Kamis, 31 Oktober 2019

PT Equity World | Wall Street Menguat Usai The Fed Kembali Turunkan Suku Bunga

PT Equity World | Wall Street Menguat Usai The Fed Kembali Turunkan Suku Bunga

PT Equity World | Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street berakhir menguat, usai Bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed) kembali memutuskan untuk memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis point. Hal itu kembali mendorong indeks S&P 500 menyentuh rekor kedua kalinya tahun ini.

The Fed menurunkan tingkat kebijakan ke 1,50%-1,75%. Keputusan itu berbeda dengan pernyataan sebelumnya yang akan bertindak untuk mempertahankan ekspansi ekonomi, di mana mengisyaratkan Fed menunda pemotongan suku bunga.

Dow Jones Industrial Average naik 115,54 poin atau 0,43% menjadi 27.186,96. S&P 500 naik 9,92 poin atau 0,33% menjadi 3.046,81 dan Nasdaq Composite menambahkan 27,12 poin, atau 0,33% menjadi 8.303,98.

Ilustrasi wall street

"Kami mempercayai kebijakan moneter ada di tempat yang baik," kata Ketua Fed Jerome Powell dalam konferensi pers, dikutip dari Reuters, Kamis (31/10/2019).

Powell mengatakan, langkah ini untuk membantu menyelamatkan ekonomi tetap kuat dalam ketidakpastian perkembangan global. Di samping itu, hal ini menyediakan asuransi terhadap risiko yang sedang berlangsung.

PT Equity World

Wall Street menguat setelah The Fed menggunting suku bunga acuan | PT Equity World



"Kami melihat kebijakan moneter saat ini akan tetap sesuai untuk informasi yang masuk tentang ekonomi tetap luas dengan prospek kami," ujarnya.

Harapan penurunan suku bunga dan optimisme baru-baru ini di sekitar pembicaraan perdagangan telah membantu mengangkat indeks S&P 500 untuk mencatat tertinggi harian selama tiga sesi berturut-turut.

Rabu, 30 Oktober 2019

PT Equity World | Duh! Abis Ambles Goceng, Harga Emas Antam Turun Lagi Seceng

PT Equity World | Duh! Abis Ambles Goceng, Harga Emas Antam Turun Lagi Seceng

PT Equity World | Harga emas acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) turun tipis Rp 1.000 (0,14%) menjadi Rp 702.000 per gram pada perdagangan Rabu ini (30/10/2019), dari Rp 703.000 per gram Selasa kemarin. Koreksi harga emas Antam berlanjut dari awal pekan ini.

Berdasarkan harga Logam Mulia di gerai Butik Emas LM - Pulo Gadung di situs logammulia milik Antam hari ini, harga tiap gram emas Antam ukuran 100 gram melemah menjadi Rp 70,2 juta dari harga kemarin Rp 70,3 juta per batang.

Turunnya harga emas Antam itu mengekor harga emas di pasar spot global yang turun kemarin setelah bertambahnya sentimen positif dari probabilitas penurunan suku bunga serta potensi damai dagang Amerika Serikat (AS)-China.

Emas Antam kepingan 100 gram lumrah dijadikan acuan transaksi emas secara umum, tidak hanya emas Antam. Harga emas Antam di gerai penjualan lain bisa berbeda.

Di sisi lain, harga beli kembali (buyback) emas Antam juga turun tipis Rp 100 per gram hari ini menjadi Rp 670.900 per gram dari Rp 671.000 per gram kemarin.

Harga itu dapat menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat ingin menjual kembali investasi tersebut.

Terkait dengan harga emas di pasar spot global, kemarin harga logam mulia ini sudah mencapai US$ 1.487,4 per troy ounce (oz), turun 0,34% dari US$ 1.492,44/oz pada hari sebelumnya.

Hari ini, harga emas di pasar spot naik sebesar 0,1% menjadi US$ 1.488,82/oz.

Selain emas Antam biasa, Antam juga menawarkan emas batik dan emas tematik serta menampilkan harga hariannya di situs yang sama.

Di sisi lain, Antam juga menjual emas batangan dengan dasar ukuran mulai 1 gram hingga 500 gram di berbagai gerai yang tersedia di berbagai kota, dari Medan hingga Makassar.

PT Equity World

Wall Street Turun, Investor Tunggu Putusan The Fed | PT Equity World

Harga dan ketersediaan emas di tiap gerai bisa berbeda. Harga emas tersebut sudah termasuk PPh 22 0,9%. Masyarakat bisa menyertakan NPWP untuk memperoleh potongan pajak lebih rendah yaitu 0,45%.

Naik-turunnya harga emas ukuran kecil itu biasanya mengindikasikan risiko pada hari kerja sebelumnya.

Beberapa faktor yang mempengaruhi harga emas adalah nilai tukar rupiah, penawaran-permintaan, permintaan industri emas, isu global, tingkat inflasi, dan tingkat suku bunga.

Penguatan harga emas Antam biasanya mencerminkan kecenderungan masyarakat untuk memburu emas ritel ketika kondisi tidak kondusif, sehingga mencerminkan fungsi logam mulia sebagai instrumen yang dinilai lebih aman (safe haven) untuk masyarakat di dalam negeri.

Selasa, 29 Oktober 2019

PT Equity World | Pasar Utama Asia Diperdagangkan Mixed

PT Equity World | Pasar Utama Asia Diperdagangkan Mixed

PT Equity World | Pasar utama Asia diperdagangkan mixed Selasa sore karena investor memantau perkembangan lebih lanjut pada front perdagangan AS-China dengan dua kekuatan ekonomi yang berupaya mencapai kesepakatan.

Di Jepang, Nikkei 225 naik 0,4% sementara Topix naik 0,8%. Saham pesawat ANA, bagaimanapun, turun lebih dari 0,5% setelah laporan Nikkei bahwa perusahaan diharapkan melaporkan penurunan lebih dari 20% dalam laba.

Kospi Korea Selatan diperdagangkan sedikit lebih rendah. S & P / ASX 200 di Australia naik 0,11%.

Indeks Hang Seng di Hong Kong membalikkan kenaikan sebelumnya karena turun 0,4%, dengan saham HSBC yang terdaftar di Hong Kong turun 1,58% setelah pemberi pinjaman ini melaporkan laba sebelum pajak kuartal ketiga yang turun 18% tahun-ke-tahun.

Sementara itu, Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam mengatakan pada hari Selasa bahwa ia mengharapkan kota itu membukukan pertumbuhan negatif untuk 2019, lapor Reuters, di tengah protes yang sedang berlangsung dan telah berlangsung berbulan-bulan.

Saham China Daratan juga jatuh pada sore hari. Komposit Shanghai turun 0,4% dan komponen Shenzhen fraksional lebih rendah. Komposit Shenzhen juga menurun 0,294%.

Secara keseluruhan, indeks MSCI Asia ex-Jepang diperdagangkan 0,1% lebih tinggi.

Investor terus memantau perkembangan perdagangan AS-China. Kantor Perwakilan Dagang AS mengatakan Senin bahwa Washington akan mempertimbangkan untuk memperpanjang pengecualian tarif tertentu atas impor senilai $ 34 miliar dari Tiongkok. USTR mengatakan minggu lalu bahwa China dan AS hampir menyelesaikan kesepakatan fase satu.

Presiden AS Donald Trump mengatakan kesepakatan dengan China diperkirakan akan ditandatangani “lebih cepat dari jadwal,” tetapi tidak menjelaskan waktu yang tepat, lapor Reuters.

Semalam di Wall Street, S&P 500 mencapai rekor tertinggi karena para investor di Amerika Serikat menyemangati pendapatan dan optimisme yang kuat pada perdagangan AS-Tiongkok. S&P 500 naik 0,6% menjadi ditutup pada 3.039,42 – di atas rekor sebelumnya pada 26 Juli. Dow Jones Industrial Average naik 132,66 poin untuk mengakhiri hari perdagangannya di 27.090,72 sementara Nasdaq Composite naik 1% menjadi ditutup pada 8.325,99.

Dari 206 perusahaan S&P 500 yang dilaporkan hingga Senin pagi, 78% telah melampaui ekspektasi analis, menurut FactSet.


PT Equity World



Emas Yang Malang, Ditekan Sana Sini, Berpeluang Turun Lagi | PT Equity World



Mata uang dan minyak:

Indeks dolar AS, yang melacak greenback terhadap sekeranjang rekan-rekannya, berada di 97,783 setelah menyentuh tertinggi di atas 97,8 kemarin.

Yen Jepang diperdagangkan pada 108,97 melawan dolar setelah melemah dari level di bawah 108,9 pada sesi sebelumnya. Dolar Australia berpindah tangan pada $ 0,6845 setelah menyentuh tertinggi di atas $ 0,684 kemarin.

Harga minyak merosot keuntungan sebelumnya untuk tergelincir pada sore hari jam perdagangan Asia, dengan patokan internasional, minyak mentah Brent berjangka 0,18% lebih rendah pada $ 61,46 per barel dan minyak mentah AS turun 0,29% menjadi $ 55,65 per barel.

Senin, 28 Oktober 2019

PT Equity World | Asa Damai Dagang & Emiten Positif, Wall Street Bakal Menguat

PT Equity World | Asa Damai Dagang & Emiten Positif, Wall Street Bakal Menguat

PT Equity World | Kontrak futures indeks bursa saham acuan Wall Street diimplikasi menguat pada pembukaan perdagangan hari ini (29/10/2019) seiring dengan tercapainya perkembangan positif dari friksi dagang Amerika Serikat (AS) dan China, serta tingginya ekspektasi pelaku pasar atas rilis kinerja keuangan emiten raksasa.

Pada pukul 18:03 WIB, kontrak futures Dow Jones dan S&P 500 menguat masing-masing 73,94 poin dan 5,5 poin. Sementara, kontrak futures Nasdaq naik 22,28 poin.

Pada Jumat (25/10/2019) pekan lalu, dalam sebuah pernyataan tertulis, kantor Perwakilan Dagang AS menyampaikan bahwa kedua belah pihak membuat kemajuan dalam diskusi dagang dan hampir menyelesaikan teks perjanjian dari kesepakatan fase pertama, dilansir dari Reuters.

"Mereka membuat kemajuan dalam beberapa isu dan kedua pihak telah dekat untuk memfinalisasi beberapa bagian dari kesepakatan," ungkap pernyataan tersebut. "Perbincangan akan berlanjut di level deputi, dan para negosiator tingkat tinggi akan kembali berbincang melalui sambungan telepon dalam waktu dekat."

PT Equity World

Bursa Asia kompak menguat di awal perdagangan pekan ini | PT Equity World


Asa damai dagang dua kekuatan ekonomi dunia yang semakin jelas meningkatkan risk appetite pelaku pasar untuk kembali menanamkan modalnya di aset-aset beresiko. Membaiknya hubungan Washington dan Beijing diharapkan membantu mendongkrak laju ekonomi kedua negara yang beberapa bulan terakhir terindikasi memburuk.

Di lain pihak, investor juga menaruh ekspektasi tinggi bahwa performa keuangan perusahaan kuartal III-2019 dapat kembali mengalahkan perhitungan para analis.

Awalan yang baik sudah terlihat dari rilis kinerja Spotify, di mana pada kuartal kemarin mampu membukukan laba bersih per saham setara EUR 0,36, lebih baik dari pencapaian tahun lalu yang ada di EUR 0,23. Padahal konsensus memperkirakan perusahaan akan membukukan kerugian mencapai EUR 0,29 per saham, dilansir dari Reuters.

Selain Spotify, investor juga akan mencermati rilis kinerja AT&T, Walgreens Boots Alliance, Alphabet Inc, dan T-Mobile.

Kemudian pada hari ini, pelaku pasar akan mencermati rilis data pembacaan awal neraca perdagangan AS bulan September pada pukul 19:30 WIB. Lalu juga ada indeks manufaktur bulan Oktober versi The Fed Dallas pada pukul 21:30 WIB.

Jumat, 25 Oktober 2019

PT Equity World | Wall Street ditutup bervariasi, S&P 500 dan Nasdaq naik terdorong saham Microsoft

PT Equity World | Wall Street ditutup bervariasi, S&P 500 dan Nasdaq naik terdorong saham Microsoft

PT Equity World | Wall Street ditutup bervariasi pada akhir perdagangan Kamis (24/10) karena sentimen laporan kinerja emiten kuartal III-2019. S&P 500 naik 5,77 poin atau 0,19% ke 3.010,29, Nasdaq Composite naik 66 poin atau 0,81% ke 8.185,80, sementara Dow Jones Industrial Average turun 28,42 poin atau 0,11% ke 26.805,53.

Kenaikan S&P 500 terdorong oleh laporan kinerja emiten teknologi seperti Microsoft Corp yang cukup baik. Sementara Dow Jones Industrial Average melorot lantaran kinerja 3M Co yang memburuk.

Saham Microsoft naik 2% karena prospek layanan cloud computing miliknya melampaui ekspektasi analis. Sementara saham PayPal Holdings Inc naik 8,6% berkat proyeksi laba tahunan yang kuat. Microsoft dan PayPal menjadi saham pendorong terbesar untuk pergerakan S&P 500 dan Nasdaq.

Sementara itu, saham 3M turun setelah penjualan kuartal III-2019 meleset dari perkiraan dan revisi proyeksi laba setahun penuh. Penjualan perusahaan AS turun 1,1%, dan penjualan di Asia Pasifik turun 5% karena produksi industri terhambat.

Hasil kinerja masing-masing emiten sangat mempengaruhi arah indeks utama Wall Street pekan ini. Lebih dari 80% dari 168 emiten yang tergabung dalam S&P 500 melaporkan laba yang lebih tinggi dari ekspektasi, menurut data Refinitiv.

Namun musim pendapatan ini juga mencerminkan tanda-tanda kerentanan ekonomi, menurut John Carey, managing director Amundi Pionee Asset Management Boston.

PT Equity World


Ekonomi Jepang Amburadul, Bursa Saham Asia Tetap Hijau | PT Equity World


"Secara keseluruhan, laporan kinerja telah mendukung pandangan bahwa ekonomi melambat," katanya seperti dikutip Reuters.

Secara khusus, hasil kinerja 3M merujuk ke pelemahan berkelanjutan akibat sengketa perdaganganAS-China, menurut J.J.Kinahan, kepala strategi pasar di TD Ameritrade.

"Ini menunjukkan kepada kita bahwa situasi tarif terus menjadi perhatian utama bagi perusahaan dalam cara membelanjakan uang mereka,"kata Kinahan.

Saham Twitter anjlok 20,6% setelah pendapatan dan laba perusahaan jejaring sosial itu meleset dari perkiraan, sebagian karena masalah teknis dengan platform iklannya.

Sedangkan saham Ford Motor Co melorot 6,6% setelah produsen mobil itu memangkas prospek laba untuk tahun ini. Sebaliknya, saham Tesla Inc melonjak 17,7% setelah laporan kinerjanya cemerlang.

Total volume perdagangan saham di AS mencapai 6,47 miliar saham, lebih tinggi dari rata-rata perdagangan sesi penuh selama 20 hari perdagangan yang sebesar 6,48 miliar saham.

Rabu, 23 Oktober 2019

Equity World | Harga Emas Dunia Kembali Menguat Malam Ini, Tapi....

Equity World | Harga Emas Dunia Kembali Menguat Malam Ini, Tapi....

Equity World | Harga emas menguat memasuki perdagangan sesi Amerika Serikat (AS) Rabu (23/10/19), melanjutkan penguatan Selasa kemarin.

Pada pukul 20:56 WIB, emas diperdagangkan di kisaran US$ 1.495,29/troy ons di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sementara pada Selasa kemarin menguat 0,23%.

Penguatan emas pada hari ini dipicu tarik ulurnya proses perceraian Inggris dengan Uni Eropa atau yang dikenal dengan Brexit.

Perkembangan terakhir Parlemen Inggris menolak keinginan Perdana Menteri (PM) Johnson untuk mempercepat proses legislasi Brexit.
PM Johnson kini dikabarkan akan mendorong diadakan Pemilu sebelum Natal, tetapi tentunya harus mendapat penundaan deadline Brexit terlebih dahulu dari Uni Eropa.

Akibat tarik ulur tersebut sebagian bursa saham Eropa melemah. Bervariasinya bursa saham Eropa disusul bursa saham AS akibat beberapa laporan laba rugi emiten yang mengecewakan.

Pergerakan bursa saham Eropa dan AS hari ini menunjukkan sentimen pelaku pasar tidak terlalu bagus, yang menjadi sentimen positif bagi emas.

Namun, penguatan emas sepertinya masih sulit untuk terus berlanjut.

Emas terindikasi kurang menarik lagi bagi para pelaku pasar setelah menguat tajam pada Juni sampai Agustus lalu. Pada periode itu, logam mulia ini mencatat kenaikan sekitar 16% dan mencapai level tertinggi enam tahun.

Namun setelahnya emas mulai mengendur. Kenaikan 16% dalam tiga bulan mungkin terlihat sedikit berlebihan, sehingga pelaku pasar melihat harga emas sudah cukup mahal. Perlu momentum yang besar akan harga emas bisa melaju naik lagi.

Tanda emas mulai ditinggalkan sebagai aset investasi adalah turunnya posisi bullish, artinya investor yang memegang posisi beli emas sudah mulai berkurang. Berdasarkan laporan CNBC International, hedge fund dan money manager sudah mengurangi posisi bullish dalam kontrak emas dan perak di Comex.

Selain itu data dari Commodity Futures Trading Commission's (CFTC) menunjukkan posisi net buy emas pada pekan lalu turun menjadi 253.000 kontrak dari sebelumnya 275.600 kontrak di bursa berjangka Chicago dan New York.


Equity World

Kinerja Keuangan Bikin Gemetar, Wall Street Bakal Merah Lagi | Equity World




Satu tanda lagi, total holding aset di SPDR Gold Trust, ETF berbasis emas fisik terbesar dunia, juga menunjukkan penurunan. Pada Selasa pekan lalu, Reuters melaporkan holding di SPDR Gold Trust menurun sebesar 0,22% menjadi 919,66 ton.

Penurunan-penurunan tersebut bisa jadi sinyal awal emas akan ditinggalkan oleh pelaku pasar, apalagi jika AS-China akhirnya menandatangani kesepakatan dagang, dan pertumbuhan ekonomi global akhirnya membaik serta menghilangnya ancaman resesi.

Untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi global membaik tentunya perlu waktu cukup lama, apalagi sampai saat ini AS-China belum menandatangani kesepakatan dagang. Sehingga penggerak emas dalam beberapa pekan ke depan adalah pengumuman kebijakan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) di akhir bulan ini.

Berdasarkan data FedWacth milik CME Group, pada pukul 20:25 WIB pelaku pasar melihat probabilitas sebesar 93,5% The Fed akan memangkas suku bunga 25 basis poin (bps) menjadi 1,5-1,75% pada 30 Oktober (31 Oktober dini hari WIB).

Probabilitas tersebut tinggi, yang menunjukkan pelaung suku bunga dipangkas cukup besar, akibatnya dolar AS melemah. Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar, bahkan menyentuh level terlemah dua bulan pada pekan lalu.

Peluang The Fed memangkas suku bunga dan dolar yang lemah seharusnya bisa menjadi sentimen positif bagi emas. Tapi nyatanya emas masih belum sanggup menyentuh level psikologis US$ 1.500/troy ons hingga hari ini.

Equity World | Wall Street Dibuka Variatif Sambut Rilis Kinerja Emiten

Equity World | Wall Street Dibuka Variatif Sambut Rilis Kinerja Emiten

Equity World | Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka sedikit menguat pada Selasa (22/10/2019) setelah investor mencari alasan untuk berburu saham dengan mengacu pada kinerja keuangan emiten di Wall Street.

Indeks Dow Jones Industrial Average (Dow Jones) menguat 10 poin (0,04%) pada pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB), dan 20 menit kemudian berbalik melemah 8,35 poin (-0,03%) ke 26.819,29. Indeks Nasdaq naik 27,19 poin (0,32%) ke 8.189,43 sementara indeks S&P 500 bertambah 5,6 poin (0,18%) ke 3.01,82.

"Saya rasa terlalu jelas bahwa pasar berharap indeks S&P 500 akan mencapai level tertinggi barunya tetapi ada banyak risiko yang membayangi pasar seperti laba bersih yang meleset dari perkiraan," tutur pendiri Thrasher Analytics Andrew Thrasher dalam laporan risetnya, sebagaimana dikutip CNBC International.

Saham United Technologies meroket lebih dari 1% setelah capaian laba bersihnya melampaui ekspektasi analis. Saham Procter & Gamble juga naik 4,1% setelah kinerjanya melampaui perkiraan pasar.

Namun, saham McDonald's terperosok 3,3% setelah kinerjanya per kuartal III-2019 tercatat di bawah ekspektasi pasar. Penjualan di gerai yang sama tumbuh 4,8% atau di bawah proyeksi StreetAccount sebesar 5,1%.

Equity World


Ikuti Jejak Wall Street, Bursa Saham Asia Terkapar | Equity World




Sejauh ini, baru 19% emiten konstituen S&P 500 yang telah merilis neraca keuangannya. Dari angka itu, 80% di antaranya mengalahkan ekspektasi pasar. Texas Instruments, Chipotle Mexican Grill dan Snap dijadwalkan merilis neraca keuangan mereka setelah penutupan pasar.

Investor juga positif prospek perdagangan global setelah Wakil Menteri Luar Negeri China mengatakan bahwa Beijing dan Washington telah mencapai beberapa kemajuan dalam negosiasi perdagangan kedua raksasa ekonomi dunia tersebut.

Komentar tersebut mengemuka kurang dari 24 jam setelah Presiden AS Donald Trump menunjukkan nada optimistis mengenai prospek perjanjian dagang yang akan digelar pada pertengahan bulan depan.

Selasa, 22 Oktober 2019

Equity World | Saham Asia Mengikuti Wall Street Di Tengah Sentimen Positif Perdagangan

Equity World | Saham Asia Mengikuti Wall Street Di Tengah Sentimen Positif Perdagangan

Equity World | Meningkatnya ekspektasi kesepakatan perdagangan AS-China, yang didukung oleh seruan kemajuan dari kedua ekonomi, memberikan sedikit ruang bagi investor Asia untuk meragukan rekan-rekan global mereka. Akibatnya, indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik non-Jepang sebagian besar tetap positif dengan kenaikan 0,30% sedangkan Nikkei Jepang menggambarkan manfaat 0,25% untuk pembeli saat menuju ke sesi Eropa pada hari ini.

Perlu dicatat bahwa semua indeks utama Wall Street, yaitu SP500, DJI30 dan NASDAQ ditutup di wilayah positif pada hari Senin setelah sinyal perdagangan dari Amerika Serikat (AS) meningkatkan harapan kesepakatan dengan China pada November, juga mengurangi peluang bulan Desember Kenaikan tarif AS pada barang-barang China.

Indeks ekuitas utama di China, Hong Kong, Australia, dan Selandia Baru mempertahankan nada optimis tetapi SENSEX India menentang tren tersebut karena raksasa Teknologi Informasi (TI) mengatakan menerima keluhan pengaduan pelapor anonim.

Imbal hasil treasury AS 10 tahun melanjutkan kenaikan sebelumnya di atas 1,8% pada saat ini.



Equity World

Ditopang Sentimen dari China, Bursa Asia Menguat | Equity World



Selama Selasa pagi, perwakilan China juga melewati batas dan melihat sebagian besar positif. Namun, berita terbaru dari NIKKEI menunjukkan bahwa negara naga itu meminta sanksi US $ 2,4 miliar pada AS dari Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Selanjutnya, hasil pemilihan Kanada secara bertahap keluar dengan Perdana Menteri (PM) Justin Trudeau Liberals kemungkinan akan memegang kekuasaan. Padahal, mereka mungkin harus berkompromi dengan mayoritas.

Di tempat lain, berita utama Brexit sedikit, belum lagi negatif, tetapi gagal menentang sentimen pasar yang mendukung kesepakatan PM.
Sementara Survei Outlook Bisnis Bank Kanada, Penjualan Eceran Kanada, dan data lapis kedua dari AS adalah satu-satunya yang menghiasi kalender ekonomi, investor akan mengawasi berita utama perdagangan/Brexit untuk dorongan baru.

Senin, 21 Oktober 2019

Equity World | Saham Asia Bergerak Fluktuatif Ditengah Ketidakpastian Brexit

Equity World | Saham Asia Bergerak Fluktuatif Ditengah Ketidakpastian Brexit


Equity World | Pada hari Senin 21 Oktober 2019, Bursa saham Asia diperdagangan beragam di tengah ketidakpastian tentang keluarnya Inggris dari Uni Eropa dan konflik perdagangan yang sedang berlangsung antara AS dan China.

Indeks Nikkei 225 naik hampir 0,3% pada awal perdagangan, Indeks Kospi menguat 0,2%, untuk Indeks Hang Seng naik tipis hanya 0,3%, Indeks S&P 200 melemah 0,1%, sedangkan Indeks Shanghai merosot 0,1% dan Saham di Asia Tenggara lainnya bergerak beragam.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson sedang berusaha untuk memenangkan anggota parlemen yang memberontak guna memenuhi batas waktu Brexit pada 31 Oktober untuk keluarnya Inggris dari 28 negara Uni Eropa.


Equity World



"Drama" Kabinet Bikin IHSG Tutup di Zona Hijau Hari Ini | Equity World


Pemungutan suara  akan berakhir pada akhir pecan nanti dengan amandemen yang menunda kesepakatan yang diusulkan, sehingga situasi menjadi tidak pasti. Dan para pejabat UE belum menanggapi permintaan Johnson yang enggan untuk memperpanjang batas waktu Brexit di akhir bulan nanti.

Sementara itu, Jepang melaporkan bahwa ekspornya anjlok 5,2% dari tahun sebelumnya pada bulan September dan untuk impor juga mengalami penurunan sebesar 1,5%. Defisit yang dihasilkan dari 123 miliar yen ($1,1 miliar) dan mencerminkan nilai ekspor yang lemah ke Cina, Korea Selatan dan negara-negara Asia lainnya.

Ketidakpastian tentang konflik antara AS dan China telah mengguncang pasar, sehingga investor fokus pada laporan pendapatan perusahaan dan masih mencari info tentang dampak perang perdagangan antara AS dan China terhadap laba perusahaan dan ekonomi yang lebih luas.

Jumat, 18 Oktober 2019

Equity World | Brexit Deal, Wall Street Ditutup Ceria

Equity World | Brexit Deal, Wall Street Ditutup Ceria

Equity World | Wall Street ditutup menguat seiring dicapainya kesepakatan baru antara Inggris dan Uni Eropa soal Brexit. Analis menyambut berita di benua biru tersebut, khususnya terkait masalah perbatasan antara Irlandia Utara dan Republik Irlandia.

Dow Jones ditutup naik 0,1% menjadi 27.025,88. Sedangkan S&P 500 naik 0,3% menjadi 2.997,95 sementara Nasdaq naik 0,4% ke 8,156,85.


Equity World


Saham Asia Berkonsolidasi Setelah Data China dan Kekhawatiran Perdagangan/Brexit | Equity World



Meskipun ada keraguan tentang prospek kesepakatan, terutama dari oposisi Partai Unionist Demokrat Irlandia Utara, pengamat mengatakan ada prospek yang sudah dicapai.

"Ini benar-benar tanda tanya dari kemajuan yang pernah kami alami dalam beberapa waktu," katanya dikutip dari AFP.

Kamis, 17 Oktober 2019

Equity World | Rekomendasi Saham dan Pergerakan IHSG Hari Ini, 17 Oktober 2019

Equity World | Rekomendasi Saham dan Pergerakan IHSG Hari Ini, 17 Oktober 2019

Equity World | Setelah menguat selama 4 hari berturut-turut, indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Kamis (17/10/2019), diprediksi terkoreksi karena aksi profit taking pelaku pasar dan mengikuti penurunan saham-saham AS dan Eropa.

Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Chistoper mengatakan bahwa pada perdagangan kemarin indeks ditutup menguat seiring dengan penguatan di Asia serta antisipasi investor menjelang rilis laporan keuangan kuartal III/2019.

Namun, untuk hari ini, IHSG diperkirakan memerah yang terlihat dari candlestick membentuk doji di sekitar resistance moving average yang mengindikasikan rentang penguatan mulai terbatas. “Indikator stochastic mulai menyempit, diperkirakan akan ada profit taking dalam jangka pendek,” katanya.

Dennies memperkirakan titik support berada di rentang 6.126 hingga 6.148. Kemudian, titik resistance akan berada di kisaran 6.188 hingga 6.206.

Ia merekomendasikan untuk mencermati saham beberapa emiten, yaitu WIKA dengan target harga Rp1.980—Rp2.020, CTRA dengan target harga Rp1.220—Rp1.240, dan BBNI dengan target harga Rp7.300—Rp7.400.

Equity World

Bursa Asia Fluktuatif, IHSG Menguat 0,13 Persen di Jeda Siang | Equity World


Di sisi lain, tiga indeks saham utama di bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) berakhir terkoreksi pada perdagangan Rabu (16/10), akibat terbebani data ekonomi AS yang lemah dan ketegangan geopolitik.

Kedua hal tersebut mendorong pelaku pasar menjauh dari pasar ekuitas, meskipun serangkaian laporan kinerja keuangan perusahaan untuk kuartal ketiga secara umum tampak positif.

Berdasarkan data Reuters, indeks S&P 500 ditutup turun 0,2 persen di level 2.989,69, indeks Nasdaq Composite melemah 0,3 persen ke level 8.124,18, dan indeks Dow Jones Industrial Average berakhir turun tipis 0,08 persen di posisi 27.001,98.

Rabu, 16 Oktober 2019

Equity World | Rekomendasi Saham dan Pergerakan IHSG Hari Ini, 16 Oktober 2019

Equity World | Rekomendasi Saham dan Pergerakan IHSG Hari Ini, 16 Oktober 2019

Equity World | Indeks harga saham gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,2 persen atau 12,4 poin di posisi 6.170,56 pada Rabu (16/10/2019).

Sementara itu, mayoritas bursa saham lainnya di Asia juga menguat, di antaranya indeks Topix dan Nikkei 225 yang naik masing-masing 0,9 persen dan 1,37 persen.

Tenaga penopang kenaikan IHSG diperkirakan masih cukup kuat sehingga bakal mendorong saham-saham di Bursa Efek Indonesia menghijau pada pada perdagangan hari ini.

Kepala Riset Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi mengatakan ada potensi IHSG akan melanjutkan penguatan dan cukup berpeluang besar menuju target selanjutnya pada area moving average 50 hari yang berada di level 6.220. “Kami perkirakan IHSG akan bergerak melanjutkan penguatannya dengan support resistance 6.130-6.220,” katanya.
Equity World


Harga emas naik 0,16% di level US$ 1.483,40 per ons troi | Equity World

Ia merekomendasikan beberapa saham yang dapat dicermati investor yaitu WSBP, WTON, MAIN, BRPT, SMBR, HMSP, UNVR, BBNI, BBTN, PGAS, SRIL, IMAS, ADRO, INDY, WSKT, PTPP, ADHI, LPKR, UNTR, dan SCMA.

Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christopher mengatakan IHSG akan menguji level resistance 6.173 – 6.185, sedangkan area support ada di level 6.105 – 6.131.

Dennies pun merekomendasikan hold saham MEDC, PTBA, dan BBNI. Selain itu, saham WIKA direkomendasikan beli dan jual saham INCO.

Selasa, 15 Oktober 2019

Equity World | Trade War: Bursa Asia Euforia, Wall Street Justru Was-Was

Equity World | Trade War: Bursa Asia Euforia, Wall Street Justru Was-Was

Equity World | Kemarin (14/10/2019), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik. Hal serupa juga terjadi pada bursa lain di kawasan Asia.

IHSG kembali finish di zona hijau dengan penguatan sebesar 0,35%. Indeks bursa Taiwan menjadi jawara pada periode perdagangan Senin kemarin dengan apresiasi sebesar 1.63%. Sementara itu indeks bursa China dan Thailand bertengger di posisi runner up dengan kenaikan sebesar 1.15%. Rata-rata penguatan 11 indeks bursa Asia adalah 0.8%.

IHSG dibuka menguat dan menyentuh titik tertingginya secara intraday di level 6.153,578 di awal perdagangan. Walau sempat melemah pada sesi kedua perdagangan, akhirnya IHSG ditutup naik 0,35% ke level 6.126,377. Hijaunya IHSG di detik-detik terakhir ditopang oleh penguatan saham-saham di sektor industri dasar dan kimia yang terangkat 1,82% disusul oleh saham sektor manufaktur yang naik 0.82%.

Saham-saham di sektor pertanian, pertambangan, aneka industri, properti dan juga infrastruktur, utilitas dan transportasi masing-masing mengalami koreksi. Koreksi terdalam dialami oleh saham-saham yang berada di sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi yang anjlok hingga 0,74%.


Equity World



Saham Asia Diperdagangkan Beragam Di Tengah Kurangnya Arah Yang Jelas, Nada Risiko Membebani | Equity World


Asing mencatatkan jual bersih/net sell sebesar Rp. 383,95 miliar pada perdagangan Senin (14/10/2019). Namun secara year to date, asing masih mencatatkan beli bersih/net buy sebesar Rp. 50,3 triliun. Sementara itu investor domestik justru mencatatkan aksi beli bersih sebesar Rp. 384 miliar pada perdagangan kemarin.

Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami depresiasi 0,08%. Pelemahan terhadap dolar juga diikuti oleh beberapa mata uang Asia lainnya seperti Malaysia yang terkoreksi 0,05%, Won Negeri Ginseng yang jatuh 0,1%, Rupee India amblas 0,44% serta dolar Hong Kong yang turun 0,02%.

Beberapa mata uang Benua Kuning yang menguat terhadap dolar pada perdagangan kemarin antara lain, Yuan China, Peso Filiphina, Dolar Singapura dan Taiwan, serta Baht Thailand. Mata uang Negeri Panda menjadi jawara di kawasan Asia dengan penguatan 0,33%.

Menguatnya bursa Asia terutama dipicu oleh euforia tensi dagang yang mulai mengendur antara dua raksasa ekonomi dunia AS-China. Pada pekan lalu tepatnya tanggal 10-11 Oktober, dialog negosiasi dagang kedua negara diselenggarakan di Washington DC dan mencapai kemajuan yang substansial setelah ketegangan terjadi 15 bulan terakhir akibat saling serang lewat kenaikan tarif (tit for tat).

Senin, 14 Oktober 2019

Equity World | Bursa Saham Asia Dibuka Menguat Ditopang Angin Segar dari Pertemuan AS-China

Equity World | Bursa Saham Asia Dibuka Menguat Ditopang Angin Segar dari Pertemuan AS-China

Equity World | Bursa saham Asia bergerak menguat pada perdagangan awal pekan ini. Hal ini ditandai dengan adanya kemajuan mengenai perang dagang AS-China.

Melansir Reuters, Senin (14/10/2019), pasar saham Jepang awal pekan ini tidak ada perdagangan karena adanya libur di negara sakura tersebut. Sementara itu, Indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik selain Jepang naik tipis 0,5%.

Sementara itu, untuk indeks utama Australia naik 0,9%. Sedangkan bursa saham Korea Selatan (KOSPI) naik 1,3%.

Sentimen penguatan tersebut dikarenakan Presiden Donald Trump mengatakan fase pertama dari kesepakatan untuk mengakhiri perang dagang dengan China. Selain itu, menunda kenaikan tarif, meskipun para pejabat di kedua belah pihak mengatakan bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan.

Kesepakatan yang muncul, yang mencakup pertanian, mata uang dan beberapa aspek perlindungan kekayaan intelektual, akan mewakili langkah terbesar oleh kedua negara dalam 15 bulan.

Equity World


AS-China Kasmaran, Bursa Saham Asia Kompak Melaju | Equity World


"Substansi ini lebih sesuai dengan perpanjangan gencatan senjata - meskipun itu yang terbaik yang bisa diharapkan pasar," kata Tapas Strickland, seorang direktur ekonomi dan pasar di National Australia Bank.

"Namun, tidak mungkin 'kesepakatan parsial' akan berbuat banyak untuk memberikan kepastian kepada investasi perusahaan dan merekrut keputusan di AS atau di tempat lain," tambahnya.

Dengan demikian, lanjutnya, kemungkinan ketidakpastian global masih akan membebani perekonomian. Namun, masih ada penangkal tekanan tersebut, yaitu pemangkasan suku bunga AS. Diprediksi bahwa 72% peluang Federal Reserve akan memangkas suku bunganya pada pertemuan di akhir bulan ini.

Kamis, 10 Oktober 2019

PT Equityworld | AS-Tiongkok Bahas Perdagangan, Wall Street Kokoh

PT Equityworld | AS-Tiongkok Bahas Perdagangan, Wall Street Kokoh

PT Equityworld | Bursa saham Amerika Serikat (AS) melonjak pada Kamis waktu setempat (Jumat WIB), di tengah putaran baru pembicaraan perdagangan antara Tiongkok dan Amerika Serikat (AS). Negosiasi dagang ini menjadi penting bagi kedua negara dengan harapan mencapai kata sepakat yang nantinya bisa menghentikan perang dagang.

Mengutip Xinhua, Jumat, 11 Oktober 2019, indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 150,66 poin atau 0,57 persen menjadi 26.496,67. Sedangkan S&P 500 meningkat sebanyak 18,73 poin atau 0,64 persen menjadi 2.938,13. Sementara indeks Komposit Nasdaq naik 47,04 poin, atau 0,60 persen, menjadi 7.950,78.

Sepuluh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir lebih tinggi, dengan sektor energi dan keuangan masing-masing naik 1,28 persen dan 1,02 persen, memimpin para pemenang. Sedangkan utilitas turun 0,12 persen, satu-satunya penurunan di antara kelompok.

Tiongkok dan Amerika Serikat pada Kamis waktu setempat (Jumat WIB) memulai babak baru konsultasi tingkat tinggi di Washington untuk mengatasi perbedaan mereka dalam masalah ekonomi dan perdagangan yang luar biasa. Putaran konsultasi ekonomi dan perdagangan tingkat tinggi ini dijadwalkan Kamis dan Jumat.


PT Equityworld


Deal or No Deal: Ini (Bukan) Pertarungan Terakhir AS-China | PT Equityworld

"Pedagang kemungkinan akan tergantung pada setiap pernyataan, atau laporan yang berkaitan dengan pembicaraan," ungkap analis Zacks Investment Research dalam sebuah catatan.

Sementara itu, Departemen Tenaga Kerja AS mengungkapkan, untuk pekan yang berakhir 5 Oktober, data klaim pengangguran awal AS, cara kasar untuk mengukur PHK, turun sebanyak 10 ribu hingga 210 ribu. Ekonom yang disurvei oleh MarketWatch memperkirakan klaim baru akan mencapai total 220 ribu yang disesuaikan secara musiman.

Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan indeks harga konsumen AS untuk semua konsumen perkotaan datar pada September. Kondisi itu terjadi karena kenaikan indeks untuk tempat tinggal dan makanan diimbangi oleh penurunan indeks pada energi dan mobil dan truk bekas.

Rabu, 09 Oktober 2019

Equityworld Futures | IHSG Diramal Menguat, Ini Deretan Saham Layak Beli

Equityworld Futures | IHSG Diramal Menguat, Ini Deretan Saham Layak Beli

Equityworld Futures | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak menguat pada perdagangan saham Kamis (10/10).

Analis PT Artha Sekuritas, Dennies Christoper Jordan memproyeksi indeks hanya mampu untuk menguat terbatas di pasar saham hari ini.

Dari sisi global, sentimen indeks dipengaruhi oleh Pemerintah China yang mengisyaratkan tidak akan mengikuti kemauan Amerika Serikat terkait negosiasi dagang.

Selain itu, investor menilai kembali sejumlah tantangan potensial untuk menjalin pembicaraan perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia.

Dari dalam negeri, pihaknya melihat masih minim sentimen yang mampu menopang IHSG. Sebab itu, dia memperkirakan indeks akan berada di rentang 6.015-6.062.


Equityworld Futures


Wall Street Berakhir Naik di Tengah Rilis Laporan The Fed  | Equityworld Futures



Senada, Analis PT Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengungkapkan dari sisi teknikal, IHSG berpeluang menguat pada kisaran 5.988-6.077.

"Pola bullish harami mengindikasikan adanya potensi penguatan," ujarnya.

Sejumlah saham laik beli untuk hari ini menurutnya ialah saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI).

Sementara itu, Dennies merekomendasikan saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan target harga 2.300-2.350 dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dengan target harga 3.750-3.800.

Equityworld Futures | Bursa Asia Catat Penurunan Terbesar Sepekan, IHSG Melemah Siang Ini

Equityworld Futures | Bursa Asia Catat Penurunan Terbesar Sepekan, IHSG Melemah Siang Ini

Equityworld Futures | Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Rabu (9/10/2019), bersama mayoritas bursa saham di Asia.

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melemah 0,27 persen atau 16,08 poin ke level 6.023,52 pada akhir sesi I dari level penutupan sebelumnya. Pada perdagangan Selasa (8/10), IHSG berakhir di level 6.039,6 dengan penguatan 0,65 persen atau 39,02 poin.

Indeks mulai tergelincir dari penguatannya ketika dibuka turun 0,15 persen atau 9,14 poin di posisi 6.030,46 pada Rabu (9/10) pagi. Sepanjang perdagangan sesi I, IHSG bergerak di level 6.021,36 – 6.047,79.

Enam dari sembilan sektor menetap di zona merah pada akhir sesi I, dipimpin industri dasar (-1,12 persen) dan barang konsumen (-1,01 persen). Tiga sektor lainnya menetap di wilayah positif, dipimpin pertanian yang menguat 1,67 persen.

Sebanyak 184 saham menguat, 171 saham melemah, dan 301 saham stagnan dari 656 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.

Saham PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang masing-masing turun 1,86 persen dan 0,49 persen menjadi penekan utama pergerakan IHSG.

Indeks saham lainnya di Asia rata-rata ikut bergerak negatif, di antaranya indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang yang masing-masing turun 0,45 persen dan 0,70 persen.

Di China, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 masing-masing terkoreksi 0,12 persen dan 0,31 persen. Adapun indeks Hang Seng Hong Kong melemah 0,71 persen pada akhir sesi I.

Dilansir dari Reuters, bursa Asia mencatat penurunan terbesar dalam sepekan pada perdagangan siang ini, seiring dengan memanasnya tensi perdagangan antara Amerika Serikat dan China yang membebani pertumbuhan ekonomi global.

Berdasarkan data Reuters, indeks MSCI Asia Pacific selain Jepang melemah 0,61 persen.

Pemerintah AS memberlakukan pembatasan visa bagi pejabat pemerintah dan pejabat Partai Komunis China yang diduga bertanggung jawab atas penahanan atau pelanggaran HAM atas muslim di Provinsi Xinjiang, menurut Departemen Luar Negeri AS.

Menlu AS Mike Pompeo mengatakan keputusan itu merujuk pada keputusan Departemen Perdagangan pada Senin atas tambahan 28 perusahaan maupun organisasi China yang masuk ‘daftar hitam’, termasuk perusahaan video pemantau Hikvision.

Selama lebih dari satu tahun belakangan, pemerintah AS dan China telah terlibat dalam perselisihan perdagangan yang meluas dari sekadara kebijakan perdagangan,

Langkah terbaru pemerintah AS mengancam akan menggagalkan negosiasi perdagangan tingkat tinggi pekan ini sekaligus mendorong investor menghindari aset-aset berisiko.

"Pasar saham masih berusaha memperhitungkan perlambatan pertumbuhan global," ujar Kiyoshi Ishigane, chief fund manager di Mitsubishi UFJ Kokusai Asset Management Co.,Tokyo.

"Perselisihan antara Amerika Serikat dan Cina tidak menunjukkan tanda-tanda berakhir. Kita kehilangan kepercayaan pada ekonomi AS. Ada lebih banyak ketidakpastian tentang ke mana arah The Fed sebenarnya,” tambahnya.


Equityworld Futures


Bursa Asia Terguncang Hebat, Saham. . . . Justru Kokoh Bukan Main! | Equityworld Futures


Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 melemah 0,37 persen atau 1,95 poin ke level 518,66, sedangkan indeks saham syariah Jakarta Islamic Index melemah 0,50 persen atau 3,33 poin ke posisi 666,09 pada akhir sesi I.

Sementara itu, nilai tukar rupiah terpantau melemah 16 poin atau 0,11 persen ke level Rp14.178 per dolar AS pada pukul 11.33 WIB.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) merilis survei penjualan eceran pada Agustus 2019 tumbuh melambat hingga berimbas pada penurunan penjualan pada kuartal III/2019.

Melalui survei yang diterima Bisnis.com, Rabu (9/10/2019), hasil ini tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Agustus 2019 yang tumbuh 1,1 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan IPR Juli 2019 sebesar 2,4 persen (yoy).

Survei ini menyimpulkan penjualan eceran pada kuartal III/2019 tumbuh melambat sebesar 1,8 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan kuartal II/2019 sebesar 4,2 persen (yoy), dan pada kuartal III/2018 tercatat 4,6 persen (yoy).

Selasa, 08 Oktober 2019

Equityworld Futures | Waduh! Perundingan AS-China Belum Mulai, Harga Emas Sudah KO

Equityworld Futures | Waduh! Perundingan AS-China Belum Mulai, Harga Emas Sudah KO

Equityworld Futures | Harga emas dunia melemah di pasar spot pada perdagangan Selasa (8/10/19), melanjutkan pelemahan Senin kemari. Perundingan dagang Amerika Serikat (AS) dengan China yang rencananya digelar pada 10-11 Oktober di Washington menjadi penekan utama harga emas.

Pada pukul 13:41 WIB, emas melemah 0,21% ke level US$ 1.490,28/troy ons di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sementara Senin kemarin logam mulia ini melemah 0,73%.

Harapan akan adanya kesepakatan dagang dari perundingan kali ini sangat tinggi. Setahun lebih perekonomian global mengalami tekanan akibat perang dagang kedua negara hingga pertumbuhan ekonomi melambat, bahkan muncul ancaman resesi di beberapa negara.

Perang dagang tersebut menjadi salah satu faktor utama yang membuat harga emas "terbang tinggi" di tahun ini. Maka tidak salah jika nantinya AS-China mencapai deal dagang, emas berpotensi besar jeblok kembali.

Namun yang jadi masalah, tidak ada yang bisa memastikan perundingan kali ini akan ada hasil yang positif. Apalagi China dikabarkan ingin mencapai kesepakatan dagang sepenuhnya dengan AS, sesuatu hal yang sepertinya sulit untuk disetujui Presiden AS Donald Trump.

"Suasana batin pasar secara keseluruhan kembali melemah hari ini menyusul berita para pejabat China ingin kesepakatan dagang penuh dengan AS" kata Shaun Osborne, kepala strategis pasar di Scotiabank Toronto dalam sebuah catatan, sebagaimana dilansir CNBC International Senin waktu setempat.

Hal senada juga diungkapkan oleh Marc-Andre Fongern, strategis di MAF Global Forex di Frankfurt, yang mengatakan kesepakatan dagang antara AS-China sepertinya masih jauh.

Jika kesepakatan dagang AS-China masih diragukan, seharusnya emas bisa menguat kembali. Tetapi dolar AS yang masih cukup perkasa memberikan juga memberikan tekanan bagi emas.
Equityworld Futures

Kemarin 'Mager', Hari Ini Emas Antam Turun Goceng per gram | Equityworld Futures


Mata Uang Paman Sam mulai perkasa kembali setelah pada hari Jumat pekan lalu Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan tingkat pengangguran berada di level terendah dalam 50 tahun terakhir. Pasar tenaga kerja merupakan salah satu acuan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk menetapkan suku bunga.

Jika pasar tenaga kerja kuat, maka The Fed punya satu "alasan" untuk tidak menurunkan suku bunga.

Rilis notula The Fed di pekan ini akan memberikan gambaran arah kebijakan moneter The Fed ke depannya.

Notula tersebut merupakan catatan-catatan yang mendetail yang terjadi di ruang meeting The Fed saat memutuskan memangkas suku bunga 25 basis poin (bps) menjadi 1,75-2% pada 19 September lalu.

Kala itu para anggota pembuat kebijakan atau Federal Open Market Committee (FOMC) memiliki pendapat yang berbeda-beda terkait pemangkasan suku bunga saat itu, dan panduan suku bunga di masa yang akan datang.

Kesimpulan dari hasil rapat kebijakan moneter The Fed, suku bunga dipangkas tetapi bank sentral paling powerful di dunia tersebut tidak terlalu dovish.

Senin, 07 Oktober 2019

Equityworld Futures | Wall Street Dibuka Menguat Sambut Rilis Data Tenaga Kerja AS

Equityworld Futures | Wall Street Dibuka Menguat Sambut Rilis Data Tenaga Kerja AS

Equityworld Futures | Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka menguat pada perdagangan Jumat (4/10/2019) menyusul rilis data tenaga kerja terbaru Negara Adidaya tersebut.

Indeks Dow Jones Industrial Average (Dow Jones) menguat 150 poin (0,6%) pada pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB), dan relatif bertahan 20 menit kemudian dengan kenaikan 147,15 poin (0,56%) ke 26.348,19. Indeks Nasdaq tumbuh 0,51% (40 poin) ke 7.912,8 sementara indeks S&P 500 naik 15,57 poin (0,53%) ke 2.925,92.

Biro Statistik Ketenagakerjaan AS pada Jumat melaporkan bahwa ada 136.000 slip gaji baru pada September, atau sedikit di bawah polling Dow Jones yang mengekspektasikan ada tambahan 145.000 slip gaji baru.

Angka pengangguran anjlok ke posisi terendahnya dalam 50 tahun, menjadi 3,5%, tetapi pertumbuhan besaran gaji di AS bulan lalu tumbuh dengan laju yang melemah. Akibatnya, imbal hasil (yield) SUN AS tenor 10 tahun menguat ke 1,55%, sebelum terkoreksi lagi ke 1,53%.

Equityworld Futures


Data Pekerjaan AS Bikin Wall Street Hijau, Bagaimana Esok? | Equityworld Futures


"Ini masih memberikan ruang bagi The Federal Reserve untuk memangkas suku bunga. Ini benar-benar sentimen yang tak terlalu panas dan tak terlalu dingin bagi pasar," tutur Steve Grasso, Direktur Penjualan Stuart Frankel, dalam program "Squawk Box" CNBC International.

Bank sentral AS diekspektasikan memangkas suku bunga acuan pada pertemuan akhir Oktober ini. Piranti FedWatch milik CME Group mencatat pertaruhan akan pemangkasan suku bunga AS sebesar 25 basis-poin berada di level 79%.

Pertaruhan akan pemangkasan suku bunga acuan tersebut semakin meningkat setelah kemarin AS merilis data Purchasing Manager Index (PMI) sektor jasa yang cenderung mengecewakan. Tidak heran, pelaku pasar AS menanti pidato pejabat The Fed Jumat sore ini, termasuk Gubernur The Fed Jerome Powell dan Presiden Fed Boston Eric Rosengren.

Kamis, 03 Oktober 2019

PT Equityworld | Wall Street merosot setelah data sektor jasa lebih lemah dari yang diperkirakan

PT Equityworld | Wall Street merosot setelah data sektor jasa lebih lemah dari yang diperkirakan

PT Equityworld | Wall Street merosot pada awal perdagangan, Kamis (3/10) setelah data menunjukkan bahwa aktivitas bisnis melambat pada bulan September 2019 ke level terendah dalam tiga tahun, indikator ekonomi terbaru menunjukkan penurunan tajam di Amerika Serikat (AS).

Mengutip Reuters, pada pukul 10.02 waktu setempat, Indeks Dow Jones Industrial Average turun 232 poin atau 0,89% ke level 25.846,62. Indeks S&P 500 turun 21,15 poin atau 0,73% menjadi 2.866,46 dan Indeks Nasdaq Composite turun 62,66 poin atau 0,80% menjadi 7.722,59.

Penurunan data aktivitas bisnis ini memperpanjang penurunan Wall Street dan membuat investor melarikan dana mereka ke aset safe haven.

Meskipun penurunan aktivitas bisnis ini tidak menandakan bahwa sektor jasa AS mengalami kontraksi, tapi indeks aktivitas non manufaktur ISM yang diawasi ketat jauh lebih rendah daripada yang diperkirakan para analis.


PT Equityworld


Diterpa Isu Resesi & Perang Dagang, Wall Street Loyo  | PT Equityworld


Hal ini turut meningkatkan kekhawatiran bahwa perang dagang antara AS dan China dapat mendorong ekonomi global dalam resesi.

Indeks saham MSCI di seluruh dunia MIWD00000PUS turun 0,68%, mengikuti penurunan saham Eropa karena investor khawatir penetapan tarif oleh AS terhadap barang-barang Eropa senilai US$ 7,5 miliar.

Washington akan memberlakukan tarif 10% pada rencana Airbus (AIR.PA) dan 25% bea pada anggur Prancis, wiski dan keju Irlandia dan keju dari seluruh benua sebagai hukuman atas subsidi UE ilegal untuk Airbus.

Rabu, 02 Oktober 2019

Equityworld Futures | Inilah Pemicu Kejatuhan Bursa Saham AS

Equityworld Futures | Inilah Pemicu Kejatuhan Bursa Saham AS

Equityworld Futures | Bursa saham AS turun tajam pada hari Rabu (2/10/2019), menambah awal Wall Street yang buruk ke kuartal terakhir 2019 karena investor bergulat dengan kekhawatiran resesi ekonomi.

Dow Jones Industrial Average turun 494,42 poin, atau 1,9% menjadi ditutup pada 26.078,68. Dow juga menembus di bawah MA 50-hari dan 100-hari, dua level teknis yang diawasi oleh para pedagang. S&P 500 kehilangan 1,8% menjadi 2.887,61 jatuh di bawah MA 100-hari karena sektor teknologi turun 2%. Semua 11 sektor S&P 500 turun, dengan 10 dari mereka meluncur setidaknya 1,2%.

Nasdaq Composite turun 1,6% menjadi 7.785,25 karena perusahaan teknologi besar mengikuti pasar yang lebih luas lebih rendah. Amazon, Apple dan Alphabet semua turun setidaknya 1,3%. Saham Microsoft juga turun 1,8%.

"Sekarang tampaknya jumlah waktu yang telah kami lalui dan ketidakmampuan kami untuk benar-benar mendapatkan kesepakatan perdagangan sekarang benar-benar memengaruhi pertumbuhan," kata Yousef Abbasi, direktur ekuitas institusional AS di INTL FCStone. "Mentalitas berubah dari apakah kita mendapatkan kesepakatan dagang dan bagaimana hal itu memengaruhi pertumbuhan menjadi berapa lama lagi kita harus menunggu?"

"Orang-orang sekarang tampaknya tertarik pada gagasan bahwa Anda pada dasarnya melumpuhkan komunitas perusahaan dari berinvestasi," kata Abbasi seperti mengutip cnbc.com.

Ekuitas turun pada hari kedua kuartal keempat setelah Institute for Supply Management mengatakan aktivitas manufaktur AS turun bulan lalu ke level terendah dalam lebih dari 10 tahun.

Data yang lemah mengirim indeks utama jatuh pada hari Selasa, hari pertama kuartal keempat. Dow turun lebih dari 300 poin sementara S&P 500 turun 1,2%, penurunan satu hari terbesar sejak 23 Agustus. Kerugian itu cukup untuk menghapus kenaikan Dow dan S&P 500 untuk seluruh kuartal ketiga. Kedua indeks naik 1,2% pada kuartal sebelumnya.

Equityworld Futures



Meleset dari Target Elon Musk, Penjualan Tesla Tetap Cetak Rekor | Equityworld Futures

"Pasar mungkin mendapatkan sedikit di depan itu sendiri," kata Sam Stovall, kepala strategi investasi di CFRA Research. "Kita harus diingatkan bahwa manufaktur mewakili sekitar 10% dari perekonomian kita sementara jasa mewakili sekitar 90%. Sisi layanan sangat dalam mode ekspansi."

"Anda tidak bisa mengabaikan ini, tetapi Anda harus mengambilnya dengan sebutir garam," tambah Stovall.

Nicholas Colas, salah satu pendiri DataTrek Research, mengatakan pasar akan "ingin melihat kemajuan nyata" dari pembicaraan perdagangan AS-China mendatang setelah data yang mengecewakan. "Pasar akan mencari komentar positif dari kedua belah pihak yang masuk ke pertemuan ini dan langkah nyata menuju kesepakatan segera setelah itu," katanya dalam sebuah catatan.

Pejabat China dan AS dijadwalkan bertemu di Washington minggu depan. Kedua belah pihak telah berperang sejak tahun lalu yang telah menggetarkan sentimen investor dan ekspektasi pertumbuhan ekonomi.

Rekomendasi Saham dan Pergerakan IHSG 2 Oktober 2019

Equityworld Futures | Rekomendasi Saham dan Pergerakan IHSG 2 Oktober 2019

Equityworld Futures | Pergerakan IHSG dalam perdagangan hari ini diestimasi masih dalam pelemahan.

Binaartha Sekuritas menyebutkan IHSG masih bergerak di zona negatif dalam perdagangan hari ini.

Analis Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan terlihat pola three black crows candlestick pattern yang mengindikasikan masih adanya potensi koreksi wajar pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju ke support terdekat.

Dia menjelaskan support pertama maupun kedua memiliki range pada 6.119,47 hingga 6.086,00. Sementara itu, resistance pertama maupun kedua memiliki range pada 6.196,89 hingga 6.230,33.

Berdasarkan indikator, MACD masih berada di area negatif. Sementara itu, Stochastic dan RSI bergerak ke bawah menuju ke area oversold atau jenuh jual.

Reliance Sekuritas menjelasksn IHSG mengonfirmasi break out moving average 5 hari dengan potensi menguji lower bollinger bands yang berada dikisaran support 6.100.


Equityworld Futures


Ekonomi Suram, Pasar Saham Global Tertekan | Equityworld Futures



Kepala Riset Lanjar Nafi mengatakan hal itu terjadi apabila IHSG tidak mampu whipsaw kembali diatas moving average 5 hari.

Indikator stochastic dan RSI terkonsolidasi dengan momentum yang kembali tiba pada level oversold.

"Sehingga secara teknikal kami perkirakan IHSG akan bergerak kembali berfluktuasi negatif rentan menguji support dengan support resistance 6.100-6.176," demikian menurut riset hariannya.

Saham-saham secara teknikal yang masih dapat dicermati yakni; AALI, SIMP, INKP, SMGR, TPIA, BRPT, INTP, HMSP, BBTN, PGAS, ADRO, LPCK, LPKR, SCMA, AKRA.

Selasa, 01 Oktober 2019

Equityworld Futures | Deflasi Lebih Dalam dari Ekspektasi, IHSG Semakin Merana

Equityworld Futures | Deflasi Lebih Dalam dari Ekspektasi, IHSG Semakin Merana

Equityworld Futures | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) semakin terpuruk pasca Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan angka inflasi periode September 2019.

Sepanjang bulan lalu, BPS mencatat bahwa Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,27% secara bulanan (month-on-month/MoM), sementara inflasi secara tahunan (year-on-year/YoY) berada di level 3,39%. Deflasi tersebut lebih dalam dibandingkan dengan konsensus yang dihimpun oleh CNBC Indonesia yang memproyeksikan deflasi sebesar 0,15% saja secara bulanan.

Sebelum BPS merilis angka inflasi, IHSG ditransaksikan melemah 0,08% ke level 6.163,98. Kini, koreksi IHSG sudah bertambah dalam menjadi 0,12% ke level 6.161,62.

Memang, koreksi IHSG masih terbilang minim. Namun, IHSG melemah kala seluruh bursa saham utama kawasan Asia sedang kompak ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,77%, indeks Straits Times menguat 1,06%, dan indeks Kospi terapresiasi 0,52%. Untuk diketahui, perdagangan di bursa saham China dan Hong Kong diliburkan pada hari ini, Selasa (1/10/2019), guna memperingati 70 tahun lahirnya Republik Rakyat China.

Sepanjang bulan lalu, deflasi disumbang oleh pos bahan makanan yang terkontraksi 1,97% secara bulanan. Sementara itu, pos lainnya memang menyumbang inflasi, namun tipis saja sehingga deflasi pada bulan September tetap lebih dalam dari ekspektasi.

Rilis angka inflasi periode September lantas mengonfirmasi lemahnya daya beli masyarakat Indonesia.

Equityworld Futures


AS-China Ribut-ribut Lagi, Bursa Saham Asia Berguguran | Equityworld Futures


Sebelumnya pada periode Agustus, BPS mencatat terjadi inflasi sebesar 0,12% secara bulanan, sementara inflasi secara tahunan berada di level 3,49%. Capaian tersebut berada di bawah konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia yang memperkirakan inflasi secara bulanan berada di level 0,16% dan inflasi secara tahunan berada di level 3,54%.

Untuk diketahui, tanda-tanda lemahnya daya beli masyarakat juga sudah ditunjukkan oleh indikator lain. Melansir Survei Penjualan Eceran (SPE) yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia (BI), penjualan barang-barang ritel periode Juli 2019 tercatat hanya tumbuh sebesar 2,4% secara tahunan, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada periode yang sama tahun lalu (Juli 2018) yang sebesar 2,9%.

Untuk bulan Agustus, angka sementara menunjukkan bahwa penjualan barang-barang ritel hanya tumbuh 3,7% YoY, jauh di bawah pertumbuhan pada Agustus 2018 yang mencapai 6,1%.

Sebagai catatan, sudah sedari bulan Mei pertumbuhan penjualan barang-barang ritel tak bisa mengalahkan capaian periode yang sama tahun sebelumnya. Bahkan pada bulan Juni, penjualan barang-barang ritel terkontraksi 1,8% secara tahunan. Pada Juni 2018, diketahui ada pertumbuhan sebesar 2,3%.