PT Equity World | Bursa Asia-Pasifik kembali dibuka di zona hijau pada perdagangan Kamis (17/3/2022), menyusuli bursa saham Amerika Serikat (AS) yang kembali menguat pada perdagangan kemarin setelah bank sentral AS resmi menaikan suku bunga acuannya untuk pertama kali dalam tiga tahun terakhir.
Indeks Nikkei Jepang dibuka melonjak 1,57%, Hang Seng Hong Kong meroket 6,89%, Shanghai Composite China melesat 1,4%, Straits Times Singapura terapresiasi 1,18%, ASX 200 Australia melompat 1,29%, dan KOSPI Korea Selatan melaju 1,71%.
Harga Emas Stabil Usai The Fed Dongkrak Suku Bunga | PT Equity World
Investor di Asia-Pasifik masih terus memantau perkembangan terbaru dari pandemi virus corona (Covid-19) di China dan perkembangan terbaru dari perang antara Rusia dengan Ukraina.
Dari seputaran perang Rusia-Ukraina, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengatakan perjanjian damai mulai terdengar lebih realistis. Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov mengatakan bahwa ada beberapa harapan untuk mencapai kompromi.
Perang antara Rusia dan Ukraina telah meningkatkan kecemasan untuk pasar keuangan dengan mengerek harga komoditas naik tajam dan saham anjlok. Namun, beberapa komoditas telah mendingin dalam beberapa hari terakhir dan pasar ekuitas AS mencoba menemukan pijakannya.
Bursa Asia-Pasifik yang cenderung kembali cerah pada hari ini mengikuti pergerakan bursa saham AS, Wall Street yang kembali cerah pada perdagangan Rabu kemarin waktu AS.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup meelsat 1,55% ke level 34.063,1, S&P 500 melonjak 2,24% ke posisi 4.357,86, dan Nasdaq Composite terbang 3,77% menjadi 13.436,55.
Pada pukul 01.00 WIB Kamis dini hari tadi, bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) memutuskan untuk menaikan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bp), dari sebelumnya di level mendekati nol. Hal ini menjadi kenaikan suku bunga The Fed pertama sejak 2018.
Jerome Powell cs juga mengatakan pihaknya mengharapkan untuk mulai melepas kepemilikan besar-besaran obligasi pemerintah dan efek beragun aset KPR (mortgage backed securities/MBS) pada pertemuan mendatang.
"The Fed tidak mengguncang perahu. Mereka menaikkan suku bunga seperti yang diharapkan, mereka menurunkan perkiraan PDB tahun ini, dan meningkatkan ekspektasi inflasi tetapi tidak ada yang mengejutkan," kata Ryan Detrick, kepala strategi pasar untuk LPL Financial di North Carolina, kepada Reuters.
Setelah The Fed mengumumkan keputusan kenaikan suku bunganya, imbal hasil (yield) Treasury AS acuan bertenor 10 tahun menyentuh 2,246%, menjadi yang tertinggi sejak Mei 2019, sebelum pada akhirnya turun ke level 2,192%.
The Fed juga memperkirakan adanya kenaikan suku bunga sebanyak 6 kali pada tahun ini dan mengharapkan tiga kenaikan lagi pada tahun 2023.
Dengan proyeksi kenaikan tersebut, sebagian besar pejabat The Fed memperkirakan suku bunga fed-funds akan naik setidaknya menjadi 1,875% pada akhir 2022 dan menjadi sekitar 2,75% pada akhir 2023.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar