu kesepakatan yang layak, dan apakah itu terjadi Desember ini atau Desember mendatang, atau tanggal lain, lebih tidak penting daripada mendapatkan kesepakatan yang tepat," ujar Ross.
Saat ini dialog dagang terus berlanjut di level staf, namun tidak di level tinggi. Ross menambahkan bahwa pengenaan bea masuk atas produk impor China senilai US$ 156 miliar pada 15 Desember 2019 akan berlaku efektif jika tidak ada perkembangan signifikan terkait perjanjian damai dagang.
Merujuk informasi dari salah satu sumber yang paham terkait dialog dagang, perdebatan masih seputar penghapusan tarif atas produk impor asal China dan berapa banyak tambahan produk pertanian AS yang akan dibeli Negeri Tiongkok, dilansir CNBC International.
Sementara itu, Global Times (tabloid yang berafiliasi dengan pemerintah China), memberitakan bahwa Beijing akan segera merilis daftar entitas yang tidak dapat diandalkan, di mana perusahaan atau institusi akan diberikan sanksi jika terbukti mengganggu kepentingan China, dikutip dari Reuters.
Sebelumnya, salah satu pejabat China menyampaikan kepada Reuters di bulan Oktober bahwa daftar tersebut akan diumumkan ketika situasi dagang dengan AS berada di kondisi "paling tegang."
Equityworld Futures
Donald Trump Sebut Perdana Menteri Justin Trudeau Bermuka Dua | Equityworld Futures
Di lain pihak, indeks Hang Seng menjadi top losers pada perdagangan hari ini, karena tidak hanya ditekan sentimen perang dagang AS-China, tapi juga rilis data domestik yang mengecewakan.
Angka PMI versi Markit bulan November kembali terkontraksi ke level 38,5, dari sebelumnya 39,3 di bulan Oktober. Ini merupakan perolehan terendah sejak April 2003, dilansir Trading Economics.
Equityworld Futures | Bursa saham utama kawasan Asia merah membara pada penutupan perdagangan hari ini (4/12/2019) seiring dengan meningkatnya pesimisme investor atas hubungan dagang Amerika Serikat (AS) dan China.
Indeks Hang Seng mencatatkan koreksi paling dalam hingga 1,25%, disusul indeks Nikkei yang anjlok 1,05%, indeks Kospi terkoreksi 0,73%, indeks Straits Times turun 0,42%, dan indeks Shanghai melemah 0,23%.
Pasar saham negara-negara Benua Kuning diterpa aksi jual setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa dirinya tidak akan terburu-buru untuk menekan kesepakatan dagang dengan China. Bahkan hal itu bisa menunggu hingga pemilihan umum (pemilu) presiden AS tahun depan.
"Saya tidak punya tenggat waktu, tidak. Bahkan, saya senang dengan ide menunggu sampai setelah Pemilu untuk mencapai kesepakatan dengan China. Namun mereka (China) ingin ada kesepakatan sekarang, jadi kita lihat saja," ungkap Trump kepada para jurnalis di London, seperti diberitakan Reuters.
Menteri Perdagangan AS, Wilbur Ross mengatakan yang menjadi fokus utama Washington adalah mencapai kesepakatan dagang yang layak, tidak peduli apakah akan terjadi di Desember ini atau Desember tahun depan.
"Poin yang dia (Trump) coba sampaikan adalah kita perlu kesepakatan yang layak, dan apakah itu terjadi Desember ini atau Desember mendatang, atau tanggal lain, lebih tidak penting daripada mendapatkan kesepakatan yang tepat," ujar Ross.
Saat ini dialog dagang terus berlanjut di level staf, namun tidak di level tinggi. Ross menambahkan bahwa pengenaan bea masuk atas produk impor China senilai US$ 156 miliar pada 15 Desember 2019 akan berlaku efektif jika tidak ada perkembangan signifikan terkait perjanjian damai dagang.
Merujuk informasi dari salah satu sumber yang paham terkait dialog dagang, perdebatan masih seputar penghapusan tarif atas produk impor asal China dan berapa banyak tambahan produk pertanian AS yang akan dibeli Negeri Tiongkok, dilansir CNBC International.
Sementara itu, Global Times (tabloid yang berafiliasi dengan pemerintah China), memberitakan bahwa Beijing akan segera merilis daftar entitas yang tidak dapat diandalkan, di mana perusahaan atau institusi akan diberikan sanksi jika terbukti mengganggu kepentingan China, dikutip dari Reuters.
Sebelumnya, salah satu pejabat China menyampaikan kepada Reuters di bulan Oktober bahwa daftar tersebut akan diumumkan ketika situasi dagang dengan AS berada di kondisi "paling tegang."
Equityworld Futures
Donald Trump Sebut Perdana Menteri Justin Trudeau Bermuka Dua | Equityworld Futures
Di lain pihak, indeks Hang Seng menjadi top losers pada perdagangan hari ini, karena tidak hanya ditekan sentimen perang dagang AS-China, tapi juga rilis data domestik yang mengecewakan.
Angka PMI versi Markit bulan November kembali terkontraksi ke level 38,5, dari sebelumnya 39,3 di bulan Oktober. Ini merupakan perolehan terendah sejak April 2003, dilansir Trading Economics.
Rabu, 04 Desember 2019
Equityworld Futures | IHSG Dibuka Melemah Terseret Sentimen Negatif Bursa Saham Asia
Equityworld Futures | IHSG Dibuka Melemah Terseret Sentimen Negatif Bursa Saham Asia
Equityworld Futures | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah tipis pada pagi ini. IHSG turun 12 poin atau melemah 0,23 persen ke level 6.121,33. Sedangkan LQ45 juga dibuka memerah di level 974,741 turun 16 poin atau 0,27 persen.
Mengawali perdagangan, Rabu (4/12/2019) terdapat 72 saham menguat, 103 saham melemah, dan 122 saham stagnan.
Transaksi perdagangan sebanyak 172 juta lembar saham dengan nilai mencapai Rp 128 miliar, pada level tersebut frekuensi perdagangan saham dilakukan sebanyak 18 ribu kali.
Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dolar juga dibuka menguat 18 poin atau 0,13 persen ke level Rp 14.123.
Head of Research Edwin Sebayang mengatakan, indikasi penundaan kesepakatan pembicaraan perdagangan antara China dan AS yang semula dijadwalkan tanggal 15 Desember menjadi awal tahun 2020 menjadi penyebab DJIA kembali turun sebesar -280.23 poin (1.01 persen), sehingga selama 3 hari DJIA turun 661.2 poin (-2.37 persen), berpotensi menjadi sentimen negatif untuk perdagangan Rabu (4/11/2019).
Equityworld Futures
IHSG masih di zona negatif di tengah memerahnya pasar saham Asia | Equityworld Futures
Sentimen negatif lain datang dari jatuhnya harga Nikel 2.57 persen, Coal 0.15 persen dan EIDO 0.29 persen (walaupun Selasa IHSG ditutup naik 0.06 persen).
Jatuhnya Bursa Asia Rabu pagi ini seperti Nikkei 1.18 persen, Kospi 0.70 persen & STI 0.47 persen menambah beban berat untuk IHSG.
"Mengetahui IHSG cukup berat melanjutkan penguatannya, kami tetap antusias merekomendasikan investor melakukan trading harian atas saham dari sektor TI, Bank, Kimia/Energi, Infrastruktur, Pakan Ayam, Konsumer, Rokok dan Farmasi untuk perdagangan dihari Rabu ini," kata Edwin dalam pesan singkatnya, Rabu (4/12/2019).
Equityworld Futures | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah tipis pada pagi ini. IHSG turun 12 poin atau melemah 0,23 persen ke level 6.121,33. Sedangkan LQ45 juga dibuka memerah di level 974,741 turun 16 poin atau 0,27 persen.
Mengawali perdagangan, Rabu (4/12/2019) terdapat 72 saham menguat, 103 saham melemah, dan 122 saham stagnan.
Transaksi perdagangan sebanyak 172 juta lembar saham dengan nilai mencapai Rp 128 miliar, pada level tersebut frekuensi perdagangan saham dilakukan sebanyak 18 ribu kali.
Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dolar juga dibuka menguat 18 poin atau 0,13 persen ke level Rp 14.123.
Head of Research Edwin Sebayang mengatakan, indikasi penundaan kesepakatan pembicaraan perdagangan antara China dan AS yang semula dijadwalkan tanggal 15 Desember menjadi awal tahun 2020 menjadi penyebab DJIA kembali turun sebesar -280.23 poin (1.01 persen), sehingga selama 3 hari DJIA turun 661.2 poin (-2.37 persen), berpotensi menjadi sentimen negatif untuk perdagangan Rabu (4/11/2019).
Equityworld Futures
IHSG masih di zona negatif di tengah memerahnya pasar saham Asia | Equityworld Futures
Sentimen negatif lain datang dari jatuhnya harga Nikel 2.57 persen, Coal 0.15 persen dan EIDO 0.29 persen (walaupun Selasa IHSG ditutup naik 0.06 persen).
Jatuhnya Bursa Asia Rabu pagi ini seperti Nikkei 1.18 persen, Kospi 0.70 persen & STI 0.47 persen menambah beban berat untuk IHSG.
"Mengetahui IHSG cukup berat melanjutkan penguatannya, kami tetap antusias merekomendasikan investor melakukan trading harian atas saham dari sektor TI, Bank, Kimia/Energi, Infrastruktur, Pakan Ayam, Konsumer, Rokok dan Farmasi untuk perdagangan dihari Rabu ini," kata Edwin dalam pesan singkatnya, Rabu (4/12/2019).
Senin, 02 Desember 2019
Equityworld Futures | Pasar Asia Anjlok, Imbas Keputusan Trump Terhadap Impor Dari Brasil Dan Argentina
Equityworld Futures | Pasar Asia Anjlok, Imbas Keputusan Trump Terhadap Impor Dari Brasil Dan Argentina
Equityworld Futures | Saham Asia anjlok pada hari Selasa siang ini, setelah Presiden AS Donald Trump mengejutkan pasar dengan memberlakukan tarif impor dari Brasil dan Argentina, menyalakan kembali kekhawatiran atas ketegangan perdagangan global, sementara data pabrik AS yang lemah menambah kesuraman investor.
Tetapi saham Eropa, yang juga merosot setelah pengumuman tarif Trump, yang diperkirakan akan naik pada hari Selasa. Pan-region Euro Stoxx 50 futures naik 0,41% pada awal perdagangan, sementara DAX futures Jerman menambahkan 0,45% dan FTSE futures naik 0,26%. S&P 500 futures saham e-mini AS juga menunjuk lebih tinggi, naik 0,2% menjadi 3.120,5.
Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,43% karena saham Australia mencatat hari terburuk dalam dua bulan dengan penurunan 2,2%. Nikkei Jepang turun 0,64%. Tetapi beberapa indeks Asia rebound di perdagangan sore dari posisi terendah sesi sebelumnya.
Indeks CSI300 blue-chip China turun sebanyak 0,62% sebelum bangkit kembali untuk kenaikan yang kecil. Shanghai Composite Index turun 0,08% setelah sebelumnya mencapai titik terendah sejak 26 Agustus. Indeks Hang Seng Hong Kong adalah 0,24% lebih rendah setelah sebelumnya jatuh sebanyak 1,44%.
Dalam tweet pada hari Senin, Trump mengatakan ia akan mengenakan tarif impor baja dan aluminium dari Brasil dan Argentina, sebagai reaksi terhadap apa yang dilihatnya sebagai “devaluasi besar-besaran mata uang mereka kedua negara.” Bertentangan dengan pernyataan Trump, Brasil dan Argentina telah berusaha memperkuat mata uang mereka masing-masing terhadap dolar.
Steven Daghlian, analis pasar di CommSec di Sydney, mengatakan, sementara tarif Amerika Selatan mendominasi kekhawatiran pasar pada hari Selasa, tanggapan China terhadap dukungan AS terhadap para pemrotes anti-pemerintah di Hong Kong juga telah membekukan sentimen.
China mengatakan pada hari Senin kapal dan pesawat militer A.S. tidak akan diizinkan untuk mengunjungi Hong Kong, dan juga mengumumkan sanksi terhadap beberapa organisasi non-pemerintah AS karena mendorong para pemrotes untuk “terlibat dalam tindakan ekstremis, kekerasan dan kriminal.”
Ditengah memburuknya suasana, data dari Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan sektor manufaktur AS mengalami kontraksi untuk bulan keempat berturut-turut pada bulan November.
Equityworld Futures
Saham Asia Tergelincir Menunggu Putusan RBA | Equityworld Futures
Sementara berita utama perang dagang telah menjadi pendorong utama pasar dalam beberapa pekan terakhir, sentimen positip secara luas masih bertahan. Indeks S&P 500 AS, Dow Jones Industrial Average, Nasdaq Composite dan Australia S & P / ASX 200 indeks semua menyentuh rekor tertinggi pekan lalu.
Pada hari Senin, indeks Dow Jones turun 0,68% menjadi 27.861,52, S&P 500 kehilangan 0,59% menjadi 3.122.45 dan Nasdaq turun 0,94% menjadi 8.584,20.
Di pasar mata uang, dolar naik 0,17% terhadap yen menjadi 109,16 dan euro turun 0,05%, membeli $ 1,1072. Indeks dolar, yang melacak greenback terhadap sekeranjang enam rival utama, naik 0,06% pada 97,917. Dolar Australia naik menjadi $ 0,68440 setelah Reserve Bank of Australia mempertahankan suku bunga tetap pada 0,75% dan terjebak dengan prospek optimis untuk ekonomi.
Harga minyak terus naik di tengah ekspektasi bahwa Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya mungkin setuju untuk memperdalam penurunan produksi pada pertemuan minggu ini.
Benchmark global, minyak mentah Brent naik 0,26% menjadi $ 61,08 per barel, dan minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 0,38% menjadi $ 56,17 per barel.
Emas lebih rendah di pasar spot, menumpahkan 0,1% diperdagangkan pada $ 1,460.87 per ounce.
Equityworld Futures | Saham Asia anjlok pada hari Selasa siang ini, setelah Presiden AS Donald Trump mengejutkan pasar dengan memberlakukan tarif impor dari Brasil dan Argentina, menyalakan kembali kekhawatiran atas ketegangan perdagangan global, sementara data pabrik AS yang lemah menambah kesuraman investor.
Tetapi saham Eropa, yang juga merosot setelah pengumuman tarif Trump, yang diperkirakan akan naik pada hari Selasa. Pan-region Euro Stoxx 50 futures naik 0,41% pada awal perdagangan, sementara DAX futures Jerman menambahkan 0,45% dan FTSE futures naik 0,26%. S&P 500 futures saham e-mini AS juga menunjuk lebih tinggi, naik 0,2% menjadi 3.120,5.
Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,43% karena saham Australia mencatat hari terburuk dalam dua bulan dengan penurunan 2,2%. Nikkei Jepang turun 0,64%. Tetapi beberapa indeks Asia rebound di perdagangan sore dari posisi terendah sesi sebelumnya.
Indeks CSI300 blue-chip China turun sebanyak 0,62% sebelum bangkit kembali untuk kenaikan yang kecil. Shanghai Composite Index turun 0,08% setelah sebelumnya mencapai titik terendah sejak 26 Agustus. Indeks Hang Seng Hong Kong adalah 0,24% lebih rendah setelah sebelumnya jatuh sebanyak 1,44%.
Dalam tweet pada hari Senin, Trump mengatakan ia akan mengenakan tarif impor baja dan aluminium dari Brasil dan Argentina, sebagai reaksi terhadap apa yang dilihatnya sebagai “devaluasi besar-besaran mata uang mereka kedua negara.” Bertentangan dengan pernyataan Trump, Brasil dan Argentina telah berusaha memperkuat mata uang mereka masing-masing terhadap dolar.
Steven Daghlian, analis pasar di CommSec di Sydney, mengatakan, sementara tarif Amerika Selatan mendominasi kekhawatiran pasar pada hari Selasa, tanggapan China terhadap dukungan AS terhadap para pemrotes anti-pemerintah di Hong Kong juga telah membekukan sentimen.
China mengatakan pada hari Senin kapal dan pesawat militer A.S. tidak akan diizinkan untuk mengunjungi Hong Kong, dan juga mengumumkan sanksi terhadap beberapa organisasi non-pemerintah AS karena mendorong para pemrotes untuk “terlibat dalam tindakan ekstremis, kekerasan dan kriminal.”
Ditengah memburuknya suasana, data dari Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan sektor manufaktur AS mengalami kontraksi untuk bulan keempat berturut-turut pada bulan November.
Equityworld Futures
Saham Asia Tergelincir Menunggu Putusan RBA | Equityworld Futures
Sementara berita utama perang dagang telah menjadi pendorong utama pasar dalam beberapa pekan terakhir, sentimen positip secara luas masih bertahan. Indeks S&P 500 AS, Dow Jones Industrial Average, Nasdaq Composite dan Australia S & P / ASX 200 indeks semua menyentuh rekor tertinggi pekan lalu.
Pada hari Senin, indeks Dow Jones turun 0,68% menjadi 27.861,52, S&P 500 kehilangan 0,59% menjadi 3.122.45 dan Nasdaq turun 0,94% menjadi 8.584,20.
Di pasar mata uang, dolar naik 0,17% terhadap yen menjadi 109,16 dan euro turun 0,05%, membeli $ 1,1072. Indeks dolar, yang melacak greenback terhadap sekeranjang enam rival utama, naik 0,06% pada 97,917. Dolar Australia naik menjadi $ 0,68440 setelah Reserve Bank of Australia mempertahankan suku bunga tetap pada 0,75% dan terjebak dengan prospek optimis untuk ekonomi.
Harga minyak terus naik di tengah ekspektasi bahwa Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya mungkin setuju untuk memperdalam penurunan produksi pada pertemuan minggu ini.
Benchmark global, minyak mentah Brent naik 0,26% menjadi $ 61,08 per barel, dan minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 0,38% menjadi $ 56,17 per barel.
Emas lebih rendah di pasar spot, menumpahkan 0,1% diperdagangkan pada $ 1,460.87 per ounce.
Equityworld Futures | Harga Emas Hari Ini Turun Kian Dalam, Makin Menjauh dari Level Tertinggi
Equityworld Futures | Harga Emas Hari Ini Turun Kian Dalam, Makin Menjauh dari Level Tertinggi
Equityworld Futures | Harga emas hari ini turun semakin dalam karena investor beralih ke aset berisiko, seiring muncul tanda-tanda pertumbuhan ekonomi menyusul laporan peningkatan kegiatan pabrik di China. Tambah lagi, penguatan dolar mengurangi permintaan emas.
Mengacu Bloomberg pukul 16.15 WIB, harga emas hari ini di pasar spot turun 0,6% menjadi US$ 1.455,23 per ons troi, setelah sebelumnya menyentuh level tertinggi sejak 22 November. Sementara emas berjangka AS merosot 0,76% ke posisi US$ 1.461.
Ekspansi yang tak terduga dalam aktivitas pabrik di China, ekonomi terbesar kedua di dunia dan pengguna emas terbesar, selama November mendorong investor ke pasar ekuitas. Ini mengikuti data resmi Pemerintah China pada Sabtu (30/11) yang juga menunjukkan ekspansi.
Equityworld Futures
Lepas Saham, Asia Sejahtera Mina Melantai di Bursa Pagi Ini | Equityworld Futures
"Data positif dari China menciptakan optimisme bahwa pasar China membaik, yang memberi orang kepercayaan untuk berinvestasi dalam aset berisiko, dan pada gilirannya mengurangi permintaan safe-haven untuk emas," kata Hareesh V, Head of Commodity Research Geojit Financial Services, kepada Reuters.
Permintaan investor terhadap emas semakin tertekan oleh penguatan dolar AS, yang membuat emas dalam denominasi mata uang negeri uak Sam lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lainnya.
Equityworld Futures | Harga emas hari ini turun semakin dalam karena investor beralih ke aset berisiko, seiring muncul tanda-tanda pertumbuhan ekonomi menyusul laporan peningkatan kegiatan pabrik di China. Tambah lagi, penguatan dolar mengurangi permintaan emas.
Mengacu Bloomberg pukul 16.15 WIB, harga emas hari ini di pasar spot turun 0,6% menjadi US$ 1.455,23 per ons troi, setelah sebelumnya menyentuh level tertinggi sejak 22 November. Sementara emas berjangka AS merosot 0,76% ke posisi US$ 1.461.
Ekspansi yang tak terduga dalam aktivitas pabrik di China, ekonomi terbesar kedua di dunia dan pengguna emas terbesar, selama November mendorong investor ke pasar ekuitas. Ini mengikuti data resmi Pemerintah China pada Sabtu (30/11) yang juga menunjukkan ekspansi.
Equityworld Futures
Lepas Saham, Asia Sejahtera Mina Melantai di Bursa Pagi Ini | Equityworld Futures
"Data positif dari China menciptakan optimisme bahwa pasar China membaik, yang memberi orang kepercayaan untuk berinvestasi dalam aset berisiko, dan pada gilirannya mengurangi permintaan safe-haven untuk emas," kata Hareesh V, Head of Commodity Research Geojit Financial Services, kepada Reuters.
Permintaan investor terhadap emas semakin tertekan oleh penguatan dolar AS, yang membuat emas dalam denominasi mata uang negeri uak Sam lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lainnya.
Langganan:
Postingan (Atom)