Equityworld Futures | IHSG ditutup melemah 2,88% ke level 4.414
Equityworld Futures | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 2,88% ke level 4.414 pada penutupan perdagangan Senin (30/3). IHSG mencatatakan total transaksi Rp5,5 triliun, dengan investor asing tercatat membukukan penjualan bersih di seluruh pasar sebesar Rp63,5 miliar.
Sektor aneka industri yang turun 5,47% dan sektor konsumer yang turun 3,86% tercatat menjadi pendorong terbesar penurunan IHSG. Tercatat, sebanyak 332 saham berada pada zona merah di penutupan hari ini.
Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan perdagangan pada hari ini sempat terhenti karena menyentuh batas trading halt 5%. Lanjar mengatakan IHSG terhantam spekulasi negatif dari kajian karantina wilayah atau lockdown yang tengah dikaji pemerintah, melihat dampaknya yang mengkhawatirkan di India.
Menunggu Data Manufaktur China, Bursa Asia Menguat Tipis | Equityworld Futures
"Distribusi import barang baku industri dasar dan automotif akan terganggu. Hal ini yang menjadi pertimbangan investor pada kedua sektor tersebut," kata Lanjar, Senin (30/3).
Lanjar melanjutkan, investor masih terus memantau pertumbuhan kasus pandemi Covid-19 sebagai tolak ukur kekondusifan krisis kesehatan. Dari dalam negeri, investor akan menanti hasil keputusan pemerintah perihal pembatasan wilayah guna mencegah penyebaran Covid-19.
Adapun pada penutupan perdagangan hari ini, mayoritas bursa saham Asia juga turut ditutup melemah dengan indeks Nikkei Jepang turun 1,57%, Hang Seng Hong Kong turun 1,32%, Indeks Shang Hai turun 0,90%, dan Strait Times Singapura turun 4,45%.
Selasa, 31 Maret 2020
Senin, 30 Maret 2020
Equityworld Futures | Kontrak Berjangka S&P 500, Imbal Hasil Treasury AS Dan Saham Asia Gambarkan Penghindaran Risiko
Equityworld Futures | Kontrak Berjangka S&P 500, Imbal Hasil Treasury AS Dan Saham Asia Gambarkan Penghindaran Risiko
Equityworld Futures | Dengan ketakutan pandemi yang membayangi besar dan kuat, risiko global tetap tertekan di tengah sesi perdagangan awal minggu pada hari Senin. Di antaranya, bursa berjangka AS turun lebih dari 1,0% sedangkan ekuitas Asia dan imbal hasil obligasi AS juga mengikuti jejaknya.
Virus Corona (COVID-19) menginfeksi PM Inggris Boris Johnson minggu lalu dan memicu risiko yang meluas. Langkah-langkah itu semakin kuat ketika Presiden AS Donald Trump memperingatkan untuk mengunci wilayah-wilayah utama wabah. Namun, pemimpin Partai Republik itu berbalik arah selama awal Asia sambil mengantisipasi penghitungan pandemi yang akan mencapai puncaknya dalam dua minggu ke depan.
Selanjutnya, Fitch memangkas peringkat Inggris sedangkan Moody mengantisipasi industri perbankan bayangan China akan menyusut lebih jauh. Selain itu, lembaga-lembaga swasta seperti Caixin, JP Morgan, dan Goldman Sachs dari China semuanya mengeluarkan catatan negatif akibat ketakutan terhadap pandemi. Di antaranya, perkiraan JP Morgan bahwa PDB global bisa turun pada tingkat tahunan sebesar 10,5% pada paruh pertama tahun ini menarik perhatian besar.
Senada Bursa Asia, IHSG Dibuka Anjlok ke 4.381 | Equityworld Futures
Sementara yang menggambarkan risk-off, imbal hasil treasury 10-tahun AS turun 10 basis poin menjadi 0,65% sedangkan NIKKEI Jepang mencatat pelemahan hampir 4,0% menjadi 18,630 pada saat penulisan.
Saham berjangka AS melanjutkan penurunan hari Jumat dengan tolok ukur yang berkaitan dengan S&P 500 dan DJI30 turun hampir 1,5% menjadi masing-masing hampir mendekati 2.485 dan 21.160 pada saat penulisan.
Investor sekarang dapat menantikan petunjuk lebih lanjut yang terkait dengan epidemi virus corona dan kemungkinan penyembuhannya, Remdesivir, memberikan dorongan segar.
Equityworld Futures | Dengan ketakutan pandemi yang membayangi besar dan kuat, risiko global tetap tertekan di tengah sesi perdagangan awal minggu pada hari Senin. Di antaranya, bursa berjangka AS turun lebih dari 1,0% sedangkan ekuitas Asia dan imbal hasil obligasi AS juga mengikuti jejaknya.
Virus Corona (COVID-19) menginfeksi PM Inggris Boris Johnson minggu lalu dan memicu risiko yang meluas. Langkah-langkah itu semakin kuat ketika Presiden AS Donald Trump memperingatkan untuk mengunci wilayah-wilayah utama wabah. Namun, pemimpin Partai Republik itu berbalik arah selama awal Asia sambil mengantisipasi penghitungan pandemi yang akan mencapai puncaknya dalam dua minggu ke depan.
Selanjutnya, Fitch memangkas peringkat Inggris sedangkan Moody mengantisipasi industri perbankan bayangan China akan menyusut lebih jauh. Selain itu, lembaga-lembaga swasta seperti Caixin, JP Morgan, dan Goldman Sachs dari China semuanya mengeluarkan catatan negatif akibat ketakutan terhadap pandemi. Di antaranya, perkiraan JP Morgan bahwa PDB global bisa turun pada tingkat tahunan sebesar 10,5% pada paruh pertama tahun ini menarik perhatian besar.
Senada Bursa Asia, IHSG Dibuka Anjlok ke 4.381 | Equityworld Futures
Sementara yang menggambarkan risk-off, imbal hasil treasury 10-tahun AS turun 10 basis poin menjadi 0,65% sedangkan NIKKEI Jepang mencatat pelemahan hampir 4,0% menjadi 18,630 pada saat penulisan.
Saham berjangka AS melanjutkan penurunan hari Jumat dengan tolok ukur yang berkaitan dengan S&P 500 dan DJI30 turun hampir 1,5% menjadi masing-masing hampir mendekati 2.485 dan 21.160 pada saat penulisan.
Investor sekarang dapat menantikan petunjuk lebih lanjut yang terkait dengan epidemi virus corona dan kemungkinan penyembuhannya, Remdesivir, memberikan dorongan segar.
Jumat, 27 Maret 2020
PT Equity World | Harga Emas Kembali Mengamuk, Nih Penyebabnya!
PT Equity World | Harga Emas Kembali Mengamuk, Nih Penyebabnya!
PT Equity World | Harga emas berjangka di pasar dunia kembali megamuk dan menguat dengan signifikan yaitu sebesar 1 persen, setelah sempat melemah.
Logam mulia kontrak April di Bursa Comex pada penutupan perdagangan Kamis (26/3/2020), naik USD 17,8 dolar AS atau 1,09 persen ke USD 1.651,2 per troy ounce.
“Optimisme dirilisnya stimulus besar pemerintah AS senilai USD 2 triliun, ditambah dengan stimulus pelonggaran kuantitatif tanpa batas yang sudah dijalankan oleh Bank Sentral AS, membantu mendorong penguatan harga emas kemarin,” kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra kepada GenPI.co, Jumat (27/3/2020).
Trader Wall Street Paling Ikonik Sedunia Positif COVID-19 | PT Equity World
Ia mengemukakan, kalangan senat AS sudah menyetujui draf stimulus tersebut kemarin. Sekarang, menunggu persetujuan DPR AS malam ini yang kemungkinan akan langsung menyetujui draf stimulus tersebut. Stimulus dimaksudkan untuk mengatasi dampak pandemi virus corona (covid-19) yang juga terjadi di AS.
“Harga emas berpotensi menguat hari ini dan bergerak di kisaran USD 1.600- USD 1.660 per troy ounce (di pasar spot),” ujar Ariston.
BACA JUGA: Penampakan Mal Terkini, Pengelola: Beberapa Sudah Tutup
Gerak harga emas di Bursa Comex kontrak April 2020 (USD/troy ounce):
PT Equity World | Harga emas berjangka di pasar dunia kembali megamuk dan menguat dengan signifikan yaitu sebesar 1 persen, setelah sempat melemah.
Logam mulia kontrak April di Bursa Comex pada penutupan perdagangan Kamis (26/3/2020), naik USD 17,8 dolar AS atau 1,09 persen ke USD 1.651,2 per troy ounce.
“Optimisme dirilisnya stimulus besar pemerintah AS senilai USD 2 triliun, ditambah dengan stimulus pelonggaran kuantitatif tanpa batas yang sudah dijalankan oleh Bank Sentral AS, membantu mendorong penguatan harga emas kemarin,” kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra kepada GenPI.co, Jumat (27/3/2020).
Trader Wall Street Paling Ikonik Sedunia Positif COVID-19 | PT Equity World
Ia mengemukakan, kalangan senat AS sudah menyetujui draf stimulus tersebut kemarin. Sekarang, menunggu persetujuan DPR AS malam ini yang kemungkinan akan langsung menyetujui draf stimulus tersebut. Stimulus dimaksudkan untuk mengatasi dampak pandemi virus corona (covid-19) yang juga terjadi di AS.
“Harga emas berpotensi menguat hari ini dan bergerak di kisaran USD 1.600- USD 1.660 per troy ounce (di pasar spot),” ujar Ariston.
BACA JUGA: Penampakan Mal Terkini, Pengelola: Beberapa Sudah Tutup
Gerak harga emas di Bursa Comex kontrak April 2020 (USD/troy ounce):
Kamis, 26 Maret 2020
PT Equity World | Bursa AS Lawan Corona, Wall Street Reli Lagi ke Zona Hijau
PT Equity World | Bursa AS Lawan Corona, Wall Street Reli Lagi ke Zona Hijau
PT Equity World | Saham-saham di Bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street, kembali mencatatkan kenaikan pada Rabu (25/3/2020). Itu terjadi pasca Gedung Putih dan para pemimpin kongres mengatakan mereka telah menyetujui Rancangan Undang-Undang (RUU) stimulus besar-besaran untuk menghalau perlambatan ekonomi yang disebabkan pandemi virus corona (COVID-19).
Indeks Dow Jones naik lebih dari 2% atau 495,64 poin menjadi 21.200,55 pada hari Rabu. S&P 500 naik 1,1% dan ditutup menjadi 2.475,56. Sementara itu, Nasdaq Composite turun 0,5% ke 7.384,30. Hal ini dikarenakan saham Facebook, Amazon, Apple, Netflix dan Alphabet (induk Google) semua ditutup lebih rendah.
Sebelumnya, Dow Jones sempat naik lebih dari 6% sementara S&P 500 naik sebanyak 5,1% ke level tertinggi dalam perdagangan hari itu. Namun kemudian turun di menit terakhir perdagangan setelah Senator Bernie Sanders mengatakan dia siap untuk "menunda RUU ini sampai kondisi yang lebih kuat terjadi pada dana kesejahteraan korporasi senilai US$ 500 miliar."
Dow Jones sendiri tercatat melonjak lebih dari 13% dalam dua hari perdagangan terakhir setelah mencatat kenaikan satu hari terbesar sejak 1933 pada Selasa, yaitu melonjak lebih dari 2.100 poin atau lebih dari 11%. Sementara S&P 500 menguat 9,4%, hari terbaik sejak Oktober 2008, dan Nasdaq membukukan kenaikan 8,12% di level 7.417,86 pada Selasa.
Kenaikan pada saham-saham AS terjadi setelah para pemimpin Gedung Putih dan Senat menyetujui RUU stimulus besar-besaran senilai US$ 2 triliun pada tengah malam.
Wall Street Ditutup Rebound! Dow Jones Terbaik dalam 87 Tahun | PT Equity World
"Akhirnya kita memiliki kesepakatan," kata Pemimpin Mayoritas Senat Republik, Mitch McConnell sekitar pukul 1:37 pagi waktu setempat. "Sebenarnya, ini adalah tingkat investasi waktu perang ke negara kita."
Kenaikan itu juga didorong oleh kabar yang disampaikan Mantan Ketua Federal Reserve Ben Bernanke, yang memprediksi bahwa ekonomi AS akan mengalami rebound cepat setelah resesi yang "sangat tajam" terjadi.
"Jika tidak terlalu banyak kerugian yang terjadi pada tenaga kerja, pada bisnis selama periode penutupan/shutdown, betapapun lama itu, maka kita bisa melihat rebound yang cukup cepat," kata Bernanke kepada Squawk Box CNBC International. Bernanke juga mengatakan bahwa situasi saat ini "jauh lebih mirip seperti badai salju besar" ketimbang Depresi Hebat/Great Depression.
Ia juga mengatakan bahwa pimpinan Bank Sentral AS The Federal Reserve, Jerome (Jay) Powell telah bergerak cepat untuk membendung pukulan ekonomi dari wabah.
"Saya pikir The Fed sangat proaktif, dan Jay Powell dan timnya telah bekerja sangat keras dan menjadi yang terdepan dalam hal ini dan menunjukkan bahwa mereka dapat membuat sejumlah program yang beragam yang akan membantu kita menjaga ekonomi berfungsi selama periode penutupan ini."
PT Equity World | Saham-saham di Bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street, kembali mencatatkan kenaikan pada Rabu (25/3/2020). Itu terjadi pasca Gedung Putih dan para pemimpin kongres mengatakan mereka telah menyetujui Rancangan Undang-Undang (RUU) stimulus besar-besaran untuk menghalau perlambatan ekonomi yang disebabkan pandemi virus corona (COVID-19).
Indeks Dow Jones naik lebih dari 2% atau 495,64 poin menjadi 21.200,55 pada hari Rabu. S&P 500 naik 1,1% dan ditutup menjadi 2.475,56. Sementara itu, Nasdaq Composite turun 0,5% ke 7.384,30. Hal ini dikarenakan saham Facebook, Amazon, Apple, Netflix dan Alphabet (induk Google) semua ditutup lebih rendah.
Sebelumnya, Dow Jones sempat naik lebih dari 6% sementara S&P 500 naik sebanyak 5,1% ke level tertinggi dalam perdagangan hari itu. Namun kemudian turun di menit terakhir perdagangan setelah Senator Bernie Sanders mengatakan dia siap untuk "menunda RUU ini sampai kondisi yang lebih kuat terjadi pada dana kesejahteraan korporasi senilai US$ 500 miliar."
Dow Jones sendiri tercatat melonjak lebih dari 13% dalam dua hari perdagangan terakhir setelah mencatat kenaikan satu hari terbesar sejak 1933 pada Selasa, yaitu melonjak lebih dari 2.100 poin atau lebih dari 11%. Sementara S&P 500 menguat 9,4%, hari terbaik sejak Oktober 2008, dan Nasdaq membukukan kenaikan 8,12% di level 7.417,86 pada Selasa.
Kenaikan pada saham-saham AS terjadi setelah para pemimpin Gedung Putih dan Senat menyetujui RUU stimulus besar-besaran senilai US$ 2 triliun pada tengah malam.
Wall Street Ditutup Rebound! Dow Jones Terbaik dalam 87 Tahun | PT Equity World
"Akhirnya kita memiliki kesepakatan," kata Pemimpin Mayoritas Senat Republik, Mitch McConnell sekitar pukul 1:37 pagi waktu setempat. "Sebenarnya, ini adalah tingkat investasi waktu perang ke negara kita."
Kenaikan itu juga didorong oleh kabar yang disampaikan Mantan Ketua Federal Reserve Ben Bernanke, yang memprediksi bahwa ekonomi AS akan mengalami rebound cepat setelah resesi yang "sangat tajam" terjadi.
"Jika tidak terlalu banyak kerugian yang terjadi pada tenaga kerja, pada bisnis selama periode penutupan/shutdown, betapapun lama itu, maka kita bisa melihat rebound yang cukup cepat," kata Bernanke kepada Squawk Box CNBC International. Bernanke juga mengatakan bahwa situasi saat ini "jauh lebih mirip seperti badai salju besar" ketimbang Depresi Hebat/Great Depression.
Ia juga mengatakan bahwa pimpinan Bank Sentral AS The Federal Reserve, Jerome (Jay) Powell telah bergerak cepat untuk membendung pukulan ekonomi dari wabah.
"Saya pikir The Fed sangat proaktif, dan Jay Powell dan timnya telah bekerja sangat keras dan menjadi yang terdepan dalam hal ini dan menunjukkan bahwa mereka dapat membuat sejumlah program yang beragam yang akan membantu kita menjaga ekonomi berfungsi selama periode penutupan ini."
PT Equity World | Wall Street Ditutup Rebound! Dow Jones Terbaik dalam 87 Tahun
PT Equity World | Wall Street Ditutup Rebound! Dow Jones Terbaik dalam 87 Tahun
PT Equity World | Bursa Wall Street AS melesat pada penutupan perdagangan Selasa waktu AS (24/3) atau Rabu pagi (25/3/2020) waktu Indonesia yang tercermin dari penutupan Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) yang melonjak di atas 11%, menandakan rebound terbaiknya sejak 1933 atau 87 tahun terakhir.
Data perdagangan mencatat, indeks DJIA yang berisi 30 saham unggulan ini ditutup menguat hingga 2.112 poin atau melesat 11,37% di level 20.704,91, persentase harian tertinggi sejak 1933.
Sementara dua indeks utama lain juga naik yakni S&P 500 terbang 9,38% di level 2.447,33, persentase tertinggi sejak Oktober 2008 dan Nasdaq naik 8,12 di level 7.417,86, terbaik sejak 13 Maret. Baik Dow Jones maupun S&P juga mencatat rebound dari level terendah sejak 2016.
Pada perdagangan tadi pagi, ini adalah hari terbaik kelima bagi Dow Jones di tengah tekanan jual akibat sentimen virus corona (COVID-19).
Penguatan kompak tiga indeks utama di New York Stock Exchange dan Bursa Nasdaq atau biasa disebut Wall Street ini terjadi lantaran investor bertaruh anggota parlemen AS akan segera menyetujui stimulus guna menyelamatkan ekonomi AS dari kerusakan yang disebabkan oleh coronavirus.
Senator Charles Schumer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin juga dikabarkan kian dekat dengan kesepakatan stimulus senilai US$ 2 triliun, menyusul rapat lewat sambungan telepon antara Schumer dan pimpian partai Demokrat.
Ketua DPR Nancy Pelosi mengatakan kepada Jim Cramer dari CNBC International, bahwa ada "optimisme nyata" dari Kongres AS atas kesepakatan stimulus yang dicapai.
Ada Harapan IHSG Menguat, tapi Pagi Ini Bursa Asia Merah | PT Equity World
"Kami pikir RUU itu telah bergerak cukup ke sisi pekerja," katanya, dikutip Rabu (25/3).
"Dari sudut pandang pasar ... rasanya seperti kita akan sampai pada akhirnya," kata Michael Novogratz, CEO Galaxy Digital, dalam dialog "Squawk Box" CNBC International.
Mengacu data perdagangan, saham Chevron naik lebih dari 22% untuk memimpin indeks Dow Jones lebih tinggi setelah CEO perusahaan minyak global tersebut mengatakan mereka tidak akan memotong dividennya.
Saham American Express dan Boeing juga menguat lebih dari 20%. Sektor energi adalah sektor dengan kinerja terbaik di indeks S&P 500, melonjak 16,3%, sementara sektor industri dan keuangan masing-masing melonjak lebih dari 12%.
"Pasar ini benar-benar berbahaya sejak Februari," tulis Tom Lee dari Fundstrat dalam sebuah riset, Selasa. "Tapi ada secercah harapan."
PT Equity World | Bursa Wall Street AS melesat pada penutupan perdagangan Selasa waktu AS (24/3) atau Rabu pagi (25/3/2020) waktu Indonesia yang tercermin dari penutupan Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) yang melonjak di atas 11%, menandakan rebound terbaiknya sejak 1933 atau 87 tahun terakhir.
Data perdagangan mencatat, indeks DJIA yang berisi 30 saham unggulan ini ditutup menguat hingga 2.112 poin atau melesat 11,37% di level 20.704,91, persentase harian tertinggi sejak 1933.
Sementara dua indeks utama lain juga naik yakni S&P 500 terbang 9,38% di level 2.447,33, persentase tertinggi sejak Oktober 2008 dan Nasdaq naik 8,12 di level 7.417,86, terbaik sejak 13 Maret. Baik Dow Jones maupun S&P juga mencatat rebound dari level terendah sejak 2016.
Pada perdagangan tadi pagi, ini adalah hari terbaik kelima bagi Dow Jones di tengah tekanan jual akibat sentimen virus corona (COVID-19).
Penguatan kompak tiga indeks utama di New York Stock Exchange dan Bursa Nasdaq atau biasa disebut Wall Street ini terjadi lantaran investor bertaruh anggota parlemen AS akan segera menyetujui stimulus guna menyelamatkan ekonomi AS dari kerusakan yang disebabkan oleh coronavirus.
Senator Charles Schumer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin juga dikabarkan kian dekat dengan kesepakatan stimulus senilai US$ 2 triliun, menyusul rapat lewat sambungan telepon antara Schumer dan pimpian partai Demokrat.
Ketua DPR Nancy Pelosi mengatakan kepada Jim Cramer dari CNBC International, bahwa ada "optimisme nyata" dari Kongres AS atas kesepakatan stimulus yang dicapai.
Ada Harapan IHSG Menguat, tapi Pagi Ini Bursa Asia Merah | PT Equity World
"Kami pikir RUU itu telah bergerak cukup ke sisi pekerja," katanya, dikutip Rabu (25/3).
"Dari sudut pandang pasar ... rasanya seperti kita akan sampai pada akhirnya," kata Michael Novogratz, CEO Galaxy Digital, dalam dialog "Squawk Box" CNBC International.
Mengacu data perdagangan, saham Chevron naik lebih dari 22% untuk memimpin indeks Dow Jones lebih tinggi setelah CEO perusahaan minyak global tersebut mengatakan mereka tidak akan memotong dividennya.
Saham American Express dan Boeing juga menguat lebih dari 20%. Sektor energi adalah sektor dengan kinerja terbaik di indeks S&P 500, melonjak 16,3%, sementara sektor industri dan keuangan masing-masing melonjak lebih dari 12%.
"Pasar ini benar-benar berbahaya sejak Februari," tulis Tom Lee dari Fundstrat dalam sebuah riset, Selasa. "Tapi ada secercah harapan."
Selasa, 24 Maret 2020
PT Equity World | Wall Street Memerah pada Perdagangan Awal Pekan
PT Equity World | Wall Street Memerah pada Perdagangan Awal Pekan
PT Equity World | Bursa saham Wall Street memulai perdagangan awal pekan, Senin (23/3), dengan buruk. Bursa saham di AS kembali terjungkal setelah Senat gagal lagi untuk meloloskan paket stimulus ekonomi untuk membantu mereka yang terdampak wabah virus corona.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun hampir 600 poin, atau sekitar 3 persen. Indeks S&P 500 juga turun 3 persen, sementara NASDAQ turun tipis.
Semua jual-beli dilakukan secara elektronik. Bursa Saham New York menutup lantai perdagangan pekan lalu setelah sedikitnya dua pedagang dinyatakan positif terkena virus corona.
Sinyal Positif Nih, Wall Street akan Bergerak Hijau Malam Ini | PT Equity World
Empat minggu lalu, Dow mencapai rekor tertinggi 29.348. Penutupan Senin kemarin turun menjadi 18.592 atau kerugian hampir 33 persen dalam nilai saham.
Para analis mengatakan tidak ada kegiatan ekonomi normal sampai ada tanda-tanda nyata bahwa virus corona bisa terkendali.
Presiden Amerika Donald Trump mengatakan, Minggu (22/3), orang-orang ingin makan di restoran, menonton film di gedung bioskop dan melakukan perjalanan. Dia mengatakan ekonomi Amerika akan “meroket” begitu Amerika “memenangkan perang” melawan virus corona.
PT Equity World | Bursa saham Wall Street memulai perdagangan awal pekan, Senin (23/3), dengan buruk. Bursa saham di AS kembali terjungkal setelah Senat gagal lagi untuk meloloskan paket stimulus ekonomi untuk membantu mereka yang terdampak wabah virus corona.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun hampir 600 poin, atau sekitar 3 persen. Indeks S&P 500 juga turun 3 persen, sementara NASDAQ turun tipis.
Semua jual-beli dilakukan secara elektronik. Bursa Saham New York menutup lantai perdagangan pekan lalu setelah sedikitnya dua pedagang dinyatakan positif terkena virus corona.
Sinyal Positif Nih, Wall Street akan Bergerak Hijau Malam Ini | PT Equity World
Empat minggu lalu, Dow mencapai rekor tertinggi 29.348. Penutupan Senin kemarin turun menjadi 18.592 atau kerugian hampir 33 persen dalam nilai saham.
Para analis mengatakan tidak ada kegiatan ekonomi normal sampai ada tanda-tanda nyata bahwa virus corona bisa terkendali.
Presiden Amerika Donald Trump mengatakan, Minggu (22/3), orang-orang ingin makan di restoran, menonton film di gedung bioskop dan melakukan perjalanan. Dia mengatakan ekonomi Amerika akan “meroket” begitu Amerika “memenangkan perang” melawan virus corona.
Jumat, 20 Maret 2020
PT Equity World | Indahnya Bursa Saham Asia yang Ijo Royo-Royo
PT Equity World | Indahnya Bursa Saham Asia yang Ijo Royo-Royo
PT Equity World | Bursa saham Asia bergerak menguat pada perdagangan pagi ini. Kebangkitan pasar saham sudah terlihat kala Wall Street ditutup hijau.
Pada Jumat (20/2/2020) pukul 08:57 WIB, berikut perkembangan indeks saham utama Asia:
Dini hari tadi waktu Indonesia, bursa saham New York akhirnya ditutup di jalur hijau. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,95%, S&P 500 bertambah 0,47%, dan Nasdaq Composite melonjak 2,3%.
Investor berburu saham murah karena Wall Street memang sudah melemah parah. Secara year-to-date, DJIA anjlok 29,61%, S&P 500 ambles 25,56%, dan Nasdaq ambrol 20,41%.
"Investor menggunakan kesempatan ini untuk membeli saham murah. Sebab memang tidak ada yang tahu berapa valuasi yang benar saat ini," kata Robert Pavlik, Chief Investment Strategist di SlateStone LLC yang berbasis di New York, seperti diberitakan Reuters.
Selain itu, investor lega karena Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berjanji akan mendesak US Food and Drug Administration (FDA) untuk mempercepat proses inovasi pembuatan obat virus corona. Sudah ada eksperimen dari Gilead Sciences Inc untuk anti-virus corona dan obat anti-malaria bernama hydroxychloroquine. Trump meminta agar proses administrasi izin edar obat ini dipercepat.
Bursa Saham Asia Menghijau, IHSG Mencoba Mengikuti | PT Equity World
"Kita harus menghilangkan segala hambatan. Sebab ini bisa mengubah peta permainan," tegas Trump, seperti diberitakan Reuters.
Kemudian, pelaku pasar sepertinya mulai merasakan dampak stimulus dari bank sentral. Belum lama ini, bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) menyatakan bakal masuk ke pasar dengan membeli obligasi pemerintah dan surat berharga lainnya dengan nilai total sekitar US$ 700 miliar.
Tidak hanya The Fed, bank sentral Uni Eropa (ECB) juga menggelontorkan likuiditas ke pasar. Bank sentral pimpinan Christine Lagarde itu berkomitmen membeli surat utang pemerintah senilai EUR 750 miliar hingga akhir 2020.
Gelontoran likuiditas dalam jumlah besar itu tentu membuat pasar semarak. Mentalitas 'beli, beli, beli' kembali muncul sehingga Wall Street berhasil menguat.
Hijaunya Wall Street menjadi pelecut semangat pelaku pasar di Asia. Optimisme datang lagi dan investor bergairah masuk ke bursa saham Benua Kuning.
PT Equity World | Bursa saham Asia bergerak menguat pada perdagangan pagi ini. Kebangkitan pasar saham sudah terlihat kala Wall Street ditutup hijau.
Pada Jumat (20/2/2020) pukul 08:57 WIB, berikut perkembangan indeks saham utama Asia:
Dini hari tadi waktu Indonesia, bursa saham New York akhirnya ditutup di jalur hijau. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,95%, S&P 500 bertambah 0,47%, dan Nasdaq Composite melonjak 2,3%.
Investor berburu saham murah karena Wall Street memang sudah melemah parah. Secara year-to-date, DJIA anjlok 29,61%, S&P 500 ambles 25,56%, dan Nasdaq ambrol 20,41%.
"Investor menggunakan kesempatan ini untuk membeli saham murah. Sebab memang tidak ada yang tahu berapa valuasi yang benar saat ini," kata Robert Pavlik, Chief Investment Strategist di SlateStone LLC yang berbasis di New York, seperti diberitakan Reuters.
Selain itu, investor lega karena Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berjanji akan mendesak US Food and Drug Administration (FDA) untuk mempercepat proses inovasi pembuatan obat virus corona. Sudah ada eksperimen dari Gilead Sciences Inc untuk anti-virus corona dan obat anti-malaria bernama hydroxychloroquine. Trump meminta agar proses administrasi izin edar obat ini dipercepat.
Bursa Saham Asia Menghijau, IHSG Mencoba Mengikuti | PT Equity World
"Kita harus menghilangkan segala hambatan. Sebab ini bisa mengubah peta permainan," tegas Trump, seperti diberitakan Reuters.
Kemudian, pelaku pasar sepertinya mulai merasakan dampak stimulus dari bank sentral. Belum lama ini, bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) menyatakan bakal masuk ke pasar dengan membeli obligasi pemerintah dan surat berharga lainnya dengan nilai total sekitar US$ 700 miliar.
Tidak hanya The Fed, bank sentral Uni Eropa (ECB) juga menggelontorkan likuiditas ke pasar. Bank sentral pimpinan Christine Lagarde itu berkomitmen membeli surat utang pemerintah senilai EUR 750 miliar hingga akhir 2020.
Gelontoran likuiditas dalam jumlah besar itu tentu membuat pasar semarak. Mentalitas 'beli, beli, beli' kembali muncul sehingga Wall Street berhasil menguat.
Hijaunya Wall Street menjadi pelecut semangat pelaku pasar di Asia. Optimisme datang lagi dan investor bergairah masuk ke bursa saham Benua Kuning.
Kamis, 19 Maret 2020
PT Equity World | Bursa Asia Menguat Usai Bank Sentral Eropa Umumkan Stimulus
PT Equity World | Bursa Asia Menguat Usai Bank Sentral Eropa Umumkan Stimulus
PT Equity World | Pasar saham di Asia menguat usai Bank Sentral Eropa mengumumkan paket stimulus besar-besaran. Indeks Nikkei 225 di Jepang melonjak 2,02 persen, pada awal perdagangan, sementara indeks Topix naik 2,15 persen. Di Korea Selatan, Kospi naik 0,46 persen.
Sementara di Australia, indeks S&P / ASX 200 naik 0,41 persen setelah sebelumnya melonjak lebih dari 2 persen. Namun secara keseluruhan, indeks MSCI Asia ex-Jepang diperdagangkan 0,1 persen lebih rendah.
Perkembangan wabah Virus Corona akan terus menjadi perhatian pada perdagangan sepanjang hari ini, seperti melansir laman CNBC, Kamis (19/3/2020).
Bank Sentral Eropa, mengumumkan Program Dana Darurat Pandemi senilai € 750 miliar (sekitar USD 821 miliar) untuk membeli sekuritas guna mendorong perekonomian Eropa.
"ECB akan memastikan bahwa semua sektor ekonomi dapat memperoleh manfaat dari dukungan pembiayaan yang memungkinkan mereka untuk menghadapi guncangan ini," kata Bank Sentral Eropa melalui rilisnya.
“Ini berlaku untuk keluarga, perusahaan, bank, dan pemerintah. Dewan Pengatur akan melakukan segala yang diperlukan sesuai mandatnya,” mengutip pernyataan Bank Sentral.
Pengumuman ECB datang setelah, beberapa Bank Sentral seperti Federal Reserve Amerika Serikat dan Jepang mengumumkan hal serupa untuk memerangi dampak ekonomi dari wabah Virus Corona.
Wall Street kembali anjlok pada Penutupan perdagangan Rabu (Kamis pagi waktu Jakarta). Kejatuhan tersebut karena investor khawatir akan pelemahan ekonomi dampak dari Pandemi Corona.
Bursa Pagi: Dibuka Naik Asia Berbalik Arah, IHSG Bearish di Area Jenuh Jual | PT Equity World
Mengutip CNBC, Kamis (19/3/2020), Dow Jones Industrial Average turun 1.338,46 poin, atau 6,3 persen menjadi 19.898,92, menandai penutupan pertama di bawah 20.000 sejak Februari 2017.
S&P 500 turun 5,2 persen menjadi 2.398,10 dan ditutup hampir 30 persen di bawah rekor bulan lalu. Untuk Nasdaq Composite turun 4,7 persen menjadi 6.989,84.
Hampir tidak ada pasar saham yang aman dari gelombang aksi jual. Harga minyak mentah pun juga mengalami penurunan terburuk ketiga mereka.
Wall Streetturun dari posisi terendah mereka di menit-menit terakhir perdagangan setelah Senat memperoleh suara untuk meloloskan rencana bantuan untuk virus Corona untuk memperluas cuti berbayar.
Investor dan juga miliarder Bill Ackman mengatakan obat terbaik menahan penurunan pasar dan wabah Corona di AS adalah dengan keputusan dari Presiden Donald Trump untuk melakukan lockdown.
"Kita perlu melakukan sekarang. Ini adalah satu-satunya jawaban," kata Ackman, pendiri Pershing Square Capital Management. “Amerika akan berakhir seperti yang kita tahu. Saya minta maaf untuk mengatakannya, kecuali kita mengambil opsi ini." tambah dia.
Wall Street sempat dihentikan sementara selama 15 menit untuk memastikan memastikan perilaku pelaku pasar yang teratur. Rabu ini merupakan keempatkalinya otoritas bursa saham AS melakukan pembekuan perdagangan sementara.
PT Equity World | Pasar saham di Asia menguat usai Bank Sentral Eropa mengumumkan paket stimulus besar-besaran. Indeks Nikkei 225 di Jepang melonjak 2,02 persen, pada awal perdagangan, sementara indeks Topix naik 2,15 persen. Di Korea Selatan, Kospi naik 0,46 persen.
Sementara di Australia, indeks S&P / ASX 200 naik 0,41 persen setelah sebelumnya melonjak lebih dari 2 persen. Namun secara keseluruhan, indeks MSCI Asia ex-Jepang diperdagangkan 0,1 persen lebih rendah.
Perkembangan wabah Virus Corona akan terus menjadi perhatian pada perdagangan sepanjang hari ini, seperti melansir laman CNBC, Kamis (19/3/2020).
Bank Sentral Eropa, mengumumkan Program Dana Darurat Pandemi senilai € 750 miliar (sekitar USD 821 miliar) untuk membeli sekuritas guna mendorong perekonomian Eropa.
"ECB akan memastikan bahwa semua sektor ekonomi dapat memperoleh manfaat dari dukungan pembiayaan yang memungkinkan mereka untuk menghadapi guncangan ini," kata Bank Sentral Eropa melalui rilisnya.
“Ini berlaku untuk keluarga, perusahaan, bank, dan pemerintah. Dewan Pengatur akan melakukan segala yang diperlukan sesuai mandatnya,” mengutip pernyataan Bank Sentral.
Pengumuman ECB datang setelah, beberapa Bank Sentral seperti Federal Reserve Amerika Serikat dan Jepang mengumumkan hal serupa untuk memerangi dampak ekonomi dari wabah Virus Corona.
Wall Street kembali anjlok pada Penutupan perdagangan Rabu (Kamis pagi waktu Jakarta). Kejatuhan tersebut karena investor khawatir akan pelemahan ekonomi dampak dari Pandemi Corona.
Bursa Pagi: Dibuka Naik Asia Berbalik Arah, IHSG Bearish di Area Jenuh Jual | PT Equity World
Mengutip CNBC, Kamis (19/3/2020), Dow Jones Industrial Average turun 1.338,46 poin, atau 6,3 persen menjadi 19.898,92, menandai penutupan pertama di bawah 20.000 sejak Februari 2017.
S&P 500 turun 5,2 persen menjadi 2.398,10 dan ditutup hampir 30 persen di bawah rekor bulan lalu. Untuk Nasdaq Composite turun 4,7 persen menjadi 6.989,84.
Hampir tidak ada pasar saham yang aman dari gelombang aksi jual. Harga minyak mentah pun juga mengalami penurunan terburuk ketiga mereka.
Wall Streetturun dari posisi terendah mereka di menit-menit terakhir perdagangan setelah Senat memperoleh suara untuk meloloskan rencana bantuan untuk virus Corona untuk memperluas cuti berbayar.
Investor dan juga miliarder Bill Ackman mengatakan obat terbaik menahan penurunan pasar dan wabah Corona di AS adalah dengan keputusan dari Presiden Donald Trump untuk melakukan lockdown.
"Kita perlu melakukan sekarang. Ini adalah satu-satunya jawaban," kata Ackman, pendiri Pershing Square Capital Management. “Amerika akan berakhir seperti yang kita tahu. Saya minta maaf untuk mengatakannya, kecuali kita mengambil opsi ini." tambah dia.
Wall Street sempat dihentikan sementara selama 15 menit untuk memastikan memastikan perilaku pelaku pasar yang teratur. Rabu ini merupakan keempatkalinya otoritas bursa saham AS melakukan pembekuan perdagangan sementara.
Rabu, 18 Maret 2020
PT Equity World | Bursa Asia Hijau, IHSG Kok Merah Sendirian?
PT Equity World | Bursa Asia Hijau, IHSG Kok Merah Sendirian?
PT Equity World | Bursa saham Asia pada pagi ini mayoritas berada di zona hijau. Namun, pada saat yang sama, bursa saham domestik masih terdampar di zona merah.
Hingga pukul 10.37 WIB, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih terkoreksi 1,18% ke level 4.404,04. Nilai transaksi tercatat mencapai Rp 2,79 triliun di mana 240 saham terkoreksi, 97 saham menguat, dan 96 saham stagnan.
Sementara itu, bursa saham Asia masih bertahan di zona hijau. Indeks Nikkei menguat 1,42%, indeks Hang Seng naik 0,24%, indeks Shanghai menguat 1,26% dan indeks Straits Times naik 2,52%.
Sementara itu, Wall Street dini hari tadi akhirnya berhasil melenggang ke zona hijau. Dow Jones naik 5,2%, S&P 500 melompat 6%, dan yang terakhir Nasdaq Composite terangkat 6,2%.
Apresiasi yang terjadi pagi tadi di bursa saham Negeri Paman Sam diakibatkan oleh kabar bahwa Presiden AS Donald Trump akan memberikan stimulus sebesar US$ 1 triliun untuk melawan wabah Covid-19.
IHSG Ikuti Bursa Asia, Turun 2,8 Persen ke 4.330 | PT Equity World
Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengatakan pemerintah mempertimbangkan untuk mengirim uang tunai secara langsung untuk warga AS dalam dua minggu ke depan. "Warga Amerika butuh uang tunai saat ini" katanya melansir CNBC International.
Beberapa waktu lalu Presiden Donald Trump mengatakan, kemungkinan virus ini dapat dijinakkan di AS baru bulan Juli atau Agustus. Itu pun paling cepat. Wabah Covid-19 tidak hanya membawa ancaman bagi kesehatan manusia saja, tapi juga membuat ekonomi kena pukulan telak.
Banyak yang takut negeri adidaya itu akan terseret ke dalam jurang resesi. Bahkan Trump terbuka pada opsi itu saat ditanya apakah ekonomi AS bisa anjlok dan masuk resesi.
PT Equity World | Bursa saham Asia pada pagi ini mayoritas berada di zona hijau. Namun, pada saat yang sama, bursa saham domestik masih terdampar di zona merah.
Hingga pukul 10.37 WIB, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih terkoreksi 1,18% ke level 4.404,04. Nilai transaksi tercatat mencapai Rp 2,79 triliun di mana 240 saham terkoreksi, 97 saham menguat, dan 96 saham stagnan.
Sementara itu, bursa saham Asia masih bertahan di zona hijau. Indeks Nikkei menguat 1,42%, indeks Hang Seng naik 0,24%, indeks Shanghai menguat 1,26% dan indeks Straits Times naik 2,52%.
Sementara itu, Wall Street dini hari tadi akhirnya berhasil melenggang ke zona hijau. Dow Jones naik 5,2%, S&P 500 melompat 6%, dan yang terakhir Nasdaq Composite terangkat 6,2%.
Apresiasi yang terjadi pagi tadi di bursa saham Negeri Paman Sam diakibatkan oleh kabar bahwa Presiden AS Donald Trump akan memberikan stimulus sebesar US$ 1 triliun untuk melawan wabah Covid-19.
IHSG Ikuti Bursa Asia, Turun 2,8 Persen ke 4.330 | PT Equity World
Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengatakan pemerintah mempertimbangkan untuk mengirim uang tunai secara langsung untuk warga AS dalam dua minggu ke depan. "Warga Amerika butuh uang tunai saat ini" katanya melansir CNBC International.
Beberapa waktu lalu Presiden Donald Trump mengatakan, kemungkinan virus ini dapat dijinakkan di AS baru bulan Juli atau Agustus. Itu pun paling cepat. Wabah Covid-19 tidak hanya membawa ancaman bagi kesehatan manusia saja, tapi juga membuat ekonomi kena pukulan telak.
Banyak yang takut negeri adidaya itu akan terseret ke dalam jurang resesi. Bahkan Trump terbuka pada opsi itu saat ditanya apakah ekonomi AS bisa anjlok dan masuk resesi.
Senin, 16 Maret 2020
PT Equity World | Rawan! Wall Street drop 12%, penurunan terburuk sejak Black Monday 1987
PT Equity World | Rawan! Wall Street drop 12%, penurunan terburuk sejak Black Monday 1987
PT Equity World | Wall Street (sebutan populer Nwy York Stock Exchange) mengalami penurunan terbesar sejak 1987 pada hari Senin. S&P 500 ditutup pada level terendah sejak Desember 2018.
Investor khawatir pandemi coronavirus terbukti menjadi lawan yang lebih tangguh daripada bank sentral, anggota parlemen, atau Gedung Putih.
S&P 500 anjlok 12%, penurunan terbesar sejak "Black Monday" tiga dekade lalu, meskipun Federal Reserve telah memangkas suku bunga mendekati nol, Minggu malam.
Pelaku pasar khawatir penyebaran pandemi yang cepat bisa melumpuhkan bagian-bagian dari ekonomi global dan memeras pendapatan perusahaan.
Harga saham semakin drop ketika Presiden Donald Trump mendesak Amerika menghentikan sebagian besar kegiatan sosial selama 15 hari serta tidak berkumpul dalam kelompok yang lebih besar dari 10 orang, dalam upaya agresif mengurangi penyebaran virus corona di Amerika Serikat (AS).
"Tidak ada yang bisa dijadikan pegangan. Tidak ada yang benar-benar dapat memberi kita gambaran kapan dampak penuh dari virus akan diketahui," kata Jeffrey Kleintop, kepala strategi investasi global di Charles Schwab.
Trump juga memperingatkan bahwa resesi mungkin terjadi.
Sebagian besar pengamat pasar pada saat ini bersiap atas kemungkinan ekonomi menuju resesi, tetapi mereka mengatakan masih terlalu dini untuk mengetahui sejauh mana penurunan ekonomi sepenuhnya.
Digempur Wabah Corona, Bursa Saham Wall Street Terjun Bebas | PT Equity World
Investor mungkin memperkirakan resesi yang cukup dalam, tetapi tidak yakin berapa lama akan berlangsung, kata Kleintop.
Dow Jones Industrial Average turun 2.997,1 poin (-12,93%) ke 20.188,52. S&P 500 kehilangan 324,89 (-11,98%) menjadi 2.386,13. Adapun Nasdaq Composite turun 970,28 poin (-12,32%) menjadi 6.904,59.
Perdagangan di tiga indeks saham utama Wall Street dihentikan selama 15 menit tak lama setelah pembukaan karena indeks S&P 500 anjlok 8%, melewati ambang 7% yang memicu penghentian perdagangan otomatis.
Sektor real estat menjadi sektor terlemah dari 11 sektor utama S&P 500 dengan penurunan 16,5%. Ini penurunan persentase satu hari terdalam sejak 2009.
Sektor paling tipis tekor adalah staples konsumen yang merosot 7% ??pada hari itu.
Sektor teknologi turun 13,9%, penurunan hari terbesar bagi sektor yang merupakan pendorong terbesar pasar bull.
PT Equity World | Wall Street (sebutan populer Nwy York Stock Exchange) mengalami penurunan terbesar sejak 1987 pada hari Senin. S&P 500 ditutup pada level terendah sejak Desember 2018.
Investor khawatir pandemi coronavirus terbukti menjadi lawan yang lebih tangguh daripada bank sentral, anggota parlemen, atau Gedung Putih.
S&P 500 anjlok 12%, penurunan terbesar sejak "Black Monday" tiga dekade lalu, meskipun Federal Reserve telah memangkas suku bunga mendekati nol, Minggu malam.
Pelaku pasar khawatir penyebaran pandemi yang cepat bisa melumpuhkan bagian-bagian dari ekonomi global dan memeras pendapatan perusahaan.
Harga saham semakin drop ketika Presiden Donald Trump mendesak Amerika menghentikan sebagian besar kegiatan sosial selama 15 hari serta tidak berkumpul dalam kelompok yang lebih besar dari 10 orang, dalam upaya agresif mengurangi penyebaran virus corona di Amerika Serikat (AS).
"Tidak ada yang bisa dijadikan pegangan. Tidak ada yang benar-benar dapat memberi kita gambaran kapan dampak penuh dari virus akan diketahui," kata Jeffrey Kleintop, kepala strategi investasi global di Charles Schwab.
Trump juga memperingatkan bahwa resesi mungkin terjadi.
Sebagian besar pengamat pasar pada saat ini bersiap atas kemungkinan ekonomi menuju resesi, tetapi mereka mengatakan masih terlalu dini untuk mengetahui sejauh mana penurunan ekonomi sepenuhnya.
Digempur Wabah Corona, Bursa Saham Wall Street Terjun Bebas | PT Equity World
Investor mungkin memperkirakan resesi yang cukup dalam, tetapi tidak yakin berapa lama akan berlangsung, kata Kleintop.
Dow Jones Industrial Average turun 2.997,1 poin (-12,93%) ke 20.188,52. S&P 500 kehilangan 324,89 (-11,98%) menjadi 2.386,13. Adapun Nasdaq Composite turun 970,28 poin (-12,32%) menjadi 6.904,59.
Perdagangan di tiga indeks saham utama Wall Street dihentikan selama 15 menit tak lama setelah pembukaan karena indeks S&P 500 anjlok 8%, melewati ambang 7% yang memicu penghentian perdagangan otomatis.
Sektor real estat menjadi sektor terlemah dari 11 sektor utama S&P 500 dengan penurunan 16,5%. Ini penurunan persentase satu hari terdalam sejak 2009.
Sektor paling tipis tekor adalah staples konsumen yang merosot 7% ??pada hari itu.
Sektor teknologi turun 13,9%, penurunan hari terbesar bagi sektor yang merupakan pendorong terbesar pasar bull.
Equity World | The Fed Potong Suku Bunga, Harga Emas Melesat
Equity World | The Fed Potong Suku Bunga, Harga Emas Melesat
Equity World | Harga logam mulia emas menguat pada perdagangan pagi ini setelah sepekan lalu jatuh dalam. Salah satu sentimen positif yang mendongkrak harga emas pada perdagangan pagi ini adalah kebijakan bank sentral AS yang kembali menurunkan suku bunga acuannya.
Jurus The Fed Kurang Ampuh, Wall Street Futures Ambrol 5% | Equity World
Pada perdagangan hari pertama awal pekan ini, Senin (16/3/2020) harga emas di pasar spot mencatatkan penguatan sebesar 1,01% ke level US$ 1.544,81/troy ons. Sejak Selasa pekan lalu (10/3/2020) harga emas terus melorot. Sepekan kemarin harga emas tercatat melemah 8,95% dari level tertingginya pada Senin (9/3/2020).
Equity World | Harga logam mulia emas menguat pada perdagangan pagi ini setelah sepekan lalu jatuh dalam. Salah satu sentimen positif yang mendongkrak harga emas pada perdagangan pagi ini adalah kebijakan bank sentral AS yang kembali menurunkan suku bunga acuannya.
Jurus The Fed Kurang Ampuh, Wall Street Futures Ambrol 5% | Equity World
Pada perdagangan hari pertama awal pekan ini, Senin (16/3/2020) harga emas di pasar spot mencatatkan penguatan sebesar 1,01% ke level US$ 1.544,81/troy ons. Sejak Selasa pekan lalu (10/3/2020) harga emas terus melorot. Sepekan kemarin harga emas tercatat melemah 8,95% dari level tertingginya pada Senin (9/3/2020).
Jumat, 13 Maret 2020
Equity World | Ringkasan Perdagangan 12 Maret: Bursa Asia Melemah, IHSG Anjlok Hingga BEI Suspensi Perdagangan
Equity World | Ringkasan Perdagangan 12 Maret: Bursa Asia Melemah, IHSG Anjlok Hingga BEI Suspensi Perdagangan
Equity World | Perdagangan saham hari ini diwarnai oleh penghentian perdagangan oleh Bursa Efek Indonesia menyusul anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga 5 persen.
Dalam siaran resmi, Sekretaris Bursa Efek Indonesia (BEI) Yulianto Aji Sadono mengatakan bahwa pada hari ini, Kamis, 12 Maret 2020 telah terjadi pembekuan sementara perdagangan (trading halt) pada sistem perdagangan di Bursa Efek Indonesia pada pukul 15.33 waktu JATS.
Pelemahan IHSG sejalan dengan pergerakan bursa saham lainnya di Asia yang juga tertekan, menyusul kekhawatiran atas penyebaran virus corona (Covid-19) yang lebih luas.
Berikut adalah ringkasan perdagangan di pasar saham, mata uang, dan komoditas yang dirangkum Bisnis.com, Rabu (11/3/2020):
Dalam perdagangan saham sesi, Kamis (12/3/2020), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 5,01 persen ke level 4.895,748 pada pukul 15:33 WIB. Secara otomatis, perdagangan di Bursa Efek Indonesia pun mengalami suspensi.
“Ya [perdagangan saham sudah ditutup],” ujar Direktur Perdagangan dan Penilaian Anggota Bursa BEI Laksono Widodo saat dikonfirmasi Bisnis.com, Kamis (12/3/2020).
Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Fakhri Hilmi menuturkan dengan adanya penurunan IHSG sebesar 5 persen pada pukul 15.33 WIB, maka secara otomatis perdagangan hari ini selesai lebih awal.
"Jadi sekarang itu di 4.895, turun 5 persen sebenarnya halt-nya setengah jam. Tadi halt di 15.33 jadi secara technically selesai hari ini, besok kembali di buka," ujarnya.
Rupiah ditutup melemah 1 persen dan menembus level psikologis Rp14.500 per dolar AS seiring dengan meningkatnya kekhawatiran pasar terhadap penyebaran virus corona.
Pada perdagangan hari ini, Kamis (12/3/2020) rupiah parkir di level Rp14.552 per dolar AS, melemah 1,019 persen atau 148 poin. Ini merupakan level terendah rupiah sejak Mei 2019. Sepanjang tahun berjalan 2020 rupiah telah terkoreksi hingga 4,51 persen.
Bursa Korea Selatan anjlok hampir 4 persen pada akhir perdagangan hari ini, Kamis (12/3/2020), setelah sempat tersungkur lebih dari 5 persen di tengah kekhawatiran seputar wabah penyakit virus corona (Covid-19).
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Kospi ditutup di level 1.834,33 dengan penurunan tajam 3,87 persen atau 73,94 poin. Pada perdagangan Rabu (11/3), Kospi masih menyentuh level 1.908,27 dengan pelemahan 2,78 persen.
Seperti dilaporkan Korea Times, otoritas Bursa Korsel (Korea Exchange) pada Kamis mengaktifkan ‘sidecar’ atau penghentian perdagangan saham sementara selama lima menit sekitar pukul 1 siang waktu setempat saat Kospi setelah terjun lebih dari 5 persen.
Bursa Jepang anjlok lebih dari 4 persen pada akhir perdagangan hari ini, Kamis (12/3/2020), di tengah rontoknya sentimen investor karena pernyataan yang disampaikan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Topix berakhir di level 1.327,88 dengan penurunan tajam 4,13 persen atau 57,24 poin dari level 1.385,12 pada perdagangan Rabu (11/3/2020) yang melorot 1,53 persen.
Sebanyak 39 saham menguat, 2.109 saham melemah, dan 8 saham stagnan dari 2.156 saham yang diperdagangkan pada Topix pada Kamis.
Dramatis! Bursa Australia Melonjak 4 Persen Lebih Saat Pasar Asia Berdarah | Equity World
Saham Takeda Pharmaceutical Co. Ltd. dan Toyota Motor Corp. yang turun 8,32 persen dan 3,46 persen masing-masing menjadi penekan utamanya.
Indeks BUMN 20 anjlok 7,21 persen pada perdagangan Kamis (12/3/2020), sejalan dengan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ditutup lebih awal pukul 15.33 WIB.
Tepat 27 menit sebelum bursa ditutup, perdagangan saham disuspensi karena terkoreksi 5,01 persen atau 258,357 poin ke level 4.895,748, dibanding pembukaannya pagi tadi pada level 5.040,965.
Indeks BUMN 20 pun kembali terseok-seok, dimana dari 20 anggota indeks IDX BUMN semuanya ditutup pada zona merah. Indeks saham perusahaan pelat merah itu turun 7,21 persen atau 22,35 poin menjadi 287,62.
Dilansir dari Bloomberg, pernyataan Trump tersebut menjadi katalisator untuk penurunan aset berisiko. Dalam pidatonya, Trump mengatakan akan membatasi perjalanan dari Eropa ke AS. Selain itu, langkah-langkah stimulus yang diumumkan juga tak banyak meyakinkan investor.
Indeks MSCI All-Country World Index terpantau melemah 1,38 persen ke level 467,02 pada pukul 15.03 WIB. Sementara itu, indeks MSCI Asia Pacific di luar Jepang anjlok 3,96 persen ke level 592,17.
Sementara itu, indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang ditutup anjlok masing-masing 4,13 persen dan 4,41 persen, bahkan setelah Bank of Japan menjanjikan likuiditas tambahan untuk membendung dampak negatif virus corona terhadap ekonomi.
Di China, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 ditutup melemah masing-masing 1,52 persen dan 1,92 persen. Sementara itu, indeks Hang Seng ditutup melemah 3,26 persen.
Harga emas Comex kontrak April 2020 terpantau menguat 1,6 poin atau 0,1 persen ke level US$1.643,90 per troy ounce.
Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah tipis 0,008 poin atau 0,01 persen ke level 96,499 pada pukul 15.25 WIB.
Sementara itu, harga emas 24 karat PT Aneka Tambang Tbk. (Antam) terpantau melemah dan melanjutkan tren penurunan yang sudah berlangsung sejak kemarin.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia Antam, harga emas Antam dibanderol harga Rp831.000 per gram, turun Rp8.000 dibandingkan dengan posisi kemarin sebesar Rp839.000 per gram.
Equity World | Perdagangan saham hari ini diwarnai oleh penghentian perdagangan oleh Bursa Efek Indonesia menyusul anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga 5 persen.
Dalam siaran resmi, Sekretaris Bursa Efek Indonesia (BEI) Yulianto Aji Sadono mengatakan bahwa pada hari ini, Kamis, 12 Maret 2020 telah terjadi pembekuan sementara perdagangan (trading halt) pada sistem perdagangan di Bursa Efek Indonesia pada pukul 15.33 waktu JATS.
Pelemahan IHSG sejalan dengan pergerakan bursa saham lainnya di Asia yang juga tertekan, menyusul kekhawatiran atas penyebaran virus corona (Covid-19) yang lebih luas.
Berikut adalah ringkasan perdagangan di pasar saham, mata uang, dan komoditas yang dirangkum Bisnis.com, Rabu (11/3/2020):
Dalam perdagangan saham sesi, Kamis (12/3/2020), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 5,01 persen ke level 4.895,748 pada pukul 15:33 WIB. Secara otomatis, perdagangan di Bursa Efek Indonesia pun mengalami suspensi.
“Ya [perdagangan saham sudah ditutup],” ujar Direktur Perdagangan dan Penilaian Anggota Bursa BEI Laksono Widodo saat dikonfirmasi Bisnis.com, Kamis (12/3/2020).
Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Fakhri Hilmi menuturkan dengan adanya penurunan IHSG sebesar 5 persen pada pukul 15.33 WIB, maka secara otomatis perdagangan hari ini selesai lebih awal.
"Jadi sekarang itu di 4.895, turun 5 persen sebenarnya halt-nya setengah jam. Tadi halt di 15.33 jadi secara technically selesai hari ini, besok kembali di buka," ujarnya.
Rupiah ditutup melemah 1 persen dan menembus level psikologis Rp14.500 per dolar AS seiring dengan meningkatnya kekhawatiran pasar terhadap penyebaran virus corona.
Pada perdagangan hari ini, Kamis (12/3/2020) rupiah parkir di level Rp14.552 per dolar AS, melemah 1,019 persen atau 148 poin. Ini merupakan level terendah rupiah sejak Mei 2019. Sepanjang tahun berjalan 2020 rupiah telah terkoreksi hingga 4,51 persen.
Bursa Korea Selatan anjlok hampir 4 persen pada akhir perdagangan hari ini, Kamis (12/3/2020), setelah sempat tersungkur lebih dari 5 persen di tengah kekhawatiran seputar wabah penyakit virus corona (Covid-19).
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Kospi ditutup di level 1.834,33 dengan penurunan tajam 3,87 persen atau 73,94 poin. Pada perdagangan Rabu (11/3), Kospi masih menyentuh level 1.908,27 dengan pelemahan 2,78 persen.
Seperti dilaporkan Korea Times, otoritas Bursa Korsel (Korea Exchange) pada Kamis mengaktifkan ‘sidecar’ atau penghentian perdagangan saham sementara selama lima menit sekitar pukul 1 siang waktu setempat saat Kospi setelah terjun lebih dari 5 persen.
Bursa Jepang anjlok lebih dari 4 persen pada akhir perdagangan hari ini, Kamis (12/3/2020), di tengah rontoknya sentimen investor karena pernyataan yang disampaikan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Topix berakhir di level 1.327,88 dengan penurunan tajam 4,13 persen atau 57,24 poin dari level 1.385,12 pada perdagangan Rabu (11/3/2020) yang melorot 1,53 persen.
Sebanyak 39 saham menguat, 2.109 saham melemah, dan 8 saham stagnan dari 2.156 saham yang diperdagangkan pada Topix pada Kamis.
Dramatis! Bursa Australia Melonjak 4 Persen Lebih Saat Pasar Asia Berdarah | Equity World
Saham Takeda Pharmaceutical Co. Ltd. dan Toyota Motor Corp. yang turun 8,32 persen dan 3,46 persen masing-masing menjadi penekan utamanya.
Indeks BUMN 20 anjlok 7,21 persen pada perdagangan Kamis (12/3/2020), sejalan dengan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ditutup lebih awal pukul 15.33 WIB.
Tepat 27 menit sebelum bursa ditutup, perdagangan saham disuspensi karena terkoreksi 5,01 persen atau 258,357 poin ke level 4.895,748, dibanding pembukaannya pagi tadi pada level 5.040,965.
Indeks BUMN 20 pun kembali terseok-seok, dimana dari 20 anggota indeks IDX BUMN semuanya ditutup pada zona merah. Indeks saham perusahaan pelat merah itu turun 7,21 persen atau 22,35 poin menjadi 287,62.
Dilansir dari Bloomberg, pernyataan Trump tersebut menjadi katalisator untuk penurunan aset berisiko. Dalam pidatonya, Trump mengatakan akan membatasi perjalanan dari Eropa ke AS. Selain itu, langkah-langkah stimulus yang diumumkan juga tak banyak meyakinkan investor.
Indeks MSCI All-Country World Index terpantau melemah 1,38 persen ke level 467,02 pada pukul 15.03 WIB. Sementara itu, indeks MSCI Asia Pacific di luar Jepang anjlok 3,96 persen ke level 592,17.
Sementara itu, indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang ditutup anjlok masing-masing 4,13 persen dan 4,41 persen, bahkan setelah Bank of Japan menjanjikan likuiditas tambahan untuk membendung dampak negatif virus corona terhadap ekonomi.
Di China, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 ditutup melemah masing-masing 1,52 persen dan 1,92 persen. Sementara itu, indeks Hang Seng ditutup melemah 3,26 persen.
Harga emas Comex kontrak April 2020 terpantau menguat 1,6 poin atau 0,1 persen ke level US$1.643,90 per troy ounce.
Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah tipis 0,008 poin atau 0,01 persen ke level 96,499 pada pukul 15.25 WIB.
Sementara itu, harga emas 24 karat PT Aneka Tambang Tbk. (Antam) terpantau melemah dan melanjutkan tren penurunan yang sudah berlangsung sejak kemarin.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia Antam, harga emas Antam dibanderol harga Rp831.000 per gram, turun Rp8.000 dibandingkan dengan posisi kemarin sebesar Rp839.000 per gram.
Kamis, 12 Maret 2020
Equity World | Bursa AS Bakal Goyang, Futures Wall Street Drop 1.000 poin
Equity World | Bursa AS Bakal Goyang, Futures Wall Street Drop 1.000 poin
Equity World | Indeks futures Wall Street hancur lebur pagi ini setelah pidato dari Donald Trump telah gagal meredam kekhawatiran tentang kemungkinan perlambatan ekonomi dari virus corona dan masuk ke zona resesi.
Pada pukul 10:17 ET Rabu malam, Dow Futures turun 1.032 poin yang menunjukkan kerugian 992,22 poin pada pembukaan Kamis. Indeks S&P dan Nasdaq 100 futures juga turun tajam, dengan koreksi masing-masing sebesar 4,89% dan 4,7%.
Amblasnya sejumlah saham global terpicu setelah pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang mengumumkan COVID-19 sebagai pandemi. Artinya wabah ini telah menginfeksi banyak orang di penjuru dunia dengan laju yang sangat cepat.
Investor terus menyalahkan penyebaran dari virus corona yang mengakibatkan ekonomi menuju jurang resesi. Virus itu, yang kini telah menginfeksi lebih dari 124.000 orang di seluruh dunia dan menewaskan sedikitnya 4.589, mengancam akan mengganggu negara-negara seperti Italia yang telah mengambil tindakan agresif untuk memperlambat penyebarannya.
Equity World
Saham Asia Anjlok Usai Pengumuman Korona sebagai Pandemi | Equity World
Sementara itu, rincian stimulus yang dijanjikan Donald Trump yang akan memberikan bantuan keuangan untuk pekerja yang sakit, pelayanan kesehatan dan juga karantina bagi warga terdampak virus.
Tak kunjung datang, hal ini memberikan rasa ketidakpuasan sejumlah investor yang mencari respon fiskal yang lebih kuat untuk mengekang potensi pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat.
Faktor lainnya, yaitu pelaku pasar juga kecewa pada sikap Gedung Putih, dimana sebelumnya Presiden AS Donald Trump mengusulkan Pajak Penghasilan (PPh) nol persen hingga akhir tahun. Tetapi rincian ini juga masih sebatas wacana yang belum terealisasikan.
Equity World | Indeks futures Wall Street hancur lebur pagi ini setelah pidato dari Donald Trump telah gagal meredam kekhawatiran tentang kemungkinan perlambatan ekonomi dari virus corona dan masuk ke zona resesi.
Pada pukul 10:17 ET Rabu malam, Dow Futures turun 1.032 poin yang menunjukkan kerugian 992,22 poin pada pembukaan Kamis. Indeks S&P dan Nasdaq 100 futures juga turun tajam, dengan koreksi masing-masing sebesar 4,89% dan 4,7%.
Amblasnya sejumlah saham global terpicu setelah pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang mengumumkan COVID-19 sebagai pandemi. Artinya wabah ini telah menginfeksi banyak orang di penjuru dunia dengan laju yang sangat cepat.
Investor terus menyalahkan penyebaran dari virus corona yang mengakibatkan ekonomi menuju jurang resesi. Virus itu, yang kini telah menginfeksi lebih dari 124.000 orang di seluruh dunia dan menewaskan sedikitnya 4.589, mengancam akan mengganggu negara-negara seperti Italia yang telah mengambil tindakan agresif untuk memperlambat penyebarannya.
Equity World
Saham Asia Anjlok Usai Pengumuman Korona sebagai Pandemi | Equity World
Sementara itu, rincian stimulus yang dijanjikan Donald Trump yang akan memberikan bantuan keuangan untuk pekerja yang sakit, pelayanan kesehatan dan juga karantina bagi warga terdampak virus.
Tak kunjung datang, hal ini memberikan rasa ketidakpuasan sejumlah investor yang mencari respon fiskal yang lebih kuat untuk mengekang potensi pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat.
Faktor lainnya, yaitu pelaku pasar juga kecewa pada sikap Gedung Putih, dimana sebelumnya Presiden AS Donald Trump mengusulkan Pajak Penghasilan (PPh) nol persen hingga akhir tahun. Tetapi rincian ini juga masih sebatas wacana yang belum terealisasikan.
Rabu, 11 Maret 2020
Equity World | Berharap Stimulus Fiskal Penangkal Corona, Wall Street Naik Lebih 4%
Equity World | Berharap Stimulus Fiskal Penangkal Corona, Wall Street Naik Lebih 4%
Equity World | Bursa saham Amerika Serikat (AS) di Wall Street, New York, menutup perdagangan Selasa (10/3) berbalik naik nyaris 5%, setelah pada perdagangan sebelumnya turun hingga lebih dari 7%. Indeks Dow Jones naik 4,89%, S&P 500 naik 4,94%, sedangkan Nasdaq naik 4,95%. Rebound-nya Wall Street didorong aksi beli investor setelah harga saham-saham turun signifikan pada perdagangan sebelumnya. Selain itu pemerintah AS berencana mengeluarkan stimulus untuk meminimalisir potensi resesi akibat wabah virus corona untuk menenangkan investor.
Namun indeks S&P 500 dan Nasdaq mengakhiri sesi perdagangan Selasa 15% lebih rendah dibandingkan posisi tertingginya pada Rabu 19 Februari 2020. Penurunan hingga 20% bursa saham akan memasuki tren bearish. "Setelah koreksi besar kemarin, Anda mendapatkan pemburu saham-saham murah jangka pendek ditambah dengan harapan stimulus fiskal potensial," kata Chief Executive Officer (CEO) Horizon Investment Services, Chuck Carlson, seperti dikutip Reuters, Rabu (11/3).
Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa dia akan mengambil langkah besar untuk menenangkan pasar. Dia akan meminta Kongres AS untuk memberikan paket stimulus fiskal seperti pemotongan pajak penghasilan dan beberapa hal lainnya. Sementara itu pelaku pasar berharap Federal Reserve dapat menurunkan suku bunga untuk kedua kalinya bulan ini pada rapat kebijakan moneter pekan depan. “Tampaknya memang ada kemauan untuk melakukan sesuatu untuk membantu pasar,” kata Carlson.
Equity World
Stimulus Fiskal Gairahkan Bursa Saham Asia | Equity World
Selain AS, sejumlah negara lainnya juga telah menyiapkan stimulus untuk meredam dampak ekonomi wabah virus corona Covid-19. Virus ini telah menciptakan ketidakpastian global dengan mengganggu rantai pasok serta menghantam sektor pariwisata. Di sisi lain, harga minyak juga berbalik naik setelah sehari sebelumnya mencatatkan penurunan terbesar sejak perang teluk 1991. Harga minyak jenis Brent naik 10% setelah Rusia menyatakan terbuka untuk memulai diskusi kembali dengan OPEC terkait pembatasan produksi.
Alhasil, saham-saham energi pada indeks S&P 500 naik hingga 5%. Saham Chevron Corp. naik 5,3%, sedangkan saham Marathon Oil Corp meroket 21,2% setelah keduanya mengumumkan rencana efisiensi untuk menghadapi jatuhnya harga minyak. Seluruh 11 sektor pada indeks ini ditutup lebih tinggi, dipimpin oleh saham-saham teknologi dan keuangan. Adapun sektor keuangan naik hingga 6%. Total perdagangan di Wall Street pada Selasa mencapai 15,81 miliar saham yang menunjukkan adanya peningkatan signifikan dibandingkan rata-rata volume saham yang diperdagangkan selama 20 hari terakhir yang hanya mencapai 11,52 miliar saham.
Equity World | Bursa saham Amerika Serikat (AS) di Wall Street, New York, menutup perdagangan Selasa (10/3) berbalik naik nyaris 5%, setelah pada perdagangan sebelumnya turun hingga lebih dari 7%. Indeks Dow Jones naik 4,89%, S&P 500 naik 4,94%, sedangkan Nasdaq naik 4,95%. Rebound-nya Wall Street didorong aksi beli investor setelah harga saham-saham turun signifikan pada perdagangan sebelumnya. Selain itu pemerintah AS berencana mengeluarkan stimulus untuk meminimalisir potensi resesi akibat wabah virus corona untuk menenangkan investor.
Namun indeks S&P 500 dan Nasdaq mengakhiri sesi perdagangan Selasa 15% lebih rendah dibandingkan posisi tertingginya pada Rabu 19 Februari 2020. Penurunan hingga 20% bursa saham akan memasuki tren bearish. "Setelah koreksi besar kemarin, Anda mendapatkan pemburu saham-saham murah jangka pendek ditambah dengan harapan stimulus fiskal potensial," kata Chief Executive Officer (CEO) Horizon Investment Services, Chuck Carlson, seperti dikutip Reuters, Rabu (11/3).
Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa dia akan mengambil langkah besar untuk menenangkan pasar. Dia akan meminta Kongres AS untuk memberikan paket stimulus fiskal seperti pemotongan pajak penghasilan dan beberapa hal lainnya. Sementara itu pelaku pasar berharap Federal Reserve dapat menurunkan suku bunga untuk kedua kalinya bulan ini pada rapat kebijakan moneter pekan depan. “Tampaknya memang ada kemauan untuk melakukan sesuatu untuk membantu pasar,” kata Carlson.
Equity World
Stimulus Fiskal Gairahkan Bursa Saham Asia | Equity World
Selain AS, sejumlah negara lainnya juga telah menyiapkan stimulus untuk meredam dampak ekonomi wabah virus corona Covid-19. Virus ini telah menciptakan ketidakpastian global dengan mengganggu rantai pasok serta menghantam sektor pariwisata. Di sisi lain, harga minyak juga berbalik naik setelah sehari sebelumnya mencatatkan penurunan terbesar sejak perang teluk 1991. Harga minyak jenis Brent naik 10% setelah Rusia menyatakan terbuka untuk memulai diskusi kembali dengan OPEC terkait pembatasan produksi.
Alhasil, saham-saham energi pada indeks S&P 500 naik hingga 5%. Saham Chevron Corp. naik 5,3%, sedangkan saham Marathon Oil Corp meroket 21,2% setelah keduanya mengumumkan rencana efisiensi untuk menghadapi jatuhnya harga minyak. Seluruh 11 sektor pada indeks ini ditutup lebih tinggi, dipimpin oleh saham-saham teknologi dan keuangan. Adapun sektor keuangan naik hingga 6%. Total perdagangan di Wall Street pada Selasa mencapai 15,81 miliar saham yang menunjukkan adanya peningkatan signifikan dibandingkan rata-rata volume saham yang diperdagangkan selama 20 hari terakhir yang hanya mencapai 11,52 miliar saham.
Selasa, 10 Maret 2020
Equity World | Wall Street Ambles, Harta Jeff Bezos Raib Rp 100 T Sehari
Equity World | Wall Street Ambles, Harta Jeff Bezos Raib Rp 100 T Sehari
Equity World | Orang terkaya nomor wahid di dunia, Jeff Bezos berpotensi kehilangan US$ 7 miliar atau setara dengan Rp 100 triliun (asumsi kurs Rp 14.400/US$) kekayaannya dalam sehari, seiring dengan penurunan saham Amazon di Bursa Nasdaq di tengah kekhawatiran wabah virus corona akan memperlambat ekonomi global.
Bezos juga berpotensi kehilangan lebih dari US$ 18 miliar (Rp 259 triliun) dalam sebulan karena harga saham Amazon jatuh sangat dalam.
Kekayaannya berpotensi terkikis menjadi US$ 110 miliar (Rp 1.584 triliun) dalam semalam, berkurang dari sebelumnya US$ 117 miliar, karena saham Amazon ambles 7% pada pembukaan perdagangan Senin kemarin, dari penutupan perdagangan Jumat pekan lalu.
Saham Amazon tadi pagi, waktu Indonesia, ditutup minus 6%, lebih baik ketimbang pembukaan. Tetapi selama sebulan terakhir saja, kekayaan Bezos telah merosot dari sebelumnya mencapai US$ 129 miliar.
Data Bursa Nasdaq mencatat saham AMZN ditutup melorot 6% di level US$ 1.800/saham. Sebulan terakhir harganya ambles 16% dari level US$ 2.133/saham.
Tadi pagi, tiga indeks di bursa Wall Street ambles. Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 2.013,76 poin atau 7,79%, menjadi 23.851,02, S&P 500 terkoreksi 225,81 poin atau 7,6%, menjadi 2.746,56 dan Nasdaq Composite turun 624,94 poin atau 7,29%, menjadi 7.950,68.
Kekhawatiran terhadap virus corona telah mengguncang pasar dan mengikis ratusan miliar kekayaan dari para miliuner dunia selama sebulan terakhir.
CNBC International mencatat, penurunan bursa saham tadi pagi, yang didorong oleh penurunan harga minyak dunia, bisa menjadi momen kehilangan kekayaan semalam terbesar dalam hampir satu dekade.
Miliarder lainnya, CEO Tesla Elon Musk, juga baru-baru ini mencuit di Twitter dan mengatakan bahwa kepanikan akan virus corona adalah hal yang bodoh. Dia pun menyadari, kekayaannya berpotensi tergerus sekitar US$ 4 miliar dari saham dalam semalam.
Kondisi itu akan membuatnya merugi bulan ini menjadi lebih dari US$ 12 miliar. Meskipun begitu, saham Tesla sudah memberikan keuntungan sebelumnya.
Equity World
Trump Akan Umumkan Kebijakan Ekonomi, Bursa Asia Bergerak Stabil | Equity World
Saham Tesla baru-baru ini turun sekitar 10%, tetapi naik lebih dari 53% tahun ini, dan meroket 126% selama 12 bulan terakhir.
CEO LVMH Bernard Arnault pun juga kehilangan US$ 6 miliar dalam semalam. Penurunan ini terjadi karena produk andalan LVMH atau Louis Vuitton SE yang mewah ini sangat rentan terhadap guncangan ekonomi. Saham LVMH di Euronext Paris (EPA) ambles 24% sejak Januari.
Arnault, yang kekayaannya mencapai US$ 110 miliar pada Januari bahkan melewati Bill Gates untuk menjadi orang terkaya kedua, telah menyadari kekayaan sahamnya turun hampir US$ 30 miliar hanya dalam waktu 2 bulan.
Sejak itu posisinya turun kembali ke nomor 3, lebih dari US$ 20 miliar di belakang Bill Gates. Sementara kekayaan Warren Buffett turun US$ 4 miliar, menjadikan total kerugiannya bulan lalu menjadi US$ 12 miliar, dan total kekayaan bersihnya pada Senin pagi menjadi sekitar US$ 76 miliar.
Bahkan sebelum bursa saham Wall Street pada Senin dibuka dan turun, 10 miliuner top dunia telah kehilangan US$ 80 miliar pada pekan terakhir Februari lalu.
Equity World | Orang terkaya nomor wahid di dunia, Jeff Bezos berpotensi kehilangan US$ 7 miliar atau setara dengan Rp 100 triliun (asumsi kurs Rp 14.400/US$) kekayaannya dalam sehari, seiring dengan penurunan saham Amazon di Bursa Nasdaq di tengah kekhawatiran wabah virus corona akan memperlambat ekonomi global.
Bezos juga berpotensi kehilangan lebih dari US$ 18 miliar (Rp 259 triliun) dalam sebulan karena harga saham Amazon jatuh sangat dalam.
Kekayaannya berpotensi terkikis menjadi US$ 110 miliar (Rp 1.584 triliun) dalam semalam, berkurang dari sebelumnya US$ 117 miliar, karena saham Amazon ambles 7% pada pembukaan perdagangan Senin kemarin, dari penutupan perdagangan Jumat pekan lalu.
Saham Amazon tadi pagi, waktu Indonesia, ditutup minus 6%, lebih baik ketimbang pembukaan. Tetapi selama sebulan terakhir saja, kekayaan Bezos telah merosot dari sebelumnya mencapai US$ 129 miliar.
Data Bursa Nasdaq mencatat saham AMZN ditutup melorot 6% di level US$ 1.800/saham. Sebulan terakhir harganya ambles 16% dari level US$ 2.133/saham.
Tadi pagi, tiga indeks di bursa Wall Street ambles. Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 2.013,76 poin atau 7,79%, menjadi 23.851,02, S&P 500 terkoreksi 225,81 poin atau 7,6%, menjadi 2.746,56 dan Nasdaq Composite turun 624,94 poin atau 7,29%, menjadi 7.950,68.
Kekhawatiran terhadap virus corona telah mengguncang pasar dan mengikis ratusan miliar kekayaan dari para miliuner dunia selama sebulan terakhir.
CNBC International mencatat, penurunan bursa saham tadi pagi, yang didorong oleh penurunan harga minyak dunia, bisa menjadi momen kehilangan kekayaan semalam terbesar dalam hampir satu dekade.
Miliarder lainnya, CEO Tesla Elon Musk, juga baru-baru ini mencuit di Twitter dan mengatakan bahwa kepanikan akan virus corona adalah hal yang bodoh. Dia pun menyadari, kekayaannya berpotensi tergerus sekitar US$ 4 miliar dari saham dalam semalam.
Kondisi itu akan membuatnya merugi bulan ini menjadi lebih dari US$ 12 miliar. Meskipun begitu, saham Tesla sudah memberikan keuntungan sebelumnya.
Equity World
Trump Akan Umumkan Kebijakan Ekonomi, Bursa Asia Bergerak Stabil | Equity World
Saham Tesla baru-baru ini turun sekitar 10%, tetapi naik lebih dari 53% tahun ini, dan meroket 126% selama 12 bulan terakhir.
CEO LVMH Bernard Arnault pun juga kehilangan US$ 6 miliar dalam semalam. Penurunan ini terjadi karena produk andalan LVMH atau Louis Vuitton SE yang mewah ini sangat rentan terhadap guncangan ekonomi. Saham LVMH di Euronext Paris (EPA) ambles 24% sejak Januari.
Arnault, yang kekayaannya mencapai US$ 110 miliar pada Januari bahkan melewati Bill Gates untuk menjadi orang terkaya kedua, telah menyadari kekayaan sahamnya turun hampir US$ 30 miliar hanya dalam waktu 2 bulan.
Sejak itu posisinya turun kembali ke nomor 3, lebih dari US$ 20 miliar di belakang Bill Gates. Sementara kekayaan Warren Buffett turun US$ 4 miliar, menjadikan total kerugiannya bulan lalu menjadi US$ 12 miliar, dan total kekayaan bersihnya pada Senin pagi menjadi sekitar US$ 76 miliar.
Bahkan sebelum bursa saham Wall Street pada Senin dibuka dan turun, 10 miliuner top dunia telah kehilangan US$ 80 miliar pada pekan terakhir Februari lalu.
Senin, 09 Maret 2020
Equity World | IHSG Anjlok 6,8% & Terburuk di Asia, Sri Mulyani Siapkan
Equity World | IHSG Anjlok 6,8% & Terburuk di Asia, Sri Mulyani Siapkan
Equity World | Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan masih mewaspadai dampak Corona COVID-19 serta rontoknya harga minyak terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Hingga hari ini, kata dia, Kemenkeu bersama Bank Indonesia dan Otorotas Jasa Keuangan (OJK) masih menyiapkan mitigasi kebijakan jika kelesuan IHSG akibat wabah Corona terus berlanjut dan mengganggu fundamental pasar keuangan.
Equity World
Harga Minyak Terjun Bebas, Pasar Saham Dunia Dilanda Kepanikan | Equity World
Equity World | "Situasi dinamika yang berasal dari pasar keuangan global ini, tentu nanti akan menimbulkan aksi reaksi juga dari sisi policy. Dari kita kan tetap sama. Kami dengan Gubernur BI dan OJK akan terus mengawal dan melihat dinamika ini," tuturnya di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (9/3/2020). Di samping itu, kata Sri Mulyani, pemerintah bersama BI dan OJK bakal memastikan kesehatan industri jasa keuangan, bank maupun non bank, dalam menghadapi gejolak yang sifatnya temporer maupun jangka panjang. "Kalau dinamika atau volatilitasnya, ya, kalau memang dunia sedang bergejolak kan enggak bisa kita lakukan sesuatu yang totally tidak terkena.
Equity World | Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan masih mewaspadai dampak Corona COVID-19 serta rontoknya harga minyak terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Hingga hari ini, kata dia, Kemenkeu bersama Bank Indonesia dan Otorotas Jasa Keuangan (OJK) masih menyiapkan mitigasi kebijakan jika kelesuan IHSG akibat wabah Corona terus berlanjut dan mengganggu fundamental pasar keuangan.
Equity World
Harga Minyak Terjun Bebas, Pasar Saham Dunia Dilanda Kepanikan | Equity World
Equity World | "Situasi dinamika yang berasal dari pasar keuangan global ini, tentu nanti akan menimbulkan aksi reaksi juga dari sisi policy. Dari kita kan tetap sama. Kami dengan Gubernur BI dan OJK akan terus mengawal dan melihat dinamika ini," tuturnya di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (9/3/2020). Di samping itu, kata Sri Mulyani, pemerintah bersama BI dan OJK bakal memastikan kesehatan industri jasa keuangan, bank maupun non bank, dalam menghadapi gejolak yang sifatnya temporer maupun jangka panjang. "Kalau dinamika atau volatilitasnya, ya, kalau memang dunia sedang bergejolak kan enggak bisa kita lakukan sesuatu yang totally tidak terkena.
Jumat, 06 Maret 2020
PT Equityworld | Wall Street turun lebih dari 3% di tengah penyebaran virus corona di AS
PT Equityworld | Wall Street turun lebih dari 3% di tengah penyebaran virus corona di AS
PT Equityworld | Wall Street turun di tengah pengetatan perjalanan dan pernyataan status darurat di California akibat virus corona. Sejumlah perusahaan teknologi di Seattle yang meminta karyawannya bekerja dari rumah di tengah penyebaran cepat virus corona di New York dan San Francisco kemarin.
Kamis (5/3), Dow Jones Industrial Average turun 3,58% ke 26.121,28. Indeks S&P 500 melemah 3,39% ke 3.023,94. Sedangkan Nasdaq Composite turun 3,10% ke 8.738,59.
Google bergabung dengan sejumlah perusahaan teknologi seperti Microsoft yang menyarankan para pekerjanya di wilayah Seattle untuk bekerja dari rumah dan menghindari bepergian jika tidak penting.
"Pasar saham jelas diperdagangkan dengan emosi pada hari ini dan tidak berdasarkan fundamental karena kita tidak tahu di mana tepatnya fundamental," kata Carol Schleif, deputy chief investment officer Abbot Downing kepada Reuters.
Indeks S&P 500 turun lebih dari 10% dari penutupan tertinggi 19 Februari lalu. Penurunan pasar saham ini menyusul penurunan mingguan terbesar sejak Oktober 2008 pada pekan lalu.
PT Equityworld
California Darurat Corona, Wall Street Dibuka Anjlok 700 Poin | PT Equityworld
"Orang-orang mencoba menguji bottom, apakah sudah tercapai Jumat pekan lalu atau masih akan ada penurunan lagi," kata Sam Stovall, chief investment strategist CFRA Research.
Indeks sektor finansial merosot 4,9%. Penurunan yield US Treasury terus menekan saham-saham bank yang sensitif terhadap suku bunga. Kemarin, yield US Treasury bertenor 10 tahun jatuh ke 0,91%.
Harga saham JPMorgan Chase merosot 4,9%. Sedangkan harga saham Bank of America Corp ambrol 5,1%. Meski seluruh indeks sektoral turun, sektor defensif seperti barang konsumsi turun lebih tipis.
PT Equityworld | Wall Street turun di tengah pengetatan perjalanan dan pernyataan status darurat di California akibat virus corona. Sejumlah perusahaan teknologi di Seattle yang meminta karyawannya bekerja dari rumah di tengah penyebaran cepat virus corona di New York dan San Francisco kemarin.
Kamis (5/3), Dow Jones Industrial Average turun 3,58% ke 26.121,28. Indeks S&P 500 melemah 3,39% ke 3.023,94. Sedangkan Nasdaq Composite turun 3,10% ke 8.738,59.
Google bergabung dengan sejumlah perusahaan teknologi seperti Microsoft yang menyarankan para pekerjanya di wilayah Seattle untuk bekerja dari rumah dan menghindari bepergian jika tidak penting.
"Pasar saham jelas diperdagangkan dengan emosi pada hari ini dan tidak berdasarkan fundamental karena kita tidak tahu di mana tepatnya fundamental," kata Carol Schleif, deputy chief investment officer Abbot Downing kepada Reuters.
Indeks S&P 500 turun lebih dari 10% dari penutupan tertinggi 19 Februari lalu. Penurunan pasar saham ini menyusul penurunan mingguan terbesar sejak Oktober 2008 pada pekan lalu.
PT Equityworld
California Darurat Corona, Wall Street Dibuka Anjlok 700 Poin | PT Equityworld
"Orang-orang mencoba menguji bottom, apakah sudah tercapai Jumat pekan lalu atau masih akan ada penurunan lagi," kata Sam Stovall, chief investment strategist CFRA Research.
Indeks sektor finansial merosot 4,9%. Penurunan yield US Treasury terus menekan saham-saham bank yang sensitif terhadap suku bunga. Kemarin, yield US Treasury bertenor 10 tahun jatuh ke 0,91%.
Harga saham JPMorgan Chase merosot 4,9%. Sedangkan harga saham Bank of America Corp ambrol 5,1%. Meski seluruh indeks sektoral turun, sektor defensif seperti barang konsumsi turun lebih tipis.
Kamis, 05 Maret 2020
PT Equityworld | Biden Unggul di Selasa Super, Wall Street Dibuka Semarak
PT Equityworld | Biden Unggul di Selasa Super, Wall Street Dibuka Semarak
PT Equityworld | Bursa Amerika Serikat (AS) menguat pada pembukaan perdagangan Rabu (4/3/2020), menyusul hasil sementara ajang 'Selasa Super' yang menunjukkan mantan Wakil Presiden AS Joe Biden memimpin bursa pencalonan presiden dari Partai Demokrat.
Indeks Dow Jones Industrial Average lompat 631,5 poin (2,6%) pada pembukaan perdagangan pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB), dan sedikit surut menjadi 436,2 poin (1,7%) selang 30 menit kemudian ke 26.361,9. Indeks Nasdaq naik 89 poin (1,02%) ke 8.772,9 dan S&P 500 tumbuh 38,8 poin (1,3%) ke 3.041,36.
NBC melaporkan Biden memimpin dengan 453 dukungan, mengalahkan sang Senator asal Vermont yang meraup 373 dukungan. Untuk memenangkan tiket menuju pencalonan presiden AS, kandidat partai Demokrat harus mendapatkan dukungan mayoritas, yakni setidaknya 1.991 suara dari total 3.979 delegasi.
"Menurut kami pasar saham juga dicekam kekhawatiran di pasar pertaruhan akan turunnya ekspektasi Trump terpilih kembali, dan juga penguatan dukungan Sanders di awal tahun 2020 di pasar pertaruhan dan polling," tulis Kepala Perencana Investasi Saham RBC Capital Markets Lori Calvasina, tatkala mengulas turbulensi pasar kemarin.
Jika Biden bisa membuktikan bahwa dia menjadi ancaman serius bagi Sanders dalam Selasa Super, psikologi pelaku pasar yang dalam tekanan akibat reformasi asuransi publik Sanders, bisa beralih menjadi positif di perdagangan Rabu.
PT Equityworld
Wall Street melonjak, menyambut calon kandidat presiden dari Demokrat | PT Equityworld
Dalam programnya, Biden ingin menggeser peran penting asuransi swasta dalam program BPJS Kesehatan versi AS tersebut, menjadi program asuransi yang dijamin pemerintah. Saham asuransi UnitedHealth dan Centene meroket masing-masing lebih dari 10% menyambut kemenangan sementara Biden di Selasa Super tersebut.
"Investor takut dengan Bernie karena dia ingin memangkas kepala kapitalisme dengan menaikkan pajak terhadap kaum kaya secara signifikan dan menggunakan dananya untuk menyediakan segala hal gratis kepada semua orang," tutur Ed Yardeni, Presiden Yardeni Research, dalam laporan risetnya sebagaimana dikutip CNBC International.
Tekanan terjadi di Wall Street pada Selasa lalu setelah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) mengumumkan pemangkasan suku bunga darurat sebesar 50 basis poin (bps) untuk membantu meredakan kekhawatiran investor seputar efek virus corona terhadap ekonomi.
Keputusan ini diambil dua pekan sebelum Rapat Dewan Gubernur The Fed dua pekan ke depan. Ini merupakan pemangkasan darurat pertama yang dilakukan sejak krisis finansial pada 2008. Dow Jones kemarin anjlok lebih dari 780 poin (-2,9%) dan indeks S&P 500 anjlok 2,8%.
PT Equityworld | Bursa Amerika Serikat (AS) menguat pada pembukaan perdagangan Rabu (4/3/2020), menyusul hasil sementara ajang 'Selasa Super' yang menunjukkan mantan Wakil Presiden AS Joe Biden memimpin bursa pencalonan presiden dari Partai Demokrat.
Indeks Dow Jones Industrial Average lompat 631,5 poin (2,6%) pada pembukaan perdagangan pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB), dan sedikit surut menjadi 436,2 poin (1,7%) selang 30 menit kemudian ke 26.361,9. Indeks Nasdaq naik 89 poin (1,02%) ke 8.772,9 dan S&P 500 tumbuh 38,8 poin (1,3%) ke 3.041,36.
NBC melaporkan Biden memimpin dengan 453 dukungan, mengalahkan sang Senator asal Vermont yang meraup 373 dukungan. Untuk memenangkan tiket menuju pencalonan presiden AS, kandidat partai Demokrat harus mendapatkan dukungan mayoritas, yakni setidaknya 1.991 suara dari total 3.979 delegasi.
"Menurut kami pasar saham juga dicekam kekhawatiran di pasar pertaruhan akan turunnya ekspektasi Trump terpilih kembali, dan juga penguatan dukungan Sanders di awal tahun 2020 di pasar pertaruhan dan polling," tulis Kepala Perencana Investasi Saham RBC Capital Markets Lori Calvasina, tatkala mengulas turbulensi pasar kemarin.
Jika Biden bisa membuktikan bahwa dia menjadi ancaman serius bagi Sanders dalam Selasa Super, psikologi pelaku pasar yang dalam tekanan akibat reformasi asuransi publik Sanders, bisa beralih menjadi positif di perdagangan Rabu.
PT Equityworld
Wall Street melonjak, menyambut calon kandidat presiden dari Demokrat | PT Equityworld
Dalam programnya, Biden ingin menggeser peran penting asuransi swasta dalam program BPJS Kesehatan versi AS tersebut, menjadi program asuransi yang dijamin pemerintah. Saham asuransi UnitedHealth dan Centene meroket masing-masing lebih dari 10% menyambut kemenangan sementara Biden di Selasa Super tersebut.
"Investor takut dengan Bernie karena dia ingin memangkas kepala kapitalisme dengan menaikkan pajak terhadap kaum kaya secara signifikan dan menggunakan dananya untuk menyediakan segala hal gratis kepada semua orang," tutur Ed Yardeni, Presiden Yardeni Research, dalam laporan risetnya sebagaimana dikutip CNBC International.
Tekanan terjadi di Wall Street pada Selasa lalu setelah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) mengumumkan pemangkasan suku bunga darurat sebesar 50 basis poin (bps) untuk membantu meredakan kekhawatiran investor seputar efek virus corona terhadap ekonomi.
Keputusan ini diambil dua pekan sebelum Rapat Dewan Gubernur The Fed dua pekan ke depan. Ini merupakan pemangkasan darurat pertama yang dilakukan sejak krisis finansial pada 2008. Dow Jones kemarin anjlok lebih dari 780 poin (-2,9%) dan indeks S&P 500 anjlok 2,8%.
Rabu, 04 Maret 2020
PT Equityworld | Walau Ada Corona, Bursa Saham Asia Tetap Ceria
PT Equityworld | Walau Ada Corona, Bursa Saham Asia Tetap Ceria
PT Equityworld | Bursa saham Asia terlihat bergairah pada perdagangan pagi ini. Bahkan penguatan di kisaran 1% lumrah terlihat.
Sejatinya kekhawatiran terhadap penyebaran virus corona yang semakin luas masih menghantui pasar keuangan dunia. Mengutip data satelit pemetaan ArcGis per pukul 08:13 WIB, jumlah kasus corona di seluruh dunia sudah menembus 90.000, tepatnya 90.427.
Negara-negara yang terjangkit corona kian bertambah. Kemarin, Indonesia baru mengumumkan dua kasus corona perdana. Pagi ini ada negara lain yang melaporkan kasus corona pertamanya yaitu Latvia, Maroko, Senegal, Andorra, Portugal, dan Arab Saudi.
PT Equityworld
The Fed Pangkas Bunga, Bursa Saham Asia Bingung Mau ke Mana | PT Equityworld
Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengatakan kasus corona baru di luar China naik sembilan kali lipat dalam waktu 24 jam. Oleh karena itu, penyebaran virus corona di tingkat global saat ini sudah berada di level sangat tinggi.
"Namun sejujurnya stigma lebih berbahaya dari virus itu sendiri. Tolong digarisbawahi. Stigma adalah musuh terbesar kita," tegas Ghebreyesus, seperti diberitakan Reuters.
PT Equityworld | Bursa saham Asia terlihat bergairah pada perdagangan pagi ini. Bahkan penguatan di kisaran 1% lumrah terlihat.
Sejatinya kekhawatiran terhadap penyebaran virus corona yang semakin luas masih menghantui pasar keuangan dunia. Mengutip data satelit pemetaan ArcGis per pukul 08:13 WIB, jumlah kasus corona di seluruh dunia sudah menembus 90.000, tepatnya 90.427.
Negara-negara yang terjangkit corona kian bertambah. Kemarin, Indonesia baru mengumumkan dua kasus corona perdana. Pagi ini ada negara lain yang melaporkan kasus corona pertamanya yaitu Latvia, Maroko, Senegal, Andorra, Portugal, dan Arab Saudi.
PT Equityworld
The Fed Pangkas Bunga, Bursa Saham Asia Bingung Mau ke Mana | PT Equityworld
Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengatakan kasus corona baru di luar China naik sembilan kali lipat dalam waktu 24 jam. Oleh karena itu, penyebaran virus corona di tingkat global saat ini sudah berada di level sangat tinggi.
"Namun sejujurnya stigma lebih berbahaya dari virus itu sendiri. Tolong digarisbawahi. Stigma adalah musuh terbesar kita," tegas Ghebreyesus, seperti diberitakan Reuters.
Selasa, 03 Maret 2020
Equityworld Futures | Wall Street Mulai Bangkit di Tengah Sentimen Virus Corona
Equityworld Futures | Wall Street Mulai Bangkit di Tengah Sentimen Virus Corona
Equityworld Futures | Indeks saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street ditutup menguat pada awal pekan ini. Ketiga indeks berhasil bangkit setelah mengalami aksi jual besar-besaran pada pekan lalu akibat kekhawatiran virus corona.
Dilansir Reuters, Selasa (3/3), Dow Jones Industrial Average melonjak 5,09 persen menjadi berakhir pada 26.703,32 poin, sementara S&P 500 melonjak 4,60 persen menjadi 3.090,23, dan Nasdaq Composite bertambah 4,49 persen menjadi 8.952,17.
Kenaikan harian Dow tercatat hang tertinggi sejak 2009, sementara S&P 500 dan Nasdaq masing-masing memiliki kenaikan satu hari terkuat sejak Desember 2018.
Padahal di penutupan pekan lalu, ketiganya masih anjlok. Bahkan S&P 500 mencatatkan penurunan terdalam sejak krisis keuangan 2008. Hal ini dipicu oleh investor yang takut akan terjadinya resesi ekonomi akibat virus corona.
Saham Apple melonjak 9,3 persen, kenaikan terbesar sejak 2008. Namun produsen iPhone ini masih turun hampir 9 persen dari rekor tertinggi pada 12 Februari lalu.
Penguatan-penguatan tersebut sejalan dengan pernyataan Gubernur Bank of Japan, Haruhiko Kuroda, yang akan mengambil langkah untuk menstabilkan pasar keuangan. Sama seperti yang dilakukan Ketua Federal Reserve, Jerome Powell.
Equityworld Futures
Kematian akibat Corona di AS Bertambah, Wall Street Justru Melesat | Equityworld Futures
Seperti diketahui, Jepang salah satu negara yang terjangkit virus corona. Di Jepang, sebanyak 894 orang terinfeksi dan 3 dinyatakan meninggal dunia hingga 27 Februari 2020.
"Kita dapat menghindari penurunan ekonomi, tetapi jika mulai menumpuk dalam kapasitas perusahaan untuk membayar utang mereka, maka itu menciptakan masalah yang lebih dalam. Tapi bagi saya, sepertinya bank-bank sentral sedang mengaitkan senjata untuk menemukan cara melindungi kredit serta pasar dari ketidakpastian ekonomi, "kata Jack Ablin, kepala investasi di Cresset Wealth Advisors di Chicago.
Para investor memproyeksi The Fed akan menurunkan suku bunga acuan, Fed Fund Rate, 50 basis poin pada pertemuan Maret ini. Bahkan menurut proyeksi FedWatch CME Group, peluang penurunan 50 bps tersebut mencapai 100 persen.
Indeks teknologi informasi S&P 500 melonjak 5,7 persen, menguat sejak Desember 2018.
Pengembang obat kanker, Forty Seven Inc, melonjak 62 persen setelah rekan yang lebih besar, Gilead Sciences, menawarkan untuk membeli sahamnya senilai USD 4,9 miliar. Gilead melonjak 8,71 persen.
Produsen masker bedah, Alpha Pro Tech Ltd, anjlok 22 persen, namun sejak awal tahun ini saham perusahaan telah anjlok 350 persen.
Sebanyak 14 miliar saham berpindah tangan di Wall Street, jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata 9,5 miliar saham selama 20 hari terakhir.
Equityworld Futures | Indeks saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street ditutup menguat pada awal pekan ini. Ketiga indeks berhasil bangkit setelah mengalami aksi jual besar-besaran pada pekan lalu akibat kekhawatiran virus corona.
Dilansir Reuters, Selasa (3/3), Dow Jones Industrial Average melonjak 5,09 persen menjadi berakhir pada 26.703,32 poin, sementara S&P 500 melonjak 4,60 persen menjadi 3.090,23, dan Nasdaq Composite bertambah 4,49 persen menjadi 8.952,17.
Kenaikan harian Dow tercatat hang tertinggi sejak 2009, sementara S&P 500 dan Nasdaq masing-masing memiliki kenaikan satu hari terkuat sejak Desember 2018.
Padahal di penutupan pekan lalu, ketiganya masih anjlok. Bahkan S&P 500 mencatatkan penurunan terdalam sejak krisis keuangan 2008. Hal ini dipicu oleh investor yang takut akan terjadinya resesi ekonomi akibat virus corona.
Saham Apple melonjak 9,3 persen, kenaikan terbesar sejak 2008. Namun produsen iPhone ini masih turun hampir 9 persen dari rekor tertinggi pada 12 Februari lalu.
Penguatan-penguatan tersebut sejalan dengan pernyataan Gubernur Bank of Japan, Haruhiko Kuroda, yang akan mengambil langkah untuk menstabilkan pasar keuangan. Sama seperti yang dilakukan Ketua Federal Reserve, Jerome Powell.
Equityworld Futures
Kematian akibat Corona di AS Bertambah, Wall Street Justru Melesat | Equityworld Futures
Seperti diketahui, Jepang salah satu negara yang terjangkit virus corona. Di Jepang, sebanyak 894 orang terinfeksi dan 3 dinyatakan meninggal dunia hingga 27 Februari 2020.
"Kita dapat menghindari penurunan ekonomi, tetapi jika mulai menumpuk dalam kapasitas perusahaan untuk membayar utang mereka, maka itu menciptakan masalah yang lebih dalam. Tapi bagi saya, sepertinya bank-bank sentral sedang mengaitkan senjata untuk menemukan cara melindungi kredit serta pasar dari ketidakpastian ekonomi, "kata Jack Ablin, kepala investasi di Cresset Wealth Advisors di Chicago.
Para investor memproyeksi The Fed akan menurunkan suku bunga acuan, Fed Fund Rate, 50 basis poin pada pertemuan Maret ini. Bahkan menurut proyeksi FedWatch CME Group, peluang penurunan 50 bps tersebut mencapai 100 persen.
Indeks teknologi informasi S&P 500 melonjak 5,7 persen, menguat sejak Desember 2018.
Pengembang obat kanker, Forty Seven Inc, melonjak 62 persen setelah rekan yang lebih besar, Gilead Sciences, menawarkan untuk membeli sahamnya senilai USD 4,9 miliar. Gilead melonjak 8,71 persen.
Produsen masker bedah, Alpha Pro Tech Ltd, anjlok 22 persen, namun sejak awal tahun ini saham perusahaan telah anjlok 350 persen.
Sebanyak 14 miliar saham berpindah tangan di Wall Street, jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata 9,5 miliar saham selama 20 hari terakhir.
Minggu, 01 Maret 2020
Equityworld Futures | Harga Emas Bakal Kembali Menguat Pekan Ini
Equityworld Futures | Harga Emas Bakal Kembali Menguat Pekan Ini
Equityworld Futures | Para analis dan pelaku pasar menyatakan bahwa harga emas masih akan naik pada pekan ini meskipun pada Jumat lalu terjadi aksi jual besar-besaran. Penurunan ekonomi sebagai dampak dari wabah virus Corona masih membayangi gerak para investor.
Mengutip Kitco, Senin (2/3/2020), lima belas analis di Wall Street ambil bagian dalam survei. Dari jumlah tersebut, sebanyak tujuh analis atau 47 persen memperkirakan harga emas akan naik.
Sedangkan lima analis atau 33 persen menyatakan bahwa harga emas akan melemah melanjutkan yang terjadi pada Jumat kemarin. Sedangkan tiga analis atau 20 persen menyatakan harga emas akan mendatar.
Sementara itu, 1.629 pelaku pasar ikut ambil bagian dalam jajak pendapat secara online. Jumlah ini terbanyak salam dua setengah tahun.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.079 pelaku pasar atau 67 persen memperkirakan harga emas akan menguat.
Sedangkan 303 pelaku pasar atau 19 persen mengatakan bahwa harga emas akan melemah. Di luar itu, 237 pelaku pasar menyatakan bahwa harga emas akan mendatar.
Pada pekan lalu, sebagian besar analis dan pelaku pasar memperkirakan bahwa harga emas akan menguat. Hal tersebut terbukti sepanjang Senin hingga Kamis. Namun pada Jumat terjadi aksi jual besar-besaran.
Equityworld Futures
Mantan ekonom Trump: Virus corona bisa memicu resesi global! | Equityworld Futures
Sedangkan pada pekan ini, para analis di Wall Street dan pelaku pasar masih cukup optimistis bahwa harga emas akan menguat. "Saya yakin tetap bullish untuk minggu ini," jelas Presiden Phoenix Futures and Options Kevin Grady.
"Berita tentang virus Corona terus memburuk, jadi saya pikir emas akan tetap bergerak naik," tambah dia.
Editor Eureka Miner's Report Richard Baker, menjelaskan bahwa aksi ambil untung dan permintaan konsumen yang rendah di Tiongkok kemungkinan besar memainkan peran dalam penurunan emas Comex selama seminggu terakhir. Tapi dia akan berbalik arah.
"Mengingat meningkatnya ketidakpastian seputar dampak virus Corona terhadap ekonomi AS dan dunia, saya percaya kemungkinan bahwa emas akan pulih dari pelemahan minggu depan ke level USD 1.650 per ounce dan bisa menyentuh USD 1.800 per ounce dalam beberapa minggu lagi," tutur dia.
Equityworld Futures | Para analis dan pelaku pasar menyatakan bahwa harga emas masih akan naik pada pekan ini meskipun pada Jumat lalu terjadi aksi jual besar-besaran. Penurunan ekonomi sebagai dampak dari wabah virus Corona masih membayangi gerak para investor.
Mengutip Kitco, Senin (2/3/2020), lima belas analis di Wall Street ambil bagian dalam survei. Dari jumlah tersebut, sebanyak tujuh analis atau 47 persen memperkirakan harga emas akan naik.
Sedangkan lima analis atau 33 persen menyatakan bahwa harga emas akan melemah melanjutkan yang terjadi pada Jumat kemarin. Sedangkan tiga analis atau 20 persen menyatakan harga emas akan mendatar.
Sementara itu, 1.629 pelaku pasar ikut ambil bagian dalam jajak pendapat secara online. Jumlah ini terbanyak salam dua setengah tahun.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.079 pelaku pasar atau 67 persen memperkirakan harga emas akan menguat.
Sedangkan 303 pelaku pasar atau 19 persen mengatakan bahwa harga emas akan melemah. Di luar itu, 237 pelaku pasar menyatakan bahwa harga emas akan mendatar.
Pada pekan lalu, sebagian besar analis dan pelaku pasar memperkirakan bahwa harga emas akan menguat. Hal tersebut terbukti sepanjang Senin hingga Kamis. Namun pada Jumat terjadi aksi jual besar-besaran.
Equityworld Futures
Mantan ekonom Trump: Virus corona bisa memicu resesi global! | Equityworld Futures
Sedangkan pada pekan ini, para analis di Wall Street dan pelaku pasar masih cukup optimistis bahwa harga emas akan menguat. "Saya yakin tetap bullish untuk minggu ini," jelas Presiden Phoenix Futures and Options Kevin Grady.
"Berita tentang virus Corona terus memburuk, jadi saya pikir emas akan tetap bergerak naik," tambah dia.
Editor Eureka Miner's Report Richard Baker, menjelaskan bahwa aksi ambil untung dan permintaan konsumen yang rendah di Tiongkok kemungkinan besar memainkan peran dalam penurunan emas Comex selama seminggu terakhir. Tapi dia akan berbalik arah.
"Mengingat meningkatnya ketidakpastian seputar dampak virus Corona terhadap ekonomi AS dan dunia, saya percaya kemungkinan bahwa emas akan pulih dari pelemahan minggu depan ke level USD 1.650 per ounce dan bisa menyentuh USD 1.800 per ounce dalam beberapa minggu lagi," tutur dia.
Langganan:
Postingan (Atom)