PT Equity World | IHSG dibuka menguat, ditopang kenaikan Wall Street dan bursa regional
PT Equity World | Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa dibuka menguat seiring penguatan bursa saham eksternal.
IHSG Selasa pagi dibuka dibuka menguat 22,35 poin atau 0,46 persen ke posisi 4.924,16. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 bergerak naik 5,17 poin atau 0,68 persen menjadi 764,78.
Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah di Jakarta, Selasa, mengatakan IHSG menguat pada perdagangan hari ini (Selasa, 30/06) dengan dukungan beberapa faktor salah satunya kenaikan indeks Wall Street yang memicu pasar regional Asia ke area positif.
"Data ekonomi AS menunjukkan data yang kuat yang membangkitkan optimisme pasar," katanya.
Data AS pada Senin (29/6/2020) tercatat kontrak untuk membeli rumah yang sebelumnya dimiliki atau rumah bekas rebound pada rekor paling tinggi pada Mei, menunjukkan pasar perumahan mulai berbalik. Akhir minggu ini investor akan fokus pada data ketenagakerjaan dan kepercayaan konsumen.
Wall Street: Dow Jones Menguat Ditopang Lonjakan Saham Boeing | PT Equity World
Kendati demikian, Alfiansyah mengatakan terdapat kendala pasar dari dalam negeri yakni berupa pernyataan Dana Moneter Internasional (IMF) mengenai rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dapat menyentuh 38 persen pada tahun 2023.
"Selama ini rasio utang terhadap PDB Indonesia dipertahankan di bawah 30 persen. Namun, akibat wabah Corona, dengan terpaksa rasio utang harus dinaikkan dalam beberapa waktu ke depan. Begitu juga defisit terhadap PDB yang biasanya dipertahankan di bawah 3 persen diperkirakan naik menjadi hingga 6,3 persen pada tahun ini," paparnya.
Ia mengharapkan penempatan dana pemerintah sebesar Rp30 triliun sebagai bagian dari Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) kepada empat bank BUMN dapat disalurkan kepada debitur yang merupakan pangsa pasar masing-masing bank sehingga dapat menggerakkan perekonomian di sektor riil.
Selasa, 30 Juni 2020
Senin, 29 Juni 2020
PT Equity World | Bursa Asia Babak Belur, Jepang Paling Parah Drop 2,3%
PT Equity World | Bursa Asia Babak Belur, Jepang Paling Parah Drop 2,3%
PT Equity World | Bursa saham di kawasan Asia pada perdagangan awal pekan Senin (29/6/2020) terpantau mayoritas berada di zona merah.
Sentimen negatif datang dari Dana Moneter Internasional (IMF) yang selain merevisi turun angka proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini, IMF juga mempublikasikan kajiannya yang mengatakan pasar saat ini sangatlah riskan terkoreksi mengingat fundamentalnya yaitu ekonomi yang masih sangat rapuh.
Lembaga keuangan global yang bermarkas di Washington DC tersebut menyoroti reli di pasar keuangan yang terjadi, terutama di pasar saham. Sejak menyentuh titik dasar (bottom) pada 23 Maret 2020, pasar ekuitas global mengalami reli tak terbendung.
IMF melihat bahwa saat ini terjadi diskoneksi antara pasar dan kegiatan ekonomi riil yang berpotensi membuat harga-harga aset terkoreksi alias hanya fenomena bear market rally. Fenomena ini juga pernah terjadi pada krisis-krisis sebelumnya.
"Diskoneksi antara pasar dan ekonomi riil meningkatkan risiko terjadinya koreksi harga aset-aset keuangan ketika selera investor terhadap risiko memudar, hal ini akan menjadi ancaman untuk pemulihan" kata IMF dalam Global Financial Stability Report.
Selain itu anjloknya bursa saham Wall Street di AS juga memperburuk keadaan bursa kawasan Benua Kuning. Terpantau pada perdagangan Jumat (26/6/20) indeksDow Jones Industrial Average (DJIA) turun 2,84%, S&P 500 terkoreksi2,42%, dan Nasdaq Composite terdepresiasi2,59%.
Corona AS Rekor Lagi, Bursa Berjangka Wall Street Anjlok | PT Equity World
Di Jepang, Indeks Nikkei anjlok 2,30% setelah rilis data Penjualan Ritel Bulan Mei Jepang oleh Kementrian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang yang menunjukkan terjadinya kontraksi penjualan ritel sebesar 12,3%, kontraksi ini lebih parah dari ramalan konsensus yang meramakan hanya terjadi kontraksi 11,6%.
Sementara itu di Hong Kong, Indeks Hang Seng turun 1,01%, setelah rilis data Ekspor dan Impor Hong Kong Bulan Mei oleh Departemen Sensus dan Statistik Hong Kong, Impor Hong Kong bulan Mei sendiri terkontraksi 12,3% naik dari bulan sebelumnya yang terkontraksi 6,7% sedangkan ekspornya juga ikut terkontraksi 7,4% lebih parah dari bulan sebelumnya yaitu kontraksi sebesar 3,7%.
Sedangkan bursa saham Indeks STI di Singapura terkoreksi 1,05%, Indeks Kospi di Korea Selatan anjlok 1,93%, Indeks SSE di China turun 0,61%, akan tapi dari dari dalam negeriIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hanya ikutmengalami depresiasi tipis 0,05% ke level 4.869,00 dan berhasil menjadi juara Asia.
PT Equity World | Bursa saham di kawasan Asia pada perdagangan awal pekan Senin (29/6/2020) terpantau mayoritas berada di zona merah.
Sentimen negatif datang dari Dana Moneter Internasional (IMF) yang selain merevisi turun angka proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini, IMF juga mempublikasikan kajiannya yang mengatakan pasar saat ini sangatlah riskan terkoreksi mengingat fundamentalnya yaitu ekonomi yang masih sangat rapuh.
Lembaga keuangan global yang bermarkas di Washington DC tersebut menyoroti reli di pasar keuangan yang terjadi, terutama di pasar saham. Sejak menyentuh titik dasar (bottom) pada 23 Maret 2020, pasar ekuitas global mengalami reli tak terbendung.
IMF melihat bahwa saat ini terjadi diskoneksi antara pasar dan kegiatan ekonomi riil yang berpotensi membuat harga-harga aset terkoreksi alias hanya fenomena bear market rally. Fenomena ini juga pernah terjadi pada krisis-krisis sebelumnya.
"Diskoneksi antara pasar dan ekonomi riil meningkatkan risiko terjadinya koreksi harga aset-aset keuangan ketika selera investor terhadap risiko memudar, hal ini akan menjadi ancaman untuk pemulihan" kata IMF dalam Global Financial Stability Report.
Selain itu anjloknya bursa saham Wall Street di AS juga memperburuk keadaan bursa kawasan Benua Kuning. Terpantau pada perdagangan Jumat (26/6/20) indeksDow Jones Industrial Average (DJIA) turun 2,84%, S&P 500 terkoreksi2,42%, dan Nasdaq Composite terdepresiasi2,59%.
Corona AS Rekor Lagi, Bursa Berjangka Wall Street Anjlok | PT Equity World
Di Jepang, Indeks Nikkei anjlok 2,30% setelah rilis data Penjualan Ritel Bulan Mei Jepang oleh Kementrian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang yang menunjukkan terjadinya kontraksi penjualan ritel sebesar 12,3%, kontraksi ini lebih parah dari ramalan konsensus yang meramakan hanya terjadi kontraksi 11,6%.
Sementara itu di Hong Kong, Indeks Hang Seng turun 1,01%, setelah rilis data Ekspor dan Impor Hong Kong Bulan Mei oleh Departemen Sensus dan Statistik Hong Kong, Impor Hong Kong bulan Mei sendiri terkontraksi 12,3% naik dari bulan sebelumnya yang terkontraksi 6,7% sedangkan ekspornya juga ikut terkontraksi 7,4% lebih parah dari bulan sebelumnya yaitu kontraksi sebesar 3,7%.
Sedangkan bursa saham Indeks STI di Singapura terkoreksi 1,05%, Indeks Kospi di Korea Selatan anjlok 1,93%, Indeks SSE di China turun 0,61%, akan tapi dari dari dalam negeriIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hanya ikutmengalami depresiasi tipis 0,05% ke level 4.869,00 dan berhasil menjadi juara Asia.
Jumat, 26 Juni 2020
Equity World | Saham Tokyo dibuka lebih tinggi setelah Wall Street bangkit kembali
Equity World | Saham Tokyo dibuka lebih tinggi setelah Wall Street bangkit kembali
Equity World | Saham-saham Tokyo dibuka lebih tinggi pada perdagangan Jumat pagi, karena <em>rebound </em> Wall Street semalam memberikan petunjuk positif bagi pasar lokal.
Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo (TSE) naik 184,19 poin atau 0,83 persen, dari tingkat penutupan Kamis (25/6/2020), menjadi diperdagangkan di 22.443,98 poin.
Saham Perbankan Pimpin Penguatan, Wall Street Merekah | Equity World
Sementara itu, dikutip dari Xinhua, indeks Topix yang lebih luas dari seluruh saham papan utama di pasar Tokyo menambahkan 11,29 poin atau 0,72 persen, menjadi diperdagangkan pada 1.573,14 poin.
Saham-saham perusahaan yang berhubungan dengan sekuritas, bank, dan pergudangan serta layanan transportasi pelabuhan memperoleh keuntungan terbesar di menit-menit pembukaan setelah bel perdagangan pagi.
Equity World | Saham-saham Tokyo dibuka lebih tinggi pada perdagangan Jumat pagi, karena <em>rebound </em> Wall Street semalam memberikan petunjuk positif bagi pasar lokal.
Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo (TSE) naik 184,19 poin atau 0,83 persen, dari tingkat penutupan Kamis (25/6/2020), menjadi diperdagangkan di 22.443,98 poin.
Saham Perbankan Pimpin Penguatan, Wall Street Merekah | Equity World
Sementara itu, dikutip dari Xinhua, indeks Topix yang lebih luas dari seluruh saham papan utama di pasar Tokyo menambahkan 11,29 poin atau 0,72 persen, menjadi diperdagangkan pada 1.573,14 poin.
Saham-saham perusahaan yang berhubungan dengan sekuritas, bank, dan pergudangan serta layanan transportasi pelabuhan memperoleh keuntungan terbesar di menit-menit pembukaan setelah bel perdagangan pagi.
Kamis, 25 Juni 2020
Equity World | Dana 1,9 Miliar Euro Raib di Asia, Saham Wirecard Anjlok
Equity World | Dana 1,9 Miliar Euro Raib di Asia, Saham Wirecard Anjlok
Equity World | Skandal Wirecard berawal dari pemeriksaan pembukuan yang dilakukan konsultan dan auditor bisnis Ernst & Young (EY) ketika sedang menguji laporan neraca perusahaan papan atas bisnis digital itu. Minggu yang lalu EY menolak laporan neraca untuk tahun 2019 Wirecard dan mengatakan, mereka tidak bisa menemukan dana 1,9 miliar euro yang menurut pembukuan perusahaan "diparkir” di Asia.
Kejanggalan itu sebenarnya sudah terlacak oleh konsultan bisnis KPMG ketika memeriksa pembukuan Wirecard untuk tahun 2019. EY lalu melanjutkan penyelidikan KPMG untuk mengungkap keberadaan dana 1,9 miliar euro itu, yang menurut perusahaan disimpan di beberapa rekening bank di Asia.
Tapi akhir minggu lalu EY menyatakan bahwa kemungkinan besar laporan tentang simpanan dana itu "palsu”. Berita itu kontan menggemparkan pasar saham. Hanya dalam beberapa hari, harga saham Wirecard yang sebelumnya jadi primadona di pasar saham Frankfurt anjlok sampai 90 persen.
Direktur utama dipecat, Wirecard akui ada ketidakberesan
Karena Wirecard sampai hari Jumat (19/6) tidak mampu menerangkan ketidakberesan itu, perusahaan pemeringkat Moody's menurunkan status kreditnya ke tingkat "sampah". Wirecard lalu memecat Direktur Utama Markus Braun dan anggota direksi Jan Marsalek.
IHSG Kamis Siang Terkoreksi 1% ke 4914; Proyeksi IMF untuk Global Melemahkan Bursa Asia | Equity World
Hari Senin (22/6) Wirecard dalam sebuah pernyataan akhirnya menerangkan bahwa dana yang dimuat dalam laporan pembukuan tahun 2019 itu kemungkinan "tidak pernah ada". Perusahaan kini mempertimbangkan penutupan beberapa bagian bisnisnya untuk mencegah kebangkrutan. Wirecard juga menyatakan menarik laporan neraca tahun 2019 dan memeriksa kembali pembukuannya.
"Dewan Manajemen Wirecard menilai ... bahwa ada kemungkinan saldo rekening bank dalam jumlah 1,9 miliar euro itu tidak pernah ada," kata pernyataan itu
Wirecard mengatakan sudah menunjuk bank investasi Houlihan Lokey untuk berbicara dengan para kreditornya dan merancang "kesepakatan" demi kelangsungan perusahaan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pembayaran digital itu.
Salah satu primadona bisnis digital asal Jerman
Sebelumnya Wirecard telah menunjukkan surat-surat penyimpanan uang, antara lain di dua bank Filipina BPI dan BDO Unibank. Namun Bank Sentral Filipina pada akhir Minggu mengklaim tidak ada uang Wirecard yang yang masuk ke negara itu.
BPI dan BDO Unibank hari Senin (22/6) menerangkan, Wirecard "bukan klien” dari kedua bank itu. Namun ada kemungkinan pegawai mereka terlibat dalam pemalsuan dokumen. BPI menyatakan sudah memecat seorang pegawainya, dan BDO Unibank menerangkan seorang pegawai pemasarannya mungkin terlibat dalam pemalsuan dokumen.
Wirecard adalah perusahaan jasa pembayaran digital dan kartu kredit yang berpusat di München. Perusahaan ini menjadi salah satu primadona di pasar saham karena keberhasilannya menjadi pemain global di dunia digital, setingkat dengan perusahaan Jerman lain, SAP.
Wirecard beroperasi baik sebagai pemroses pembayaran lewat kartu kredit, termasuk Visa dan Mastercard, dan alat bayar digital lain, termasuk pembayaan digital lewat smartphone. Otoritas indeks saham Jerman DAX di Frankfurt mengatakan, sedang meninjau kembali apakah Wirecard masih layak masuk dalam indeks DAX.
Equity World | Skandal Wirecard berawal dari pemeriksaan pembukuan yang dilakukan konsultan dan auditor bisnis Ernst & Young (EY) ketika sedang menguji laporan neraca perusahaan papan atas bisnis digital itu. Minggu yang lalu EY menolak laporan neraca untuk tahun 2019 Wirecard dan mengatakan, mereka tidak bisa menemukan dana 1,9 miliar euro yang menurut pembukuan perusahaan "diparkir” di Asia.
Kejanggalan itu sebenarnya sudah terlacak oleh konsultan bisnis KPMG ketika memeriksa pembukuan Wirecard untuk tahun 2019. EY lalu melanjutkan penyelidikan KPMG untuk mengungkap keberadaan dana 1,9 miliar euro itu, yang menurut perusahaan disimpan di beberapa rekening bank di Asia.
Tapi akhir minggu lalu EY menyatakan bahwa kemungkinan besar laporan tentang simpanan dana itu "palsu”. Berita itu kontan menggemparkan pasar saham. Hanya dalam beberapa hari, harga saham Wirecard yang sebelumnya jadi primadona di pasar saham Frankfurt anjlok sampai 90 persen.
Direktur utama dipecat, Wirecard akui ada ketidakberesan
Karena Wirecard sampai hari Jumat (19/6) tidak mampu menerangkan ketidakberesan itu, perusahaan pemeringkat Moody's menurunkan status kreditnya ke tingkat "sampah". Wirecard lalu memecat Direktur Utama Markus Braun dan anggota direksi Jan Marsalek.
IHSG Kamis Siang Terkoreksi 1% ke 4914; Proyeksi IMF untuk Global Melemahkan Bursa Asia | Equity World
Hari Senin (22/6) Wirecard dalam sebuah pernyataan akhirnya menerangkan bahwa dana yang dimuat dalam laporan pembukuan tahun 2019 itu kemungkinan "tidak pernah ada". Perusahaan kini mempertimbangkan penutupan beberapa bagian bisnisnya untuk mencegah kebangkrutan. Wirecard juga menyatakan menarik laporan neraca tahun 2019 dan memeriksa kembali pembukuannya.
"Dewan Manajemen Wirecard menilai ... bahwa ada kemungkinan saldo rekening bank dalam jumlah 1,9 miliar euro itu tidak pernah ada," kata pernyataan itu
Wirecard mengatakan sudah menunjuk bank investasi Houlihan Lokey untuk berbicara dengan para kreditornya dan merancang "kesepakatan" demi kelangsungan perusahaan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pembayaran digital itu.
Salah satu primadona bisnis digital asal Jerman
Sebelumnya Wirecard telah menunjukkan surat-surat penyimpanan uang, antara lain di dua bank Filipina BPI dan BDO Unibank. Namun Bank Sentral Filipina pada akhir Minggu mengklaim tidak ada uang Wirecard yang yang masuk ke negara itu.
BPI dan BDO Unibank hari Senin (22/6) menerangkan, Wirecard "bukan klien” dari kedua bank itu. Namun ada kemungkinan pegawai mereka terlibat dalam pemalsuan dokumen. BPI menyatakan sudah memecat seorang pegawainya, dan BDO Unibank menerangkan seorang pegawai pemasarannya mungkin terlibat dalam pemalsuan dokumen.
Wirecard adalah perusahaan jasa pembayaran digital dan kartu kredit yang berpusat di München. Perusahaan ini menjadi salah satu primadona di pasar saham karena keberhasilannya menjadi pemain global di dunia digital, setingkat dengan perusahaan Jerman lain, SAP.
Wirecard beroperasi baik sebagai pemroses pembayaran lewat kartu kredit, termasuk Visa dan Mastercard, dan alat bayar digital lain, termasuk pembayaan digital lewat smartphone. Otoritas indeks saham Jerman DAX di Frankfurt mengatakan, sedang meninjau kembali apakah Wirecard masih layak masuk dalam indeks DAX.
Selasa, 23 Juni 2020
Equity World | Wall Street Cetak Rekor, IHSG Bakal Ngegas ke Level 4.960
Equity World | Wall Street Cetak Rekor, IHSG Bakal Ngegas ke Level 4.960
Equity World | Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Rabu (24/6/2020) berpeluang masuk zona hijau mengikuti penguatan bursa Wall Street AS karena investor merespons positif pernyataan penasihat ekonomi Gedung putih Lawrence 'Larry' Kudlow.
Dalam wawancara bersama CNBC International, Kudlow menyebut bahwa tidak ada gelombang serangan kedua (second wave outbreak) virus corona di AS.
"Memang ada beberapa hotspot, kami terus menanganinya dan kami sekarang tahu caranya. Kita sudah bertahan dan melalui musim dingin, tidak ada second wave yang bakal datang," tegas Kudlow.
Sebelumnya, pada perdagangan Selasa kemarin (23/6/2020) IHSG terkoreksi 39,7 poin atau 0,81% ke level 4.879,13 menyusul kekhawatiran bakal memanasnya lagi hubungan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Berdasarkan catatan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai transaksi pada perdagangan Selasa kemarin mencapai Rp 6,52 triliun, investor asing kembali jual bersih (net sell) sebesar Rp 527,90 miliar di pasar reguler dan negosiasi. Ada sebanyak 249 saham yang mencatatkan penurunan, sementara naik sebanyak 147 saham dan stagnan sebanyak 172.
Wall Street Rekor, Ini Bocoran Saham Potensi Cuan Hari Ini | Equity World
Saham-saham yang mengalami penurunan di antaranya PT Andalan Sakti Primaindo Tbk (ASPI) (-6,80%), PT Ciputra Development Tbk (CTRA) (-6,52%), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) (-5,30%), Sedangkan PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) (-5,29%) dan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) (-4,23%).
Penurunan IHSG ini terpicu oleh pernyataan dari Penasihat Perdagangan Gedung Putih Peter Navarro yang mengungkapkan bahwa perjanjian damai dagang AS-China sudah selesai. Pada pertengahan Januari lalu, AS-China sudah meneken kesepakatan dagang fase I di Washington. Namun dengan pernyataan Navarro, sepertinya tidak akan ada fase-fase berikutnya.
"Sudah selesai. Mereka mengirimkan ratusan orang ke negara ini untuk menyebarkan virus. Beberapa menit setelah pesawat mereka lepas landas untuk kembali ke negaranya, saat itulah kami mulai mendengar soal pandemi ini," tegas Navarro dalam wawancara dengan Fox, seperti dikutip dari Reuters.
Washington sepertinya masih jengkel dan menyalahkan China atas penyebaran virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) di Negeri Adidaya. Bahkan Navarro sampai berteori para delegasi China yang hadir dalam penandatanganan perjanjian damai dagang fase I menjadi biang keladi penularan virus corona.
Equity World | Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Rabu (24/6/2020) berpeluang masuk zona hijau mengikuti penguatan bursa Wall Street AS karena investor merespons positif pernyataan penasihat ekonomi Gedung putih Lawrence 'Larry' Kudlow.
Dalam wawancara bersama CNBC International, Kudlow menyebut bahwa tidak ada gelombang serangan kedua (second wave outbreak) virus corona di AS.
"Memang ada beberapa hotspot, kami terus menanganinya dan kami sekarang tahu caranya. Kita sudah bertahan dan melalui musim dingin, tidak ada second wave yang bakal datang," tegas Kudlow.
Sebelumnya, pada perdagangan Selasa kemarin (23/6/2020) IHSG terkoreksi 39,7 poin atau 0,81% ke level 4.879,13 menyusul kekhawatiran bakal memanasnya lagi hubungan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Berdasarkan catatan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai transaksi pada perdagangan Selasa kemarin mencapai Rp 6,52 triliun, investor asing kembali jual bersih (net sell) sebesar Rp 527,90 miliar di pasar reguler dan negosiasi. Ada sebanyak 249 saham yang mencatatkan penurunan, sementara naik sebanyak 147 saham dan stagnan sebanyak 172.
Wall Street Rekor, Ini Bocoran Saham Potensi Cuan Hari Ini | Equity World
Saham-saham yang mengalami penurunan di antaranya PT Andalan Sakti Primaindo Tbk (ASPI) (-6,80%), PT Ciputra Development Tbk (CTRA) (-6,52%), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) (-5,30%), Sedangkan PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) (-5,29%) dan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) (-4,23%).
Penurunan IHSG ini terpicu oleh pernyataan dari Penasihat Perdagangan Gedung Putih Peter Navarro yang mengungkapkan bahwa perjanjian damai dagang AS-China sudah selesai. Pada pertengahan Januari lalu, AS-China sudah meneken kesepakatan dagang fase I di Washington. Namun dengan pernyataan Navarro, sepertinya tidak akan ada fase-fase berikutnya.
"Sudah selesai. Mereka mengirimkan ratusan orang ke negara ini untuk menyebarkan virus. Beberapa menit setelah pesawat mereka lepas landas untuk kembali ke negaranya, saat itulah kami mulai mendengar soal pandemi ini," tegas Navarro dalam wawancara dengan Fox, seperti dikutip dari Reuters.
Washington sepertinya masih jengkel dan menyalahkan China atas penyebaran virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) di Negeri Adidaya. Bahkan Navarro sampai berteori para delegasi China yang hadir dalam penandatanganan perjanjian damai dagang fase I menjadi biang keladi penularan virus corona.
Senin, 22 Juni 2020
PT Equityworld | IHSG menguat dipicu harapan pasar akan pulihnya ekonomi domestik
PT Equityworld | IHSG menguat dipicu harapan pasar akan pulihnya ekonomi domestik
PT Equityworld | Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa diperkirakan bergerak menguat dipicu harapan pasar akan pulihnya ekonomi domestik seiring percepatan realisasi stimulus oleh pemerintah.
IHSG dibuka menguat 16,58 poin atau 0,34 persen ke posisi 4.935,41. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 bergerak naik 1,01 poin atau 0,13 persen menjadi 762,22.
Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah di Jakarta, Selasa, mengatakan, sejumlah katalis yang dapat menjadi penopang bagi IHSG yaitu saham AS yang menguat pada perdagangan Senin (22/6) dan diperkirakan dapat menjadi dukungan bagi pasar regional Asia, serta sinyalemen positif dari indeks berjangka AS yang juga menguat.
"Katalis lainnya yaitu meredanya kekhawatiran pelaku pasar global yang sebelumnya dipanikan oleh kenaikan dalam kasus infeksi Corona di sejumlah negara. Selain itu, pemerintah Indonesia akan mempercepat realisasi stimulus," ujar Alfiansyah.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi ekonomi Indonesia tertekan pada dua bulan sebelumnya. Pelonggaran PSBB disebutnya mulai berdampak positif.
Kondisi April dan Mei yang sangat menekan itu merupakan kondisi terburuk sehingga Juni dan Juli sudah bisa dilihat adanya sedikit perbaikan dan momentumnya bisa dijaga di kuartal III dan IV.
Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) fokus menjaga momentum pemulihan pada semester II-2020. Diharapkan, Indonesia bisa terhindar dari resesi.
Pemerintah juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini dari minus 0,4 persen sampai 2,3 persen menjadi minus 0,4 persen sampai 1 persen. Revisi tersebut seiring dengan proyeksi terbaru lembaga-lembaga keuangan dunia.
Sementara itu Bank Dunia misalnya, memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 sebesar nol persen. Sementara ADB merevisi pertumbuhan ekonomi RI dari 2 persen menjadi negatif 1 persen. IMF pada April lalu menyampaikan Indonesia tumbuh 0,5 persen dan tahun depan di atas 8 persen.
Pemerintah telah menaikkan stimulus ekonomi berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 54 Tahun 2020. Total stimulus yang diberikan baik sektor kesehatan maupun Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) mencapai Rp695 triliun.
Pelebaran defisit dilakukan karena APBN menjadi instrumen utama untuk menggerakkan ekonomi di tengah pandemi. APBN diharapkan bisa menahan dampak pandemi di bidang kesehatan, sosial, dan ekonomi.
IHSG Selasa Pagi Menguat Tipis ke 4924; Diawali Dua Arah Mengikuti Bursa Asia | PT Equityworld
Dari eksternal, Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) telah merilis angka mengkhawatirkan yang menunjukkan bahwa pandemi COVID-19 masih dalam gelombang pertama yang kuat, meskipun sebagian pakar memperingatkan akan datangnya gelombang kedua.
WHO melaporkan 183.000 kasus baru dalam 24 jam, merupakan penambahan kasus terbanyak dalam sehari di seluruh dunia. Brazil paling banyak dengan hampir 55.000 kasus baru, disusul AS dengan lebih dari 36.000, dan India dengan sekitar 15.000 kasus baru.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain Indeks Nikkei menguat 185,09 poin atau 0,82 persen ke 22.622,36, Indeks Hang Seng naik 217,14 poin atau 0,89 persen menjadi 24.728,48, dan Indeks Straits Times melemah 3,22 poin atau 0,12 persen ke 2.626,47.
PT Equityworld | Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa diperkirakan bergerak menguat dipicu harapan pasar akan pulihnya ekonomi domestik seiring percepatan realisasi stimulus oleh pemerintah.
IHSG dibuka menguat 16,58 poin atau 0,34 persen ke posisi 4.935,41. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 bergerak naik 1,01 poin atau 0,13 persen menjadi 762,22.
Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah di Jakarta, Selasa, mengatakan, sejumlah katalis yang dapat menjadi penopang bagi IHSG yaitu saham AS yang menguat pada perdagangan Senin (22/6) dan diperkirakan dapat menjadi dukungan bagi pasar regional Asia, serta sinyalemen positif dari indeks berjangka AS yang juga menguat.
"Katalis lainnya yaitu meredanya kekhawatiran pelaku pasar global yang sebelumnya dipanikan oleh kenaikan dalam kasus infeksi Corona di sejumlah negara. Selain itu, pemerintah Indonesia akan mempercepat realisasi stimulus," ujar Alfiansyah.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi ekonomi Indonesia tertekan pada dua bulan sebelumnya. Pelonggaran PSBB disebutnya mulai berdampak positif.
Kondisi April dan Mei yang sangat menekan itu merupakan kondisi terburuk sehingga Juni dan Juli sudah bisa dilihat adanya sedikit perbaikan dan momentumnya bisa dijaga di kuartal III dan IV.
Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) fokus menjaga momentum pemulihan pada semester II-2020. Diharapkan, Indonesia bisa terhindar dari resesi.
Pemerintah juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini dari minus 0,4 persen sampai 2,3 persen menjadi minus 0,4 persen sampai 1 persen. Revisi tersebut seiring dengan proyeksi terbaru lembaga-lembaga keuangan dunia.
Sementara itu Bank Dunia misalnya, memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 sebesar nol persen. Sementara ADB merevisi pertumbuhan ekonomi RI dari 2 persen menjadi negatif 1 persen. IMF pada April lalu menyampaikan Indonesia tumbuh 0,5 persen dan tahun depan di atas 8 persen.
Pemerintah telah menaikkan stimulus ekonomi berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 54 Tahun 2020. Total stimulus yang diberikan baik sektor kesehatan maupun Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) mencapai Rp695 triliun.
Pelebaran defisit dilakukan karena APBN menjadi instrumen utama untuk menggerakkan ekonomi di tengah pandemi. APBN diharapkan bisa menahan dampak pandemi di bidang kesehatan, sosial, dan ekonomi.
IHSG Selasa Pagi Menguat Tipis ke 4924; Diawali Dua Arah Mengikuti Bursa Asia | PT Equityworld
Dari eksternal, Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) telah merilis angka mengkhawatirkan yang menunjukkan bahwa pandemi COVID-19 masih dalam gelombang pertama yang kuat, meskipun sebagian pakar memperingatkan akan datangnya gelombang kedua.
WHO melaporkan 183.000 kasus baru dalam 24 jam, merupakan penambahan kasus terbanyak dalam sehari di seluruh dunia. Brazil paling banyak dengan hampir 55.000 kasus baru, disusul AS dengan lebih dari 36.000, dan India dengan sekitar 15.000 kasus baru.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain Indeks Nikkei menguat 185,09 poin atau 0,82 persen ke 22.622,36, Indeks Hang Seng naik 217,14 poin atau 0,89 persen menjadi 24.728,48, dan Indeks Straits Times melemah 3,22 poin atau 0,12 persen ke 2.626,47.
PT Equityworld | Wall Street Kembali Merosot, Investor Khawatir Pemulihan Ekonomi Semakin Lama
PT Equityworld | Wall Street Kembali Merosot, Investor Khawatir Pemulihan Ekonomi Semakin Lama
PT Equityworld | Ketiga indeks utama Wall Street kembali merosot di akhir pekan lalu. Meningkatnya kasus baru COVID-19 dan pengumuman Apple Inc yang kembali menutup sejumlah tokonya membuat investor khawatir tertundanya pemulihan ekonomi.
Padahal sejak Rabu lalu, Wall Street mengalami kenaikan akibat sentimen positif obat steroid generik dexamethasone dapat mengurangi tingkat kematian COVID-19.
Dilansir Reuters, Senin (22/6), Dow Jones Industrial Average turun 266,56 poin atau 1,02 persen menjadi 25.813,54, indeks S&P 500 kehilangan 26,47 poin atau 0,85 persen menjadi 3,088,87, dan Nasdaq Composite turun 53,46 poin atau 0,54 persen menjadi 9,889.59.
"Itu berubah dari hari yang cukup positif ke hari yang lemah secara dramatis dan cepat,” kata Peter Tuz, Presiden Chase Investment Counsel di Charlottesville, Virginia.
Apple mengumumkan akan kembali menutup sementara beberapa tokonya di Florida, Arizona, Carolina Selatan, dan Carolina Utara.
Bursa Pagi: Asia Dibuka Memerah, Ganggu Upaya IHSG Menembus 5.000 | PT Equityworld
Kasus baru COVID-19 mencatatkan rekor di enam negara bagian AS. Sementara itu, China yang merupakan tempat pandemi itu berasal, juga melaporkan adanya peningkatan kasus baru penyakit ini.
"Sepanjang pekan lalu ada berita mengenai lonjakan kasus COVID di AS dan di seluruh dunia, itu menyebabkan kekhawatiran bahwa ekonomi tidak pulih secepat yang diharapkan orang," tambah Tuz.
Namun selama seminggu, S&P 500, Dow, dan Nasdaq berada di zona positif dan membukukan kenaikan persentase yang cukup solid.
S&P 500 dan Dow naik masing-masing 9 persen dan 13 persen, kenaikan tertinggi sejak Februari. Sementara Nasdaq turun sekitar 1 persen di bawah penutupan tertinggi pada 10 Juni.
Di sisi lain, Ketua Federal Reserve Jerome Powell memperingatkan, pemulihan ekonomi dari pandemi ini akan menjadi tantangan dan pemulihan tidak akan berlangsung secara cepat.
Bahkan Presiden The Federal Minneapolis, Neel Kashkari, menuturkan adanya gelombang kedua virus corona di AS. Hal ini akan berdampak pada naiknya angka pengangguran.
PT Equityworld | Ketiga indeks utama Wall Street kembali merosot di akhir pekan lalu. Meningkatnya kasus baru COVID-19 dan pengumuman Apple Inc yang kembali menutup sejumlah tokonya membuat investor khawatir tertundanya pemulihan ekonomi.
Padahal sejak Rabu lalu, Wall Street mengalami kenaikan akibat sentimen positif obat steroid generik dexamethasone dapat mengurangi tingkat kematian COVID-19.
Dilansir Reuters, Senin (22/6), Dow Jones Industrial Average turun 266,56 poin atau 1,02 persen menjadi 25.813,54, indeks S&P 500 kehilangan 26,47 poin atau 0,85 persen menjadi 3,088,87, dan Nasdaq Composite turun 53,46 poin atau 0,54 persen menjadi 9,889.59.
"Itu berubah dari hari yang cukup positif ke hari yang lemah secara dramatis dan cepat,” kata Peter Tuz, Presiden Chase Investment Counsel di Charlottesville, Virginia.
Apple mengumumkan akan kembali menutup sementara beberapa tokonya di Florida, Arizona, Carolina Selatan, dan Carolina Utara.
Bursa Pagi: Asia Dibuka Memerah, Ganggu Upaya IHSG Menembus 5.000 | PT Equityworld
Kasus baru COVID-19 mencatatkan rekor di enam negara bagian AS. Sementara itu, China yang merupakan tempat pandemi itu berasal, juga melaporkan adanya peningkatan kasus baru penyakit ini.
"Sepanjang pekan lalu ada berita mengenai lonjakan kasus COVID di AS dan di seluruh dunia, itu menyebabkan kekhawatiran bahwa ekonomi tidak pulih secepat yang diharapkan orang," tambah Tuz.
Namun selama seminggu, S&P 500, Dow, dan Nasdaq berada di zona positif dan membukukan kenaikan persentase yang cukup solid.
S&P 500 dan Dow naik masing-masing 9 persen dan 13 persen, kenaikan tertinggi sejak Februari. Sementara Nasdaq turun sekitar 1 persen di bawah penutupan tertinggi pada 10 Juni.
Di sisi lain, Ketua Federal Reserve Jerome Powell memperingatkan, pemulihan ekonomi dari pandemi ini akan menjadi tantangan dan pemulihan tidak akan berlangsung secara cepat.
Bahkan Presiden The Federal Minneapolis, Neel Kashkari, menuturkan adanya gelombang kedua virus corona di AS. Hal ini akan berdampak pada naiknya angka pengangguran.
Jumat, 19 Juni 2020
PT Equityworld | Klaim Pengangguran AS Masih Tinggi, Wall Street Dibuka Melemah
PT Equityworld | Klaim Pengangguran AS Masih Tinggi, Wall Street Dibuka Melemah
PT Equityworld | Bursa saham Amerika Serikat melemah pada awal perdagangan Kamis (18/6/2020) di tengah lonjakan infeksi Covid-19 serta klaim pengangguran mingguan yang masih tinggi.
Indeks Dow Jones Industrial Average terpantau melemah 0,58 persen atau 150,94 poin kelevel 25.968,67, sedangkan indeks S&P 500 melemah 0,36 persen ke level 3.113,49 dan indeks Nasdaq Composite turun 0,18 persen ke level 9.892,48.
Data Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat menunjukkan klaim pengangguran awal untuk program-program negara reguler mencapai 1,51 juta pada pekan yang berakhir 13 Juni, turun sedikit dari 1,57 juta pada pekan sebelumnya.
Penurunan 58.000 merupakan yang terkecil sejak klaim mulai turn pada awal April. Perkiraan median dalam survei Bloomberg terhadap para ekonom memperkirakan klaim pengangguran mencapai 1,29 juta.
Klaim lanjutan, yang merupakan total warga AS masih berhak mengklaim tunjangan pengangguran yang tengah berlangsung, menurun menjadi 20,5 juta pada pekan yang berakhir 6 Juni, tetapi masih lebih tinggi dibandingkan dengan proyeksi median sebesar 19,9 juta
Banyak yang Kurang Memuaskan, Wall Street Ditutup Variatif | PT Equityworld
Kontrak berjangka indeks sempat menguat sesaat sebelumnya setelah ahli virus di China mengatakan bahwa kasus baru di Beijing mampu diatasi.
Ekonom New York Life Investment Lauren Goodwin mengatakan pola arus sentimen masih tetap sama, di mana akan ada periode positif dan bahkan kegembiraan, dan kemudian ada saat-saat kekecewaan
"Segalanya mulai dari ekonomi, politik, pendapatan, dan kesehatan menjadi tidak pasti," ungkapnya, seperti dikutip Bloomberg.
Gambaran pasar global masih kompleks karena investor mempertimbangkan laporan tentang China yang berjuang melawan wabah terburuknya sejak Wuhan, Texas menunjukkan lonjakan 11 persen dalam rawat inap dan Israel berhenti membuka kembali perekonomian adanya setelah kenaikan kasus.
Sentimen negatif itu bersaing dengan sejumlah berita positif di bidang ekonomi, serta langkah-langkah stimulus yang dijanjikan.
PT Equityworld | Bursa saham Amerika Serikat melemah pada awal perdagangan Kamis (18/6/2020) di tengah lonjakan infeksi Covid-19 serta klaim pengangguran mingguan yang masih tinggi.
Indeks Dow Jones Industrial Average terpantau melemah 0,58 persen atau 150,94 poin kelevel 25.968,67, sedangkan indeks S&P 500 melemah 0,36 persen ke level 3.113,49 dan indeks Nasdaq Composite turun 0,18 persen ke level 9.892,48.
Data Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat menunjukkan klaim pengangguran awal untuk program-program negara reguler mencapai 1,51 juta pada pekan yang berakhir 13 Juni, turun sedikit dari 1,57 juta pada pekan sebelumnya.
Penurunan 58.000 merupakan yang terkecil sejak klaim mulai turn pada awal April. Perkiraan median dalam survei Bloomberg terhadap para ekonom memperkirakan klaim pengangguran mencapai 1,29 juta.
Klaim lanjutan, yang merupakan total warga AS masih berhak mengklaim tunjangan pengangguran yang tengah berlangsung, menurun menjadi 20,5 juta pada pekan yang berakhir 6 Juni, tetapi masih lebih tinggi dibandingkan dengan proyeksi median sebesar 19,9 juta
Banyak yang Kurang Memuaskan, Wall Street Ditutup Variatif | PT Equityworld
Kontrak berjangka indeks sempat menguat sesaat sebelumnya setelah ahli virus di China mengatakan bahwa kasus baru di Beijing mampu diatasi.
Ekonom New York Life Investment Lauren Goodwin mengatakan pola arus sentimen masih tetap sama, di mana akan ada periode positif dan bahkan kegembiraan, dan kemudian ada saat-saat kekecewaan
"Segalanya mulai dari ekonomi, politik, pendapatan, dan kesehatan menjadi tidak pasti," ungkapnya, seperti dikutip Bloomberg.
Gambaran pasar global masih kompleks karena investor mempertimbangkan laporan tentang China yang berjuang melawan wabah terburuknya sejak Wuhan, Texas menunjukkan lonjakan 11 persen dalam rawat inap dan Israel berhenti membuka kembali perekonomian adanya setelah kenaikan kasus.
Sentimen negatif itu bersaing dengan sejumlah berita positif di bidang ekonomi, serta langkah-langkah stimulus yang dijanjikan.
Kamis, 18 Juni 2020
PT Equityworld | Donald Trump Sebut John Bolton Pembohong dan Pelanggar Hukum
PT Equityworld | Donald Trump Sebut John Bolton Pembohong dan Pelanggar Hukum
PT Equityworld | Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyebut John Bolton sebagai 'pembohong dan melanggar hukum sebagai tanggapan atas tuduhan tidak menyenangkan terhadapnya yang dirinci dalam buku yang akan dirilis mantan penasihat keamanan nasionalnya tersebut.
Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari New York Post Kamis, 18 Juni 2020 Trump mengatakan kepada The Wall Street Journal, "Dia pembohong-semua orang di Gedung Putih membenci John Bolton."
Lonjakan Kasus Baru Bikin Wall Street Ketar-Ketir | PT Equityworld
Buku yang berisi cerita Bolton ketika masih bekerja Gedung Putih yang berjudul 'The Room Where It Happened' dijadwalkan akan diterbitkan 23 Juni 2020.
Buku itu menuduh presiden menekan Presiden Tiongkok Xi Jinping untuk membantu pemilihan kembali Trump, diantara anekdot dan cerita kritis lainnya dari Kantor Oval.
Dalam wawancara lain dengan Fox News pada Rabu, 17 Juni 2020 malam, Trump kembali ditanyai tentang klaim Bolton bahwa ia mencari bantuan politik dari pemimpin Tiongkok.
PT Equityworld | Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyebut John Bolton sebagai 'pembohong dan melanggar hukum sebagai tanggapan atas tuduhan tidak menyenangkan terhadapnya yang dirinci dalam buku yang akan dirilis mantan penasihat keamanan nasionalnya tersebut.
Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari New York Post Kamis, 18 Juni 2020 Trump mengatakan kepada The Wall Street Journal, "Dia pembohong-semua orang di Gedung Putih membenci John Bolton."
Lonjakan Kasus Baru Bikin Wall Street Ketar-Ketir | PT Equityworld
Buku yang berisi cerita Bolton ketika masih bekerja Gedung Putih yang berjudul 'The Room Where It Happened' dijadwalkan akan diterbitkan 23 Juni 2020.
Buku itu menuduh presiden menekan Presiden Tiongkok Xi Jinping untuk membantu pemilihan kembali Trump, diantara anekdot dan cerita kritis lainnya dari Kantor Oval.
Dalam wawancara lain dengan Fox News pada Rabu, 17 Juni 2020 malam, Trump kembali ditanyai tentang klaim Bolton bahwa ia mencari bantuan politik dari pemimpin Tiongkok.
Rabu, 17 Juni 2020
PT Equityworld | Bursa Asia Tertekan, IHSG Lanjutkan Penguatan!
PT Equityworld | Bursa Asia Tertekan, IHSG Lanjutkan Penguatan!
PT Equityworld | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,33% ke level 5.003,02 pada pembukaan perdagangan Rabu (17/06/2020). IHSG terus bergerak menguat setelah mencetak apresiasi sebesar 3,53% pada penutupan perdagangan kemarin.
Aksi profit taking terpantau masih berlangsung pada pertengahan pekan ini. Bursa mencatat, nilai jual bersih yang terakumulasi di awal perdagangan mencapai Rp61,56 miliar.
Dicari! Pemilik Emas Batangan Rp 2,3 M yang Tertinggal di Kereta | PT Equityworld
Sejumlah 796,29 juta saham diperdagangkan dengan frekuensi 41.948 kali dan membukukan nilai transaksi harian sebesar Rp743,23 miliar. Pergerakan saham yang terpantau meliputi 202 saham naik, 36 saham turun, dan 105 saham lainnya stagnan.
Sementara itu, mayoritas bursa saham Asia terkoreksi pagi ini, misalnya Nikkei turun 0,78%, Shanghai turun 0,04%, dan Strait Times turun 0,14%, sedangkan Hang Seng menguat tipis sebesar 0,05%.
PT Equityworld | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,33% ke level 5.003,02 pada pembukaan perdagangan Rabu (17/06/2020). IHSG terus bergerak menguat setelah mencetak apresiasi sebesar 3,53% pada penutupan perdagangan kemarin.
Aksi profit taking terpantau masih berlangsung pada pertengahan pekan ini. Bursa mencatat, nilai jual bersih yang terakumulasi di awal perdagangan mencapai Rp61,56 miliar.
Dicari! Pemilik Emas Batangan Rp 2,3 M yang Tertinggal di Kereta | PT Equityworld
Sejumlah 796,29 juta saham diperdagangkan dengan frekuensi 41.948 kali dan membukukan nilai transaksi harian sebesar Rp743,23 miliar. Pergerakan saham yang terpantau meliputi 202 saham naik, 36 saham turun, dan 105 saham lainnya stagnan.
Sementara itu, mayoritas bursa saham Asia terkoreksi pagi ini, misalnya Nikkei turun 0,78%, Shanghai turun 0,04%, dan Strait Times turun 0,14%, sedangkan Hang Seng menguat tipis sebesar 0,05%.
Selasa, 16 Juni 2020
PT Equityworld | Saham Asia Terdorong Kebijakan Pemulihan Ekonomi
PT Equityworld | Saham Asia Terdorong Kebijakan Pemulihan Ekonomi
PT Equityworld | Saham-saham di Asia melonjak pada perdagangan Selasa pagi, 16 Juni 2020 setelah lonjakan yang cukup tinggi di Wall Street.
Melansir CNBC International, indeks Nikkei 225 Jepang melonjak 3,11 persen pada perdagangan pagi. Sementara indeks Topix menguat 2,61 persen. Di Korea Selatan, Kospi melonjak 3,88 persen, dan indeks Kosdaq melonjak 4,54 persen.
Indeks Hang Seng Hong Kong naik 2,49 persen. Saham Tiongkok Daratan naik pada awal perdagangan, dengan komposit Shanghai naik sekitar 0,9 persen, sementara komponen Shenzhen diperdagangkan 1,34 persen lebih tinggi.
Saham di Australia juga mengalami lonjakan dengan S&P/ASX 200 naik persen.
Secara keseluruhan, indeks MSCI Asia kecuali Jepang diperdagangkan 2,21 persen lebih tinggi.
Mengekor Wall Street, Bursa Saham Asia Dibuka Melonjak | PT Equityworld
Investor pada hari ini kemungkinan fokus pada pengumuman bank sentral. Dalam risalah Reserve Bank of Australia (RBA) dari pertemuan kebijakan moneter Juni, dewan bank sentral mengakui bahwa pelonggaran kebijakan fiskal dan moneter yang substansial, terkoordinasi, dan belum pernah terjadi sebelumnya di Australia akan membantu perekonomian melalui periode yang sulit ini.
"Sangat mungkin bahwa dukungan fiskal dan moneter ini akan diperlukan untuk beberapa waktu," tulis risalah RBA.
Bank Sentral Jepang juga akan merilis pernyataan kebijakan moneternya hari ini.
Sebelumnya, Federal Reserve AS (The Fed) mengumumkan langkah-langkah lebih lanjut untuk mendukung pasar. The Fed mengatakan akan membeli obligasi korporasi individual, dan melakukan perluasan pembelian obligasi korporasi.
PT Equityworld | Saham-saham di Asia melonjak pada perdagangan Selasa pagi, 16 Juni 2020 setelah lonjakan yang cukup tinggi di Wall Street.
Melansir CNBC International, indeks Nikkei 225 Jepang melonjak 3,11 persen pada perdagangan pagi. Sementara indeks Topix menguat 2,61 persen. Di Korea Selatan, Kospi melonjak 3,88 persen, dan indeks Kosdaq melonjak 4,54 persen.
Indeks Hang Seng Hong Kong naik 2,49 persen. Saham Tiongkok Daratan naik pada awal perdagangan, dengan komposit Shanghai naik sekitar 0,9 persen, sementara komponen Shenzhen diperdagangkan 1,34 persen lebih tinggi.
Saham di Australia juga mengalami lonjakan dengan S&P/ASX 200 naik persen.
Secara keseluruhan, indeks MSCI Asia kecuali Jepang diperdagangkan 2,21 persen lebih tinggi.
Mengekor Wall Street, Bursa Saham Asia Dibuka Melonjak | PT Equityworld
Investor pada hari ini kemungkinan fokus pada pengumuman bank sentral. Dalam risalah Reserve Bank of Australia (RBA) dari pertemuan kebijakan moneter Juni, dewan bank sentral mengakui bahwa pelonggaran kebijakan fiskal dan moneter yang substansial, terkoordinasi, dan belum pernah terjadi sebelumnya di Australia akan membantu perekonomian melalui periode yang sulit ini.
"Sangat mungkin bahwa dukungan fiskal dan moneter ini akan diperlukan untuk beberapa waktu," tulis risalah RBA.
Bank Sentral Jepang juga akan merilis pernyataan kebijakan moneternya hari ini.
Sebelumnya, Federal Reserve AS (The Fed) mengumumkan langkah-langkah lebih lanjut untuk mendukung pasar. The Fed mengatakan akan membeli obligasi korporasi individual, dan melakukan perluasan pembelian obligasi korporasi.
Senin, 15 Juni 2020
PT Equityworld | Sepekan Wall Street Merah, Dow Futures Anjlok 250 Poin
PT Equityworld | Sepekan Wall Street Merah, Dow Futures Anjlok 250 Poin
PT Equityworld | Tiga indeks utama di bursa Wall Street AS kompak menguat pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (12/6/2020).
Mengacu data perdagangan, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) menguat 1,90% di posisi 25.605, S&P 500 juga melesat 1,31% di level 3.041 dan Nasdaq menguat 1,01% di level 9.588.
Namun secara mingguan, Dow Jones dan S&P 500 masing-masing ambles 5,5% dan 4,7% pada pekan lalu, sementara Nasdaq turun 2,3%. Ketiga tolok ukur pasar saham utama AS ini mengalami pekan terburuk sejak 20 Maret. Secara year to date, DJIA minus 10,28%, S&P minus 5,86% dan hanya Nasdaq yang menguat 6,87%.
Di sisi lain, indeks berjangka (futures) bursa saham AS juga terjerembab pada Minggu kemarin (14/6/2020) dan memberi sinyal adanya penurunan signifikan ke depan seiring dengan sentimen tanda-tanda gelombang kedua Covid-19 di tengah pembukaan kembali perekonomian AS dan beberapa negara lainnya di dunia.
Data CNBC mencatat, indeks futures pada Dow Jones Industrial Average turun sekitar 250 poin, S&P 500 dan Nasdaq 100 futures juga masing-masing turun 1,0% dan 0,8%.
Sepekan, Wall Street Catat Kerugian Mingguan Terbesar Sejak Maret | PT Equityworld
Analis memandang penurunan indeks berjangka mengikuti koreksi besar yang dicatatkan indeks utama Wall Street sepekan lalu yang dipicu oleh meningkatnya kekhawatiran adanya virus gelombang kedua serta aksi ambil untung investor setelah pasar saham rebound besar-besaran.
"Rebound pasar mungkin perlu jeda, karena sentimen telah berubah terlalu cepat terlalu cepat," kata Ed Yardeni, Presiden dan Kepala Strategi Investasi di Yardeni Research, dilansir CNBC International, Senin (15/6/2020).
Dia mengatakan dalam sebuah catatan pada Minggu bahwa, "sekarang pembukaan kembali [ekonomi] sedang dilakukan, ada ketakutan akan hasil yang kurang optimal. [Penerapan] jarak yang jauh dari sosial memicu gelombang kedua virus, diikuti oleh pembukaan penguncian lainnya," katanya.
Beberapa negara bagian di AS dalam proses pembukaan kembali termasuk Alabama, California, Florida dan North Carolina. Negara-negara bagian ini justru melaporkan peningkatan kasus coronavirus baru setiap hari. Texas dan North Carolina melaporkan sejumlah catatan rawat inap meningkat terkait dengan virus ini, Sabtu lalu.
Sementara itu, Gubernur Andrew Cuomo memperingatkan warga New York agar tidak memicu gelombang kedua coronavirus. Dia mengatakan pada Minggu bahwa pemerintah New York sudah menerima 25.000 keluhan tentang bisnis yang melanggar aturan pembukaan kembali secara bertahap. Dia bahkan mengancam untuk mencabut lisensi minuman keras dari bar dan restoran.
PT Equityworld | Tiga indeks utama di bursa Wall Street AS kompak menguat pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (12/6/2020).
Mengacu data perdagangan, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) menguat 1,90% di posisi 25.605, S&P 500 juga melesat 1,31% di level 3.041 dan Nasdaq menguat 1,01% di level 9.588.
Namun secara mingguan, Dow Jones dan S&P 500 masing-masing ambles 5,5% dan 4,7% pada pekan lalu, sementara Nasdaq turun 2,3%. Ketiga tolok ukur pasar saham utama AS ini mengalami pekan terburuk sejak 20 Maret. Secara year to date, DJIA minus 10,28%, S&P minus 5,86% dan hanya Nasdaq yang menguat 6,87%.
Di sisi lain, indeks berjangka (futures) bursa saham AS juga terjerembab pada Minggu kemarin (14/6/2020) dan memberi sinyal adanya penurunan signifikan ke depan seiring dengan sentimen tanda-tanda gelombang kedua Covid-19 di tengah pembukaan kembali perekonomian AS dan beberapa negara lainnya di dunia.
Data CNBC mencatat, indeks futures pada Dow Jones Industrial Average turun sekitar 250 poin, S&P 500 dan Nasdaq 100 futures juga masing-masing turun 1,0% dan 0,8%.
Sepekan, Wall Street Catat Kerugian Mingguan Terbesar Sejak Maret | PT Equityworld
Analis memandang penurunan indeks berjangka mengikuti koreksi besar yang dicatatkan indeks utama Wall Street sepekan lalu yang dipicu oleh meningkatnya kekhawatiran adanya virus gelombang kedua serta aksi ambil untung investor setelah pasar saham rebound besar-besaran.
"Rebound pasar mungkin perlu jeda, karena sentimen telah berubah terlalu cepat terlalu cepat," kata Ed Yardeni, Presiden dan Kepala Strategi Investasi di Yardeni Research, dilansir CNBC International, Senin (15/6/2020).
Dia mengatakan dalam sebuah catatan pada Minggu bahwa, "sekarang pembukaan kembali [ekonomi] sedang dilakukan, ada ketakutan akan hasil yang kurang optimal. [Penerapan] jarak yang jauh dari sosial memicu gelombang kedua virus, diikuti oleh pembukaan penguncian lainnya," katanya.
Beberapa negara bagian di AS dalam proses pembukaan kembali termasuk Alabama, California, Florida dan North Carolina. Negara-negara bagian ini justru melaporkan peningkatan kasus coronavirus baru setiap hari. Texas dan North Carolina melaporkan sejumlah catatan rawat inap meningkat terkait dengan virus ini, Sabtu lalu.
Sementara itu, Gubernur Andrew Cuomo memperingatkan warga New York agar tidak memicu gelombang kedua coronavirus. Dia mengatakan pada Minggu bahwa pemerintah New York sudah menerima 25.000 keluhan tentang bisnis yang melanggar aturan pembukaan kembali secara bertahap. Dia bahkan mengancam untuk mencabut lisensi minuman keras dari bar dan restoran.
Jumat, 12 Juni 2020
PT Equityworld | Hari terburuk Wall Street, Indeks Dow Jones jatuh di atas 1.800 poin
PT Equityworld | Hari terburuk Wall Street, Indeks Dow Jones jatuh di atas 1.800 poin
PT Equityworld | Saham-saham di Wall Street melemah tajam pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), dengan Indeks Dow Jones anjlok lebih dari 1.800 poin di tengah aksi jual pasar yang meluas dan semua indeks utama membukukan hari terburuk mereka sejak pertengahan Maret..
Indeks 30-saham unggulan merosot 1.861,82 poin atau 6,9 persen, menjadi ditutup di 25.128,17 poin. Indeks S&P 500 merosot 188,04 poin atau 5,89 persen, menjadi berakhir di 3.002,10 poin. Indeks Nasdaq ditutup anjlok 527,62 poin atau 5,27 persen, menjadi 9.492,73 poin.
Semua 11 sektor utama S&P 500 anjlok, dengan sektor energi dan keuangan masing-masing terpuruk sebesar 9,45 persen dan 8,18 persen, memimpin kerugian sektoral.
Pergerakan itu terjadi ketika kasus Virus Corona meningkat di beberapa negara bagian Amerika Serikat yang dibuka kembali setelah penguncian untuk menahan penyebaran penyakit.
Hari Terburuk Wall Street, Dow Jones Terjun Payung 1.800 Poin | PT Equityworld
Lebih dari dua juta kasus COVID-19 dikonfirmasi telah dilaporkan di Amerika Serikat, dengan lebih dari 113.000 kematian pada Kamis sore (11/6/2020), menurut Pusat Sains dan Teknik Sistem (CSSE) di Universitas Johns Hopkins.
Para investor juga mencerna kebijakan moneter terbaru Federal Reserve (Fed) dan perkiraan suramnya untuk ekonomi AS.
The Fed pada Rabu (10/6/2020) mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah pada level rekor terendah mendekati nol di tengah meningkatnya dampak dari resesi yang diinduksi COVID-19, dan mengindikasikan suku bunga akan tetap pada level saat ini hingga setidaknya 2022.
Dalam data ekonomi, klaim pengangguran awal AS mencatat 1,542 juta pada pekan yang berakhir 6 Juni, karena pandemi terus membebani pasar tenaga kerja, Departemen Tenaga Kerja melaporkan pada Kamis (11/6/2020). Level minggu sebelumnya direvisi lebih tinggi menjadi 1,897 juta.
PT Equityworld | Saham-saham di Wall Street melemah tajam pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), dengan Indeks Dow Jones anjlok lebih dari 1.800 poin di tengah aksi jual pasar yang meluas dan semua indeks utama membukukan hari terburuk mereka sejak pertengahan Maret..
Indeks 30-saham unggulan merosot 1.861,82 poin atau 6,9 persen, menjadi ditutup di 25.128,17 poin. Indeks S&P 500 merosot 188,04 poin atau 5,89 persen, menjadi berakhir di 3.002,10 poin. Indeks Nasdaq ditutup anjlok 527,62 poin atau 5,27 persen, menjadi 9.492,73 poin.
Semua 11 sektor utama S&P 500 anjlok, dengan sektor energi dan keuangan masing-masing terpuruk sebesar 9,45 persen dan 8,18 persen, memimpin kerugian sektoral.
Pergerakan itu terjadi ketika kasus Virus Corona meningkat di beberapa negara bagian Amerika Serikat yang dibuka kembali setelah penguncian untuk menahan penyebaran penyakit.
Hari Terburuk Wall Street, Dow Jones Terjun Payung 1.800 Poin | PT Equityworld
Lebih dari dua juta kasus COVID-19 dikonfirmasi telah dilaporkan di Amerika Serikat, dengan lebih dari 113.000 kematian pada Kamis sore (11/6/2020), menurut Pusat Sains dan Teknik Sistem (CSSE) di Universitas Johns Hopkins.
Para investor juga mencerna kebijakan moneter terbaru Federal Reserve (Fed) dan perkiraan suramnya untuk ekonomi AS.
The Fed pada Rabu (10/6/2020) mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah pada level rekor terendah mendekati nol di tengah meningkatnya dampak dari resesi yang diinduksi COVID-19, dan mengindikasikan suku bunga akan tetap pada level saat ini hingga setidaknya 2022.
Dalam data ekonomi, klaim pengangguran awal AS mencatat 1,542 juta pada pekan yang berakhir 6 Juni, karena pandemi terus membebani pasar tenaga kerja, Departemen Tenaga Kerja melaporkan pada Kamis (11/6/2020). Level minggu sebelumnya direvisi lebih tinggi menjadi 1,897 juta.
PT Equityworld | Hari terburuk Wall Street, Indeks Dow Jones jatuh di atas 1.800 poin
PT Equityworld | Hari terburuk Wall Street, Indeks Dow Jones jatuh di atas 1.800 poin
PT Equityworld | Saham-saham di Wall Street melemah tajam pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), dengan Indeks Dow Jones anjlok lebih dari 1.800 poin di tengah aksi jual pasar yang meluas dan semua indeks utama membukukan hari terburuk mereka sejak pertengahan Maret..
Indeks 30-saham unggulan merosot 1.861,82 poin atau 6,9 persen, menjadi ditutup di 25.128,17 poin. Indeks S&P 500 merosot 188,04 poin atau 5,89 persen, menjadi berakhir di 3.002,10 poin. Indeks Nasdaq ditutup anjlok 527,62 poin atau 5,27 persen, menjadi 9.492,73 poin.
Semua 11 sektor utama S&P 500 anjlok, dengan sektor energi dan keuangan masing-masing terpuruk sebesar 9,45 persen dan 8,18 persen, memimpin kerugian sektoral.
Pergerakan itu terjadi ketika kasus Virus Corona meningkat di beberapa negara bagian Amerika Serikat yang dibuka kembali setelah penguncian untuk menahan penyebaran penyakit.
Hari Terburuk Wall Street, Dow Jones Terjun Payung 1.800 Poin | PT Equityworld
Lebih dari dua juta kasus COVID-19 dikonfirmasi telah dilaporkan di Amerika Serikat, dengan lebih dari 113.000 kematian pada Kamis sore (11/6/2020), menurut Pusat Sains dan Teknik Sistem (CSSE) di Universitas Johns Hopkins.
Para investor juga mencerna kebijakan moneter terbaru Federal Reserve (Fed) dan perkiraan suramnya untuk ekonomi AS.
The Fed pada Rabu (10/6/2020) mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah pada level rekor terendah mendekati nol di tengah meningkatnya dampak dari resesi yang diinduksi COVID-19, dan mengindikasikan suku bunga akan tetap pada level saat ini hingga setidaknya 2022.
Dalam data ekonomi, klaim pengangguran awal AS mencatat 1,542 juta pada pekan yang berakhir 6 Juni, karena pandemi terus membebani pasar tenaga kerja, Departemen Tenaga Kerja melaporkan pada Kamis (11/6/2020). Level minggu sebelumnya direvisi lebih tinggi menjadi 1,897 juta.
PT Equityworld | Saham-saham di Wall Street melemah tajam pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), dengan Indeks Dow Jones anjlok lebih dari 1.800 poin di tengah aksi jual pasar yang meluas dan semua indeks utama membukukan hari terburuk mereka sejak pertengahan Maret..
Indeks 30-saham unggulan merosot 1.861,82 poin atau 6,9 persen, menjadi ditutup di 25.128,17 poin. Indeks S&P 500 merosot 188,04 poin atau 5,89 persen, menjadi berakhir di 3.002,10 poin. Indeks Nasdaq ditutup anjlok 527,62 poin atau 5,27 persen, menjadi 9.492,73 poin.
Semua 11 sektor utama S&P 500 anjlok, dengan sektor energi dan keuangan masing-masing terpuruk sebesar 9,45 persen dan 8,18 persen, memimpin kerugian sektoral.
Pergerakan itu terjadi ketika kasus Virus Corona meningkat di beberapa negara bagian Amerika Serikat yang dibuka kembali setelah penguncian untuk menahan penyebaran penyakit.
Hari Terburuk Wall Street, Dow Jones Terjun Payung 1.800 Poin | PT Equityworld
Lebih dari dua juta kasus COVID-19 dikonfirmasi telah dilaporkan di Amerika Serikat, dengan lebih dari 113.000 kematian pada Kamis sore (11/6/2020), menurut Pusat Sains dan Teknik Sistem (CSSE) di Universitas Johns Hopkins.
Para investor juga mencerna kebijakan moneter terbaru Federal Reserve (Fed) dan perkiraan suramnya untuk ekonomi AS.
The Fed pada Rabu (10/6/2020) mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah pada level rekor terendah mendekati nol di tengah meningkatnya dampak dari resesi yang diinduksi COVID-19, dan mengindikasikan suku bunga akan tetap pada level saat ini hingga setidaknya 2022.
Dalam data ekonomi, klaim pengangguran awal AS mencatat 1,542 juta pada pekan yang berakhir 6 Juni, karena pandemi terus membebani pasar tenaga kerja, Departemen Tenaga Kerja melaporkan pada Kamis (11/6/2020). Level minggu sebelumnya direvisi lebih tinggi menjadi 1,897 juta.
Kamis, 11 Juni 2020
PT Equityworld | Proyeksi The Fed Tekan Wall Street ke Zona Merah
PT Equityworld | Proyeksi The Fed Tekan Wall Street ke Zona Merah
PT Equityworld | Bursa saham utama Amerika Serikat (AS) berakhir bervariasi pada perdagangan Rabu (10/6). Dow Jones Industrial Avarage (DJIA) dan S&P 500 ditutup melemah sedangkan Nasdaq menguat.
DJIA dan S&P 500 melemah setelah bank sentral AS, The Fed, memproyeksikan produk domestik bruto (PDB) negaranya turun 6,5 persen tahun ini. Sementara penguatan Nasdaq ditopang oleh Microsoft dan Apple yang mampu mempertahankan sebagian besar keuntungannya.
Dalam proyeksinya, The Fed juga memperkirakan tingkat pengangguran akan berada di level 9,3 persen pada akhir tahun. Bank sentral tersebut tampaknya juga akan mempertahankan suku bunga pinjaman mendekati nol persen hingga 2022 mendatang.
Wall Street Tumbang usai Investor Cemas Penyebaran Corona Gelombang II | PT Equityworld
"Meskipun proyeksinya PDB dan tingkat pengangguran akan membaik, keduanya butuh waktu lama untuk pulih," kata analis Globalt, Tom Martin, Rabu (10/6), dikutip Reuters.
DJIA turun sebesar 1,04 persen atau kehilangan 282,31 poin ke level 26.989,99. Sementara S&P 500 melemah 0,53 persen atau turun 17,04 poin ke level 3.190,14. Sedangkan Nasdaq melanjutkan penguatannya sebesar 0,67 persen atau naik 66,59 poin menjadi 10.020,35.
Kali ini, The Fed mengulangi janjinya untuk menjaga kebijakan moneter longgar sampai ekonomi AS kembali pulih. Janji tersebut juga pernah disampaikan saat bank sentral pertama kali memberi tanggapan mengenai pandemi Covid-19.
PT Equityworld | Bursa saham utama Amerika Serikat (AS) berakhir bervariasi pada perdagangan Rabu (10/6). Dow Jones Industrial Avarage (DJIA) dan S&P 500 ditutup melemah sedangkan Nasdaq menguat.
DJIA dan S&P 500 melemah setelah bank sentral AS, The Fed, memproyeksikan produk domestik bruto (PDB) negaranya turun 6,5 persen tahun ini. Sementara penguatan Nasdaq ditopang oleh Microsoft dan Apple yang mampu mempertahankan sebagian besar keuntungannya.
Dalam proyeksinya, The Fed juga memperkirakan tingkat pengangguran akan berada di level 9,3 persen pada akhir tahun. Bank sentral tersebut tampaknya juga akan mempertahankan suku bunga pinjaman mendekati nol persen hingga 2022 mendatang.
Wall Street Tumbang usai Investor Cemas Penyebaran Corona Gelombang II | PT Equityworld
"Meskipun proyeksinya PDB dan tingkat pengangguran akan membaik, keduanya butuh waktu lama untuk pulih," kata analis Globalt, Tom Martin, Rabu (10/6), dikutip Reuters.
DJIA turun sebesar 1,04 persen atau kehilangan 282,31 poin ke level 26.989,99. Sementara S&P 500 melemah 0,53 persen atau turun 17,04 poin ke level 3.190,14. Sedangkan Nasdaq melanjutkan penguatannya sebesar 0,67 persen atau naik 66,59 poin menjadi 10.020,35.
Kali ini, The Fed mengulangi janjinya untuk menjaga kebijakan moneter longgar sampai ekonomi AS kembali pulih. Janji tersebut juga pernah disampaikan saat bank sentral pertama kali memberi tanggapan mengenai pandemi Covid-19.
Rabu, 10 Juni 2020
PT Equityworld | Bursa Asia Melemah Setelah Wall Street Tumbang
PT Equityworld | Bursa Asia Melemah Setelah Wall Street Tumbang
PT Equityworld | Ekuitas Asia ikut tergelincir pada perdagangan Rabu (10/6) setelah sebagian besar saham Amerika Serikat (AS) tumbang. Wall Street, pada Selasa (9/6), mengakhiri reli penguatan yang berlangsung selama beberapa waktu berturut-turut.
Indeks Nikkei 225 Jepang mengalami pelemahan sebesar 0,8 persen, diikuti ASX 200 Australia yang turun 0,4 persen. Sementara KOSPI Korea tergelincir sebesar 0,3 persen.
"Pasar mengambil jeda mengingat kenaikan yang terjadi dalam beberapa minggu terakhir," kata ahli strategi investasi senior di Allianz Investment Management Charlie Ripley, dikutip Reuters, Rabu (10/6).
Investor dinilai lebih hati-hati dan perhatian mereka mulai dialihkan ke Bank sentral AS, Federal The Reserve (The Fed). Menurut Ripley, pasar tengah menanti hasil pertemuan The Fed beberapa hari lalu.
Trump Mau Depak China dari Wall Street, Ini Konsekuensinya! | PT Equityworld
The Fed berencana akan mengeluarkan proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk pertama kalinya sejak Desember tahun lalu. Perhatian investor akan tertuju kepada biaya yang dikeluarkan selama lockdown untuk mencegah penyebaran pandemi Covid-19.
Sentimen tersebut menyebabkan Dow Jones Industrial Avarage (DJIA) turun 1,09 persen dan S&P 500 turun 0,78 persen. Sedangkan Nasdaq mengalami kenaikan 0,3 persen didorong oleh penguatan saham-saham teknologi.
PT Equityworld | Ekuitas Asia ikut tergelincir pada perdagangan Rabu (10/6) setelah sebagian besar saham Amerika Serikat (AS) tumbang. Wall Street, pada Selasa (9/6), mengakhiri reli penguatan yang berlangsung selama beberapa waktu berturut-turut.
Indeks Nikkei 225 Jepang mengalami pelemahan sebesar 0,8 persen, diikuti ASX 200 Australia yang turun 0,4 persen. Sementara KOSPI Korea tergelincir sebesar 0,3 persen.
"Pasar mengambil jeda mengingat kenaikan yang terjadi dalam beberapa minggu terakhir," kata ahli strategi investasi senior di Allianz Investment Management Charlie Ripley, dikutip Reuters, Rabu (10/6).
Investor dinilai lebih hati-hati dan perhatian mereka mulai dialihkan ke Bank sentral AS, Federal The Reserve (The Fed). Menurut Ripley, pasar tengah menanti hasil pertemuan The Fed beberapa hari lalu.
Trump Mau Depak China dari Wall Street, Ini Konsekuensinya! | PT Equityworld
The Fed berencana akan mengeluarkan proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk pertama kalinya sejak Desember tahun lalu. Perhatian investor akan tertuju kepada biaya yang dikeluarkan selama lockdown untuk mencegah penyebaran pandemi Covid-19.
Sentimen tersebut menyebabkan Dow Jones Industrial Avarage (DJIA) turun 1,09 persen dan S&P 500 turun 0,78 persen. Sedangkan Nasdaq mengalami kenaikan 0,3 persen didorong oleh penguatan saham-saham teknologi.
Selasa, 09 Juni 2020
PT Equityworld | Selasa Pagi, Indeks Saham Asia Pasifik Dibuka Bervariasi
PT Equityworld | Selasa Pagi, Indeks Saham Asia Pasifik Dibuka Bervariasi
PT Equityworld | Indeks saham utama di pasar Asia Pasifik dibuka bervariasi pada perdagangan Selasa pagi (9/6/2020). Investor berharap pemulihan ekonomi akibat pandemi virus corona (Covid-19) dapat berlangsung secara cepat setelah banyak negara membuka ekonominya. Secara keseluruhan, indeks MSCI Asia ex-Jepang diperdagangkan 0,91% lebih tinggi. Saham-saham di Australia, yang kembali diperdagangkan setelah libur hari Senin, memimpin kenaikan di pasar-pasar utama di kawasan Asia Pasifik.
Indeks S&P / ASX 200 melonjak 3,17%. Saham bank-bank besar seperti Commonwealth Bank of Australia, Westpac dan Australia dan New Zealand Banking Group masing-masing melonjak lebih dari 4%. Kospi Korea Selatan juga naik 1,2%. Saham perusahaan Samsung Group di Korea Selatan terus menguat.
Industri kelas berat Samsung Electronics naik 2,19% sementara Samsung Biologics melonjak 2,41% dan Samsung C&T naik 1,76%. Saham-saham perusahaan Samsung Group di Korea Selatan dalam pengawasan pada Selasa, setelah pengadilan di Seoul menolak surat perintah penangkapan untuk pemimpin de facto konglomerat, Lee Jae-yong, menurut kantor berita lokal Yonhap.
Saham Asia Bersiap Naik Setelah Pemulihan dari Pandemi | PT Equityworld
Pada 2017, Lee Jae-yong dinyatakan bersalah atas tuduhan penyuapan hingga penggelapan sebelum dibebaskan pada Februari 2018. Lee sedang diselidiki sehubungan dengan penggabungan dua afiliasi Samsung pada 2015, sebuah langkah yang diyakini sebagai pengambilan perusahaan dari ayahnya, demikian kantor berita Yonhap melaporkan. Di Jepang, Nikkei 225 melayang di sekitar garis datar cenderung terkoreksi, turun 0,68% pada level 23.015,64 Semalam, pasar saham di Amerika Serikat melesat. Dow Jones Industrial Average naik 461,46 poin, atau 1,7%, menjadi 27.572,44. Sedangkan S&P 500 naik 38,46 poin, atau 1,20% menjadi 3.232,39, dan Nasdaq Composite menambahkan 110,66 poin atau 1,13%, menjadi 9.924,75. Indeks Nasdaq yang mengukur saham-saham teknologi di bursa Wall Street, pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), mencetak rekor tertinggi, mengkonfirmasi bahwa Wall Street dalam tren bullish baru.
Sementara itu, harga minyak di pasar Asia bergerak naik. Minyak mentah berjangka internasional Brent naik 1,18% menjadi $ 41,28 per barel. Minyak mentah berjangka AS juga naik 1,39% menjadi $ 38,72 per barel. Indeks dolar AS, yang melacak greenback terhadap sekeranjang rekan-rekannya, berada di 96,624 setelah tergelincir dari level sekitar 97 dari sebelumnya. Yen Jepang diperdagangkan pada 108,32 per dolar setelah menguat tajam dari level di atas 109,2 kemarin. Dolar Australia berpindah tangan pada $ 0,7038, masih pada tren kenaikan lanjutan setelah kenaikannya dari level di bawah $ 0,68 minggu lalu.
PT Equityworld | Indeks saham utama di pasar Asia Pasifik dibuka bervariasi pada perdagangan Selasa pagi (9/6/2020). Investor berharap pemulihan ekonomi akibat pandemi virus corona (Covid-19) dapat berlangsung secara cepat setelah banyak negara membuka ekonominya. Secara keseluruhan, indeks MSCI Asia ex-Jepang diperdagangkan 0,91% lebih tinggi. Saham-saham di Australia, yang kembali diperdagangkan setelah libur hari Senin, memimpin kenaikan di pasar-pasar utama di kawasan Asia Pasifik.
Indeks S&P / ASX 200 melonjak 3,17%. Saham bank-bank besar seperti Commonwealth Bank of Australia, Westpac dan Australia dan New Zealand Banking Group masing-masing melonjak lebih dari 4%. Kospi Korea Selatan juga naik 1,2%. Saham perusahaan Samsung Group di Korea Selatan terus menguat.
Industri kelas berat Samsung Electronics naik 2,19% sementara Samsung Biologics melonjak 2,41% dan Samsung C&T naik 1,76%. Saham-saham perusahaan Samsung Group di Korea Selatan dalam pengawasan pada Selasa, setelah pengadilan di Seoul menolak surat perintah penangkapan untuk pemimpin de facto konglomerat, Lee Jae-yong, menurut kantor berita lokal Yonhap.
Saham Asia Bersiap Naik Setelah Pemulihan dari Pandemi | PT Equityworld
Pada 2017, Lee Jae-yong dinyatakan bersalah atas tuduhan penyuapan hingga penggelapan sebelum dibebaskan pada Februari 2018. Lee sedang diselidiki sehubungan dengan penggabungan dua afiliasi Samsung pada 2015, sebuah langkah yang diyakini sebagai pengambilan perusahaan dari ayahnya, demikian kantor berita Yonhap melaporkan. Di Jepang, Nikkei 225 melayang di sekitar garis datar cenderung terkoreksi, turun 0,68% pada level 23.015,64 Semalam, pasar saham di Amerika Serikat melesat. Dow Jones Industrial Average naik 461,46 poin, atau 1,7%, menjadi 27.572,44. Sedangkan S&P 500 naik 38,46 poin, atau 1,20% menjadi 3.232,39, dan Nasdaq Composite menambahkan 110,66 poin atau 1,13%, menjadi 9.924,75. Indeks Nasdaq yang mengukur saham-saham teknologi di bursa Wall Street, pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), mencetak rekor tertinggi, mengkonfirmasi bahwa Wall Street dalam tren bullish baru.
Sementara itu, harga minyak di pasar Asia bergerak naik. Minyak mentah berjangka internasional Brent naik 1,18% menjadi $ 41,28 per barel. Minyak mentah berjangka AS juga naik 1,39% menjadi $ 38,72 per barel. Indeks dolar AS, yang melacak greenback terhadap sekeranjang rekan-rekannya, berada di 96,624 setelah tergelincir dari level sekitar 97 dari sebelumnya. Yen Jepang diperdagangkan pada 108,32 per dolar setelah menguat tajam dari level di atas 109,2 kemarin. Dolar Australia berpindah tangan pada $ 0,7038, masih pada tren kenaikan lanjutan setelah kenaikannya dari level di bawah $ 0,68 minggu lalu.
Senin, 08 Juni 2020
PT Equityworld | Wall Street Melesat, Ditopang Jumlah Pekerjaan di AS yang Naik di Luar Dugaan
PT Equityworld | Wall Street Melesat, Ditopang Jumlah Pekerjaan di AS yang Naik di Luar Dugaan
PT Equityworld | Wall Street melonjak pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu. Laporan pekerjaan Mei yang tak terduga memberikan bukti bahwa ekonomi AS menuju pemulihan yang lebih cepat dari perkiraan
Dilansir Reuters, Senin (8/6), Dow Jones Industrial Average naik 829,16 poin atau 3,15 persen menjadi 27.110,98, indeks S&P 500 naik 81,58 poin atau 2,62 persen menjadi 3.193,93, dan Nasdaq Composite menambahkan 198,27 poin atau 2,06 persen menjadi 9.814.08.
Nasdaq menembus level penutupan tertinggi sejak Februari 2020. Ketiga indeks saham utama AS menguat lebih dari 2 persen sejak Februari 2020.
Sebanyak 2,5 juta lapangan pekerjaan baru terjadi selama Mei 2020, naik dari April dan Maret yang terkontraksi hingga 20,7 juta pekerjaan.
Sementara tingkat pengangguran turun menjadi 13,3 persen. Angka ini jauh di bawah proyeksi analis, yang memperkirakan jumlah pengangguran akan naik 19,8 persen atau terburuk sepanjang sejarah.
"Angka-angka tersebut merupakan kejutan besar dan membawa sisi positif. Itu sekaligus mengonfirmasi bahwa ekonomi akan kembali pulih dan sinyal kuat perekonomian membaik,” kata Michael Arone, kepala strategi investasi di State Street Global Advisors di Boston.
Imbal hasil AS naik usai rilis data pekerjaan tersebut, memberikan dorongan ke sektor perbankan yang sensitif terhadap suku bunga dan mengirim indeks S&P 500 Banks naik 4,9 persen.
Bahkan sektor penerbangan yang selama ini menjadi salah satu sektor yang paling terpukul akibat pandemi virus corona, melesat 5,7 persen di indeks ARCA Airlines.
Pelaku pasar saat ini memberikan perhatian lebih ke Federal Reserve, yang akan mengadakan pertemuan kebijakan moneter pekan ini, di mana data pekerjaan terbaru juga akan dibahas.
Gejolak politik di AS turut mendorong dana asing masuk ke pasar saham Asia | PT Equityworld
Meski demikian, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa pandemi COVID-19 masih jauh dari kata selesai dan kasus-kasus baru terus meningkat.
Seluruh sektor utama S&P 500 mengakhiri sesi positif, dipimpin kenaikan di sektor energi, keuangan, dan industri.
Boeing Co melonjak 11,5 persen, di tengah harapan naiknya perjalanan udara, setelah American Airlines Group Inc dan United Airlines mengatakan mereka akan meningkatkan jadwal penerbangan pada bulan depan.
Saham peritel mewah, Tiffany & Co, melonjak 6,5 persen, setelah Reuters melaporkan kesepakatan pengambilalihan LVMH senilai USD 16,2 miliar.
Produsen obat, Novavax Inc, naik 3,7 persen setelah adanya pengumuman bahwa Departemen Pertahanan AS akan memberikan USD 60 juta untuk memproduksi kandidat vaksin COVID-19.
Volume perdagangan mencapai 17,56 miliar saham, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata 12,03 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.
PT Equityworld | Wall Street melonjak pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu. Laporan pekerjaan Mei yang tak terduga memberikan bukti bahwa ekonomi AS menuju pemulihan yang lebih cepat dari perkiraan
Dilansir Reuters, Senin (8/6), Dow Jones Industrial Average naik 829,16 poin atau 3,15 persen menjadi 27.110,98, indeks S&P 500 naik 81,58 poin atau 2,62 persen menjadi 3.193,93, dan Nasdaq Composite menambahkan 198,27 poin atau 2,06 persen menjadi 9.814.08.
Nasdaq menembus level penutupan tertinggi sejak Februari 2020. Ketiga indeks saham utama AS menguat lebih dari 2 persen sejak Februari 2020.
Sebanyak 2,5 juta lapangan pekerjaan baru terjadi selama Mei 2020, naik dari April dan Maret yang terkontraksi hingga 20,7 juta pekerjaan.
Sementara tingkat pengangguran turun menjadi 13,3 persen. Angka ini jauh di bawah proyeksi analis, yang memperkirakan jumlah pengangguran akan naik 19,8 persen atau terburuk sepanjang sejarah.
"Angka-angka tersebut merupakan kejutan besar dan membawa sisi positif. Itu sekaligus mengonfirmasi bahwa ekonomi akan kembali pulih dan sinyal kuat perekonomian membaik,” kata Michael Arone, kepala strategi investasi di State Street Global Advisors di Boston.
Imbal hasil AS naik usai rilis data pekerjaan tersebut, memberikan dorongan ke sektor perbankan yang sensitif terhadap suku bunga dan mengirim indeks S&P 500 Banks naik 4,9 persen.
Bahkan sektor penerbangan yang selama ini menjadi salah satu sektor yang paling terpukul akibat pandemi virus corona, melesat 5,7 persen di indeks ARCA Airlines.
Pelaku pasar saat ini memberikan perhatian lebih ke Federal Reserve, yang akan mengadakan pertemuan kebijakan moneter pekan ini, di mana data pekerjaan terbaru juga akan dibahas.
Gejolak politik di AS turut mendorong dana asing masuk ke pasar saham Asia | PT Equityworld
Meski demikian, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa pandemi COVID-19 masih jauh dari kata selesai dan kasus-kasus baru terus meningkat.
Seluruh sektor utama S&P 500 mengakhiri sesi positif, dipimpin kenaikan di sektor energi, keuangan, dan industri.
Boeing Co melonjak 11,5 persen, di tengah harapan naiknya perjalanan udara, setelah American Airlines Group Inc dan United Airlines mengatakan mereka akan meningkatkan jadwal penerbangan pada bulan depan.
Saham peritel mewah, Tiffany & Co, melonjak 6,5 persen, setelah Reuters melaporkan kesepakatan pengambilalihan LVMH senilai USD 16,2 miliar.
Produsen obat, Novavax Inc, naik 3,7 persen setelah adanya pengumuman bahwa Departemen Pertahanan AS akan memberikan USD 60 juta untuk memproduksi kandidat vaksin COVID-19.
Volume perdagangan mencapai 17,56 miliar saham, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata 12,03 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.
Jumat, 05 Juni 2020
Equityworld Futures | Bursa Asia Dibuka Beragam, Investor Cermati Langkah Pemulihan Ekonomi
Equityworld Futures | Bursa Asia Dibuka Beragam, Investor Cermati Langkah Pemulihan Ekonomi
Equityworld Futures | Bursa Asia dibuka bervariasi pada perdagangan Jumat ini. Di AS, Wall Street mengalami tekanan pada penutupan perdagangan semalam.
Mengutip CNBC, Jumat (5/6/2020), indeks Nikkei 225 Jepang turun 0,31 persen pada awal perdagangan, sementara indeks Topix turun 0,17 persen.
Di Korea Selatan, indeks Kospi hanya mampu menguat 0,11 persen. Sementara di Australia, indeks S&P/ASX 200 turun 0,21 persen.
Secara keseluruhan, indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang yang menjadi patokan bursa Asia diperdagangkan 0,05 persen lebih rendah.
Investor bursa Asia terus mengawasi perkembangan stimulus ekonomi yang menjadi upaya negara untuk memulihkan ekonomi dari pandemi Corona.
Bank Sentral Eropa pada hari Kamis kemarin mengumumkan peningkatan Program Pembelian Darurat Pandemi sebesar 600 miliar euro.
Mayoritas Indeks Bursa Saham Asia Terkoreksi | Equityworld Futures
di AS,Wall Street Tertekan pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi waktu Jakarta. Bursa saham Amerika Serikar (AS) mengalami tekanan karena data tenaga kerja yang mengecewakan.
Mengutip CNBC, Jumat (5/6/2020), indeks acuan S&P 500 turun 0,3 persen menjadi 3.112,35. Sedangkan Nasdaq Composite turun 0,7 persen menjadi 9.615,81. Kedua indeks ini membukukan penurunan pertama dalam lima sesi perdagangan.
Sedangkan untuk Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup hanya naik tipis yaitu 11 poin atau 0,1 persen menjadi26.281,82.
Saham-saham teknologi mengalami tekanan pada perdagangan Kamis tersebut. Tercatat, saham Facebook dan Netflix keduanya turun lebih dari 1,6 persen.
Saham Amazon ditutup 0,7 persen lebih rendah sementara Alphabet dan Apple masing-masing turun lebih dari 0,8 persen.
Equityworld Futures | Bursa Asia dibuka bervariasi pada perdagangan Jumat ini. Di AS, Wall Street mengalami tekanan pada penutupan perdagangan semalam.
Mengutip CNBC, Jumat (5/6/2020), indeks Nikkei 225 Jepang turun 0,31 persen pada awal perdagangan, sementara indeks Topix turun 0,17 persen.
Di Korea Selatan, indeks Kospi hanya mampu menguat 0,11 persen. Sementara di Australia, indeks S&P/ASX 200 turun 0,21 persen.
Secara keseluruhan, indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang yang menjadi patokan bursa Asia diperdagangkan 0,05 persen lebih rendah.
Investor bursa Asia terus mengawasi perkembangan stimulus ekonomi yang menjadi upaya negara untuk memulihkan ekonomi dari pandemi Corona.
Bank Sentral Eropa pada hari Kamis kemarin mengumumkan peningkatan Program Pembelian Darurat Pandemi sebesar 600 miliar euro.
Mayoritas Indeks Bursa Saham Asia Terkoreksi | Equityworld Futures
di AS,Wall Street Tertekan pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi waktu Jakarta. Bursa saham Amerika Serikar (AS) mengalami tekanan karena data tenaga kerja yang mengecewakan.
Mengutip CNBC, Jumat (5/6/2020), indeks acuan S&P 500 turun 0,3 persen menjadi 3.112,35. Sedangkan Nasdaq Composite turun 0,7 persen menjadi 9.615,81. Kedua indeks ini membukukan penurunan pertama dalam lima sesi perdagangan.
Sedangkan untuk Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup hanya naik tipis yaitu 11 poin atau 0,1 persen menjadi26.281,82.
Saham-saham teknologi mengalami tekanan pada perdagangan Kamis tersebut. Tercatat, saham Facebook dan Netflix keduanya turun lebih dari 1,6 persen.
Saham Amazon ditutup 0,7 persen lebih rendah sementara Alphabet dan Apple masing-masing turun lebih dari 0,8 persen.
Rabu, 03 Juni 2020
Equityworld Futures | Wall Street melanjutkan pendakian mendekati level tertinggi
Equityworld Futures | Wall Street melanjutkan pendakian mendekati level tertinggi
Equityworld Futures | Wall Street naik lagi di awal perdagangan pertengahan pekan ini. Rabu (3/6) pukul 21.02 WIB, Dow Jones Industrial Average menguat 0,97% ke 25.992.
Indeks S&P 500 menguat 0,78% ke 3.104. Sedangkan Nasdaq Composite menguat 0,66% ke 9.671.
Optimisme investor yang tebal masih menjadi tenaga penguatan bursa saham Amerika Serikat (AS) di tengah pandemi Covid-19 dan demonstrasi antirasial. Data terbaru AS menunjukkan bahwa penurunan pembayaran gaji swasta di AS pada bulan Mei lebih rendah daripada prediksi awal. Perusahaan-perusahaan AS menyetop pembayaran gaji 2,76 juta pekerja.
Angka tersebut jauh lebih rendah daripada prediksi para ekonom yang meramalkan penurunan pembayaran gaji 9 juta pekerja. Data tenaga kerja swasta ini dirilis sebelum data tenaga kerja yang lebih komprehensif pada Jumat mendatang.
Wall Street melambung, didukung data terbaru ekonomi AS | Equityworld Futures
Indeks saham S&P 500 dan Nasdaq sudah naik enam dari tujuh perdagangan terakhir. Indeks S&P 500 hanya sekitar 9% dari level tertinggi Februari lalu. Sedangkan Nasdaq hanya 2% dari level rekor tertinggi Februari lalu.
Stimulus bank sentral dan pemerintah menjadi penyokong terkuat pasar saham yang terus mendaki ini. Bahkan, tensi politik AS-China dan potensi perang dagang yang bergejolak kembali tak mampu menyetop reli bursa.
"Investor yakin bahwa tidak akan ada gejolak besar di AS. Investor pun percaya hubungan AS-China dapat bertahan dari goncangan terbaru," kata Connor Campbell, analis keuangan SpreadEx kepada Reuters. Dia menambahkan, katalis ini diiringi dengan pelonggaran lockdown menjadi penopang bursa.
Equityworld Futures | Wall Street naik lagi di awal perdagangan pertengahan pekan ini. Rabu (3/6) pukul 21.02 WIB, Dow Jones Industrial Average menguat 0,97% ke 25.992.
Indeks S&P 500 menguat 0,78% ke 3.104. Sedangkan Nasdaq Composite menguat 0,66% ke 9.671.
Optimisme investor yang tebal masih menjadi tenaga penguatan bursa saham Amerika Serikat (AS) di tengah pandemi Covid-19 dan demonstrasi antirasial. Data terbaru AS menunjukkan bahwa penurunan pembayaran gaji swasta di AS pada bulan Mei lebih rendah daripada prediksi awal. Perusahaan-perusahaan AS menyetop pembayaran gaji 2,76 juta pekerja.
Angka tersebut jauh lebih rendah daripada prediksi para ekonom yang meramalkan penurunan pembayaran gaji 9 juta pekerja. Data tenaga kerja swasta ini dirilis sebelum data tenaga kerja yang lebih komprehensif pada Jumat mendatang.
Wall Street melambung, didukung data terbaru ekonomi AS | Equityworld Futures
Indeks saham S&P 500 dan Nasdaq sudah naik enam dari tujuh perdagangan terakhir. Indeks S&P 500 hanya sekitar 9% dari level tertinggi Februari lalu. Sedangkan Nasdaq hanya 2% dari level rekor tertinggi Februari lalu.
Stimulus bank sentral dan pemerintah menjadi penyokong terkuat pasar saham yang terus mendaki ini. Bahkan, tensi politik AS-China dan potensi perang dagang yang bergejolak kembali tak mampu menyetop reli bursa.
"Investor yakin bahwa tidak akan ada gejolak besar di AS. Investor pun percaya hubungan AS-China dapat bertahan dari goncangan terbaru," kata Connor Campbell, analis keuangan SpreadEx kepada Reuters. Dia menambahkan, katalis ini diiringi dengan pelonggaran lockdown menjadi penopang bursa.
Equityworld Futures | Wall Street melanjutkan pendakian mendekati level tertinggi
Equityworld Futures | Wall Street melanjutkan pendakian mendekati level tertinggi
Equityworld Futures | Wall Street naik lagi di awal perdagangan pertengahan pekan ini. Rabu (3/6) pukul 21.02 WIB, Dow Jones Industrial Average menguat 0,97% ke 25.992.
Indeks S&P 500 menguat 0,78% ke 3.104. Sedangkan Nasdaq Composite menguat 0,66% ke 9.671.
Optimisme investor yang tebal masih menjadi tenaga penguatan bursa saham Amerika Serikat (AS) di tengah pandemi Covid-19 dan demonstrasi antirasial. Data terbaru AS menunjukkan bahwa penurunan pembayaran gaji swasta di AS pada bulan Mei lebih rendah daripada prediksi awal. Perusahaan-perusahaan AS menyetop pembayaran gaji 2,76 juta pekerja.
Angka tersebut jauh lebih rendah daripada prediksi para ekonom yang meramalkan penurunan pembayaran gaji 9 juta pekerja. Data tenaga kerja swasta ini dirilis sebelum data tenaga kerja yang lebih komprehensif pada Jumat mendatang.
Wall Street melambung, didukung data terbaru ekonomi AS | Equityworld Futures
Indeks saham S&P 500 dan Nasdaq sudah naik enam dari tujuh perdagangan terakhir. Indeks S&P 500 hanya sekitar 9% dari level tertinggi Februari lalu. Sedangkan Nasdaq hanya 2% dari level rekor tertinggi Februari lalu.
Stimulus bank sentral dan pemerintah menjadi penyokong terkuat pasar saham yang terus mendaki ini. Bahkan, tensi politik AS-China dan potensi perang dagang yang bergejolak kembali tak mampu menyetop reli bursa.
"Investor yakin bahwa tidak akan ada gejolak besar di AS. Investor pun percaya hubungan AS-China dapat bertahan dari goncangan terbaru," kata Connor Campbell, analis keuangan SpreadEx kepada Reuters. Dia menambahkan, katalis ini diiringi dengan pelonggaran lockdown menjadi penopang bursa.
Equityworld Futures | Wall Street naik lagi di awal perdagangan pertengahan pekan ini. Rabu (3/6) pukul 21.02 WIB, Dow Jones Industrial Average menguat 0,97% ke 25.992.
Indeks S&P 500 menguat 0,78% ke 3.104. Sedangkan Nasdaq Composite menguat 0,66% ke 9.671.
Optimisme investor yang tebal masih menjadi tenaga penguatan bursa saham Amerika Serikat (AS) di tengah pandemi Covid-19 dan demonstrasi antirasial. Data terbaru AS menunjukkan bahwa penurunan pembayaran gaji swasta di AS pada bulan Mei lebih rendah daripada prediksi awal. Perusahaan-perusahaan AS menyetop pembayaran gaji 2,76 juta pekerja.
Angka tersebut jauh lebih rendah daripada prediksi para ekonom yang meramalkan penurunan pembayaran gaji 9 juta pekerja. Data tenaga kerja swasta ini dirilis sebelum data tenaga kerja yang lebih komprehensif pada Jumat mendatang.
Wall Street melambung, didukung data terbaru ekonomi AS | Equityworld Futures
Indeks saham S&P 500 dan Nasdaq sudah naik enam dari tujuh perdagangan terakhir. Indeks S&P 500 hanya sekitar 9% dari level tertinggi Februari lalu. Sedangkan Nasdaq hanya 2% dari level rekor tertinggi Februari lalu.
Stimulus bank sentral dan pemerintah menjadi penyokong terkuat pasar saham yang terus mendaki ini. Bahkan, tensi politik AS-China dan potensi perang dagang yang bergejolak kembali tak mampu menyetop reli bursa.
"Investor yakin bahwa tidak akan ada gejolak besar di AS. Investor pun percaya hubungan AS-China dapat bertahan dari goncangan terbaru," kata Connor Campbell, analis keuangan SpreadEx kepada Reuters. Dia menambahkan, katalis ini diiringi dengan pelonggaran lockdown menjadi penopang bursa.
Equityworld Futures | Kenapa Rasisme AS Selalu Tak Berdampak ke Wall Street?
Equityworld Futures | Kenapa Rasisme AS Selalu Tak Berdampak ke Wall Street?
Equityworld Futures | Aksi protes atas tewasnya warga sipil George Floyd oleh aparat kepolisian Amerika Serikat (AS), di hampir seluruh wilayah AS, dinilai mengkhawatirkan dan punya urgensi tinggi yang bisa mempengaruhi kondisi ekonomi dalam negeri khususnya pasar keuangan.
Dipengaruhi Banyak Sentimen, Wall Street Bergerak Datar | Equityworld Futures
Aksi unjuk rasa itu terus berkobar dan berujung anarkis, baik terjadi di New York City, Los Angeles, St Louis, hingga Missouri, meskipun sebagian besar para demonstran mulai bersikap damai pada aksi yang digelar pada Senin malam (1/6/2020).
Equityworld Futures | Aksi protes atas tewasnya warga sipil George Floyd oleh aparat kepolisian Amerika Serikat (AS), di hampir seluruh wilayah AS, dinilai mengkhawatirkan dan punya urgensi tinggi yang bisa mempengaruhi kondisi ekonomi dalam negeri khususnya pasar keuangan.
Dipengaruhi Banyak Sentimen, Wall Street Bergerak Datar | Equityworld Futures
Aksi unjuk rasa itu terus berkobar dan berujung anarkis, baik terjadi di New York City, Los Angeles, St Louis, hingga Missouri, meskipun sebagian besar para demonstran mulai bersikap damai pada aksi yang digelar pada Senin malam (1/6/2020).
Selasa, 02 Juni 2020
Equityworld Futures | IHSG Ditutup Bertahan di Level 4.847, Bursa Asia Melompat Tinggi
Equityworld Futures | IHSG Ditutup Bertahan di Level 4.847, Bursa Asia Melompat Tinggi
Equityworld Futures | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir perdagangan, Selasa (2/6/2020) ditutup melanjutkan tren positif sejak sesi siang tadi, untuk memperkokoh posisi di zona hijau. Hingga sesi penutupan, IHSG menanjak 93,90 poin atau 1,98% hingga level 4.847,51.
Pada perdagangan sesi siang tadi, IHSG sempat melompat tinggi mencapai 2,47% atau setara 117,62 poin ke level 4.871,23. Raihan itu melanjutkan tren positif sejak pembukaan pagi tadi, dimana bursa dalam negeri menguat ke posisi 4.789,03 dengan tambahan 35,42 poin atau 0,75% setelah akhir Mei kemarin bertengger di 4.753,61.
AS Rusuh, Wall Street Langsung Memerah | Equityworld Futures
Adapun nilai transaksi pada bursa Indonesia sore ini tercatat sebesar Rp11,60 triliun dengan 9,59 miliar saham diperdagangkan dan transaksi bersih asing Rp868,98 miliar dengan aksi jual asing sebesar Rp4,22 triliun dan aksi beli asing mencapai Rp5,09 triliun. Tercatat sebesar 284 saham menguat, 172 melemah dan 190 stagnan.
Equityworld Futures | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir perdagangan, Selasa (2/6/2020) ditutup melanjutkan tren positif sejak sesi siang tadi, untuk memperkokoh posisi di zona hijau. Hingga sesi penutupan, IHSG menanjak 93,90 poin atau 1,98% hingga level 4.847,51.
Pada perdagangan sesi siang tadi, IHSG sempat melompat tinggi mencapai 2,47% atau setara 117,62 poin ke level 4.871,23. Raihan itu melanjutkan tren positif sejak pembukaan pagi tadi, dimana bursa dalam negeri menguat ke posisi 4.789,03 dengan tambahan 35,42 poin atau 0,75% setelah akhir Mei kemarin bertengger di 4.753,61.
AS Rusuh, Wall Street Langsung Memerah | Equityworld Futures
Adapun nilai transaksi pada bursa Indonesia sore ini tercatat sebesar Rp11,60 triliun dengan 9,59 miliar saham diperdagangkan dan transaksi bersih asing Rp868,98 miliar dengan aksi jual asing sebesar Rp4,22 triliun dan aksi beli asing mencapai Rp5,09 triliun. Tercatat sebesar 284 saham menguat, 172 melemah dan 190 stagnan.
Langganan:
Postingan (Atom)