Kamis, 04 April 2024

Equityworld Futures | Rilis Laporan Pekerja hingga Harga Minyak Dunia Jadi Fokus Pasar, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Equityworld Futures | Rilis Laporan Pekerja hingga Harga Minyak Dunia Jadi Fokus Pasar, Wall Street Berakhir di Zona Merah


Equityworld Futures | Bursa saham AS atau Wall Street berakhir di zona merah pada penutupan perdagangan Kamis (4/4/2024) waktu setempat. Pelemahan indeks terjadi usai laporan pekerja Maret dirilis. 

Sentimen lain yang memperburuk pasar adalah lonjakan harga minyak dunia, dan kekhawatiran bahwa Federal Reserve akan menunda penurunan suku bunga. 


Equityworld Futures | Setelah 4 Hari Cetak Rekor, Harga Emas Akhirnya Turun


Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 530,16 poin, atau 1,35 persen. &P 500 melemah 1,23 persen, dan Nasdaq Komposit yang terkoreksi 1,4 persen. 

Ketiga indeks rata-rata utama mengalami penurunan tajam di akhir sesi, atau turun lebih dari 2 persen dari nilai tertinggi intradaynya.


Harga minyak mentah melonjak pada hari Kamis, yang bertepatan dengan pembalikan stok. Minyak WTI mencapai 86 dollar AS per barrel dan mencapai level tertinggi sejak Oktober. Kenaikan harga minyak dunia ini meningkatkan kekhawatiran mengenai harga energi yang mendorong kenaikan inflasi. 


Presiden The Fed Minneapolis Neel Kashkari juga berkomentar pada Kamis sore bahwa ia bertanya-tanya apakah bank sentral harus memangkas suku bunga jika inflasi tetap stabil. 


Imbal hasil Treasury AS tenor 10 tahun naik dari posisi terendah sesi ini karena komentar Kashkari itu. Pada perdagangan terakhir Imbal hasil Treasury AS tenor 10 tahun berada di 4,3 persen. Patokan imbal hasil Treasury sempat menyentuh 4,429 persen pada hari Rabu, yang merupakan level tertinggi baru untuk tahun ini.


“Investor saat ini sedang mengambil sikap menunggu dan melihat,” kata kepala strategi investasi CFRA Research Sam Stovall, dikutip dari CNBC. 


“Imbal hasil (yield) 10 tahun adalah kekuatan pendorong utama karena kekhawatiran The Fed yang menyiratkan bahwa mereka tidak terburu-buru untuk menurunkan suku bunganya, dan oleh karena itu menegaskan bahwa The Fed akan lebih lambat dalam menurunkan suku bunga,” tambah dia.


Stovall menambahkan, pasar sejauh ini masih mahal, mengingat S&P 500 diperdagangkan dengan premi 33 persen dari rata-rata jangka panjangnya. 

“Saya pikir ini hanya masalah waktu, sebelum kita akhirnya mencerna sebagian dari keuntungan ini,” tambah dia. 


Dalam pekan ini, S&P 500 turun 2 persen, dimana dalam tiga hari terakhir berada di zona merah. 30 saham Dow telah kehilangan sekitar 3 persen minggu ini, sementara Nasdaq merosot 2 persen hingga penutupan Kamis. 


Ketua Fed Jerome Powell pada hari Rabu menyatakan bahwa meskipun masih ada ruang untuk penurunan suku bunga tahun ini, para pembuat kebijakan memerlukan lebih banyak bukti bahwa inflasi bergerak menuju pedoman bank sentral sebesar 2 persen sebelum suku bunga dapat diturunkan.


Equityworld Futures | Setelah 4 Hari Cetak Rekor, Harga Emas Akhirnya Turun

Equityworld Futures | Setelah 4 Hari Cetak Rekor, Harga Emas Akhirnya Turun


Equityworld Futures | Harga emas terpantau melemah pada perdagangan Kamis (4/4/2024), setelah selama empat hari beruntun mencetak rekor tertinggi sepanjang masanya.


Equityworld Futures | Setelah 4 Hari Cetak Rekor, Harga Emas Akhirnya Turun


Merujuk data Refinitiv, harga emas ditutup di posisi US$ 2.289,43 per troy ons atau melemah 0,42%. Dengan ini, maka emas yang sebelumnya mencetak rekor selama empat hari beruntun pun resmi terhenti.


Pelemahan ini juga mengakhiri rally panjang emas selama tujuh hari berhenti dengan penguatan harga menembus 6,3%.


Namun pada Jumat pagi hari ini sekitar pukul 06:07 WIB, harga emas kembali menguat tetapi tipis-tipis yakni 0,06% menjadi US$ 2.290,89 per troy ons. Tetapi, pada pagi hari ini masih berada di bawah harga rekor terakhir di US$ 2.299,17 atau nyaris menyentuh level psikologis US$ 2.300 per troy ons.


Reli harga emas terhenti kemarin karena investor mulai melakukan akumulasi setelah terus mencetak rekor tertingginya. Selain itu, investor menanti kejelasan lebih lanjut mengenai waktu pemangkasan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed).


Hal ini terjadi setelah beberapa pejabat The Fed masih bernada hawkish, meski Ketua The Fed, Jerome Powell sebelumnya sempat meyakinkan pelaku pasar akan jalur pemangkasan suku bunga The Fed.


Sebelumnya pada Kamis kemarin, Presiden The Fed Richmond Thomas Barkin mengatakan bank sentral AS memiliki "waktu untuk menghilangkan masalah" inflasi sebelum mulai menurunkan suku bunga.


Sementara pada Rabu lalu, para pejabat The Fed termasuk Ketua The Fed, Jerome Powell tetap berpegang pada strategi penurunan suku bunga yang hati-hati.


"Ini merupakan kelanjutan dari gagasan... yang disebarkan oleh pidato Powell beberapa hari yang lalu bahwa Federal Reserve bersiap untuk menurunkan suku bunganya," kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities, dikutip dari Reuters.


Pejabat The Fed termasuk Powell pada Rabu lalu terus berfokus pada perlunya lebih banyak perdebatan dan data sebelum suku bunga diturunkan, sebuah langkah yang diperkirakan pasar keuangan akan terjadi pada bulan Juni.


Namun, peluang The Fed untuk memangkas suku bunga acuan pertama kali di pertemuan Juni kembali meningkat. Berdasarkan perangkat CME FedWatch, pasar saat ini melihat peluang sebesar 64,7% untuk penurunan suku bunga setidaknya 25 basis poin pada pertemuan Juni mendatang.


Sementara itu, harga emas mulai melandai setelah dirilisnya data klaim pengangguran mingguan untuk periode pekan yang berakhir 30 Maret 2024.


Data terbaru menunjukkan klaim tunjangan pengangguran negara meningkat menjadi 221.000 untuk pekan yang berakhir pada tanggal 30 Maret dibandingkan perkiraan 214.000 yang diperkirakan oleh para ekonom yang disurvei oleh Reuters


Ini menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja mulai melambat, yang mendukung target penurunan suku bunga The Fed sebanyak tiga kali pada tahun ini.


Saat ini, fokus investor tertuju pada perilisan data penggajian non-pertanian (non-farm payroll/NFP) dan tingkat pengangguran untuk periode Maret 2024.


Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan NFP untuk periode Maret lalu akan turun menjadi 200.000, dari sebelumnya sebesar 275.000 di Februari, sementara tingkat pengangguran kemungkinan akan tetap stabil di 3,9%.


Di lain sisi, pembelian yang kuat masih terjadi dari beberapa bank sentral dan arus masuk aset-aset safe-haven di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik telah meningkatkan permintaan emas, membantu mendorong harga emas melesat lebih dari 25% sejak Oktober 2023.


"Ini sangat overbought (jenuh beli) dan perlu adanya koreksi untuk meredakan ketegangan. Menurut pandangan saya, pemangkasan suku bunga The Fed sudah diperhitungkan," kata analis StoneX, Rhona O'Connell, dilansir dari Reuters.

Rabu, 27 Maret 2024

Equityworld Futures | Wall Street Dibuka Hijau Saat Investor Harap-Harap Cemas

Equityworld Futures | Wall Street Dibuka Hijau Saat Investor Harap-Harap Cemas


Equityworld Futures | Pasar saham AS mengalami kenaikan sedikit pada pembukaan perdagangan hari Rabu (27/3) malam waktu Indonesia. Sebelumnya Wall Street mengalami penurunan ketika investor mencoba untuk melanjutkan reli yang membawa pasar ke level tertinggi setelah mengalami penurunan pada perdagangan sebelumnya.

Indeks S&P 500 naik 0,2%, Nasdaq Composite mengalami kenaikan sebesar 0,4%, dan Dow Jones Industrial Average melonjak 52 poin, atau 0,1%.

Equityworld Futures | Lagi-Lagi Emas Catat Rekor, Penyebab Lonjakan Harga Jadi Misteri

Ketiga indeks utama tersebut mengakhiri perdagangan kemarin dengan penurunan. Dow Jones yang terdiri dari 30 saham turun sebesar 0,4%, sedangkan S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing mengalami penurunan sekitar 0,3%. Ini merupakan kali kedua berturut-turut Dow dan S&P 500 mengalami kerugian.


Meskipun demikian, indeks-indeks utama tersebut masih menuju ke arah bulan kemenangan kelima berturut-turut. Nasdaq Composite mengalami kenaikan sebesar 1,8% pada bulan ini, sementara Dow naik sebesar 0,8%.


Kenaikan ini ditopang oleh saham McCormick, yang naik sebesar 9% setelah mencatatkan kinerja positif pada kuartal pertama. Saham Seagate Technology juga naik sebesar 9% setelah mendapat upgrade ke overweight atau penilaian akan melampaui kinerja pasar di Morgan Stanley.


Begitu pula, saham Krispy Kreme melonjak 18% setelah perusahaan donat tersebut mengumumkan akan memperluas kemitraannya dengan McDonald's.

Saham Tesla naik 6% dalam mengalami rebound setelah mengalami tren penurunan bagi produsen kendaraan listrik tersebut yang sejauh ini mengalami kesulitan pada tahun ini.


Namun beberapa kekhawatiran reli pasar telah melampaui level harga wajar, para investor masih belum dapat menghindari ekuitas saat ini, menurut Warren Pies, salah satu pendiri 3Fourteen Research.


"Ada banyak orang yang memiliki alokasi saham yang kurang atau terlalu sedikit terpapar di pasar [saham] ini, dan mereka akan berusaha untuk terpapar," kata Pies kepada "Closing Bell: Overtime" CNBC International. "Saya pikir kombinasi antara pendaratan lunak, Federal Reserve yang mendukung, dan strategis dan institusi yang masih kurang terinvestasi berarti bahwa reli ini dapat terus berlanjut."


Data ekonomi AS menunjukkan, pesanan barang tahan lama di AS naik sebesar 1,4% pada Februari, melampaui konsensus sebesar 0,8% dari para ekonom, menurut StreetAccount.

Rabu, 20 Maret 2024

Equityworld Futures | Harga Emas Dunia Naik Lagi 1%, The Fed Bakal Turunkan Suku Bunga

Equityworld Futures | Harga Emas Dunia Naik Lagi 1%, The Fed Bakal Turunkan Suku Bunga


Equityworld Futures | Harga emas naik lebih dari 1% pada hari Rabu setelah Federal Reserve AS mengindikasikan bahwa mereka memperkirakan akan menurunkan suku bunga sebesar tiga perempat poin persentase pada akhir tahun 2024, sehingga menyebabkan dolar dan imbal hasil Treasury lebih rendah.


Equityworld Futures | Harga Komoditas Hari Ini (21/3): Emas Tembus US$2.200, CPO Menguat


Dikutip dari CNBC, Kamis (21/3/2024), harga emas di pasar spot naik 1,2% menjadi USD 2,183.02 per ounce pada pukul 15:23 siang. EDT (19.23 GMT). Emas berjangka AS ditutup 0,1% lebih tinggi pada USD 2,161.


Federal Reserve mempertahankan suku bunga stabil pada hari Rabu, tetapi para pengambil kebijakan mengisyaratkan mereka masih memperkirakan akan menurunkan suku bunga sebesar tiga perempat poin persentase pada akhir tahun 2024.


“Emas mendapat kabar baik ganda hari ini; The Fed masih memproyeksikan penurunan suku bunga sebanyak tiga kali pada tahun ini dan proyeksi suku bunga yang lebih tinggi ke depan menunjukkan kekhawatiran nyata bahwa inflasi akan lebih sulit dikendalikan,” kata Tai Wong, pedagang logam independen yang berbasis di New York.


Wong menambahkan pasar cukup optimis setelah dot plot baru mempertahankan tiga kali penurunan suku bunga sebesar 25 bps pada tahun ini.


Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan dalam pandangan sebagian besar orang, kemungkinan besar masih akan ada penurunan suku bunga tahun ini, tetapi hal itu tergantung pada data.


Meskipun emas merupakan lindung nilai inflasi tradisional, suku bunga yang lebih rendah mendorong investasi pada emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.

Jumat, 15 Maret 2024

Equityworld Futures | Terseret Data Inflasi, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Equityworld Futures | Terseret Data Inflasi, Wall Street Berakhir di Zona Merah


Equityworld Futures | Bursa saham AS atau Wall Street berakhir di zona merah pada penutupan perdagangan Kamis (14/3/2024). Penurunan indeks terjadi menyusul data inflasi AS yang memanas. 


Equityworld Futures | Harga Emas Melemah Jelang Akhir Pekan Karena Inflasi AS yang Lebih Tinggi


Dow Jones Industrial Average turun pada akhir perdagangan, dan menghentikan kenaikan beruntun 3 hari setelah rilis data inflasi AS. Rilis data inflasi AS yang diluar perkiraan mendorong imbal hasil Treasury AS menjadi lebih tinggi, yang juga menekan harga saham Nvidia 


Indeks yang berisi 30 saham itu turun 137,66 poin, atau 0,35 persen dan ditutup pada level 38.905,66. Nasdaq Komposit melemah 0,3 persen menjadi 16.128,53, dan S&P 500 terkoreksi 0,29 persen dan ditutup pada level 5.150,48. 


Indeks harga produsen bulan Februari, yang merupakan ukuran inflasi grosir, naik 0,6 persen dari bulan lalu. Sementara inflasi yang tidak termasuk harga pangan dan energi, PPI inti naik 0,3 persen di bulan Februari.


Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan kenaikan 0,3 persen untuk IHP utama dan kenaikan 0,2 persen untuk inflasi inti. Saham-saham pada awalnya tangguh setelah laporan tersebut, namun melemah tak lama setelah pembukaan. 


“Pertanyaannya sekarang adalah, akankah para investor memikirkan kembali seberapa cepat The Fed akan menurunkan suku bunganya, dan apakah hal itu akan memperlambat reli pasar saham dengan cara yang berarti?” kata direktur pelaksana perdagangan dan investasi di E-Trade dari Morgan Stanley Chris Larkin, dikutip dari CNBC. 


Laporan inflasi yang panas membuat imbal hasil obligasi lebih tinggi, dengan benchmark Treasury AS tenor 10 tahun bertambah sekitar 10 basis poin menjadi 4,29 persen. Saham Nvidia melemah untuk sesi terakhir dan turun lebih dari 3 persen. 


“Saya pikir pertanyaannya adalah, apakah imbal hasil (yield) akan terus meningkat, dan jika hal tersebut terjadi, apakah pasar akan mengalami penurunan yang lebih besar? Saya pikir jawabannya adalah ya untuk keduanya,” kata ahli strategi FX dan suku bunga global di Macquarie Thierry Wizman.


Laporan PPI adalah data ekonomi besar terakhir yang dirilis sebelum pertemuan kebijakan Federal Reserve mendatang, yang dijadwalkan pada 19-20 Maret. 


Investor memborong saham teknologi besar seperti Apple dan Microsoft pada perdagangan Kamis. Platform perdagangan Robinhood juga melonjak 5 persen setelah perusahaan melaporkan peningkatan 16 persen pada aset yang disimpan pada bulan Februari dibandingkan bulan sebelumnya. 


Saham startup kendaraan listrik bermasalah, Fisker juga anjlok hampir 52 persen setelah The Wall Street Journal melaporkan bahwa perusahaan telah menyewa penasihat restrukturisasi untuk mempersiapkan potensi pengajuan kebangkrutan.


Kamis, 29 Februari 2024

Equityworld Futures | Wall Street Berakhir di Zona Hijau, Nasdaq Catat Rekor Pertama sejak 2021

Equityworld Futures | Wall Street Berakhir di Zona Hijau, Nasdaq Catat Rekor Pertama sejak 2021


Equityworld Futures | Bursa saham AS atau Wall Street berakhir di zona hijau pada penutupan perdagangan, Kamis (29/2/2024). Indeks Nasdaq mencatat rekor kenaikan pertama sejak November 2021. 


Equityworld Futures | Harga Emas Menguat Usai Rilis Data Inflasi AS


Indeks Nasdaq yang padat akan saham-saham teknologi melonjak 0,9 persen, dan ditutup pada level tertinggi sepanjang masa di posisi 16.091,92, karena saham-saham teknologi dan blue chip menguat menjelang penutupan. 


S&P 500 juga mencapai rekor penutupan, naik 0,52 persen menjadi berakhir pada 5.096,27. Sementara Dow Jones Industrial Average (DJIA) bertambah 0,12 persen menjadi 38.996,39. 


Sesi perdagangan hari Kamis ini mengakhiri perdagangan bulan Februari dan merupakan bulan keempat berturut-turut yang positif bagi Wall Street, meskipun serangkaian penurunan menimbulkan pertanyaan seputar keberlanjutan reli yang didorong oleh booming AI.


Nasdaq memimpin dengan kenaikan 6,12 persen dalam sebulan. S&P 500 naik 5,17 persen, sedangkan Dow bertambah 2,22 persen untuk kenaikan beruntun empat bulan pertamanya sejak Mei 2021. 


Kenaikan Nasdaq ke rekor tertingginya terjadi pada saat antusiasme terhadap kecerdasan buatan atau AI telah mengangkat sejumlah saham teknologi besar dan pasar yang lebih luas. Sepanjang tahun 2023 hingga tahun ini. 


“Magnificent 7,” yang mencakup Alfabet, Amazon, Apel, Platform Meta, Microsoft, Nvidia, dan Tesla, telah memimpin pemulihan Nasdaq dari tahun 2022 meskipun dibayangi kenaikan suku bunga dan ketakutan akan resesi. 


Saham perusahaan chip yang melonjak diantranya Advanced Micro Devices yang melesat lebih dari 9 persen, dan VanEck Semiconductor ETF (SMH) yang ditutup naik 2,2 persen.


Data yang dirilis pada hari Kamis menunjukkan ukuran inflasi pilihan Federal Reserve jauh di atas target bank sentral pada bulan Januari, namun setidaknya tidak melebihi perkiraan Wall Street. Ada juga tanda-tanda bahwa belanja konsumen tetap kuat. 


Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi inti, yang merupakan ukuran inflasi pilihan Federal Reserve, meningkat 0,4 persen pada bulan ini dan 2,8 persen dari tahun lalu. Angka tersebut sesuai dengan perkiraan Dow Jones. 


PCE utama, yang mencakup kategori makanan dan energi, meningkat 0,3 persen setiap bulan dan 2,4 persen dalam basis 12 bulan, dibandingkan dengan perkiraan masing-masing sebesar 0,3 persen dan 2,4 persen. 


“Data pagi ini melegakan bagi para pembeli, yang khawatir inflasi akan kembali meningkat dan menyebabkan The Fed menunda penurunan suku bunga untuk waktu yang lebih lama,” kata kepala investasi Aliansi Penasihat Independen Chris Zaccarelli, dikutip dari CNBC. 


“Setidaknya untuk saat ini, semua sistem harus dihentikan dan pembeli harus muncul kembali," lanjutnya.


Rabu, 28 Februari 2024

Equityworld Futures | Wall Street Berakhir Merah, Saham UnitedHralth, Intel, dan Alphabet Melemah

Equityworld Futures | Wall Street Berakhir Merah, Saham UnitedHralth, Intel, dan Alphabet Melemah


Equityworld Futures | Bursa saham AS atau Wall Street berakhir di zona merah pada penutupan perdagangan Rabu (28/2/2024) waktu setempat. Penurunan harga saham - saham di AS terjadi karena pelaku pasar menantikan laporan inflasi yang akan dirilis pekan ini. 


Equityworld Futures | Harga Emas Datar pada Kamis (29/2) Pagi Jelang Rilis Data PCE


Indeks S&P 500 turun 0,17 persen menjadi ditutup pada level 5.069,76. Nasdaq Komposit melemah 0,55 persen menjadi berakhir di posisi 15.947,74. Sementara itu, Dow Jones Industrial Average (DJIA) terkoreksi 23,39 poin, atau 0,06 persen pada posisi 38.949,02. 


UnitedHealth ambles hampir 3 persen dan memimpin penurunan pada Dow Jones. Saham Intel dan Alphabet melemah masing-masing 1,7 persen dan 1,8 persen. Sementara itu, Urban Outfitters terkoreksi 12,8 persen setelah melaporkan hasil yang lebih rendah dari perkiraan untuk kuartal keempat 2023.


Investor menantikan data pengeluaran konsumsi pribadi untuk bulan Januari yang akan diumumkan pada hari Kamis, yang merupakan ukuran inflasi pilihan Federal Reserve. 


“Pasar jelas tidak bergerak menjelang laporan PCE,” kata CEO di Infrastructure Capital Advisors Jay Hatfield, dikutip dari CNBC. 


Laporan ini akan muncul ketika pasar mencoba untuk melanjutkan keuntungan yang membawa Dow dan S&P 500 ke rekor tertinggi. 


Namun minggu ini, pasar mengalami kesulitan, dan sedikit mengalami penurunan. Indeks-indeks utama sedang menuju minggu negatif kedua dalam tiga minggu terakhir.


Pelemahan yang terjadi baru-baru ini terjadi khususnya pada sektor teknologi. Ini telah menimbulkan pertanyaan tentang bertahannya reli yang dipicu oleh kegembiraan atas kecerdasan buatan. “Booming AI tidak berkelanjutan karena sebagian besar keuntungan saham lebih menyorot tentang pemasaran AI dan booming tersebut,” ungkap kepala investasi di The Bahnsen Group David Bahnsen. “Hanya satu atau dua perusahaan yang benar-benar mengalami peningkatan pendapatan tertentu dari AI,” lanjut Bahnsen.

Selasa, 27 Februari 2024

Equityworld Futures | Wall Street Ditutup Bervariasi, Investor Tunggu Rilis Data Inflasi

Equityworld Futures | Wall Street Ditutup Bervariasi, Investor Tunggu Rilis Data Inflasi


Equityworld Futures | Indeks utama saham Amerika Serikat (AS) alias Wall Street ditutup bervariasi pada perdagangan, Selasa (27/2). Sebab, investor menunggu rilis data inflasi dan data ekonomi lainnya yang dapat menjelaskan kemungkinan waktu penurunan suku bunga Federal Reserve (The Fed).


Equityworld Futures | Harga Emas Dunia Hari Ini Tak Banyak Berubah, Sekarang Dipatok Segini


Mengutip Reuters, Rabu (28/2), rata-rata Industri Dow Jones (.DJI) turun 96,82 poin atau 0,25 persen menjadi 38.972,41. S&P 500 (.SPX) naik 8,65 poin  atau 0,17 persen menjadi 5.078,18 dan Nasdaq Composite (.IXIC) naik 59,05 poin, atau 0,37 persen menjadi 16.035,30.


Ketika musim pendapatan perusahaan berakhir, investor kembali fokus pada data ekonomi dan kemungkinan arah suku bunga AS. 


Ekuitas telah mengalami reli yang hebat selama berminggu-minggu, sebagian besar dipicu oleh antusiasme terhadap saham-saham yang terkait dengan kecerdasan buatan (AI) yang mengangkat indeks industri S&P 500 dan Dow Jones ke level rekornya dan meninggalkan Nasdaq mendekati level tertinggi baru.


“Dengan laporan ketenagakerjaan terbaru yang akan dirilis minggu depan, fokusnya tertuju pada indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) bulan Januari, yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed,” tulis laporan Reuters.


Lebih lanjut, jika pembacaan PCE mirip dengan pembacaan inflasi harga konsumen dan produsen baru-baru ini, hal ini dapat memaksa The Fed untuk mempertahankan suku bunga pada tingkat saat ini lebih lama dari perkiraan pasar.


Pada hari Senin, Presiden Federal Reserve Bank Kansas City Jeffrey Schmid dalam pidato pertamanya, memberi sinyal bahwa ia tetap fokus pada ancaman inflasi yang tinggi dan tidak terburu-buru untuk menurunkan suku bunga.


Selain itu, Gubernur Fed Michelle Bowman pada hari Selasa mengindikasikan bahwa dia tidak terburu-buru untuk menurunkan suku bunga. Mengingat risiko positif terhadap inflasi yang dapat menghambat kemajuan atau bahkan menyebabkan tekanan harga kembali meningkat


“Ini sangat kacau, rasanya seperti sedikit melebar. Pasar setidaknya sudah terbiasa dengan kenyataan bahwa mereka tidak akan mendapatkan apa yang mereka inginkan sehingga mereka mundur,” kata Managing Partner Advisors Boca Raton, Ken Polcari.


“Anda akan melihatnya memudar dengan cepat jika nomor PCE keluar seperti yang diharapkan atau lebih tinggi dari perkiraan,” tambahnya.


Rabu, 21 Februari 2024

Equityworld Futures | Wall Street Ditutup Bervariasi, Nasdaq Anjlok Tiga Sesi Beruntun

Equityworld Futures | Wall Street Ditutup Bervariasi, Nasdaq Anjlok Tiga Sesi Beruntun


Equityworld Futures | Indeks saham utama Amerika Serikat alias Wall Street ditutup bervariasi pada perdagangan Rabu (21/2). Dengan indeks S&P 500 dan Dow Jones industrials naik tipis, sementara Nasdaq ditutup melemah untuk sesi ketiga berturut-turut.


Equityworld Futures | Lagi-Lagi! Harga Emas Ditolong Oleh Perang


Mengutip Reuters, S&P 500 naik 0,13 persen mengakhiri sesi pada 4.981,80 poin. Nasdaq turun 0,32 persen menjadi 15.580,87 poin, sedangkan Dow Jones Industrial Average naik 0,13 persen menjadi 38.612,24 poin.


"Nasdaq lemah karena investor menunggu rilis pendapatan Nvidia yang dapat menentukan momentum jangka pendek untuk ekuitas," tulis laporan itu.


Setelah penutupan, saham Nvidia melonjak 6 persen setelah memproyeksi pendapatan fiskal kuartal pertama di atas perkiraan karena kuatnya permintaan untuk chipnya yang mendominasi pasar kecerdasan buatan (AI).


Selama sesi tersebut, Nvidia (NVDA.O) sahamnya turun 2,85 persen, menambah penurunan hari sebelumnya lebih dari 4 persen bagi perancang chip tersebut.


Adapun, Reuters mencatat, saham Nvidia telah melonjak hampir 40 persen tahun ini. Hal itu membuat Nvidia berhasil meraih keuntungan terbesar di S&P 500 setelah melonjak hampir 240 persen pada tahun 2023. Analis telah memperingatkan bahwa valuasinya yang tinggi dapat membuat saham rentan terhadap kemunduran tajam jika perusahaan memberikan sesuatu.


“Hal ini didorong oleh kegembiraan dan antusiasme seputar AI dan tentu saja AI yang paling disayangi adalah Nvidia,” kata Kepala Investasi Albion Financial Group, Jason Ware.


"Pasar memandang Nvidia dengan sedikit kecemasan, mungkin kita perlu melihat laporan yang baik dari pemimpin di bidang ini dan pemimpin itu adalah Nvidia," tambahnya.


Di sisi lain, risalah pertemuan Federal Reserve pada bulan Januari menunjukkan sebagian besar pembuat kebijakan khawatir terhadap risiko pemotongan suku bunga yang terlalu cepat, dengan ketidakpastian yang luas mengenai berapa lama biaya pinjaman akan tetap pada tingkat saat ini.


Setelah risalah tersebut dirilis, para pedagang obligasi berjangka suku bunga jangka pendek AS tetap bertaruh bahwa The Fed akan mulai menurunkan suku bunganya paling cepat pada bulan Juni.

Minggu, 18 Februari 2024

Equityworld Futures | Bursa Wall Street Anjlok Imbas Inflasi Tinggi di Amerika Serikat

Equityworld Futures | Bursa Wall Street Anjlok Imbas Inflasi Tinggi di Amerika Serikat


Equityworld Futures | Indeks bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street merosot pada penutupan perdagangan, Jumat (16/2) lalu. Penurunan tersebut disebabkan oleh laporan tingginya angka inflasi di AS, yang membuat investor khawatir bahwa Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) akan menurunkan suku bunga lebih lambat tahun ini. 


Equityworld Futures | Harga Emas Tetap Berkilau, Sanggup Bertahan Pekan Ini?


Sementara itu, indeks S&P 500 terkoreksi sebesar 0,48%, berakhir di level 5.005,57. Dow Jones Industrial Average juga turun sebanyak 145,13 poin atau 0,37%, dan berakhir di 38.627,99. Kemudian, Nasdaq Composite tergelincir 0,82% menjadi 15.775,65.


Ketiga indeks utama tersebut mengakhiri kenaikan beruntun selama lima minggu, bahkan minggu ini ditutup dengan performa negatif. S&P 500 tercata mengalami penurunan sebesar 0,42%, Dow Jones tergelincir 0,11%, dan Nasdaq ambles 1,34%. 


Indeks harga produsen (PPI) untuk indikator inflasi grosir, pada periode Januari 2024 mengalami kenaikan sebesar 0,3%. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones sebelumnya, memperkirakan kenaikan hanya sebesar 0,1%. 


Apabila sektor makanan dan energi jadi pengecualian inflasi tersebut, maka PPI inti menunjukkan kenaikan sebesar 0,5%, melebihi ekspektasi kenaikan 0,1%.


Tak hanya itu, imbal hasil treasury dengan tenor 10 tahun melesat di atas 4,3% akibat laporan PPI atau inflasi grosir yang tinggi. Bahkan, imbal hasil treasury dengan tenor 2 tahun mencapai 4,7% hingga mencatat level tertinggi sejak bulan Desember.

Rabu, 31 Januari 2024

Equityworld Futures | Harga Emas Tetap Berkilau Meski The Fed Bikin Kecewa

Equityworld Futures | Harga Emas Tetap Berkilau Meski The Fed Bikin Kecewa


Equityworld Futures | Harga emas tetap menguat meski bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) belum memberi sinyal pemangkasan suku bunga pada Maret mendatang.


Equityworld Futures | Harga emas naik karena investor bersiap respons pertemuan FOMC


Pada perdagangan Rabu (31/1/2024) harga emas di pasar spot ditutup menguat 0,16% di posisi US$ 2039,32 per troy ons.


Sementara, hingga pukul 06.00 WIB Kamis (1/2/2024), harga emas di pasar spot bergerak lebih tinggi atau naik 0,04% di posisi US$ 2040,05 per troy ons.


The Fed pada Kamis dini hari waktu Indonesia memutuskan untuk menahan suku bunga di level 5,25%-5,50% untuk pertemuan keempat berturut-turut, sejalan dengan perkiraan para pelaku pasar.


The Fed dalam pernyataan resminya mengatakan pemangkasan suku bunga tidak layak dilakukan selama mereka belum yakin jika inflasi bergerak ke arah 2%.

"Komite sangat berkomitmen untuk membawa inflasi ke target sasaran 2%. Inflasi sudah melandai dalam setahun terakhir tetapi kamu masih memberi perhatian penuh terhadap risiko inflasi" tutur pernyataan The Fed dalam situs resminya.


Keinginan pelaku pasar melihat pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat sepertinya belum akan terwujud.Chairman The Fed Jerome Powell dalam konferensi pers, Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia, mengatakan jika ekonomi AS saat ini masih sangat kuat.

Dengan ekonomi dan inflasi AS yang masih kuat, Powell menegaskan jika The Fed belum cukup percaya diri untuk memangkas suku bunga pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) Maret mendatang.


Pernyataan The Fed sebelumnya, yang dikeluarkan pada Desember 2023, mengatakan akan mempertimbangkan "penguatan kebijakan tambahan", dengan bahasa yang mengecualikan pertimbangan penurunan suku bunga. Pernyataan tersebut merupakan pukulan bagi investor yang memperkirakan penurunan suku bunga akan dimulai pada awal Maret 2024.


Harga emas sangat sensitif terhadap pergerakan suku bunga AS. Kenaikan suku bunga AS akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury menguat. Kondisi ini tak menguntungkan emas karena dolar yang menguat membuat emas sulit dibeli sehingga permintaan turun. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan imbal hasil US Treasury membuat emas kurang menarik.


Namun, suku bunga yang lebih rendah akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury melemah, sehingga dapat menurunkan opportunity cost memegang emas. Sehingga emas menjadi lebih menarik untuk dikoleksi.


Indeks dolar dan imbal hasil US Treasury tetap melemah meski The Fed belum mengindikasikan pemangkasan suku bunga. Indeks dolar ke possi 103,274 pada perdagangan kemarin, melemah dibandingkan Rabu di posisi 103,397.


Imbal hasil US Treasury melandai ke 3,965% dari 4,057% pada Rabu.

Equityworld Futures | Investor Kecewa! Ada Fokus Baru, Wall Street Dibuka Anjlok

Equityworld Futures | Investor Kecewa! Ada Fokus Baru, Wall Street Dibuka Anjlok


Equityworld Futures | Bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street dibuka lebih rendah pada awal perdagangan setelah rilisnya laporan keuangan saham-saham di bursa AS yang beragam dan data pekerjaan AS menjadi fokus baru.


Equityworld Futures | Harga Emas Melonjak di Tengah Pelemahan Dolar AS


Pada perdagangan Selasa (30/1/2024), Dow Jones dibuka melemah 0,09% di level 38.298,23, begitu juga S&P 500 dibuka lebih rendah atau turun 0,13% di level 4.921,63, dan Nasdaq dibuka terdepresiasi 0,15% di level 15.604,08.


Sementara pada perdagangan Senin (29/1/2024) Dow Jones ditutup menguat 0,59% di level 38.333,26, S&P 500 naik 0,76% di level 4.927,93, begitu juga dengan Nasdaq melesat 1,12% di level 15.628,04.


Indeks utama Wall Street melemah pada pembukaan perdagangan Selasa karena investor menilai hasil laporan kinerja keuangan beragam dari perusahaan-perusahaan lama seperti United Parcel Service dan General Motors sambil menanti rilis laporan pekerjaan penting untuk mendapatkan wawasan mengenai kesehatan pasar tenaga kerja.


Selain itu, saham-saham global diperdagangkan pada level tertinggi dalam dua tahun pada hari Selasa menjelang pertemuan The Federal Reserve (The Fed), sementara ekuitas Asia terpukul oleh perintah pengadilan untuk melikuidasi raksasa properti China Evergrande.


Departemen Keuangan AS mendapat keuntungan dari banyaknya pembelian, mendorong imbal hasil lebih rendah, yang dapat menjaga dolar dalam kisaran yang ketat, setelah Departemen Keuangan mengatakan pihaknya perlu meminjam lebih sedikit dari yang diperkirakan sebelumnya.


Indeks MSCI All-World berada di wilayah positif dan merupakan level tertinggi sejak Januari 2022.


Namun pasar sedang tegang karena ketegangan di Timur Tengah membuat harga minyak berada di atas US$80 per barel, sementara investor merenungkan bagaimana perintah pengadilan Evergrande Group dapat berdampak pada pasar properti China yang rapuh.


Saham China sudah menuju penurunan sebesar 4% bulan ini, setelah mencapai titik terendah dalam empat tahun, dan imbal hasil obligasi pemerintah China berada pada posisi terendah dalam dua dekade, karena investor menunggu kemungkinan stimulus pemerintah untuk mendukung obligasi kedua di dunia yang merupakan perekonomian terbesar.


Peristiwa risiko lainnya pada pekan ini bagi investor termasuk keputusan The Fed dan Bank of England mengenai suku bunga, data ketenagakerjaan bulanan AS, dan berbagai laporan keuangan, khususnya dari pasar saham megacap seperti Apple (AAPL.O), Microsoft (MSFT.O), dan perusahaan induk Google, Alphabet (GOOGL).


The Fed pada bulan Desember mengejutkan pasar dengan sikap dovishnya, memproyeksikan penurunan suku bunga sebesar 75 basis poin pada tahun 2024, sehingga memicu reli risiko yang sangat besar di akhir tahun.


Namun banyaknya data ekonomi yang kuat, inflasi yang tinggi, dan kehati-hatian dari para gubernur bank sentral telah membuat pasar menilai kembali ekspektasi mereka.


Pasar memperkirakan peluang penurunan suku bunga Fed pada bulan Maret 2024 sebesar 47%, menurut alat CME FedWatch, turun dari 88% pada bulan sebelumnya. Mereka saat ini mengantisipasi penurunan sebesar 134 bps pada tahun ini, dibandingkan dengan pelonggaran sebesar 160 bps pada bulan lalu.


Minggu, 28 Januari 2024

Equityworld Futures | Harga Emas Hari Ini Potensi Rebound Tersengat Konflik Korsel-Korut

Equityworld Futures | Harga Emas Hari Ini Potensi Rebound Tersengat Konflik Korsel-Korut


Equityworld Futures | Harga emas global berpeluang rebound pada perdagangan awal pekan hari ini, Senin (29/1/2024) ditopang oleh sejumlah katalis, salah satunya memanasnya konflik antara Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut). 


Equityworld Futures | Pekan Sangat Menentukan Buat Emas, Harganya Bisa Kaya Roller Coaster


Pada perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (26/1/2024), harga emas Comex kontrak April 2024 turun 0,03% atau 0,70 poin menjadi US$2.036,10 per troy ounce. Harga emas spot juga turun 0,11% atau 2,32 poin menuju US$2.018,52 per troy ounce. 


Tim riset Monex Investindo menyebut harga emas terkoreksi lebih dari US$11 sepanjang pekan lalu ke level US$ 2.018 per troy ons. Serangkaian data yang dirilis dari Amerika Serikat (AS) belum mampu meningkatkan probabilitas pemangkasan suku bunga pada Maret yang membuat harga emas tertekan. 


Salah satu data yang dirilis pada pekan lalu yakni inflasi inti berdasarkan personal consumption expenditure (PCE) yang menjadi acuan bank sentral AS (The Fed) dalam menetapkan suku bunga. Pada Desember, inflasi PCE inti dilaporkan tumbuh 2,9% year-on-year (YoY) lebih rendah dari bulan sebelumnya 3,2% YoY dan forecast di Trading Central 3,1% YoY.


"Rilis tersebut juga menjadi yang terendah sejak Februari 2021, meski menjadi sentimen positif tetapi masih belum mampu membuat harga emas naik kencang," kata Monex dalam riset harian, Senin (29/1/2024). 


Meski begitu, pada perdagangan hari ini, menurut Monex, harga emas berpotensi mendapat tambahan sentimen positif dari ketegangan geopolitik, harganya sudah "lompat" atau membentuk gap up di US$ 2.025,39 per troy ons. Level pembukaan yang jauh lebih tinggi dibandingkan penutupan sebelumnya disebut gap up.


Pimpinan Korea Utara dikabarkan merobohkan monumen reunifikasi dengan Korea Selatan, dan beberapa kali menembakan rudal jelajah di lepas pantai timur. Kemudian China mengirimkan pasukan mendekati Taiwan saat perundingan dengan Amerika Serikat sedang berlangsung. 


Pelaku pasar khawatir perang bisa pecah lagi yang membuat permintaan terhadap aset aman (safe haven) seperti gold meningkat. 


Pasar juga secara luas mengharapkan The Fed untuk mempertahankan suku bunga tidak berubah pada pertemuan kebijakannya pada 30-31 Januari. Namun, 

pasar juga telah mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga pada bulan Maret, menurut CME FedWatch Tool. 


Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang untuk memegang emas batangan. Di sisi lain, suku bunga rendah akan menekan dolar AS sebagai aset aman sehingga beralih ke emas. 


Ole Hansen, kepala strategi komoditas Saxo Bank dalam sebuah catatan, menyampaikan dalam jangka pendek arah harga emas dan perak akan terus ditentukan oleh data ekonomi yang masuk dan dampaknya terhadap dolar AS, serta imbal hasil dan ekspektasi penurunan suku bunga.

Selasa, 23 Januari 2024

Equityworld Futures | Harga Emas Dunia Naik Tipis, Trader Pantau Isyarat Suku Bunga AS Turun

Equityworld Futures | Harga Emas Dunia Naik Tipis, Trader Pantau Isyarat Suku Bunga AS Turun


Equityworld Futures | Harga emas naik tipis karena para investor menunggu sejumlah data ekonomi AS minggu ini untuk mendapatkan lebih banyak isyarat mengenai jadwal pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve.


Equityworld Futures | Saham Teknologi Bikin S&P Tembus Rekor Tertinggi, Wall Street Bervariasi


Melansir laman CNBC, Rabu (24/1/2024), harga emas hari ini di pasar spot naik 0,2% menjadi USD 2.025,09 per ons. Sedangkan harga emas berjangka ditutup 0,2% lebih tinggi ke posisi USD 2025,8.


"Pasar emas berada di atas angka USD 2.000 dan tampaknya menjadi pasar yang netral. Setiap kali kita mulai menembus lebih tinggi, kita kembali turun," kata Daniel Pavilonis, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.


Dia mengatakan, ada banyak ketidakpastian mengenai apa yang akan terjadi secara ekonomi di Amerika Serikat. Adapun fokus minggu ini adalah pada laporan PMI kilat AS, estimasi PDB kuartal keempat dan data pengeluaran konsumsi pribadi.


Pejabat Fed pada pekan lalu mengatakan bahwa bank sentral AS membutuhkan lebih banyak data inflasi sebelum keputusan penurunan suku bunga dapat diambil dan bahwa dasar untuk memulai penurunan suku bunga adalah pada kuartal ketiga.


Pasar memperkirakan bank sentral AS akan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada akhir pertemuan kebijakan pada 30-31 Januari dan telah memangkas waktu penurunan suku bunga pertama, menurut FedWatch Tool CME.


"Rebound baru-baru ini (harga emas) tampaknya semakin dangkal, yang meningkatkan prospek pelemahan lebih lanjut jika bank sentral terus menekan ekspektasi pasar akan penurunan suku bunga," tulis Michael Hewson, Kepala Analis Pasar di CMC Markets.

Senin, 22 Januari 2024

Equityworld Futures | Wall Street Hijau, Dow Jones Sentuh Level Tertinggi

Equityworld Futures | Wall Street Hijau, Dow Jones Sentuh Level Tertinggi


Equityworld Futures | Bursa saham AS atau Wall Street berakhir di zona hijau pada penutupan perdagangan Senin (22/1/2024) waktu setempat atau Selasa pagi WIB. Pada perdagangan hari Senin, investor melanjutkan relly Wall Street di akhir Januari. 


Equityworld Futures | Harga Emas Turun dalam Menghadapi Suku Bunga Tinggi untuk Waktu Lebih Lama


Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik lebih dari 100 poin dan ditutup di atas 38.000 untuk pertama kalinya. Tepatnya, bertambah 138,01 poin, atau 0,36 persen, menjadi berakhir pada level 38.001,81. 


Kenaikan pada hari Senin mendorong harga saham-saham blue chip penghuni Dow Jones ke rekor baru dan di atas level 38.000 untuk pertama kalinya.


S&P 500 bertambah 0,22 persen menjadi berakhir pada posisi 4.850,43. Indeks tersebut juga mencapai level tertinggi baru sepanjang masa. Sementara itu, Nasdaq Komposit menguat 0,32 persen, dan ditutup pada level 15.360,29. 


Saham milik Macy’s naik lebih dari 3 persen usai menolak kerja sama dengan perusahaan ritel dengan nilai kesepakatan 5,8 miliar dollar AS. Saham Solar Edge melonjak sekitar 4 persen karena perusahaan mengumumkan akan memberhentikan 16 persen tenaga kerjanya.


sementara itu, saham Archer-Daniels-Midland anjlok lebih dari 24 persen setelah perusahaan memperkirakan pendapatan yang lebih rendah, di tengah penyelidikan CEO perusahaan Vikram Luthar terkait dengan praktik akuntansi. 


Saham B Riley Financial tergelincir sekitar 2,5 persen setelah Bloomberg melaporkan bahwa regulator sedang menyelidiki perusahaan tersrbut karena dugaan aksi penipuan sekuritas. 


Kenaikan harga saham pada hari Senin terjadi setelah indeks S&P 500 pada hari Jumat menembus rekor intraday dan mencapai penutupan tertinggi yang dicatat pada Januari 2022. 


Pergerakan ini menandakan bahwa Wall Street memang berada dalam tren bullish sejak Oktober 2022 setelah saham-saham anjlok pada awal tahun tersebut. 


“Ini hampir seperti ketakutan akan ketinggalan,” kata kepala manajemen investasi di Commonwealth Financial Brian Price mengutip CNBC. 


“Kami mengalami sedikit volatilitas di awal tahun karena investor mungkin menyeimbangkan kembali portofolionya dan berupaya merealisasikan beberapa keuntungan. Namun kini, sepertinya kita melanjutkan tren yang sudah jelas terjadi,” tambah dia.


Dia menambahkan, kekuatan Wall Street mungkin bergantung pada apakah bank sentral AS berhasil melakukan soft landing, mendinginkan perekonomian untuk menurunkan inflasi, sekaligus menghindari resesi. 


Para investor ritel memperkirakan sekitar 40 persen kemungkinan penurunan suku bunga Fed pada bulan Maret mendatang berdasarkan FedWatch Tool dari CME Group.


Itu menandai penurunan tajam dari hampir 81% pada minggu sebelumnya. Ada kemungkinan hampir 58 persen bahwa bank sentral akan mempertahankan suku bunga tetap stabil, naik dari sekitar 19 persen pada minggu sebelumnya. 


Investor akan mencermati serangkaian laporan ekonomi yang akan dirilis minggu ini, termasuk produk domestik bruto kuartal keempat pada hari Kamis dan ukuran inflasi favorit The Fed, hingga indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi bulan Desember yang akan dirilis Jumat pekan ini. Kedua laporan tersebut akan menentukan bagaimana The Fed memandang kebijakan moneter ke depan.

Rabu, 17 Januari 2024

Equityworld Futures | Wall Street Melemah, Data Penjualan Ritel AS Hambat Spekulasi Penurunan Suku Bunga

Equityworld Futures | Wall Street Melemah, Data Penjualan Ritel AS Hambat Spekulasi Penurunan Suku Bunga


Equityworld Futures | Indeks utama Wall Street ditutup melemah pada akhir perdagangan Rabu (17/1), setelah data penjualan ritel AS yang optimistis pada Desember 2023 menurunkan ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memulai kampanye penurunan suku bunganya pada awal Maret.


Equityworld Futures | Harga Emas Dunia Turun ke Level Terendah dalam Sebulan


Mengutip Reuters, indeks S&P 500 turun 0,56% ke level 4.739,21, Nasdaq turun 0,59% ke level 14.855,62, dan Dow Jones Industrial Average turun 0,25% ke level 37.266,67.


Saham Amazon, Nvidia dan Alphabet merosot antara 0,5% dan 1% dan membebani S&P 500 karena imbal hasil Treasury 10-tahun naik menjadi lebih dari 4,1%, yang merupakan level tertinggi tahun ini.


Saham Tesla turun 2% setelah pembuat kendaraan listrik itu memangkas harga mobil Model Y di Jerman seminggu setelah menurunkan harga untuk beberapa model di China.


Indeks sektor real estate S&P 500 yang sensitif terhadap suku bunga anjlok 1,9%.


Volume perdagangan saham di bursa AS mecapai 11,8 miliar saham dengan rata-rata 11,9 miliar saham dalam 20 hari perdagangan terakhir.


Data menunjukkan diskon dari pengecer dan peningkatan pembelian kendaraan bermotor mendukung kenaikan penjualan ritel AS yang lebih tinggi dari perkiraan, sehingga menjaga perekonomian tetap kokoh pada tahun 2024.


Hal ini memperkuat pandangan bahwa The Fed mungkin tidak akan menurunkan suku bunga secepat perkiraan sebelumnya pada tahun ini.


Ekspektasi para pedagang terhadap suku bunga Fed sebesar 25 basis poin pada bulan Maret turun menjadi 55%, dari sekitar 60% sebelum data tersebut dirilis.


Dalam beberapa pekan terakhir, saham-saham AS telah melepaskan kenaikan dari dua bulan terakhir tahun 2023.


"Posisi masyarakat sedang moderat dari semuanya positif menjadi masih banyak ketidakpastian di luar sana," kata Tom Martin, manajer portofolio senior di Globalt Investments di Atlanta.


Dia mengutip pejabat Fed yang baru-baru ini meremehkan ekspektasi penurunan suku bunga yang cepat, dan data ekonomi yang beragam.


Aktivitas ekonomi AS sedikit berubah dari Desember hingga awal Januari, sementara perusahaan-perusahaan melaporkan tekanan harga beragam dan hampir semuanya menunjukkan tanda-tanda melemahnya pasar tenaga kerja, kata The Fed dalam laporan "Beige Book" pada hari Rabu.


Saham Morgan Stanley turun 1,8% setelah analis memangkas peringkat dan target harga mereka setelah laporan pendapatan kuartal keempat bank tersebut. Saham Bank of America dan Citigroup masing-masing turun sekitar 1%.


Saham Ford Motor turun 1,7% setelah UBS menurunkan peringkat sahamnya menjadi netral dari beli.


Sementara Boeing naik 1,3% setelah Administrasi Penerbangan Federal (FAA) mengatakan inspeksi awal pesawat 737 MAX 9 telah selesai.

Kamis, 11 Januari 2024

Equityworld Futures | Jelang Rilis Inflasi, Wall Street Ditutup pada Zona Hijau

 Equityworld Futures | Jelang Rilis Inflasi, Wall Street Ditutup pada Zona Hijau


Equityworld Futures | Bursa saham AS atau Wall Street berakhir di zona hijau pada penutupan perdagangan Rabu (10/1/2024). Pergerakan saham-saham di bursa AS dibayangi oleh penantian laporan inflasi dan laporan pendapatan korporasi yang dijadwalkan rilis pada Kamis. 


Equityworld Futures | Harga Emas Dunia Memudar Jelang Pengumuman Data Inflasi AS


S&P 500 naik 0,57 persen menjadi berakhir pada level 4.783,45, sedangkan Dow Jones Industrial Average (DJIA) bertambah 170,57 poin, atau 0,45 persen, menjadi ditutup pada level 37.695,73. Sementara itu, Nasdaq Komposit naik 0,75 persen menjadi berakhir pada level 14.969,65. 


Saham Intuitive Surgical dan Lennar menjadi pemberat indeks dimana keduanya melonjak masing-masing 10,3 persen dan 3,5 persen. Dalam laporan kinerjanya, Intuitive optimis mampu meningkatkan pertumbuhan kinerjanya untuk tahun fiskal 2024. Sementara itu, Lennar mengumumkan rencana perusahaan menaikkan dividen tahunannya. 


“Kami berada dalam kondisi tenang sebelum realisasinya,” kata Managing Partner dan ahli strategi global di MRB Partners Phillip Colmar, mengutip CNBC.


Dia mencatat bahwa aktivitas pasar cukup tenang mengingat rencana penurunan suku bunga Federal Reserve yang telah diperkirakan pada akhir tahun. 


“Saat ini, pasar cukup sepi, tapi menurut saya pasar tidak akan sepi sepanjang tahun,” lanjut Colmar. 


“Kami telah sepenuhnya memperkirakan skenario soft landing Goldilocks ini. Apa berikutnya? Ini mungkin 'tidak ada pendaratan', yang berarti imbal hasil obligasi mungkin tidak akan bertahan seperti semula," lanjut dia.


Dia menjelaskan, saat ini investor menunggu laporan indeks harga konsumen terbaru yang dijadwalkan dirilis pada Kamis. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan indeks CPI akan naik 3,2 persen dari tahun ke tahun di bulan Desember. Indeks harga produsen akan dirilis pada hari Jumat. 


Investor juga akan melihat laporan tersebut untuk mencari petunjuk kapan Federal Reserve akan mulai menurunkan suku bunganya. CME Group FedWatch mencatat 64 persen yakin The Fed akan menurunkan suku bunganya. 


“Pasar sedang melihat tarik menarik terhadap mereka yang melihat pertumbuhan ekonomi lebih lambat, namun masih tangguh, dan mereka yang melihat kemunduran ekonomi yang lebih sulit,” kata kepala strategi global LPL Financial Quincy Krosby. 


Musim laporan keuangan korporasi membayangi pasar dimana pada beberapa perusahaan keuangan seperti JPMorgan Chase dan Bank Amerika akan melaporkan kinerjanya keuangannya pada Jumat. Begitupun dengan UnitedHealth dan Delta Air Lines.

Kamis, 04 Januari 2024

Equityworld Futures | Harga Emas Bergerak Stabil Dalam Sepekan Pertama Tahun 2024

 Equityworld Futures | Harga Emas Bergerak Stabil Dalam Sepekan Pertama Tahun 2024


Equityworld Futures | Harga emas bergerak stabil dalam sepekan pertama tahun 2024. Jumat (5/1) pukul 7.07 WIB, harga emas spot menguat tipis ke US$ 2.043,81 per ons troi dari penutupan perdagangan kemarin US$ 2.043,65 per ons troi.


Equityworld Futures | Harga Emas Bangkit Karena Huru-Hara di Iran, Rawan Loyo Karena Amerika


Harga emas kontrak Februari 2024 di Commodity Exchange menguat tipis ke US$ 2.051,5 per ons troi dari penutupan perdagangan kemarin US$ 2.050 per ons troi. 


Harga emas stabil karena investor bersiap untuk data non-farm payrolls Amerika Serikat (AS) yang dapat mempengaruhi jalur suku bunga Federal Reserve. Sementara harga paladium tergelincir karena prospek permintaan jangka panjang yang suram.


“Peningkatan pasar emas membutuhkan dorongan baru untuk memulai reli harga,” kata Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals kepada Reuters. "(Tetapi) jika data ketenagakerjaan lebih kuat, hal itu akan memberikan tekanan pada harga dan mungkin mengurangi ekspektasi (pasar) terhadap penurunan suku bunga Fed," kata dia. 


Laporan non-farm payrolls AS akan dirilis pada hari Jumat. Data pada hari Kamis menunjukkan bahwa klaim pengangguran mingguan AS turun lebih dari perkiraan pada minggu lalu. Perusahaan swasta AS mempekerjakan lebih banyak pekerja dari perkiraan pada bulan Desember, menunjukkan kekuatan yang terus-menerus di pasar tenaga kerja.


Para pedagang memperkirakan peluang penurunan suku bunga The Fed pada pertemuan kebijakan bulan Maret sebesar 65%, menurut CME FedWatch. Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang untuk memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.


Risalah pertemuan terakhir The Fed, yang dirilis pada hari Rabu mengungkapkan semakin besarnya keyakinan di kalangan pejabat bahwa inflasi terkendali. Para pejabat bank sentral juga menunjukkan kekhawatiran bahwa kebijakan moneter yang "terlalu ketat" menimbulkan ancaman terhadap perekonomian.


“Dengan The Fed menerapkan beberapa penurunan suku bunga tahun ini, hal ini akan menarik kembali investor keuangan melalui ETF dan membatasi permintaan serta mengangkat harga emas menjadi US$ 2.250 per ons pada akhir tahun ini,” kata analis UBS Giovanni Staunovo. 

Rabu, 03 Januari 2024

Equityworld Futures | Wall Street Terbenam, Investor Realisasikan Keuntungan Saham Teknologi

Equityworld Futures | Wall Street Terbenam, Investor Realisasikan Keuntungan Saham Teknologi


Equityworld Futures | Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan saham Rabu, 3 Januari 2024. Indeks Nasdaq terpangkas dalam dua hari berturut-turut dan membangun kinerja buruk dalam hampir tiga bulan.


Equityworld Futures | Harga Emas Tumbang 1% Karena Amerika, Pemiliknya pun Kecewa


Dikutip dari CNBC, Kamis (4/1/2024), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Nasdaq melemah 1,18 persen ke posisi 14.592,21. Indeks Nasdaq merosot dalam empat hari berturut-turut.


Indeks S&P 500 tergelincir 0,80 persen menjadi 4.704,81. Indeks Dow Jones terpangkas 284,85 poin atau 0,76 persen ke posisi 37.430,19.


Indeks Nasdaq mengalami kinerja buruk sejak Oktober, terseret oleh saham teknologi besar. Hal ini juga turut didukung dari saham Apple yang turun hampir 4 persen setelah Barclays menurunkan peringkat produsen iPhone. Saham Apple melemah 0,8 persen.


Selain itu, saham teknologi lainnya yakni Nvidia, Tesla dan Meta merosot pada perdagangan Rabu pekan ini. Koreksi di saham juga diikuti imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun. Imbal hasil obligasi AS sempat naik di atas 4 persen, terakhir diperdagangkan sekitar 3,91 persen.


Investor dinilai menjual saham teknologi yang melonjak tahun lalu seiring antisipasi pasar terhadap pelonggaran kebijakan moneter pada 2024. Namun, dengan ketidakpastian kapan the Federal Reserve (the Fed) pada akhirnya akan mulai menurunkan suku bunga, investor tampaknya telah menahan antusiasmenya.


“Dalam jangka panjang, saya masih sangat bullish. Namun, dalam jangka pendek saya hanya khawatir semua orang memasuki tahun ini dengan perasaan yang sangat baik,” ujar Manager Portfolio Neuberger, Steve Eisman.


Ia menambahkan, koreksi jangka pendek bukan hal yang luar biasa di pasar yang baru saja keluar dari titik tertinggi baru dan memasuki musim pemilihan umum (pemilu).