Equity World | Bursa Asia Dibuka Menghijau, IHSG Siap-Siap Ngikut?
Equity World | Mayoritas bursa Asia-Pasifik dibuka menguat pada perdagangan Selasa (16/5/2023), di mana investor menanti rilis beberapa data ekonomi di China pada hari ini.
Equity World | Harga Emas Menguat, Ditopang Peningkatan Risiko Ekonomi
Per pukul 08:30 WIB, hanya indeks Shanghai Composite China dan ASX 200 Australia yang dibuka di zona merah. Shanghai turun tipis 0,07% dan ASX 200 melemah 0,22%.
Sedangkan sisanya dibuka menguat. Indeks Nikkei 225 Jepang menguat 0,63%, Hang Seng Hong Kong menanjak 0,81%, Straits Times Singapura naik tipis 0,08%, dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,25%.
Dari China, data produksi industri, penjualan ritel, dan tingkat pengangguran periode April akan dirilis pada hari ini dan investor terutama di China akan memantaunya sebagai penanda apakah ekonomi China sudah mulai pulih atau belum.
Pasar memperkirakan data output industri China pada bulan lalu naik menjadi 9,8%, dari sebelumnya pada Maret lalu sebesar 3,9%. Sedangkan penjualan ritel juga diprediksi meningkat menjadi 19,5%, dari sebelumnya pada Maret lalu sebesar 10,6%.
Sedangkan data tingkat pengangguran China pada bulan lalu diprediksi tidak banyak berubah dari periode Maret 2023, yakni sebesar 5,3%.
Bursa Asia-Pasifik yang cenderung menguat terjadi di tengah cerahnya bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street kemarin, setelah ada kabar baik bahwa pemerintah AS akan menaikkan plafon utangnya.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup naik 0,14%, S&P 500 menguat 0,3%, dan Nasdaq Composite berakhir terapresiasi 0,66%.
AS kemungkinan akan melakukan kesepakatan untuk menaikkan batas utang AS karena batas waktu semakin dekat.
Presiden AS, Joe Biden mengatakan selama akhir pekan lalu berharap untuk bertemu dengan para pemimpin Kongres pada Selasa hari ini dan tetap optimis untuk menyetujui kesepakatan untuk menaikkan batas pinjaman negara sebesar US$ 31,4 triliun.
Kebuntuan selama berbulan-bulan di Washington telah menambah kekhawatiran ekonomi global, karena laporan kongres non-partisan yang baru mengutip "risiko signifikan" dari gagal bayar (default) bersejarah dalam dua minggu pertama pada Juni mendatang.
Di lain sisi, investor juga akan menanti komentar dari para pejabat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) sepanjang pekan ini.
Data ekonomi yang melambat telah meningkatkan ekspektasi pasar bahwa The Fed berpotensi menghentikan siklus kenaikan suku bunga karena The Fed mencoba untuk menekan inflasi yang tinggi. Namun, hal ini bukan berarti The Fed menjadi sangat dovish.
Pada Senin kemarin, beberapa pejabat The Fed mengharapkan suku bunga tetap tinggi, bertentangan dengan ekspektasi pasar yang mengharapkan suku bunga dapat menurun sebelum akhir tahun.
Presiden The Fed Atlanta, Raphael Bostic menjadi pejabat yang masih bernada hawkish, di mana dia tidak mengharapkan penurunan suku bunga di tahun ini karena inflasi belum turun secepat yang diyakini para pelaku pasar dan tentunya masih jauh dari target 2%.
Setelah Bostic, investor akan menanti komentar dari Presiden The Fed Chicago Austan Goolsbee, Presiden The Fed Minneapolis Neel Kashkari dan Gubernur Dewan The Fed Lisa Cook pada hari ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar