Equity World | Maaf! Wall Street Kurang Bersahabat, Saatnya Lirik Jepang
Equity World | Bak kapal yang lama tak berlayar, sekalinya melaut terkena badai akhirnya oleng dan karam. Begitulah kiranya kondisi pasar keuangan domestik kemarin, Senin (17/5/2021).
Baik saham, obligasi hingga nilai tukar kompak berakhir di zona koreksi. Pasar saham harus mengalami sakitnya terjatuh ke zona merah. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambles 1,76%.
Mayoritas harga Surat Berharga Negara (SBN) untuk berbagai tenor juga melemah. Hal ini tercermin dari kenaikan imbal hasilnya (yield). Untuk surat utang pemerintah berdenominasi rupiah dengan tenor 10 tahun, yield-nya naik 3,6 basis poin (bps) ke 6,44%.
Setali tiga uang, nasib nilai tukar rupiah juga sama. Di arena pasar spot, rupiah sudah dibanderol Rp 14.280/US$ atau melemah 0,6% dibanding posisi penutupan minggu lalu.
Sementara itu di kurs tengah Bank Indonesia atau yang lebih dikenal dengan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor, rupiah berada di Rp 14.284/US$ atau terdepresiasi 0,57% jika dibandingkan dengan posisi sebelum libur lebaran.
Minggu lalu perdagangan hanya berlangsung singkat karena hanya dua hari saja mengingat hari Rabu pekan lalu sudah masuk periode libur yang setelahnya diikuti dengan Idul Fitri.
Saat bursa saham RI libur panjang, beberapa bursa Asia dan global masih buka. Masalahnya, kinerja bursa saham dunia juga sangat jauh dari kata apik. Boro-bora bagus, selamat dari koreksi saja sudah syukur.
Harga emas hari ini di Pegadaian, Selasa 18 Mei 2021 | Equity World
Setelah libur panjang dan ketinggalan beberapa hari pasar keuangan RI seolah mengalami guncangan. Namun jika berkaca pada negara-negara tetangga lain, kinerja bursa sahamnya juga tak bagus-bagus amat.
Bursa Asia justru ditutup beragam kemarin. Tercatat indeks Hang Seng Hong Kong ditutup menguat 0,59%. Shanghai Composite China melesat 0,78% dan Straits Times Singapura melesat 0,76%.
Bersama dengan IHSG yang jatuh di zona merah ada indeks Nikkei Jepang yang berakhir merosot 0,92%. Indeks Kospi Negeri Ginseng melemah 0,6%. Artinya jika dibandingkan dengan indeks utama tersebut, kinerja IHSG menjadi yang paling buruk.
Kekhawatiran bahwa inflasi yang tinggi akan membuat kebijakan bank sentral berubah dari dovish menjadi hawkish. Inflasi sudah tampak mengalami kenaikan. Di AS saja, untuk pertama kalinya inflasi berada di level tertinggi sejak krisis keuangan global 2008.
Senin, 17 Mei 2021
Equity World | Maaf! Wall Street Kurang Bersahabat, Saatnya Lirik Jepang
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar