PT Equity World | Ini Yang Buat Wall Street Hijau di Tengah Sentimen Corona
PT Equity World | Wall Street menghijau di akhir perdagangan Kamis, ditopang oleh rilis laporan keuangan emiten di Bursa Amerika yang masih sesuai ekspektasi. Emiten-emiten yang telah merilis kinerjanya, antara lain emiten teknologi seperti Microsoft. Yang mendorong kinerja Dow Jones dan S&P 500 naik signifikan. Masing-masing 2,8% dan 0,9%.
Wall Street ditutup menghijau pada perdagangan Kamis (30/1). Menghapus penurunan pada sesi perdagangan sebelumnya yang dipicu kekhawatiran terhadap wabah virus corona.
Melansir Reuters, Dow Jones Industrial Average naik 124,99 poin atau 0,43% menjadi 28.859,44, S&P 500 naik 10,26 poin atau 0,31% menjadi 3.283,66, dan Nasdaq Composite menambahkan 23,77 poin, atau 0,26%, menjadi 9.298,93.
Sebelumnya, WHO menyatakan darurat kesehatan global, tetapi pada saat yang sama tidak membatasi perjalanan ke China.
PT Equity World
Wall Street Kembali Hijau, IHSG Berpeluang Bangkit | PT Equity World
"Penyebaran virus Wuhan tidak semakin cepat, tetapi pasar menjadi lebih peduli tentang prospek pendapatan dan pertumbuhan ekonomi karena perusahaan menerapkan penghentian kerja untuk mengurangi kemungkinan penyebaran penyakit," kata Tom Essaye, pendiri The Sevens Report.
Sementara itu, saham maskapai penerbangan juga rebound, dengan American dan United masing-masing ditutup lebih dari 3% lebih tinggi. Las Vegas Sands dan Wynn Resorts, dua proxy coronavirus untuk paparan game mereka di Macao, mengakhiri perdagangan masing-masing naik 2%.
Asal tahu, kasus meninggal karena virus corona telah mencapai 171 orang dengan 8.000 terinfeksi. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit kemudian mengkonfirmasi penularan pertama manusia ke manusia di AS.
Jumat, 31 Januari 2020
Selasa, 28 Januari 2020
Equity World | Wall Street Menguat Sikapi Pernyataan WHO soal Virus Korona
Equity World | Wall Street Menguat Sikapi Pernyataan WHO soal Virus Korona
Equity World | Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street dibuka balik menguat, setelah anjlok dalam perdagangan sebelumnya. Oraganisasi Kesehatan Dunia meyakini bahwa China mampu mengatasi wabah virus corona, yang telah mengkhawatirkan salah satunya investor di pasar saham AS.
Pada perdagangan kemarin, indeks S&P 500 mengalami hari terburuk dalam hampir empat bulan terakhir, di tengah kekhawatiran bahwa wabah koronavirus dapat menekan pertumbuhan ekonomi global. Namun pada perdagangan kali ini kembali menguat.
Dow Jones naik 112 poin atau 0,39%. S&P 500 naik 17,75 poin atau 0,55% dan Nasdaq naik 68,5 poin atau 0,76%. Demikian dilansir dari Reuters, Selasa (28/1/2020).
Equity World
Apple membantu Wall Street rebound dari kekhawatiran virus corona | Equity World
Pasar di seluruh dunia stabil karena Kepala Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan yakin dengan kemampuan China untuk menahan wabah virus yang telah menewaskan 106 orang tersebut.
Menurut Analis Citi Tobias Levkovich, ekonomi dan pasar AS memang belum terlalu terpengaruh terhadap perlambatan besar karena wabah virus. Pasalnya, investor masih menaruh fokus pada ekonomi di dalam negeri.
Equity World | Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street dibuka balik menguat, setelah anjlok dalam perdagangan sebelumnya. Oraganisasi Kesehatan Dunia meyakini bahwa China mampu mengatasi wabah virus corona, yang telah mengkhawatirkan salah satunya investor di pasar saham AS.
Pada perdagangan kemarin, indeks S&P 500 mengalami hari terburuk dalam hampir empat bulan terakhir, di tengah kekhawatiran bahwa wabah koronavirus dapat menekan pertumbuhan ekonomi global. Namun pada perdagangan kali ini kembali menguat.
Dow Jones naik 112 poin atau 0,39%. S&P 500 naik 17,75 poin atau 0,55% dan Nasdaq naik 68,5 poin atau 0,76%. Demikian dilansir dari Reuters, Selasa (28/1/2020).
Equity World
Apple membantu Wall Street rebound dari kekhawatiran virus corona | Equity World
Pasar di seluruh dunia stabil karena Kepala Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan yakin dengan kemampuan China untuk menahan wabah virus yang telah menewaskan 106 orang tersebut.
Menurut Analis Citi Tobias Levkovich, ekonomi dan pasar AS memang belum terlalu terpengaruh terhadap perlambatan besar karena wabah virus. Pasalnya, investor masih menaruh fokus pada ekonomi di dalam negeri.
Equity World | Wall Street tumbang akibat kekhawatiran dampak ekonomi dari corona
Equity World | Wall Street tumbang akibat kekhawatiran dampak ekonomi dari corona
Equity World | Wall Street mengalami hari terburuk pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), ketika China memperpanjang liburan Tahun Baru Imlek karena wabah virus yang memicu kekhawatiran tentang dampak ekonomi dari upaya penahanan penyebaran virus di ekonomi terbesar kedua dunia.
Indeks acuan S&P 500 mengalami kinerja mingguan terburuk sejak September pada pekan lalu, ketika China mengisolasi beberapa kota dan menghentikan perjalanan, mengingatkan investor akan virus SARS mematikan yang menewaskan hampir 800 orang pada 2002-2003 dan menelan kerugian miliaran ekonomi global.
Namun, beberapa investor melihat dampak ekonomi jangka panjang sebagai tidak mungkin, mengingat pengalaman masa lalu dengan wabah virus.
"Semua ini sangat berlebihan," kata Stephen Massocca, wakil presiden senior di Wedbush Securities di San Francisco.
“Tampaknya bagi saya orang China melakukan pekerjaan yang jauh lebih baik untuk mengatasinya daripada dengan SARS dan apa yang akhirnya menyebabkan SARS? Apakah itu menyebabkan semacam bencana ekonomi -- tidak.”
Saham yang terkait dengan perjalanan, termasuk maskapai penerbangan, kasino dan hotel, termasuk yang paling terpukul di Wall Street, sementara saham sektor terpapar pertumbuhan China, termasuk teknologi, material dan energi menekan pasar.
Laba perusahaan diperkirakan menunjukkan penurunan 0,5 persen untuk kuartal keempat, menurut data Refinitiv. Dari 87 perusahaan yang telah melaporkan pada Senin pagi (27/1/2020), tercatat 67,8 telah melampaui harapan, di bawah tingkat 74 persen pada kuartal empat terakhir.
Equity World
Saham-saham Wall Street Tumbang Karena Virus Corona | Equity World
Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 453,93 poin atau 1,57 persen, menjadi berakhir pada 28.535,80 poin. Indeks S&P 500 turun 51,84 poin atau 1,57 persen, menjadi ditutup di 3.243,63 poin. Indeks Komposit Nasdaq berkurang 175,60 poin atau 1,89 persen, menjadi berakhir di 9.139,31 poin.
Dow dan S&P mengalami persentase penurunan satu hari terbesar sejak 2 Oktober, sedangkan penurunan Nasdaq adalah yang terbesar sejak 23 Agustus. Indikator rasa takut Wall Street, indeks Volatilitas CBOE mencapai 19,02, tertinggi sejak 10 Oktober.
Semua 11 sektor utama S&P 500 berakhir lebih rendah, dengan energi dan teknologi masing-masing turun 2,6 persen dan 2,29 persen, memimpin kerugian.
Saham-saham teknologi dan internet kelas berat yang telah mendukung reli baru-baru ini termasuk Apple Inc, Microsoft Corp, Alphabet Inc dan Amazon.com Inc, yang menyumbang sekitar 15 persen dari bobot S&P 500, kehilangan setidaknya 1,60 persen.
Saham-saham terkait perjalanan berada di bawah tekanan di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap virus korona baru, dengan American Airlines jatuh 5,54 persen. Sementara United Airlines dan Delta Air Lines, masing-masing turun 5,21 persen dan 3,37 persen.
Equity World | Wall Street mengalami hari terburuk pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), ketika China memperpanjang liburan Tahun Baru Imlek karena wabah virus yang memicu kekhawatiran tentang dampak ekonomi dari upaya penahanan penyebaran virus di ekonomi terbesar kedua dunia.
Indeks acuan S&P 500 mengalami kinerja mingguan terburuk sejak September pada pekan lalu, ketika China mengisolasi beberapa kota dan menghentikan perjalanan, mengingatkan investor akan virus SARS mematikan yang menewaskan hampir 800 orang pada 2002-2003 dan menelan kerugian miliaran ekonomi global.
Namun, beberapa investor melihat dampak ekonomi jangka panjang sebagai tidak mungkin, mengingat pengalaman masa lalu dengan wabah virus.
"Semua ini sangat berlebihan," kata Stephen Massocca, wakil presiden senior di Wedbush Securities di San Francisco.
“Tampaknya bagi saya orang China melakukan pekerjaan yang jauh lebih baik untuk mengatasinya daripada dengan SARS dan apa yang akhirnya menyebabkan SARS? Apakah itu menyebabkan semacam bencana ekonomi -- tidak.”
Saham yang terkait dengan perjalanan, termasuk maskapai penerbangan, kasino dan hotel, termasuk yang paling terpukul di Wall Street, sementara saham sektor terpapar pertumbuhan China, termasuk teknologi, material dan energi menekan pasar.
Laba perusahaan diperkirakan menunjukkan penurunan 0,5 persen untuk kuartal keempat, menurut data Refinitiv. Dari 87 perusahaan yang telah melaporkan pada Senin pagi (27/1/2020), tercatat 67,8 telah melampaui harapan, di bawah tingkat 74 persen pada kuartal empat terakhir.
Equity World
Saham-saham Wall Street Tumbang Karena Virus Corona | Equity World
Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 453,93 poin atau 1,57 persen, menjadi berakhir pada 28.535,80 poin. Indeks S&P 500 turun 51,84 poin atau 1,57 persen, menjadi ditutup di 3.243,63 poin. Indeks Komposit Nasdaq berkurang 175,60 poin atau 1,89 persen, menjadi berakhir di 9.139,31 poin.
Dow dan S&P mengalami persentase penurunan satu hari terbesar sejak 2 Oktober, sedangkan penurunan Nasdaq adalah yang terbesar sejak 23 Agustus. Indikator rasa takut Wall Street, indeks Volatilitas CBOE mencapai 19,02, tertinggi sejak 10 Oktober.
Semua 11 sektor utama S&P 500 berakhir lebih rendah, dengan energi dan teknologi masing-masing turun 2,6 persen dan 2,29 persen, memimpin kerugian.
Saham-saham teknologi dan internet kelas berat yang telah mendukung reli baru-baru ini termasuk Apple Inc, Microsoft Corp, Alphabet Inc dan Amazon.com Inc, yang menyumbang sekitar 15 persen dari bobot S&P 500, kehilangan setidaknya 1,60 persen.
Saham-saham terkait perjalanan berada di bawah tekanan di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap virus korona baru, dengan American Airlines jatuh 5,54 persen. Sementara United Airlines dan Delta Air Lines, masing-masing turun 5,21 persen dan 3,37 persen.
Senin, 27 Januari 2020
Equity World | Huawei Bakal Makin Sulit Berbisnis dengan Perusahaan AS
Equity World | Huawei Bakal Makin Sulit Berbisnis dengan Perusahaan AS
Equity World | Kementerian Perdagangan AS menarik sebuah peraturan yang membuat perusahaan asal Amerika Serikat semakin sulit untuk menjual produknya ke Huawei.
Dilansir Wall Street Journal, Minggu (26/1/2020), sejumlah sumber menyebut langkah ini diambil setelah Kementerian Perdagangan diprotes oleh Kementerian Pertahanan dan Kementerian Keuangan terkait peraturan tersebut.
Peraturan yang dipermasalahkan itu menyebutkan perusahaan AS bisa menjual chip ataupun komponen elektronik lain ke Huawei dari entitas bisnis mereka di luar AS tanpa izin ekspor khusus. Syaratnya, komponen tersebut dibuat dengan material atau paten dari luar perusahaan AS dengan nilainya di bawah 25%.
Equity World
Hati-hati, Wall Street Bakal 'Kebakaran' Malam Ini! | Equity World
Sebagai penggantinya, Kementerian Perdagangan AS mengajukan sebuah aturan baru, atau tepatnya merevisi aturan tersebut dan menurunkan persentasenya menjadi 10%.
Namun peraturan ini pun masih diprotes oleh Kementerian Pertahanan mereka karena dianggap bakal membawa dampak buruk bagi perusahaan AS karena terbatasnya jumlah komponen yang bisa dijual ke Huawei. Lalu revisi ini pun kembali mentah.
Sebagai informasi, Huawei saat ini masih dimasukkan ke dalam daftar hitam oleh pemerintah AS berdasar perintah dari Presiden Donald Trump. Yaitu dilarang berbisnis dengan perusahaan AS kecuali dengan lisensi khusus.
Equity World | Kementerian Perdagangan AS menarik sebuah peraturan yang membuat perusahaan asal Amerika Serikat semakin sulit untuk menjual produknya ke Huawei.
Dilansir Wall Street Journal, Minggu (26/1/2020), sejumlah sumber menyebut langkah ini diambil setelah Kementerian Perdagangan diprotes oleh Kementerian Pertahanan dan Kementerian Keuangan terkait peraturan tersebut.
Peraturan yang dipermasalahkan itu menyebutkan perusahaan AS bisa menjual chip ataupun komponen elektronik lain ke Huawei dari entitas bisnis mereka di luar AS tanpa izin ekspor khusus. Syaratnya, komponen tersebut dibuat dengan material atau paten dari luar perusahaan AS dengan nilainya di bawah 25%.
Equity World
Hati-hati, Wall Street Bakal 'Kebakaran' Malam Ini! | Equity World
Sebagai penggantinya, Kementerian Perdagangan AS mengajukan sebuah aturan baru, atau tepatnya merevisi aturan tersebut dan menurunkan persentasenya menjadi 10%.
Namun peraturan ini pun masih diprotes oleh Kementerian Pertahanan mereka karena dianggap bakal membawa dampak buruk bagi perusahaan AS karena terbatasnya jumlah komponen yang bisa dijual ke Huawei. Lalu revisi ini pun kembali mentah.
Sebagai informasi, Huawei saat ini masih dimasukkan ke dalam daftar hitam oleh pemerintah AS berdasar perintah dari Presiden Donald Trump. Yaitu dilarang berbisnis dengan perusahaan AS kecuali dengan lisensi khusus.
Kamis, 23 Januari 2020
Equity World | Korban Virus Corona Bertambah, Bikin Bursa Saham Asia Merah
Equity World | Korban Virus Corona Bertambah, Bikin Bursa Saham Asia Merah
Equity World | Bursa saham mayoritas terkoreksi pada perdagangan Jumat pagi ini karena jumlah kasus virus corona di China daratan naik menjadi lebih dari 800, dengan jumlah kematian meningkat menjadi 25.
Indeks Hang Seng di Hong Kong turun 0,42% pada awal perdagangan. Demikian pula dengan indeks Nikkei 225 di Jepang jatuh turun 0,12% dan indeks Topix juga turun 0,19%.
Sementara itu, bursa saham di Australia dimana indeks S&P/ ASX 200 naik sekitar 0,3%.
Koreksi di bursa saham terjadi ketika investor terus mengamati situasi seputar virus corona yang menyebar cepat yang pertama kali didiagnosis kurang dari sebulan yang lalu. Jumlah total kasus virus corona di China naik menjadi 830, media pemerintah China melaporkan pada hari Jumat. Setidaknya ada 14 kasus yang diketahui di luar China daratan, di seluruh dunia tercatat sudah 844 terjangkit virus ini.
Pasar utama di seluruh wilayah seperti Cina dan Korea Selatan ditutup pada hari Jumat menjelang Tahun Baru Imlek yang dimulai pada hari Sabtu.
Equity World
Sentimen Virus Corona Buat Wall Street Berakhir Bervariasi | Equity World
"Ketika orang-orang Cina di seluruh dunia menyambut 'Tahun Tikus', kekhawatiran penularan virus corona telah menyebabkan pasar domestik China dan global secara umum menjadi gelisah," kata Venkateswaran Lavanya, seorang ekonom di Mizuho Bank, dalam catatatnya Jumat (24/1/2020).
"Sejauh ini, 25 nyawa diklaim dan sekitar 830 kasus infeksi adalah sumber kekhawatiran; tetapi kepanikan masih prematur karena dampak evolusi dari virus korona masih harus dilihat."
Dari bursa Wall Street, saham ditutup sedikit berubah karena investor menimbang dampak dari wabah koronavirus yang sedang berlangsung. S&P 500 adalah 0,1% lebih tinggi pada 3.325,54 sementara Nasdaq Composite naik 0,2% ke rekor penutupan tertinggi di 9402,48. Dow Jones Industrial Average, bagaimanapun, turun 26,18 poin menjadi 29.160,09.
Pergerakan di Amerika Serikat terjadi setelah WHO mengatakan "agak terlalu dini untuk menganggap acara ini adalah darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional."
Equity World | Bursa saham mayoritas terkoreksi pada perdagangan Jumat pagi ini karena jumlah kasus virus corona di China daratan naik menjadi lebih dari 800, dengan jumlah kematian meningkat menjadi 25.
Indeks Hang Seng di Hong Kong turun 0,42% pada awal perdagangan. Demikian pula dengan indeks Nikkei 225 di Jepang jatuh turun 0,12% dan indeks Topix juga turun 0,19%.
Sementara itu, bursa saham di Australia dimana indeks S&P/ ASX 200 naik sekitar 0,3%.
Koreksi di bursa saham terjadi ketika investor terus mengamati situasi seputar virus corona yang menyebar cepat yang pertama kali didiagnosis kurang dari sebulan yang lalu. Jumlah total kasus virus corona di China naik menjadi 830, media pemerintah China melaporkan pada hari Jumat. Setidaknya ada 14 kasus yang diketahui di luar China daratan, di seluruh dunia tercatat sudah 844 terjangkit virus ini.
Pasar utama di seluruh wilayah seperti Cina dan Korea Selatan ditutup pada hari Jumat menjelang Tahun Baru Imlek yang dimulai pada hari Sabtu.
Equity World
Sentimen Virus Corona Buat Wall Street Berakhir Bervariasi | Equity World
"Ketika orang-orang Cina di seluruh dunia menyambut 'Tahun Tikus', kekhawatiran penularan virus corona telah menyebabkan pasar domestik China dan global secara umum menjadi gelisah," kata Venkateswaran Lavanya, seorang ekonom di Mizuho Bank, dalam catatatnya Jumat (24/1/2020).
"Sejauh ini, 25 nyawa diklaim dan sekitar 830 kasus infeksi adalah sumber kekhawatiran; tetapi kepanikan masih prematur karena dampak evolusi dari virus korona masih harus dilihat."
Dari bursa Wall Street, saham ditutup sedikit berubah karena investor menimbang dampak dari wabah koronavirus yang sedang berlangsung. S&P 500 adalah 0,1% lebih tinggi pada 3.325,54 sementara Nasdaq Composite naik 0,2% ke rekor penutupan tertinggi di 9402,48. Dow Jones Industrial Average, bagaimanapun, turun 26,18 poin menjadi 29.160,09.
Pergerakan di Amerika Serikat terjadi setelah WHO mengatakan "agak terlalu dini untuk menganggap acara ini adalah darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional."
Equity World | Wall Street ditutup bervariasi, di tengah kekahawatiran virus korona
Equity World | Wall Street ditutup bervariasi, di tengah kekahawatiran virus korona
Equity World | Wall Street berakhir bervariasi pada perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), dengan saham teknologi mendorong S&P 500 sedikit lebih tinggi karena perkiraan yang sehat dari IBM membantu mengurangi kekhawatiran atas wabah virus korona yang sedang berkembang.
Indeks S&P 500 dan Nasdaq ditutup sedikit di posisi hitam, mundur dari rekor tertinggi sehari setelah kekhawatiran virus mendorong aksi jual. Dow ditutup lebih rendah secara nominal.
"Pasar telah membuat perjalanan besar, yang membuat beberapa investor sedikit gelisah, hati-hati," kata Tim Ghriskey, kepala strategi investasi di Inverness Counsel di New York. "Jadi kita tidak melihat hari yang sangat kuat."
"Musim laba selalu bergejolak dan tidak dapat diprediksi," tambah Ghriskey. "Setiap laporan laba baru yang dirilis adalah bagian lain dari teka-teki."
Optimisme didorong oleh International Business Machines (IBM), yang membukukan pertumbuhan pendapatan kuartalan mengejutkan dan memperkirakan laba setahun penuh yang lebih tinggi dari perkiraan. Sahamnya melonjak 3,4 persen.
Saham para pembuat chip naik menyusul perkiraan kuat dari pembuat peralatan semikonduktor Belanda ASML Holding NV. Indeks Philadelphia SE Semiconductor menguat 0,8 persen.
Tindakan pencegahan global telah diberlakukan untuk mengekang wabah virus dari China, yang kini telah merenggut 17 nyawa. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah bersidang untuk menentukan apakah situasinya darurat kesehatan global.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 9,63 poin atau 0,03 persen, menjadi berakhir di 29.186,41 poin. Indeks S&P 500 ditutup sedikit menguat 0,98 poin atau 0,03 persen, menjadi 3.321,77 poin. Indeks Komposit Nasdaq menambahkan 12,96 poin atau 0,14 persen, menjadi ditutup di 9.383,77 poin.
Dari 11 sektor utama dalam S&P 500, enam sektor mengakhiri sesi di wilayah positif. Sektor teknologi naik paling tinggi, sementara energi mencatat penurunan terbesar.
Equity World
Wall Street Tetap Menguat di Tengah Merebaknya Virus Korona | Equity World
Musim laba kuartal keempat berjalan dengan baik, dengan 58 perusahaan di S&P 500 melaporkan, 67,2 persen di antaranya telah mengalahkan ekspektasi analis, menurut data Refinitiv.
Analis sekarang memperkirakan laporan laba kuartal keempat mengalami kontraksi 0,8 persen secara tahun-ke-tahun.
Pelopor streaming Netflix Inc mengakui persaingan yang lebih ketat di Amerika Serikat, di mana pertumbuhan kuartalannya kurang dari perkiraan analis. Sahamnya ditutup turun 3,6 persen.
Saham Boeing Co memperpanjang penurunan mereka, melemah 1,4 persen setelah pembuat pesawat itu mengumumkan bahwa mereka tidak mengharapkan persetujuan untuk 737 MAX untuk kembali beroperasi hingga musim panas.
Tesla Inc melanjutkan reli, naik 4,1 persen dan menjadi pembuat mobil AS pertama yang tercatat yang melampaui tanda penilaian pasar 100 miliar dolar AS.
Di sisi ekonomi, penjualan existing homes (rumah yang sebelumnya telah dimiliki atau rumah yang sudah dibangun sebelumnya selama satu bulan atau dikenal juga dengan home resales/rumah bekas) pada Desember menghembuskan perkiraan ekonom sebelumnya untuk mencapai dekat tertinggi dua tahun.
Volume transaksi di bursa AS mencapai 7,20 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 6,80 miliar saham selama 20 hari perdagangan terakhir.
Equity World | Wall Street berakhir bervariasi pada perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), dengan saham teknologi mendorong S&P 500 sedikit lebih tinggi karena perkiraan yang sehat dari IBM membantu mengurangi kekhawatiran atas wabah virus korona yang sedang berkembang.
Indeks S&P 500 dan Nasdaq ditutup sedikit di posisi hitam, mundur dari rekor tertinggi sehari setelah kekhawatiran virus mendorong aksi jual. Dow ditutup lebih rendah secara nominal.
"Pasar telah membuat perjalanan besar, yang membuat beberapa investor sedikit gelisah, hati-hati," kata Tim Ghriskey, kepala strategi investasi di Inverness Counsel di New York. "Jadi kita tidak melihat hari yang sangat kuat."
"Musim laba selalu bergejolak dan tidak dapat diprediksi," tambah Ghriskey. "Setiap laporan laba baru yang dirilis adalah bagian lain dari teka-teki."
Optimisme didorong oleh International Business Machines (IBM), yang membukukan pertumbuhan pendapatan kuartalan mengejutkan dan memperkirakan laba setahun penuh yang lebih tinggi dari perkiraan. Sahamnya melonjak 3,4 persen.
Saham para pembuat chip naik menyusul perkiraan kuat dari pembuat peralatan semikonduktor Belanda ASML Holding NV. Indeks Philadelphia SE Semiconductor menguat 0,8 persen.
Tindakan pencegahan global telah diberlakukan untuk mengekang wabah virus dari China, yang kini telah merenggut 17 nyawa. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah bersidang untuk menentukan apakah situasinya darurat kesehatan global.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 9,63 poin atau 0,03 persen, menjadi berakhir di 29.186,41 poin. Indeks S&P 500 ditutup sedikit menguat 0,98 poin atau 0,03 persen, menjadi 3.321,77 poin. Indeks Komposit Nasdaq menambahkan 12,96 poin atau 0,14 persen, menjadi ditutup di 9.383,77 poin.
Dari 11 sektor utama dalam S&P 500, enam sektor mengakhiri sesi di wilayah positif. Sektor teknologi naik paling tinggi, sementara energi mencatat penurunan terbesar.
Equity World
Wall Street Tetap Menguat di Tengah Merebaknya Virus Korona | Equity World
Musim laba kuartal keempat berjalan dengan baik, dengan 58 perusahaan di S&P 500 melaporkan, 67,2 persen di antaranya telah mengalahkan ekspektasi analis, menurut data Refinitiv.
Analis sekarang memperkirakan laporan laba kuartal keempat mengalami kontraksi 0,8 persen secara tahun-ke-tahun.
Pelopor streaming Netflix Inc mengakui persaingan yang lebih ketat di Amerika Serikat, di mana pertumbuhan kuartalannya kurang dari perkiraan analis. Sahamnya ditutup turun 3,6 persen.
Saham Boeing Co memperpanjang penurunan mereka, melemah 1,4 persen setelah pembuat pesawat itu mengumumkan bahwa mereka tidak mengharapkan persetujuan untuk 737 MAX untuk kembali beroperasi hingga musim panas.
Tesla Inc melanjutkan reli, naik 4,1 persen dan menjadi pembuat mobil AS pertama yang tercatat yang melampaui tanda penilaian pasar 100 miliar dolar AS.
Di sisi ekonomi, penjualan existing homes (rumah yang sebelumnya telah dimiliki atau rumah yang sudah dibangun sebelumnya selama satu bulan atau dikenal juga dengan home resales/rumah bekas) pada Desember menghembuskan perkiraan ekonom sebelumnya untuk mencapai dekat tertinggi dua tahun.
Volume transaksi di bursa AS mencapai 7,20 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 6,80 miliar saham selama 20 hari perdagangan terakhir.
Rabu, 22 Januari 2020
PT Equityworld | Virus Corona Menyebar ke AS, Wall Street Melemah
PT Equityworld | Virus Corona Menyebar ke AS, Wall Street Melemah
PT Equityworld | Wall Street melemah pada Selasa (21/1/2020) setelah virus Corona yang berasal dari Tiongkok dikabarkan telah menyebar sampai ke Amerika Serikat.
Seperti dilansir Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average di Bursa Efek New York, AS, turun 152,06 poin, atau sekitar 0,52 persen, menjadi 29.196,04. Indeks S&P 500 melemah 8,82 poin, atau sekitar 0,26 persen, menjadi 3.320,80. Indeks komposit Nasdaq merosot 18,14 poin, atau sekitar 0,19 persen, menjadi 9.370,81.
Centers for Disease Control and Prevention menyatakan bahwa telah terjadi kasus pertama infeksi virus Corona di AS. Merebaknya virus tersebut di Tiongkok telah menyebabkan meninggalnya enam orang.
Saham perusahaan dengan bisnis yang berkaitan erat dengan Tiongkok mengalami pelemahan signifikan. Saham maskapai penerbangan American Airlines dan United Airlines masing-masing anjlok 4,23 persen dan 4,4 persen. Saham perusahaan operator hotel dan kasino Las Vegas Sands dan Wynn Resorts masing-masing terjun 5,4 persen dan 6,1 persen.
Saham perusahaan manufaktur pesawat terbang Boeing merosot 3,3 persen setelah Boeing 737 MAX dikabarkan tidak akan mendapat izin terbang sampai Juni atau Juli mendatang.
Selain mewabahnya virus Corona, para investor juga terpengaruh kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi global.
Dalam laporan yang dirilis Senin (20/1/2020), International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global setelah beberapa kondisi negatif terjadi di beberapa emerging markets, seperti kerusuhan sosial yang terjadi di India.
IMF mengurangi perkiraan pertumbuhan ekonomi global sebesar 0,1 persen untuk tahun ini dan 0,2 persen pada tahun depan. Pertumbuhan ekonomi global kini diperkirakan hanya akan mencapai 3,3 persen pada 2020 dan 3,4 persen pada 2021.
PT Equityworld
Wall Street Tertekan Wabah Virus Korona dan Penurunan Prediksi Ekonomi Dunia oleh IMF | PT Equityworld
Harga emas berjangka di COMEX New York Mercantile Exchange turun akibat penjualan teknis yang dilakukan para investor. Harga emas untuk pengiriman Februari 2020 turun US$2,4, atau sekitar 0,15 persen, menjadi US$1.557,9 per ons.
Penurunan harga emas berjangka terbatasi melemahnya nilai tukar dolar AS, dengan indeks dolar AS turun 0,09 persen menjadi 97,538.
Bursa saham Eropa melemah pada Selasa, dengan indeks STOXX 600 Eropa turun 0,1 persen, disebabkan kekhawatiran merebaknya virus Corona.
Indeks FTSE 100 di Bursa Efek London, Inggris, turun 40,74 poin, atau sekitar 0,53 persen, menjadi 7.610,70. Indeks Dax 30 di Bursa Efek Frankfurt, Jerman, berakhir datar dengan pergerakan naik hanya 6,93 poin menjadi 13.555,87.
Indeks Ibex 35 di Bolsa de Madrid, Spanyol, melemah 47,50 poin, atau sekitar 0,49 persen, menjadi 9.611,30. Indeks Cac 40 di Euronext, Paris, Perancis, melorot 32,54 poin, atau sekitar 0,54 persen, menjadi 6.045,99.
Nilai tukar pound sterling menguat 0,5 persen terhadap dolar AS menjadi US$1,3083 per pound. Terhadap euro, nilai tukar pound menguat 0,4 persen menjadi 1,1773 euro per pound.
PT Equityworld | Wall Street melemah pada Selasa (21/1/2020) setelah virus Corona yang berasal dari Tiongkok dikabarkan telah menyebar sampai ke Amerika Serikat.
Seperti dilansir Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average di Bursa Efek New York, AS, turun 152,06 poin, atau sekitar 0,52 persen, menjadi 29.196,04. Indeks S&P 500 melemah 8,82 poin, atau sekitar 0,26 persen, menjadi 3.320,80. Indeks komposit Nasdaq merosot 18,14 poin, atau sekitar 0,19 persen, menjadi 9.370,81.
Centers for Disease Control and Prevention menyatakan bahwa telah terjadi kasus pertama infeksi virus Corona di AS. Merebaknya virus tersebut di Tiongkok telah menyebabkan meninggalnya enam orang.
Saham perusahaan dengan bisnis yang berkaitan erat dengan Tiongkok mengalami pelemahan signifikan. Saham maskapai penerbangan American Airlines dan United Airlines masing-masing anjlok 4,23 persen dan 4,4 persen. Saham perusahaan operator hotel dan kasino Las Vegas Sands dan Wynn Resorts masing-masing terjun 5,4 persen dan 6,1 persen.
Saham perusahaan manufaktur pesawat terbang Boeing merosot 3,3 persen setelah Boeing 737 MAX dikabarkan tidak akan mendapat izin terbang sampai Juni atau Juli mendatang.
Selain mewabahnya virus Corona, para investor juga terpengaruh kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi global.
Dalam laporan yang dirilis Senin (20/1/2020), International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global setelah beberapa kondisi negatif terjadi di beberapa emerging markets, seperti kerusuhan sosial yang terjadi di India.
IMF mengurangi perkiraan pertumbuhan ekonomi global sebesar 0,1 persen untuk tahun ini dan 0,2 persen pada tahun depan. Pertumbuhan ekonomi global kini diperkirakan hanya akan mencapai 3,3 persen pada 2020 dan 3,4 persen pada 2021.
PT Equityworld
Wall Street Tertekan Wabah Virus Korona dan Penurunan Prediksi Ekonomi Dunia oleh IMF | PT Equityworld
Harga emas berjangka di COMEX New York Mercantile Exchange turun akibat penjualan teknis yang dilakukan para investor. Harga emas untuk pengiriman Februari 2020 turun US$2,4, atau sekitar 0,15 persen, menjadi US$1.557,9 per ons.
Penurunan harga emas berjangka terbatasi melemahnya nilai tukar dolar AS, dengan indeks dolar AS turun 0,09 persen menjadi 97,538.
Bursa saham Eropa melemah pada Selasa, dengan indeks STOXX 600 Eropa turun 0,1 persen, disebabkan kekhawatiran merebaknya virus Corona.
Indeks FTSE 100 di Bursa Efek London, Inggris, turun 40,74 poin, atau sekitar 0,53 persen, menjadi 7.610,70. Indeks Dax 30 di Bursa Efek Frankfurt, Jerman, berakhir datar dengan pergerakan naik hanya 6,93 poin menjadi 13.555,87.
Indeks Ibex 35 di Bolsa de Madrid, Spanyol, melemah 47,50 poin, atau sekitar 0,49 persen, menjadi 9.611,30. Indeks Cac 40 di Euronext, Paris, Perancis, melorot 32,54 poin, atau sekitar 0,54 persen, menjadi 6.045,99.
Nilai tukar pound sterling menguat 0,5 persen terhadap dolar AS menjadi US$1,3083 per pound. Terhadap euro, nilai tukar pound menguat 0,4 persen menjadi 1,1773 euro per pound.
Selasa, 21 Januari 2020
PT Equityworld | Dituduh Selingkuh dengan Sesama Pejabat, CEO Best Buy Diinvestigasi
PT Equityworld | Dituduh Selingkuh dengan Sesama Pejabat, CEO Best Buy Diinvestigasi
PT Equityworld | Dewan Best Buy Co kini tengah menyelidiki kasus yang menimpa Chief Executive Corie Barry. Ia diduga memiliki hubungan romantis yang tak pantas dengan sesama pejabat eksekutif perusahaan, Karl Sanft.
Tuduhan itu dikirim ke Dewan lewat surat anonim tertanggal 7 Desember 2019. Surat itu mengklaim bahwa Barry memiliki hubungan romantis selama bertahun-tahun dengan mantan Wakil Presiden Senior Pembeli Terbaik, Karl Sanft, sebelum dia mengambil alih jabatan CEO, Juni lalu.
The Wall Street Journal mengulas salinan surat itu awal pekan ini. "Best Buy menganggap tuduhan pelanggaran tersebut sangatlah serius," ujar juru bicara The Wall Street Journal, Jumat (17/1/2020).
PT Equityworld
Wall Street: AS dan Sekutu Timur Tengah Hindari Konfrontasi dengan Iran | PT Equityworld
Perusahaan pengecer perangkat elektronik ini mengatakan, Dewan telah menyewa firma hukum Sidley Austin LLP untuk melakukan tinjauan independen.
"Kami mendorong penulis surat untuk maju dan menjadi bagian dari proses rahasia itu. Kami tidak akan berkomentar lebih lanjut sampai review selesai," kata juru bicara Best Buy.
Sementara itu, Barry tidak menanggapi tuduhan itu. Wanita 44 tahun ini menyatakan kooperatif dalam proses penyelidikan.
PT Equityworld | Dewan Best Buy Co kini tengah menyelidiki kasus yang menimpa Chief Executive Corie Barry. Ia diduga memiliki hubungan romantis yang tak pantas dengan sesama pejabat eksekutif perusahaan, Karl Sanft.
Tuduhan itu dikirim ke Dewan lewat surat anonim tertanggal 7 Desember 2019. Surat itu mengklaim bahwa Barry memiliki hubungan romantis selama bertahun-tahun dengan mantan Wakil Presiden Senior Pembeli Terbaik, Karl Sanft, sebelum dia mengambil alih jabatan CEO, Juni lalu.
The Wall Street Journal mengulas salinan surat itu awal pekan ini. "Best Buy menganggap tuduhan pelanggaran tersebut sangatlah serius," ujar juru bicara The Wall Street Journal, Jumat (17/1/2020).
PT Equityworld
Wall Street: AS dan Sekutu Timur Tengah Hindari Konfrontasi dengan Iran | PT Equityworld
Perusahaan pengecer perangkat elektronik ini mengatakan, Dewan telah menyewa firma hukum Sidley Austin LLP untuk melakukan tinjauan independen.
"Kami mendorong penulis surat untuk maju dan menjadi bagian dari proses rahasia itu. Kami tidak akan berkomentar lebih lanjut sampai review selesai," kata juru bicara Best Buy.
Sementara itu, Barry tidak menanggapi tuduhan itu. Wanita 44 tahun ini menyatakan kooperatif dalam proses penyelidikan.
Senin, 20 Januari 2020
Equityworld Futures | Bursa Asia mayoritas menguat di awal pekan
Equityworld Futures | Bursa Asia mayoritas menguat di awal pekan
Equityworld Futures | Bursa Asia menguat di awal pekan ini. Senin (20/1) pukul 8.31 WIB, indeks Nikkei 225 menguat 0,16% ke 24.079. Hang Seng naik 0,18% ke 29.085.
Kospi menguat 0,90% ke 2.270. Sedangkan indeks Taiex menguat 0,15%. Straits Times justru turun 0,25% ke 3.273. Penurunan juga terjadi pada indeks FTSE Bursa Malaysia sebesar 0,23% ke 1.592.
Hari ini, bursa saham Amerika Serikat (AS) akan tutup liburan Martin Luther King Jr. Sejak awal tahun hingga akhir pekan lalu, indeks S&P 500 telah melesat lebih dari 3% sejak awal tahun. Sedangkan Nasdaq naik hampir 5%.
Ray Attril, head of foreign exchange strategy National Australia Bank mengatakan, kenaikan Wall Street yang terus melesat di awal tahun ini terutama karena keputusan bank sentral AS Federal Reserve pada September lalu untuk menekan kenaikan suku bunga repo dengan melepas likuiditas ke pasar.
Equityworld Futures
Bursa Saham Asia Merekah | Equityworld Futures
"Hubungan antara ukuran neraca The Fed yang saat ini 11% lebih tinggi daripada akhir September dengan kinerja aset berisiko AS sangat luar biasa," kata Attril kepada Reuters.
Dia mengatakan bahwa aset The Fed mencapai level tertinggi dalam tiga bulan terakhir pada US$ 4,18 triliun.
Kinerja emiten pada kuartal keempat akan menjadi penggerak pasar saham Asia. Sementara itu, harga minyak pagi ini melesat lebih dari 1% setelah adanya pemblokiran jaringan pipa di pelabuhan ekspor Libya. Gangguan pasokan pun menimpa Irak yang merupakan eksportir minyak terbesar kedua OPEC setelah Arab Saudi. Gangguan pasokan minyak Irak disebabkan oleh demonstrasi yang terjadi sejak Minggu.
Equityworld Futures | Bursa Asia menguat di awal pekan ini. Senin (20/1) pukul 8.31 WIB, indeks Nikkei 225 menguat 0,16% ke 24.079. Hang Seng naik 0,18% ke 29.085.
Kospi menguat 0,90% ke 2.270. Sedangkan indeks Taiex menguat 0,15%. Straits Times justru turun 0,25% ke 3.273. Penurunan juga terjadi pada indeks FTSE Bursa Malaysia sebesar 0,23% ke 1.592.
Hari ini, bursa saham Amerika Serikat (AS) akan tutup liburan Martin Luther King Jr. Sejak awal tahun hingga akhir pekan lalu, indeks S&P 500 telah melesat lebih dari 3% sejak awal tahun. Sedangkan Nasdaq naik hampir 5%.
Ray Attril, head of foreign exchange strategy National Australia Bank mengatakan, kenaikan Wall Street yang terus melesat di awal tahun ini terutama karena keputusan bank sentral AS Federal Reserve pada September lalu untuk menekan kenaikan suku bunga repo dengan melepas likuiditas ke pasar.
Equityworld Futures
Bursa Saham Asia Merekah | Equityworld Futures
"Hubungan antara ukuran neraca The Fed yang saat ini 11% lebih tinggi daripada akhir September dengan kinerja aset berisiko AS sangat luar biasa," kata Attril kepada Reuters.
Dia mengatakan bahwa aset The Fed mencapai level tertinggi dalam tiga bulan terakhir pada US$ 4,18 triliun.
Kinerja emiten pada kuartal keempat akan menjadi penggerak pasar saham Asia. Sementara itu, harga minyak pagi ini melesat lebih dari 1% setelah adanya pemblokiran jaringan pipa di pelabuhan ekspor Libya. Gangguan pasokan pun menimpa Irak yang merupakan eksportir minyak terbesar kedua OPEC setelah Arab Saudi. Gangguan pasokan minyak Irak disebabkan oleh demonstrasi yang terjadi sejak Minggu.
Kamis, 16 Januari 2020
Equityworld Futures | IHSG Pagi Ini Dibuka Naik Didukung Bursa Asia Dan Wall Street Yang Capai Rekor Tadi Malam
Equityworld Futures | IHSG Pagi Ini Dibuka Naik Didukung Bursa Asia Dan Wall Street Yang Capai Rekor Tadi Malam
Equityworld Futures | IHSG pagi ini dibuka ke level 6293.78 naik dari level penutupannya kemarin sore di level 6286.04 demikian juga dengan indeks LQ45, naik ke level 1027.62, di dukung lima sektor yang bergerak di zona hijau.
Bursa-bursa utama Asia bergerak mixed pagi ini, indeks Nikkei 225 berada di 24032.90 atau 0.42% atau 99.80 poin lebih tinggi dari penutupannya kemarinke, sementara indeks Hang Seng bergerak di zona merah, turun tipis 0.00% atau 0.19 poin ke level 28882.40. Kekuatan bursa Asia berasal dari kenaikan indeks global dan Wall Street yang mencatatkan rekor baru setelah rilis laporan pendapatan perusahaan yang kuat dan data ekonomi AS yang positif.
Equityworld Futures
IHSG Hari Ini Melemah 7,41 Poin Dipengaruhi Bursa Saham Asia | Equityworld Futures
Harga emas Antam pagi ini turun ke harga Rp.768.000 per gram, lebih rendah Rp.4000 dari perdagangan kemarin. Sementara rupiah terus melanjutkan penguatannya pagi hari ini, berada di Rp.13.634 per dolar AS, 0.06% dibandingkan kemarin. Rupiah ada di posisi terkuatnya sejak Februari 2018. Rupiah menguat bersama mayoritas mata uang Asia lainnya pada pagi hari ini, terkuat adalah won Korea yang naik 0.23% dan yuan China 0.15% per dolar AS.
Harga minyak dunia kembali naik, WTI untuk pengiriman Februari 2020 berada di USD 58.58 per barel, naik 0.10% dari harga kemarin. Kenaikan harga minyak terdorong oleh optimisme permintaan energi akan tumbuh tahun 2020 seiring kemajuan kesepatakan perdagangan utama.
Equityworld Futures | IHSG pagi ini dibuka ke level 6293.78 naik dari level penutupannya kemarin sore di level 6286.04 demikian juga dengan indeks LQ45, naik ke level 1027.62, di dukung lima sektor yang bergerak di zona hijau.
Bursa-bursa utama Asia bergerak mixed pagi ini, indeks Nikkei 225 berada di 24032.90 atau 0.42% atau 99.80 poin lebih tinggi dari penutupannya kemarinke, sementara indeks Hang Seng bergerak di zona merah, turun tipis 0.00% atau 0.19 poin ke level 28882.40. Kekuatan bursa Asia berasal dari kenaikan indeks global dan Wall Street yang mencatatkan rekor baru setelah rilis laporan pendapatan perusahaan yang kuat dan data ekonomi AS yang positif.
Equityworld Futures
IHSG Hari Ini Melemah 7,41 Poin Dipengaruhi Bursa Saham Asia | Equityworld Futures
Harga emas Antam pagi ini turun ke harga Rp.768.000 per gram, lebih rendah Rp.4000 dari perdagangan kemarin. Sementara rupiah terus melanjutkan penguatannya pagi hari ini, berada di Rp.13.634 per dolar AS, 0.06% dibandingkan kemarin. Rupiah ada di posisi terkuatnya sejak Februari 2018. Rupiah menguat bersama mayoritas mata uang Asia lainnya pada pagi hari ini, terkuat adalah won Korea yang naik 0.23% dan yuan China 0.15% per dolar AS.
Harga minyak dunia kembali naik, WTI untuk pengiriman Februari 2020 berada di USD 58.58 per barel, naik 0.10% dari harga kemarin. Kenaikan harga minyak terdorong oleh optimisme permintaan energi akan tumbuh tahun 2020 seiring kemajuan kesepatakan perdagangan utama.
Rabu, 15 Januari 2020
Equityworld Futures | Wall Street berseri pasca penandatanganan kesepakatan dagang AS-China
Equityworld Futures | Wall Street berseri pasca penandatanganan kesepakatan dagang AS-China
Equityworld Futures | Wall Street kompak menghijau pada akhir perdagangan Rabu (15/1) pasca penandatanganan kesepakatan perdagangan fase satu antara Amerika Serikat dengan China. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 90,55 poin atau 0,31% ke 29.030,22, S&P 500 naik 6,14 poin atau 0,19% ke 3.269,29 dan Nasdaq Composite naik 7,37 poin atau 0,08% ke 9.259,70.
Inti dari gencatan senjata antara dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia ini adalah janji China untuk membeli produk pertanian AS senilai US$ 200 miliar selama dua tahun dan barang serta jasa lainnya lebih dari US$ 186 miliar.
Perjanjian dagang ini membuka jalan bagi investor untuk fokus pada laporan pendapatan kuartalan yang akan datang, termasuk pandangan perusahaan tentang kesepakatan dagang.
"Tidak ada pertanyaan dari sudut psikologis, ini sangat melegakan pasar," kata Peter Cardillo, kepala ekonom pasar Spartan Capital Securities New York seperti dikutip Reuters.
"Masih ada CEO yang meragukan, tetapi ini mungkin membantu investasi modal dan itu adalah mata rantai terbesar yang hilang dari perekonomian selama beberapa tahun terakhir."
Trump mengatakan bahwa dia akan menghapus seluruh tarif AS terhadap barang-barang impor China segera setelah kedua negara menyelesaikan perjanjian dagang fase dua, dimana negosiasinya akan segera dimulai.
"Saya yakin sebagai orang membedah (perjanjian) akan ada kritik tentang itu, menilai bahwa itu tidak cukup atau tidak melakukan ini, atau apa pun. Tetapi pasar, seandainya tidak ditandatangani akan bereaksi negatif," kata Chuck Carlson, kepala eksekutif Horizon Investment Services seperti dikutip Reuters.
Equityworld Futures
Perjanjian Dagang AS-China Angkat Indeks-indeks Saham Wall Street | Equityworld Futures
Tiga indeks utama tak bisa melampaui rekor tertinggi intraday sebelumnya, dengan laporan pendapatan yang mengecewakan dari Bank of America sehingga mendorong indeks S&P turun 0,55%.
Bank of America Corp melaporkan laba kuartalannya lebih baik dari perkiraan, tetapi memperingatkan pendapatan bunga bersih yang turun pada paruh pertama tahun 2020. Ini membuat sahamnya turun 1,8%.
Goldman Sachs Group Inc tergelincir 0,2% setelah melaporkan penurunan laba yang lebih besar dari perkiraan karena menyisihkan lebih banyak biaya untuk menutup biaya hukum.
Volume perdagangan saham di bursa AS mencapai 7,3 miliar saham, dengan rata-rata 7 miliar saham selama 20 hari perdagangan terakhir.
Equityworld Futures | Wall Street kompak menghijau pada akhir perdagangan Rabu (15/1) pasca penandatanganan kesepakatan perdagangan fase satu antara Amerika Serikat dengan China. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 90,55 poin atau 0,31% ke 29.030,22, S&P 500 naik 6,14 poin atau 0,19% ke 3.269,29 dan Nasdaq Composite naik 7,37 poin atau 0,08% ke 9.259,70.
Inti dari gencatan senjata antara dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia ini adalah janji China untuk membeli produk pertanian AS senilai US$ 200 miliar selama dua tahun dan barang serta jasa lainnya lebih dari US$ 186 miliar.
Perjanjian dagang ini membuka jalan bagi investor untuk fokus pada laporan pendapatan kuartalan yang akan datang, termasuk pandangan perusahaan tentang kesepakatan dagang.
"Tidak ada pertanyaan dari sudut psikologis, ini sangat melegakan pasar," kata Peter Cardillo, kepala ekonom pasar Spartan Capital Securities New York seperti dikutip Reuters.
"Masih ada CEO yang meragukan, tetapi ini mungkin membantu investasi modal dan itu adalah mata rantai terbesar yang hilang dari perekonomian selama beberapa tahun terakhir."
Trump mengatakan bahwa dia akan menghapus seluruh tarif AS terhadap barang-barang impor China segera setelah kedua negara menyelesaikan perjanjian dagang fase dua, dimana negosiasinya akan segera dimulai.
"Saya yakin sebagai orang membedah (perjanjian) akan ada kritik tentang itu, menilai bahwa itu tidak cukup atau tidak melakukan ini, atau apa pun. Tetapi pasar, seandainya tidak ditandatangani akan bereaksi negatif," kata Chuck Carlson, kepala eksekutif Horizon Investment Services seperti dikutip Reuters.
Equityworld Futures
Perjanjian Dagang AS-China Angkat Indeks-indeks Saham Wall Street | Equityworld Futures
Tiga indeks utama tak bisa melampaui rekor tertinggi intraday sebelumnya, dengan laporan pendapatan yang mengecewakan dari Bank of America sehingga mendorong indeks S&P turun 0,55%.
Bank of America Corp melaporkan laba kuartalannya lebih baik dari perkiraan, tetapi memperingatkan pendapatan bunga bersih yang turun pada paruh pertama tahun 2020. Ini membuat sahamnya turun 1,8%.
Goldman Sachs Group Inc tergelincir 0,2% setelah melaporkan penurunan laba yang lebih besar dari perkiraan karena menyisihkan lebih banyak biaya untuk menutup biaya hukum.
Volume perdagangan saham di bursa AS mencapai 7,3 miliar saham, dengan rata-rata 7 miliar saham selama 20 hari perdagangan terakhir.
PT Equity World | No Deal Tarif AS-China, Harga Emas Langsung Bersemangat
PT Equity World | No Deal Tarif AS-China, Harga Emas Langsung Bersemangat
PT Equity World | Pagi ini harga emas di pasar spot mengalami penguatan tipis. Perjanjian dagang fase satu Amerika Serikat (AS) dan China yang dinilai kurang konkret menyasar permasalahan inti menjadi pemicu naiknya harga logam mulia ini.
Rabu (15/1/2020) harga emas di pasar spot menguat tipis 0,06% menyentuh level US$ 1.546,8/troy ons. Hari ini akan jadi hari bersejarah untuk AS dan China. Pasalnya Rabu ini mereka akan menandatangani apa yang disebut kesepakatan dagang fase satu.
Setelah terlibat dalam perang dagang kurang lebih dalam 18 bulan terakhir, pertengahan bulan lalu kedua belah pihak mengumumkan telah mencapai kesepakatan untuk fase awal. Seremoni penandatanganan akan dilakukan di Washington hari ini.
Namun menurut berbagai sumber AS hanya mendiskon tarif untuk berbagai produk China. Tarif yang semula 15% kini dipangkas menjadi setengahnya yaitu 7,5%. Masih adanya penerapan tarif ini dinilai oleh berbagai pihak tak menyasar inti permasalahan secara konkret.
"Ini tidak mengagetkan. Tak ada cetak biru untuk membatalkan tarif. Kami mencium gelagat itu ketika pengumuman pemangkasan tipis beberapa tarif produk dari 15% menjadi 7,5% sementara tarif semua produk lainnya tak berubah," tutur Peter Boockvar, Kepala Divisi Investasi Bleakley Advisory Group sebagaimana dikutip CNBC International.
PT Equity World
Usai Tembus Rekor, Wall Street Dibuka Landai | PT Equity World
Menurut laporan Bloomberg AS dan China akan menelaah dan kemungkinan baru akan memangkas tarif terhitung 10 bulan setelah 15 Januari. Menurut sumber dari Gedung Putih, CNBC International juga melaporkan tak ada kesepakatan mengenai jalur teknis pemangkasan tarif.
Jika memang demikian, bisa dipastikan di sepanjang tahun 2020 tarif yang berlaku masih tinggi, mengingat pada 2017 sebelum genderang perang ditabuh tarif itu tidak ada. Di sisi lain Presiden AS Donald Trump juga mengatakan tak akan ada kesepakatan fase dua hingga pemilu November nanti.
"Asumsinya adalah tarif tidak akan turun sampai ada kesepakatan fase dua dan di lain hari Trump mengatakan tidak akan ada fase dua sampai setelah pemilihan. Keyakinan saya tarif tidak akan turun sampai nanti kesepakatan fase dua. Kita masih terjebak dengan tarif ini yang menghambat aktivitas perdagangan dan manufaktur. " kata Boockvar.
Dengan perjanjian yang kurang konkret ini proyeksi Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) mengenai perlambatan global pada 2020 menjadi tak terelakkan. Hal ini menyebabkan kenaikan tipis harga emas pagi ini. Emas banyak diburu kala kondisi ekonomi dan politik global tak kondusif. Alhasil harganya ikut terangkat. Hal ini teramati di sepanjang tahun 2019, di mana harga emas meroket lebih dari 18% dalam setahun.
PT Equity World | Pagi ini harga emas di pasar spot mengalami penguatan tipis. Perjanjian dagang fase satu Amerika Serikat (AS) dan China yang dinilai kurang konkret menyasar permasalahan inti menjadi pemicu naiknya harga logam mulia ini.
Rabu (15/1/2020) harga emas di pasar spot menguat tipis 0,06% menyentuh level US$ 1.546,8/troy ons. Hari ini akan jadi hari bersejarah untuk AS dan China. Pasalnya Rabu ini mereka akan menandatangani apa yang disebut kesepakatan dagang fase satu.
Setelah terlibat dalam perang dagang kurang lebih dalam 18 bulan terakhir, pertengahan bulan lalu kedua belah pihak mengumumkan telah mencapai kesepakatan untuk fase awal. Seremoni penandatanganan akan dilakukan di Washington hari ini.
Namun menurut berbagai sumber AS hanya mendiskon tarif untuk berbagai produk China. Tarif yang semula 15% kini dipangkas menjadi setengahnya yaitu 7,5%. Masih adanya penerapan tarif ini dinilai oleh berbagai pihak tak menyasar inti permasalahan secara konkret.
"Ini tidak mengagetkan. Tak ada cetak biru untuk membatalkan tarif. Kami mencium gelagat itu ketika pengumuman pemangkasan tipis beberapa tarif produk dari 15% menjadi 7,5% sementara tarif semua produk lainnya tak berubah," tutur Peter Boockvar, Kepala Divisi Investasi Bleakley Advisory Group sebagaimana dikutip CNBC International.
PT Equity World
Usai Tembus Rekor, Wall Street Dibuka Landai | PT Equity World
Menurut laporan Bloomberg AS dan China akan menelaah dan kemungkinan baru akan memangkas tarif terhitung 10 bulan setelah 15 Januari. Menurut sumber dari Gedung Putih, CNBC International juga melaporkan tak ada kesepakatan mengenai jalur teknis pemangkasan tarif.
Jika memang demikian, bisa dipastikan di sepanjang tahun 2020 tarif yang berlaku masih tinggi, mengingat pada 2017 sebelum genderang perang ditabuh tarif itu tidak ada. Di sisi lain Presiden AS Donald Trump juga mengatakan tak akan ada kesepakatan fase dua hingga pemilu November nanti.
"Asumsinya adalah tarif tidak akan turun sampai ada kesepakatan fase dua dan di lain hari Trump mengatakan tidak akan ada fase dua sampai setelah pemilihan. Keyakinan saya tarif tidak akan turun sampai nanti kesepakatan fase dua. Kita masih terjebak dengan tarif ini yang menghambat aktivitas perdagangan dan manufaktur. " kata Boockvar.
Dengan perjanjian yang kurang konkret ini proyeksi Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) mengenai perlambatan global pada 2020 menjadi tak terelakkan. Hal ini menyebabkan kenaikan tipis harga emas pagi ini. Emas banyak diburu kala kondisi ekonomi dan politik global tak kondusif. Alhasil harganya ikut terangkat. Hal ini teramati di sepanjang tahun 2019, di mana harga emas meroket lebih dari 18% dalam setahun.
Selasa, 14 Januari 2020
PT Equity World | Wall Street dibuka mendekati rekor tertinggi jelang kesepakatan dagang
PT Equity World | Wall Street dibuka mendekati rekor tertinggi jelang kesepakatan dagang
PT Equity World | Wall Street dibuka mendekati level tertinggi sepanjang masa pada hari Senin (13/1). Pelaku pasar tengah menunggu penandatanganan kesepakatan perdagangan awal antara Amerika Serikat (AS) dan China, serta awal musim pendapatan kuartal keempat.
Melansir Reuters, Dow Jones Industrial Average naik 45,24 poin atau 0,16% pada pembukaan perdagangan menjadi 28.869,01.
PT Equity World
Wall Street Sentuh Rekor Tertinggi Sepanjang Masa | PT Equity World
Indeks S&P 500 dibuka lebih tinggi sebesar 5,78 poin atau 0,18% pada 3.271,13.
Indeks Nasdaq Composite naik 34,86 poin atau 0,38% menjadi 9.213,72 pada bel pembukaan.
PT Equity World | Wall Street dibuka mendekati level tertinggi sepanjang masa pada hari Senin (13/1). Pelaku pasar tengah menunggu penandatanganan kesepakatan perdagangan awal antara Amerika Serikat (AS) dan China, serta awal musim pendapatan kuartal keempat.
Melansir Reuters, Dow Jones Industrial Average naik 45,24 poin atau 0,16% pada pembukaan perdagangan menjadi 28.869,01.
PT Equity World
Wall Street Sentuh Rekor Tertinggi Sepanjang Masa | PT Equity World
Indeks S&P 500 dibuka lebih tinggi sebesar 5,78 poin atau 0,18% pada 3.271,13.
Indeks Nasdaq Composite naik 34,86 poin atau 0,38% menjadi 9.213,72 pada bel pembukaan.
Minggu, 12 Januari 2020
Equity World | Menyusul Stabilnya Bursa Asia, IHSG Dibuka Menguat Pagi Ini
Equity World | Menyusul Stabilnya Bursa Asia, IHSG Dibuka Menguat Pagi Ini
Equity World | IHSG dibuka menguat pagi hari ini menyusul penguatan bursa Asia, ke level 6287.91 dari penutupannya akhir pekan lalu yaitu di level 6274.94 demikian juga dengan indeks LQ45 yang dibuka naik ke level 1021.58 dari level penutupannya terakhir di level 1018.01.
Ada delapan sektor yang naik mendukung penguatan IHSG pagi ini dipimpin oleh sektor pertambangan yang naik 1.02% dan sektor yang melemah dipimpin oleh sektor barang-barang konsumsi yang terkoreksi 0.06% dan sektor konstruksi yang turun 0.11 persen.
Equity World
Bursa Asia Datar Menunggu Penandatanganan Kesepakatan Dagang AS dan Cina | Equity World
Hari ini bursa Jepang libur dan indeks Hang Seng bergerak naik 0.22% atau 63.89 ke level 28702.09 sementara indeks Shanghai bergerak di zona merah ke level 3082.02, turun 0.33% atau 10.2 poin. Fokus investor pada pekan ini adalah penandatanganan kesepakatan AS-China fase 1.
Harga emas Antam pagi ini turun pagi ini dan berada di Rp.778.000, turun Rp.2000 dari perdagangan kemarin. Sementara rupiah di pasar spot kembali menguat di awal perdagangan pekan ini, berada di Rp.13.717 per dolar AS, menguat 0.39% di banding akhir pekan lalu. Rupiah masih ada di level terkuatnya selama 21 bulan terakhir.
Equity World | IHSG dibuka menguat pagi hari ini menyusul penguatan bursa Asia, ke level 6287.91 dari penutupannya akhir pekan lalu yaitu di level 6274.94 demikian juga dengan indeks LQ45 yang dibuka naik ke level 1021.58 dari level penutupannya terakhir di level 1018.01.
Ada delapan sektor yang naik mendukung penguatan IHSG pagi ini dipimpin oleh sektor pertambangan yang naik 1.02% dan sektor yang melemah dipimpin oleh sektor barang-barang konsumsi yang terkoreksi 0.06% dan sektor konstruksi yang turun 0.11 persen.
Equity World
Bursa Asia Datar Menunggu Penandatanganan Kesepakatan Dagang AS dan Cina | Equity World
Hari ini bursa Jepang libur dan indeks Hang Seng bergerak naik 0.22% atau 63.89 ke level 28702.09 sementara indeks Shanghai bergerak di zona merah ke level 3082.02, turun 0.33% atau 10.2 poin. Fokus investor pada pekan ini adalah penandatanganan kesepakatan AS-China fase 1.
Harga emas Antam pagi ini turun pagi ini dan berada di Rp.778.000, turun Rp.2000 dari perdagangan kemarin. Sementara rupiah di pasar spot kembali menguat di awal perdagangan pekan ini, berada di Rp.13.717 per dolar AS, menguat 0.39% di banding akhir pekan lalu. Rupiah masih ada di level terkuatnya selama 21 bulan terakhir.
Kamis, 09 Januari 2020
PT Equityworld | Optimisme Kesepakatan Dagang AS-Tiongkok Dongkrak Wall Street
PT Equityworld | Optimisme Kesepakatan Dagang AS-Tiongkok Dongkrak Wall Street
PT Equityworld | Wall Street menguat pada Kamis (9/1/2020) seiring mencuatnya optimisme kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok.
Seperti dilansir Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average di Bursa Efek New York, AS, naik 211,81 poin, atau sekitar 0,74 persen, menjadi 28.956,90. Indeks S&P 500 meningkat 21,65 poin, atau sekitar 0,67 persen, menjadi 3.274,70. Indeks komposit Nasdaq menguat 74,18 poin, atau sekitar 0,81 persen, menjadi 9.203,43.
Kementerian Perdagangan Tiongkok pada Kamis mengumumkan bahwa Wakil Perdana Menteri Tiongkok Liu He akan menandatangani kesepakatan dagang fase pertama dengan AS di Washington pekan depan. Kabar ini disambut baik oleh para investor karena menjadi pertanda berakhirnya perang dagang antara kedua negara.
Sentimen positif juga dihembuskan deeskalasi ketegangan di Timur Tengah. Presiden AS Donald Trump lebih memilih untuk menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Iran sebagai bentuk hukuman atas serangan rudal yang diluncurkan terhadap markas militer AS di Irak.
Harga emas berjangka di COMEX New York Mercantile Exchange turun seiring menguatnya nilai tukar dolar AS. Harga emas untuk pengiriman Februari 2020 turun US$5,9, atau sekitar 0,38 persen, menjadi US$1.554,3 per ons. Indeks dolar AS naik 0,14 persen menjadi 97,43.
Bursa saham Eropa meneruskan penguatan pada Kamis seiring meredanya ketegangan di Timur Tengah dan mencuatnya optimisme membaiknya hubungan AS-Tiongkok. Indeks STOXX 600 Eropa mengalami peningkatan 0,7 persen.
PT Equityworld
Ada Kesepakatan Dagang AS-China, Wall Street Menguat | PT Equityworld
Indeks FTSE 100 di Bursa Efek London, Inggris, naik 23,19 poin, atau sekitar 0,31 persen, menjadi 7.598,12. Indeks Dax 30 di Bursa Efek Frankfurt, Jerman, melonjak 174,88 poin, atau sekitar 1,31 persen, menjadi 13.495,06.
Indeks Ibex 35 di Bolsa de Madrid, Spanyol, turun 9,60 poin, atau sekitar 0,10 persen, menjadi 9.581,80. Indeks Cac 40 di Euronext, Paris, Perancis, menanjak 11,56 poin, atau sekitar 0,19 persen, menjadi 6.042,55.
Nilai tukar pound sterling melemah 0,6 persen terhadap dolar AS menjadi US$1,3014 per pound. Terhadap euro, nilai tukar pound melemah 0,6 persen menjadi 1,1718 euro per pound.
PT Equityworld | Wall Street menguat pada Kamis (9/1/2020) seiring mencuatnya optimisme kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok.
Seperti dilansir Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average di Bursa Efek New York, AS, naik 211,81 poin, atau sekitar 0,74 persen, menjadi 28.956,90. Indeks S&P 500 meningkat 21,65 poin, atau sekitar 0,67 persen, menjadi 3.274,70. Indeks komposit Nasdaq menguat 74,18 poin, atau sekitar 0,81 persen, menjadi 9.203,43.
Kementerian Perdagangan Tiongkok pada Kamis mengumumkan bahwa Wakil Perdana Menteri Tiongkok Liu He akan menandatangani kesepakatan dagang fase pertama dengan AS di Washington pekan depan. Kabar ini disambut baik oleh para investor karena menjadi pertanda berakhirnya perang dagang antara kedua negara.
Sentimen positif juga dihembuskan deeskalasi ketegangan di Timur Tengah. Presiden AS Donald Trump lebih memilih untuk menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Iran sebagai bentuk hukuman atas serangan rudal yang diluncurkan terhadap markas militer AS di Irak.
Harga emas berjangka di COMEX New York Mercantile Exchange turun seiring menguatnya nilai tukar dolar AS. Harga emas untuk pengiriman Februari 2020 turun US$5,9, atau sekitar 0,38 persen, menjadi US$1.554,3 per ons. Indeks dolar AS naik 0,14 persen menjadi 97,43.
Bursa saham Eropa meneruskan penguatan pada Kamis seiring meredanya ketegangan di Timur Tengah dan mencuatnya optimisme membaiknya hubungan AS-Tiongkok. Indeks STOXX 600 Eropa mengalami peningkatan 0,7 persen.
PT Equityworld
Ada Kesepakatan Dagang AS-China, Wall Street Menguat | PT Equityworld
Indeks FTSE 100 di Bursa Efek London, Inggris, naik 23,19 poin, atau sekitar 0,31 persen, menjadi 7.598,12. Indeks Dax 30 di Bursa Efek Frankfurt, Jerman, melonjak 174,88 poin, atau sekitar 1,31 persen, menjadi 13.495,06.
Indeks Ibex 35 di Bolsa de Madrid, Spanyol, turun 9,60 poin, atau sekitar 0,10 persen, menjadi 9.581,80. Indeks Cac 40 di Euronext, Paris, Perancis, menanjak 11,56 poin, atau sekitar 0,19 persen, menjadi 6.042,55.
Nilai tukar pound sterling melemah 0,6 persen terhadap dolar AS menjadi US$1,3014 per pound. Terhadap euro, nilai tukar pound melemah 0,6 persen menjadi 1,1718 euro per pound.
Equityworld Futures | Saham Asia Kembali Tersenyum Pada Perdagangan Kamis Pagi
Equityworld Futures | Saham Asia Kembali Tersenyum Pada Perdagangan Kamis Pagi
Equityworld Futures | Pasar saham Asia Pasifik rebound pada perdagangan hari Kamis (9/1) setelah komentar Presiden Amerika Serikat Donald Trump tentang konflik Iran meredakan kekhawatiran investor tentang eskalasi lebih lanjut dari risiko geopolitik di Timur Tengah.
Indeks Nikkei 225 naik 1,9%, Indeks Kospi naik 1,17%, Indeks Hang Seng naik 1,2%, Indeks S/P ASX 200 naik 0,9%, Indeks Shanghai menambahkan 0,69%. Secara keseluruhan Indeks MSCI diperdagangkan mmelonjak.
Ketika sentimen pasar membaik, pelaku pasar membatalkan taruhan safe-haven dengan aksi jual secara luas dalam aset obligasi. Sementara itu, AS dan Iran memiliki ‘pembalasan proporsional’ untuk saat ini, kami percaya bahwa tidak ada kepentingan kedua belah pihak untuk meningkatkan ketegangan politik lebih lanjut.
Equityworld Futures
AS-Iran Dingin, Damai Dagang di Depan Mata, IHSG Naik 0,78% | Equityworld Futures
Ketika ketegangan AS-Iran mereda saham-saham dijual di Asia kembali melonjak, pada hari Rabu setelah Iran meluncurkan lebih dari selusin rudal balistik terhadap pangkalan militer yang menampung pasukan Amerika di Irak. Pembalasan itu menyusul pembunuhan terhadap jenderal penting Iran, Qasem Soleimani, pada Kamis lalu di Baghdad dan Iran telah berjanji akan membalas setelah serangan itu.
Trump kemudian mengatakan Iran tampaknya akan mundur tetapi AS dengan segera akan menjatuhkan sanksi ekonomi tambahan hukuman pada rezim Iran. Pernyataannya tampaknya membuat investor merasa nyaman karena saham AS naik semalam.
Setelah serangan Iran ke AS, sebuah laporan pada hari Rabu mengatakan dua roket jatuh di dalam Zona Hijau di ibukota Irak itu adalah bagian di Baghdad yang berisi Kedutaan Besar AS, kedutaan besar lain negara-negara Barat dan beberapa pusat bisnis asing, serta tidak ada korban jiwa dalam tragedy tersebut, menurut Reuters.
Equityworld Futures | Pasar saham Asia Pasifik rebound pada perdagangan hari Kamis (9/1) setelah komentar Presiden Amerika Serikat Donald Trump tentang konflik Iran meredakan kekhawatiran investor tentang eskalasi lebih lanjut dari risiko geopolitik di Timur Tengah.
Indeks Nikkei 225 naik 1,9%, Indeks Kospi naik 1,17%, Indeks Hang Seng naik 1,2%, Indeks S/P ASX 200 naik 0,9%, Indeks Shanghai menambahkan 0,69%. Secara keseluruhan Indeks MSCI diperdagangkan mmelonjak.
Ketika sentimen pasar membaik, pelaku pasar membatalkan taruhan safe-haven dengan aksi jual secara luas dalam aset obligasi. Sementara itu, AS dan Iran memiliki ‘pembalasan proporsional’ untuk saat ini, kami percaya bahwa tidak ada kepentingan kedua belah pihak untuk meningkatkan ketegangan politik lebih lanjut.
Equityworld Futures
AS-Iran Dingin, Damai Dagang di Depan Mata, IHSG Naik 0,78% | Equityworld Futures
Ketika ketegangan AS-Iran mereda saham-saham dijual di Asia kembali melonjak, pada hari Rabu setelah Iran meluncurkan lebih dari selusin rudal balistik terhadap pangkalan militer yang menampung pasukan Amerika di Irak. Pembalasan itu menyusul pembunuhan terhadap jenderal penting Iran, Qasem Soleimani, pada Kamis lalu di Baghdad dan Iran telah berjanji akan membalas setelah serangan itu.
Trump kemudian mengatakan Iran tampaknya akan mundur tetapi AS dengan segera akan menjatuhkan sanksi ekonomi tambahan hukuman pada rezim Iran. Pernyataannya tampaknya membuat investor merasa nyaman karena saham AS naik semalam.
Setelah serangan Iran ke AS, sebuah laporan pada hari Rabu mengatakan dua roket jatuh di dalam Zona Hijau di ibukota Irak itu adalah bagian di Baghdad yang berisi Kedutaan Besar AS, kedutaan besar lain negara-negara Barat dan beberapa pusat bisnis asing, serta tidak ada korban jiwa dalam tragedy tersebut, menurut Reuters.
Selasa, 07 Januari 2020
Equityworld Futures | IHSG Ditutup Menguat Seiring Naiknya Bursa Saham Asia
Equityworld Futures | IHSG Ditutup Menguat Seiring Naiknya Bursa Saham Asia
Equityworld Futures | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa sore, 7 Januari 2020, menguat seiring naiknya bursa saham regional Asia.
IHSG ditutup menguat 21,94 poin atau 0,35 persen ke posisi 6.279,35. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 bergerak naik 4,41 poin atau 0,44 persen menjadi 1.014,64.
Analis Indopremier Sekuritas Mino mengatakan sentimen eksternal yaitu konflik Amerika Serikat (AS) dan Iran relatif mereda, namun data ekonomi domestik sempat melemahkan IHSG.
"Kebetulan sentimen negatifnya sedikit mereda, sehingga mampu sedikit mengangkat indeks. Di sisi lain, penerimaan perpajakan di sepanjang tahun 2019 yang masih di bawah target, yang mengkonfirmasi ekonomi melambat, sedikit memberikan sentimen negatif di pasar," ujar Mino.
Dibuka menguat, IHSG melemah jelang penutupan sesi pertama perdagangan. Pada sesi kedua, indeks masih di zona merah, namun kembali ke zona hijau menjelang penutupan perdagangan saham.
Secara sektoral, tiga sektor mengalami kontraksi yaitu sektor perdagangan, properti, dan infrastruktur. Sektor perdagangan turun paling dalam 0,7 persen, sedangkan properti dan infrastruktur masing-masing turun 0,39 persen dan 0,44 persen.
Equityworld Futures
Sempat Melemah, Pasar Saham Asia Bangkit | Equityworld Futures
Sementara itu tujuh sektor lainnya menguat, di mana sektor industri dasar, konsumer, dan manufaktur menempati tiga teratas masing-masing naik 1,24 persen, 1,31 persen, dan 1,12 persen.
Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi beli saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah beli bersih asing atau net foreign buy sebesar Rp 71,24 miliar.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 486.249 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 6,87 miliar lembar saham senilai Rp6,2 triliun. Sebanyak 189 saham naik, 210 saham menurun, dan 155 saham tidak bergerak nilainya.
Sementara itu, bursa saham regional Asia antara lain Indeks Nikkei menguat 370,86 poin atau 1,6 persen ke 23.575,72, Indeks Hang Seng menguat 95,87 poin atau 0,34 persen ke 28.322,06, dan Indeks Straits Times menguat 24,5 poin atau 0,76 persen ke posisi 3.243,36.
Equityworld Futures | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa sore, 7 Januari 2020, menguat seiring naiknya bursa saham regional Asia.
IHSG ditutup menguat 21,94 poin atau 0,35 persen ke posisi 6.279,35. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 bergerak naik 4,41 poin atau 0,44 persen menjadi 1.014,64.
Analis Indopremier Sekuritas Mino mengatakan sentimen eksternal yaitu konflik Amerika Serikat (AS) dan Iran relatif mereda, namun data ekonomi domestik sempat melemahkan IHSG.
"Kebetulan sentimen negatifnya sedikit mereda, sehingga mampu sedikit mengangkat indeks. Di sisi lain, penerimaan perpajakan di sepanjang tahun 2019 yang masih di bawah target, yang mengkonfirmasi ekonomi melambat, sedikit memberikan sentimen negatif di pasar," ujar Mino.
Dibuka menguat, IHSG melemah jelang penutupan sesi pertama perdagangan. Pada sesi kedua, indeks masih di zona merah, namun kembali ke zona hijau menjelang penutupan perdagangan saham.
Secara sektoral, tiga sektor mengalami kontraksi yaitu sektor perdagangan, properti, dan infrastruktur. Sektor perdagangan turun paling dalam 0,7 persen, sedangkan properti dan infrastruktur masing-masing turun 0,39 persen dan 0,44 persen.
Equityworld Futures
Sempat Melemah, Pasar Saham Asia Bangkit | Equityworld Futures
Sementara itu tujuh sektor lainnya menguat, di mana sektor industri dasar, konsumer, dan manufaktur menempati tiga teratas masing-masing naik 1,24 persen, 1,31 persen, dan 1,12 persen.
Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi beli saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah beli bersih asing atau net foreign buy sebesar Rp 71,24 miliar.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 486.249 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 6,87 miliar lembar saham senilai Rp6,2 triliun. Sebanyak 189 saham naik, 210 saham menurun, dan 155 saham tidak bergerak nilainya.
Sementara itu, bursa saham regional Asia antara lain Indeks Nikkei menguat 370,86 poin atau 1,6 persen ke 23.575,72, Indeks Hang Seng menguat 95,87 poin atau 0,34 persen ke 28.322,06, dan Indeks Straits Times menguat 24,5 poin atau 0,76 persen ke posisi 3.243,36.
PT Equity World | Wall Street terguncang oleh ketegangan Timur Tengah
PT Equity World | Wall Street terguncang oleh ketegangan Timur Tengah
PT Equity World | Tiga indeks acuan Wall Street terkoreksi untuk sesi kedua pada perdagangan Senin (6/1). Saham-saham keuangan dan teknologi paling dalam penurunannya karena dipicu meningkatnya ketegangan Amerika Serikat (AS) dan Iran.
Mengutip Reuters, pukul 10:03 waktu setempat, Dow Jones Industrial Average turun 122,97 poin atau 0,43% pada 28.511,91, dan S&P 500 turun 8,01 poin atau 0,25% pada 3.226,84. Sementara, Nasdaq Composite turun 22,75 poin atau 0,25% pada 8.998,02.
Aksi jual menyelimuti saham teknologi, turun 0,3%. Saham Apple Inc turun 0,4% setelah broker Needham memberi rekomendasi "buy" dari "strong buy. Sementara, saham Microsoft juga turun 0,4%.
Indeks semikonduktor Philadelphia, yang melonjak sekitar 60% tahun lalu, turun 0,9%.
Di sisi lain, saham J.P. Morgan, Bank of America dan Morgan Stanley turun antara 0,5% dan 1,3%, karena yield Treasury AS turun.
PT Equity World
Asal tahu, setelah mengakhiri catatan 2019 dengan kinerja yang apik, terbunuhnya Jenderal Iran Qassem Soleimani dalam serangan udara AS bikin Wall Street turun dari rekor tertingginya.
Teheran mengancam untuk membalas kematian Qassem Soleimani, sementara Presiden Donald Trump telah memperingatkan bahwa Amerika Serikat akan menyerang balik.
"Ketegangan di Timur Tengah menimbulkan kekhawatiran bagi investor setelah periode yang benar-benar hebat di pasar," kata Rick Meckler, mitra Cherry Lane Investments di New Vernon, New Jersey.
http://equityworldfuturesssc.over-blog.com/2020/01/pt-equity-world-wall-street-rebound-ke-zona-hijau-meski-ada-kekhawatiran-konflik.html
PT Equity World | Tiga indeks acuan Wall Street terkoreksi untuk sesi kedua pada perdagangan Senin (6/1). Saham-saham keuangan dan teknologi paling dalam penurunannya karena dipicu meningkatnya ketegangan Amerika Serikat (AS) dan Iran.
Mengutip Reuters, pukul 10:03 waktu setempat, Dow Jones Industrial Average turun 122,97 poin atau 0,43% pada 28.511,91, dan S&P 500 turun 8,01 poin atau 0,25% pada 3.226,84. Sementara, Nasdaq Composite turun 22,75 poin atau 0,25% pada 8.998,02.
Aksi jual menyelimuti saham teknologi, turun 0,3%. Saham Apple Inc turun 0,4% setelah broker Needham memberi rekomendasi "buy" dari "strong buy. Sementara, saham Microsoft juga turun 0,4%.
Indeks semikonduktor Philadelphia, yang melonjak sekitar 60% tahun lalu, turun 0,9%.
Di sisi lain, saham J.P. Morgan, Bank of America dan Morgan Stanley turun antara 0,5% dan 1,3%, karena yield Treasury AS turun.
PT Equity World
Asal tahu, setelah mengakhiri catatan 2019 dengan kinerja yang apik, terbunuhnya Jenderal Iran Qassem Soleimani dalam serangan udara AS bikin Wall Street turun dari rekor tertingginya.
Teheran mengancam untuk membalas kematian Qassem Soleimani, sementara Presiden Donald Trump telah memperingatkan bahwa Amerika Serikat akan menyerang balik.
"Ketegangan di Timur Tengah menimbulkan kekhawatiran bagi investor setelah periode yang benar-benar hebat di pasar," kata Rick Meckler, mitra Cherry Lane Investments di New Vernon, New Jersey.
http://equityworldfuturesssc.over-blog.com/2020/01/pt-equity-world-wall-street-rebound-ke-zona-hijau-meski-ada-kekhawatiran-konflik.html
Minggu, 05 Januari 2020
PT Equity World | Pasar Saham Asia Parkir di Zona Merah
PT Equity World | Pasar Saham Asia Parkir di Zona Merah
PT Equity World | Perdagangan di awal pekan ini Senin (6/1) pukul 8.11 WIB Bursa Asia dibuka merah indeks Nikkei 225 merosot 1,72% ke 23.250.
Indeks Kospi turun 0,75% ke 2.159. Straits Times turun 0,47% ke 3.223. Hang Seng turun 0,44% ke 28.326. Sedangkan Taiex turun 0,84% ke 12.008.
“Risiko eskalasi jelas meningkat, mengingat serangan langsung ke Iran, ancaman pembalasan Iran, dan upaya Trump untuk tetap kelihatan tegas,” kata Shane Oliver, chief economist AMP Capital kepada Reuters.
Parlemen Irak kemarin merekomendasikan untuk mengeluarkan pasukan asing dari dalam negeri. Sementara Iran mengatakan tidak akan membatasi pengayaaan uranium setelah serangan AS yang menewaskan Qassem Soleimani.
PT Equity World
IHSG Berkurang 0,47 Persen | PT Equity World
“Pasar khawatir akan potensi pembalasan Iran dan apa yang akan dilakukan Trump selanjutnya,” kata Ray Attrill, head of FX strategy, National Austrilia Bank kepada Reuters.
Harga minyak naik lebih dari 1%. Harga minyak mencapai level tertinggi sejak April tahun lalu. Sedangkan harga emas mencapai level tertinggi sejak April 2013. Nilai tukar dolar AS yang juga merupakan safe haven meningkat. Ketiga instrumen ini naik sejak Jumat lalu.
PT Equity World | Perdagangan di awal pekan ini Senin (6/1) pukul 8.11 WIB Bursa Asia dibuka merah indeks Nikkei 225 merosot 1,72% ke 23.250.
Indeks Kospi turun 0,75% ke 2.159. Straits Times turun 0,47% ke 3.223. Hang Seng turun 0,44% ke 28.326. Sedangkan Taiex turun 0,84% ke 12.008.
“Risiko eskalasi jelas meningkat, mengingat serangan langsung ke Iran, ancaman pembalasan Iran, dan upaya Trump untuk tetap kelihatan tegas,” kata Shane Oliver, chief economist AMP Capital kepada Reuters.
Parlemen Irak kemarin merekomendasikan untuk mengeluarkan pasukan asing dari dalam negeri. Sementara Iran mengatakan tidak akan membatasi pengayaaan uranium setelah serangan AS yang menewaskan Qassem Soleimani.
PT Equity World
IHSG Berkurang 0,47 Persen | PT Equity World
“Pasar khawatir akan potensi pembalasan Iran dan apa yang akan dilakukan Trump selanjutnya,” kata Ray Attrill, head of FX strategy, National Austrilia Bank kepada Reuters.
Harga minyak naik lebih dari 1%. Harga minyak mencapai level tertinggi sejak April tahun lalu. Sedangkan harga emas mencapai level tertinggi sejak April 2013. Nilai tukar dolar AS yang juga merupakan safe haven meningkat. Ketiga instrumen ini naik sejak Jumat lalu.
PT Equity World | Pasar Saham Asia Parkir di Zona Merah
PT Equity World | Pasar Saham Asia Parkir di Zona Merah
PT Equity World | Perdagangan di awal pekan ini Senin (6/1) pukul 8.11 WIB Bursa Asia dibuka merah indeks Nikkei 225 merosot 1,72% ke 23.250.
Indeks Kospi turun 0,75% ke 2.159. Straits Times turun 0,47% ke 3.223. Hang Seng turun 0,44% ke 28.326. Sedangkan Taiex turun 0,84% ke 12.008.
“Risiko eskalasi jelas meningkat, mengingat serangan langsung ke Iran, ancaman pembalasan Iran, dan upaya Trump untuk tetap kelihatan tegas,” kata Shane Oliver, chief economist AMP Capital kepada Reuters.
Parlemen Irak kemarin merekomendasikan untuk mengeluarkan pasukan asing dari dalam negeri. Sementara Iran mengatakan tidak akan membatasi pengayaaan uranium setelah serangan AS yang menewaskan Qassem Soleimani.
PT Equity World
IHSG Berkurang 0,47 Persen | PT Equity World
“Pasar khawatir akan potensi pembalasan Iran dan apa yang akan dilakukan Trump selanjutnya,” kata Ray Attrill, head of FX strategy, National Austrilia Bank kepada Reuters.
Harga minyak naik lebih dari 1%. Harga minyak mencapai level tertinggi sejak April tahun lalu. Sedangkan harga emas mencapai level tertinggi sejak April 2013. Nilai tukar dolar AS yang juga merupakan safe haven meningkat. Ketiga instrumen ini naik sejak Jumat lalu.
PT Equity World | Perdagangan di awal pekan ini Senin (6/1) pukul 8.11 WIB Bursa Asia dibuka merah indeks Nikkei 225 merosot 1,72% ke 23.250.
Indeks Kospi turun 0,75% ke 2.159. Straits Times turun 0,47% ke 3.223. Hang Seng turun 0,44% ke 28.326. Sedangkan Taiex turun 0,84% ke 12.008.
“Risiko eskalasi jelas meningkat, mengingat serangan langsung ke Iran, ancaman pembalasan Iran, dan upaya Trump untuk tetap kelihatan tegas,” kata Shane Oliver, chief economist AMP Capital kepada Reuters.
Parlemen Irak kemarin merekomendasikan untuk mengeluarkan pasukan asing dari dalam negeri. Sementara Iran mengatakan tidak akan membatasi pengayaaan uranium setelah serangan AS yang menewaskan Qassem Soleimani.
PT Equity World
IHSG Berkurang 0,47 Persen | PT Equity World
“Pasar khawatir akan potensi pembalasan Iran dan apa yang akan dilakukan Trump selanjutnya,” kata Ray Attrill, head of FX strategy, National Austrilia Bank kepada Reuters.
Harga minyak naik lebih dari 1%. Harga minyak mencapai level tertinggi sejak April tahun lalu. Sedangkan harga emas mencapai level tertinggi sejak April 2013. Nilai tukar dolar AS yang juga merupakan safe haven meningkat. Ketiga instrumen ini naik sejak Jumat lalu.
Kamis, 02 Januari 2020
Equity World | Bursa Pagi: Asia Variatif, IHSG Cenderung Menguat
Equity World | Bursa Pagi: Asia Variatif, IHSG Cenderung Menguat
Equity World | Pasar saham Asia dibuka bervariasi (mixed) pada perdagangan perdana 2020, Kamis (2/1), saat investor di Asia menanti data aktivitas manufaktur di China pada Desember 2019 yang dirilis pagi ini waktu Beijing.
Sempat dibuka positif, indeks ASX 200 Australia berbalik melorot 0,17%. Di Korea Selatan, indeks Kospi positif namun kemudian menyusut 0,96%, Indeks Shanghai Composite, China, dibuka menguat 0,67%, dan Indeks Hang Seng di Hong Kong menguat 0,74%. Sementara bursa Tokyo, Jepang, masih libur.
Harga ETF saham Indonesia ( EIDO ) di New York Stocks Exchange naik 0,55% menjadi USD25,660.
Lewat email yang diterima Ipotnews , sejumlah analis menyatakan IHSG pada perdagangan perdana tahun ini berpotensi tertekan terbatas, melanjutkan penurunan 0,47% ke level 6.299 pada sesi terakhir 2019 pada Selasa (31/12) lalu.
Adpun Tim Riset Indo Premier menilai optimisme investor akan semakin dekatnya kesepakatan dagang fase pertama antara AS dan China seiring dengan adanya pernyataan dari Presiden AS Donald Trump yang mengatakan bahwa kesepakatan tersebut akan ditandatangani pada 15 Januari 2020 di Gedung Putih diprediksi akan memberikan sentimen positif di pasar. Sementara itu melemahnya beberapa besar harga komoditas seperti minyak mentah, CPO, dan nikel diprediksi akan menjadi katalis negatif di pasar.
Dari dalam negeri, investor juga mencermati rilis data inflasi pada bulan Desember di mana berdasarkan konsensus akan berada di level 2,9% yoy.
" IHSG diprediksi akan bergerak bervariasi cenderung menguat dengan support di level 6.270 dan resistance di level 6.330," tegas Tim Analis Indo Premier Sekuritas dalam rilisnya pagi ini.
Amerika Serikat dan Eropa
Perdagangan saham di bursa Wall Street mengakhiri 2019 dengan membukukan penguatan, menutup tahun dengan lonjakan ke rekor tertinggi, mengesampingkan kekhawatiran tentang ekonomi dan perang perdagangan dengan China. Sepanjang 2019, S&P 500 melambung 28,9%, tertinggi sejak 2013. Nasdaq juga mencatatkan kinerja terbaik dalam enam tahun dengan reli 35,2% pada 2019. Dow melesat 22,3% pada 2019, terbaik sejak 2017
Sektor energi dan material berkinerja terbaik di S&P 500, naik sekitar 0,7%. IBM, Cisco Systems dan Apple memimpin kenaikan Dow Jones. Apple dan Microsoft memimpin kenaikan saham pada 2019, masing-masing melesat 86,2% dan 55,3%. Advanced Micro Devices, Lam Research dan KLA Corp adalah saham S&P 500 dengan kinerja terbaik pada 2019. AMD dan Lam Research melonjak lebih dari 100% untuk tahun itu sementara KLA melejit 99,1%.
Equity World
"Big Rally" 2019 Berlanjut, Wall Street Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Masa | Equity World
S&P 500 naik 0,29% (9,49 poin) menjadi 3.230,78.
Nasdaq Composite meningkat 0,3% (26,61 poin) ke posisi 8.972,60.
Dow Jones Industrial Average bertambah 0,27% (76,30 poin) ke posisi 28.538,44.
Bursa saham utama Eropa menutup tahun 2019 dengan membukukan pelemahan, dalam sesi perdagangan yang dipersingkat menjelang perayaan Tahun Baru. Indeks STOXX 600 turun tipis 0,08% menjadi 415,84, dengan sebagian besar pasar keuangan, termasuk bursa Jerman, Italia dan Swiss libur. Stoxx 600 melonjak lebih dari 23% sepanjang 2019, sementara 100 saham teratas dalam indeks FTSE London menguat 12,1%.
FTSE 100 London melorot 0,59% (-44,61 poin) ke level 7.542,44.
CAC 40 Paris menyusut 0,07% (-4,16 poin) menjadi 5.978,06.
Nilai Tukar Dolar AS
Nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia di pasar uang New York akhir tahun lalu ditutup menguat, namun mencatatkan pergerakan tahunan terkecil yang pernah terjadi pada 2019 sebesar 0,24%. Optimisme investor tentang prospek pertumbuhan global dan kesepakatan perdagangan fase pertama AS-China mendorong gelombang risk-on . Pergeseran ini juga mencerminkan spekulasi investor bahwa dolar akan melemah lebih lanjut pada 2020. Indeks dolar, ukuran greenback terhadap enam mata uang negara maju naik 0,28% menjadi 96,661.
Equity World | Pasar saham Asia dibuka bervariasi (mixed) pada perdagangan perdana 2020, Kamis (2/1), saat investor di Asia menanti data aktivitas manufaktur di China pada Desember 2019 yang dirilis pagi ini waktu Beijing.
Sempat dibuka positif, indeks ASX 200 Australia berbalik melorot 0,17%. Di Korea Selatan, indeks Kospi positif namun kemudian menyusut 0,96%, Indeks Shanghai Composite, China, dibuka menguat 0,67%, dan Indeks Hang Seng di Hong Kong menguat 0,74%. Sementara bursa Tokyo, Jepang, masih libur.
Harga ETF saham Indonesia ( EIDO ) di New York Stocks Exchange naik 0,55% menjadi USD25,660.
Lewat email yang diterima Ipotnews , sejumlah analis menyatakan IHSG pada perdagangan perdana tahun ini berpotensi tertekan terbatas, melanjutkan penurunan 0,47% ke level 6.299 pada sesi terakhir 2019 pada Selasa (31/12) lalu.
Adpun Tim Riset Indo Premier menilai optimisme investor akan semakin dekatnya kesepakatan dagang fase pertama antara AS dan China seiring dengan adanya pernyataan dari Presiden AS Donald Trump yang mengatakan bahwa kesepakatan tersebut akan ditandatangani pada 15 Januari 2020 di Gedung Putih diprediksi akan memberikan sentimen positif di pasar. Sementara itu melemahnya beberapa besar harga komoditas seperti minyak mentah, CPO, dan nikel diprediksi akan menjadi katalis negatif di pasar.
Dari dalam negeri, investor juga mencermati rilis data inflasi pada bulan Desember di mana berdasarkan konsensus akan berada di level 2,9% yoy.
" IHSG diprediksi akan bergerak bervariasi cenderung menguat dengan support di level 6.270 dan resistance di level 6.330," tegas Tim Analis Indo Premier Sekuritas dalam rilisnya pagi ini.
Amerika Serikat dan Eropa
Perdagangan saham di bursa Wall Street mengakhiri 2019 dengan membukukan penguatan, menutup tahun dengan lonjakan ke rekor tertinggi, mengesampingkan kekhawatiran tentang ekonomi dan perang perdagangan dengan China. Sepanjang 2019, S&P 500 melambung 28,9%, tertinggi sejak 2013. Nasdaq juga mencatatkan kinerja terbaik dalam enam tahun dengan reli 35,2% pada 2019. Dow melesat 22,3% pada 2019, terbaik sejak 2017
Sektor energi dan material berkinerja terbaik di S&P 500, naik sekitar 0,7%. IBM, Cisco Systems dan Apple memimpin kenaikan Dow Jones. Apple dan Microsoft memimpin kenaikan saham pada 2019, masing-masing melesat 86,2% dan 55,3%. Advanced Micro Devices, Lam Research dan KLA Corp adalah saham S&P 500 dengan kinerja terbaik pada 2019. AMD dan Lam Research melonjak lebih dari 100% untuk tahun itu sementara KLA melejit 99,1%.
Equity World
"Big Rally" 2019 Berlanjut, Wall Street Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Masa | Equity World
S&P 500 naik 0,29% (9,49 poin) menjadi 3.230,78.
Nasdaq Composite meningkat 0,3% (26,61 poin) ke posisi 8.972,60.
Dow Jones Industrial Average bertambah 0,27% (76,30 poin) ke posisi 28.538,44.
Bursa saham utama Eropa menutup tahun 2019 dengan membukukan pelemahan, dalam sesi perdagangan yang dipersingkat menjelang perayaan Tahun Baru. Indeks STOXX 600 turun tipis 0,08% menjadi 415,84, dengan sebagian besar pasar keuangan, termasuk bursa Jerman, Italia dan Swiss libur. Stoxx 600 melonjak lebih dari 23% sepanjang 2019, sementara 100 saham teratas dalam indeks FTSE London menguat 12,1%.
FTSE 100 London melorot 0,59% (-44,61 poin) ke level 7.542,44.
CAC 40 Paris menyusut 0,07% (-4,16 poin) menjadi 5.978,06.
Nilai Tukar Dolar AS
Nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia di pasar uang New York akhir tahun lalu ditutup menguat, namun mencatatkan pergerakan tahunan terkecil yang pernah terjadi pada 2019 sebesar 0,24%. Optimisme investor tentang prospek pertumbuhan global dan kesepakatan perdagangan fase pertama AS-China mendorong gelombang risk-on . Pergeseran ini juga mencerminkan spekulasi investor bahwa dolar akan melemah lebih lanjut pada 2020. Indeks dolar, ukuran greenback terhadap enam mata uang negara maju naik 0,28% menjadi 96,661.
Rabu, 01 Januari 2020
Equity World | Sentimen Positif Perdagangan, Wall Street Menguat
Equity World | Sentimen Positif Perdagangan, Wall Street Menguat
Equity World | Indeks utama Wall Street ditutup menguat pada perdagangan terakhir 2019. Hal ini dipicu adanya optimisme perdagangan. Indeks S&P 500 bahkan mencatatkan kenaikan hampir 190 persen dalam satu dekade terakhir.
Dikutip dari Reuters, Kamis (2/1), S&P 500 dan Nasdaq mencatat kenaikan persentase tahunan terbesar sejak 2013, sementara Dow menutup 2019 dengan kenaikan persentase tahunan terbesar sejak 2017.
Pada 2019, kenaikan harga saham AS saat ini menjadi yang terlama dalam catatan karena optimisme perdagangan, kebijakan moneter yang dovish dan prospek ekonomi yang membaik.
Pada hari Selasa, lewat cuitannya di Twitter, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan perjanjian perdagangan Fase 1 antara AS dan Cina akan diteken pada 15 Januari di Gedung Putih.
Kabar ini memperkuat ekspektasi bahwa perjanjian bakal diselesaikan pada awal 2020. Namun, perkembangan itu diimbangi oleh berita protes keras yang terjadi di kedutaan AS di Baghdad.
Sebelumnya, pada hari Senin S&P 500 dan Nasdaq juga membukukan persentase penurunan harian terbesar dalam hampir empat minggu.
Alec Young, Direktur Pelaksana Riset Pasar Global di FTSE Russell di New York, mengatakan saham AS sudah berada dalam kondisi overbought. Sehingga penurunan pada Senin lalu membantu memberi ruang untuk kenaikan di hari berikutnya.
"Ada baiknya memiliki dua langkah maju, satu langkah mundur. Penurunan kemarin membantu mempertahankan reli,” ujarnya.
Volume perdagang
Equity World
Bursa Wall Street 2019 Cetak Rekor; Bagaimana Tahun 2020? | Equity World
Dow Jones Industrial Average .JJI naik 76,3 poin, atau 0,27 persen menjadi 28.538,44. Sementara S&P 500 .SPX naik 9,49 poin, atau 0,29 persen menjadi 3.230,78. Nasdaq Composite .IXIC menambahkan 26,61 poin, atau 0,3 persen menjadi 8,972.60.
Indeks utama Wall Street membukukan kenaikan signifikan dalam periode bulan, kuartal dan tahunan. Pada bulan Desember, Dow naik 1,73 persen, S&P 500 naik 2,87 persen dan Nasdaq naik 3,56 persen.
Pada kuartal keempat 2019, Dow naik 6,02 persen, S&P 500 8,55 persen dan Nasdaq 12,18 persen. Sedangkan untuk sepanjang 2019, Dow naik 22,33 persen, S&P 500 naik 28,9 persen dan Nasdaq naik 35,24 persen. Benchmark S&P 500 juga membukukan kenaikan persentase Desember terbesar sejak 2010.
Selama satu dekade terakhir, Dow naik 173,67 persen, S&P 500 naik 189,72 persen dan Nasdaq naik 295,42 persen.
Equity World | Indeks utama Wall Street ditutup menguat pada perdagangan terakhir 2019. Hal ini dipicu adanya optimisme perdagangan. Indeks S&P 500 bahkan mencatatkan kenaikan hampir 190 persen dalam satu dekade terakhir.
Dikutip dari Reuters, Kamis (2/1), S&P 500 dan Nasdaq mencatat kenaikan persentase tahunan terbesar sejak 2013, sementara Dow menutup 2019 dengan kenaikan persentase tahunan terbesar sejak 2017.
Pada 2019, kenaikan harga saham AS saat ini menjadi yang terlama dalam catatan karena optimisme perdagangan, kebijakan moneter yang dovish dan prospek ekonomi yang membaik.
Pada hari Selasa, lewat cuitannya di Twitter, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan perjanjian perdagangan Fase 1 antara AS dan Cina akan diteken pada 15 Januari di Gedung Putih.
Kabar ini memperkuat ekspektasi bahwa perjanjian bakal diselesaikan pada awal 2020. Namun, perkembangan itu diimbangi oleh berita protes keras yang terjadi di kedutaan AS di Baghdad.
Sebelumnya, pada hari Senin S&P 500 dan Nasdaq juga membukukan persentase penurunan harian terbesar dalam hampir empat minggu.
Alec Young, Direktur Pelaksana Riset Pasar Global di FTSE Russell di New York, mengatakan saham AS sudah berada dalam kondisi overbought. Sehingga penurunan pada Senin lalu membantu memberi ruang untuk kenaikan di hari berikutnya.
"Ada baiknya memiliki dua langkah maju, satu langkah mundur. Penurunan kemarin membantu mempertahankan reli,” ujarnya.
Volume perdagang
Equity World
Bursa Wall Street 2019 Cetak Rekor; Bagaimana Tahun 2020? | Equity World
Dow Jones Industrial Average .JJI naik 76,3 poin, atau 0,27 persen menjadi 28.538,44. Sementara S&P 500 .SPX naik 9,49 poin, atau 0,29 persen menjadi 3.230,78. Nasdaq Composite .IXIC menambahkan 26,61 poin, atau 0,3 persen menjadi 8,972.60.
Indeks utama Wall Street membukukan kenaikan signifikan dalam periode bulan, kuartal dan tahunan. Pada bulan Desember, Dow naik 1,73 persen, S&P 500 naik 2,87 persen dan Nasdaq naik 3,56 persen.
Pada kuartal keempat 2019, Dow naik 6,02 persen, S&P 500 8,55 persen dan Nasdaq 12,18 persen. Sedangkan untuk sepanjang 2019, Dow naik 22,33 persen, S&P 500 naik 28,9 persen dan Nasdaq naik 35,24 persen. Benchmark S&P 500 juga membukukan kenaikan persentase Desember terbesar sejak 2010.
Selama satu dekade terakhir, Dow naik 173,67 persen, S&P 500 naik 189,72 persen dan Nasdaq naik 295,42 persen.
Langganan:
Postingan (Atom)