Minggu, 25 Juni 2023

Equity World | Kasihan, Nasib Pemilik Emas Lagi-Lagi Digantung Orang Ini

Equity World | Kasihan, Nasib Pemilik Emas Lagi-Lagi Digantung Orang Ini

Equity World | Emas babak belur pada pekan lalu. Sinar sang logam mulia juga diperkirakan masih meredup pada pekan ini.

Equity World | Reli Wall Street Memudar dan Minyak Naik Jadi Sentimen Utama Pasar Asia

Pada perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (23/6/2023) harga emas di pasar spot ditutup di posisi US$ 1.92,36 per troy ons. Harganya memang naik tipis 0,41%.

Namun, dalam sepekan, harga emas ambruk 1,84%. Pelemahan dalam sepekan tersebut adalah yang terburuk sejak awal Februari atau empat bulan terakhir.

Sepanjang bulan ini, emas sudah jatuh 2,1% atau lebih dalam dibandingkan pada Mei di mana emas ambruk 1,4%.

Harga emas sedikit membaik pada pagi hari ini. Pada perdagangan Senin (26/6/2023) pukul 06:25 WIB, harga emas di pasar spot ada di posisi US$ 1.924,11. Harganya naik 0,14%.

Harga emas ambruk pekan lalu setelah Chairman bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell menegaskan jika masih ada potensi kenaikan suku bunga pada tahun ini. Pasalnya, inflasi belum bergerak sesuai keinginan The Fed yakni di kisaran 2%.

 Pernyataan Powell juga diperkirakan masih akan menjadi penggerak utama emas pekan ini. Powell akan berbicara pada European Central Bank (ECB) Forum on Central Banking pada Rabu pekan ini (28/6/2023).

"Powell benar-benar hawkish. Dia lebih cenderung untuk menaikkan suku bunga dan belum mempertimbangkan pemangkasan dalam waktu dekat. Ini jelas membuat emas melemah," tutur analis dari Blue Line Futures, Phillip Streible, dikutip dari Reuters.

Presiden The Fed San Francisco Mary Daly, pada akhir pekan lalu, juga mengatakan kenaikan suku bunga dua kali lagi adalah hal yang masuk akan untuk menekan inflasi.

"Pernyataan ini membuat investor kehilangan rasa perdaya dirinya ke emas. Kebijakan The Fed membuat sentimen pasar yang semula (positif) berubah dan ini membuat permintaan emas turun," tutur analis dari Standard Chartered, Suki Cooper, dikutip dari Reuters.

Pernyataan hawkish The Fed membuat dolar AS menguat taham. Indeks dolar menguat ke 102,8 pada penutupan perdagangan pekan lalu. Indeks menguat dari 102,9 pada hari sebelumnya.

Penguatan dolar tentu saja berdampak negatif ke emas karena membuat emas semakin mahal untuk dibeli sehingga tak menarik untuk investasi.

Kamis, 22 Juni 2023

Equity World | Ini Penyebab IHSG dan Bursa Saham Asia Kompak Melemah

Equity World | Ini Penyebab IHSG dan Bursa Saham Asia Kompak Melemah

Equity World | IHSG sideways pada penutupan sesi I, Kamis (22/6/2023). IHSG ditutup melemah 5,53 poin (0,24%) ke level 6.697,09. Pilarmas Investindo Sekuritas mengatakan, IHSG melemah kompak dengan bursa saham Asia. Lalu apa penyebabnya?

Equity World | Bursa Saham Asia Menghijau di Tengah Prediksi Kenaikan Suku Bunga The Fed

Pilarmas menjelaskan, IHSG hari ini dan bursa regional Asia tampaknya terpengaruh pernyataan Ketua Federal Reserve Jerome Powell di depan Kongres. Powell mengatakan kenaikan suku bunga lebih lanjut kemungkinan besar akan terjadi karena inflasi tetap jauh di atas target 2% Fed.

“Pasar menilainya bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga lagi sebesar 25 basis poin di bulan Juli dan menghentikan kenaikan setelah itu. Para investor kini menantikan lebih banyak komentar dari Powell saat ia tampil di hadapan Komite Perbankan Senat pada Kamis (22/6/2023),” tulis Pilarmas dalam risetnya, Kamis (22/6/2023).

Sementara dari dalam negeri, Pilarmas menyebut, pelaku pasar yang menanti hasil pertemuan rapat dewan gubernur Bank Indonesia hari ini sehubungan dengan suku bunga acuannya. Pasar berharap kebijakan BI tentunya untuk menjaga satbilitas keuangan dan momentum pemulihan ekonomi dalam negeri.

Pilarmas merekomendasikan saham AGRO untuk sesi II. “Kami merekomendasikan buy dengan support dan resistance di level 390-422. Sedangkan PBV 2,91 kali,” tutup Pilarmas.

Minggu, 18 Juni 2023

Equity World | Awal Pekan Bursa Asia Dibuka Koreksi, IHSG Bisa Beda Sendiri?

Equity World | Awal Pekan Bursa Asia Dibuka Koreksi, IHSG Bisa Beda Sendiri?

Equity World | Mayoritas bursa Asia-Pasifik dibuka melemah pada perdagangan Senin (19/6/2023), di mana investor menanti keputusan suku bunga bank sentral China pada Selasa besok karena pada hari ini tidak ada perilisan data ekonomi penting di global.

Equity World | China Makin Ngeri, Bank Raksasa Global Kembali Warning

Per pukul 08:30 WIB, hanya indeks ASX 200 Australia yang terpantau menguat pada pagi hari ini yakni sebesar 0,26%.

Sedangkan sisanya terpantau melemah. Indeks Nikkei 225 Jepang dan Hang Seng Hong Kong melemah 0,28%, Shanghai Composite China turun tipis 0,07%, Straits Times Singapura terkoreksi 0,6%, serta KOSPI Korea Selatan terdepresiasi 0,74%.

Karena pada hari ini tidak ada perilisan data ekonomi penting di global, investor di Asia-Pasifik akan menantikan keputusan suku bunga pinjaman China pada Selasa besok, setelah negara denagn ekonomi terbesar kedua di dunia itu memangkas beberapa suku bunga pinjaman utamanya pekan lalu.

Di lain sisi, investor di Asia-Pasifik juga memantau kabar politik global soal kunjungan diplomatik Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken ke China.

Melansir Bloomberg News, Minggu kemarin, Blinken tiba di Beijing pada Minggu pagi untuk melakukan kunjungan diplomatik kilat sebagai upaya Presiden AS, Joe Biden untuk menstabilkan ketegangan antara dua ekonomi terbesar di dunia tersebut

Diplomat top AS ini sebelumnya berusaha mengunjungi China pada Februari, tetapi kunjungannya dibatalkan secara mendadak saat AS mengungkapkan bahwa ada balon mata-mata Tiongkok yang diduga terbang di wilayah AS.

Kali ini, Blinken akan mengadakan serangkaian pertemuan dengan pejabat senior selama dua hari kunjungannya di Tiongkok.

Sementara itu, pergerakan bursa Asia-Pasifik pada awal pekan ini cenderung mengikuti pergerakan bursa AS, Wall Street pada akhir pekan lalu, di mana Wall Street berakhir terkoreksi meski sepanjang pekan lalu menghijau.

Indeks Dow Jones ditutup melemah 0,32%, S&P 500 terkoreksi 0,37%, dan Nasdaq Composite terpangkas 0,68%.

Pada perdagangan Senin, bursa Wall Street tidak dibuka karena libur memperingati Juneteenth pada 19 Juni. Juneteenth adalah hari libur federal di AS untuk memperingati emansipasi para budak Afrika-Amerika, sehingga sentimen dari AS cenderung minim.

Koreksinya Wall Street di akhir pekan lalu terjadi karena obsesi pasar terhadap saham-saham teknologi yang berkaitan dengan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) cenderung mulai meredup.

Saham-saham teknologi di AS yang sebelumnya sempat bergairah, mulai lesu pada akhir pekan lalu. Koreksi terjadi di saham Microsoft dan Apple yang baru-baru ini ditutup pada level tertinggi sepanjang masa.

Investor juga terjebak di antara ketakutan kehilangan reli tahun ini dan meningkatnya kekhawatiran tentang pasar yang sudah mulai jenuh beli (overbought).

"Pasar dapat melihat beberapa ayunan liar di kedua arah tanpa alasan fundamental [atau bahkan teknis] sama sekali," tulis Matt Maley, kepala strategi pasar Miller.

Namun, investor cenderung optimis setelah data tenaga kerja AS kembali memburuk. Jumlah pegawai AS yang mengajukan klaim pengangguran tercatat 262.000 pada pekan yang berakhir pada 10 Juni, lebih tinggi dibandingkan ekspektasi pasar yang tercatat 249.000. Jumlah klaim pekan tersebut juga menjadi yang tertinggi sejak Oktober 2021.

Kenaikan klaim pengangguran yang meningkat bisa menjadi sinyal jika ekonomi AS melambat sehingga ada harapan inflasi AS berikutnya turun tajam.

Jika inflasi turun tajam, maka bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) mungkin saja mengubah pernyataannya menjadi lebih dovish.

Sebelumnya pada pekan lalu, he Fed pun memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya di di level 5,0-5,25%. Namun, The Fed mengisyaratkan masih akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak dua kali pada tahun ini.

Pernyataan The Fed inilah yang membuat pasar sempat kecewa dan membuat Wall Street sempat terkoreksi. Namun hari berikutnya yakni pada Kamis waktu setempat, pasar di AS kembali bersemangat setelah dirilisnya data tenaga kerja.

Kamis, 15 Juni 2023

Equity World | Lagi-Lagi Pengangguran Amerika Selamatkan Pemilik Emas

Equity World | Lagi-Lagi Pengangguran Amerika Selamatkan Pemilik Emas

Equity World | Harga emas akhirnya naik setelah terpuruk dalam empat hari. Pada perdagangan Kamis (15/6/2023) harga emas di pasar spot ditutup di posisi US$ 1.957,66 per troy ons. Harganya menguat 0,75%.

Equity World | Harga Emas Hari Ini ‘Selamat’ dari Ketakutan Suku Bung The Fed Naik Lagi

Penguatan kemarin memutus tren negatif emas yang melemah sejak Jumat pekan lalu hingga Rabu pekan ini. Dalam empat hari tersebut, emas . Harga emas sudah ambruk 1,25% dalam tiga hari terakhir.

Harga emas masih menguat pada hari ini. Pada perdagangan Jumat (16/6/2023) pukul 06:42 WIB, harga emas berada di US$ 1.958,13. Harganya menguat 0,02%.

Seperti diketahui, The Fed memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level 5,0-5,25% pada Rabu (14/6/2023). Namun, The Fed mengisyaratkan masih akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak dua kali pada tahun ini.

Hal ini berdasarkan median proyeksi The Fed yang memperkirakan suku bunga ada di kisaran 5,5-5,75% pada 2023 dari 5-5,25% sebelumnya.

Namun, Chairman The Fed Jerome Powell menjelaskan suku bunga saat ini mendekati target puncaknya sehingga kenaikan ke depan bisa semakin lambat.

Powell juga menegaskan jika keputusan suku bunga ke depan sangat "hidup" dan akan ditentukan oleh perkembangan data ekonomi terbaru.

"Data tenaga kerja menjadi perbaikan atas koreksi harga emas yang terjadi sehari sebelumnya," tutur Jim Wyckoff, analis Kitco, dikutip dari Reuters.

Analis StoneX , Rhona O'Connell, menjelaskan permintaan emas fisik sebenarnya masih kencang. Namun, emas sempat melemah pada Rabu karena kebijakan The Fed.

Dengan kekhawatiran mereda maka emas memiliki faktor penopang yang kokoh.

Harga emas juga naik setelah imbal hasil surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun melandai menjadi 3,73% kemarin. Imbal hasil sempat melejit 3,83% pada Selasa pekan ini.

Emas tidak menawarkan imbal hasil seperti surat utang sehingga imbal hasil yang melandai akan menguntungkan emas karena logam mulia menjadi lebih menarik.

Senin, 05 Juni 2023

Equity World | Menyusul Wall Street, Pasar Asia-Pasifik Jatuh Pagi Ini, Selasa (06/05)

Equity World | Menyusul Wall Street, Pasar Asia-Pasifik Jatuh Pagi Ini, Selasa (06/05)

Equity World | Pasar Asia-Pasifik jatuh, mengikuti pergerakan serupa di Wall Street setelah S&P 500 menghapus kenaikan sebelumnya yang membawa indeks acuan untuk diperdagangkan pada level tertinggi secara intraday dalam sembilan bulan.

Equity World | Harga Emas Berkilau Lagi Dampak Pelemahan Sektor Jasa AS

Pasar “menarik napas setelah reli berbasis luas hari Jumat,” kata Ryan Detrick, kepala strategi pasar di Carson Group. “Ini adalah hari berita yang sangat loyo, yang bukan merupakan hal yang buruk karena kami menggabungkan beberapa dari keuntungan besar yang kami miliki baru-baru ini.”

S&P/ASX 200 Australia dibuka 0,35% turun menjelang keputusan suku bunga bank sentral negara itu. Reserve Bank of Australia diperkirakan akan mempertahankan suku bunga di 3,85%, menurut jajak pendapat Reuters.

Di Jepang, Nikkei 225 masih diperdagangkan di atas angka 32.000, meski turun 0,64%. Topix juga mencatat penurunan serupa sebesar 0,62%.

Terakhir kali Nikkei diperdagangkan pada level ini, Jepang berada di tengah gelembung ekonominya — periode 1986 hingga 1991 di mana harga real estat dan harga saham meningkat pesat. Nikkei mencapai titik tertinggi sepanjang masa di atas 38.900 pada Desember 1989.

Pasar Korea Selatan ditutup pada hari Selasa untuk liburan.

Indeks Hang Seng Hong Kong ditetapkan untuk pembukaan yang lebih lemah, dengan kontrak berjangka di 19.071 dibandingkan dengan penutupan HSI di 19.108,5.

Semalam di AS, S&P 500 kehilangan 0,2%, sedangkan Nasdaq Composite turun 0,09%. Dow Jones Industrial Average turun 0,59%.

Khususnya, raksasa teknologi Apple kehilangan sekitar 0,8%, mundur dari tertinggi sepanjang masa yang disentuh di awal sesi. Pembuat iPhone ini pada hari Senin meluncurkan headset realitas virtual yang sangat dinantikan dan banyak pembaruan perangkat lunak di Worldwide Developers Conference tahunannya.

RBA menaikkan suku bunga bulan lalu setelah berhenti pada bulan April, yang mengejutkan investor dan ekonom yang mengharapkan bank sentral untuk bertahan.

Tingkat inflasi negara untuk bulan April datang dengan laju yang lebih cepat sebesar 6,8%, dibandingkan dengan 6,3% pada bulan sebelumnya dan perkiraan pasar sebesar 6,4%.

Minggu, 04 Juni 2023

Equity World | Bursa Asia Langsung Ngacir di Awal Pekan, Imbas Kabar Baik AS

Equity World | Bursa Asia Langsung Ngacir di Awal Pekan, Imbas Kabar Baik AS

Equity World | Bursa Asia-Pasifik dibuka kompak menghijau pada awal perdagangan pekan ini, Senin (5/62023). Bursa menghijau menyambut perkembangan positif Amerika Serikat (AS).

Equity World | Bursa Saham Asia Melambung di Tengah Sentimen Plafon Utang AS

Indeks Nikkei 225 Jepang dibuka menguat 1,65% ke posisi 32.045,80.

Indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,47% ke 19.037,46 dan Shanghai Composite China terapresiasi 0,22% ke 3.237,19.

Straits Times Singapura menguat 0,85% ke 3.193, 36, indeks ASX 200 Australia menguat 1,09% ke 7.222,7 dan indeks KOSPI Korea Selatan menguat 0,47% ke posisi 2.612,73.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini juga menguat 0,30% ke 6.650,21.

HIjaunya bursa Asia merupakan imbas positif dari perkembangan plafon utang pemerintah AS.

DPR AS, pekan lalu, sepakat untuk mengizinkan pemerintah AS menaikkan plafon utang dengan meloloskan Rancangan Undang-Undang (RUU) Tanggung Jawab Fiskal atau Fiscal Responsibility Act.

Kesepakatan diketok dengan perolehan suara 314-117. Kesepakatan ini sekaligus mengakhir drama di Capitol Hill, Kongres AS antara legislatif dan eksekutif AS mengenai debt ceiling atau plafon utang AS.

Seperti diketahui, plafon utang pemerintah AS sudah melampaui batas yang ditetapkan yakni US$ 31,4 triliun. Pemerintahan Joe Biden perlu menaikkan plafon utang untuk membiayai anggaran, termasuk anggaran pertahanan dan perlindungan sosial.

Dengan adanya kesepakatan utang maka kekhawatiran di pasar keuangan bisa diredam.

Kekhawatiran mengenai resesi ekonomi AS juga memudar. Dengan demikian, aliran dana asing diharapkan bisa kembali ke emerging market, termasuk negara-negara Asia.