Equityworld Futures | Bara Perang Dagang AS-China Mencair, Bursa Saham Asia Menguat
Equityworld Futures | Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia menutup perdagangan terakhir di pekan ini di zona hijau: indeks Nikkei melejit 1,19%, indeks Hang Seng naik 0,08%, indeks Straits Times terapresiasi 0,8%, dan indeks Kospi melonjak 1,78%.
Mencairnya bara perang dagang AS-China sukses memantik aksi beli di bursa saham Benua Kuning.
Kemarin (29/8/2019), Kementerian Perdagangan China mengatakan bahwa AS dan China sedang mendiskusikan pertemuan tatap muka yang dijadwalkan untuk bulan September.
Jadi-tidaknya negosiasi dagang tatap muka tersebut akan ditentukan oleh apakah AS bisa menciptakan kondisi yang baik untuk negosiasi dagang tatap muka tersebut, seperti dilansir dari Reuters. Kementerian Perdagangan China tak memberi informasi lebih lanjut terkait dengan kondisi yang mereka maksud tersebut.
"Hal yang terpenting pada saat ini adalah untuk menciptakan kondisi yang baik untuk kedua belah pihak melanjutkan negosiasi," kata Juru Bicara Kementerian Perdagangan China Gao Feng, dilansir dari Reuters.
Gao juga menyebut bahwa China ingin untuk menyelesaikan sengketa dagang kedua negara dengan ketenangan dan bahwa pihaknya tidak menginginkan eskalasi tensi AS-China lebih lanjut, dilansir dari CNBC International.
"Kami dengan tegas menolak eskalasi perang dagang dan ingin bernegosiasi dan berkolaborasi untuk menyelesaikan permasalahan ini dengan sikap yang tenang," kata Gao, sembari menambahkan bahwa delegasi China dan AS telah menjaga komunikasi yang efektif.
Pernyataan dari pihak China tersebut membuat pelaku pasar lega lantaran sebelumnya ada kekhawatiran bahwa AS dan China akan sama-sama all-in dalam menghadapi perang dagang yang sudah berlangsung selama lebih dari satu setengah tahun tersebut.
Seperti yang diketahui, tensi antara kedua negara memanas menjelang dan pada saat akhir pekan lalu. Penyebabnya, China mengumumkan bahwa pihaknya akan membebankan bea masuk bagi produk impor asal AS senilai US$ 75 miliar. Pembebanan bea masuk tersebut akan mulai berlaku efektif dalam dua waktu, yakni 1 September dan 15 Desember. Bea masuk yang dikenakan China berkisar antara 5%-10%.
Lebih lanjut, China juga mengumumkan pengenaan bea masuk senilai 25% terhadap mobil asal pabrikan AS, serta bea masuk sebesar 5% atas komponen mobil, berlaku efektif pada 15 Desember. Untuk diketahui, China sebelumnya telah berhenti membebankan bea masuk tersebut pada bulan April, sebelum kini kembali mengaktifkannya.
AS pun merespons dengan mengumumkan bahwa per tanggal 1 Oktober, pihaknya akan menaikkan bea masuk bagi US$ 250 miliar produk impor asal China, dari yang saat ini sebesar 25% menjadi 30%.
Sementara itu, bea masuk bagi produk impor asal China lainnya senilai US$ 300 miliar yang akan mulai berlaku pada 1 September (ada beberapa produk yang pengenaan bea masuknya diundur hingga 15 Desember), akan dinaikkan menjadi 15% dari rencana sebelumnya yang hanya sebesar 10%.
Equityworld Futures
Bursa saham Seoul berakhir 1,78 persen lebih tinggi | Equityworld Futures
Kala AS-China bisa meneken kesepakatan dagang, maka perekonomian keduanya bisa dihindarkan dari yang namanya hard landing.
Lebih lanjut, rilis data ekonomi di kawasan Asia yang menggembirakan juga menjadi faktor yang memantik aksi beli di bursa saham. Pada hari ini, tingkat pengangguran Jepang periode Juli 2019 diumumkan di level 2,2%, lebih rendah dari konsensus yang sebesar 2,4%, seperti dilansir dari Trading Economics.
Kemudian, pembacaan awal atas data pertumbuhan produksi industri Jepang periode Juli 2019 diumumkan di level 1,3% secara bulanan. Padahal, konsensus memperkirakan pertumbuhannya hanya sebesar 0,3%, dilansir dari Trading Economics.
Beralih ke Korea Selatan, pada hari ini produksi industri Korea Selatan periode Juli 2019 diumumkan tumbuh sebesar 2,6% secara bulanan, lebih tinggi dibandingkan konsensus yang sebesar 0,5%, dilansir dari Trading Economics.
Jumat, 30 Agustus 2019
Equityworld Futures | Akan Lengser dari Jabatan Dirut Bank BRI, Suprajarto Kuasai Hampir Sejuta Saham BBRI
Equityworld Futures | Akan Lengser dari Jabatan Dirut Bank BRI, Suprajarto Kuasai Hampir Sejuta Saham BBRI
Equityworld Futures | Pengangkatan Suprajarto sebagai Direktur Utama Bank BTN (BBTN) membuatnya harus melepaskan jabatan sebagai Direktur Utama Bank BRI (BBRI)
Meski telah menyatakan menolak hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank BTN itu, Suprajarto tampaknya tidak akan tetap menjadi orang nomor satu di Bank BRI (BBRI).
Meski begitu, untuk sementara Suprajarto tetap akan tercatat sebagai pemegang saham Bank BRI (BBRI).
Sebagai Dirut Bank BRI yang diangkat sejak Maret 2017 lalu, Suprajarto tercatat menguasai hampir sejuta saham BBRI.
Yang menarik, kepemilikan Suprajarto atas saham BBRI tersebut merupakan pemberian porsi tantiem yang ditangguhkan dalam jangka waktu tertentu.
Pada 2018 lalu, Bank BRI menggelar program kepemilikan saham oleh direksi dan dewan komisaris dalam rangka tantiem yang ditangguhkan dalam bentuk saham BBRI.
Program tersebut hanya berlaku bagi anggota direksi dan komisaris independen yang menjabat selama periode 2017.
Program tersebut dieksekusi pada 26 September 2018. Saat itu, Suprajarto mendapat 466.100 saham BBRI.
Equityworld Futures
Wall Street melaju ditopang pernyataan China tentang kelanjutan negosiasi perdagangan | Equityworld Futures
Jika dihitung dengan harga penutupan saat itu sebesar Rp 2.990 per saham, kepemilikan Suprajarto atas 466.100 saham BBRI itu senilai Rp 1,39 miliar.
sementara jika dihitung dengan harga saham BBRI berdasarkan penutupan perdagangan kemarin di Rp 4.200 per saham, nilainya bertambah menjadi Rp 1,96 miliar.
Artinya, nilai saham BBRI milik Suprajarto meningkat sebesar 41%.
Nah, Juni lalu, kepemilikan Suprajarto atas saham BBRI kembali bertambah.
Equityworld Futures | Pengangkatan Suprajarto sebagai Direktur Utama Bank BTN (BBTN) membuatnya harus melepaskan jabatan sebagai Direktur Utama Bank BRI (BBRI)
Meski telah menyatakan menolak hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank BTN itu, Suprajarto tampaknya tidak akan tetap menjadi orang nomor satu di Bank BRI (BBRI).
Meski begitu, untuk sementara Suprajarto tetap akan tercatat sebagai pemegang saham Bank BRI (BBRI).
Sebagai Dirut Bank BRI yang diangkat sejak Maret 2017 lalu, Suprajarto tercatat menguasai hampir sejuta saham BBRI.
Yang menarik, kepemilikan Suprajarto atas saham BBRI tersebut merupakan pemberian porsi tantiem yang ditangguhkan dalam jangka waktu tertentu.
Pada 2018 lalu, Bank BRI menggelar program kepemilikan saham oleh direksi dan dewan komisaris dalam rangka tantiem yang ditangguhkan dalam bentuk saham BBRI.
Program tersebut hanya berlaku bagi anggota direksi dan komisaris independen yang menjabat selama periode 2017.
Program tersebut dieksekusi pada 26 September 2018. Saat itu, Suprajarto mendapat 466.100 saham BBRI.
Equityworld Futures
Wall Street melaju ditopang pernyataan China tentang kelanjutan negosiasi perdagangan | Equityworld Futures
Jika dihitung dengan harga penutupan saat itu sebesar Rp 2.990 per saham, kepemilikan Suprajarto atas 466.100 saham BBRI itu senilai Rp 1,39 miliar.
sementara jika dihitung dengan harga saham BBRI berdasarkan penutupan perdagangan kemarin di Rp 4.200 per saham, nilainya bertambah menjadi Rp 1,96 miliar.
Artinya, nilai saham BBRI milik Suprajarto meningkat sebesar 41%.
Nah, Juni lalu, kepemilikan Suprajarto atas saham BBRI kembali bertambah.
Rabu, 28 Agustus 2019
Equityworld Futures | Saham Asia Jatuh karena Perang Dagang AS-Tiongkok Meningkat
Equityworld Futures | Saham Asia Jatuh karena Perang Dagang AS-Tiongkok Meningkat
Equityworld Futures | Saham-saham di Asia jatuh Senin pagi setelah eskalasi perang dagang AS-Tiongkok akhir pekan lalu.
Indeks Nikkei 225 di Jepang turun 2,36% pada awal perdagangan, sementara indeks Topix turun 2,18%. Kerugian juga terlihat di Korea Selatan, di mana indeks Kospi turun 1,8%. S&P / ASX 200 Australia turun 1,18%.
AS-Tiongkok memanas
Presiden AS Donald Trump melontarkan cuitan Jumat lalu bahwa Amerika akan menaikkan tarif barang-barang Tiongkok senilai US$ 250 miliar menjadi 30% dari 25%.
Tarif untuk US$ 300 miliar lagi dalam produk-produk Tiongkok juga akan naik menjadi 15% dari 10%, kata Trump. Pungutan atas barang senilai US$ 250 miliar dijadwalkan akan dimulai pada 1 Oktober, sementara bea atas US$ 300 miliar ditetapkan untuk mulai berlaku dalam dua tahap pada 1 September dan 15 Desember.
Pada KTT G-7 selama akhir pekan di Prancis, Trump mengatakan ia menyesal tidak menaikkan tarif lebih tinggi lagi, menambahkan bahwa ia dapat menyatakan perang dagang AS-Tiongkok sebagai keadaan darurat nasional.
Beijing meluncurkan tarif baru Jumat lalu pada US$ 75 miliar barang AS. Itu sebagai tanggapan atas pengumuman kejutan Trump awal bulan ini bahwa AS akan mengenakan bea atas barang-barang Tiongkok senilai US$ 300 miliar - beberapa item sejak itu telah ditunda hingga Desember atau dihapus dari daftar.
Equityworld Futures
Bursa Saham Asia Jatuh di Tengah Kerusuhan Hong Kong | Equityworld Futures
Mata uang dan minyak
Indeks dolar AS, ukuran greenback terhadap sekeranjang rekan-rekannya, berada di 97,628 setelah melihat level di atas 98,0 untuk sebagian besar pekan lalu.
Yen Jepang, sering dipandang sebagai mata uang safe-haven selama masa gejolak pasar, diperdagangkan pada 104,90 terhadap dolar setelah menyentuh level di atas 106,2 minggu lalu.
Harga minyak turun di pagi hari jam perdagangan Asia, dengan patokan internasional berjangka minyak mentah Brent tergelincir 1,5% menjadi US$ 58,45 per barel dan minyak mentah AS turun 1,9% menjadi US$ 53,14 per barel.
Equityworld Futures | Saham-saham di Asia jatuh Senin pagi setelah eskalasi perang dagang AS-Tiongkok akhir pekan lalu.
Indeks Nikkei 225 di Jepang turun 2,36% pada awal perdagangan, sementara indeks Topix turun 2,18%. Kerugian juga terlihat di Korea Selatan, di mana indeks Kospi turun 1,8%. S&P / ASX 200 Australia turun 1,18%.
AS-Tiongkok memanas
Presiden AS Donald Trump melontarkan cuitan Jumat lalu bahwa Amerika akan menaikkan tarif barang-barang Tiongkok senilai US$ 250 miliar menjadi 30% dari 25%.
Tarif untuk US$ 300 miliar lagi dalam produk-produk Tiongkok juga akan naik menjadi 15% dari 10%, kata Trump. Pungutan atas barang senilai US$ 250 miliar dijadwalkan akan dimulai pada 1 Oktober, sementara bea atas US$ 300 miliar ditetapkan untuk mulai berlaku dalam dua tahap pada 1 September dan 15 Desember.
Pada KTT G-7 selama akhir pekan di Prancis, Trump mengatakan ia menyesal tidak menaikkan tarif lebih tinggi lagi, menambahkan bahwa ia dapat menyatakan perang dagang AS-Tiongkok sebagai keadaan darurat nasional.
Beijing meluncurkan tarif baru Jumat lalu pada US$ 75 miliar barang AS. Itu sebagai tanggapan atas pengumuman kejutan Trump awal bulan ini bahwa AS akan mengenakan bea atas barang-barang Tiongkok senilai US$ 300 miliar - beberapa item sejak itu telah ditunda hingga Desember atau dihapus dari daftar.
Equityworld Futures
Bursa Saham Asia Jatuh di Tengah Kerusuhan Hong Kong | Equityworld Futures
Mata uang dan minyak
Indeks dolar AS, ukuran greenback terhadap sekeranjang rekan-rekannya, berada di 97,628 setelah melihat level di atas 98,0 untuk sebagian besar pekan lalu.
Yen Jepang, sering dipandang sebagai mata uang safe-haven selama masa gejolak pasar, diperdagangkan pada 104,90 terhadap dolar setelah menyentuh level di atas 106,2 minggu lalu.
Harga minyak turun di pagi hari jam perdagangan Asia, dengan patokan internasional berjangka minyak mentah Brent tergelincir 1,5% menjadi US$ 58,45 per barel dan minyak mentah AS turun 1,9% menjadi US$ 53,14 per barel.
Selasa, 27 Agustus 2019
Equityworld Futures | Emas Jadi Buruan Bank Sentral Dunia karena Tingginya Ketidakpastian Mata Uang Emerging Market
Equityworld Futures | Emas Jadi Buruan Bank Sentral Dunia karena Tingginya Ketidakpastian Mata Uang Emerging Market
Equityworld Futures | Aksi beli besar-besaran emas oleh bank sentral dunia sepertinya akan terus berlanjut dalam beberapa tahun ke depan.
Setidaknya, hal ini diyakini oleh Australia & New Zealand Banking Group Ltd (ANZ). ANZ bahkan melihat, sejumlah negara berpotensi untuk membeli emas, termasuk di dalamnya China.
"Dalam situasi seperti saat ini, di mana tingkat ketidakpastian pada mata uang emerging market sangat tinggi, kami melihat adanya alasan yang bagus untuk sejumlah negara seperti Rusia, Turki, Kazakhstan dan China untuk terus melakukan diversifikasi portofolio mereka," jelas ANZ seperti yang dikutip dari Bloomberg. Pembelian bersih di sektor ini diprediksi akan tetap berada di atas 650 ton.
Akumulasi pembelian emas oleh bank sentral terus muncul dan menjadi tren tersendiri pada market global.
Faktor ini memberikan dorongan terhadap harga emas yang sudah reli ke level tertingginya sejak 2013 akibat melonjaknya permintaan.
Bank sentral sejumlah negara terus menambah cadangan emas mereka seiring perlambatan pertumbuhan ekonomi, perdagangan, dan meningkatnya ketegangan geopolitik.
Selain itu, sejumlah negara juga terus melakukan diversifikasi portofolionya dengan menjauh dari investasi dollar AS. Menurut ANZ, pembelian emas oleh bank sentral menyumbang sekitar 10% dari konsumsi emas dunia.
Equityworld Futures
Wall Street Babak Belur, Kekhawatiran Resesi Semakin Menjadi | Equityworld Futures
"People's Bank of China memegang hampir 1.936 ton emas, yang setara dengan 3% dari kepemilikan cadangan mata uang asing mereka, sehingga China memiliki ruang untuk meningkatkan alokasinya," papar ANZ.
Data yang dirilis World Gold Council menunjukkan, dalam enam bulan pertama tahun ini, bank sentral China sudah menambah sekitar 374,1 ton emas, dan ikut menyumbang kenaikan permintaan emas ke level tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Tren ini diprediksi akan terus berlanjut.
Pada transaksi Selasa (27/8) pagi, harga emas di pasar spot diperdagangkan di posisi US$ 1.529,15 per troy ounce setelah sebelumnya menyentuh level US$ 1.555,07 per troy ounce pada Senin. Ini merupakan level dalam enam tahun terakhir.
Mengutip data Bloomberg, sepanjang tahun ini, harga emas sudah melonjak 19% seiring memanasnya perang dagang.
Apalagi, pasar obligasi juga menunjukkan sinyal bahwa ekonomi AS akan jatuh ke jurang resesi dan The Fed bakal terus memangkas suku bunga acuannya.
Equityworld Futures | Aksi beli besar-besaran emas oleh bank sentral dunia sepertinya akan terus berlanjut dalam beberapa tahun ke depan.
Setidaknya, hal ini diyakini oleh Australia & New Zealand Banking Group Ltd (ANZ). ANZ bahkan melihat, sejumlah negara berpotensi untuk membeli emas, termasuk di dalamnya China.
"Dalam situasi seperti saat ini, di mana tingkat ketidakpastian pada mata uang emerging market sangat tinggi, kami melihat adanya alasan yang bagus untuk sejumlah negara seperti Rusia, Turki, Kazakhstan dan China untuk terus melakukan diversifikasi portofolio mereka," jelas ANZ seperti yang dikutip dari Bloomberg. Pembelian bersih di sektor ini diprediksi akan tetap berada di atas 650 ton.
Akumulasi pembelian emas oleh bank sentral terus muncul dan menjadi tren tersendiri pada market global.
Faktor ini memberikan dorongan terhadap harga emas yang sudah reli ke level tertingginya sejak 2013 akibat melonjaknya permintaan.
Bank sentral sejumlah negara terus menambah cadangan emas mereka seiring perlambatan pertumbuhan ekonomi, perdagangan, dan meningkatnya ketegangan geopolitik.
Selain itu, sejumlah negara juga terus melakukan diversifikasi portofolionya dengan menjauh dari investasi dollar AS. Menurut ANZ, pembelian emas oleh bank sentral menyumbang sekitar 10% dari konsumsi emas dunia.
Equityworld Futures
Wall Street Babak Belur, Kekhawatiran Resesi Semakin Menjadi | Equityworld Futures
"People's Bank of China memegang hampir 1.936 ton emas, yang setara dengan 3% dari kepemilikan cadangan mata uang asing mereka, sehingga China memiliki ruang untuk meningkatkan alokasinya," papar ANZ.
Data yang dirilis World Gold Council menunjukkan, dalam enam bulan pertama tahun ini, bank sentral China sudah menambah sekitar 374,1 ton emas, dan ikut menyumbang kenaikan permintaan emas ke level tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Tren ini diprediksi akan terus berlanjut.
Pada transaksi Selasa (27/8) pagi, harga emas di pasar spot diperdagangkan di posisi US$ 1.529,15 per troy ounce setelah sebelumnya menyentuh level US$ 1.555,07 per troy ounce pada Senin. Ini merupakan level dalam enam tahun terakhir.
Mengutip data Bloomberg, sepanjang tahun ini, harga emas sudah melonjak 19% seiring memanasnya perang dagang.
Apalagi, pasar obligasi juga menunjukkan sinyal bahwa ekonomi AS akan jatuh ke jurang resesi dan The Fed bakal terus memangkas suku bunga acuannya.
Equityworld Futures | Harga Emas Lagi Tinggi Banget, Saatnya Beli atau Jual?
Equityworld Futures | Harga Emas Lagi Tinggi Banget, Saatnya Beli atau Jual?
Equityworld Futures | Komoditas emas sedang menjadi sorotan sebagai salah satu jenis portofolio dalam investasi. Terlebih lagi harganya yang sudah memecahkan rekor hari ini.
Tak heran, Menteri Keuangan Sri Mulyani pun menyebut emas sebagai safe haven. Maksudnya, emas menjadi instrumen investasi yang aman dalam situasi dunia yang sedang bergejolak seperti sekarang ini.
Prospek emas yang makin berkilau juga dibenarkan oleh peneliti ekonomi Indef Bhima Yudhistira. Bhima menjelaskan sejak awal tahun, harga emas tren harganya meningkat, dia pun menyebutkan bahwa saat ini sangat tepat untuk investasi emas.
"Harga emas internasional tercatat naik hingga 20.15% sejak awal tahun 2019, menjadi US$ 1,541 per ons. Justru ini saat yang tepat untuk mengoleksi emas sebagai investasi jangka menengah," ungkap Bhima kepada detikFinance, Senin (26/8/2019).
Bhima menjelaskan, tren emas yang makin mengkilap ini disebabkan melemahnya mata uang dolar Amerika Serikat (AS di dalam pusaran ekonomi dunia. Padahal, dolar pernah menjadi safe haven, namun kini kepercayaan tersebut hancur.
Terlebih lagi sentimen negatif mulai dari perang dagang hingga isu resesi di AS memperkeruh keadaan dolar.
"Dulu kan safe haven salah satunya dolar AS. Tapi ada upaya dari bank sentral di negara maju untuk melepaskan diri dari ketergantungan terhadap dolar AS. Apalagi di saat AS di bawah Trump, membuat kebijakan yang blunder bagi ekonomi. Trust terhadap dolar anjlok," papar Bhima.
Buktinya, kata Bhima, angka index dolar hanya naik 1,59% ke poin 97,6 sejak awal tahun, padahal biasanya lebih dari angka tersebut.
"Buktinya secara year to date atau awal tahun dolar index hanya naik 1.59% menjadi 97,6. dolar index merupakan perbandingan antara dolar AS dengan 6 mata uang lainnya," jelas Bhima.
Equityworld Futures
Ketegangan Perdagangan Mereda, Wall Street Ditutup Naik | Equityworld Futures
Sri Mulyani, sebelumnya mengakui bahwa komoditas emas jadi safe haven. Tanda-tandanya adalah terjadi kenaikan harga emas yang tinggi.
"Safe haven di komoditas emas, kenaikan harga terjadi semenjak tahun ini," ujar mantan direktur Bank Dunia itu saat jumpa pers APBN Kita di kantornya, Jakarta Pusat, Senin (26/8/2019).
Logam mulia atau emas batangan milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) sendiri, hari ini dijual Rp 774.000/gram. Harga itu naik Rp 9.000 dari posisi di hari Sabtu (24/8) kemarin yang berada di Rp 765.000/gram.
Harga tersebut tercatat yang paling tinggi dalam enam bulan terakhir. Sementara harga buyback atau pembelian kembali emas Antam hari ini naik Rp 8.000 ke level Rp 700.000/gram.
Equityworld Futures | Komoditas emas sedang menjadi sorotan sebagai salah satu jenis portofolio dalam investasi. Terlebih lagi harganya yang sudah memecahkan rekor hari ini.
Tak heran, Menteri Keuangan Sri Mulyani pun menyebut emas sebagai safe haven. Maksudnya, emas menjadi instrumen investasi yang aman dalam situasi dunia yang sedang bergejolak seperti sekarang ini.
Prospek emas yang makin berkilau juga dibenarkan oleh peneliti ekonomi Indef Bhima Yudhistira. Bhima menjelaskan sejak awal tahun, harga emas tren harganya meningkat, dia pun menyebutkan bahwa saat ini sangat tepat untuk investasi emas.
"Harga emas internasional tercatat naik hingga 20.15% sejak awal tahun 2019, menjadi US$ 1,541 per ons. Justru ini saat yang tepat untuk mengoleksi emas sebagai investasi jangka menengah," ungkap Bhima kepada detikFinance, Senin (26/8/2019).
Bhima menjelaskan, tren emas yang makin mengkilap ini disebabkan melemahnya mata uang dolar Amerika Serikat (AS di dalam pusaran ekonomi dunia. Padahal, dolar pernah menjadi safe haven, namun kini kepercayaan tersebut hancur.
Terlebih lagi sentimen negatif mulai dari perang dagang hingga isu resesi di AS memperkeruh keadaan dolar.
"Dulu kan safe haven salah satunya dolar AS. Tapi ada upaya dari bank sentral di negara maju untuk melepaskan diri dari ketergantungan terhadap dolar AS. Apalagi di saat AS di bawah Trump, membuat kebijakan yang blunder bagi ekonomi. Trust terhadap dolar anjlok," papar Bhima.
Buktinya, kata Bhima, angka index dolar hanya naik 1,59% ke poin 97,6 sejak awal tahun, padahal biasanya lebih dari angka tersebut.
"Buktinya secara year to date atau awal tahun dolar index hanya naik 1.59% menjadi 97,6. dolar index merupakan perbandingan antara dolar AS dengan 6 mata uang lainnya," jelas Bhima.
Equityworld Futures
Ketegangan Perdagangan Mereda, Wall Street Ditutup Naik | Equityworld Futures
Sri Mulyani, sebelumnya mengakui bahwa komoditas emas jadi safe haven. Tanda-tandanya adalah terjadi kenaikan harga emas yang tinggi.
"Safe haven di komoditas emas, kenaikan harga terjadi semenjak tahun ini," ujar mantan direktur Bank Dunia itu saat jumpa pers APBN Kita di kantornya, Jakarta Pusat, Senin (26/8/2019).
Logam mulia atau emas batangan milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) sendiri, hari ini dijual Rp 774.000/gram. Harga itu naik Rp 9.000 dari posisi di hari Sabtu (24/8) kemarin yang berada di Rp 765.000/gram.
Harga tersebut tercatat yang paling tinggi dalam enam bulan terakhir. Sementara harga buyback atau pembelian kembali emas Antam hari ini naik Rp 8.000 ke level Rp 700.000/gram.
Kamis, 22 Agustus 2019
Equity World | Wall Street Melaju Positif, Didukung Hasil Kuartalan Emiten Ritel
Equity World | Wall Street Melaju Positif, Didukung Hasil Kuartalan Emiten Ritel
Equity World | Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka melaju ke zona hijau didukung hasil kuartalan emiten-emiten sektor ritel sehingga memberi sentimen positif ke pelaku pasar.
Mengutip CNBC, Rabu (21/8/2019), indeks Dow Jones Industrial Average diperdagangkan naik 264 poin atau 1 persen. Indeks S&P 500 naik 0,9 persen, sedangkan indeks Nasdaq Composite melonjak 1,1 persen.
Saham Target melonjak lebih dari 16 persen setelah perusahaan ritel ini membukukan hasil kuartal kedua yang melampaui ekspektasi analis. Sementara itu, saham Lowe juga naik 10 persen karena laporan pendapatan kuartal keduanya yang positif.
Hasil kuartalan yang lebih baik dari perkiraan datang saat para pelaku pasar khawatir tentang kemungkinan perlambatan ekonomi AS. Ketakutan itu membuat investor menjauh dari aset berisiko seperti ekuitas demi aset tradisional yang lebih aman seperti emas.
Emas, sementara itu, telah melonjak lebih dari 5 persen bulan ini sementara imbal hasil obligasi AS bertenor 10-tahun turun sekitar 40 basis poin, atau 0,4 poin persentase.
Equity World
Wall Street menghijau disokong data kepercayaan konsumen yang menguat | Equity World
Investor pada Rabu menanti rilis risalah dari pertemuan Federal Reserve pada bulan Juli karena mencari petunjuk tentang kebijakan moneter. The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Juli.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump telah membuat komentar baru tentang hubungan perdagangan dengan Uni Eropa. "Berurusan dengan Uni Eropa sangat sulit," kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih.,
Trump dijadwalkan bertemu dengan para pemimpin UE lainnya minggu ini pada pertemuan G-7 di Prancis.
Equity World | Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka melaju ke zona hijau didukung hasil kuartalan emiten-emiten sektor ritel sehingga memberi sentimen positif ke pelaku pasar.
Mengutip CNBC, Rabu (21/8/2019), indeks Dow Jones Industrial Average diperdagangkan naik 264 poin atau 1 persen. Indeks S&P 500 naik 0,9 persen, sedangkan indeks Nasdaq Composite melonjak 1,1 persen.
Saham Target melonjak lebih dari 16 persen setelah perusahaan ritel ini membukukan hasil kuartal kedua yang melampaui ekspektasi analis. Sementara itu, saham Lowe juga naik 10 persen karena laporan pendapatan kuartal keduanya yang positif.
Hasil kuartalan yang lebih baik dari perkiraan datang saat para pelaku pasar khawatir tentang kemungkinan perlambatan ekonomi AS. Ketakutan itu membuat investor menjauh dari aset berisiko seperti ekuitas demi aset tradisional yang lebih aman seperti emas.
Emas, sementara itu, telah melonjak lebih dari 5 persen bulan ini sementara imbal hasil obligasi AS bertenor 10-tahun turun sekitar 40 basis poin, atau 0,4 poin persentase.
Equity World
Wall Street menghijau disokong data kepercayaan konsumen yang menguat | Equity World
Investor pada Rabu menanti rilis risalah dari pertemuan Federal Reserve pada bulan Juli karena mencari petunjuk tentang kebijakan moneter. The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Juli.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump telah membuat komentar baru tentang hubungan perdagangan dengan Uni Eropa. "Berurusan dengan Uni Eropa sangat sulit," kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih.,
Trump dijadwalkan bertemu dengan para pemimpin UE lainnya minggu ini pada pertemuan G-7 di Prancis.
Rabu, 21 Agustus 2019
Equity World | Pergerakan Harga Emas Comex Hari Ini, 21 Agustus 2019
Equity World | Pergerakan Harga Emas Comex Hari Ini, 21 Agustus 2019
Equity World | Hampir seluruh bursa saham Asia melemah pada Rabu (21/8/2019) pagi. Hanya bursa Korea yang masih naik tipis.
Pada pukul 8,34 WIB, indeks Kospi naik tipis 0,05% ke 1.961.
Indeks Nikkei melemah 0,62% ke 20.548. Hang Seng turun 0,48% ke 26.110. Sedangkan Taiex turun 0,19% ke 10.114.
Selain perang dagang, gejolak politik di Hong Kong, Inggris dan Italia juga meningkatkan ketidakpastian bagi para investor.
Prospek pemilihan baru di Italia setelah pengunduran diri Perdana Menteri Giuseppe Conte menjadi kekhawatiran tambahan bagi pasar saham.
Pasar sekarang menunggu apakah kebijakan yang lebih akomodatif dari Jerman ke China sudah cukup untuk meredakan kekhawatiran ekonomi global dan mengakhiri ketakutan akan resesi.
Equity World
Rekomendasi Saham dan Pergerakan IHSG Hari Ini 21 Agustus 2019 | Equity World
Fokus pasar mulai pertengahan pasar ini akan tertuju pada risalah pertemuan The Fed bulan lalu yang akan rilis hari ini.
Para trader juga menunggu simposium Jackson Holeakhir pekan ini dan KTT G7 di akhir pekan.
Pada dua pertemuan ini, pasar menunggu sinyal adanya langkah-langkah tambahan apa yang akan diambil para pembuat kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Equity World | Hampir seluruh bursa saham Asia melemah pada Rabu (21/8/2019) pagi. Hanya bursa Korea yang masih naik tipis.
Pada pukul 8,34 WIB, indeks Kospi naik tipis 0,05% ke 1.961.
Indeks Nikkei melemah 0,62% ke 20.548. Hang Seng turun 0,48% ke 26.110. Sedangkan Taiex turun 0,19% ke 10.114.
Selain perang dagang, gejolak politik di Hong Kong, Inggris dan Italia juga meningkatkan ketidakpastian bagi para investor.
Prospek pemilihan baru di Italia setelah pengunduran diri Perdana Menteri Giuseppe Conte menjadi kekhawatiran tambahan bagi pasar saham.
Pasar sekarang menunggu apakah kebijakan yang lebih akomodatif dari Jerman ke China sudah cukup untuk meredakan kekhawatiran ekonomi global dan mengakhiri ketakutan akan resesi.
Equity World
Rekomendasi Saham dan Pergerakan IHSG Hari Ini 21 Agustus 2019 | Equity World
Fokus pasar mulai pertengahan pasar ini akan tertuju pada risalah pertemuan The Fed bulan lalu yang akan rilis hari ini.
Para trader juga menunggu simposium Jackson Holeakhir pekan ini dan KTT G7 di akhir pekan.
Pada dua pertemuan ini, pasar menunggu sinyal adanya langkah-langkah tambahan apa yang akan diambil para pembuat kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Equity World | Pergerakan Harga Emas Comex Hari Ini, 21 Agustus 2019
Equity World | Pergerakan Harga Emas Comex Hari Ini, 21 Agustus 2019
Equity World \ Harga emas Comex bergerak naik pada perdagangan pagi ini, Rabu (21/8/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, harga emas Comex kontrak Desember 2019 dibuka di zona hijau dengan penurunan 2,70 poin atau 0,18 persen di level US$1.518,40 per troy ounce.
Pergerakan harga emas lanjut naik 1 poin atau 0,07 persen ke level US$1.516,70 per troy ounce pada pukul 07.18 WIB. Sepanjang pagi ini, harga emas bergerak di kisaran US$1.515,10-US$1.518,40 per troy ounce.
Pada perdagangan kemarin, Selasa (20/8/2019). emas ditutup naik 4,10 poin atau 0,27 persen di posisi 1.515,70 per troy ounce.
Bagaimanakah kelanjutan pergerakan harga emas pada perdagangan hari ini? Ikuti lajunya secara live.
13:37 WIB
Pukul 13.22 WIB: Spot Comex Melemah 2,3 Poin
Harga emas Comex untuk kontrak Desember 2019 masih melemah sebesar 2,3 poin atau 0,15 persen ke level US$1.513,40 per troy ounce.
Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,043 poin atau 0,04 persen ke level 98,233 pada pukul 13.22 WIB.
12:07 WIB
Pukul 11.53 WIB: Spot Comex Melemah 2,3 Poin
Harga emas Comex untuk kontrak Desember 2019 melemah 2,3 poin atau 0,15 persen ke level US$1.513,40 per troy ounce.
Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,04 poin atau 0,04 persen ke level 98,230 pada pukul 11.52 WIB.
11:43 WIB
Pukul 11.26 WIB: Spot Comex Melemah 2,3 Poin
Harga emas Comex untuk kontrak Desember 2019 melemah 2,3 poin atau 0,15 persen ke level US$1.513,40 per troy ounce.
Equity World
Demo Belum Reda, Alibaba Tunda Melantai di Bursa Hong Kong | Equity World
Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,035 poin atau 0,04 persen ke level 98,225 pada pukul 11.26 WIB.
10:11 WIB
Pukul 09.58 WIB: Spot Comex Melemah 2 Poin
Harga emas Comex untuk kontrak Desember 2019 melemah 2 poin atau 0,13 persen ke level US$1.513,70 per troy ounce.
Sementara itu, indeks dolar AS terpantau berbalik melemah meski hanya 0,004 poin ke level 98,186 pada pukul 09.58 WIB.
09:06 WIB
Pukul 08.47 WIB: Spot Comex Melemah 0,8 Poin
Harga emas Comex untuk kontrak Desember 2019 melemah 0,8 poin atau 0,05 persen ke level US$1.514,90 per troy ounce.
Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,015 atau 0,02 persen ke level 98,205 pad apukul 08.47 WIB.
Equity World \ Harga emas Comex bergerak naik pada perdagangan pagi ini, Rabu (21/8/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, harga emas Comex kontrak Desember 2019 dibuka di zona hijau dengan penurunan 2,70 poin atau 0,18 persen di level US$1.518,40 per troy ounce.
Pergerakan harga emas lanjut naik 1 poin atau 0,07 persen ke level US$1.516,70 per troy ounce pada pukul 07.18 WIB. Sepanjang pagi ini, harga emas bergerak di kisaran US$1.515,10-US$1.518,40 per troy ounce.
Pada perdagangan kemarin, Selasa (20/8/2019). emas ditutup naik 4,10 poin atau 0,27 persen di posisi 1.515,70 per troy ounce.
Bagaimanakah kelanjutan pergerakan harga emas pada perdagangan hari ini? Ikuti lajunya secara live.
13:37 WIB
Pukul 13.22 WIB: Spot Comex Melemah 2,3 Poin
Harga emas Comex untuk kontrak Desember 2019 masih melemah sebesar 2,3 poin atau 0,15 persen ke level US$1.513,40 per troy ounce.
Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,043 poin atau 0,04 persen ke level 98,233 pada pukul 13.22 WIB.
12:07 WIB
Pukul 11.53 WIB: Spot Comex Melemah 2,3 Poin
Harga emas Comex untuk kontrak Desember 2019 melemah 2,3 poin atau 0,15 persen ke level US$1.513,40 per troy ounce.
Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,04 poin atau 0,04 persen ke level 98,230 pada pukul 11.52 WIB.
11:43 WIB
Pukul 11.26 WIB: Spot Comex Melemah 2,3 Poin
Harga emas Comex untuk kontrak Desember 2019 melemah 2,3 poin atau 0,15 persen ke level US$1.513,40 per troy ounce.
Equity World
Demo Belum Reda, Alibaba Tunda Melantai di Bursa Hong Kong | Equity World
Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,035 poin atau 0,04 persen ke level 98,225 pada pukul 11.26 WIB.
10:11 WIB
Pukul 09.58 WIB: Spot Comex Melemah 2 Poin
Harga emas Comex untuk kontrak Desember 2019 melemah 2 poin atau 0,13 persen ke level US$1.513,70 per troy ounce.
Sementara itu, indeks dolar AS terpantau berbalik melemah meski hanya 0,004 poin ke level 98,186 pada pukul 09.58 WIB.
09:06 WIB
Pukul 08.47 WIB: Spot Comex Melemah 0,8 Poin
Harga emas Comex untuk kontrak Desember 2019 melemah 0,8 poin atau 0,05 persen ke level US$1.514,90 per troy ounce.
Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,015 atau 0,02 persen ke level 98,205 pad apukul 08.47 WIB.
Selasa, 20 Agustus 2019
PT Equityworld | IHSG Berhasil Kurangi Kejatuhan ke 6.295,73
PT Equityworld | IHSG Berhasil Kurangi Kejatuhan ke 6.295,73
PT Equityworld | IHSG berakhir mendekati area positif dalam perdagangan yang sangat fluktuatif. Indeks menyisakan pelemahan 0,01% ke 6.295,73 dari pembukaan di 6.296,715 pada penutupan perdagangan Selasa (20/8/2019).
Volume perdagangan mencapai 15,2 miliar saham senilai Rp8,5 triliun sebanyak 448.171 kali transaksi. Indeks bergerak seiring dengan 242 saham melemah, 164 saham menguat dan 137 saham tidak berubah.
Transaksi investor asing mengalami net foreign sell mencapai Rp285,57 miliar. Dengan pembelian investor asing mencapai Rp2,5 triliun. Sedangkan penjualan investor asing sebesar Rp2,8 triliun.
Pada penutupan hari ini sektor yang menguat tertinggi adalah saham sektor infrastruktur yang naik 1,07. Sedangkan saham sektor konsumer berada di urutan berikutnya.
Sementara pelemahan terdalam terjadi pada saham sektor perkebunan yang berkurang 1,31%. Untuk urutan berikutnya, saham sektor keuangan yang turun 0,7%.
PT Equityworld
Saham AS Ditutup Menguat Karena Harapan Stimulus Global, Harga Emas Merosot | PT Equityworld
Untuk indeks LQ45 turun 0,1%, indeks JII menguat 0,7%, indeks IDX30 cenderung turun 0,07%, indeks SMInfra18 turun 0,5%, indeks ISSI naik 0,5%.
Saham yang masuk net foreign buy antara lain saham TLKM mencapai Rp331,8 miliar di harga Rp4.470, saham ICBP sebesar Rp73,99 miliar di harga Rp11.900, saham BMRI mencapai Rp61,4 miliar di harga Rp7.375, saham INDF sebesar Rp46,6 miliar di harga Rp7.775.
Untuk saham yang masuk net foreign sell seperti saham BBRI mencapai Rp225,4 miliar di harga Rp4.100, saham BBCA sebesar Rp147,7 miliar di harga Rp29.925, saham MDKA sebesar Rp58,5 miliar di harga Rp5.975.
PT Equityworld | IHSG berakhir mendekati area positif dalam perdagangan yang sangat fluktuatif. Indeks menyisakan pelemahan 0,01% ke 6.295,73 dari pembukaan di 6.296,715 pada penutupan perdagangan Selasa (20/8/2019).
Volume perdagangan mencapai 15,2 miliar saham senilai Rp8,5 triliun sebanyak 448.171 kali transaksi. Indeks bergerak seiring dengan 242 saham melemah, 164 saham menguat dan 137 saham tidak berubah.
Transaksi investor asing mengalami net foreign sell mencapai Rp285,57 miliar. Dengan pembelian investor asing mencapai Rp2,5 triliun. Sedangkan penjualan investor asing sebesar Rp2,8 triliun.
Pada penutupan hari ini sektor yang menguat tertinggi adalah saham sektor infrastruktur yang naik 1,07. Sedangkan saham sektor konsumer berada di urutan berikutnya.
Sementara pelemahan terdalam terjadi pada saham sektor perkebunan yang berkurang 1,31%. Untuk urutan berikutnya, saham sektor keuangan yang turun 0,7%.
PT Equityworld
Saham AS Ditutup Menguat Karena Harapan Stimulus Global, Harga Emas Merosot | PT Equityworld
Untuk indeks LQ45 turun 0,1%, indeks JII menguat 0,7%, indeks IDX30 cenderung turun 0,07%, indeks SMInfra18 turun 0,5%, indeks ISSI naik 0,5%.
Saham yang masuk net foreign buy antara lain saham TLKM mencapai Rp331,8 miliar di harga Rp4.470, saham ICBP sebesar Rp73,99 miliar di harga Rp11.900, saham BMRI mencapai Rp61,4 miliar di harga Rp7.375, saham INDF sebesar Rp46,6 miliar di harga Rp7.775.
Untuk saham yang masuk net foreign sell seperti saham BBRI mencapai Rp225,4 miliar di harga Rp4.100, saham BBCA sebesar Rp147,7 miliar di harga Rp29.925, saham MDKA sebesar Rp58,5 miliar di harga Rp5.975.
PT Equityworld | IHSG Parkir di Zona Merah, Rupiah Selip Jelang RDG BI
PT Equityworld | IHSG Parkir di Zona Merah, Rupiah Selip Jelang RDG BI
PT Equityworld | Pelemahan sejumlah saham emiten bank memaksa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tergelincir dari penguatannya dan ditutup di zona merah pada perdagangan hari ini, Selasa (20/8/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG berakhir turun tipis 0,02 persen atau 0,98 poin di level 6.295,74 dari level penutupan perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan Senin (19/8), IHSG berakhir di level 6.296,71 dengan menguat 0,16 persen atau 10,06 poin, kenaikan hari kedua.
Sebelum mengakhiri pergerakannya di zona merah, indeks sempat melanjutkan penguatannya dengan dibuka naik 0,24 persen atau 15,19 poin di level 6.311,91 pagi tadi.
Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak fluktuatif di level 6.279,56 – 6.317,69.
Reliance Sekuritas menyebutkan secara teknikal IHSG mencapai target Moving Average 50 hari dengan potensi pulled back menguji kembali ke support Moving Average 200 hari setelah membentuk pola bearish counter attack.
Kepala Riset Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan stochastic bergerak menjenuh dengan RSI yang telah mencapai area dekat overbought. Dengan demikian, IHSG cenderung melemah.
Senada, Analis Bina Artha Sekuritas Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, berdasarkan indikator, MACD masih berada di area negatif. Sementara itu, terlihat bahwa Stochastic dan RSI berada di area netral.
“Di sisi lain, terlihat pola bearish spinning top candle yang mengindikasikan adanya koreksi wajar pada pergerakan IHSG,” paparnya dikutip dari riset harian
Enam dari sembilan sektor berakhir di wilayah negatif, dipimpin pertanian (-1,31 persen) dan finansial (-0,71 persen). Tiga sektor lainnya mampu ditutup di zona hijau, dipimpin infrastruktur yang naik 1,07 persen sekaligus membatasi besarnya koreksi IHSG.
Dari 651 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, sebanyak 164 saham menguat, 242 saham melemah, dan 245 saham stagnan.
Saham emiten bank yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang masing-masing turun 1,91 persen dan 0,50 persen menjadi penekan utama pelemahan IHSG.
Sejalan dengan IHSG, nilai tukar rupiah berakhir melemah 30 poin atau 0,21 persen di level Rp14.268 per dolar AS, setelah mampu terapresiasi dua hari perdagangan berturut-turut sebelumnya.
Seiring dengan melemahnya nilai tukar rupiah, indeks dolar AS terpantau lanjut menguat 0,04 persen atau 0,043 poin ke level 98,390, setelah berakhir naik 0,21 persen atau 0,205 poin di posisi 98,347 pada Senin (19/8).
Dilansir dari Bloomberg, rupiah melemah untuk pertama kalinya dalam tiga hari perdagangan akibat terbebani penguatan dolar AS. Pada saat yang sama, investor menantikan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang berlangsung selama dua hari hingga Kamis (22/8/2019).
Menurut prediksi 16 dari 23 ekonom dalam survei Bloomberg, BI akan menahan suku bunga acuannya pada 5,75 persen pada Kamis. Adapun 7 ekonom lainnya memperkirakan langkah pemangkasan menjadi 5,5 persen.
“Rupiah kemungkinan akan bergerak tertahan menjelang pertemuan kebijakan Bank Indonesia,” ujar Frances Cheung, kepala strategi makro Asia di Westpac, Singapura.
Sebaliknya, sejumlah indeks saham lain di Asia mampu mempertahankan ketangguhannya. Indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang ditutup naik 0,55 persen dan 0,83 persen masing-masing. Indeks Kospi Korea Selatan bahkan menguat lebih dari 1 persen.
Namun di China, dua indeks saham utamanya Shanghai Composite dan CSI 300 berakhir turun tipis 0,11 persen dan 0,09 persen masing-masing. Adapun indeks Hang Seng Hong Kong ditutup melemah 0,23 persen.
PT Equityworld
Hari Ini Harga Emas Antam Turun Rp 8.000 | PT Equityworld
Dilansir dari Bloomberg, secara keseluruhan kabar terbaru tentang perdagangan global dan suku bunga dapat meredakan keresahan investor akibat jatuhnya imbal hasil obligasi pekan lalu.
Pada Senin (19/8), Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross mengatakan pemerintah Amerika Serikat (AS) akan memperpanjang periode penangguhan sanksi untuk Huawei Technologies.
Dengan ini, raksasa teknologi asal China tersebut mendapat lebih banyak waktu untuk membeli komponen dari perusahaan-perusahaan AS hingga 18 November.
Sementara itu, Presiden Fed Bank of Boston Eric Rosengren mengesampingkan spekulasi penurunan suku bunga lebih lanjut. Ia tidak yakin bahwa melambatnya perdagangan dan pertumbuhan global akan secara signifikan menggerogoti ekonomi.
Kabar terbaru tentang perdagangan global dan suku bunga dapat meredakan keresahan investor akibat jatuhnya imbal hasil obligasi pekan lalu.
“Kami melihat bahwa selama enam bulan ke depan pasar ekuitas akan menjadi lebih baik, terutama didukung oleh suku bunga yang lebih rendah di seluruh dunia,” ujar Jun Bei Liu, manajer portofolio di Tribeca Investment Partners di Sydney, kepada Bloomberg TV.
“Tentu saja, ada beberapa isu yang muncul. Pertama adalah bahwa valuasinya tampak sangat tinggi dan konflik perdagangan adalah ketidakpastian lain pada saat ini,” tambahnya.
PT Equityworld | Pelemahan sejumlah saham emiten bank memaksa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tergelincir dari penguatannya dan ditutup di zona merah pada perdagangan hari ini, Selasa (20/8/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG berakhir turun tipis 0,02 persen atau 0,98 poin di level 6.295,74 dari level penutupan perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan Senin (19/8), IHSG berakhir di level 6.296,71 dengan menguat 0,16 persen atau 10,06 poin, kenaikan hari kedua.
Sebelum mengakhiri pergerakannya di zona merah, indeks sempat melanjutkan penguatannya dengan dibuka naik 0,24 persen atau 15,19 poin di level 6.311,91 pagi tadi.
Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak fluktuatif di level 6.279,56 – 6.317,69.
Reliance Sekuritas menyebutkan secara teknikal IHSG mencapai target Moving Average 50 hari dengan potensi pulled back menguji kembali ke support Moving Average 200 hari setelah membentuk pola bearish counter attack.
Kepala Riset Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan stochastic bergerak menjenuh dengan RSI yang telah mencapai area dekat overbought. Dengan demikian, IHSG cenderung melemah.
Senada, Analis Bina Artha Sekuritas Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, berdasarkan indikator, MACD masih berada di area negatif. Sementara itu, terlihat bahwa Stochastic dan RSI berada di area netral.
“Di sisi lain, terlihat pola bearish spinning top candle yang mengindikasikan adanya koreksi wajar pada pergerakan IHSG,” paparnya dikutip dari riset harian
Enam dari sembilan sektor berakhir di wilayah negatif, dipimpin pertanian (-1,31 persen) dan finansial (-0,71 persen). Tiga sektor lainnya mampu ditutup di zona hijau, dipimpin infrastruktur yang naik 1,07 persen sekaligus membatasi besarnya koreksi IHSG.
Dari 651 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, sebanyak 164 saham menguat, 242 saham melemah, dan 245 saham stagnan.
Saham emiten bank yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang masing-masing turun 1,91 persen dan 0,50 persen menjadi penekan utama pelemahan IHSG.
Sejalan dengan IHSG, nilai tukar rupiah berakhir melemah 30 poin atau 0,21 persen di level Rp14.268 per dolar AS, setelah mampu terapresiasi dua hari perdagangan berturut-turut sebelumnya.
Seiring dengan melemahnya nilai tukar rupiah, indeks dolar AS terpantau lanjut menguat 0,04 persen atau 0,043 poin ke level 98,390, setelah berakhir naik 0,21 persen atau 0,205 poin di posisi 98,347 pada Senin (19/8).
Dilansir dari Bloomberg, rupiah melemah untuk pertama kalinya dalam tiga hari perdagangan akibat terbebani penguatan dolar AS. Pada saat yang sama, investor menantikan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang berlangsung selama dua hari hingga Kamis (22/8/2019).
Menurut prediksi 16 dari 23 ekonom dalam survei Bloomberg, BI akan menahan suku bunga acuannya pada 5,75 persen pada Kamis. Adapun 7 ekonom lainnya memperkirakan langkah pemangkasan menjadi 5,5 persen.
“Rupiah kemungkinan akan bergerak tertahan menjelang pertemuan kebijakan Bank Indonesia,” ujar Frances Cheung, kepala strategi makro Asia di Westpac, Singapura.
Sebaliknya, sejumlah indeks saham lain di Asia mampu mempertahankan ketangguhannya. Indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang ditutup naik 0,55 persen dan 0,83 persen masing-masing. Indeks Kospi Korea Selatan bahkan menguat lebih dari 1 persen.
Namun di China, dua indeks saham utamanya Shanghai Composite dan CSI 300 berakhir turun tipis 0,11 persen dan 0,09 persen masing-masing. Adapun indeks Hang Seng Hong Kong ditutup melemah 0,23 persen.
PT Equityworld
Hari Ini Harga Emas Antam Turun Rp 8.000 | PT Equityworld
Dilansir dari Bloomberg, secara keseluruhan kabar terbaru tentang perdagangan global dan suku bunga dapat meredakan keresahan investor akibat jatuhnya imbal hasil obligasi pekan lalu.
Pada Senin (19/8), Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross mengatakan pemerintah Amerika Serikat (AS) akan memperpanjang periode penangguhan sanksi untuk Huawei Technologies.
Dengan ini, raksasa teknologi asal China tersebut mendapat lebih banyak waktu untuk membeli komponen dari perusahaan-perusahaan AS hingga 18 November.
Sementara itu, Presiden Fed Bank of Boston Eric Rosengren mengesampingkan spekulasi penurunan suku bunga lebih lanjut. Ia tidak yakin bahwa melambatnya perdagangan dan pertumbuhan global akan secara signifikan menggerogoti ekonomi.
Kabar terbaru tentang perdagangan global dan suku bunga dapat meredakan keresahan investor akibat jatuhnya imbal hasil obligasi pekan lalu.
“Kami melihat bahwa selama enam bulan ke depan pasar ekuitas akan menjadi lebih baik, terutama didukung oleh suku bunga yang lebih rendah di seluruh dunia,” ujar Jun Bei Liu, manajer portofolio di Tribeca Investment Partners di Sydney, kepada Bloomberg TV.
“Tentu saja, ada beberapa isu yang muncul. Pertama adalah bahwa valuasinya tampak sangat tinggi dan konflik perdagangan adalah ketidakpastian lain pada saat ini,” tambahnya.
PT Equityworld | Pasar Saham Tak Tentu, PTPP Batal Hantar Anak Usaha IPO
PT Equityworld | Pasar Saham Tak Tentu, PTPP Batal Hantar Anak Usaha IPO
PT Equityworld | PT PP Tbk (PTPP) harus menunda rencana divestasi anak usaha lewat penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO). Manajemen menilai situasi pasar saham domestik sedang tak kondusif bagi perusahaan melaksanakan IPO.
Direktur Keuangan PTPP Agus Purbianto mengatakan setelah menyimak kondisi terkini perseroan memutuskan untuk tidak melanjutkan proses IPO anak usaha.
"Dengan kondisi terkini tidak ada lagi IPO, tahun depan tunggu nanti, sedang melihat situasi dan kondisi peluang yang ada dan kondisi perusahaan. Jadi belum tahun ini," kata Agus, saat konferensi pers setelah paparan publik di Jakarta, Selasa (20/08/2019).
Lukman menambahkan, selain karena faktor kondisi pasar saham yang tak kondusif. Nilai buku perusahaan yang akan IPO belum sesuai target manajemen.
PT Equityworld
HARGA EMAS HARI INI - Rincian Harga Emas Batangan (Antam), Turun di Posisi Rp 749.000 per Gram | PT Equityworld
"Belum bagus bukunya belum cukup, tunggu 100 juta dolar," tambah Lukman.
Sebenarnya PTPP sedang menyiapkan dua anak usahanya untuk IPO, yaitu PT PP Energi dan PT PP Infrastruktur. Kedua anak usaha tersebut, seharusnya dijadwalkan bisa IPO tahun ini.
PT PP Energi dianggap menjadi anak usaha yang paling siap. Ini mengingat perusahaan tersebut sudah memiliki pendapatan berulang (recurring income).
PT Equityworld | PT PP Tbk (PTPP) harus menunda rencana divestasi anak usaha lewat penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO). Manajemen menilai situasi pasar saham domestik sedang tak kondusif bagi perusahaan melaksanakan IPO.
Direktur Keuangan PTPP Agus Purbianto mengatakan setelah menyimak kondisi terkini perseroan memutuskan untuk tidak melanjutkan proses IPO anak usaha.
"Dengan kondisi terkini tidak ada lagi IPO, tahun depan tunggu nanti, sedang melihat situasi dan kondisi peluang yang ada dan kondisi perusahaan. Jadi belum tahun ini," kata Agus, saat konferensi pers setelah paparan publik di Jakarta, Selasa (20/08/2019).
Lukman menambahkan, selain karena faktor kondisi pasar saham yang tak kondusif. Nilai buku perusahaan yang akan IPO belum sesuai target manajemen.
PT Equityworld
HARGA EMAS HARI INI - Rincian Harga Emas Batangan (Antam), Turun di Posisi Rp 749.000 per Gram | PT Equityworld
"Belum bagus bukunya belum cukup, tunggu 100 juta dolar," tambah Lukman.
Sebenarnya PTPP sedang menyiapkan dua anak usahanya untuk IPO, yaitu PT PP Energi dan PT PP Infrastruktur. Kedua anak usaha tersebut, seharusnya dijadwalkan bisa IPO tahun ini.
PT PP Energi dianggap menjadi anak usaha yang paling siap. Ini mengingat perusahaan tersebut sudah memiliki pendapatan berulang (recurring income).
Jumat, 16 Agustus 2019
Equityworld Futures | Rencana China Dongkrak Bursa Asia, IHSG Naik 0,34 Persen Pada Akhir Sesi I
Equityworld Futures | Rencana China Dongkrak Bursa Asia, IHSG Naik 0,34 Persen Pada Akhir Sesi I
Equityworld Futures | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mempertahankan pergerakannya di zona hijau dan menguat pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Jumat (16/8/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG menguat 0,34 persen atau 21,23 poin ke level 6.278,81 pada akhir sesi I dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Kamis (15/8), IHSG berakhir terkoreksi 0,16 persen atau 9,75 poin di level 6.257,59. Indeks mulai rebound dari pelemahannya dengan dibuka naik 0,11 persen atau 6,79 poin di level 6.264,38 pagi tadi.
Sepanjang perdagangan sesi I, IHSG bergerak di level 6.235,7 – 6.285,74.
Empat dari sembilan sektor menetap di zona hijau, dipimpin sektor properti (+2,18 persen) dan barang konsumsi (+1,32 persen). Lima sektor lainnya menetap di wilayah negatif, dipimpin pertanian yang turun 1,95 persen.
Sebanyak 185 saham menguat, 164 saham melemah, dan 302 saham stagnan dari 651 saham yang diperdagangkan.
Saham PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) dan PT Pollux Properti Indonesia Tbk. (POLL) yang masing-masing naik 3,51 persen dan 24,29 persen menjadi pendorong utama penguatan IHSG siang ini.
Reliance Sekuritas menyebutkan pergerakan IHSG membentuk pola bullish counter attack setelah dibuka break out dilevel psikologis 6.200 dan ditutup menguat mendekati Moving Average 200 hari.
Kepala Riset Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengindikasi kuatnya pergerakan IHSG di tengah gejolak pasar global yang memberikan optimisme kepada investor pada perdagangan selanjutnya.
"Kami proyeksikan IHSG akan kembali mencoba menguat menguji bearish trend line pada kisaran 6300 sebagai konfirmasi keluar dari trend negatif jangka menengah," tulisnya dalam riset harian.
Meski demikian, imbuhnya, indikator Stochastic maupun pola Elliot Wave masih memberikan akan menjadi pemberat pergerakan. Rentang pergerakan IHSG hari ini akan berada di kisaran 6.200-6.310.
Senada, Direktur Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya berpendapat IHSG masih terlihat berada dalam rentang konsolidasi wajar di tengah gejolak market global maupun regional.
Namun peluang kenaikan masih cukup besar dan momentum koreksi wajar masih dapat terus dimanfaatkan untuk melakukan akumulasi pembelian.
Indeks saham lainnya di Asia mayoritas juga mampu berbalik menguat siang ini. Indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang masing-masing naik 0,l persen dan 0,07 persen.
Di China, dua indeks saham utamanya Shanghai Composite dan CSI 300 menguat 0,68 persen dan 0,96 persen masing-masing. Adapun indeks Hang Seng Hong Kong terpantau menguat 0,8 persen pukul 11.05 WIB.
Equityworld Futures
Mayoritas Bursa Asia Pagi Ini Turun | Equityworld Futures
Dilansir dari Reuters, setelah mengalami gejolak hampir sepanjang pekan ini, bursa saham Asia memperoleh dukungan dari pemerintah China yang mengisyaratkan lebih banyak dukungan untuk ekonominya. Pada saat yang sama, harapan stimulus agresif dari bank-bank sentral utama meningkat.
Sentimen pasar terangkat ketika perencana negara China mengatakan bahwa Beijing akan menggelontorkan rencana untuk meningkatkan pendapatan yang siap dibelanjakan (disposable income), meskipun tidak menyampaikan detail lebih lanjut.
Bursa Asia merespons kabar positif tersebut dengan menguat kendati masih terhitung turun 1 persen pekan ini.
Sejalan dengan IHSG, nilai tukar rupiah rebound dan menguat 43 poin atau 0,30 persen ke level Rp14.231 per dolar AS, setelah ditutup terdepresiasi 29 poin atau 0,20 persen di posisi 14.274 pada Kamis (15/8).
Sementara itu, indeks Bisnis-27 turun tipis 0,01 persen atau 0,04 poin ke level 549,93 dan indeks saham syariah Jakarta Islamic Index naik 0,14 persen atau 0,92 poin ke posisi 673,16 pada akhir sesi I.
Equityworld Futures | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mempertahankan pergerakannya di zona hijau dan menguat pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Jumat (16/8/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG menguat 0,34 persen atau 21,23 poin ke level 6.278,81 pada akhir sesi I dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Kamis (15/8), IHSG berakhir terkoreksi 0,16 persen atau 9,75 poin di level 6.257,59. Indeks mulai rebound dari pelemahannya dengan dibuka naik 0,11 persen atau 6,79 poin di level 6.264,38 pagi tadi.
Sepanjang perdagangan sesi I, IHSG bergerak di level 6.235,7 – 6.285,74.
Empat dari sembilan sektor menetap di zona hijau, dipimpin sektor properti (+2,18 persen) dan barang konsumsi (+1,32 persen). Lima sektor lainnya menetap di wilayah negatif, dipimpin pertanian yang turun 1,95 persen.
Sebanyak 185 saham menguat, 164 saham melemah, dan 302 saham stagnan dari 651 saham yang diperdagangkan.
Saham PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) dan PT Pollux Properti Indonesia Tbk. (POLL) yang masing-masing naik 3,51 persen dan 24,29 persen menjadi pendorong utama penguatan IHSG siang ini.
Reliance Sekuritas menyebutkan pergerakan IHSG membentuk pola bullish counter attack setelah dibuka break out dilevel psikologis 6.200 dan ditutup menguat mendekati Moving Average 200 hari.
Kepala Riset Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengindikasi kuatnya pergerakan IHSG di tengah gejolak pasar global yang memberikan optimisme kepada investor pada perdagangan selanjutnya.
"Kami proyeksikan IHSG akan kembali mencoba menguat menguji bearish trend line pada kisaran 6300 sebagai konfirmasi keluar dari trend negatif jangka menengah," tulisnya dalam riset harian.
Meski demikian, imbuhnya, indikator Stochastic maupun pola Elliot Wave masih memberikan akan menjadi pemberat pergerakan. Rentang pergerakan IHSG hari ini akan berada di kisaran 6.200-6.310.
Senada, Direktur Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya berpendapat IHSG masih terlihat berada dalam rentang konsolidasi wajar di tengah gejolak market global maupun regional.
Namun peluang kenaikan masih cukup besar dan momentum koreksi wajar masih dapat terus dimanfaatkan untuk melakukan akumulasi pembelian.
Indeks saham lainnya di Asia mayoritas juga mampu berbalik menguat siang ini. Indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang masing-masing naik 0,l persen dan 0,07 persen.
Di China, dua indeks saham utamanya Shanghai Composite dan CSI 300 menguat 0,68 persen dan 0,96 persen masing-masing. Adapun indeks Hang Seng Hong Kong terpantau menguat 0,8 persen pukul 11.05 WIB.
Equityworld Futures
Mayoritas Bursa Asia Pagi Ini Turun | Equityworld Futures
Dilansir dari Reuters, setelah mengalami gejolak hampir sepanjang pekan ini, bursa saham Asia memperoleh dukungan dari pemerintah China yang mengisyaratkan lebih banyak dukungan untuk ekonominya. Pada saat yang sama, harapan stimulus agresif dari bank-bank sentral utama meningkat.
Sentimen pasar terangkat ketika perencana negara China mengatakan bahwa Beijing akan menggelontorkan rencana untuk meningkatkan pendapatan yang siap dibelanjakan (disposable income), meskipun tidak menyampaikan detail lebih lanjut.
Bursa Asia merespons kabar positif tersebut dengan menguat kendati masih terhitung turun 1 persen pekan ini.
Sejalan dengan IHSG, nilai tukar rupiah rebound dan menguat 43 poin atau 0,30 persen ke level Rp14.231 per dolar AS, setelah ditutup terdepresiasi 29 poin atau 0,20 persen di posisi 14.274 pada Kamis (15/8).
Sementara itu, indeks Bisnis-27 turun tipis 0,01 persen atau 0,04 poin ke level 549,93 dan indeks saham syariah Jakarta Islamic Index naik 0,14 persen atau 0,92 poin ke posisi 673,16 pada akhir sesi I.
Kamis, 15 Agustus 2019
Equity World | Resesi Dunia Mengancam, Bursa Saham Asia Rontok
Equity World | Resesi Dunia Mengancam, Bursa Saham Asia Rontok
Equity World | Pasar saham Asia jatuh pada perdagangan Kamis ini (15/08/2019) setelah bursa Wall Street AS mengalami hari terburuk tahun ini usai amblas. Investor tampaknya khawatir dengan sentimen resesi global yang kian memuncak sehingga memutuskan keluar (net sell) dari pasar saham.
Indeks utama Nikkei Tokyo menukik hampir 2% di pembukaan pagi tadi dan ditutup turun 1,2% Kamis ini. Koreksi juga menghantui bursa Eropa.
Setelah tiga indeks utama di Wall Street jatuh sekitar 3% dan imbal hasil obligasi AS anjlok karena investor meninggalkan saham dan masuk surat utang pemerintah AS yang dianggap lebih aman. Indeks Dow Jones ambruk 3,05% ke level 25479.42 pada Rabu (14/8/2019), menandai koreksi terdalam secara persentase yang dibukukan indeks tersebut pada tahun 2019.
Koreksi Dow Jones ini adalah yang terdalam secara poin yang keempat sepanjang sejarah. Sementara itu, indeks S&P 500 jatuh 2,93% ke level 2.840,6 dan indeks Nasdaq Composite anjlok 3,02% ke level 7.773,94.
"Pasar saham Jepang terkoreksi karena penurunan tajam di saham AS," tulis analisis Okasan Online Securities dalam sebuah catatan.
"Kekhawatiran atas resesi ekonomi AS tumbuh, sementara data ekonomi China dan Jerman negatif juga mendorong investor untuk menurunkan pandangan mereka tentang ekonomi global," tambah riset Mizuho Securities.
Imbal hasil atau yield obligasi Treasury AS 10-tahun sempat tergelincir di bawah imbal hasil obligasi tenor 2 tahun. Ini menandakan terjadi inversi yang menjadi pertanda ada resesi yang selalu jadi penanda selama beberapa dekade.
Inversi adalah kondisi lebih tingginya yield seri lebih pendek dibanding yield seri lebih panjang.
Selain itu, perang dagang AS-China yang intensif yang tidak menunjukkan tanda-tanda ada resolusi. Investor yang lari ke obligasi menandakan kekhawatiran akan resesi global.
"Ketegangan perdagangan AS-Cihna telah menjalar ke sesuatu yang lebih menyeramkan dengan mempengaruhi pertumbuhan global sedemikian besar sehingga pasar obligasi memberi harga-dalam kemungkinan besar resesi di seluruh dunia", kata Stephen Innes, Managing Partner VM Markets, dikutip AFP.
Perang dagang telah memukul permintaan global. Hasilnya, industri China mencapai level terendah 17 tahun sementara investasi dan penjualan ritel juga melambat.
Isu lainnya adalah gelombang protes pro-demokrasi di Hong Kong telah menambah iklim ketidakpastian, dengan Beijing menyebut demonstrasi yang semakin keras sebagai "terorisme", memicu kekhawatiran akan tindakan keras Cina.
Equity World
MCAS Jual 10% Saham DIVA kepada Kejora Ventures | Equity World
Semua sentimen tersebut membuat bursa Australia anjlok hampir 3% hari ini, sementara Singapura merosot 1,2%. Namun secara mengejutkan Indeks Hang Seng di Hong Kong bisa naik 0,8%, setelah dibuka turun 1,5%. Indeks Shanghai ditutup naik 0,3% setelah sempat turun 1,7% saat pembukaan.
"Perang dagang AS-Cina sekarang telah melemahkan kepercayaan investor. Sekarang jadi ancaman setelah 10 pertumbuhan tanpa gangguan, menjadi sesuatu yang berpotensi jauh lebih agresif," kata Jeffrey Halley, analis pasar senior di OANDA, dikutip AFP.
Equity World | Pasar saham Asia jatuh pada perdagangan Kamis ini (15/08/2019) setelah bursa Wall Street AS mengalami hari terburuk tahun ini usai amblas. Investor tampaknya khawatir dengan sentimen resesi global yang kian memuncak sehingga memutuskan keluar (net sell) dari pasar saham.
Indeks utama Nikkei Tokyo menukik hampir 2% di pembukaan pagi tadi dan ditutup turun 1,2% Kamis ini. Koreksi juga menghantui bursa Eropa.
Setelah tiga indeks utama di Wall Street jatuh sekitar 3% dan imbal hasil obligasi AS anjlok karena investor meninggalkan saham dan masuk surat utang pemerintah AS yang dianggap lebih aman. Indeks Dow Jones ambruk 3,05% ke level 25479.42 pada Rabu (14/8/2019), menandai koreksi terdalam secara persentase yang dibukukan indeks tersebut pada tahun 2019.
Koreksi Dow Jones ini adalah yang terdalam secara poin yang keempat sepanjang sejarah. Sementara itu, indeks S&P 500 jatuh 2,93% ke level 2.840,6 dan indeks Nasdaq Composite anjlok 3,02% ke level 7.773,94.
"Pasar saham Jepang terkoreksi karena penurunan tajam di saham AS," tulis analisis Okasan Online Securities dalam sebuah catatan.
"Kekhawatiran atas resesi ekonomi AS tumbuh, sementara data ekonomi China dan Jerman negatif juga mendorong investor untuk menurunkan pandangan mereka tentang ekonomi global," tambah riset Mizuho Securities.
Imbal hasil atau yield obligasi Treasury AS 10-tahun sempat tergelincir di bawah imbal hasil obligasi tenor 2 tahun. Ini menandakan terjadi inversi yang menjadi pertanda ada resesi yang selalu jadi penanda selama beberapa dekade.
Inversi adalah kondisi lebih tingginya yield seri lebih pendek dibanding yield seri lebih panjang.
Selain itu, perang dagang AS-China yang intensif yang tidak menunjukkan tanda-tanda ada resolusi. Investor yang lari ke obligasi menandakan kekhawatiran akan resesi global.
"Ketegangan perdagangan AS-Cihna telah menjalar ke sesuatu yang lebih menyeramkan dengan mempengaruhi pertumbuhan global sedemikian besar sehingga pasar obligasi memberi harga-dalam kemungkinan besar resesi di seluruh dunia", kata Stephen Innes, Managing Partner VM Markets, dikutip AFP.
Perang dagang telah memukul permintaan global. Hasilnya, industri China mencapai level terendah 17 tahun sementara investasi dan penjualan ritel juga melambat.
Isu lainnya adalah gelombang protes pro-demokrasi di Hong Kong telah menambah iklim ketidakpastian, dengan Beijing menyebut demonstrasi yang semakin keras sebagai "terorisme", memicu kekhawatiran akan tindakan keras Cina.
Equity World
MCAS Jual 10% Saham DIVA kepada Kejora Ventures | Equity World
Semua sentimen tersebut membuat bursa Australia anjlok hampir 3% hari ini, sementara Singapura merosot 1,2%. Namun secara mengejutkan Indeks Hang Seng di Hong Kong bisa naik 0,8%, setelah dibuka turun 1,5%. Indeks Shanghai ditutup naik 0,3% setelah sempat turun 1,7% saat pembukaan.
"Perang dagang AS-Cina sekarang telah melemahkan kepercayaan investor. Sekarang jadi ancaman setelah 10 pertumbuhan tanpa gangguan, menjadi sesuatu yang berpotensi jauh lebih agresif," kata Jeffrey Halley, analis pasar senior di OANDA, dikutip AFP.
Equity World | Anak Muda Ini Bisa Cuan Rp 1 M/Bulan, Emang Beli Saham Apa?
Equity World | Anak Muda Ini Bisa Cuan Rp 1 M/Bulan, Emang Beli Saham Apa?
Equity World | Investasi saham kian mendapat tempat di kalangan anak muda alias milenial. Beberapa di antaranya bahkan sudah mendapatkan cuan atau keuntungan dari investasi mereka di pasar modal, terutama lewat instrumen saham perusahaan terbuka (emiten) yang mereka beli.
Salah satu di antara anak muda itu yakni Belvin Tannadi, seorang investor muda yang sukses di pasar saham Tanah Air. Belvin merupakan pemuda asal Medan yang awalnya bingung mencari investasi di tengah banyaknya pilihan.
Dia pun akhirnya menentukan pilihan yakni memilih investasi saham emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hingga akhir Juli lalu, sudah ada lebih dari 649 emiten di BEI yang bisa dipilih. Terakhir pencatatan saham perdana dari PT Hensel Davest Indonesia Tbk. (HDIT) pada Jumat 12 Juli lalu.
"Awalnya mau mencari investasi tapi kebanyakan pilihan, ada teman saya bilang kok tidak coba yang legal soalnya baru terjun jadi takut ada bodong jadi teman saya cari legal yakni di BEI," kata Belvin kepada CNBC Indonesia, belum lama ini.
Pemilik situs Ilmusaham.com ini mulai berinvestasi saham sejak tahun 2014 dengan modal awal Rp 12 juta. Selama setahun pertama atau 2015 menurutnya terjadi fluktuasi di tengah perlambatan ekonomi sehingga dia pun berusaha memahami terlebih dulu saham dan risikonya agar tidak panik saat pasar sedang turun.
Adapun alasan dia memilih saham karena saham memiliki potensi pertumbuhan paling tinggi dari semua jenis instrumen lain dibandingkan dengan obligasi dan reksa dana. Pengetahuan ini dia pelajari secara otodidak dengan mempelajari analisis teknikal double bottom dan rajin membaca buku tentang saham.
Lulusan Sastra China dari STBA Persahabatan Internasional Asia ini mengatakan jangan pernah berinvestasi ke sesuatu yang tidak diketahui risiko maksimalnya.
Sebab itu, strateginya yakni memilih perusahaan atau emiten yang besar dan fundamental baik yang masuk dalam Indeks LQ45 seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM).
Indeks LQ45 adalah salah satu indeks patokan di BEI yang berisi 45 saham emiten paling likuid diperdagangkan. Indeks ini selalu diperbaharui oleh BEI setiap 6 bulan.
Belvin pun membagi pengalamannya menuai keuntungan dari investasi saham.
"Sekarang saya beli saham Sampoerna [PT HM Sampoerna Tbk/HMSP] untuk investasi," ujar dia.
Tak ingin salah langkah, dia pun mulai menganalisa pasar dan tidak langsung berinvestasi dengan uang besar. Hingga hampir 5 tahun berinvestasi saham dia pun mendapatkan keuntungan hampir Rp 1 miliar per bulan, tentu dengan selalu melakukan top up atau penambahan modal.
"Jadi dari Rp 12 juta selalu di top up dan cuan-nya naik turun per bulan. Kalau saya enggak tentu dari saham untung nya ada miliaran. Dari untung itu saya sudah dapatkan, mobil, tanah, dan properti lainnya," kata dia yang menekankan bahwa Rp 12 juta tersebut adalah modal awal saja, yang kemudian ditambah terus sesuai dengan tingkat keuntungan.
Untuk tips bagi calon investor, Belvin menyarankan agar calon investor mempelajari juga tentang saham blue chip alias saham-saham unggulan di BEI.
Belvin menjelaskan bahwa blue chip adalah istilah pasar modal yang mengacu pada saham dari perusahaan besar yang memiliki pendapatan stabil dan liabilitas dalam jumlah tidak terlalu banyak.
Equity World
Potensi Net Sell Tinggi, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini! | Equity World
"Saran bagi yang ingin investasi cari yang blue chip itu didapat dari saham [yang masuk anggota] Indek LQ45 yang ROE rata-rata 4 tahunnya di atas 15%, laba stabil dan ekuitas bertumbuh. Saham blue chip biasanya akan memberikan dividen [keuntungan dari laba yang dibagikan kepada investor] secara reguler sekalipun bisnis berjalan lebih buruk dari biasanya," paparnya.
Selain itu, katanya, lakukanlah deposit 30% cash terlebih dahulu dari keseluruhan dana investor. "Setelah itu jika ada saham yang bagus belilah maksimal dana 10% dari total dana yang disetorkan [di deposit] dan jangan langsung dibelikan semua," katanya.
"Jika Anda sudah merasa mahir dalam bisnis ini maka lakukan top-upsecara berkala. Terakhir, bukalah komunikasi dengan komunitas saham agar Anda mendapatkan banyak informasi," kata Belvin.
Equity World | Investasi saham kian mendapat tempat di kalangan anak muda alias milenial. Beberapa di antaranya bahkan sudah mendapatkan cuan atau keuntungan dari investasi mereka di pasar modal, terutama lewat instrumen saham perusahaan terbuka (emiten) yang mereka beli.
Salah satu di antara anak muda itu yakni Belvin Tannadi, seorang investor muda yang sukses di pasar saham Tanah Air. Belvin merupakan pemuda asal Medan yang awalnya bingung mencari investasi di tengah banyaknya pilihan.
Dia pun akhirnya menentukan pilihan yakni memilih investasi saham emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hingga akhir Juli lalu, sudah ada lebih dari 649 emiten di BEI yang bisa dipilih. Terakhir pencatatan saham perdana dari PT Hensel Davest Indonesia Tbk. (HDIT) pada Jumat 12 Juli lalu.
"Awalnya mau mencari investasi tapi kebanyakan pilihan, ada teman saya bilang kok tidak coba yang legal soalnya baru terjun jadi takut ada bodong jadi teman saya cari legal yakni di BEI," kata Belvin kepada CNBC Indonesia, belum lama ini.
Pemilik situs Ilmusaham.com ini mulai berinvestasi saham sejak tahun 2014 dengan modal awal Rp 12 juta. Selama setahun pertama atau 2015 menurutnya terjadi fluktuasi di tengah perlambatan ekonomi sehingga dia pun berusaha memahami terlebih dulu saham dan risikonya agar tidak panik saat pasar sedang turun.
Adapun alasan dia memilih saham karena saham memiliki potensi pertumbuhan paling tinggi dari semua jenis instrumen lain dibandingkan dengan obligasi dan reksa dana. Pengetahuan ini dia pelajari secara otodidak dengan mempelajari analisis teknikal double bottom dan rajin membaca buku tentang saham.
Lulusan Sastra China dari STBA Persahabatan Internasional Asia ini mengatakan jangan pernah berinvestasi ke sesuatu yang tidak diketahui risiko maksimalnya.
Sebab itu, strateginya yakni memilih perusahaan atau emiten yang besar dan fundamental baik yang masuk dalam Indeks LQ45 seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM).
Indeks LQ45 adalah salah satu indeks patokan di BEI yang berisi 45 saham emiten paling likuid diperdagangkan. Indeks ini selalu diperbaharui oleh BEI setiap 6 bulan.
Belvin pun membagi pengalamannya menuai keuntungan dari investasi saham.
"Sekarang saya beli saham Sampoerna [PT HM Sampoerna Tbk/HMSP] untuk investasi," ujar dia.
Tak ingin salah langkah, dia pun mulai menganalisa pasar dan tidak langsung berinvestasi dengan uang besar. Hingga hampir 5 tahun berinvestasi saham dia pun mendapatkan keuntungan hampir Rp 1 miliar per bulan, tentu dengan selalu melakukan top up atau penambahan modal.
"Jadi dari Rp 12 juta selalu di top up dan cuan-nya naik turun per bulan. Kalau saya enggak tentu dari saham untung nya ada miliaran. Dari untung itu saya sudah dapatkan, mobil, tanah, dan properti lainnya," kata dia yang menekankan bahwa Rp 12 juta tersebut adalah modal awal saja, yang kemudian ditambah terus sesuai dengan tingkat keuntungan.
Untuk tips bagi calon investor, Belvin menyarankan agar calon investor mempelajari juga tentang saham blue chip alias saham-saham unggulan di BEI.
Belvin menjelaskan bahwa blue chip adalah istilah pasar modal yang mengacu pada saham dari perusahaan besar yang memiliki pendapatan stabil dan liabilitas dalam jumlah tidak terlalu banyak.
Equity World
Potensi Net Sell Tinggi, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini! | Equity World
"Saran bagi yang ingin investasi cari yang blue chip itu didapat dari saham [yang masuk anggota] Indek LQ45 yang ROE rata-rata 4 tahunnya di atas 15%, laba stabil dan ekuitas bertumbuh. Saham blue chip biasanya akan memberikan dividen [keuntungan dari laba yang dibagikan kepada investor] secara reguler sekalipun bisnis berjalan lebih buruk dari biasanya," paparnya.
Selain itu, katanya, lakukanlah deposit 30% cash terlebih dahulu dari keseluruhan dana investor. "Setelah itu jika ada saham yang bagus belilah maksimal dana 10% dari total dana yang disetorkan [di deposit] dan jangan langsung dibelikan semua," katanya.
"Jika Anda sudah merasa mahir dalam bisnis ini maka lakukan top-upsecara berkala. Terakhir, bukalah komunikasi dengan komunitas saham agar Anda mendapatkan banyak informasi," kata Belvin.
Selasa, 13 Agustus 2019
Equity World | Harga Emas Turun Seiring Mencairnya Tensi Perang Dagang
Equity World | Harga Emas Turun Seiring Mencairnya Tensi Perang Dagang
Equity World | Harga emas turun 2 persen pada perdagangan Selasa (Rabu waktu Jakarta), berbalik arah dari sesi sebelumnya ketika mencapai puncaknya sejak 6 tahun terakhir. Ini setelah Amerika Serikat (AS) mengatakan akan menunda tarif pada beberapa produk China dan di tengah berita bahwa kedua belah pihak sepakat untuk melanjutkan pembicaraan perdagangan.
Mengutip CNBC, Rabu (14/8/2019) harga emas di pasar Spot turun 0,7 persen menjadi USD 1.501,36 per ounce, setelah sebelumnya mencapai level tertinggi sejak April 2013 di USD 1.534,31. Sementara harga emas berjangka AS turun 0,3 persen menjadi USD 1.512,6 per ounce.
Kantor Perwakilan Dagang AS mengatakan pemerintahan Trump akan menunda tarif 10 persen untuk produk-produk Cina tertentu, termasuk laptop dan ponsel, yang telah dijadwalkan mulai bulan depan.
"Pencairan, mungkin pertimbangan kembali atas tarif yang diusulkan baru-baru ini telah menguras panas dari reli (emas) untuk saat ini," kata Tai Wong, Kepala Perdagangan Derivatif Logam Mulia dan Dasar di BMO.
"Meskipun ini tidak secara dramatis meredupkan pandangan positif keseluruhan untuk harga emas, itu akan merusak momentumnya dalam jangka pendek," lanjut dia.
Saham AS berubah positif dan dolar naik di tengah kabar tersebut, dengan momentum lebih lanjut juga datang dari berita bahwa kedua belah pihak (AS dan China) telah sepakat untuk melakukan komunikasi telepon pada perdagangan dalam dua minggu ke depan.
Equity World
Sempat Turun Kemarin, Harga Emas Kembali Naik Rp 2.000 per Gram | Equity World
“Emas akan diperdagangkan dalam posisi defensif hingga dua minggu ke depan; akan ada beberapa pembelian di dips tetapi pergerakan eksplosif lebih tinggi yang telah kita lihat dalam dua minggu terakhir tidak diharapkan dengan pembicaraan perdagangan menggantung di pasar, "kata Bob Haberkorn, Ahli Strategi Pasar Senior di RJO Futures.
Kenaikan emas ke ketinggian lebih dari 6 tahun sebelumnya pada hari itu dipicu oleh kekalahan di peso Argentina dan pemrotes bentrok dengan polisi di bandara internasional Hong Kong, setelah penerbangan terganggu untuk hari kedua.
Fokus pasar sekarang adalah pada simposium tahunan The Federal Reserve AS pada pekan depan untuk petunjuk tentang lintasan suku bunga di masa depan. Pedagang melihat kemungkinan 91,2 persen dari penurunan suku bunga 25 basis poin oleh bank sentral AS September ini.
Equity World | Harga emas turun 2 persen pada perdagangan Selasa (Rabu waktu Jakarta), berbalik arah dari sesi sebelumnya ketika mencapai puncaknya sejak 6 tahun terakhir. Ini setelah Amerika Serikat (AS) mengatakan akan menunda tarif pada beberapa produk China dan di tengah berita bahwa kedua belah pihak sepakat untuk melanjutkan pembicaraan perdagangan.
Mengutip CNBC, Rabu (14/8/2019) harga emas di pasar Spot turun 0,7 persen menjadi USD 1.501,36 per ounce, setelah sebelumnya mencapai level tertinggi sejak April 2013 di USD 1.534,31. Sementara harga emas berjangka AS turun 0,3 persen menjadi USD 1.512,6 per ounce.
Kantor Perwakilan Dagang AS mengatakan pemerintahan Trump akan menunda tarif 10 persen untuk produk-produk Cina tertentu, termasuk laptop dan ponsel, yang telah dijadwalkan mulai bulan depan.
"Pencairan, mungkin pertimbangan kembali atas tarif yang diusulkan baru-baru ini telah menguras panas dari reli (emas) untuk saat ini," kata Tai Wong, Kepala Perdagangan Derivatif Logam Mulia dan Dasar di BMO.
"Meskipun ini tidak secara dramatis meredupkan pandangan positif keseluruhan untuk harga emas, itu akan merusak momentumnya dalam jangka pendek," lanjut dia.
Saham AS berubah positif dan dolar naik di tengah kabar tersebut, dengan momentum lebih lanjut juga datang dari berita bahwa kedua belah pihak (AS dan China) telah sepakat untuk melakukan komunikasi telepon pada perdagangan dalam dua minggu ke depan.
Equity World
Sempat Turun Kemarin, Harga Emas Kembali Naik Rp 2.000 per Gram | Equity World
“Emas akan diperdagangkan dalam posisi defensif hingga dua minggu ke depan; akan ada beberapa pembelian di dips tetapi pergerakan eksplosif lebih tinggi yang telah kita lihat dalam dua minggu terakhir tidak diharapkan dengan pembicaraan perdagangan menggantung di pasar, "kata Bob Haberkorn, Ahli Strategi Pasar Senior di RJO Futures.
Kenaikan emas ke ketinggian lebih dari 6 tahun sebelumnya pada hari itu dipicu oleh kekalahan di peso Argentina dan pemrotes bentrok dengan polisi di bandara internasional Hong Kong, setelah penerbangan terganggu untuk hari kedua.
Fokus pasar sekarang adalah pada simposium tahunan The Federal Reserve AS pada pekan depan untuk petunjuk tentang lintasan suku bunga di masa depan. Pedagang melihat kemungkinan 91,2 persen dari penurunan suku bunga 25 basis poin oleh bank sentral AS September ini.
Jumat, 09 Agustus 2019
Equity World | Menolak Merah! IHSG Melesat 1,42%, Saat Bursa Asia Kebakaran
Equity World | Menolak Merah! IHSG Melesat 1,42%, Saat Bursa Asia Kebakaran
Equity World | Dibuka menguat 0,59% pada perdagangan hari ini ke level 6.155,83, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus memperlebar penguatannya seiring dengan berjalannya waktu. Per akhir sesi satu, IHSG tercatat melejit 1,42% ke level 6.206,42.
IHSG berhasil melaju di zona hijau kala mayoritas bursa saham utama kawasan Asia justru terjebak di zona merah: indeks Nikkei turun 0,4%, indeks Hang Seng jatuh 0,3%, dan indeks Kospi melemah 0,3%.
Sejatinya, ada kabar positif bagi bursa saham Benua Kuning yakni asa terkait damai dagang AS-China yang sejatinya masih ada. Kemarin (6/8/2019) waktu setempat dalam wawancara dengan CNBC International, Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan bahwa Presiden AS Donald Trump masih terbuka untuk menandatangani kesepakatan dagang dengan China.
Jika kesepakatan dagang kedua negara bisa diteken, Kudlow menyebut bahwa akan ada fleksibilitas terkait dengan bea masuk terhadap produk impor asal China.
Seperti yang diketahui, pada hari Kamis (1/8/2019) Trump mengumumkan bahwa AS akan mengenakan bea masuk baru senilai 10% bagi produk impor asal China senilai US$ 300 miliar yang hingga kini belum terdampak perang dagang. Kebijakan ini akan mulai berlaku pada tanggal 1 September. Kacaunya lagi, Trump menyebut bahwa bea masuk baru tersebut bisa dinaikkan hingga menjadi di atas 25%.
"AS akan mulai, pada tanggal 1 September, mengenakan bea masuk tambahan dengan besaran yang kecil yakni 10% terhadap sisa produk impor asal China senilai US$ 300 miliar yang masuk ke negara kita," cuit Trump melalui akun @realDonaldTrump.
Pengumuman dari Trump ini datang pasca dirinya melakukan rapat dengan Menteri keuangan AS Steven Mnuchin dan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer terkait dengan hasil negosiasi di Shanghai pada pekan kemarin.
China pun tak terima dengan sikap Trump yang 'ngegas' tersebut. Kemarin pagi waktu setempat, China mengumumkan balasan terkait dengan bea masuk baru yang akan dieksekusi oleh AS pada awal September mendatang dengan mengonfirmasi pemberitaan bahwa perusahaan-perusahaan asal China akan berhenti membeli produk agrikultur asal AS.
Melansir CNBC International, seorang juru bicara untuk Kementerian Perdagangan China mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan asal Negeri Panda telah berhenti membeli produk agrikultur asal AS sebagai respons dari rencana Presiden AS Donald Trump untuk mengenakan bea masuk baru yang menyasar produk impor asal China senilai US$ 300 miliar.
Aksi jual di bursa saham Asia tetap dilakukan pada hari ini seiring dengan langkah yang diambil People's Bank of China (PBOC) selaku bank sentral China untuk terus menetapkan titik tengah yuan di level yang lebih lemah.
Equity World
Hampir seluruh bursa saham Asia menguat pada awal perdagangan hari ini | Equity World
Melansir CNBC International, PBOC menetapkan titik tengah yuan pada hari ini di level 6,9996/dolar AS, lebih lemah dibandingkan titik tengah pada perdagangan kemarin di level 6,9683/dolar AS. PBOC terus saja melemahkan yuan kala Kementerian Keuangan AS sudah melabeli China dengan julukan "manipulator mata uang".
Ditengarai, langkah PBOC yang terus saja melemahkan nilai tukar yuan dimaksudkan sebagai bentuk lain serangan balasan China terhadap bea masuk baru yang akan dieksekusi AS pada awal bulan depan. Ketika yuan melemah, maka produk ekspor China akan menjadi lebih murah sehingga permintaannya bisa meningkat.
Dikhawatirkan, langkah dari bank sentral China ini akan membuat AS semakin panas yang pada akhirnya akan berakibat pada kian sulitnya kedua negara untuk meneken kesepakatan dagang.
Di sisi lain, aksi beli di pasar saham tanah air dilakukan seiring dengan koreksi IHSG yang sudah begitu dalam. Sepanjang bulan Agustus (hingga perdagangan kemarin, 6/8/2019), IHSG selalu mencetak koreksi. Jika ditotal, koreksi IHSG dalam periode 1 hingga 6 Agustus adalah sebesar 4,24%.
Koreksi IHSG yang sudah begitu dalam praktis membuka ruang bagi pelaku pasar saham tanah air untuk melakukan aksi beli pada hari ini.
Equity World | Dibuka menguat 0,59% pada perdagangan hari ini ke level 6.155,83, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus memperlebar penguatannya seiring dengan berjalannya waktu. Per akhir sesi satu, IHSG tercatat melejit 1,42% ke level 6.206,42.
IHSG berhasil melaju di zona hijau kala mayoritas bursa saham utama kawasan Asia justru terjebak di zona merah: indeks Nikkei turun 0,4%, indeks Hang Seng jatuh 0,3%, dan indeks Kospi melemah 0,3%.
Sejatinya, ada kabar positif bagi bursa saham Benua Kuning yakni asa terkait damai dagang AS-China yang sejatinya masih ada. Kemarin (6/8/2019) waktu setempat dalam wawancara dengan CNBC International, Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan bahwa Presiden AS Donald Trump masih terbuka untuk menandatangani kesepakatan dagang dengan China.
Jika kesepakatan dagang kedua negara bisa diteken, Kudlow menyebut bahwa akan ada fleksibilitas terkait dengan bea masuk terhadap produk impor asal China.
Seperti yang diketahui, pada hari Kamis (1/8/2019) Trump mengumumkan bahwa AS akan mengenakan bea masuk baru senilai 10% bagi produk impor asal China senilai US$ 300 miliar yang hingga kini belum terdampak perang dagang. Kebijakan ini akan mulai berlaku pada tanggal 1 September. Kacaunya lagi, Trump menyebut bahwa bea masuk baru tersebut bisa dinaikkan hingga menjadi di atas 25%.
"AS akan mulai, pada tanggal 1 September, mengenakan bea masuk tambahan dengan besaran yang kecil yakni 10% terhadap sisa produk impor asal China senilai US$ 300 miliar yang masuk ke negara kita," cuit Trump melalui akun @realDonaldTrump.
Pengumuman dari Trump ini datang pasca dirinya melakukan rapat dengan Menteri keuangan AS Steven Mnuchin dan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer terkait dengan hasil negosiasi di Shanghai pada pekan kemarin.
China pun tak terima dengan sikap Trump yang 'ngegas' tersebut. Kemarin pagi waktu setempat, China mengumumkan balasan terkait dengan bea masuk baru yang akan dieksekusi oleh AS pada awal September mendatang dengan mengonfirmasi pemberitaan bahwa perusahaan-perusahaan asal China akan berhenti membeli produk agrikultur asal AS.
Melansir CNBC International, seorang juru bicara untuk Kementerian Perdagangan China mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan asal Negeri Panda telah berhenti membeli produk agrikultur asal AS sebagai respons dari rencana Presiden AS Donald Trump untuk mengenakan bea masuk baru yang menyasar produk impor asal China senilai US$ 300 miliar.
Aksi jual di bursa saham Asia tetap dilakukan pada hari ini seiring dengan langkah yang diambil People's Bank of China (PBOC) selaku bank sentral China untuk terus menetapkan titik tengah yuan di level yang lebih lemah.
Equity World
Hampir seluruh bursa saham Asia menguat pada awal perdagangan hari ini | Equity World
Melansir CNBC International, PBOC menetapkan titik tengah yuan pada hari ini di level 6,9996/dolar AS, lebih lemah dibandingkan titik tengah pada perdagangan kemarin di level 6,9683/dolar AS. PBOC terus saja melemahkan yuan kala Kementerian Keuangan AS sudah melabeli China dengan julukan "manipulator mata uang".
Ditengarai, langkah PBOC yang terus saja melemahkan nilai tukar yuan dimaksudkan sebagai bentuk lain serangan balasan China terhadap bea masuk baru yang akan dieksekusi AS pada awal bulan depan. Ketika yuan melemah, maka produk ekspor China akan menjadi lebih murah sehingga permintaannya bisa meningkat.
Dikhawatirkan, langkah dari bank sentral China ini akan membuat AS semakin panas yang pada akhirnya akan berakibat pada kian sulitnya kedua negara untuk meneken kesepakatan dagang.
Di sisi lain, aksi beli di pasar saham tanah air dilakukan seiring dengan koreksi IHSG yang sudah begitu dalam. Sepanjang bulan Agustus (hingga perdagangan kemarin, 6/8/2019), IHSG selalu mencetak koreksi. Jika ditotal, koreksi IHSG dalam periode 1 hingga 6 Agustus adalah sebesar 4,24%.
Koreksi IHSG yang sudah begitu dalam praktis membuka ruang bagi pelaku pasar saham tanah air untuk melakukan aksi beli pada hari ini.
Kamis, 08 Agustus 2019
PT Equityworld | Investor Semakin Cemas Currency War, Wall Street Amblas Lagi
PT Equityworld | Investor Semakin Cemas Currency War, Wall Street Amblas Lagi
PT Equityworld | Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street amblas lagi pada perdagangan Rabu (7/8/19) akibat kecemasan akan curreny war atau perang dagang semakin menguat. Hal tersebut tercermin dari menguatnya aset-aset aman seperti emas dan obligasi.
Harga emas spot hari ini menembus US$ 1.500/troy ounce, sementara imbal hasil (yield) obligasi AS tenor 10 tahun turun ke level 1,63% terendah sejak 2016. Pergerakan yield berbanding terbalik dengan harganya, jika harga menguat yield akan bergerak turun. Kenaikan harga obligasi berarti permintaannya sedang tinggi.
Di awal perdagangan, indeks Dow Jones amblas lebih dari 400 poin atau 1,6% ke level 25.612,01, sementara S&P 500 dan Nasdaq masing-masing anjlok 1,3% dan 1,2%.
Kecemasan pelaku pasar akan pelambatan ekonomi muncul eskalasi perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan China, plus potensi perang mata uang. Kombinasi dua hal tersebut bahkan dikatakan dapat memicu resesi seperti Great Depression yang melanda AS di tahun 1930an.
Adalah profesor ekonomi di Cornell University, Stephen Charles Kyle, yang mengatakan potensi kenaikan tarif impor dan depresiasi mata uang mempercepat langkah ekonomi memasuki Great Depression pada tahun 1930.
"Kita bahkan tidak ingin berada pada langkah awal di jalur ini. Inilah yang persis terjadi saat Great Depression 1930: setiap negara menaikkan tarif impor, dan bersaing dengan mitra dagangnya dengan mendepresiasi nilai tukar mata uangnya. Beberapa tahun setelahnya, berdagangan global hampir berhenti total" kata Kyle sebagaimana dikutip Washington Post.
Pemerintah AS sudah coba meredam kecemasan pelaku pasar. Mengutip Reuters, AS dikabarkan siap untuk kembali bernegosiasi dengan China di Washington awal bulan depan.
"Beliau (Presiden AS Donald Trump) ingin membuat kesepakatan dan melanjutkan negosiasi. Harus ada dua orang untuk menari tango," kata Lawrence 'Larry' Kudlow, Penasihat Ekonomi Gedung Putih.
Bahkan Kudlow mengungkapkan AS siap untuk mengkaji ulang kebijakan bea masuk jika dialog dagang dengan China membuahkan hasil yang memuaskan. "Situasi bisa berubah mengenai kebijakan bea masuk. Bapak Presiden terbuka terhadap perubahan, jika pembicaraan dengan China positif," paparnya.
Namun, sepertinya AS masih "menari tango" sendiri, China belum merespon niat baik tersebut. Malah Bank Sentral China (People's Bank of China/PBoC) kembali menentapkan nilai tengah yuan lebih lemah dari sebelumnya.
PT Equityworld
Masih Ada Jalan Damai Dagang, Wall Street Menguat Tipis | PT Equityworld
PBoC hari ini menetapkan kurs yuan di level 6,9996/US$ sedikit di bawah level 7/US$, tetapi sekali lagi mekanisme pasar membuat kurs yuan kembali ke atas 7/US$.
Sebagai informasi PBoC setiap hari menetapkan nilai tengah yuan, dan membiarkannya bergerak menguat atau melemah maksimal 2% dari nilai tengah.
Pada awal pekan lalu, PBoC mengejutkan pasar dengan mendepresiasi kurs yuan secara signifikan, hingga ke level terlemah 11 tahun. Hal tersebut membuat para investor cemas akan terjadinya perang mata uang.
Hingga hari ini PBoC terus melemahkan nilai tukar yuan di kurs tengah, dan besok bisa jadi penentuan apakah kurs yuan akan ditetapkan di atas 7/US$ atau tidak. Jika ditetapkan di atas level tersebut, kecemasan akan perang mata uang akan semakin meningkat dan bursa saham akan terus berguguran.
PT Equityworld | Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street amblas lagi pada perdagangan Rabu (7/8/19) akibat kecemasan akan curreny war atau perang dagang semakin menguat. Hal tersebut tercermin dari menguatnya aset-aset aman seperti emas dan obligasi.
Harga emas spot hari ini menembus US$ 1.500/troy ounce, sementara imbal hasil (yield) obligasi AS tenor 10 tahun turun ke level 1,63% terendah sejak 2016. Pergerakan yield berbanding terbalik dengan harganya, jika harga menguat yield akan bergerak turun. Kenaikan harga obligasi berarti permintaannya sedang tinggi.
Di awal perdagangan, indeks Dow Jones amblas lebih dari 400 poin atau 1,6% ke level 25.612,01, sementara S&P 500 dan Nasdaq masing-masing anjlok 1,3% dan 1,2%.
Kecemasan pelaku pasar akan pelambatan ekonomi muncul eskalasi perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan China, plus potensi perang mata uang. Kombinasi dua hal tersebut bahkan dikatakan dapat memicu resesi seperti Great Depression yang melanda AS di tahun 1930an.
Adalah profesor ekonomi di Cornell University, Stephen Charles Kyle, yang mengatakan potensi kenaikan tarif impor dan depresiasi mata uang mempercepat langkah ekonomi memasuki Great Depression pada tahun 1930.
"Kita bahkan tidak ingin berada pada langkah awal di jalur ini. Inilah yang persis terjadi saat Great Depression 1930: setiap negara menaikkan tarif impor, dan bersaing dengan mitra dagangnya dengan mendepresiasi nilai tukar mata uangnya. Beberapa tahun setelahnya, berdagangan global hampir berhenti total" kata Kyle sebagaimana dikutip Washington Post.
Pemerintah AS sudah coba meredam kecemasan pelaku pasar. Mengutip Reuters, AS dikabarkan siap untuk kembali bernegosiasi dengan China di Washington awal bulan depan.
"Beliau (Presiden AS Donald Trump) ingin membuat kesepakatan dan melanjutkan negosiasi. Harus ada dua orang untuk menari tango," kata Lawrence 'Larry' Kudlow, Penasihat Ekonomi Gedung Putih.
Bahkan Kudlow mengungkapkan AS siap untuk mengkaji ulang kebijakan bea masuk jika dialog dagang dengan China membuahkan hasil yang memuaskan. "Situasi bisa berubah mengenai kebijakan bea masuk. Bapak Presiden terbuka terhadap perubahan, jika pembicaraan dengan China positif," paparnya.
Namun, sepertinya AS masih "menari tango" sendiri, China belum merespon niat baik tersebut. Malah Bank Sentral China (People's Bank of China/PBoC) kembali menentapkan nilai tengah yuan lebih lemah dari sebelumnya.
PT Equityworld
Masih Ada Jalan Damai Dagang, Wall Street Menguat Tipis | PT Equityworld
PBoC hari ini menetapkan kurs yuan di level 6,9996/US$ sedikit di bawah level 7/US$, tetapi sekali lagi mekanisme pasar membuat kurs yuan kembali ke atas 7/US$.
Sebagai informasi PBoC setiap hari menetapkan nilai tengah yuan, dan membiarkannya bergerak menguat atau melemah maksimal 2% dari nilai tengah.
Pada awal pekan lalu, PBoC mengejutkan pasar dengan mendepresiasi kurs yuan secara signifikan, hingga ke level terlemah 11 tahun. Hal tersebut membuat para investor cemas akan terjadinya perang mata uang.
Hingga hari ini PBoC terus melemahkan nilai tukar yuan di kurs tengah, dan besok bisa jadi penentuan apakah kurs yuan akan ditetapkan di atas 7/US$ atau tidak. Jika ditetapkan di atas level tersebut, kecemasan akan perang mata uang akan semakin meningkat dan bursa saham akan terus berguguran.
Rabu, 07 Agustus 2019
Equityworld Futures | Setelah Babak Belur Di Awal Pekan, Wall Street Kini Menghijau
Equityworld Futures | Setelah Babak Belur Di Awal Pekan, Wall Street Kini Menghijau
Equityworld Futures | Bursa saham Amerika Serikat (AS) rebound pada perdagangan Selasa (6/8/19) setelah babak belur pada perdagangan Senin kemarin. Meredanya kecemasan akan perang mata uang membuat Wall Street bisa bernafas.
Indeks Dow Jones dibuka menguat 0,8% setelah anjlok 2,9% Senin kemarin. Sementara S&P 500 dan Nasdaq menguat masing-masing 0,8% dan 1,4%. S&P 500 Senin kemarin juga anjlok hampir 3% sementara Nasdaq lebih dari 3%.
Sepanjang Senin kemarin pasar finansial dicemaskan oleh langkah Bank Sentral China (People's Bank of China/PBoC) yang mendepresiasi nilai tukar yuan hingga ke level terlemah 11 tahun. Saat itu PBoC mematok nilai kurs yuan 6,9225/US$ atau yang terlemah sejak Desember 2018, setelahnya mekanisme pasar membuat yuan terus melemah diperdagangkan di level 7,0470/US$.
Akibat kebijakan dari PBoC tersebut, Departemen Keuangan AS menetapkan China sebagai manipulator mata uang. Penetapan negara sebagai manipulator mata uang sebelumnya tidak pernah ada sejak pemerintahan Bill Clinton.
"Menteri Mnuchin, di bawah pemerintahan Presiden Trump hari ini telah menetapkan China sebagai Manipulator Mata Uang" pernyataan dari rilis Departemen Keuangan AS, sebagaimana dikutip CNBC International. "Dengan demikian, Menteri Mnuchin akan bekerjasama dengan Dana Moneter International (IMF) untuk menghilangkan keunggulan kompetitif yang tidak adil yang diciptakan oleh China melalui kebijakan terbarunya"
Equityworld Futures
Wall Street menguat lebih dari 1% setelah China menstabilkan yuan | Equityworld Futures
"Sebagai konsekuensi dari tindakan ini, Menteri Keuangan Steven Mnuchin akan meminta Dana Moneter Internasional (IMF) untuk menindak kompetisi tidak adil yang dilakukan oleh China," demikian bunyi pernyataan resmi Kementerian Keuangan AS.
Kurs yuan 7/US$ dikatakan sebagai level kritis, dimana sejak krisis finansial PBoC selalu menjaga nilai tukar mata uangnya agar selalu di bawah level tersebut.
Pada hari ini, PBoC menetapkan nilai tukar yuan lebih kuat di level 6.9683/US$, masih di bawah level kritis sehingga pasar sedikit lega China tidak menggunakan mata uangnya sebagai senjata dalam menghadapi perang dagang dengan AS.
Equityworld Futures | Bursa saham Amerika Serikat (AS) rebound pada perdagangan Selasa (6/8/19) setelah babak belur pada perdagangan Senin kemarin. Meredanya kecemasan akan perang mata uang membuat Wall Street bisa bernafas.
Indeks Dow Jones dibuka menguat 0,8% setelah anjlok 2,9% Senin kemarin. Sementara S&P 500 dan Nasdaq menguat masing-masing 0,8% dan 1,4%. S&P 500 Senin kemarin juga anjlok hampir 3% sementara Nasdaq lebih dari 3%.
Sepanjang Senin kemarin pasar finansial dicemaskan oleh langkah Bank Sentral China (People's Bank of China/PBoC) yang mendepresiasi nilai tukar yuan hingga ke level terlemah 11 tahun. Saat itu PBoC mematok nilai kurs yuan 6,9225/US$ atau yang terlemah sejak Desember 2018, setelahnya mekanisme pasar membuat yuan terus melemah diperdagangkan di level 7,0470/US$.
Akibat kebijakan dari PBoC tersebut, Departemen Keuangan AS menetapkan China sebagai manipulator mata uang. Penetapan negara sebagai manipulator mata uang sebelumnya tidak pernah ada sejak pemerintahan Bill Clinton.
"Menteri Mnuchin, di bawah pemerintahan Presiden Trump hari ini telah menetapkan China sebagai Manipulator Mata Uang" pernyataan dari rilis Departemen Keuangan AS, sebagaimana dikutip CNBC International. "Dengan demikian, Menteri Mnuchin akan bekerjasama dengan Dana Moneter International (IMF) untuk menghilangkan keunggulan kompetitif yang tidak adil yang diciptakan oleh China melalui kebijakan terbarunya"
Equityworld Futures
Wall Street menguat lebih dari 1% setelah China menstabilkan yuan | Equityworld Futures
"Sebagai konsekuensi dari tindakan ini, Menteri Keuangan Steven Mnuchin akan meminta Dana Moneter Internasional (IMF) untuk menindak kompetisi tidak adil yang dilakukan oleh China," demikian bunyi pernyataan resmi Kementerian Keuangan AS.
Kurs yuan 7/US$ dikatakan sebagai level kritis, dimana sejak krisis finansial PBoC selalu menjaga nilai tukar mata uangnya agar selalu di bawah level tersebut.
Pada hari ini, PBoC menetapkan nilai tukar yuan lebih kuat di level 6.9683/US$, masih di bawah level kritis sehingga pasar sedikit lega China tidak menggunakan mata uangnya sebagai senjata dalam menghadapi perang dagang dengan AS.
Selasa, 06 Agustus 2019
Equity World | Wall Street Anjlok Akibat China Biarkan Nilai Yuan Merosot
Equity World | Wall Street Anjlok Akibat China Biarkan Nilai Yuan Merosot
Equity World | Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street merosot tajam pada penutupan perdagangan Senin (6/8).
Hal itu disebabkan oleh China yang membiarkan mata uangnya, yuan, terus merosot sebagai respons ucapan Presiden AS Donald Trump yang berencana mengenakan tarif sebesar 10 persen pada produk impor dari China
Dilansir Reuters, Selasa (6/8), Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 505,65 poin atau 1,91 persen menjadi 25.979,36, indeks S&P 500 (SPX) turun 59,19 poin atau 2,02 persen menjadi 2.872,86. Indeks Nasdaq Composite (IXIC) turun 213,46 poin, atau 2,67 persen menjadi 7.790,61.
Begitupun seluruh sektor indeks S&P berada di zona merah. Sektor teknologi S&P yang paling terdampak, di mana tercatat jatuh sebesar 3,2 persen.
Nilai yuan yang merosot ke level terendahnya 7 per dolar AS dalam lebih satu dekade terakhir, dinilai Trump sebagai pelanggaran besar. Sebab China dianggap membiarkan hal tersebut.
Equity World
Wall Street Dibuka Anjlok Imbas China Membalas Tarif Impor AS | Equity World
Dampak melemahnya yuan membuat ekspor China menjadi terlalu murah, merugikan pesaing asing dan membuat surplus perdagangan Beijing makin melebar.
"Tren Perdagangan terus menuju ke arah yang salah. Sebagai pembalasan atas tarif baru, China membiarkan yuan bergerak ke level terendah," kata Analis Pasar LPL Financial, Ryan Detrick di Charlotte, North Carolina.
Adapun ucapan Donald Trump mengenai rencana pengenaan tarif 10 persen untuk impor China senilai USD 300 miliar mulai bulan depan, disampaikan pada Kamis pekan lalu.
Kebijakan tersebut berimbas pada jatuhnya pasar global dan investor melarikan diri ke tempat yang aman, yakni Treasury AS, emas, dan yen Jepang.
"Presiden memainkan permainan yang sangat berisiko di sini," imbuh Kepala Strategi Investasi Slatestone Wealth Llc, Robert Pavlik di New York.
Equity World | Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street merosot tajam pada penutupan perdagangan Senin (6/8).
Hal itu disebabkan oleh China yang membiarkan mata uangnya, yuan, terus merosot sebagai respons ucapan Presiden AS Donald Trump yang berencana mengenakan tarif sebesar 10 persen pada produk impor dari China
Dilansir Reuters, Selasa (6/8), Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 505,65 poin atau 1,91 persen menjadi 25.979,36, indeks S&P 500 (SPX) turun 59,19 poin atau 2,02 persen menjadi 2.872,86. Indeks Nasdaq Composite (IXIC) turun 213,46 poin, atau 2,67 persen menjadi 7.790,61.
Begitupun seluruh sektor indeks S&P berada di zona merah. Sektor teknologi S&P yang paling terdampak, di mana tercatat jatuh sebesar 3,2 persen.
Nilai yuan yang merosot ke level terendahnya 7 per dolar AS dalam lebih satu dekade terakhir, dinilai Trump sebagai pelanggaran besar. Sebab China dianggap membiarkan hal tersebut.
Equity World
Wall Street Dibuka Anjlok Imbas China Membalas Tarif Impor AS | Equity World
Dampak melemahnya yuan membuat ekspor China menjadi terlalu murah, merugikan pesaing asing dan membuat surplus perdagangan Beijing makin melebar.
"Tren Perdagangan terus menuju ke arah yang salah. Sebagai pembalasan atas tarif baru, China membiarkan yuan bergerak ke level terendah," kata Analis Pasar LPL Financial, Ryan Detrick di Charlotte, North Carolina.
Adapun ucapan Donald Trump mengenai rencana pengenaan tarif 10 persen untuk impor China senilai USD 300 miliar mulai bulan depan, disampaikan pada Kamis pekan lalu.
Kebijakan tersebut berimbas pada jatuhnya pasar global dan investor melarikan diri ke tempat yang aman, yakni Treasury AS, emas, dan yen Jepang.
"Presiden memainkan permainan yang sangat berisiko di sini," imbuh Kepala Strategi Investasi Slatestone Wealth Llc, Robert Pavlik di New York.
Senin, 05 Agustus 2019
PT Equityworld | Sudah Tiga Kali Beri Peringatan, BEI Bekukan Saham AirAsia Indonesia
PT Equityworld | Sudah Tiga Kali Beri Peringatan, BEI Bekukan Saham AirAsia Indonesia
PT Equityworld | Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan saham PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP).
Penghentian ini dilakukan karena maskapai penerbangan asal Malaysia ini tak memenuhi kewajiban pemenuhan yang ditetapkan BEI.
"Berdasarkan pemantauan BEI hingga 30 Juni 2019, perseroan belum memenuhi ketentuan V.I Peraturan Bursa No.I-A Atas dasar hal tersebut Bursa melakukan penghentian sementara perdagangan efek PT AirAsia Indonesia Tbk di pasar reguler dan pasar tunai sejak sesi I perdagangan efek tanggal 5 Agustus 2019," tulis pengumuman tersebut, dikutip, Senin (5/9/2019).
Ketentuan bursa efek V.I No.I-A adalah tentang pencatatan saham Tambahan yang berasal dari Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu atau Rigts Issue.
Ada beberapa ketentuan misalnya penetapan harga pelaksanaan saham baru yang dikeluarkan, penawaran umum saham hingga perdagangan saham sejak tanggal pencatatan.
Bursa Efek Indonesia juga telah memberikan peringatan tertulis III dan denda kepada PT AirAsia Indonesia Tbk atas belum terpenuhinya ketentuan tersebut dan memberikan batas waktu untuk memenuhi ketentua tersebut sampai dengan tanggal 30 Juni 2019.
Sebelumnya PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP) masih menderita kerugian. Hingga kuartal I-2019 maskapai alas Malaysia ini masih menderita kerugian hingga Rp 93,79 miliar.
PT Equityworld
Ekonomi Lesu & IHSG Jatuh, Saham-saham Big Cap Berguguran! | PT Equityworld
Dari sisi pendapatan usaha AirAsia Indonesia sebenarnya naik cukup signifikan. Tercatat pendapatan usaha naik 58% dari Rp 843 miliar menjadi Rp 1,33 triliun. "Revenue naik sebesar 58% melonjak (jadi) Rp 1,3 triliun. Tentunya dari sisi EBITDA kami mengalami perbaikan," kata Direktur Utama AirAsia Indonesia Dendy Kurniawan.
Sayangnya, beban usaha perusahaan juga ikut meningkat. Beban usaha tercatat naik dari Rp 1,12 triliun menjadi Rp 1,4 triliun.
Kenaikan beban usaha itu didorong paling besar dari bahan bakar. Biaya bahan bakar AirAsia Indonesia di kuartal I-2019 naik dari Rp 361,3 miliar di periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 576,5 miliar.
PT Equityworld | Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan saham PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP).
Penghentian ini dilakukan karena maskapai penerbangan asal Malaysia ini tak memenuhi kewajiban pemenuhan yang ditetapkan BEI.
"Berdasarkan pemantauan BEI hingga 30 Juni 2019, perseroan belum memenuhi ketentuan V.I Peraturan Bursa No.I-A Atas dasar hal tersebut Bursa melakukan penghentian sementara perdagangan efek PT AirAsia Indonesia Tbk di pasar reguler dan pasar tunai sejak sesi I perdagangan efek tanggal 5 Agustus 2019," tulis pengumuman tersebut, dikutip, Senin (5/9/2019).
Ketentuan bursa efek V.I No.I-A adalah tentang pencatatan saham Tambahan yang berasal dari Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu atau Rigts Issue.
Ada beberapa ketentuan misalnya penetapan harga pelaksanaan saham baru yang dikeluarkan, penawaran umum saham hingga perdagangan saham sejak tanggal pencatatan.
Bursa Efek Indonesia juga telah memberikan peringatan tertulis III dan denda kepada PT AirAsia Indonesia Tbk atas belum terpenuhinya ketentuan tersebut dan memberikan batas waktu untuk memenuhi ketentua tersebut sampai dengan tanggal 30 Juni 2019.
Sebelumnya PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP) masih menderita kerugian. Hingga kuartal I-2019 maskapai alas Malaysia ini masih menderita kerugian hingga Rp 93,79 miliar.
PT Equityworld
Ekonomi Lesu & IHSG Jatuh, Saham-saham Big Cap Berguguran! | PT Equityworld
Dari sisi pendapatan usaha AirAsia Indonesia sebenarnya naik cukup signifikan. Tercatat pendapatan usaha naik 58% dari Rp 843 miliar menjadi Rp 1,33 triliun. "Revenue naik sebesar 58% melonjak (jadi) Rp 1,3 triliun. Tentunya dari sisi EBITDA kami mengalami perbaikan," kata Direktur Utama AirAsia Indonesia Dendy Kurniawan.
Sayangnya, beban usaha perusahaan juga ikut meningkat. Beban usaha tercatat naik dari Rp 1,12 triliun menjadi Rp 1,4 triliun.
Kenaikan beban usaha itu didorong paling besar dari bahan bakar. Biaya bahan bakar AirAsia Indonesia di kuartal I-2019 naik dari Rp 361,3 miliar di periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 576,5 miliar.
Jumat, 02 Agustus 2019
Equityworld Futures | Siang Ini, Bursa Asia Dilanda Aksi Jual
Equityworld Futures | Siang Ini, Bursa Asia Dilanda Aksi Jual
Equityworld Futures | Bursa saham regional Asia pada sesi siang ini Jumat (2/8/2019) bervariasi dengan kecenderungan melemah atau dilanda aksi jual.
Mengacu data Bloomberg, hingga siang ini indeks Asia Pasifik di luar Jepang, MSCI index pukul 13.40 WIB turun 21,22 poin (1,83 persen) mencapai 1.174,1. Sementara indeks Nikkei 225 Jepang melemah 453,1 (2,11 persen) mencapai 21.087 poin, Shanghai SE composite di Tiongkok turun 42,55 poin (1,45 persen) mencapai 2.866.
Equityworld Futures
Hari Ini, Harga Emas Antam Naik Rp 14.000 Jadi Rp 717.000 | Equityworld Futures
Adapun indeks Hang Seng di Hong Kong turun 594,9 (2,16 persen) mencapai 26.970, sedangkan Kospi di Korea Selatan melemah 19,88 (0,95 persen) mencapai 1.998.
Sementara bursa Malaysia KLCI melemah 10,68 poin (0,64 persen) mencapai 1.628,3, Straits Times Index Singapura di jam yang sama turun 26,2 (0,80 persen) mencapai 3.265,1, bursa Thailand Thai set 50 index melemah 16,6 poin (1,43 persen) mencapai 1.108,41, bursa Filipina melemah 43,6 poin (0,54 persen) menjadi 8.054.
Equityworld Futures | Bursa saham regional Asia pada sesi siang ini Jumat (2/8/2019) bervariasi dengan kecenderungan melemah atau dilanda aksi jual.
Mengacu data Bloomberg, hingga siang ini indeks Asia Pasifik di luar Jepang, MSCI index pukul 13.40 WIB turun 21,22 poin (1,83 persen) mencapai 1.174,1. Sementara indeks Nikkei 225 Jepang melemah 453,1 (2,11 persen) mencapai 21.087 poin, Shanghai SE composite di Tiongkok turun 42,55 poin (1,45 persen) mencapai 2.866.
Equityworld Futures
Hari Ini, Harga Emas Antam Naik Rp 14.000 Jadi Rp 717.000 | Equityworld Futures
Adapun indeks Hang Seng di Hong Kong turun 594,9 (2,16 persen) mencapai 26.970, sedangkan Kospi di Korea Selatan melemah 19,88 (0,95 persen) mencapai 1.998.
Sementara bursa Malaysia KLCI melemah 10,68 poin (0,64 persen) mencapai 1.628,3, Straits Times Index Singapura di jam yang sama turun 26,2 (0,80 persen) mencapai 3.265,1, bursa Thailand Thai set 50 index melemah 16,6 poin (1,43 persen) mencapai 1.108,41, bursa Filipina melemah 43,6 poin (0,54 persen) menjadi 8.054.
Equity World | Bursa Siang: Perang Dagang Benamkan Market Asia, Termasuk IHSG
Equity World | Bursa Siang: Perang Dagang Benamkan Market Asia, Termasuk IHSG
Equity World | Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) terkoreksi lagi pada akhir perdagangan sesi pagi hari Jumat (02/8). Indeks melemah -53 poin (-0,82%) ke level 6.329.
Indeks LQ45 -1,10% ke 1.005. Indeks IDX30 -1,00% ke level 550. IDX80 -1,20% ke 142. Indeks JII -1,12% ke posisi 682. Indeks Kompas100 -1,10% ke 1.286. Indeks Sri Kehati -0,91 persen ke 401 dan Indeks SMInfra18 -1,38 persen ke level 341.
Pasar saham domestik mengekor pelemahan yang terjadi di bursa saham regional Asia dan Pasifik. Hal ini terjadi setelah secara tak terduga AS mengumumkan tarif impor baru terhadap produk asal China. Tarif impor baru tersebut akan mulai berlaku pada 1 September mendatang.
Saham-saham teraktif: MNCN
, MAMI
, POSA
, KPAL
, SRIL
, RAJA
, TLKM
.
Saham-saham top gainers LQ45: ICBP
, BTPS
, ERAA
.
Saham-saham top losers LQ45: UNTR
, TLKM
, ASII
, BBCA
, BBRI
, PTBA
, LPPF
.
Nilai transaksi mencapai Rp3,70 triliun. Volume trading sebanyak 83,87 juta lot saham. Investor asing membukukan jual bersih -Rp249,26 miliar.
Nilai tukar rupiah melemah -0,82% di level Rp14.225 terhadap USD (11.30 am).
Bursa Asia
Market saham Asia lanjut melemah di sesi pagi pada perdagangan hari Jumat (02/8). Secara mengejutkan AS mengumumkan tarif impor terhadap barang-barang China sehingga meningkatkan tensi perang dagang AS vs China. Presiden AS Donald Trump mengatakan AS memberlakukan tarif impor lainnya sebesar 10 persen terhadap produk China senilai USD300 miliar mulai 1 September mendatang.
Indeks MSCI Asia Pasifik (tidak termasuk bursa Jepang) melemah 1,7 persen.
"Tidak jelas apa yang menyebabkan serangan perang dagang Trump. Meskipun mengkhawatirkan bagi ekonomi global. tampaknya Trump telah melakukan segalanya dan berharap China menyerah pada tuntutan AS," kata Tapas Strickland, Analis National Australia Bank seperti dikutip CNBC .
Di bursa saham Jepang, Indeks Nikkei 225 turun signifikan pada sesi perdagangan siang yang masih berlangsung. Indeks Topix melemah sebesar 2,56 persen. .
Indeks bursa saham China bergerak melemah di akhir sesi pagi. Indeks Shenzhen Component drop 1,9 persen dan Indeks Shenzhen Composite ke zona merah, turun, 1,947 persen.
Sedangkan Indeks Hang Seng di bursa saham Hong Kong juga terdorong ke pelemahan. Indeks Hang Seng turun seiring pelemahan saham unggulan Tencent yang melorot 2,92 persen.
Sementara Indeks Kospi di bursa Korsel berkurang 0,9 persen. Indeks ASX200 di pasar saham Australia melemah 0,37 persen walaupun data terdapat sentimen positif penjualan ritel naik tertinggi dalam 4 bulan terakhir.
Di pasar finansial, Indeks dolar AS melemah ke level 98,411 dibandingkan sesi kemarin pada posisi 98,5. Nilai tukar yen melorot ke posisi 109,2 terhadap USD dibanding posisi sesi kemarin di level 107,03. Dolar Australia drop ke posisi $0,6807 dibanding sesi sebelumnya di level $0,684.
Indeks Nikkei 225 (Jepang) -2,60% ke level 20.981 (11.30 am).
Indeks Shanghai (China) -1,68% ke level 2.859 (break).
Indeks Hang Seng (Hong Kong) -2,37% pada level 26.913 (break).
Indeks Straits Times (Singapura) -0,73% ke level 3.267 (11.30 am).
Equity World
Lompat Rp 14.500, Harga Emas Antam Jadi Rp 717.000/Gram | Equity World
Minyak
Harga minyak menguat pada sesi pagi perdagangan hari Jumat (02/8) di bursa komoditas Asia. Minyak rebound dari koreksi turun terburuk dalam setahun terakhir setelah Presiden AS Donald Trump berniat memberlakukan tarif lebih besar terhadap barang impor asal China sehingga perang dagang kedua negara makin intensif.
Minyak WTI naik 2 persen ke harga USD 55,01 per barel. Minyak Brent menguat 2,5 persen ke harga USD 62,01 per barel (pukul 04.07 GMT).
Equity World | Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) terkoreksi lagi pada akhir perdagangan sesi pagi hari Jumat (02/8). Indeks melemah -53 poin (-0,82%) ke level 6.329.
Indeks LQ45 -1,10% ke 1.005. Indeks IDX30 -1,00% ke level 550. IDX80 -1,20% ke 142. Indeks JII -1,12% ke posisi 682. Indeks Kompas100 -1,10% ke 1.286. Indeks Sri Kehati -0,91 persen ke 401 dan Indeks SMInfra18 -1,38 persen ke level 341.
Pasar saham domestik mengekor pelemahan yang terjadi di bursa saham regional Asia dan Pasifik. Hal ini terjadi setelah secara tak terduga AS mengumumkan tarif impor baru terhadap produk asal China. Tarif impor baru tersebut akan mulai berlaku pada 1 September mendatang.
Saham-saham teraktif: MNCN
, MAMI
, POSA
, KPAL
, SRIL
, RAJA
, TLKM
.
Saham-saham top gainers LQ45: ICBP
, BTPS
, ERAA
.
Saham-saham top losers LQ45: UNTR
, TLKM
, ASII
, BBCA
, BBRI
, PTBA
, LPPF
.
Nilai transaksi mencapai Rp3,70 triliun. Volume trading sebanyak 83,87 juta lot saham. Investor asing membukukan jual bersih -Rp249,26 miliar.
Nilai tukar rupiah melemah -0,82% di level Rp14.225 terhadap USD (11.30 am).
Bursa Asia
Market saham Asia lanjut melemah di sesi pagi pada perdagangan hari Jumat (02/8). Secara mengejutkan AS mengumumkan tarif impor terhadap barang-barang China sehingga meningkatkan tensi perang dagang AS vs China. Presiden AS Donald Trump mengatakan AS memberlakukan tarif impor lainnya sebesar 10 persen terhadap produk China senilai USD300 miliar mulai 1 September mendatang.
Indeks MSCI Asia Pasifik (tidak termasuk bursa Jepang) melemah 1,7 persen.
"Tidak jelas apa yang menyebabkan serangan perang dagang Trump. Meskipun mengkhawatirkan bagi ekonomi global. tampaknya Trump telah melakukan segalanya dan berharap China menyerah pada tuntutan AS," kata Tapas Strickland, Analis National Australia Bank seperti dikutip CNBC .
Di bursa saham Jepang, Indeks Nikkei 225 turun signifikan pada sesi perdagangan siang yang masih berlangsung. Indeks Topix melemah sebesar 2,56 persen. .
Indeks bursa saham China bergerak melemah di akhir sesi pagi. Indeks Shenzhen Component drop 1,9 persen dan Indeks Shenzhen Composite ke zona merah, turun, 1,947 persen.
Sedangkan Indeks Hang Seng di bursa saham Hong Kong juga terdorong ke pelemahan. Indeks Hang Seng turun seiring pelemahan saham unggulan Tencent yang melorot 2,92 persen.
Sementara Indeks Kospi di bursa Korsel berkurang 0,9 persen. Indeks ASX200 di pasar saham Australia melemah 0,37 persen walaupun data terdapat sentimen positif penjualan ritel naik tertinggi dalam 4 bulan terakhir.
Di pasar finansial, Indeks dolar AS melemah ke level 98,411 dibandingkan sesi kemarin pada posisi 98,5. Nilai tukar yen melorot ke posisi 109,2 terhadap USD dibanding posisi sesi kemarin di level 107,03. Dolar Australia drop ke posisi $0,6807 dibanding sesi sebelumnya di level $0,684.
Indeks Nikkei 225 (Jepang) -2,60% ke level 20.981 (11.30 am).
Indeks Shanghai (China) -1,68% ke level 2.859 (break).
Indeks Hang Seng (Hong Kong) -2,37% pada level 26.913 (break).
Indeks Straits Times (Singapura) -0,73% ke level 3.267 (11.30 am).
Equity World
Lompat Rp 14.500, Harga Emas Antam Jadi Rp 717.000/Gram | Equity World
Minyak
Harga minyak menguat pada sesi pagi perdagangan hari Jumat (02/8) di bursa komoditas Asia. Minyak rebound dari koreksi turun terburuk dalam setahun terakhir setelah Presiden AS Donald Trump berniat memberlakukan tarif lebih besar terhadap barang impor asal China sehingga perang dagang kedua negara makin intensif.
Minyak WTI naik 2 persen ke harga USD 55,01 per barel. Minyak Brent menguat 2,5 persen ke harga USD 62,01 per barel (pukul 04.07 GMT).
Kamis, 01 Agustus 2019
Equity World | Harga saham turun signifikan, BEI suspensi saham Bliss Properti Indonesia (POSA)
Equity World | Harga saham turun signifikan, BEI suspensi saham Bliss Properti Indonesia (POSA)
Equity World | Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara atau suspensi perdagangan saham dan waran seri I pengembang properti PT Bliss Properti Indonesia Tbk (POSA) sejak Kamis (1/8). Suspensi ini dilakukan di pasar reguler dan pasar tunai.
Penghentian sementara saham dan waran ini adalah dalam rangka cooling down karena terjadi penurunan harga kumulatif pada saham POSA. Memang, sepanjang satu bulan hingga perdagangan Rabu (31/7), harga saham POSA sudah turun 72,91% ke level Rp 123 per saham.
”Tujuannya untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang setiap pengambilan keputusan investasinya di saham dan waran seri I POSA,” kata BEI dalam keterbukaan informasi, Kamis (1/8).
Equity World
Harga Emas Berjangka Turun Kecewa Sikap Fed | Equity World
BEI mengimbau pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan perusahaan.
POSA resmi tercatat di BEI pada Jumat (10/5) dengan harga penawaran saham perdana alias initial public offering (IPO) Rp 150 per saham. POSA menawarkan 1,7 miliar saham yang setara dengan 20,26% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Melalui IPO, perusahaan ini memperoleh dana segar hingga Rp 255 miliar
Bliss Properti juga menawarkan pemanis 2,295 juta waran seri I yang menyertai saham baru POSA atau sebanyak 34,31% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh. Perhitungan perbandingannya adalah 100 saham baru mendapatkan 135 waran seri I.
Equity World | Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara atau suspensi perdagangan saham dan waran seri I pengembang properti PT Bliss Properti Indonesia Tbk (POSA) sejak Kamis (1/8). Suspensi ini dilakukan di pasar reguler dan pasar tunai.
Penghentian sementara saham dan waran ini adalah dalam rangka cooling down karena terjadi penurunan harga kumulatif pada saham POSA. Memang, sepanjang satu bulan hingga perdagangan Rabu (31/7), harga saham POSA sudah turun 72,91% ke level Rp 123 per saham.
”Tujuannya untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang setiap pengambilan keputusan investasinya di saham dan waran seri I POSA,” kata BEI dalam keterbukaan informasi, Kamis (1/8).
Equity World
Harga Emas Berjangka Turun Kecewa Sikap Fed | Equity World
BEI mengimbau pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan perusahaan.
POSA resmi tercatat di BEI pada Jumat (10/5) dengan harga penawaran saham perdana alias initial public offering (IPO) Rp 150 per saham. POSA menawarkan 1,7 miliar saham yang setara dengan 20,26% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Melalui IPO, perusahaan ini memperoleh dana segar hingga Rp 255 miliar
Bliss Properti juga menawarkan pemanis 2,295 juta waran seri I yang menyertai saham baru POSA atau sebanyak 34,31% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh. Perhitungan perbandingannya adalah 100 saham baru mendapatkan 135 waran seri I.
Langganan:
Postingan (Atom)