Minggu, 31 Oktober 2021

Equityworld Futures | Harga Emas Dunia Terus Merosot, Kini Turun 1,04 Persen

Equityworld Futures | Harga emas dunia turun ke level terendah dalam sepekan terakhir pada perdagangan akhir pekan lalu. Tekanan terhadap harga emas seiring kenaikan imbal hasil obligasi USA dan dolar AS yang menguat.

Mengutip CNBC, Senin (1/11/2021) harga emas di pasar spot, harga emas turun 0,9 persen ke harga USD1.782,23 per ounce. Emas di pasar berjangka AS turun 1,04 persen ke harga USD1.783,90 per ounce.

IHSG Senin Pagi Menguat Sekitar 0,45% ke Level 6.620; Bursa Asia Bias Menguat, Dipimpin Nikkei | Equityworld Futures

Rilis data belanja konsumen memicu kekhawatiran tentang tindakan kebijakan moneter agresif dari The Fed untuk memerangi lonjakan harga, mengantarkan imbal hasil obligasi USA tenor 10-tahun naik setinggi 1,6190 persen, dan dolar melonjak 0,8 persen.

"Para trader di seluruh pasar global telah secara agresif mengantisipasi pengetatan kebijakan moneter seiring krisis energi dan rantai pasokan mendorong inflasi lebih tinggi, membuat pelaku pasar memperhitungkan risiko keluar lebih cepat," kata tim analis di TD Securities dalam sebuah catatan.

Sementara emas dianggap sebagai lindung nilai inflasi, pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga cenderung mendorong imbal hasil obligasi pemerintah dan dolar naik, mengurangi daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil.

The Fed diperkirakan akan mengumumkan kapan akan mulai mengurangi stimulus pada akhir pertemuan kebijakan moneter 2-3 November.

"Tidak ada apa pun yang dapat menghentikan penurunan emas saat ini," kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago.

Dia menambahkan bahwa fund manajer menjadi penjual aktif setiap kali emas melintasi level kunci USD1.800 per ons.

Secara keseluruhan, kekhawatiran tentang kenaikan inflasi membuat emas dan perak di jalur untuk kenaikan bulanan masing-masing lebih dari 1 persen dan 7 persen, sementara di pasar fisik, emas dijual dengan harga premium di India minggu ini karena konsumen berbondong-bondong ke pengecer menjelang festival besar minggu depan.

Rabu, 27 Oktober 2021

PT Equity World | Wall Street koreksi: S&P 500 dan Dow Jones melemah, Nasdaq ditutup tak bergerak

PT Equity World | Wall Street ditutup melemah dengan dua indeks utama koreksi. Indeks Dow Jones dan S&P 500 yang sebelumnya selalu cetak rekor penutupan tertinggi kini kehabisan tenaga usai mendapat tekanan dari saham cyclical.

Rabu (27/10), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 0,74% menjadi 35.490,69, indeks S&P 500 melemah 0,51% ke 4.551,68 dan Nasdaq Composite stabil usai ditutup di 15.235,84.

Bursa Saham Asia Lesu Jelang Pengumuman Bank Sentral Jepang | PT Equity World

Indeks Nasdaq berakhir sedikit menguat didorong oleh penguatan pada saham Microsoft dan induk Google, Alphabet Inc, menyusul kinerja kuartalan mereka.

Pada perdagangan sesi ini, saham Microsoft Corp naik 4,21% dan ditutup pada rekor tertinggi setelah memperkirakan akhir yang kuat untuk tahun fiskal. Proyeksi tersebut sebagian didorong oleh bisnis cloud yang sedang booming.

Sementara itu, saham Alphabet Inc melonjak 4,96% setelah melaporkan rekor laba kuartalan karena lonjakan dari penjualan iklan Google.

Kenaikan pada dua saham itu menyumbang hampir 90 poin ke atas di Nasdaq yang padat saham teknologi. Selama ini, saham Microsoft memang menjadi dorongan terbesar untuk pergerakan tiga indeks utama.

Namun, penurunan harga minyak mentah dan mundurnya imbal hasil US Treasury membebani saham cyclical dan menyeret pergerakan indeks S&P 500.

Penurunan imbal hasil obligasi Amerika Serikat untuk panjang dan kurva imbal hasil obligasi yang bergerak datar sebenarnya membantu saham-saham yang diuntungkan dengan pertumbuhan seperti saham layanan konsumen dan layanan komunikasi, yang merupakan satu-satunya sektor pada indeks S&P yang menguat pada sesi ini.

Yield US Treasury tenor 10-tahun turun untuk hari keempat berturut-turut. Kali ini, turun lebih dari 6 basis poin dan menempatkannya di jalur penurunan satu hari terbesar sejak 13 Agustus.

"Perusahaan yang mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan ekonomi akan mendapatkan dorongan tidak hanya dari laporan kinerja tetapi karena suku bunga lebih rendah," kata Megan Horneman, Director of Portfolio Strategy Verdence Capital Advisors di Hunt Valley, Maryland.

"Suku bunga untuk sementara lebih rendah karena fakta bahwa ada beberapa ketidakpastian dari perspektif pajak dan apa yang mungkin terjadi. Kami tahu Federal Reserve (The Fed) akan meruncing, itu sudah cukup banyak diperhitungkan tetapi sekarang Anda memiliki banyak pembicaraan tentang seperti apa masa depan The Fed," lanjut Horneman.

Sebaliknya, kurva imbal hasil yang mendatar berfungsi untuk melemahkan saham sektor keuangan. Belum lagi, penurunan harga minyak mentah setelah data stok AS menarik saham-saham sektor energi lebih rendah.

Alhasil, kedua sektor tersebut mengalami penurunan persentase satu hari terbesar dalam lima minggu. Di mana, saham JP Morgan melemah 2,08% dan Exxon Mobil turun 2,60%.

Awal yang solid untuk musim pendapatan telah mendorong indeks S&P 500 dan Dow Jones ke level tertinggi sepanjang masa minggu ini, karena kekhawatiran investor atas kemampuan perusahaan untuk menavigasi kemacetan rantai pasokan, kekurangan tenaga kerja, dan meningkatnya tekanan harga telah berkurang untuk saat ini.

Sedangkan indeks Nasdaq masih berada 1% dari rekor penutupan tertinggi-nya yang dicetak pada 7 September lalu.

"Meskipun kami tidak keluar dari kesulitan dengan cara apa pun, perusahaan menyesuaikan lebih cepat dari yang kami perkirakan," kata Horneman.

Laba untuk perusahaan pada indeks S&P 500 diperkirakan akan tumbuh 37,6% secara year on year (yoy) di kuartal ketiga. Berdasarkan data Refinitiv IBES, dari 192 perusahaan yang telah melaporkan pendapatan, 82,8% telah melampaui ekspektasi analis.

Perpindahan ke sektor pertumbuhan seperti saham teknologi juga dipicu setelah beberapa Senat Demokrat AS mengusulkan pajak keuntungan yang belum direalisasi miliarder dari aset mereka. Sementara kekhawatiran seputar waktu kenaikan suku bunga muncul kembali menjelang pertemuan kebijakan The Fed pada pekan depan.

Indeks pertumbuhan S&P 500 naik sekitar 0,28% sementara mitra nilainya turun 1,44%.

Pada sesi ini, saham Robinhood Markets Inc jatuh 10,44% setelah broker ritel tersebut melaporkan pendapatan kuartal ketiga yang suram karena tingkat perdagangan menurun untuk cryptocurrency termasuk dogecoin.

Selasa, 26 Oktober 2021

PT Equity World | Bursa Asia Beragam Jelang Rilis Data Industri Tongkok

PT Equity World | Bursa Asia Pasifik bervariasi (mixed) pada perdagangan Rabu pagi (27/10/2021) meskipun indeks di bursa AS Wall Street kembali mencatat rekor tertinggi semalam.

Di Jepang, Nikkei 225 turun 0,13%, sedangkan indeks Topix melemah 0,15%. Kospi Korea Selatan juga melemah 0,2%.

Wall Street Menguat tapi Dibatasi Anjloknya Saham Facebook | PT Equity World

Saham di Australia S&P/ASX 200 naik tipis. Indeks harga konsumen Australia kuartal ketiga akan dirilis pada pukul 8.30 pagi waktu Hong Kong Rabu.

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang diperdagangkan sedikit berubah.

Data keuntungan industri Tiongkok bulan September siap dirilis pada pukul 09.30 waktu Hong Kong pada Rabu.

Semalam di Amerika Serikat, Dow Jones Industrial Average naik 15,73 poin ke rekor penutupan tertinggi 35.756,88, sementara S&P 500 naik 0,18% menjadi 4.574,79. Adapun Nasdaq Composite naik menjadi 15.235,72.

Mata uang dan minyak

Indeks dolar AS, yang melacak greenback terhadap sekeranjang mata uang lainnya berada di 93,955.

Yen Jepang diperdagangkan pada 114,16 per dolar, setelah melemah dari 114. Dolar Australia berpindah tangan pada US$ 0,7515, turun dari level sekitar US$ 0,752 yang terlihat baru-baru ini.

Sementara harga minyak turun di jam perdagangan Asia. Patokan internasional berjangka minyak mentah Brent melemah 0,41% menjadi US$ 86,05 per barel dan minyak mentah berjangka AS turun 0,4% menjadi US$ 84,31 per barel.

Senin, 25 Oktober 2021

PT Equity World | Emas Dunia Merekah Dipicu Penurunan Obligasi Pemerintah AS

PT Equity World |  Harga emas dunia merekah pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB), imbas penurunan imbal hasil obligasi AS dan berlanjutnya kekhawatiran investor mengenai inflasi.

Mengutip Antara, Selasa, 26 Oktober 2021, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, bertambah USD10,5 atau 0,58 persen, menjadi USD1.806,80 per ons.

Emas menguat ditopang melemahnya imbal hasil AS, kekhawatiran inflasi | PT Equity World

Akhir pekan lalu, emas berjangka terangkat USD14,4 atau 0,81 persen menjadi USD1.796,30 per ons, setelah tergelincir USD3 atau 0,17 persen.

"Alasan utama untuk reli ini adalah bahwa imbal hasil sedikit mundur tetapi harga masih berada dalam kisaran terbatas," kata ahli strategi pasar senior Daniel Pavilonis.

Namun demikian, penguatan indeks dolar AS dan kenaikan ketiga indeks utama saham AS membatasi kenaikan emas. Imbal hasil obligasi pemerintah AS dengan tenor 10 tahun turun ke level terendah di 16.200 persen.

Di sisi lain, Ketua The Fed Jerome Powell menegaskan kembali pandangannya bahwa inflasi yang tinggi kemungkinan akan berkurang tahun depan.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 14,3 sen atau 0,58 persen, menjadi USD24,592 per ons  Platinum untuk pengiriman Januari naik USD11,7 atau 1,11 persen, menjadi USD1.063,8 per ons.

Minggu, 24 Oktober 2021

PT Equity World | Pelemahan Dolar AS Berpeluang Kerek Harga Emas

PT Equity World | Aksi jual dolar AS berpeluang menopang kenaikan harga emas lebih lanjut dan cenderung menopang permintaan komoditas berdenominasi dolar AS. 

Pada perdagangan Senin (25/10/2021), harga emas Comex turun tipis 1,40 poin atau 0,08 persen ke US$1.794,90 per troy ons. Sementara itu, harga emas spot naik 1,69 poin atau 0,09 persen ke US$1.794,34 per troy ons. 

Mendekati Level all Time High, Reli Kenaikan IHSG Tampak Mulai Melambat | PT Equity World

Tim Riset Monex Investindo Futures (MIFX) mengatakan, pelemahan dolar AS berpeluang terus berlanjut bila tingkat imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun terus melemah. 

"Pasar yang juga telah memperkirakan kemungkinan kenaikan suku bunga pada tahun 2022 di tengah kekhawatiran tentang kenaikan inflasi yang lebih cepat dari perkiraan. Hal ini lebih lanjut berkontribusi pada lonjakan harga emas," tulisnya dalam riset harian, Senin (25/10/2021). 

Namun risalah rapat The Fed pekan lalu bernada lebih hawkish, ekspektasi pengetatan kebijakan awal oleh Fed akan dilakukan berpeluang membatasi kenaikan tersebut.

Dengan pelemahan dolar AS, MIFX memproyeksikan harga emas berpeluang dibeli untuk menguji level resistance US$1.803 selama harga bertahan di atas level support US$1.788.

"Namun penurunan lebih rendah dari level support tersebut berpeluang memicu aksi jual terhadap harga emas menguji level support selanjutnya US$1.782," tulisnya.

Level Support: 1788 - 1785 - 1782 

Level Resistance: 1797 - 1800 - 1803

Kamis, 21 Oktober 2021

Equity World | Bursa Asia Hijau, Berharap Bursa IHGS Bisa ke 6.700

Equity World | Mayoritas bursa Asia dibuka menghijau pada perdagangan Jumat (22/10/2021), mengikuti pergerakan bursa saham Amerika Serikat (AS) yang secara mayoritas ditutup menguat pada perdagangan Kamis (21/10/2021) waktu AS, di mana indeks S&P 500 berhasil menyentuh rekor tertinggi barunya kemarin.

Indeks Hang Seng Hong Kong dibuka menguat 0,3%, Shanghai Composite China bertambah 0,14%, Straits Times Singapura terapresiasi 0,24%, dan KOSPI Korea Selatan naik tipis 0,05%.

Bursa Asia Mixed, Investor Pantau Krisis Default Evergrande | Equity World

Sementara untuk indeks Nikkei Jepang pada pagi hari ini sempat dibuka melemah 0,43%. Namun selang sekitar 90 menit, Nikkei berhasil berbalik arah ke zona hijau, yakni melesat 0,74%.

Investor di Asia kembali akan memantau perkembangan masalah keuangan dari perusahaan properti terbesar kedua di China, yakni Evergrande, di mana potensi gagal bayar (default) teknis Evergrande semakin terlihat jelang berakhirnya masa tenggang 30 hari obligasi berdenominasi dolar AS berjatuh tempo 23 September lalu yang akan berakhir pada akhir pekan ini.

Sementara itu dari Jepang, data inflasi periode September 2021 telah dirilis pada pagi hari ini. Data inflasi dari sisi Indeks Harga Konsumen (IHK) periode September tercatat melonjak menjadi 0,2% secara tahunan (year-on-year/YoY), dari sebelumnya pada periode yang sama pada tahun 2020 sebesar -0,4%.

Sedangkan secara bulanan (month-on-month/MoM), IHK Jepang juga bertambah menjadi 0,4%, dari sebelumnya pada Agustus lalu sebesar -0,2%.

Sementara untuk IHK inti tercatat tumbuh menjadi 0,1% pada September 2021 (YoY), dan inflasi diluar bahan makanan dan energi tetap sebesar -0,5% pada September 2021 (YoY).

Di lain sisi, menguatnya kembali bursa Asia pada hari ini mengikuti pergerakan bursa saham Negeri Paman Sam yang secara mayoritas ditutup menguat pada perdagangan Kamis waktu setempat atau dini hari tadi waktu Indonesia, didorong oleh laporan pendapatan dan laba yang kuat serta optimisme investor jelang akhir tahun.

Indeks S&P 500 naik 0,3% ke level 4.549,78, di mana sebelumnya sempat menyentuh rekor tertinggi barunya pada perdagangan tengah hari (intraday) di level 4.551,44. Sedangkan Nasdaq ditutup melesat 0,62% menjadi 15.215,70.

Namun untuk indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) kembali ditutup turun tipis 0,02% di level 35.603,08.

Saham Tesla yang melonjak 3% menyusul kinerja keuangan positif dari pembuat kendaraan listrik tersebut dan membantu naiknya indeksnya S&P 500. Laporan laba cemerlang dari banyak perusahaan menjadikan S&P 500 naik 1,75% minggu ini dan 5% bulan ini.

Perusahaan Amerika sejauh ini memiliki kinerja laba yang solid di kuartal ketiga, meski permasalahan tingginya biaya masih terjadi. Dari 101 perusahaan S&P 500 yang telah melaporkan hingga Rabu (20/10/2021), 84% melampaui perkiraan pendapatan analis menurut data Refinitiv.

Saham HP Inc. melonjak 6,9% karena pendapatan yang kuat dan meningkatkan proyeksi tahun 2022. Sementara saham teknologi besar lainnya juga membantu mengangkat pasar, seperti Nvidia dan Netflix.

Di luar teknologi, American Airlines naik 1,9% setelah membukukan keuntungan karena bantuan pemerintah federal pada kuartal ketiga.

Di sisi ekonomi, investor didorong oleh data pekerjaan yang kuat. Departemen Tenaga Kerja melaporkan klaim pengangguran turun ke level terendah pandemi sejumlah 290.000 pada pekan lalu. Angka tersebut lebih rendah dari diperkirakan oleh para ekonom dalam polling Dow Jones sebesar 300.000.

Rabu, 20 Oktober 2021

Equity World | Wall Steet ditutup beragam, Nasdaq terkikis 7,41 poin

Equity World | Wall Street ditutup beragam pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), dengan indeks S&P 500 dan Dow Jones menguat bahkan Dow Jones mencapai rekor intraday tertinggi karena investor mengincar laba kuartal ketiga yang lebih baik dari yang diperkirakan dari perusahaan-perusahaan AS.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 152,03 poin atau 0,43 persen, menjadi menetap di 35.609,34 poin. Indeks S&P 500 bertambah 16,56 poin atau 0,37 persen, menjadi berakhir di 4.536,19 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup turun tipis 7,41 poin atau 0,05 persen, menjadi 15.121,68 poin.

Kejatuhan Dolar dan Kekhawatiran Inflasi Picu Kenaikan Harga Emas | Equity World

Delapan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan sektor utilitas dan real estat masing-masing terangkat 1,56 persen dan 1,55 persen, memimpin kenaikan. Sementara itu, sektor teknologi tergelincir 0,29 persen, merupakan kelompok berkinerja terburuk dan menghentikan reli lima hari.

Sementara Nasdaq tertinggal karena saham-saham teknologi mengambil jeda, Dow Jones Industrials Average melampaui rekor sebelumnya yang dicapai pada pertengahan Agustus sebelum memangkas kenaikan selama sesi. Indeks acuan S&P 500 berada dalam jarak lima poin dari rekor awal September di puncak tertinggi untuk hari itu.

Indeks perawatan kesehatan S&P menguat untuk hari kedua berturut-turut dengan bantuan dari Anthem dan Abbott, yang keduanya menguat karena perkiraan keuangan yang mengesankan.

S&P telah jatuh hampir 6,0 persen di bawah rekornya pada 4 Oktober karena investor khawatir tentang masalah rantai pasokan, tekanan margin keuntungan, upah yang lebih tinggi dan peningkatan biaya input menjelang musim laporan laba yang dimulai minggu lalu.

Dan sementara perusahaan-perusahaan AS telah mengutip masalah rantai pasokan dan biaya yang lebih tinggi selama penjelasan laporan keuangan mereka, investor sejauh ini merasa lega karena mereka tampaknya dapat mempertahankan margin keuntungan dengan membebankan biaya kepada pelanggan, menurut Jack Janasiewicz, ahli strategi dan manajer portofolio di Natixis Investment Managers Solutions.

“Perolehan laba adalah yang terpenting dan sejauh ini apa yang kami lihat sebenarnya lebih baik dari yang diharapkan. Margin sebenarnya bertahan," kata Janasiewicz.

“Kecepatan ditetapkan cukup rendah saat masuk (musim laporan keuangan) sehingga membuat segalanya sedikit lebih mudah ... Segalanya keluar, sejauh ini, lebih baik dari yang diharapkan. Itu memberi tekanan ke atas pada saham."

Dengan hanya sekitar 14 persen dari laporan keauangan kuartal ketiga perusahaan S&P 500, para analis memperkirakan laba untuk indeks acuan naik 33 persen dari kuartal tahun lalu. Lebih dari 85 persen perolehan laba mengalahkan ekspektasi, menurut data Refinitiv terbaru.

Indeks S&P 500 Value, yang menampung saham-saham yang sensitif secara ekonomi seperti energi dan industri, ditutup naik 0,9 persen setelah mencapai rekor tertinggi baru.

Namun, saham IBM anjlok sekitar 5,0 persen setelah bel perdagangan pada Rabu (20/10/2021) setelah pendapatan kuartal ketiganya meleset dari perkiraan pasar karena penurunan pesanan di unit infrastruktur terkelola menjelang spin-off.

Saham Tesla Inc sedikit turun di akhir perdagangan bahkan setelah mengalahkan ekspektasi Wall Street untuk pendapatan kuartal ketiga didukung rekor pengiriman, ketika produsen mobil listrik itu mengatasi kekurangan global chip dan bahan baku yang berkepanjangan.

Abbott Laboratories telah menyelesaikan sesi perdagangan reguler dengan melonjak 3,3 persen setelah menaikkan perkiraan laba setahun penuh karena rebound dalam penjualan alat tes COVID-19.

Anthem Inc melonjak 7,7 persen setelah menaikkan perkiraan pendapatan setahun penuh. Namun, saham Biogen Inc ditutup turun 0,6 persen karena melaporkan penjualan kuartalan obat Alzheimer yang jauh lebih kecil dari perkiraan sementara menaikkan perkiraan pendapatan setahun penuh.

Verizon Communications Inc terangkat 2,4 persen setelah menambahkan lebih banyak pelanggan telepon pascabayar dari yang diperkirakan pada kuartal ketiga.

Senin, 18 Oktober 2021

Equity World | Saat Tertekan Kenaikan Yield Treasury, Emas Terjaga Permintaan terhadap Safe Haven

 Equity World | Saat Tertekan Kenaikan Yield Treasury, Emas Terjaga Permintaan terhadap Safe Haven

Equity World | Harga emas, Senin (18/10), menguat dalam kisaran yang tipis terangkat oleh sentimen risk-off di pasar ekuitas. Namun harga emas batangan masih tertekan oleh kenaikan imbal hasil treasury Amerika Serikat (AS).

Harga emas di pasar spot menguat 0,2% menjadi US$ 1.770,30 per ons pada Senin pukul 21.33 WIB. Sementara kontrak berjangka emas di waktu yang sama naik 0,1% menjadi US$ 1.770,30.

“Kami juga melihat penghindaran risiko di pasar dan dolar tidak mendapat dukungan seperti biasanya. Ini yang mungkin menjaga emas untuk saat ini,” kata Craig Erlam, analis di OANDA.

Namun, “Jika imbal hasil terus meningkat, emas akan menghadapi hambatan yang signifikan. Kecuali, pasar mulai menimbang kabar buruk ekonomi dan pasar saham, yang mungkin merupakan langkah rasional berikutnya jika pembuat kebijakan bersikeras untuk melakukan pengetatan meskipun pemulihan tetap lamban dan besarnya risiko penurunan.”



Bursa Saham Wallstreet di Awal Minggu Ditutup Mixed | Equity World



Sentimen di pasar keuangan yang lebih luas tetap lemah karena pertumbuhan ekonomi di China yang melambat. Sementara lonjakan harga minyak yang tak kunjung berhenti memicu kekhawatiran tentang peningkatan inflasi.

Imbal hasil treasury berjangka 10 tahun yang menjadi acuan, meningkat karena investor meningkatkan taruhan kenaikan suku bunga. Sementara indeks dolar tetap stabil.

Kendati kerap dipandang sebagai alat lindung nilai terhadap laju inflasi, emas tetap harus bersaing dengan dolar AS untuk status safe-haven dan pengurangan stimulus bank sentral serta kenaikan suku bunga yang mendorong kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah, membebani emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.

Pelaku pasar semakin mengharapkan Federal Reserve AS untuk mulai mengurangi pembelian aset segera setelah data menunjukkan peningkatan yang solid dalam harga konsumen AS.

"Jika The Fed mempercepat agenda pengetatan kebijakannya, memperkuat dolar di sepanjang jalan, itu akan melemahkan lantai di bawah emas," kata Han Tan, kepala analis pasar di Exinity.

Harga perak di pasar spot turun 0,2% menjadi US$ 23,23 per ons, platinum turun 1,6% menjadi US$ 1.038,14, dan paladium turun 2,7% menjadi US$ 2.017,18, yang merupakan terendah dalam lebih dari seminggu.

Minggu, 17 Oktober 2021

Equity World | Rekomendasi Mingguan Emas 18 – 22 Oktober 2021: Terhalang Resistance di $1,800

Equity World | Memulai minggu lalu, harga emas bertahan di $1,759 dan pada hari Kamis mengalami keuntungan yang mengesankan dengan harga emas naik ke $1,801 antara lain karena melemahnya dollar AS. Namun mengakhiri minggu lalu harga emas turun tajam pada hari Jumat sebanyak $32 ke $1,767.

Emas berhadapan dengan resistensi yang massif di level $1,800 per ons, yang membuat penurunan harga emas sebanyak $30 pada hari Jumat minggu lalu. Emas kelihatannya tidak siap terhadap suatu rally sampai cukup minat yang mau membawa emas melampaui barrier tehnikal kunci.

Saham Asia gelisah jelang data PDB China, minyak sentuh tertinggi baru | Equity World

Salah satu hal yang membebani harga emas adalah outlook ekonomi yang lebih baik daripada yang diperkirakan setelah data ekonomi penjualan ritel AS muncul dengan kuat.

Pergerakan turun secara tehnikal membuat rally emas pada pertengahan minggu ke $1,801 – yang dipicu oleh munculnya data inflasi yang panas yang menunjukkan tekanan harga meningkat 5.4% secara tahunan di bulan September – terhenti.

Hal lain yang menekan turun harga emas adalah naiknya yields treasury AS, sebagai akibat ekspektasi akan lebih agresifnya Federal Reserve AS dan sentimen “risk-on” di pasar saham AS.

Salah satu rintangan terbesar bagi emas adalah harus bertempur melawan ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve akan menjadi lebih agresif dalam hal melakukan “tapering” terhadap pembelian obligasi dan menaikkan tingkat suku bunga.

Emas menghadapi resistensi yang massif. Model dari Federal Reserve’s Fund Rates memberikan indikasi akan kenaikan tingkat suku bunga pada tahun depan di sekitar bulan November. Ada banyak pembicaraan mengenai “tapering”, kenaikan yields AS, minat terhadap resiko di dalam saham kembali muncul. Emas menghadapi banyak resistensi di $1,800, $1,805, $1,815 dan seterusnya. Level support kritikal yang perlu dipertahankan adalah $1,750 yang apabila berhasil ditembus akan bisa turun lebih jauh ke $1,720 dan kemudian $1,685.

Bitcoin menyentuh $60,000 dan mendekati ketinggian sepanjang waktu untuk pertama kalinya di dalam 6 bulan untuk pertama kalinya yang juga menambah tekanan terhadap emas yang harus terus berkompetisi dengan cryptocurrencies yang popular sebagai asset lindung nilai.

Meskipun demikian level emas di bawah $1,800 bisa menjadi kesempatan untuk membeli emas di harga bawah. Ketakutan sedang meningkat, termasuk ketakutan akan inflasi dan isu rantai supply dan banyak orang sedang mencari yang aman. Emas, kripto dan treasuries biasanya adalah asset safe-haven yang dicari.

Di AS, setelah isu batas hutang diperpanjang, Demokrat memiliki waktu untuk bergerak lagi dengan dua undang-undang belanja.

Tidak adanya berita berarti negosiasi terus berlanjut. Setiap kesepakatan akan bisa mendorong naik sentimen, sementara itu setiap tidak ada kesepakatan akan membebani sentimen pasar.

Investor juga akan melihat apakah klaim pengangguran tetap di bawah 300.000. PMI pendahuluan untuk bulan Oktober dari Markit juga menarik perhatian. Di bulan September, manufaktur mencapai 60 poin yang merefleksikan pertumbuhan yang kuat sementara jasa di sekitar 55, menunjukkan ekspansi yang solid dan moderat.

“Support” terdekat menunggu di $1,750 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,720 dan kemudian $1,685. “Resistance” terdekat menunggu di $1,797 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,815 dan kemudian $1,836.

Kamis, 14 Oktober 2021

PT Equityworld | Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Jumat pagi (15/10/2021) seiring wall street yang melambung dengan indeks S7P 500 melompat hampir dua persen.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 naik 0,81 persen, dan indeks Topix mendaki 1,02 persen. Indeks Korea Selatan Kospi menguat 0,93 persen.

Emas Dunia Bersinar Disokong Penurunan Dolar dan Imbal Hasil Obligasi AS | PT Equityworld

Indeks Australia menguat 0,54 persen. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang bertambaj 0,33 persen. Bursa Hong Kong kembali operasional pada Jumat pekan ini.

Di wall street, indeks S&P 500 melonjak 1,71 persen ke posisi 4.428,26, dan ini penguatan terbesar sejak Maret 2021. Hal ini seiring investor menyambut positif laporan kinerja keuangan lebih baik dari perusahaan seperti Bank of America. Demikian mengutip dari laman CNBC, Jumat pekan ini.

Indeks Dow Jones bertambah 534,75 poin ke posisi 34.912,56. Indeks Nasdaq bertambah 1,73 persen menjadi 14.823. Indeks dolar AS berada di posisi 94,03, dan indeks ini melemah dari awal pekan di posisi 94,5. Yen Jepang diperdagangkan di posisi 113,81 per dolar AS.

Harga minyak menguat pada jam perdagangan di Asia. Harga minyak Brent berjangka naik 0,42 persen menjadi USD 84,35 per barel. Harga minyak berjangka Amerika Serikat mendaki 0,44 persen menjadi USD 81,67 per barel.

Wall Street Menguat pada 14 Oktober 2021

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Kamis, 14 Oktober 2021 waktu setempat.

Wall street naik setelah laporan laba yang lebih baik dari perkiraan dari sejumlah emiten antara lain Walgreen Boots Alliance, UnitedHealth, Bank of America dan perusahaan besar lainnya.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 menguat 1,7 persen menjadi 4.438,26, dan merupakan lompatan terbesar sejak Maret 2021.

Indeks Dow Jones melonjak 534,74 atau 1,6 persen menjadi 34.912,56. Indeks Nasdaq bertambah 1,7 persen ke posisi 14.823,43.

Rata-rata indeks acuan berada di jalur untuk menutup pekan dengan lebih tinggi. Indeks S&P 500 dan Dow Jones sekitar dua persen dari rekor tertingginya. Indeks Nasdaq sekitar 4 persen.

Di sisi lain, sejumlah perusahaan tercatat telah merilis laporan kinerja yang dimulai dari beberapa bank dan anggota yang masuk Dow Jones melaporkan hasil kinerja keuangan sebelum bel.

Delapan anggota S&P 500 melaporkan laporan keuangan pada Kamis pagi waktu setempat dan delapan anggota S&P itu mengalahkan harapan laba per saham dari wall street.

"Sejauh ini, sebagian besar perusahaan besar Amerika Serikat telah mampu menghasilkan profitabilitas yang lebih tinggi meski biaya tenaga kerja meningkat karena pertumbuhan penjualan begitu kuat. Kami berharap hal yang sama berlaku pada kuartal III,” kata Chief Investment Officer UBS Global Wealth Management, Mark Haefele dilansir dari CNBC, Jumat, 15 Oktober 2021.

Rabu, 13 Oktober 2021

PT Equityworld | Kamis Pagi, Mayoritas Saham Asia Pasifik Dibuka Menguat

PT Equityworld | Mayoritas saham di kawasan Asia-Pasifik dibuka menguat pada perdagangan Kamis pagi (14/10/2021). Investor menunggu rilis data inflasi China untuk bulan September.

Nikkei 225 di Jepang naik 0,47% sementara indeks Topix sedikit berubah.

Kospi Korea Selatan naik 0,71%.

Wall Street Bervariasi, Nasdaq Melesat | PT Equityworld

Di Australia, S&P/ASX 200 naik 0,71%.

Pasar di Hong Kong tutup pada hari Kamis untuk liburan.

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang diperdagangkan 0,35% lebih tinggi.

Indeks harga konsumen dan indeks harga produsen China untuk bulan September ditetapkan pada pukul 9:30 pagi HK/SIN pada Kamis.

Semalam di Amerika Serikat, S&P 500 naik 0,3% menjadi 4.363,80 dan Nasdaq Composite naik 0,73% menjadi sekitar 14.571,64. Dow Jones Industrial Average sedikit berubah di 34.377,81.

Mata Uang dan Minyak

Indeks dolar AS, yang melacak greenback terhadap sekeranjang rekan-rekannya, berada di 94,01 setelah jatuh baru-baru ini dari atas 94,4.

Yen Jepang diperdagangkan pada 113,28 per dolar, lebih lemah dari level di bawah 112,5 terhadap greenback awal pekan ini. Dolar Australia berpindah tangan pada $0,7386, di atas level di bawah $0,735 yang terlihat kemarin.

Harga minyak lebih tinggi di pagi hari jam perdagangan Asia, dengan patokan internasional minyak mentah berjangka Brent naik 0,44% menjadi $83,55 per barel. Minyak mentah berjangka AS naik 0,46% menjadi $80,81 per barel.

Selasa, 12 Oktober 2021

PT Equityworld | Kekhawatiran akan Kenaikan Inflasi Bikin Harga Emas Dunia Naik

PT Equityworld |  Harga emas dunia menguat pada perdagangan Selasa (12/10/2021), karena meningkatnya kekhawatiran inflasi di sejumlah negara.

Mengutip CNBC, Rabu (13/10/2021) harga emas di pasar spot naik 0,3 persen menjadi USD1.759,31 per ounce, sementara emas berjangka Amerika Serikat ditutup 0,2 persen lebih tinggi menjadi USD1.759,3 per ounce.

Awas! IHSG Diramal Ambruk Akibat Aksi Ambil Untung | PT Equityworld

Krisis energi global mengancam prospek ekonomi dan menginvasi ketakutan inflasi, mendorong beberapa investor menuju aset yang lebih aman.

"Kami melihat dukungan yang datang dari gagasan umum bahwa tekanan inflasi akan cukup untuk menahan emas di tengah lingkungan di mana kita melihat Federal Reserve perlahan bergerak untuk mengurangi pembelian aset," kata David Meger, Director of Metals Trading di High Ridge Futures.

Tetapi secara keseluruhan, penguatan dolar membebani pasar emas dan membatasi kenaikannya, kata Meger.

Emas secara tradisional dipandang sebagai lindung nilai inflasi. Namun, pengurangan stimulus bank sentral dan kenaikan suku bunga cenderung mendorong imbal hasil obligasi pemerintah meningkat, yang diterjemahkan menjadi opportunity cost yang lebih tinggi untuk memegang emas yang tidak membayar bunga.

"Ada lebih banyak penghindaran risiko di pasar dan emas diuntungkan dari itu, ditambah dengan kekhawatiran tentang inflasi dan perlambatan ekonomi global," kata analis Commerzbank, Daniel Briesemann.

Jika pembicaraan stagflasi semakin menggema, emas bisa mencapai USD1.900 pada akhir tahun karena suku bunga akan tetap relatif rendah bahkan jika The Fed mulai melakukan tapering , papar Briesemann.

Kini, fokusnya adalah risalah pertemuan kebijakan 21-22 September The Fed dan indeks harga konsumen Amerika, keduanya akan dirilis Rabu.

Sementara itu harga perak di pasar spot turun 0,2 persen menjadi USD22,52 per ounce dan platinum naik 0,1 persen menjadi USD1.009,37 per ounce. Paladium anjlok 2,5 persen menjadi USD2.058,71 per ounce.

Senin, 11 Oktober 2021

PT Equityworld | Investor Gelisah, Wall Street Kembali Rontok

PT Equityworld | Bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street berguguran pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB) imbas lonjakan harga minyak dunia dan kegelisahan investor dalam menunggu laporan keuangan perusahaan tercatat (emiten).

Melansir CNBC, Selasa, 12 Oktober 2021, Dow Jones Industrial Average turun 250,19 poin, atau 0,7 persen menjadi 34.496,06. S&P 500 anjlok 30,15 poin atau 0,7 persen menjadi 4.361,19. Nasdaq Composite juga anjlok 0,6 persen menjadi 14.486,20.

Harga Emas Hari Ini, Selasa 12 Oktober 2021, Risiko Koreksi | PT Equityworld

Volume transaksi di bursa AS mencapai 8,15 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 10,9 miliar selama 20 hari terakhir. Managing Partner Plexo Capital Lo Toney mengatakan saham bergejolak hampir sepanjang hari, tetapi penjualan meningkat di jam-jam terakhir dengan posisi terendahnya.

“Apa yang kami lihat saat ini adalah pasar mencoba untuk bergulat dan memahami bagaimana menafsirkan semua input ini,” katanya.

Adapun patokan minyak AS, minyak mentah WTI mencapai USD82 per barel pada sesi tertinggi sebelum diperdagangkan USD80. Harga yang melonjak ini menambah kekhawatiran tentang inflasi.

Karenanya, saham energi naik untuk sebagian besar sesi tetapi tersungkur pada penutupan perdagangan. Delapan dari 11 sektor S&P 500 ditutup lebih rendah sebagai kelompok emiten dengan kinerja terburuk.

Sementara itu, ekonomi Goldman Joseph Briggs memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi AS pada 2022 menjadi 4 persen dari sebelumnya 4,4 persen. Bahkan menurunkan estimasi ekonomi 2021 menjadi 5,6 persen dari sebelumnya 5,7 persen.

"Untuk kegiatan seperti pergi ke bioskop, banyak orang tidak mengantisipasi melanjutkan pola pengeluaran normal setidaknya selama enam bulan lagi, menunjukkan normalisasi penuh dalam kegiatan ekonomi mungkin memerlukan waktu," jelas dia.

Analis pun memperkirakan S&P 500 akan meraih laba 27,6 persen pada kuartal ketiga, yang akan menjadi pendapatan tertinggi sejak 2010 setelah merugi 4,8 persen. S&P 500 diperkirakan naik lebih dari satu persen untuk Oktober dan bertahan sekitar empat persen dari rekornya.

Minggu, 10 Oktober 2021

PT Equityworld | IHSG Awal Sesi Merah, Rupiah Menguat

PT Equityworld | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak pada zona merah di awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin (11/10/2021). Berbeda dengan mata uang garuda yang menguat pada awal perdagangan di pasar spot. 

Melansir data RTI, pukul 09.09 WIB, IHSG berada pada level 6.467,79 atau turun 13,97 poin (0,23 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.481,77. 

Bursa Asia menguat pada Senin (11/10) pagi | PT Equityworld

Sebanyak 203 saham melaju di zona hijau dan 169 saham di zona merah. Sedangkan 207 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,4 triliun dengan volume 2,2 miliar saham.

Pagi ini bursa saham asia menghijau dengan kenaikan Nikkei 1,75 persen, Hang Seng Hong Kong 1,18 persen, Strait Times menguat 0,25 persen, dan Shanghai Komposit 0,3 persen.

Wall Street pada penutupan Jumat pekan lalu negatif dengan penurunan indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) 0,03 persen, indeks S&P 500 sebesar 0,19 persen, dan indeks acuan saham teknologi AS Nasdaq 0,51 persen.

Sebelumnya, Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper mengatakan, secara teknikal tren penguatan jangka menengah masih cukup kuat disertai indikator stochastic membentuk golden cross dan MACD dalam tren akumulasi.

"IHSG berpeluang menguat, investor masih akan mencermati hasil kongres AS serta rencana tapering oleh The Fed. Dari dalam negeri investor akan menanti rilis data retail sales untuk bulan Agustus,” kata Dennies dalam rekomendasinya.

Kamis, 07 Oktober 2021

Equityworld Futures | Data Klaim Pengangguran AS Turun, Harga Emas Ikut Merosot

Equityworld Futures | Harga emas dunia lagi-lagi merosot pada perdagangan Kamis, karena data klaim pengangguran mingguan Amerika yang menurun.

Mengutip CNBC, Jumat (8/10/2021) harga emas di pasar spot turun 0,3 persen menjadi USD1.757,30 per ounce sementara, emas berjangka Amerika Serikat ditutup 0,2 persen lebih rendah menjadi USD1.759,2 per ounce.

Wall Street Merekah Dipimpin Saham Raksasa Teknologi Apple dan Amazon | Equityworld Futures

Jumlah warga Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun paling tajam dalam tiga bulan, pekan lalu, menunjukkan pemulihan pasar tenaga kerja mendapatkan kembali momentum setelah perlambatan baru-baru ini.

"Laporan itu membantu mendorong imbal hasil obligasi dan sedikit reli pasar saham AS, menekan emas," ujar Jim Wyckoff, analis Kitco Metals.

Pengurangan stimulus dan tingkat suku bunga yang lebih tinggi mengangkat imbal hasil obligasi, yang diterjemahkan ke dalam peningkatan opportunity cost memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Juga, batas utang Amerika kemungkinan didorong hingga Desember. Jadi, itu adalah efek menenangkan di pasar, bullish bagi saham dan bearish untuk emas, tutur Wyckoff menambahkan.

Dolar sedikit melemah dari dekat level tertinggi satu tahun, didukung kekhawatiran inflasi dan ekspektasi bahwa The Fed harus bertindak lebih cepat untuk menormalkan kebijakan.

Kendati emas secara tradisional dianggap sebagai lindung nilai inflasi, apresiasi dolar membuat logam kuning lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Data pekerjaan swasta yang kuat pada periode September menjelang angka ketenagakerjaan Jumat juga mendorong spekulasi bahwa The Fed dapat segera mulai melakukan tapering.

Logam lainnya perak di pasar spot stabil USD22,59 per ounce, platinum turun 0,2 persen menjadi USD982,37 per ounce, dan paladium melonjak 3,7 persen menuju hari terbaiknya sejak 22 September, menjadi USD1.958,61 per ounce.

Rabu, 06 Oktober 2021

Equityworld Futures | Wall Street ditutup naik di tengah optimisme tentang kesepakatan plafon utang AS

Equityworld Futures | Wall Street ditutup lebih tinggi pada perdagangan Rabu (6/10) karena investor optimistis bahwa Kongres Demokrat dan Republik dapat mencapai kesepakatan untuk mencegah default utang pemerintah.

Melansir Reuters Dow Jones Industrial Average naik 0,3% menjadi berakhir pada 34.416,99, S&P 500 naik 0,41% menjadi 4.363,55, dan Nasdaq Composite naik 0,47% menjadi 14.501,91.

Harga Emas Naik Tipis, Data Pekerja AS Masih Jadi Perhatian Investor | Equityworld Futures

Senat AS dari Partai Republik Mitch McConnell mengatakan partainya akan mendukung perpanjangan plafon utang federal hingga Desember. Ini akan mencegah default historis yang akan menimbulkan korban ekonomi yang besar.

"McConnell membuat beberapa komentar dovish tentang perpanjangan plafon utang untuk sementara," kata Jay Hatfield, pendiri dan manajer portofolio di Infrastructure Capital Advisors.

"Itu akan ditafsirkan dalam jangka pendek sebagai positif."

Tawaran McConnell dapat memberikan jalan keluar untuk kebuntuan selama berbulan-bulan antara Demokrat Presiden Joe Biden dan Partai Republik McConnell, yang telah diperkirakan pada hari Rabu untuk memblokir upaya ketiga oleh Senat Demokrat untuk menaikkan plafon utang US$ 28,4 triliun.

Asal tahu, pasar saham bergerak turun untuk sebagian besar sesi perdagangan setelah kuatnya data pekerjaan swasta pada bulan September, memicu taruhan Federal Reserve bisa segera mulai mengekang stimulus moneter.

Saham pertumbuhan mega-cap Amazon dan Microsoft keduanya naik lebih dari 1% setelah benchmark US Treasury tenor 10-tahun mundur dari tertinggi tiga bulan pada sore hari.

Laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP menunjukkan, gaji swasta meningkat 568.000 pekerjaan bulan lalu. Ekonom yang disurvei oleh Reuters telah memperkirakan kenaikan 428.000 pekerjaan.

"Data pasar tenaga kerja yang positif datang dengan implikasi bahwa The Fed dapat memperketat kebijakan dengan lebih cepat. Tetapi fakta bahwa perekrutan meningkat tidak boleh diabaikan - ini jelas merupakan hal yang baik dalam hal pemulihan," kata Mike Loewengart, managing director, investment strategy at E*TRADE Financial.

Data non-farm payrolls yang lebih komprehensif akan dirilis pada hari Jumat. Diperkirakan akan memperkuat kasus perlambatan pembelian aset The Fed.

Selasa, 05 Oktober 2021

Equityworld Futures | Prediksi IHSG hari Rabu (6/10) akan naik, analis rekomendasi sell tiga saham ini

Equityworld Futures | Prediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Rabu 6 Oktober 2021 akan meningkat. Saat IHSG diprediksi melaju di zona hijau, investor bisa memanfaatkan kesempatan untuk melepas sejumlah saham agar bisa meraih cuan.

Analis rekomendasi tiga saham untuk dijual pada perdagangan hari ini. Ketiga saham tersebut adalah PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT PP Tbk (PTPP), dan PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP).

Rabu Pagi, Mayoritas Saham Asia Pasifik Dibuka Menguat | Equityworld Futures

Seperti diketahui, IHSG melemah 0,86% dan ditutup di level 6.288,05 pada perdagangan Selasa (5/10). Hari ini, sejumlah analis prediksi IHSG bisa bangkit karena sejumlah sentimen.

Salah satu sentimen pendorong IHSG hari ini adalah kondisi bursa di luar negeri yang positif. Bursa saham Asia-Pasifik naik pada pembukaan perdagangan Rabu (6/10) meningkat. Indeks Nikkei 225 naik 0,85% pada awal perdagangan dan indeks Topix naik 0,92%. Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,71%. 

Bursa saham Australia juga naik tipis, dengan S&P/ASX 200 naik sekitar 0,2%. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang diperdagangkan 0,12% lebih tinggi.

Sedangkan pada penutupan perdagangan Selasa 5 Oktober 2021, Wall Street juga berada di zona hijau. Indeks acuan Dow Jones Industrial Average melonjak 311,75 poin menjadi 34.314,67, S&P 500 melonjak 1,05% menjadi 4.345,72, dan Nasdaq Composite naik 1,25% menjadi 14.433,83.

Berikut rekomendasi teknikal untuk saham BBTN, INKP, dan PTPP di perdagangan Rabu (6/10).

1. Rekomendasi saham PT PP Tbk (PTPP)

Pergerakan harga saham PTPP secara teknikal membentuk pola konsolidasi. Indikator RSI dan stochastic sudah nampak berada pada areal overbought. Volume transaksi yang juga terjadi penurunan dibandingkan hari kemarin.

Rekomendasi saham PTPP: Sell

Support: Rp 1.110 per saham

Resistance: Rp 1.200 per saham

Ivan Kasulthan, Erdikha Elit Sekuritas

2. Rekomendasi saham PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP)

Pergerakan harga saham INKP secara teknikal stochastic berada di level Rp 86, dengan dead cross yang menurun. Untuk saat ini indikator MACD masih naik. Candle berada di atas garis bollinger band.

Rekomendasi saham INKP: Sell on strength

Support: Rp 8,150 per saham

Resistance: Rp 9.000 per saham

Kiswoyo Adi Joe, Reswara Gian Investa

3. Rekomendasi saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN)

Pergerakan harga saham BBTN telah sampai pada resistance upper channel di sekitar Rp 1.535. Dapat dipertimbangkan untuk sell on strength. Apalagi Selasa (5/10) candle berbentuk doji yang berarti ada kemungkinan tren reversal alias kemungkinan pullback. Support terdekat untuk berjaga-jaga trailing stop Rabu (6/10) di angka Rp 1.510, kemudian Rp 1.475. Diharapkan tidak perlu konsolidasi lebih rendah lagi ke MA10 yg saat ini masih berada di sekitar Rp 1.420 per saham.

Rekomendasi saham BBTM: Sell on strength

Support: Rp 1.510, Rp 1.475, Rp 1.420 per saham

Resistance: Rp 1.535–Rp 1.570 per saham

Liza Camelia, Henan Putihrai Sekuritas

Itulah rekomendasi saham BBTN, INKP, dan PTPP untuk perdagangan hari ini, Rabu 6 Oktober 2021. Ingat, disclaimer on, segala risiko investasi atas rekomendasi saham di atas menjadi tanggung jawab Anda sendiri. Semoga cuan!

Senin, 04 Oktober 2021

Equityworld Futures | Anjloknya Dolar Bikin Harga Emas Dunia Terus Meroket

Equityworld Futures |  Harga emas dunia terus berada di level tertinggi dalam sepekan terakhir, termasuk pada penutupan perdagangan waktu setempat (Selasa WIB). Penurunan ini imbas pelemahan kurs dolar AS dan sentimen penghindaran risiko (risk off) di pasar ekuitas. 

Hal tersebut mengangkat permintaan terhadap logam mulia yang dinilai lebih aman bagi investor. Mengutip Antara, Selasa, 5 Oktober 2021, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, terangkat USD9,2 atau 0,52 persen menjadi USD1.776,60 per ons.

Wall Street Ambruk, Bursa Asia Dibuka Langsung Berjatuhan! | Equityworld Futures

Akhir pekan lalu, emas berjangka naik moderat USD1,4 atau 0,08 persen menjadi USD1.758,40. Sementara itu, emas berjangka melambung USD34,1 atau 1,98 persen menjadi USD1.757 pada Kamis, 30 September 2021 setelah merosot USD14,6 atau 0,84 persen menjadi USD1.722,90 pada Rabu, 29 September dan jatuh USD14,5 atau 0,83 persen menjadi USD1.737,50 pada Selasa, 28 September.

"Kami melihat lebih banyak penghindaran risiko di pasar dan emas tampaknya mendapat manfaat dari itu. Cukup sering kita melihat dolar berjalan dengan baik dalam kondisi ini yang menyeret emas, tetapi kita melihat yang sebaliknya hari ini. Mungkin investor menjadi sedikit gelisah tentang bank sentral yang menarik stimulus pada waktu yang tidak pasti untuk ekonomi," kata analis Oanda, Craig Erlam.

Adapun indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang saingannya turun 0,3 persen, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

Indeks-indeks utama Wall Street juga jatuh karena investor beralih dari saham teknologi dalam menghadapi kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah, sementara kekhawatiran baru perang dagang AS-Tiongkok dan Taiwan turut menambah kekhawatiran investor.

Di sisi lain, logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 10,8 sen atau 0,48 persen menjadi USD22,644 per ons. Platinum untuk pengiriman Januari turun USD12 atau 1,23 persen menjadi USD961,6 per ons.

Minggu, 03 Oktober 2021

Equityworld Futures | IHSG awal pekan menguat mengikuti kenaikan indeks saham Wall Street

Equityworld Futures | Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal pekan menguat mengikuti kenaikan indeks saham di Wall Street pada akhir pekan lalu.

IHSG dibuka menguat 5,95 poin atau 0,1 persen ke posisi 6.234,8. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 1,53 poin atau 0,17 persen ke posisi 887,54.

Harga Emas Dunia Berhasil Menguat di Tengah Ancaman Inflasi AS | Equityworld Futures

"Fokus perhatian investor minggu ini akan tertuju pada rilis data Non-Farm Payrolls (NFP) bulan September pada hari Jumat nanti," tulis Tim Riset Philip Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Senin.

Investor berharap adanya perbaikan pada NFP setelah keluar mengecewakan pada Agustus. Investor mempunyai ekspektasi ekonomi AS menambah 475.000 tenaga kerja baru bulan lalu setelah hanya berhasil menambah 235.000 pekerja baru pada Agustus ketika konsensus mencapai 700.000.

Indeks saham di Asia pagi ini dibuka naik setelah indeks saham utama di Wall Street akhir pekan lalu ditutup menguat karena prospek laju pertumbuhan ekonomi yang semakin cepat berhasil mengalahkan ketakutan atas tekanan inflasi.

Data ISM Manufacturing Index secara tak terduga naik level 61,1 pada September dari level 59,9 pada bulan sebelumnya sehingga memicu reli pada sejumlah saham perusahaan yang mendapatkan keuntungan atau manfaat dari pembukaan kembali ekonomi AS.

Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS turun 3 bps menjadi 1,46 persen meskipun data memperlihatkan inflasi sudah mencapai tingkat yang lebih tinggi di AS dan Eropa.

Data Personal Consumption Expenditures (PCE) Price Index naik 4,3 persen (yoy) pada Agustus, tertinggi sejak 1990. Harga bahan energi telah melonjak 25 persen dalam setahun terakhir sementara gangguan pada rantai pasok (supply chain) telah membuat harga mobil dan peralatan rumah tangga semakin mahal.

Di Eropa, perhitungan awal (flash) memperlihatkan bahwa inflasi tumbuh dengan laju tercepat sejak 2008. Inflasi naik 3,4 persen pada September menyusul pertumbuhan 3 persen pada Agustus. Harga bahan energi melompat 17 persen dalam setahun terakhir dipimpin oleh harga gas alam dan listrik.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei melemah 391,94 poin atau 1,36 persen ke 28.379,13, indeks Hang Seng turun 517,01 atau 2,1 persen ke 24.058,63, dan indeks Straits Times meningkat 38,35 poin atau 1,26 persen ke 3.089,46.