Equityworld Futures | IHSG awal pekan dibuka melemah terbawa koreksi bursa Asia
Equityworld Futures | Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal pekan dibuka melemah terbawa koreksi bursa saham regional Asia.
IHSG Senin dibuka melemah 6,52 poin atau 0,11 persen ke posisi 6.190,37. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 1,69 poin atau 0,17 persen menjadi 970,76.
Direktur PT. Anugerah Mega Investama Hans Kwee di Jakarta, Senin, memperkirakan IHSG berpeluang melemah pada perdagangan saham hari ini.
"Meredanya aksi demo di dalam negeri menjadi sentimen yang positif, tetapi ancaman aksi susulan masih menjadi perhatian pasar. Biarpun tidak berpengaruh signifikan terhadap pasar, tetapi demo yang diikuti aksi tidak terpuji menimbulkan keluarnya dana asing dari pasar saham dan beralih ke SBN," ujar Hans Kwee.
Menurut Hans Kwee, pekan ini, sejumlah sentimen mungkin akan memengaruhi pasar, salah satunya sentimen perang dagang AS-China.
Tensi perang dagang sempat mereda setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa kesepakatan perdagangan AS-China yang sudah berlangsung 15 bulan bisa terjadi lebih cepat dari harapan. Selain itu Amerika secara sementara membebaskan lebih dari 400 tipe dari produk-produk China yang terpukul oleh tarif impor senilai 250 miliar dolar AS selama tahun ini.
Isu perang dagang naik turun dan mempengaruhi pasar dimana sebelumnya Persiden AS Donald Trump di depan Majelis Umum PBB menuding China "menyalahgunakan" sistem perdagangan internasional. Pasar saham global khususnya Amerika sangat terpengaruh oleh isu perang dagang.
Trump mungkin akan berhati-hati dalam negosiasi perang dagang dan bersikap lebih keras dalam negosiasi perang dagang dengan China sehingga meningkatkan kemungkinan resesi global pada tahun depan.
Equityworld Futures
Saham Asia: Penawaran Beli Berhati-hati Di Tengah Beragam Sentimen Pasar | Equityworld Futures
Dari zona Euro perhatian masih tertuju pada Brexit dan suhu politik di negara tersebut. PM Inggris Boris Johnson menantang kubu oposisi Partai Buruh untuk menggulingkannya melalui mosi tidak percaya dan memicu pemilu dini.
Sebelumnya PM Boris Johnson menghadapi desakan untuk mengundurkan diri setelah keputusan Mahkamah Agung yang menyatakan bahwa tindakannya menunda parlemen sebelum Brexit merupakan pelanggaran hukum.
Panasnya suhu politik Inggris menjelang keputusan Brexit dikawatirkan menghasilkan keputusan yang tidak optimal. Bila Inggris keluar zona Euro tanpa sebuah kesepakatan yang baik berpeluang memicu resesi di zona Euro.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei melemah 83,22 poin atau 0,38 persen ke 21.795,68, indeks Hang Seng melemah 28,14 poin atau 0,11 persen ke 25.926,67dan indeks Straits Times melemah 11 poin atau 0,35 persen ke posisi 3.114,63.
Senin, 30 September 2019
Jumat, 27 September 2019
Equity World | Negosiasi Dagang AS-China Lancar, Wall Street Perkasa
Equity World | Negosiasi Dagang AS-China Lancar, Wall Street Perkasa
Equity World | Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street dibuka lebih tinggi pada perdagangan Kamis waktu setempat, seiring komentar positif tentang pembicaraan perdagangan China-AS.
Beijing mengatakan bahwa pihaknya dalam komunikasi yang baik dengan AS, dan sedang bersiap membuat kemajuan dalam pembicaraan perdagangan pada Oktober nanti. Demikian dikutip dari Reuters, Kamis (26/9/2019).
Equity World
Terseret Pelemahan Wall Street, IHSG Selip ke Zona Merah | Equity World
Selain memperhatikan perang dagang, investor juga memperhatikan pertumbuhan ekonomi AS untuk kuartal II. DI mana diperkirakan tidak berubah dari perkiraan awal. Selain itu, data klaim pengangguran mingguan juga akan dirilis bersamaan.
Kendati demikian, saham Beyond Meat melonjak 11% ketika menambahkan McDonald's Corp ke daftar klien untuk roti nabati. Sementara itu, pembuat chip sensitif terhadap perdagangan meningkat, Advanced Micro Devices Inc, Micron Technology Inc dan Nvidia Corp naik antara 0,1% dan 0,5%.
Equity World | Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street dibuka lebih tinggi pada perdagangan Kamis waktu setempat, seiring komentar positif tentang pembicaraan perdagangan China-AS.
Beijing mengatakan bahwa pihaknya dalam komunikasi yang baik dengan AS, dan sedang bersiap membuat kemajuan dalam pembicaraan perdagangan pada Oktober nanti. Demikian dikutip dari Reuters, Kamis (26/9/2019).
Equity World
Terseret Pelemahan Wall Street, IHSG Selip ke Zona Merah | Equity World
Selain memperhatikan perang dagang, investor juga memperhatikan pertumbuhan ekonomi AS untuk kuartal II. DI mana diperkirakan tidak berubah dari perkiraan awal. Selain itu, data klaim pengangguran mingguan juga akan dirilis bersamaan.
Kendati demikian, saham Beyond Meat melonjak 11% ketika menambahkan McDonald's Corp ke daftar klien untuk roti nabati. Sementara itu, pembuat chip sensitif terhadap perdagangan meningkat, Advanced Micro Devices Inc, Micron Technology Inc dan Nvidia Corp naik antara 0,1% dan 0,5%.
Rabu, 25 September 2019
Equity World | Wall Street bergerak menurun di tengah pemberitaan pemakzulan Trump
Equity World | Wall Street bergerak menurun di tengah pemberitaan pemakzulan Trump
Equity World | Wall Street bergerak lebih rendah pada perdagangan hari Rabu dipengaruhi pemberitaan terkait pemakzulan Presiden Donald Trump sehingga memperburuk sentimen para investor.
"Tentu saja, berita utama tentang investigasi impeachment akan difokuskan, tetapi saya tidak berpikir bahwa itu akan memiliki efek negatif yang nyata dulu," kata Peter Cardillo, kepala ekonom pasar di Spartan Capital Securities, New York.
Equity World
Donald Trump Mau Dilengserkan, Wall Street Masih akan Merah | Equity World
Pada 9:59 ET, Dow Jones Industrial Average naik 8,87 poin atau 0,03%, di posisi 26.816,64. Sementara S&P 500 turun 6,01 poin atau 0,20% menjadi 2.960,59. Sementara Nasdaq Composite turun 33,96 poin atau 0,42% dikisaran 7.959,67.
Equity World | Wall Street bergerak lebih rendah pada perdagangan hari Rabu dipengaruhi pemberitaan terkait pemakzulan Presiden Donald Trump sehingga memperburuk sentimen para investor.
"Tentu saja, berita utama tentang investigasi impeachment akan difokuskan, tetapi saya tidak berpikir bahwa itu akan memiliki efek negatif yang nyata dulu," kata Peter Cardillo, kepala ekonom pasar di Spartan Capital Securities, New York.
Equity World
Donald Trump Mau Dilengserkan, Wall Street Masih akan Merah | Equity World
Pada 9:59 ET, Dow Jones Industrial Average naik 8,87 poin atau 0,03%, di posisi 26.816,64. Sementara S&P 500 turun 6,01 poin atau 0,20% menjadi 2.960,59. Sementara Nasdaq Composite turun 33,96 poin atau 0,42% dikisaran 7.959,67.
Selasa, 24 September 2019
Equityworld Futures | Trump Akan Hadapi Proses Pemakzulan, Saham AS Berguguran
Equityworld Futures | Trump Akan Hadapi Proses Pemakzulan, Saham AS Berguguran
Equityworld Futures | Harga saham perusahaan AS di bursa Wall Street jatuh setelah Kongres secara resmi mengumumkan rencana penyelidikan untuk proses pemakzulan Presiden Donald Trump, sedangkan nilai tukar poundsterling Inggris menguat setelah putusan pengadilan meredupkan peluang untuk Brexit tanpa kesepakatan.
Indeks utama AS yang dibuka lebih tinggi pada perdagangan kemarin waktu setempat, jatuh ke titik merah menyusul data kepercayaan konsumen yang melemah akibat perang dagangan AS-China yang telah merusak sentien pasar karena kenaikan tarif impor.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup pada 26.807,77, atau melemah 142,22 poin (0,53%).
Sementara itu Indeks S&P 500 berbasis luas merosot 25,18 poin (0,84%) dan ditutup pada posisi 2.966,60, sedangkan Indeks Komposit Nasdaq merosot 118,83 poin (1,46%) menjadi 7.993,63.
Kekhawatiran tentang perdagangan semakin meningkat ketika Trump, dalam pidato PBB, mengadopsi garis keras tentang China menjelang pembicaraan perdagangan tingkat tinggi bulan depan.
Equityworld Futures
Demo Rusuh Mahasiswa Bikin IHSG Rawan Koreksi | Equityworld Futures
Pada bagian lain, Presiden AS bersikap defensif ketika para pemimpin Partai Demokrat mengisyaratkan akan melakukan penyelidikan pemakzulan.
Setelah pasar ditutup, pemimpin Partai Demokrat Nancy Pelosi secara resmi mengumumkan penyelidikan pemakzulan atas Trump.
Partai Demokrat menuduh Trump melakukan penyalahgunaan kekuasaan dengan menekan Presiden Ukraina melakukan penyelidikan atas dugaan kasus korupsi terhadap penantang utamanya Joe Biden bersama putranya, Hunter Biden.
Art Hogan, kepala strategi pasar National Securities, mengatakan dorongan terhadap pemakzulan menambah kegelisahan investor.
“Artinya pasar tidak memiliki kepastian dan kemungkinan kepercayaan konsumen berkurang,” ujarnya seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Rabu (25/9/2019).
Equityworld Futures | Harga saham perusahaan AS di bursa Wall Street jatuh setelah Kongres secara resmi mengumumkan rencana penyelidikan untuk proses pemakzulan Presiden Donald Trump, sedangkan nilai tukar poundsterling Inggris menguat setelah putusan pengadilan meredupkan peluang untuk Brexit tanpa kesepakatan.
Indeks utama AS yang dibuka lebih tinggi pada perdagangan kemarin waktu setempat, jatuh ke titik merah menyusul data kepercayaan konsumen yang melemah akibat perang dagangan AS-China yang telah merusak sentien pasar karena kenaikan tarif impor.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup pada 26.807,77, atau melemah 142,22 poin (0,53%).
Sementara itu Indeks S&P 500 berbasis luas merosot 25,18 poin (0,84%) dan ditutup pada posisi 2.966,60, sedangkan Indeks Komposit Nasdaq merosot 118,83 poin (1,46%) menjadi 7.993,63.
Kekhawatiran tentang perdagangan semakin meningkat ketika Trump, dalam pidato PBB, mengadopsi garis keras tentang China menjelang pembicaraan perdagangan tingkat tinggi bulan depan.
Equityworld Futures
Demo Rusuh Mahasiswa Bikin IHSG Rawan Koreksi | Equityworld Futures
Pada bagian lain, Presiden AS bersikap defensif ketika para pemimpin Partai Demokrat mengisyaratkan akan melakukan penyelidikan pemakzulan.
Setelah pasar ditutup, pemimpin Partai Demokrat Nancy Pelosi secara resmi mengumumkan penyelidikan pemakzulan atas Trump.
Partai Demokrat menuduh Trump melakukan penyalahgunaan kekuasaan dengan menekan Presiden Ukraina melakukan penyelidikan atas dugaan kasus korupsi terhadap penantang utamanya Joe Biden bersama putranya, Hunter Biden.
Art Hogan, kepala strategi pasar National Securities, mengatakan dorongan terhadap pemakzulan menambah kegelisahan investor.
“Artinya pasar tidak memiliki kepastian dan kemungkinan kepercayaan konsumen berkurang,” ujarnya seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Rabu (25/9/2019).
Equityworld Futures | Trump Akan Hadapi Proses Pemakzulan, Saham AS Berguguran
Equityworld Futures | Trump Akan Hadapi Proses Pemakzulan, Saham AS Berguguran
Equityworld Futures | Harga saham perusahaan AS di bursa Wall Street jatuh setelah Kongres secara resmi mengumumkan rencana penyelidikan untuk proses pemakzulan Presiden Donald Trump, sedangkan nilai tukar poundsterling Inggris menguat setelah putusan pengadilan meredupkan peluang untuk Brexit tanpa kesepakatan.
Indeks utama AS yang dibuka lebih tinggi pada perdagangan kemarin waktu setempat, jatuh ke titik merah menyusul data kepercayaan konsumen yang melemah akibat perang dagangan AS-China yang telah merusak sentien pasar karena kenaikan tarif impor.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup pada 26.807,77, atau melemah 142,22 poin (0,53%).
Sementara itu Indeks S&P 500 berbasis luas merosot 25,18 poin (0,84%) dan ditutup pada posisi 2.966,60, sedangkan Indeks Komposit Nasdaq merosot 118,83 poin (1,46%) menjadi 7.993,63.
Kekhawatiran tentang perdagangan semakin meningkat ketika Trump, dalam pidato PBB, mengadopsi garis keras tentang China menjelang pembicaraan perdagangan tingkat tinggi bulan depan.
Equityworld Futures
Demo Rusuh Mahasiswa Bikin IHSG Rawan Koreksi | Equityworld Futures
Pada bagian lain, Presiden AS bersikap defensif ketika para pemimpin Partai Demokrat mengisyaratkan akan melakukan penyelidikan pemakzulan.
Setelah pasar ditutup, pemimpin Partai Demokrat Nancy Pelosi secara resmi mengumumkan penyelidikan pemakzulan atas Trump.
Partai Demokrat menuduh Trump melakukan penyalahgunaan kekuasaan dengan menekan Presiden Ukraina melakukan penyelidikan atas dugaan kasus korupsi terhadap penantang utamanya Joe Biden bersama putranya, Hunter Biden.
Art Hogan, kepala strategi pasar National Securities, mengatakan dorongan terhadap pemakzulan menambah kegelisahan investor.
“Artinya pasar tidak memiliki kepastian dan kemungkinan kepercayaan konsumen berkurang,” ujarnya seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Rabu (25/9/2019).
Equityworld Futures | Harga saham perusahaan AS di bursa Wall Street jatuh setelah Kongres secara resmi mengumumkan rencana penyelidikan untuk proses pemakzulan Presiden Donald Trump, sedangkan nilai tukar poundsterling Inggris menguat setelah putusan pengadilan meredupkan peluang untuk Brexit tanpa kesepakatan.
Indeks utama AS yang dibuka lebih tinggi pada perdagangan kemarin waktu setempat, jatuh ke titik merah menyusul data kepercayaan konsumen yang melemah akibat perang dagangan AS-China yang telah merusak sentien pasar karena kenaikan tarif impor.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup pada 26.807,77, atau melemah 142,22 poin (0,53%).
Sementara itu Indeks S&P 500 berbasis luas merosot 25,18 poin (0,84%) dan ditutup pada posisi 2.966,60, sedangkan Indeks Komposit Nasdaq merosot 118,83 poin (1,46%) menjadi 7.993,63.
Kekhawatiran tentang perdagangan semakin meningkat ketika Trump, dalam pidato PBB, mengadopsi garis keras tentang China menjelang pembicaraan perdagangan tingkat tinggi bulan depan.
Equityworld Futures
Demo Rusuh Mahasiswa Bikin IHSG Rawan Koreksi | Equityworld Futures
Pada bagian lain, Presiden AS bersikap defensif ketika para pemimpin Partai Demokrat mengisyaratkan akan melakukan penyelidikan pemakzulan.
Setelah pasar ditutup, pemimpin Partai Demokrat Nancy Pelosi secara resmi mengumumkan penyelidikan pemakzulan atas Trump.
Partai Demokrat menuduh Trump melakukan penyalahgunaan kekuasaan dengan menekan Presiden Ukraina melakukan penyelidikan atas dugaan kasus korupsi terhadap penantang utamanya Joe Biden bersama putranya, Hunter Biden.
Art Hogan, kepala strategi pasar National Securities, mengatakan dorongan terhadap pemakzulan menambah kegelisahan investor.
“Artinya pasar tidak memiliki kepastian dan kemungkinan kepercayaan konsumen berkurang,” ujarnya seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Rabu (25/9/2019).
Senin, 23 September 2019
PT Equityworld | Data Beragam, Bursa Wall Street Ditutup Cenderung Datar
PT Equityworld | Data Beragam, Bursa Wall Street Ditutup Cenderung Datar
PT Equityworld | Saham-saham di bursa Wall Street nyaris tidak bergerak pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), dengan sedikit kenaikan saham Apple yang dimbangi oleh data ekonomi beragam yang menambah kehati-hatian atas perang dagang berkepanjangan AS-Toiongkok. Apple Inc naik 0,5% setelah regulator perdagangan AS menyetujui 10 dari 15 permintaan pembebasan tariff oleh pembuat iPhone. Micron Technology, yang memasok komponen ke Apple naik 0,9%. Ketenagakerjaan AS di sektor jasa menyusut untuk kali pertama dalam 9,5 tahun pada September.
Indeks pembelian (PMI) HIS Markit menunjukkan. Data juga menunjukkan aktivitas manufaktur naik pada September, melampuai ekspektasi. Sebelumnya pada hari itu, sebuah survei menunjukkan resesi manufaktur semakin dalam di Jerman, ekonomi terbesar Eropa. “Apa yang menjadi pertanyaan di pasar adalah apakah kita menuju resesi dalam 12 bulan ke depan.
PT Equityworld
Bursa Wall Street Berakhir Datar | PT Equityworld
Jadi semua rilis data semakin penting,” kata Quincy Krosby, kepada strategi pasar di Prudential Financial di Newark, New Jersey, seperti dikutip Antara dari Reuters. Setiap data positif menawarkan investor berharap AS akan dapat menghindari resesi, katanya. Investor juga telah berhati-hati tentang kemajuan dalam pembicaraan perdagangan Tiongkok-AS setelah delegasi pertanian Tiongkok membatalkan kunjungan mereka ke Montana. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 14,92 poin atau 0,06% menjadi berakhir di 26.949,99. Indeks S&P 500 turun 0,29 poin atau 0,01% menjadi 2.991,78 poin. Sedangkan indeks Komposit Nasdaq berkurang 5,21 poin atau 0,06% menjadi 8.112,46. Volume perdagangan di bursa saham AS mencapai 5,90 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 7,1 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.
PT Equityworld | Saham-saham di bursa Wall Street nyaris tidak bergerak pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), dengan sedikit kenaikan saham Apple yang dimbangi oleh data ekonomi beragam yang menambah kehati-hatian atas perang dagang berkepanjangan AS-Toiongkok. Apple Inc naik 0,5% setelah regulator perdagangan AS menyetujui 10 dari 15 permintaan pembebasan tariff oleh pembuat iPhone. Micron Technology, yang memasok komponen ke Apple naik 0,9%. Ketenagakerjaan AS di sektor jasa menyusut untuk kali pertama dalam 9,5 tahun pada September.
Indeks pembelian (PMI) HIS Markit menunjukkan. Data juga menunjukkan aktivitas manufaktur naik pada September, melampuai ekspektasi. Sebelumnya pada hari itu, sebuah survei menunjukkan resesi manufaktur semakin dalam di Jerman, ekonomi terbesar Eropa. “Apa yang menjadi pertanyaan di pasar adalah apakah kita menuju resesi dalam 12 bulan ke depan.
PT Equityworld
Bursa Wall Street Berakhir Datar | PT Equityworld
Jadi semua rilis data semakin penting,” kata Quincy Krosby, kepada strategi pasar di Prudential Financial di Newark, New Jersey, seperti dikutip Antara dari Reuters. Setiap data positif menawarkan investor berharap AS akan dapat menghindari resesi, katanya. Investor juga telah berhati-hati tentang kemajuan dalam pembicaraan perdagangan Tiongkok-AS setelah delegasi pertanian Tiongkok membatalkan kunjungan mereka ke Montana. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 14,92 poin atau 0,06% menjadi berakhir di 26.949,99. Indeks S&P 500 turun 0,29 poin atau 0,01% menjadi 2.991,78 poin. Sedangkan indeks Komposit Nasdaq berkurang 5,21 poin atau 0,06% menjadi 8.112,46. Volume perdagangan di bursa saham AS mencapai 5,90 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 7,1 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.
Minggu, 22 September 2019
Equityworld Futures | Mayoritas bursa Asia menguat tertiup sentimen positif perundingan dagang AS-China
Equityworld Futures | Mayoritas bursa Asia menguat tertiup sentimen positif perundingan dagang AS-China
Equityworld Futures | Mayoritas Bursa Asia dibuka menguat pada perdagangan awal pekan ini meski diwarnai koreksi beberapa indeks. Senin (23/9) pukul 08.20 WIB, indeks Nikkei 225 naik 34,64 poin atau 0,16% ke 22.079,09, Taiwan Taiex naik 4,05 poin atau 0,04% ke 10.936,40, Kospi naik 0,81 poin atau 0,01% ke 2.091,66, ASX 200 naik 31,05 poin atau 0,46% ke 6.761,80.
Sementara itu, Straits Times melemah 5,04 poin atau 0,16% ke 3.153,95 dan FTSE Malaysia melemah 1,15 poin atau 0,09% ke 1.596,02.
Kenaikan bursa Asia ditopang oleh harapan adanya kesepakatan sementara tentang tarif dagang AS-China setelah kedua negara menggambarkan pembicaraan dagang yang digelar pekan lalu berjalan konstruktif dan produktif.
Mengutip Reuters, Kantor Perwakilan Dagang AS mengeluarkan pernyataan singkat yang menyatakan perundingan dagang dua hari yang digelar kemarin produktif dan memastikan perundingan tingkat tinggi antara kedua negara di Washington pada awal Oktober akan berjalan sesuai rencana.
Sementara itu Kementerian Perdagangan China dalam sebuah pernyataan singkat menggambarkan pembicaraan kemarin konstruktif dan mengatakan mereka melakukan diskusi yang baik tentang pengaturan terperinci untuk KTT Oktober nanti.
"Kedua belah pihak sepakat untuk menjaga komunikasi tentang masalah yang relevan," jelasnya tanpa merinci.
Equityworld Futures
Kesepakatan Dagang AS-China Diragukan, Bursa Asia Terkoreksi | Equityworld Futures
Selain itu, AS menghapus tarif lebih dari 400 produk China sebagai tanggapan atas permintaan perusahaan AS.
Namun investor masih sedikit gelisah karena berita pada Jumat lalu yang menyatakan bahwa pejabat China tiba-tiba membatalkan kunjungan ke pertanian AS pekan depan setelah dua hari negosiasi mereka di Washington.
"Ketegangan perdagangan cenderung meningkat dan berkurang menjelang negosiasi AS-China pada Oktober," kata analis Citi Cesar Rojas dalam sebuah catatan seperti dikutip Reuters.
"Terlepas dari tanda-tanda moderasi baru-baru ini dalam laju peningkatan ketegangan perdagangan menjelang perundingan dagang Oktober, kami terus memperkirakan ketegangan perdagangan AS-China akan berlanjut."
Equityworld Futures | Mayoritas Bursa Asia dibuka menguat pada perdagangan awal pekan ini meski diwarnai koreksi beberapa indeks. Senin (23/9) pukul 08.20 WIB, indeks Nikkei 225 naik 34,64 poin atau 0,16% ke 22.079,09, Taiwan Taiex naik 4,05 poin atau 0,04% ke 10.936,40, Kospi naik 0,81 poin atau 0,01% ke 2.091,66, ASX 200 naik 31,05 poin atau 0,46% ke 6.761,80.
Sementara itu, Straits Times melemah 5,04 poin atau 0,16% ke 3.153,95 dan FTSE Malaysia melemah 1,15 poin atau 0,09% ke 1.596,02.
Kenaikan bursa Asia ditopang oleh harapan adanya kesepakatan sementara tentang tarif dagang AS-China setelah kedua negara menggambarkan pembicaraan dagang yang digelar pekan lalu berjalan konstruktif dan produktif.
Mengutip Reuters, Kantor Perwakilan Dagang AS mengeluarkan pernyataan singkat yang menyatakan perundingan dagang dua hari yang digelar kemarin produktif dan memastikan perundingan tingkat tinggi antara kedua negara di Washington pada awal Oktober akan berjalan sesuai rencana.
Sementara itu Kementerian Perdagangan China dalam sebuah pernyataan singkat menggambarkan pembicaraan kemarin konstruktif dan mengatakan mereka melakukan diskusi yang baik tentang pengaturan terperinci untuk KTT Oktober nanti.
"Kedua belah pihak sepakat untuk menjaga komunikasi tentang masalah yang relevan," jelasnya tanpa merinci.
Equityworld Futures
Kesepakatan Dagang AS-China Diragukan, Bursa Asia Terkoreksi | Equityworld Futures
Selain itu, AS menghapus tarif lebih dari 400 produk China sebagai tanggapan atas permintaan perusahaan AS.
Namun investor masih sedikit gelisah karena berita pada Jumat lalu yang menyatakan bahwa pejabat China tiba-tiba membatalkan kunjungan ke pertanian AS pekan depan setelah dua hari negosiasi mereka di Washington.
"Ketegangan perdagangan cenderung meningkat dan berkurang menjelang negosiasi AS-China pada Oktober," kata analis Citi Cesar Rojas dalam sebuah catatan seperti dikutip Reuters.
"Terlepas dari tanda-tanda moderasi baru-baru ini dalam laju peningkatan ketegangan perdagangan menjelang perundingan dagang Oktober, kami terus memperkirakan ketegangan perdagangan AS-China akan berlanjut."
Jumat, 20 September 2019
Equityworld Futures | Bursa Wall Street berakhir bervariasi di tengah sejumlah data ekonomi
Equityworld Futures | Bursa Wall Street berakhir bervariasi di tengah sejumlah data ekonomi
Equityworld Futures | Saham-saham di bursa Wall Street AS mengupas sebagian besar kenaikan awal menjadi bervariasi pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), di tengah sejumlah data ekonomi utama terbaru.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 52,29 poin atau 0,19 persen, menjadi ditutup di 27.094,79 poin. Indeks S&P 500 meningkat 0,06 poin atau 0,0020 persen, menjadi berakhir di 3.006,79 poin. Indeks Komposit Nasdaq bertambah 5,49 poin atau 0,07 persen, menjadi ditutup di 8.182,88 poin.
Enam dari 11 sektor utama S&P 500 berhasil mengamankan wilayah positif pada penutupan, dengan sektor perawatan kesehatan naik 0,47 persen, memimpin keuntungan. Sementara sektor industri mundur 0,49 persen, menjadi kelompok dengan kinerja terburuk.
Dalam pekan yang berakhir 14 September, klaim pengangguran awal AS, cara kasar untuk mengukur PHK, tercatat 208.000, naik 2.000 dari tingkat direvisi pekan sebelumnya, Departemen Tenaga Kerja melaporkan Kamis (19/9/2019).
Para ekonom yang disurvei oleh MarketWatch memperkirakan klaim baru akan mencapai total 215.000 yang disesuaikan secara musiman.
Equityworld Futures
Persiapan negosiasi dagang AS-China dimulai, Wall Street cenderung datar | Equityworld Futures
Total penjualan existing-home (rumah yang sebelumnya telah dimiliki atau rumah yang sudah dibangun sebelumnya selama satu bulan atau dikenal juga dengan home resales/rumah bekas) di AS, naik 1,3 persen dari Juli ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman 5,49 juta pada Agustus, menurut National Association of Realtors. Angka tersebut mengalahkan konsensus pasar.
Wall Street juga terus mencerna keputusan Federal Reserve terbaru tentang suku bunga. Bank sentral AS pada Rabu (19/9/2019) menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin di tengah meningkatnya risiko dan ketidakpastian yang berasal dari ketegangan perdagangan dan perlambatan ekonomi global, menyusul penurunan suku bunga pada Juli yang merupakan yang pertama dalam lebih dari satu dekade.
Equityworld Futures | Saham-saham di bursa Wall Street AS mengupas sebagian besar kenaikan awal menjadi bervariasi pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), di tengah sejumlah data ekonomi utama terbaru.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 52,29 poin atau 0,19 persen, menjadi ditutup di 27.094,79 poin. Indeks S&P 500 meningkat 0,06 poin atau 0,0020 persen, menjadi berakhir di 3.006,79 poin. Indeks Komposit Nasdaq bertambah 5,49 poin atau 0,07 persen, menjadi ditutup di 8.182,88 poin.
Enam dari 11 sektor utama S&P 500 berhasil mengamankan wilayah positif pada penutupan, dengan sektor perawatan kesehatan naik 0,47 persen, memimpin keuntungan. Sementara sektor industri mundur 0,49 persen, menjadi kelompok dengan kinerja terburuk.
Dalam pekan yang berakhir 14 September, klaim pengangguran awal AS, cara kasar untuk mengukur PHK, tercatat 208.000, naik 2.000 dari tingkat direvisi pekan sebelumnya, Departemen Tenaga Kerja melaporkan Kamis (19/9/2019).
Para ekonom yang disurvei oleh MarketWatch memperkirakan klaim baru akan mencapai total 215.000 yang disesuaikan secara musiman.
Equityworld Futures
Persiapan negosiasi dagang AS-China dimulai, Wall Street cenderung datar | Equityworld Futures
Total penjualan existing-home (rumah yang sebelumnya telah dimiliki atau rumah yang sudah dibangun sebelumnya selama satu bulan atau dikenal juga dengan home resales/rumah bekas) di AS, naik 1,3 persen dari Juli ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman 5,49 juta pada Agustus, menurut National Association of Realtors. Angka tersebut mengalahkan konsensus pasar.
Wall Street juga terus mencerna keputusan Federal Reserve terbaru tentang suku bunga. Bank sentral AS pada Rabu (19/9/2019) menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin di tengah meningkatnya risiko dan ketidakpastian yang berasal dari ketegangan perdagangan dan perlambatan ekonomi global, menyusul penurunan suku bunga pada Juli yang merupakan yang pertama dalam lebih dari satu dekade.
Kamis, 19 September 2019
Equityworld Futures | Dolar AS Melemah Sedikit, Harga Emas Naik Seiprit
Equityworld Futures | Dolar AS Melemah Sedikit, Harga Emas Naik Seiprit
Equityworld Futures | Harga emas dunia naik tipis di perdagangan pasar spot hari ini. Minimnya sentimen yang beredar membuat harga si emas hitam masih sulit bergerak.
Pada Jumat (20/9/2019) pukul 07:33 WIB, harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 1.499,39/troy ons. Naik 0,03% dibandingkan posisi penutupan hari sebelumnya.
Meski minim sentimen, harga emas masih bisa menguat karena pelemahan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS). Pada pukul 07:36 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah tipis 0,04%.
Depresiasi mata uang Negeri Paman Sam disebabkan oleh kebijakan moneter global. Kemarin, Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan 25 basis poin (bps) menjadi 1,75-2%.
Equityworld Futures
Merdeka Copper (MDKA) Stock Split 1:5, Likuiditas Akan Meningkat | Equityworld Futures
"Informasi yang diterima sejak rapat bulan lalu mengindikasikan bahwa pasar tenaga kerja tetap kuat dan aktivitas ekonomi tumbuh secara moderat. Meski konsumsi rumah tangga tetap tumbuh, tetapi investasi tetap melambat dan ekspor melemah.
"Dengan memperhatikan perkembangan ekonomi global dan proyeksi ekonomi dalam negeri serta laju inflasi yang minimal, Komite memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan menjadi 1,75-2%. Kebijakan ini diharapkan mendukung ekspansi ekonomi, pasar tenaga kerja, dan inflasi," sebut keterangan tertulis The Fed.
Equityworld Futures | Harga emas dunia naik tipis di perdagangan pasar spot hari ini. Minimnya sentimen yang beredar membuat harga si emas hitam masih sulit bergerak.
Pada Jumat (20/9/2019) pukul 07:33 WIB, harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 1.499,39/troy ons. Naik 0,03% dibandingkan posisi penutupan hari sebelumnya.
Meski minim sentimen, harga emas masih bisa menguat karena pelemahan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS). Pada pukul 07:36 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah tipis 0,04%.
Depresiasi mata uang Negeri Paman Sam disebabkan oleh kebijakan moneter global. Kemarin, Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan 25 basis poin (bps) menjadi 1,75-2%.
Equityworld Futures
Merdeka Copper (MDKA) Stock Split 1:5, Likuiditas Akan Meningkat | Equityworld Futures
"Informasi yang diterima sejak rapat bulan lalu mengindikasikan bahwa pasar tenaga kerja tetap kuat dan aktivitas ekonomi tumbuh secara moderat. Meski konsumsi rumah tangga tetap tumbuh, tetapi investasi tetap melambat dan ekspor melemah.
"Dengan memperhatikan perkembangan ekonomi global dan proyeksi ekonomi dalam negeri serta laju inflasi yang minimal, Komite memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan menjadi 1,75-2%. Kebijakan ini diharapkan mendukung ekspansi ekonomi, pasar tenaga kerja, dan inflasi," sebut keterangan tertulis The Fed.
Rabu, 18 September 2019
Equityworld Futures | Wall Street dibuka turun karena terbebani sektor energi
Equityworld Futures | Wall Street dibuka turun karena terbebani sektor energi
Equityworld Futures | Wall Street bergerak lebih rendah pada hari Selasa (9/17) karena penurunan harga minyak membebani sektor energi. Sementara investor menjauh menjelang pertemuan kebijakan dua hari Federal Reserve, di mana secara luas diperkirakan akan memangkas suku bunga.
Indeks energi SPNY turun 1,59% dan merupakan hambatan terbesar pada indeks acuan S&P 500. SPX setelah sumber mengatakan kepada Reuters bahwa Arab Saudi hampir memulihkan 70% dari produksi minyak yang hilang setelah serangan akhir pekan di kilang terbesarnya. Sektor ini mencatat lonjakan satu hari terbaik sejak Januari pada hari Senin.
Bank sentral AS menyimpulkan pertemuan kebijakan pada hari Rabu, dengan pedagang saat ini mengharapkan peluang 65,8% dari penurunan seperempat poin persentase dari Fed minggu ini, turun dari 88,8% pada hari Jumat, menurut FedEatch CME.
Indeks bank yang sensitif terhadap tingkat SPXBK turun 1% untuk mengantisipasi pengurangan biaya pinjaman. "Ini hanya perdagangan biasa pada pertemuan Fed," kata Peter Cardillo, Kepala Ekonom Pasar di Spartan Capital Securities di New York.
Kata dia, pihaknya belum melihat kepanikan dari apa yang terjadi selama akhir pekan. "Saya pikir (The Fed) akan tetap dengan pemotongan seperempat persentase poin bahkan setelah serangan Saudi," kata dia.
Equityworld Futures
Menanti Sikap The Fed, Wall Street Dibuka Cenderung Melemah | Equityworld Futures
Sejak penurunan suku bunga terakhir pada bulan Juli, data ekonomi A.S. telah menunjukkan sinyal beragam tentang ekonomi domestik.
Sementara penjualan ritel yang kuat dan pertumbuhan upah telah meningkatkan kepercayaan konsumen, perang perdagangan AS-Tiongkok yang berlarut-larut telah membebani sentimen manufaktur dan bisnis.
Data terbaru menunjukkan output manufaktur A.S. meningkat lebih dari yang diharapkan pada bulan Agustus, rebound dari penurunan pada bulan Juli.
Pada pembukaan Wall Street Dow Jones Industrial Average turun 58,03 poin, atau 0,21%, menjadi 27.018,79. Lalu S&P 500 turun 1,03 poin, atau 0,03%, dilevel 2.996,93. Sedangkan Nasdaq Composite turun 3,29 poin, atau 0,04%, menjadi 8.150,26.
Equityworld Futures | Wall Street bergerak lebih rendah pada hari Selasa (9/17) karena penurunan harga minyak membebani sektor energi. Sementara investor menjauh menjelang pertemuan kebijakan dua hari Federal Reserve, di mana secara luas diperkirakan akan memangkas suku bunga.
Indeks energi SPNY turun 1,59% dan merupakan hambatan terbesar pada indeks acuan S&P 500. SPX setelah sumber mengatakan kepada Reuters bahwa Arab Saudi hampir memulihkan 70% dari produksi minyak yang hilang setelah serangan akhir pekan di kilang terbesarnya. Sektor ini mencatat lonjakan satu hari terbaik sejak Januari pada hari Senin.
Bank sentral AS menyimpulkan pertemuan kebijakan pada hari Rabu, dengan pedagang saat ini mengharapkan peluang 65,8% dari penurunan seperempat poin persentase dari Fed minggu ini, turun dari 88,8% pada hari Jumat, menurut FedEatch CME.
Indeks bank yang sensitif terhadap tingkat SPXBK turun 1% untuk mengantisipasi pengurangan biaya pinjaman. "Ini hanya perdagangan biasa pada pertemuan Fed," kata Peter Cardillo, Kepala Ekonom Pasar di Spartan Capital Securities di New York.
Kata dia, pihaknya belum melihat kepanikan dari apa yang terjadi selama akhir pekan. "Saya pikir (The Fed) akan tetap dengan pemotongan seperempat persentase poin bahkan setelah serangan Saudi," kata dia.
Equityworld Futures
Menanti Sikap The Fed, Wall Street Dibuka Cenderung Melemah | Equityworld Futures
Sejak penurunan suku bunga terakhir pada bulan Juli, data ekonomi A.S. telah menunjukkan sinyal beragam tentang ekonomi domestik.
Sementara penjualan ritel yang kuat dan pertumbuhan upah telah meningkatkan kepercayaan konsumen, perang perdagangan AS-Tiongkok yang berlarut-larut telah membebani sentimen manufaktur dan bisnis.
Data terbaru menunjukkan output manufaktur A.S. meningkat lebih dari yang diharapkan pada bulan Agustus, rebound dari penurunan pada bulan Juli.
Pada pembukaan Wall Street Dow Jones Industrial Average turun 58,03 poin, atau 0,21%, menjadi 27.018,79. Lalu S&P 500 turun 1,03 poin, atau 0,03%, dilevel 2.996,93. Sedangkan Nasdaq Composite turun 3,29 poin, atau 0,04%, menjadi 8.150,26.
Senin, 16 September 2019
Equity World | Emas Dunia Makin Mahal, Bagaimana Harga Emas Antam?
Equity World | Emas Dunia Makin Mahal, Bagaimana Harga Emas Antam?
Equity World | Harga emas batangan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk pada Selasa (16/9/2019) masih bertahan di angka Rp 753.000 per gram. Harga tersebut tak mengalami perubahan dibandingkan dengan Senin (16/9/2019) kemarin. Sementara itu, harga buyback atau harga yang didapat jika pemegang emas Antam mau menjual emas batangan tersebut sebesar Rp 675.000 per gram. Posisi ini turun Rp 1.000 dibandingkan kemarin.
Equity World
Kondisi Geopolitik Tak Kondusif, Bursa Saham Asia Melemah | Equity World
Sebagai catatan, harga emas Antam tersebut berlaku di kantor Antam Pulogadung, Jakarta. Sementara di gerai penjualan emas Antam lain bisa berbeda. Adapun sesuai dengan PMK No 34/PMK.10/2017 pembelian emas batangan dikenakan PPh 22 sebesar 0,9 persen. Jika ingin mendapatkan potongan pajak lebih rendah, yaitu sebesar 0,45 persen, sertakan nomor NPWP setiap kali transaksi. Setiap pembelian emas batangan akan disertai dengan bukti potong PPh 22. Berikut rincian harga emas Antam:
0,5 gram Rp 401.000
1 gram Rp 753.000
2 gram Rp 1.455.000
3 gram Rp Rp 2.161.000
5 gram Rp 3.585.000
10 gram Rp 7.105.000
25 gram Rp 17.655.000
50 gram Rp 35.235.000
100 gram Rp 70.400.000
Equity World | Harga emas batangan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk pada Selasa (16/9/2019) masih bertahan di angka Rp 753.000 per gram. Harga tersebut tak mengalami perubahan dibandingkan dengan Senin (16/9/2019) kemarin. Sementara itu, harga buyback atau harga yang didapat jika pemegang emas Antam mau menjual emas batangan tersebut sebesar Rp 675.000 per gram. Posisi ini turun Rp 1.000 dibandingkan kemarin.
Equity World
Kondisi Geopolitik Tak Kondusif, Bursa Saham Asia Melemah | Equity World
Sebagai catatan, harga emas Antam tersebut berlaku di kantor Antam Pulogadung, Jakarta. Sementara di gerai penjualan emas Antam lain bisa berbeda. Adapun sesuai dengan PMK No 34/PMK.10/2017 pembelian emas batangan dikenakan PPh 22 sebesar 0,9 persen. Jika ingin mendapatkan potongan pajak lebih rendah, yaitu sebesar 0,45 persen, sertakan nomor NPWP setiap kali transaksi. Setiap pembelian emas batangan akan disertai dengan bukti potong PPh 22. Berikut rincian harga emas Antam:
0,5 gram Rp 401.000
1 gram Rp 753.000
2 gram Rp 1.455.000
3 gram Rp Rp 2.161.000
5 gram Rp 3.585.000
10 gram Rp 7.105.000
25 gram Rp 17.655.000
50 gram Rp 35.235.000
100 gram Rp 70.400.000
Equity World | Pilih Saham Salah Harga Dengan Analisa Teknikal
Equity World | Pilih Saham Salah Harga Dengan Analisa Teknikal
Equity World | Saham salah harga sering menjadi pilihan investor untuk mencari keuntungan. Hanya saja penting perhitungan proyeksi kenaikan harga dari saham salah harga ini menjadi tepat.
Analis Saham, Irvin Patmadiwiria menjelaskan bahwa analisa teknikal menjadi pilihan dalam menentukan waktu yang tepat untuk membeli saham salah harga, karena menggambarkan seluruh kondisi perusahaan.
Equity World
Investor Bakar Saham Gudang Garam dan HM Sampoerna, Resah Soal Keputusan Pak Jokowi Ya? | Equity World
Selengkapnya saksikan dialog Maria Katarina dengan Analis Saham, Irvin Patmadiwiria dalam Investime, CNBC Indonesia (Selasa, 3/9/2019).
Equity World | Saham salah harga sering menjadi pilihan investor untuk mencari keuntungan. Hanya saja penting perhitungan proyeksi kenaikan harga dari saham salah harga ini menjadi tepat.
Analis Saham, Irvin Patmadiwiria menjelaskan bahwa analisa teknikal menjadi pilihan dalam menentukan waktu yang tepat untuk membeli saham salah harga, karena menggambarkan seluruh kondisi perusahaan.
Equity World
Investor Bakar Saham Gudang Garam dan HM Sampoerna, Resah Soal Keputusan Pak Jokowi Ya? | Equity World
Selengkapnya saksikan dialog Maria Katarina dengan Analis Saham, Irvin Patmadiwiria dalam Investime, CNBC Indonesia (Selasa, 3/9/2019).
Jumat, 13 September 2019
Equity World | Hubungan AS-China Bikin Pasar Asia Naik, IHSG Pulang Anjlok 39,78 Poin
Equity World | Hubungan AS-China Bikin Pasar Asia Naik, IHSG Pulang Anjlok 39,78 Poin
Equity World | Pasar saham Indonesia ditutup anjlok tatkala sebagian besar pasar saham Asia melonjak, merespon perkembangan positif menuju pembicaraan dagang Amerika Serikat dan China.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis (12/9/2019) ditutup anjlok 39,78 poin atau 0,62% ke level 6.342,17. IHSG melemah setelah sebelumnya selama enam hari menguat secara beruntun.
Pagi tadi, IHSG dibuka menguat 17,04 poin atau 0,27% ke level 6.398,99. Namun, laju IHSG terus mundur menjelang sesi pertama perdagangan. Kamis ini, IHSG diperdagangkan di level 6.337,52-6.414,48.
Equity World
Saham Asia Terus Naik Pada Optimisme Perdagangan dan Pelonggaran ECB | Equity World
Dari 590 saham yang diperdagangkan, 227 tertekan, 176 stabil, dan 187 menguat. Nilai transaksi saham mencapai Rp8,82 triliun dari 14,06 miliar unit saham. Transaksi bersih asing -Rp494,15 miliar, dengan aksi jual asing Rp2,64 triliun dan aksi beli asing Rp2,14 triliun.
Kontradiksi, pasar saham Asia ditutup menguat setelah Presiden AS Donald Trump menunda kenaikan tarif terhadap produk-produk China. Mengutip dari CNBC, hal ini membuat indeks Shanghai China naik 0,75% menjadi 3.031,24 dan Shenzhen naik 0,58% menjadi 1.681,23. Indeks Hang Seng Hong Kong tergelincir sekitar 0,2%, pada jam terakhir perdagangannya.
Di Jepang, Nikkei 225 bertambah 0,75% menjadi 21.759,61, sementara Topix meningkat 0,72% ke level 1.595,10. Di Australia, ASX 200 bertambah 0,25% ditutup ke posisi 6.654,90.
Equity World | Pasar saham Indonesia ditutup anjlok tatkala sebagian besar pasar saham Asia melonjak, merespon perkembangan positif menuju pembicaraan dagang Amerika Serikat dan China.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis (12/9/2019) ditutup anjlok 39,78 poin atau 0,62% ke level 6.342,17. IHSG melemah setelah sebelumnya selama enam hari menguat secara beruntun.
Pagi tadi, IHSG dibuka menguat 17,04 poin atau 0,27% ke level 6.398,99. Namun, laju IHSG terus mundur menjelang sesi pertama perdagangan. Kamis ini, IHSG diperdagangkan di level 6.337,52-6.414,48.
Equity World
Saham Asia Terus Naik Pada Optimisme Perdagangan dan Pelonggaran ECB | Equity World
Dari 590 saham yang diperdagangkan, 227 tertekan, 176 stabil, dan 187 menguat. Nilai transaksi saham mencapai Rp8,82 triliun dari 14,06 miliar unit saham. Transaksi bersih asing -Rp494,15 miliar, dengan aksi jual asing Rp2,64 triliun dan aksi beli asing Rp2,14 triliun.
Kontradiksi, pasar saham Asia ditutup menguat setelah Presiden AS Donald Trump menunda kenaikan tarif terhadap produk-produk China. Mengutip dari CNBC, hal ini membuat indeks Shanghai China naik 0,75% menjadi 3.031,24 dan Shenzhen naik 0,58% menjadi 1.681,23. Indeks Hang Seng Hong Kong tergelincir sekitar 0,2%, pada jam terakhir perdagangannya.
Di Jepang, Nikkei 225 bertambah 0,75% menjadi 21.759,61, sementara Topix meningkat 0,72% ke level 1.595,10. Di Australia, ASX 200 bertambah 0,25% ditutup ke posisi 6.654,90.
Kamis, 12 September 2019
Equity World | Wall Street terangkat harapan negosiasi dagang yang positif
Equity World | Wall Street terangkat harapan negosiasi dagang yang positif
Equity World | Wall Street menguat pada perdagangan tengah pekan ini. Rabu (11/9), Dow Jones Industrial Average naik 0,85% ke 27.137,04. Indeks S&P 500 naik 0,72% ke 3.000,93. Sedangkan Nasdaq Composite melejit 1,06% ke 8.169,68.
Pasar saham melaju ditopang oleh saham-saham teknologi dan industri yang sensitif terhadap tarif impor. China menunjukkan itikad baik menjelang negosiasi dagang dengan Amerika Serikat (AS) pada bulan depan.
Kemarin, China mengumumkan pembebasan tarif untuk sejumlah produk yang berasal dari AS. Langkah ini dinilai sebagai niat baik pada beberapa pekan sebelum pembicaraan dagang kedua negara.
Tapi, penasihat senior Gedung Putih mendesak investor untuk bersabar dan menahan ekspektasi yang terlalu tinggi sebelum pertemuan di Washington awal Oktober nanti.
"Pada umumnya, pasar masih yakin kesepakatan mungkin terjadi dan seluruh langkah Gedung Putih dan China ini hanya taktik negosiasi," kata Tim Ghriskey, chief investment strategist Inverness Counsel kepada Reuters.
Equity World
Saham Asia Naik, Disusul Harapan Perdagangan AS-Tiongkok Membaik | Equity World
Meski ada keyakinan yang tinggi, pasar saham akan bergerak tiap hari tergantung tweet dari Presiden AS Donald Trump dan pernyataan dari China. "Saat ini, pasar saham bergerak ke potensi tercapainya kesepakatan dalam rentang waktu yang masuk akal," imbuh Ghriskey.
Dalam kicauan, Trump mendesak Federal Reserve untuk memangkas suku bunga ke arah negatif. Biasanya, suku bunga negatif menjadi upaya terakhir untuk menghidupkan kembali ekonomi yang terpuruk.
"Eksperimen suku bunga negatif terbukti memiliki kelemahan, baik oleh European Central Bank (ECB) maupun di Jepang, dan saya pikir AS harus menghindari hal ini dengan cara apa pun," kata Art Hogan, chief market strategist National Securities.
Tapi, pasar saham masih berharap The Fed akan memangkas suku bunga 25 basis point pada rapat kebijakan moneter pekan depan. Yield US Treasury naik dalam tiga hari terakhir menjelang rapat ECB yang digelar hari ini.
Equity World | Wall Street menguat pada perdagangan tengah pekan ini. Rabu (11/9), Dow Jones Industrial Average naik 0,85% ke 27.137,04. Indeks S&P 500 naik 0,72% ke 3.000,93. Sedangkan Nasdaq Composite melejit 1,06% ke 8.169,68.
Pasar saham melaju ditopang oleh saham-saham teknologi dan industri yang sensitif terhadap tarif impor. China menunjukkan itikad baik menjelang negosiasi dagang dengan Amerika Serikat (AS) pada bulan depan.
Kemarin, China mengumumkan pembebasan tarif untuk sejumlah produk yang berasal dari AS. Langkah ini dinilai sebagai niat baik pada beberapa pekan sebelum pembicaraan dagang kedua negara.
Tapi, penasihat senior Gedung Putih mendesak investor untuk bersabar dan menahan ekspektasi yang terlalu tinggi sebelum pertemuan di Washington awal Oktober nanti.
"Pada umumnya, pasar masih yakin kesepakatan mungkin terjadi dan seluruh langkah Gedung Putih dan China ini hanya taktik negosiasi," kata Tim Ghriskey, chief investment strategist Inverness Counsel kepada Reuters.
Equity World
Saham Asia Naik, Disusul Harapan Perdagangan AS-Tiongkok Membaik | Equity World
Meski ada keyakinan yang tinggi, pasar saham akan bergerak tiap hari tergantung tweet dari Presiden AS Donald Trump dan pernyataan dari China. "Saat ini, pasar saham bergerak ke potensi tercapainya kesepakatan dalam rentang waktu yang masuk akal," imbuh Ghriskey.
Dalam kicauan, Trump mendesak Federal Reserve untuk memangkas suku bunga ke arah negatif. Biasanya, suku bunga negatif menjadi upaya terakhir untuk menghidupkan kembali ekonomi yang terpuruk.
"Eksperimen suku bunga negatif terbukti memiliki kelemahan, baik oleh European Central Bank (ECB) maupun di Jepang, dan saya pikir AS harus menghindari hal ini dengan cara apa pun," kata Art Hogan, chief market strategist National Securities.
Tapi, pasar saham masih berharap The Fed akan memangkas suku bunga 25 basis point pada rapat kebijakan moneter pekan depan. Yield US Treasury naik dalam tiga hari terakhir menjelang rapat ECB yang digelar hari ini.
Rabu, 11 September 2019
PT Equityworld | Ambil Nafas Dulu, Wall Street Akan Dibuka Melemah Hari Ini
PT Equityworld | Ambil Nafas Dulu, Wall Street Akan Dibuka Melemah Hari Ini
PT Equityworld | Bursa saham Wall Street di AS diprediksi akan dibuka melemah pada perdagangan kedua di pekan ini, Selasa (10/9/2019).
Hingga pukul 18:20 WIB, kontrak futures Dow Jones mengimplikasikan penurunan sebesar 29 poin pada saat pembukaan perdagangan malam hari ini, sementara S&P 500 dan Nasdaq 100 diimplikasikan turun masing-masing sebesar 4 dan 19 poin.
Bursa saham AS harus rehat dulu setelah dalam beberapa waktu terakhir sudah membukukan penguatan yang signifikan. Indeks Dow Jones misalnya, sudah menghijau dalam 4 hari perdagangan terakhir. Jika ditotal, apresiasi selama 4 hari tersebut mencapai 2,75%.
Sementara itu, dalam periode 4-6 September indeks S&P 500 selalu mencetak penguatan yang jika ditotal mencapai 2,49%, sebelum kemudian melemah tipis 0,01% pada perdagangan kemarin (9/9/2019).
Beralih ke indeks Nasdaq 100, pada 4 dan 5 September sudah terjadi apresiasi yang sangat signifikan, masing-masing sebesar 1,44% dan 1,86%, sebelum kemudian melemah relatif tipis pada 6 dan 9 September, masing-masing sebesar 0,13% dan 0,26%.
Penguatan Wall Street yang sudah signifikan tersebut pada akhirnya mendorong pelaku pasar untuk merealisasikan keuntungan yang sudah mereka raup.
Di sisi lain, sejatinya sentimen yang mewarnai perdagangan hari ini terbilang positif. Semakin hari, hubungan AS-China di bidang perdagangan kian mesra saja. Kemarin, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan bahwa AS dan China telah mencapai kesepakatan terkait dengan konsep pengawasan yang akan digunakan untuk kesepakatan dagang kedua negara nantinya, melansir CNBC International.
Mnuchin menambahkan bahwa perbincangan di level wakil menteri akan digelar pada bulan ini, diikuti dengan negosiasi tatap muka di level yang lebih tinggi pada awal Oktober. Negosiasi tatap muka di AS pada awal bulan depan diketahui akan melibatkan Mnuchin sendiri, Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, Wakil Perdana Menteri China Liu He, serta Gubernur Bank Sentral China Yi Gang.
PT Equityworld
Meski Harga Emas Amblas Hari Ini, Saham ANTM Sudah Cuan 46% | PT Equityworld
Seperti yang diketahui, hubungan AS dan China sempat kembali memanas pasca pada tanggal 1 September AS resmi memberlakukan bea masuk baru sebesar 15% yang menyasar produk impor asal China senilai US$ 112 miliar. Pakaian, sepatu, hingga kamera menjadi bagian dari daftar produk yang diincar AS pada kesempatan ini.
Di sisi lain, aksi balasan dari China berlaku selepas AS bersikeras menerapkan bea masuk baru terhadap Beijing. China mengenakan bea masuk baru yang berkisar antara 5-10% bagi sebagian produk yang masuk dalam daftar target senilai US$ 75 miliar. Daging babi, daging sapi, dan berbagai produk pertanian lainnya tercatat masuk dalam daftar barang yang menjadi lebih mahal per tanggal 1 September kemarin.
Untuk diketahui, AS masih akan mengenakan bea masuk baru terhadap berbagai produk impor China lainnya pada tanggal 15 Desember. Jika ditotal, nilai barang yang terdampak dari kebijakan AS pada hari ini dan tanggal 15 Desember nanti adalah US$ 300 miliar, dilansir dari CNBC International.
Sementara itu, sisa barang dalam daftar target senilai US$ 75 miliar yang hingga kini belum dikenakan bea masuk baru oleh China, akan mulai terdampak pada tanggal 15 Desember.
Pada hari ini, tidak ada pejabat The Federal Reserve (The Fed) yang dijadwalkan untuk berbicara.
PT Equityworld | Bursa saham Wall Street di AS diprediksi akan dibuka melemah pada perdagangan kedua di pekan ini, Selasa (10/9/2019).
Hingga pukul 18:20 WIB, kontrak futures Dow Jones mengimplikasikan penurunan sebesar 29 poin pada saat pembukaan perdagangan malam hari ini, sementara S&P 500 dan Nasdaq 100 diimplikasikan turun masing-masing sebesar 4 dan 19 poin.
Bursa saham AS harus rehat dulu setelah dalam beberapa waktu terakhir sudah membukukan penguatan yang signifikan. Indeks Dow Jones misalnya, sudah menghijau dalam 4 hari perdagangan terakhir. Jika ditotal, apresiasi selama 4 hari tersebut mencapai 2,75%.
Sementara itu, dalam periode 4-6 September indeks S&P 500 selalu mencetak penguatan yang jika ditotal mencapai 2,49%, sebelum kemudian melemah tipis 0,01% pada perdagangan kemarin (9/9/2019).
Beralih ke indeks Nasdaq 100, pada 4 dan 5 September sudah terjadi apresiasi yang sangat signifikan, masing-masing sebesar 1,44% dan 1,86%, sebelum kemudian melemah relatif tipis pada 6 dan 9 September, masing-masing sebesar 0,13% dan 0,26%.
Penguatan Wall Street yang sudah signifikan tersebut pada akhirnya mendorong pelaku pasar untuk merealisasikan keuntungan yang sudah mereka raup.
Di sisi lain, sejatinya sentimen yang mewarnai perdagangan hari ini terbilang positif. Semakin hari, hubungan AS-China di bidang perdagangan kian mesra saja. Kemarin, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan bahwa AS dan China telah mencapai kesepakatan terkait dengan konsep pengawasan yang akan digunakan untuk kesepakatan dagang kedua negara nantinya, melansir CNBC International.
Mnuchin menambahkan bahwa perbincangan di level wakil menteri akan digelar pada bulan ini, diikuti dengan negosiasi tatap muka di level yang lebih tinggi pada awal Oktober. Negosiasi tatap muka di AS pada awal bulan depan diketahui akan melibatkan Mnuchin sendiri, Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, Wakil Perdana Menteri China Liu He, serta Gubernur Bank Sentral China Yi Gang.
PT Equityworld
Meski Harga Emas Amblas Hari Ini, Saham ANTM Sudah Cuan 46% | PT Equityworld
Seperti yang diketahui, hubungan AS dan China sempat kembali memanas pasca pada tanggal 1 September AS resmi memberlakukan bea masuk baru sebesar 15% yang menyasar produk impor asal China senilai US$ 112 miliar. Pakaian, sepatu, hingga kamera menjadi bagian dari daftar produk yang diincar AS pada kesempatan ini.
Di sisi lain, aksi balasan dari China berlaku selepas AS bersikeras menerapkan bea masuk baru terhadap Beijing. China mengenakan bea masuk baru yang berkisar antara 5-10% bagi sebagian produk yang masuk dalam daftar target senilai US$ 75 miliar. Daging babi, daging sapi, dan berbagai produk pertanian lainnya tercatat masuk dalam daftar barang yang menjadi lebih mahal per tanggal 1 September kemarin.
Untuk diketahui, AS masih akan mengenakan bea masuk baru terhadap berbagai produk impor China lainnya pada tanggal 15 Desember. Jika ditotal, nilai barang yang terdampak dari kebijakan AS pada hari ini dan tanggal 15 Desember nanti adalah US$ 300 miliar, dilansir dari CNBC International.
Sementara itu, sisa barang dalam daftar target senilai US$ 75 miliar yang hingga kini belum dikenakan bea masuk baru oleh China, akan mulai terdampak pada tanggal 15 Desember.
Pada hari ini, tidak ada pejabat The Federal Reserve (The Fed) yang dijadwalkan untuk berbicara.
PT Equityworld | Dunia di Ambang Resesi, Aman Beli Saham Apa ya?
PT Equityworld | Dunia di Ambang Resesi, Aman Beli Saham Apa ya?
PT Equityworld | Perekonomian dunia saat ini berada di ambang resesi. Di AS yang merupakan negara dengan nilai perekonomian terbesar di dunia, sinyal datangnya resesi disuarakan sendiri oleh pasar obligasinya.
Sebagai informasi, resesi merupakan penurunan aktivitas ekonomi yang sangat signifikan yang berlangsung selama lebih dari beberapa bulan, seperti dilansir dari Investopedia. Sebuah perekonomian bisa dikatakan mengalami resesi jika pertumbuhan ekonominya negatif selama dua kuartal berturut-turut.
Terhitung dalam periode 23-29 Agustus 2019, imbal hasil (yield) obligasi AS tenor 2 tahun ditutup melampaui yield obligasi AS tenor 10 tahun. Fenomena ini disebut sebagai inversi.
Untuk diketahui, inversi merupakan sebuah fenomena di mana yield obligasi tenor pendek berada di posisi yang lebih tinggi dibandingkan tenor panjang. Padahal dalam kondisi normal, yield tenor panjang akan lebih tinggi karena memegang obligasi tenor panjang pastilah lebih berisiko ketimbang tenor pendek.
Terjadinya inversi mencerminkan bahwa pelaku pasar melihat risiko yang tinggi dalam jangka pendek yang membuat mereka meminta yield yang tinggi sebagai kompensasi. Sebagai informasi, pergerakan yield obligasi berbanding terbalik dengan harga. Ketika yield turun, berarti harga sedang naik. Sebaliknya, ketika yield naik, berarti harga sedang turun.
Inversi di pasar obligasi AS menjadi hal yang krusial bagi pasar keuangan dunia lantaran terjadinya inversi merupakan sinyal dari terjadinya resesi di AS di masa depan.
Terhitung sejak tahun 1978, telah terjadi 5 kali inversi antara obligasi tenor 2 dan 10 tahun, semuanya berujung pada resesi. Berdasarkan data dari Credit Suisse yang kami lansir dari CNBC International, secara rata-rata terdapat jeda waktu selama 22 bulan semenjak terjadinya inversi hingga resesi.
Untuk diketahui, berdasarkan model yang digunakan oleh Federal Reserve Bank of New York dengan data per Agustus 2019, probabilitas terjadinya resesi di AS dalam periode 12 bulan ke depan sudah mencapai 37,9%.
Bahkan, Larry Summers selaku Profesor Universitas Harvard dan mantan menteri keuangan AS mengatakan peluang terjadinya resesi sebelum tahun 2021 telah berada di angka hampir 50%.
PT Equityworld
Harga Batu Bara Lesu, Saham ADRO & BUMI Cs kok Melesat? | PT Equityworld
"Saya belum pernah mendengar hal seburuk ini sejak krisis keuangan," kata Summers mengenai kondisi ekonomi AS dalam sebuah wawancara dengan Wall Street Journal.
Lebih lanjut, Jerman selaku negara dengan nilai perekonomian terbesar keempat di dunia dan pertama di Benua Eropa juga sedang menuju jurang resesi. Ancaman resesi di Negeri Panser bahkan lebih nyata dari yang dihadapi oleh AS.
Pada kuartal II-2019, pertumbuhan ekonomi Jerman tercatat jatuh sebesar 0,1% secara kuartalan (quarter-on-quarter). Jika di kuartal III-2019 tetap terjadi kontraksi, maka negara pimpinan Kanselir Angela Merkel tersebut akan resmi masuk ke jurang resesi.
Beralih ke Inggris selaku negara dengan nilai perekonomian terbesar kelima di dunia dan kedua di Benua Eropa, ancaman resesi juga sangat nyata jika sampai No-Deal Brexit terjadi. Untuk diketahui, No-Deal Brexit merupakan kondisi di mana Inggris keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan apapun.
Sebelumnya, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson sudah berjanji untuk membawa keluar Inggris dari Uni Eropa selambat-lambatnya pada akhir Oktober, baik dengan atau tanpa kesepakatan sama sekali.
Bank of England yang merupakan bank sentral Inggris telah memperingatkan bahwa No-Deal Brexit bisa mendorong Inggris jatuh ke jurang resesi.
PT Equityworld | Perekonomian dunia saat ini berada di ambang resesi. Di AS yang merupakan negara dengan nilai perekonomian terbesar di dunia, sinyal datangnya resesi disuarakan sendiri oleh pasar obligasinya.
Sebagai informasi, resesi merupakan penurunan aktivitas ekonomi yang sangat signifikan yang berlangsung selama lebih dari beberapa bulan, seperti dilansir dari Investopedia. Sebuah perekonomian bisa dikatakan mengalami resesi jika pertumbuhan ekonominya negatif selama dua kuartal berturut-turut.
Terhitung dalam periode 23-29 Agustus 2019, imbal hasil (yield) obligasi AS tenor 2 tahun ditutup melampaui yield obligasi AS tenor 10 tahun. Fenomena ini disebut sebagai inversi.
Untuk diketahui, inversi merupakan sebuah fenomena di mana yield obligasi tenor pendek berada di posisi yang lebih tinggi dibandingkan tenor panjang. Padahal dalam kondisi normal, yield tenor panjang akan lebih tinggi karena memegang obligasi tenor panjang pastilah lebih berisiko ketimbang tenor pendek.
Terjadinya inversi mencerminkan bahwa pelaku pasar melihat risiko yang tinggi dalam jangka pendek yang membuat mereka meminta yield yang tinggi sebagai kompensasi. Sebagai informasi, pergerakan yield obligasi berbanding terbalik dengan harga. Ketika yield turun, berarti harga sedang naik. Sebaliknya, ketika yield naik, berarti harga sedang turun.
Inversi di pasar obligasi AS menjadi hal yang krusial bagi pasar keuangan dunia lantaran terjadinya inversi merupakan sinyal dari terjadinya resesi di AS di masa depan.
Terhitung sejak tahun 1978, telah terjadi 5 kali inversi antara obligasi tenor 2 dan 10 tahun, semuanya berujung pada resesi. Berdasarkan data dari Credit Suisse yang kami lansir dari CNBC International, secara rata-rata terdapat jeda waktu selama 22 bulan semenjak terjadinya inversi hingga resesi.
Untuk diketahui, berdasarkan model yang digunakan oleh Federal Reserve Bank of New York dengan data per Agustus 2019, probabilitas terjadinya resesi di AS dalam periode 12 bulan ke depan sudah mencapai 37,9%.
Bahkan, Larry Summers selaku Profesor Universitas Harvard dan mantan menteri keuangan AS mengatakan peluang terjadinya resesi sebelum tahun 2021 telah berada di angka hampir 50%.
PT Equityworld
Harga Batu Bara Lesu, Saham ADRO & BUMI Cs kok Melesat? | PT Equityworld
"Saya belum pernah mendengar hal seburuk ini sejak krisis keuangan," kata Summers mengenai kondisi ekonomi AS dalam sebuah wawancara dengan Wall Street Journal.
Lebih lanjut, Jerman selaku negara dengan nilai perekonomian terbesar keempat di dunia dan pertama di Benua Eropa juga sedang menuju jurang resesi. Ancaman resesi di Negeri Panser bahkan lebih nyata dari yang dihadapi oleh AS.
Pada kuartal II-2019, pertumbuhan ekonomi Jerman tercatat jatuh sebesar 0,1% secara kuartalan (quarter-on-quarter). Jika di kuartal III-2019 tetap terjadi kontraksi, maka negara pimpinan Kanselir Angela Merkel tersebut akan resmi masuk ke jurang resesi.
Beralih ke Inggris selaku negara dengan nilai perekonomian terbesar kelima di dunia dan kedua di Benua Eropa, ancaman resesi juga sangat nyata jika sampai No-Deal Brexit terjadi. Untuk diketahui, No-Deal Brexit merupakan kondisi di mana Inggris keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan apapun.
Sebelumnya, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson sudah berjanji untuk membawa keluar Inggris dari Uni Eropa selambat-lambatnya pada akhir Oktober, baik dengan atau tanpa kesepakatan sama sekali.
Bank of England yang merupakan bank sentral Inggris telah memperingatkan bahwa No-Deal Brexit bisa mendorong Inggris jatuh ke jurang resesi.
Senin, 09 September 2019
Equityworld Futures | Wall Street Bervariasi Setelah Data Tenaga Kerja AS Melambat
Equityworld Futures | Wall Street Bervariasi Setelah Data Tenaga Kerja AS Melambat
Equityworld Futures | Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street bervariasi pada penutupan perdagangan pekan lalu. Investor mencermati rilis data pekerjaan AS yang melambat serta rencana China untuk melakukan stimulus pada perekonomian.
Dilansir Reuters, Senin (9/9), Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 69,45 poin atau 0,26 persen pada 26.797,6, indeks S&P 500 (SPX) naik 2,72 poin atau 0,09 persen menjadi 2.978,72 dan Nasdaq Composite (IXIC) turun 13,75 poin atau 0,17 persen pada 8.103,07.
Pertumbuhan pekerjaan AS selama Agustus 2019 melambat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Bahkan lebih rendah dari perkiraan analis.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan, total daftar gaji pekerjaan swasta meningkat 96.000 pekerja, terendah dalam tiga bulan terakhir. Sementara daftar gaji pekerjaan non-pertanian hanya naik 130.000 pekerja.
Kenaikan rata-rata pekerjaan hanya 3,2 persen, melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang naik 3,3 persen.
Perekrutan pekerja ritel juga melambat selama bulan lalu. Bahkan perlambatan tersebut berlangsung selama tujuh bulan berturut-turut.
Namun demikian, perlambatan tersebut dibarengi dengan upah yang meningkat, yang diharapkan mampu mendukung belanja konsumen dan menjaga ekonomi tetap berkembang secara moderat.
“Laporan itu menunjukkan kemantapan di pasar kerja, meskipun tidak banyak pertumbuhan. Laporan pekerjaan memberi cukup banyak kelemahan bagi The Fed untuk memotong 25 basis poin bulan ini. Tapi data itu saja tidak cukup untuk The Fed memberi peringatan resesi,” kata Joseph Sroka, Kepala Investasi di NovaPoint di Atlanta.
Sebelumnya, Bank Sentral China mengatakan akan memangkas jumlah uang tunai yang harus dimiliki bank sebagai cadangan, sebesar total 900 miliar yuan atau USD 126,35 miliar dalam likuiditas untuk menopang perekonomian yang lesu.
Adapun dalam seminggu ini, indeks S&P 500 naik 1,8 persen, sementara Dow menambahkan 1,5 persen, dan Nasdaq naik 1,8 persen.
Equityworld Futures
Gerak indeks di bursa saham utama Asia pagi ini, Senin (9/9) terlihat masih mixed di tengah sentimen kesuraman data perdagangan China. | Equityworld Futures
Dari 11 sektor utama S&P 500, 8 mencatatkan keuntungan. Sektor kesehatan adalah dorongan terbesar dengan kenaikan 0,3 persen, sedangkan sektor teknologi adalah hambatan terbesar dengan penurunan 0,2 persen.
Sektor layanan komunikasi (SPLRCL) juga berada di bawah tekanan, karena Facebook Inc (FB.O) tergelincir 1,8 persen setelah Jaksa Agung negara bagian AS mengatakan mereka akan menyelidiki apakah raksasa media sosial itu menghambat persaingan dan membuat pengguna berisiko.
Sebanyak 6,27 miliar saham berpindah tangan di bursa saham AS pekan lalu, lebih rendah dibandingkan 6,75 miliar saham selama 20 sesi terkahir.
Equityworld Futures | Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street bervariasi pada penutupan perdagangan pekan lalu. Investor mencermati rilis data pekerjaan AS yang melambat serta rencana China untuk melakukan stimulus pada perekonomian.
Dilansir Reuters, Senin (9/9), Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 69,45 poin atau 0,26 persen pada 26.797,6, indeks S&P 500 (SPX) naik 2,72 poin atau 0,09 persen menjadi 2.978,72 dan Nasdaq Composite (IXIC) turun 13,75 poin atau 0,17 persen pada 8.103,07.
Pertumbuhan pekerjaan AS selama Agustus 2019 melambat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Bahkan lebih rendah dari perkiraan analis.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan, total daftar gaji pekerjaan swasta meningkat 96.000 pekerja, terendah dalam tiga bulan terakhir. Sementara daftar gaji pekerjaan non-pertanian hanya naik 130.000 pekerja.
Kenaikan rata-rata pekerjaan hanya 3,2 persen, melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang naik 3,3 persen.
Perekrutan pekerja ritel juga melambat selama bulan lalu. Bahkan perlambatan tersebut berlangsung selama tujuh bulan berturut-turut.
Namun demikian, perlambatan tersebut dibarengi dengan upah yang meningkat, yang diharapkan mampu mendukung belanja konsumen dan menjaga ekonomi tetap berkembang secara moderat.
“Laporan itu menunjukkan kemantapan di pasar kerja, meskipun tidak banyak pertumbuhan. Laporan pekerjaan memberi cukup banyak kelemahan bagi The Fed untuk memotong 25 basis poin bulan ini. Tapi data itu saja tidak cukup untuk The Fed memberi peringatan resesi,” kata Joseph Sroka, Kepala Investasi di NovaPoint di Atlanta.
Sebelumnya, Bank Sentral China mengatakan akan memangkas jumlah uang tunai yang harus dimiliki bank sebagai cadangan, sebesar total 900 miliar yuan atau USD 126,35 miliar dalam likuiditas untuk menopang perekonomian yang lesu.
Adapun dalam seminggu ini, indeks S&P 500 naik 1,8 persen, sementara Dow menambahkan 1,5 persen, dan Nasdaq naik 1,8 persen.
Equityworld Futures
Gerak indeks di bursa saham utama Asia pagi ini, Senin (9/9) terlihat masih mixed di tengah sentimen kesuraman data perdagangan China. | Equityworld Futures
Dari 11 sektor utama S&P 500, 8 mencatatkan keuntungan. Sektor kesehatan adalah dorongan terbesar dengan kenaikan 0,3 persen, sedangkan sektor teknologi adalah hambatan terbesar dengan penurunan 0,2 persen.
Sektor layanan komunikasi (SPLRCL) juga berada di bawah tekanan, karena Facebook Inc (FB.O) tergelincir 1,8 persen setelah Jaksa Agung negara bagian AS mengatakan mereka akan menyelidiki apakah raksasa media sosial itu menghambat persaingan dan membuat pengguna berisiko.
Sebanyak 6,27 miliar saham berpindah tangan di bursa saham AS pekan lalu, lebih rendah dibandingkan 6,75 miliar saham selama 20 sesi terkahir.
Kamis, 05 September 2019
Equityworld Futures | Wall Street Menguat Sambut Perdamaian AS-China
Equityworld Futures | Wall Street Menguat Sambut Perdamaian AS-China
Equityworld Futures | Indeks saham di Wall Street menguat pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena sentimen investor terangkat oleh berita bahwa China dan Amerika Serikat sepakat untuk bersama-sama menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi pembicaraan perdagangan pada Oktober.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 372,68 poin atau 1,41% menjadi berakhir di 26.728,15. Indeks S&P 500 bertambah 38,22 poin atau 1,30% menjadi ditutup di 2.976,00 dan indeks Komposit Nasdaq berakhir naik 139,95 poin atau 1,75% menjadi 8.116,83.
Equityworld Futures
Bursa Wall Street Melonjak Sambut Rencana Pertemuan Dagang AS-China Awal Oktober | Equityworld Futures
Delapan dari 11 sektor utama S&P 500 diperdagangkan lebih tinggi, dengan sektor teknologi dan keuangan masing-masing bertambah 2,13% dan 1,9%, memimpin keuntungan.
Mayoritas perusahaan komponen Dow diperdagangkan di wilayah hijau, dengan IBM, Caterpillar, dan Goldman Sachs meraih keuntungan paling besar (top gainer).
Equityworld Futures | Indeks saham di Wall Street menguat pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena sentimen investor terangkat oleh berita bahwa China dan Amerika Serikat sepakat untuk bersama-sama menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi pembicaraan perdagangan pada Oktober.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 372,68 poin atau 1,41% menjadi berakhir di 26.728,15. Indeks S&P 500 bertambah 38,22 poin atau 1,30% menjadi ditutup di 2.976,00 dan indeks Komposit Nasdaq berakhir naik 139,95 poin atau 1,75% menjadi 8.116,83.
Equityworld Futures
Bursa Wall Street Melonjak Sambut Rencana Pertemuan Dagang AS-China Awal Oktober | Equityworld Futures
Delapan dari 11 sektor utama S&P 500 diperdagangkan lebih tinggi, dengan sektor teknologi dan keuangan masing-masing bertambah 2,13% dan 1,9%, memimpin keuntungan.
Mayoritas perusahaan komponen Dow diperdagangkan di wilayah hijau, dengan IBM, Caterpillar, dan Goldman Sachs meraih keuntungan paling besar (top gainer).
Equityworld Futures | Wall Street Menguat Sambut Perdamaian AS-China
Equityworld Futures | Wall Street Menguat Sambut Perdamaian AS-China
Equityworld Futures | Indeks saham di Wall Street menguat pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena sentimen investor terangkat oleh berita bahwa China dan Amerika Serikat sepakat untuk bersama-sama menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi pembicaraan perdagangan pada Oktober.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 372,68 poin atau 1,41% menjadi berakhir di 26.728,15. Indeks S&P 500 bertambah 38,22 poin atau 1,30% menjadi ditutup di 2.976,00 dan indeks Komposit Nasdaq berakhir naik 139,95 poin atau 1,75% menjadi 8.116,83.
Equityworld Futures
Bursa Wall Street Melonjak Sambut Rencana Pertemuan Dagang AS-China Awal Oktober | Equityworld Futures
Delapan dari 11 sektor utama S&P 500 diperdagangkan lebih tinggi, dengan sektor teknologi dan keuangan masing-masing bertambah 2,13% dan 1,9%, memimpin keuntungan.
Mayoritas perusahaan komponen Dow diperdagangkan di wilayah hijau, dengan IBM, Caterpillar, dan Goldman Sachs meraih keuntungan paling besar (top gainer).
Equityworld Futures | Indeks saham di Wall Street menguat pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena sentimen investor terangkat oleh berita bahwa China dan Amerika Serikat sepakat untuk bersama-sama menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi pembicaraan perdagangan pada Oktober.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 372,68 poin atau 1,41% menjadi berakhir di 26.728,15. Indeks S&P 500 bertambah 38,22 poin atau 1,30% menjadi ditutup di 2.976,00 dan indeks Komposit Nasdaq berakhir naik 139,95 poin atau 1,75% menjadi 8.116,83.
Equityworld Futures
Bursa Wall Street Melonjak Sambut Rencana Pertemuan Dagang AS-China Awal Oktober | Equityworld Futures
Delapan dari 11 sektor utama S&P 500 diperdagangkan lebih tinggi, dengan sektor teknologi dan keuangan masing-masing bertambah 2,13% dan 1,9%, memimpin keuntungan.
Mayoritas perusahaan komponen Dow diperdagangkan di wilayah hijau, dengan IBM, Caterpillar, dan Goldman Sachs meraih keuntungan paling besar (top gainer).
Rabu, 04 September 2019
Equity World | Bursa Saham Asia Kompak Menghijau, IHSG Sesi I Turun 0,27%
Equity World | Bursa Saham Asia Kompak Menghijau, IHSG Sesi I Turun 0,27%
Equity World | Bursa saham utama di kawasan Asia siang ini bergerak positif di tengah sentimen perang dagang yang memanas antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok. Sementara itu dari dalam negeri, indeks harga saham gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan sesi I siang ini, Rabu (4/9), turun 0,27%. Kinerja positif bursa saham Asia hingga siang hari ini ditopang oleh rilis data ekonomi Tiongkok yang menunjukkan pertumbuhan yang lebih tinggi di sektor jasa. Markit Purchasing Managers’ Index (PMI) sektor jasa di Tiongkok naik ke level tertingginya dalam tiga bulan terakhir ke posisi 52,1.
Sektor jasa berkontribusi lebih dari separuh terhadap produk domestik bruto Tiongkok. Sehingga akselerasi di sektor ini akan memberikan bantalan yang sangat dibutuhkan ekonomi Negeri Panda di tengah peningkatan eskalasi perang dagang dengan AS. Kendati demikian, secara umum indeks PMI periode Agustus Tiongkok, yang mencakup manufaktur dan jasa, mengalami sedikit penurunan dari sebelumnya di level 53,1 menjadi 53,0 yang menunjukkan pertumbuhan yang sedikit melambat dibandingkan periode sebelumnya.
Hingga berita ini ditulis, Shanghai Composite Index mencatatkan kenaikan sebesar 0,36%, Nikkei bergerak fluktuatif namun saat ini tercatat naik 0,12%, Kospi naik 0,33%, Strait Times 1,08%, sedangkan Hang Seng tercatat naik paling tinggi 1,32%. Namun investor masih mewaspadai ancaman resesi ekonomi global. Pasalnya, sektor manufaktur AS mengalami kontraksi untuk pertama kalinya sejak 2016 yang semakin menegaskan pelemahan ekonomi global di tengah memanasnya perang dagang.
Equity World
China Umumkan Negosiasi Dagang Dengan AS, Bursa Asia Melejit! | Equity World
PMI sektor manufaktur AS periode Agustus 2019 yang dirilis oleh Institute for Supply Management’s (ISM) turun ke level 49,1 dari sebelumnya 51,2. Seperti diketahui, indeks PMI di bawah 50 menunjukkan adanya kontraksi, sedangkan di atas 50 menunjukkan ekspansi. Perang tarif antara AS dan Tiongkok pun diprediksi belum akan berakhir dalam waktu dekat. Bahkan Presiden AS Donald Trump kembali mengeluarkan ancaman agar Tiongkok segera menyelesaikan perundingan dan melakukan kesepakatan sebelum pemilihan presiden AS pada November 2020.
Trump menegaskan apabila dia terpilih kembali dan belum ada kesepakatan dagang yang dicapai, maka dia akan mengambil tindakan yang lebih ekstrim dalam menanggapi praktik perdagangan Tiongkok. “Kesepakatan akan menjadi lebih sulit,” ancam Trump melalui akun Twitter-nya pada Selasa (3/9). Ancaman tersebut dilancarkan ketika para pejabat AS dan Tiongkok tengah berjuang untuk menyepakati jadwal pertemuan berikutnya yang direncanakan akan dilangsungkan awal bulan ini. Namun, tanda-tanda melemahnya ekonomi AS yang semakin jelas terlihat akan menjadi batu sandungan buat Trump untuk melancarkan perang dagang yang lebih sengit dengan Tiongkok.
Equity World | Bursa saham utama di kawasan Asia siang ini bergerak positif di tengah sentimen perang dagang yang memanas antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok. Sementara itu dari dalam negeri, indeks harga saham gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan sesi I siang ini, Rabu (4/9), turun 0,27%. Kinerja positif bursa saham Asia hingga siang hari ini ditopang oleh rilis data ekonomi Tiongkok yang menunjukkan pertumbuhan yang lebih tinggi di sektor jasa. Markit Purchasing Managers’ Index (PMI) sektor jasa di Tiongkok naik ke level tertingginya dalam tiga bulan terakhir ke posisi 52,1.
Sektor jasa berkontribusi lebih dari separuh terhadap produk domestik bruto Tiongkok. Sehingga akselerasi di sektor ini akan memberikan bantalan yang sangat dibutuhkan ekonomi Negeri Panda di tengah peningkatan eskalasi perang dagang dengan AS. Kendati demikian, secara umum indeks PMI periode Agustus Tiongkok, yang mencakup manufaktur dan jasa, mengalami sedikit penurunan dari sebelumnya di level 53,1 menjadi 53,0 yang menunjukkan pertumbuhan yang sedikit melambat dibandingkan periode sebelumnya.
Hingga berita ini ditulis, Shanghai Composite Index mencatatkan kenaikan sebesar 0,36%, Nikkei bergerak fluktuatif namun saat ini tercatat naik 0,12%, Kospi naik 0,33%, Strait Times 1,08%, sedangkan Hang Seng tercatat naik paling tinggi 1,32%. Namun investor masih mewaspadai ancaman resesi ekonomi global. Pasalnya, sektor manufaktur AS mengalami kontraksi untuk pertama kalinya sejak 2016 yang semakin menegaskan pelemahan ekonomi global di tengah memanasnya perang dagang.
Equity World
China Umumkan Negosiasi Dagang Dengan AS, Bursa Asia Melejit! | Equity World
PMI sektor manufaktur AS periode Agustus 2019 yang dirilis oleh Institute for Supply Management’s (ISM) turun ke level 49,1 dari sebelumnya 51,2. Seperti diketahui, indeks PMI di bawah 50 menunjukkan adanya kontraksi, sedangkan di atas 50 menunjukkan ekspansi. Perang tarif antara AS dan Tiongkok pun diprediksi belum akan berakhir dalam waktu dekat. Bahkan Presiden AS Donald Trump kembali mengeluarkan ancaman agar Tiongkok segera menyelesaikan perundingan dan melakukan kesepakatan sebelum pemilihan presiden AS pada November 2020.
Trump menegaskan apabila dia terpilih kembali dan belum ada kesepakatan dagang yang dicapai, maka dia akan mengambil tindakan yang lebih ekstrim dalam menanggapi praktik perdagangan Tiongkok. “Kesepakatan akan menjadi lebih sulit,” ancam Trump melalui akun Twitter-nya pada Selasa (3/9). Ancaman tersebut dilancarkan ketika para pejabat AS dan Tiongkok tengah berjuang untuk menyepakati jadwal pertemuan berikutnya yang direncanakan akan dilangsungkan awal bulan ini. Namun, tanda-tanda melemahnya ekonomi AS yang semakin jelas terlihat akan menjadi batu sandungan buat Trump untuk melancarkan perang dagang yang lebih sengit dengan Tiongkok.
Equity World | Ikuti Jejak Bursa Saham Asia, IHSG Melenggang di Zona Hijau
Equity World | Ikuti Jejak Bursa Saham Asia, IHSG Melenggang di Zona Hijau
Equity World | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan hari ini dengan apresiasi sebesar 0,05% ke level 6.293,36. Pada pukul 09:30 WIB, indeks saham acuan di Indonesia tersebut telah memperlebar penguatannya menjadi 0,24% ke level 6.305,87.
Kinerja IHSG senada dengan seluruh bursa saham utama kawasan Asia yang juga sedang ditransaksikan di zona hijau. Hingga berita ini diturunkan, indeks Nikkei menguat 0,15%, indeks Shanghai naik tipis 0,02%, indeks Hang Seng naik 0,39%, indeks Straits Times terapresiasi 0,34%, dan indeks Kospi bertambah 0,24%.
Rilis data ekonomi China yang menggembirakan sukses memantik aksi beli di bursa saham Benua Kuning. Kemarin (2/9/2019), Manufacturing PMI China periode Agustus 2019 versi Caixin diumumkan di level 50,4, lebih baik dari konsensus yang memperkirakannya di level 49,8, seperti dilansir dari Trading Economics.
Sebagai informasi, angka di atas 50 berarti aktivitas manufaktur membukukan ekspansi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, sementara angka di bawah 50 menunjukkan adanya kontraksi.
Pada dua bulan sebelumnya (Juni dan Juli), aktivitas manufaktur China tercatat selalu membukukan kontraksi. Alhasil, ekspansi yang dicatatkan pada bulan Agustus sukses mendorong pelaku pasar untuk melakukan aksi beli di bursa saham Asia.
Di sisi lain, perkembangan perang dagang AS-China yang tak positif membatasi aksi beli yang dilakukan oleh pelaku pasar. Menurut sumber-sumber yang mengetahui masalah tersebut, pejabat pemerintahan AS dan China kini sedang kesulitan untuk menyetujui gelaran negosiasi dagang secara tatap muka antar delegasi kedua negara yang rencananya akan digelar pada bulan ini, melansir Bloomberg.
Equity World
Trump Niat Gandakan Tarif, Saham & Ekonomi Dunia Bisa Kena | Equity World
Penyebabnya, AS menolak permintaan dari Beijing untuk menunda pengenaan bea masuk baru bagi produk impor asal China yang dimulai pada akhir pekan kemarin.
Seperti yang diketahui, pada tanggal 1 September waktu setempat AS resmi memberlakukan bea masuk baru sebesar 15% yang menyasar produk impor asal China senilai US$ 112 miliar. Pakaian, sepatu, hingga kamera menjadi bagian dari daftar produk yang diincar AS pada kesempatan ini.
Di sisi lain, aksi balasan dari China berlaku selepas AS bersikeras menerapkan bea masuk baru terhadap Beijing. China mengenakan bea masuk baru yang berkisar antara 5-10% bagi sebagian produk yang masuk dalam daftar target senilai US$ 75 miliar. Daging babi, daging sapi, dan berbagai produk pertanian lainnya tercatat masuk dalam daftar barang yang menjadi lebih mahal per tanggal 1 September kemarin.
Untuk diketahui, AS masih akan mengenakan bea masuk baru terhadap berbagai produk impor China lainnya pada tanggal 15 Desember. Jika ditotal, nilai barang yang terdampak dari kebijakan AS pada hari ini dan tanggal 15 Desember nanti adalah US$ 300 miliar, dilansir dari CNBC International.
Sementara itu, sisa barang dalam daftar target senilai US$ 75 miliar yang hingga kini belum dikenakan bea masuk baru oleh China, akan mulai terdampak pada tanggal 15 Desember.
Equity World | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan hari ini dengan apresiasi sebesar 0,05% ke level 6.293,36. Pada pukul 09:30 WIB, indeks saham acuan di Indonesia tersebut telah memperlebar penguatannya menjadi 0,24% ke level 6.305,87.
Kinerja IHSG senada dengan seluruh bursa saham utama kawasan Asia yang juga sedang ditransaksikan di zona hijau. Hingga berita ini diturunkan, indeks Nikkei menguat 0,15%, indeks Shanghai naik tipis 0,02%, indeks Hang Seng naik 0,39%, indeks Straits Times terapresiasi 0,34%, dan indeks Kospi bertambah 0,24%.
Rilis data ekonomi China yang menggembirakan sukses memantik aksi beli di bursa saham Benua Kuning. Kemarin (2/9/2019), Manufacturing PMI China periode Agustus 2019 versi Caixin diumumkan di level 50,4, lebih baik dari konsensus yang memperkirakannya di level 49,8, seperti dilansir dari Trading Economics.
Sebagai informasi, angka di atas 50 berarti aktivitas manufaktur membukukan ekspansi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, sementara angka di bawah 50 menunjukkan adanya kontraksi.
Pada dua bulan sebelumnya (Juni dan Juli), aktivitas manufaktur China tercatat selalu membukukan kontraksi. Alhasil, ekspansi yang dicatatkan pada bulan Agustus sukses mendorong pelaku pasar untuk melakukan aksi beli di bursa saham Asia.
Di sisi lain, perkembangan perang dagang AS-China yang tak positif membatasi aksi beli yang dilakukan oleh pelaku pasar. Menurut sumber-sumber yang mengetahui masalah tersebut, pejabat pemerintahan AS dan China kini sedang kesulitan untuk menyetujui gelaran negosiasi dagang secara tatap muka antar delegasi kedua negara yang rencananya akan digelar pada bulan ini, melansir Bloomberg.
Equity World
Trump Niat Gandakan Tarif, Saham & Ekonomi Dunia Bisa Kena | Equity World
Penyebabnya, AS menolak permintaan dari Beijing untuk menunda pengenaan bea masuk baru bagi produk impor asal China yang dimulai pada akhir pekan kemarin.
Seperti yang diketahui, pada tanggal 1 September waktu setempat AS resmi memberlakukan bea masuk baru sebesar 15% yang menyasar produk impor asal China senilai US$ 112 miliar. Pakaian, sepatu, hingga kamera menjadi bagian dari daftar produk yang diincar AS pada kesempatan ini.
Di sisi lain, aksi balasan dari China berlaku selepas AS bersikeras menerapkan bea masuk baru terhadap Beijing. China mengenakan bea masuk baru yang berkisar antara 5-10% bagi sebagian produk yang masuk dalam daftar target senilai US$ 75 miliar. Daging babi, daging sapi, dan berbagai produk pertanian lainnya tercatat masuk dalam daftar barang yang menjadi lebih mahal per tanggal 1 September kemarin.
Untuk diketahui, AS masih akan mengenakan bea masuk baru terhadap berbagai produk impor China lainnya pada tanggal 15 Desember. Jika ditotal, nilai barang yang terdampak dari kebijakan AS pada hari ini dan tanggal 15 Desember nanti adalah US$ 300 miliar, dilansir dari CNBC International.
Sementara itu, sisa barang dalam daftar target senilai US$ 75 miliar yang hingga kini belum dikenakan bea masuk baru oleh China, akan mulai terdampak pada tanggal 15 Desember.
Selasa, 03 September 2019
Equity World | Perang Dagang Makin Panas, Harga Emas Justru Kinclong
Equity World | Perang Dagang Makin Panas, Harga Emas Justru Kinclong
Equity World | Sentimen perang dagang dan gejolak politik di sejumlah negara mengerek harga emas dunia. Kekhawatiran perlambatan ekonomi global yang dipicu oleh perang perdagangan AS-China yang intensif membuat harga emas mendekati level tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.
Harga emas memang sempat turun hari ini di tengah penguatan dolar AS. Spot gold turun 0,3% pada US$ 1,526,35 per ons pada 0605 GMT, tetapi masih belum jauh dari minggu lalu US$ 1,554,56, yang merupakan level tertinggi sejak April 2013.
"Dolar yang lebih kuat membebani harga emas," kata Analis Phillip Futures Benjamin Lu seperti dikutip dari Reuters, Selasa (3/9/2019).
Benjamin bilang, investor saat ini sedang menunggu survei manufaktur AS oleh Institute for Supply Management (ISM) untuk panduan tentang kondisi ekonomi AS ke depan.
"Hasil ISM yang lebih baik dari yang diharapkan dapat memberikan beberapa kelemahan pada harga emas secara intraday," katanya.
Adapun nilai tukar dolar AS terhadap enam mata uang utama hari ini tercatat naik 0,4%. Dolar yang menguat membuat emas batangan lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain.
"Sentimen risiko perang dagang secara keseluruhan buruk dan cenderung menciptakan lebih banyak volatilitas, menguntungkan emas," jelasnya.
China sendiri telah mengajukan pengaduan terhadap Amerika Serikat di Organisasi Perdagangan Dunia atas bea masuk AS. China meminta membatalkan tindakan tarif terbaru karena melanggar konsensus yang dicapai oleh para pemimpin China dan Amerika Serikat dalam pertemuan di Osaka, Jepang beberapa waktu lalu.
Yang juga membuat para investor gelisah adalah ketidakpastian mengenai Brexit dari Perdana Menteri Boris Johnson. Boris mengindikasikan bahwa ia dapat menyerukan pemilihan memblokir upaya anggota parlemen mencegah Brexit yang tak kunjung disepakati.
Equity World
Dihantam Dolar AS, Harga Emas Terkapar Sesaat | Equity World
"Saya pikir pasar masih secara struktural bullish, dengan berita utama bearish yang konsisten memicu kenaikan emas," kata Howie Lee, ekonom di OCBC Bank
"Saya tidak akan terkejut jika emas menembus di atas US$ 1.600/ons sebelum tahun ini berakhir." katanya.
Emas naik lebih dari US$ 100 pada bulan Agustus lalu karena perang dagang. Hal ini dipicu oleh kekhawatiran penurunan ekonomi global, hasil utang negatif di seluruh dunia dan harapan penurunan suku bunga oleh bank sentral AS.
Di Indonesia sendiri, harga emas sedang tinggi-tingginya. Pada pekan terakhir Agustus 2019 lalu, harga emas menyentuh rekor tertinggi hingga Rp 774.000/gram.
Equity World | Sentimen perang dagang dan gejolak politik di sejumlah negara mengerek harga emas dunia. Kekhawatiran perlambatan ekonomi global yang dipicu oleh perang perdagangan AS-China yang intensif membuat harga emas mendekati level tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.
Harga emas memang sempat turun hari ini di tengah penguatan dolar AS. Spot gold turun 0,3% pada US$ 1,526,35 per ons pada 0605 GMT, tetapi masih belum jauh dari minggu lalu US$ 1,554,56, yang merupakan level tertinggi sejak April 2013.
"Dolar yang lebih kuat membebani harga emas," kata Analis Phillip Futures Benjamin Lu seperti dikutip dari Reuters, Selasa (3/9/2019).
Benjamin bilang, investor saat ini sedang menunggu survei manufaktur AS oleh Institute for Supply Management (ISM) untuk panduan tentang kondisi ekonomi AS ke depan.
"Hasil ISM yang lebih baik dari yang diharapkan dapat memberikan beberapa kelemahan pada harga emas secara intraday," katanya.
Adapun nilai tukar dolar AS terhadap enam mata uang utama hari ini tercatat naik 0,4%. Dolar yang menguat membuat emas batangan lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain.
"Sentimen risiko perang dagang secara keseluruhan buruk dan cenderung menciptakan lebih banyak volatilitas, menguntungkan emas," jelasnya.
China sendiri telah mengajukan pengaduan terhadap Amerika Serikat di Organisasi Perdagangan Dunia atas bea masuk AS. China meminta membatalkan tindakan tarif terbaru karena melanggar konsensus yang dicapai oleh para pemimpin China dan Amerika Serikat dalam pertemuan di Osaka, Jepang beberapa waktu lalu.
Yang juga membuat para investor gelisah adalah ketidakpastian mengenai Brexit dari Perdana Menteri Boris Johnson. Boris mengindikasikan bahwa ia dapat menyerukan pemilihan memblokir upaya anggota parlemen mencegah Brexit yang tak kunjung disepakati.
Equity World
Dihantam Dolar AS, Harga Emas Terkapar Sesaat | Equity World
"Saya pikir pasar masih secara struktural bullish, dengan berita utama bearish yang konsisten memicu kenaikan emas," kata Howie Lee, ekonom di OCBC Bank
"Saya tidak akan terkejut jika emas menembus di atas US$ 1.600/ons sebelum tahun ini berakhir." katanya.
Emas naik lebih dari US$ 100 pada bulan Agustus lalu karena perang dagang. Hal ini dipicu oleh kekhawatiran penurunan ekonomi global, hasil utang negatif di seluruh dunia dan harapan penurunan suku bunga oleh bank sentral AS.
Di Indonesia sendiri, harga emas sedang tinggi-tingginya. Pada pekan terakhir Agustus 2019 lalu, harga emas menyentuh rekor tertinggi hingga Rp 774.000/gram.
Equity World | Sunarso Jadi Dirut, Asing Mulai Borong Saham BRI
Equity World | Sunarso Jadi Dirut, Asing Mulai Borong Saham BRI
Equity World | Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) diborong investor asing pada 30 menit pertama saat bursa saham domestik dibuka Selasa ini (3/9/2019). Penunjukkan Sunarso sebagai Direktur Utama Bank BRI langsung direspons positif oleh para pemodal asing.
Data perdagangan mencatat, hingga pukul 09.28 WIB nilai akumulasi beli bersih (net buy) investor asing mencapai Rp 1,29 miliar, merupakan saham dengan nilai paling tinggi dibeli investor asing. Secara year to date, total net buy asing pada saham BRI mencapai Rp 2,43 triliun.
Namun sayang, harga saham BRI cenderung stagnan pada level harga Rp 4.220/saham, di mana volume perdagangan tercatat mencapai 12,93 juta unit senilai Rp 54,48 miliar.
Kemarin, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Sunarso ditetapkan menjadi Dirut BRI menggantikan Suprajarto. Sebelumnya Sunarso merupakan Wakil Dirut Bank BRI.
Sebelum kembali ke BRI pada Januari 2019, Sunarso sempat menjabat sebagai Dirut PT Pegadaian (Persero) yang hanya bertahan selama setahun.
Sunarso merupakan bankir yang membangun kariernya di Bank Dagang Negara (BDN). Setelah BDN dimerger dan bersalin nama menjadi Bank Mandiri, pria kelahiran Pasuruan 7 November 1963 ini melanjutkan karier di bank berlogo pita kuning ini.
Equity World
Hari Ini Harga Emas Antam Turun | Equity World
Di Bank Mandiri, Sunarso merupakan bankir yang berprestasi. Salah satu prestasinya adalah berhasil menyusun skema pembiayaan kepada sektor kelapa sawit.
Pada 2010, pemegang saham Bank Mandiri memberikan mandat sebagai direksi Bank Mandiri. Ia menduduki jabatan sebagai direktur Commersial & Business Banking selama 5 tahun.
Pada 2015, Kementerian BUMN memberikan mandat bagi pada Sunarso. Ia ditunjuk sebagai Wakil Direktur Utama BRI mendamping Asmawi Syam yang ditunjuk sebagai direktur utama.
Sunarso tak sampai tuntas menjalankan amanat ini. Kini alumni Agronomi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) dan S2 Administrasi Bisnis, Universitas Indonesia ini menakhodai bank dengan aset terbesar di Indonesia, Rp 1.228,19 triliun aset periode per akhir Juni 2019.
Equity World | Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) diborong investor asing pada 30 menit pertama saat bursa saham domestik dibuka Selasa ini (3/9/2019). Penunjukkan Sunarso sebagai Direktur Utama Bank BRI langsung direspons positif oleh para pemodal asing.
Data perdagangan mencatat, hingga pukul 09.28 WIB nilai akumulasi beli bersih (net buy) investor asing mencapai Rp 1,29 miliar, merupakan saham dengan nilai paling tinggi dibeli investor asing. Secara year to date, total net buy asing pada saham BRI mencapai Rp 2,43 triliun.
Namun sayang, harga saham BRI cenderung stagnan pada level harga Rp 4.220/saham, di mana volume perdagangan tercatat mencapai 12,93 juta unit senilai Rp 54,48 miliar.
Kemarin, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Sunarso ditetapkan menjadi Dirut BRI menggantikan Suprajarto. Sebelumnya Sunarso merupakan Wakil Dirut Bank BRI.
Sebelum kembali ke BRI pada Januari 2019, Sunarso sempat menjabat sebagai Dirut PT Pegadaian (Persero) yang hanya bertahan selama setahun.
Sunarso merupakan bankir yang membangun kariernya di Bank Dagang Negara (BDN). Setelah BDN dimerger dan bersalin nama menjadi Bank Mandiri, pria kelahiran Pasuruan 7 November 1963 ini melanjutkan karier di bank berlogo pita kuning ini.
Equity World
Hari Ini Harga Emas Antam Turun | Equity World
Di Bank Mandiri, Sunarso merupakan bankir yang berprestasi. Salah satu prestasinya adalah berhasil menyusun skema pembiayaan kepada sektor kelapa sawit.
Pada 2010, pemegang saham Bank Mandiri memberikan mandat sebagai direksi Bank Mandiri. Ia menduduki jabatan sebagai direktur Commersial & Business Banking selama 5 tahun.
Pada 2015, Kementerian BUMN memberikan mandat bagi pada Sunarso. Ia ditunjuk sebagai Wakil Direktur Utama BRI mendamping Asmawi Syam yang ditunjuk sebagai direktur utama.
Sunarso tak sampai tuntas menjalankan amanat ini. Kini alumni Agronomi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) dan S2 Administrasi Bisnis, Universitas Indonesia ini menakhodai bank dengan aset terbesar di Indonesia, Rp 1.228,19 triliun aset periode per akhir Juni 2019.
Langganan:
Postingan (Atom)