Kamis, 30 September 2021

PT Equity World | Jumat Pagi, Mayoritas Saham Asia Pasifik Dibuka Turun

PT Equity World | Mayoritas saham di kawasan Asia-Pasifik dibuka turun pada perdagangan Jumat pagi (1/10/2021), menyusul penurunan tajam indeks di Wall Street.

Di Jepang, Nikkei 225 turun 0,69% di awal perdagangan sementara indeks Topix turun 1,05%.

Meski Sentimen Produsen Jepang Naik, Bursa Asia Melemah | PT Equity World

Sentimen pada produsen besar Jepang meningkat dalam tiga bulan hingga September, menurut survei sentimen bisnis tankan triwulanan Bank of Japan yang dirilis Jumat. Indeks utama untuk sentimen produsen besar datang di plus 18 — peningkatan dari pembacaan kuartal sebelumnya di plus 14.

Di tempat lain, Kospi Korea Selatan turun 0,39%.

Saham Australia juga turun, dengan S&P/ASX 200 turun 0,54%.

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang diperdagangkan 0,11% lebih rendah.

Pasar di Hong Kong tutup untuk hari libur pada hari Jumat, sedangkan di China daratan tutup untuk liburan Golden Week dari hari Jumat hingga 7 Oktober.

Semalam di Amerika Serikat, Dow Jones Industrial Average turun 546,80 poin menjadi 33.843,92 sementara S&P 500 turun 1,19% menjadi 4.307,54. Nasdaq Composite tergelincir 0,44% menjadi 14.448,58. Kerugian di Wall Street itu membuat S&P 500 menderita bulan terburuk sejak Maret 2020, ketika pandemi memicu aksi jual pasar besar-besaran.

Mata Uang

Indeks dolar AS, yang melacak greenback terhadap sekeranjang rekan-rekannya, berada di 94,312 menyusul kenaikan dari bawah 94 awal pekan ini.

Yen Jepang diperdagangkan pada 111,43 per dolar, lebih kuat dari level di sekitar 112 yang terlihat terhadap greenback kemarin. Dolar Australia berpindah tangan pada $0,7227, setelah memantul dari bawah $0,72 kemarin.

Rabu, 29 September 2021

PT Equity World | Pergerakan Harga Emas Hari Ini, Kamis 30 September 2021

PT Equity World | Harga emas bergerak menguat pada awal perdagangan hari ini, Kamis (30/9/2021). 

Berdasarkan data Bloomberg, harga emas berjangka di divisi Comex, New York Mercantile Exchange, terpantau menguat 0,38 persen atau 6,5 poin ke level US$1.729,40 per troy ounce pada pukul 08.12 WIB.

Awas, Emas! Topan Badai Belum Berlalu... | PT Equity World

Sementara itu, harga emas di pasar spot terpantau menguat 0,2 persen atau 3,42 poin ke US$1,729,79 per troy ounce.

Harga emas ditutup melemah pada akhir pedagangan kemarin, Rabu (29/9) Harga emas jatuh ke level terendah dalam tujuh pekan setelah tertekan oleh reli dolar AS dan ekspektasi bawa Federal Reserve AS akan mengurangi pembelian aset dalam waktu dekat.

Apresiasi dolar membatasi kenaikan emas, kata Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals, karena membuat logam mulia tersebut lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

"[Jika] pasar saham menjadi tidak stabil lagi, emas dapat melihat permintaan safe-haven yang lebih baik memasuki bulan Oktober yang penuh gejolak secara historis," tambah Wyckoff.

Greenback yang merupakan safe haven alternatif menguat ke level tertinggi satu tahun terhadap mata uang saingannya, meskipun kebuntuan di Washington atas pembahasan plafon utang AS berisko menjerumuskan pemerintah ke dalam penutupan atau shutdown.

Jika pemerintah mulai ditutup, maka harga emas dan perak dapat terangkat mengingat daya tarik safe haven mereka, ujar Wyckoff.

Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10-tahun mengalami penurunan meskipun bertahan di atas 1,5 persen, level yang tidak terlihat sejak akhir Juni. Level ini masih menjadi tantangan bagi emas.

Selasa, 28 September 2021

PT Equity World | Mengekor Wall Street, Bursa Saham Asia Anjlok

PT Equity World |  Saham di Asia-Pasifik jatuh pada perdagangan Rabu pagi menyusul penurunan semalam di Wall Street, dengan Nasdaq Composite anjlok hampir tiga persen.

Melansir CNBC International, Rabu, 29 September 2021, Nikkei 225 di Jepang tergelincir 1,83 persen di awal perdagangan, sementara indeks Topix turun 1,91 persen. Kospi Korea Selatan turun 1,77 persen.

Wall Street Ambles Terseret Kebuntuan Plafon Utang AS | PT Equity World

S&P/ASX 200 di Australia turun 0,32 persen. Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang diperdagangkan 0,32 persen lebih rendah.

Investor akan mengamati imbal hasil Treasury 10-tahun, yang melewati batas 1,5 persen pada Senin dan terus meningkat.

Imbal hasil yang meningkat memukul saham teknologi di Wall Street, dengan Nasdaq Composite turun 2,83 persen menjadi 14.546,68, hari terburuk sejak Maret. S&P 500 turun 2,04 persen menjadi 4.352,63, sementara Dow Jones Industrial Average turun 569,38 poin menjadi 34.299,99.

Senin, 27 September 2021

PT Equity World | Bursa Saham Asia Ikut Terseret Kenaikan Imbal Hasil Obligasi AS

PT Equity World |  Saham-saham di Asia-Pasifik turun pada perdagangan Selasa pagi terseret sentimen naiknya imbal hasil Treasury 10-tahun.

Melansir CNBC International, Selasa, 28 September 2021, Nikkei 225 di Jepang turun 0,32 persen, sementara indeks Topix turun 0,38 persen.

Selasa Pagi, Saham Asia Pasifik Dibuka Terkoreksi, Cermati Kenaikan Yield Treasury | PT Equity World

Kospi Korea Selatan tergelincir 0,2 persen. Saham SK Innovation melonjak hampir dua persen setelah perusahaan mengumumkan rencana dengan Ford Motor untuk menginvestasikan lebih dari USD11 miliar untuk memproduksi kendaraan listrik dan baterai di AS.

S&P/ASX 200 di Australia turun 0,28 persen. Data penjualan ritel Australia untuk Agustus akan dirilis pada pukul 09:30 waktu Singapura dan Hong Kong. Secara keseluruhan, indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang diperdagangkan 0,12 persen lebih rendah.

Semalam di Wall Street, Dow Jones Industrial Average naik 71,37 poin menjadi 34.869,37 sementara S&P 500 turun 0,28 persen menjadi 4.443,11. Nasdaq Composite turun 0,52 persen menjadi 14.969,97.

Minggu, 26 September 2021

PT Equity World | Intip Dulu Prediksi Harga Emas Pekan Ini Jelang Pengetatan Kebijakan Moneter AS

PT Equity World | Pasar emas mungkin menghadapi ujian nyata pada pekan ini sehingga diperkirakan harga emas masih bertahan di level USD 1.700 per ons (sekitar Rp 24,2 juta).

"Posisi ini sangat penting bagi logam mulia, yang sebagian besar berada pada level itu selama 2021," menurut analis dari pasar senior OANDA, Edward Moya.

Ramalan Harga Emas Minggu Ini: Masih Kurang Gairah, Gan... | PT Equity World

Bahkan dengan kekhawatiran krisis utang perusahaan Evergrande di China, yang dikhawatirkan pasar, harga emas tidak akan bergerak secara berkelanjutan di atas Rp 24 juta.

"Harga USD 1.700 bertahan sepanjang tahun ini, kecuali untuk sesaat ketika turun ke USD 1.680 beberapa kali tetapi berhasil pulih dengan cepat," kata Moya seperti dikutip dari Kitco, Senin (27/9/2021).

Emas selalu dapat menemukan pembeli di bawah level ini. Namun apakah pasar akan melihat itu terjadi lagi?

"Investor sekarang sedang mempersiapkan The Fed (pemerintah Federal Amerika Serikat) untuk memulai pengetatan kebijakan moneter (tapering) pada November 2021 dan selesai pada tahun depan," beber Moya.

Pekan depan, Pemerintah AS akan menyoroti dampak plafon utang, dengan Menteri Keuangan Janet Yellen dan Ketua Federal Reserve, Jerome Powell yang terus menekankan urgensi masalah ini.

Hambatan apa pun di sekitar dua peristiwa itu dapat membantu mendukung harga emas pekan depan, kata Moya.

"Ada kekhawatiran tidak bisa selesai tepat waktu. Tapi, ujung-ujungnya harus ada kesepakatan plafon utang," ujarnya. 

"Jika hasilnya terus bergerak lebih tinggi, itu adalah kryptonite untuk emas," sebutnya.

Pengamatan Dampak Jangka Panjang

Pada saat yang sama, menurut Moya, jika ada resolusi yang mudah untuk plafon utang, penutupan dapat dihindari, tagihan infrastruktur disahkan, dan saham AS reli kembali ke wilayah rekor tertinggi, maka emas bisa melihat aksi jual yang lebih signifikan di bawah Rp 24 juta.

Saat ini, ada pendekatan yang sedang dinantikan di ruang emas, dengan beberapa pedagang mengamati dampak jangka panjang dari hambatan pasokan. 

"Kami mendengar dari beberapa perusahaan seperti Nike dan FedEx. Baik itu masalah rantai pasokan atau kekurangan tenaga kerja. Semuanya menjerit tekanan inflasi," kata Moya.

"Ini bisa memicu pergerakan lebih tinggi dalam imbal hasil. Tapi pada akhirnya, akan ada titik balik, di mana emas akan mulai bertindak sebagai lindung nilai inflasi," bebernya.

Sampai emas dapat mulai berperilaku seperti pelindung nilai terhadap kenaikan harga, kemungkinan akan tetap rentan, tambah Moya.

Sementara itu, dengan dimulainya pengetatan kebijakan moneter di AS pada November 2021, risiko emas bisa turun. 

Tapi di luar itu, lingkungan yang masih bagus untuk emas dan aksi jual yang signifikan tidak mungkin terjadi.

"Dengan tingkat pertumbuhan global yang melambat, akan semakin sulit bagi ekonomi AS untuk mencatat tingkat pertumbuhan yang mereka miliki. Dan mengingat tujuan kebijakan pemerintah Federal tentang lapangan kerja penuh, mereka akan baik-baik saja dengan inflasi di atas target. mungkin perlu bagi The Fed untuk mempertahankan suku bunga itu untuk jangka waktu yang lama," kata Melek.

Kamis, 23 September 2021

Equity World | Krisis Evergrande Mereda, Wall Street Melonjak

Equity World | Bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street melonjak pada perdagangan Kamis (Jumat WIB) setelah meredanya kekhawatiran terkait krisis di pasar properti Tiongkok dan Federal Reserve mempertahankan stimulus moneter sedikit lebih lama.

Melansir CNBC International, Jumat, 24 September 2021, Dow Jones Industrial Average naik 506,50 poin, atau 1,48 persen menjadi 34.764,82. Reli pada Kamis menambah kenaikan 338 poin di sesi sebelumnya.

Wall Street Menguat Setelah Kekhawatiran Evergrande Mereda | Equity World

S&P 500 naik 1,21 persen menjadi 4.448,98 dan Nasdaq Composite diperdagangkan lebih tinggi 1,04 persen menjadi 15.052,24.

Saham yang dipengaruhi pemulihan ekonomi global diperdagangkan lebih tinggi karena kekhawatiran dari jatuhnya pengembang properti Tiongkok Evergrande mereda. Saham General Electric bertambah sekitar 4,5 persen. Las Vegas Sands naik 3,2 persen. Caterpillar bertambah 2,7 persen.

Saham energi memimpin S&P, dengan APA Corp dan Devon Energy masing-masing naik lebih dari 7 persen karena minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik ke level tertinggi USD73,50 per barel, level tertinggi sejak 2 Agustus. Minyak menetap di USD73,30. 

Saham bank mendapat dorongan karena imbal hasil Treasury 10-tahun melambung. JPMorgan, Bank of America dan Citibank masing-masing menambahkan lebih dari 3 persen. Bank-bank regional seperti Regions dan Fifth Third masing-masing ditutup 4 persen lebih tinggi.

Pasar AS mendapat dorongan tambahan dari The Fed pada Rabu sore di mana bank sentral mengindikasikan tidak ada penghapusan segera kebijakan stimulus. Bank sentral mengeluarkan pernyataan setelah pertemuan yang mengatakan jika kemajuan ekonomi berlanjut seperti yang diharapkan, maka moderasi dalam laju pembelian aset akan segera dilakukan.

Rabu, 22 September 2021

Equity World | Ada Kabar Baik & Buruk dari The Fed, IHSG Pilih yang Mana?

Equity World | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,78% pada perdagangan Rabu kemarin ke 6.108,265. Investor asing juga melakukan aksi beli bersih senilai Rp 462 miliar.

Pada perdagangan hari ini, Kamis (23/9) IHSG berisiko berfluktuasi lagi merespon pengumuman kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed).

Bursa Asia Mulai Menunjukkan Tanda Bangkit, tapi Kospi Merah | Equity World

Kemarin, bursa saham China yang menguat menunjukkan kecemasan akan risiko gagal bayar raksasa properti Evergrande Group mulai mereda.

Bursa China pada perdagangan Senin dan Selasa libur saat sebagian bursa saham Asia, bursa Eropa dan AS (Wall Street) rontok akibat kasus Evergrande. Sehingga pasar saham China menjadi perhatian kemarin, dan ternyata malah menguat yang memberikan sentimen positif ke bursa lainnya.

Sementara momen yang ditunggu-tunggu pekan ini, pengumuman kebijakan moneter The Fed dini hari tadi membuat Wall Street menguat, yang bisa memberikan sentimen positif ke pasar Asia hari ini termasuk IHSG. Penguatan Wall Street terjadi setelah The Fed menunjukkan tidak terburu- buru dalam melakukan tapering.

Hingga saat ini, pengumuman The Fed masih sesuai dengan pasar yang memproyeksikan pengumuman tapering di bulan November, dan pertama kali dilakukan pada bulan Desember. Hal tersebut tentunya menjadi kabar baik.

Tetapi kabar buruknya, mayoritas anggota The Fed kini melihat suku bunga bisa naik tahun depan, lebih cepat dari sebelumnya di tahun 2023. Hal tersebut bisa memberikan sentimen negatif, terutama jika rupiah mengalami tekanan hebat, sehingga IHSG berisiko berfluktuasi.

Secara teknikal, IHSG kini kembali ke atas rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA 50). Artinya, IHSG kini kembali ke atas MA 50, 100, dan 200.

Meski demikian, outlook-nya IHSG masih sideways. Jika dilihat sejak awal Juni, IHSG membentuk pola Rectangle, dengan batas atas di kisaran 6.140 dan batas bawah di kisaran 5.940.

Pola Rectangle juga menjadi indikasi pergerakan sideways. Diperlukan penembusan konsisten di batas atas untuk memicu penguatan lebih lanjut. Pada 5 Agustus lalu, IHSG sempat menembus batas atas tersebut, tetapi hanya bertahan 2 hari saja. Artinya, mengalami false breakout.

Di awal pekan IHSG sempat mendekati batas atas pola Rectangle, kemudian jeblok. Artinya, 6.140 memang menjadi resisten yang kuat dan jika mampu ditembus IHSG berpeluang menguat ke 6.170 hingga 6.180.

Sementara itu, support berada di kisaran 6.100 hingga 6.080 yang berada di kisaran MA 50 dan 200. Jika ditembus IHSG berisiko melemah ke 6.030.

Selasa, 21 September 2021

Equity World | Pergerakan Harga Emas Hari Ini, Rabu 22 September 2021, Berburu Safe Haven

Equity World |  Harga emas berpotensi menguat didorong oleh pelarian investor ke aset safe haven dan sentimen menjelang pengumuman hasil Federal Open Market Committee (FOMC) Bank Sentral AS.

Harga emas berakhir menguat pada Selasa (21/9/2021) sebesar US$10,14 ke level US$1.774.15 per troy ounce karena tertopang oleh aksi jual dolar AS di tengah kabar bahwa The Fed yang masih akan mengetatkan kebijakan moneternya.  

Harga Emas Kembali Menguat, Efek Evergrande Belum Mereda | Equity World

“Di sesi Asia pada hari ini, harga emas berpotensi dibeli menguji resisten US$1.782 per troy ounce selama harga bertahan di atas level US$1.771 per troy ounce,” jelas Monex dalam risetnya, Rabu (22/9/2021).

Sebagai alternatif, jika emas turun ke bawah level tersebut, maka harganya berpeluang dijual menguji support US$1.765 per troy ounce.

Mengutip Antara, FOMC akan merilis pernyataan kebijakan dan proyeksi ekonomi baru pada akhir pertemuannya pada Rabu waktu setempat. Beberapa analis percaya bank sentral dapat mengumumkan dimulainya pengurangan pembelian aset pada kuartal keempat tahun ini, yang bisa mendorong emas lebih rendah. 

Pengurangan stimulus bank sentral dan kenaikan suku bunga cenderung mengangkat imbal hasil obligasi, meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tanpa bunga.

"Pertanyaan besar yang perlu dijawab adalah apakah ketidakpastian pasar saat ini akan mengubah jadwal prospektif yang mungkin dimiliki The Fed ketika mengumumkan pengurangan pembelian aset," kata Michael Hewson, kepala analis pasar di CMC Markets UK.

Senin, 20 September 2021

Equity World | Wall Street tumbang akibat aksi jual yang merata pada hari Senin (20/9)

Equity World |  Wall Street tumbang akibat aksi jual yang merata pada hari Senin (20/9). S&P 500 dan Nasdaq mencatat persentase penurunan harian terbesar sejak Mei. 

Aksi jual dipicu ketakutan akan penularan potensi keruntuhan Evergrande China. Alhasil, para investor keluar dari pasar saham dan mencari aset aman.

Wall Street Anjlok, Ini Penyebabnya | Equity World

Senin (20/9), Dow Jones Industrial Average turun 614,41 poin atau 1,78% menjadi 33.970,47. Indeks S&P 500 tumbang 75,26 poin atau 1,70% menjadi 4.357,73. Nasdaq Composite turun 330,07 poin atau 2,19% menjadi 14.713,90.

Dow mencatat persentase penurunan harian terbesar sejak Juli. Sementara indeks volatilitas CBOE, yang dikenal sebagai pengukur ketakutan Wall Street, naik. S&P 500 pun sudah turun sekitar 4% dari rekor penutupan tertinggi 2 September lalu.

Nasdaq juga mencapai level terendah dalam waktu sekitar satu bulan. Tapi, indeks yang berisi saham-saham teknologi ini mempersempit penurunan tepat sebelum penutupan untuk mengakhiri posisi terendah sesi tersebut. Nasdaq turun lebih dari 3% pada siang hari. Microsoft Corp, Alphabet Inc, Amazon.com Inc, Apple Inc, Facebook Inc, dan Tesla Inc termasuk di antara hambatan terbesar di Nasdaq dan S&P 500.

"Ketika ada sesuatu yang membuat pasar lengah, itu akan mengarah pada aksi jual yang lebih besar dan Anda tidak tahu apa alasannya," kata Sameer Samana, ahli strategi pasar global senior di Wells Fargo Investment Institute kepada Reuters. Dia menambahkan bahwa aksi jual ini tidak mengejutkan, mengingat kondisi bullish sebelumnya.

Sementara harga US Treasury naik karena kekhawatiran tentang kemungkinan default Evergrande tampaknya mempengaruhi pasar yang lebih luas. Investor juga gugup menjelang pertemuan kebijakan Federal Reserve yang berlangsung 21-22 September mulai hari ini. 

Hasil rapat The Fed akan diumumkan pada Rabu (22/9). Bank sentral diperkirakan akan meletakkan dasar untuk tapering meskipun konsensus untuk pengumuman sebenarnya ditunda hingga pertemuan November atau Desember.

Ahli strategi di Morgan Stanley memperkirakan S&P 500 akan koreksi 10% karena The Fed mulai mengendurkan stimulus moneternya. Morgan Stanley menambahkan bahwa tanda-tanda pertumbuhan ekonomi yang terhenti dapat memperdalam penurunan S&P 500 menjadi 20%.

Sebagian besar saham maskapai penerbangan naik setelah Amerika Serikat (AS) mengumumkan akan melonggarkan pembatasan perjalanan pada November. Pelonggaran ini berlaku untuk penumpang dari China, India, Inggris, dan banyak negara Eropa lainnya yang telah menerima vaksin Covid-19.

Minggu, 19 September 2021

Equity World | Bursa Asia melemah pada perdagangan Senin (20/9) pagi

Equity World | Bursa Asia melemah pada perdagangan Senin (20/9) pagi. Investor menanti pertemuan The Fed pekan ini untuk mencari petunjuk tentang kemungkinan pengurangan stimulus.

Pukul 08.15 WIB, indeks ASX 200 turun 92,72 poin atau 1,26% ke 7.310,70, Straits Times turun 0,02 poin atau 0,02% ke 3.0071,77 dan FTSE Malaysia turun 1,23 poin atau 0,08% ke 1.547,28.

IHSG Diprediksi Turun, Simak Rekomendasi Sahamnya | Equity World

Senin pagi, indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,2% lagi, setelah turun 2,5% minggu lalu.

Indeks Nikkei Jepang tutup, dan bisa dilakukan dengan konsolidasi setelah melonjak ke tertinggi 30 tahun di tengah harapan Perdana Menteri baru akan membawa lebih banyak stimulus dan perubahan kebijakan.

The Fed masih diperkirakan akan meletakkan dasar untuk pengurangan pada pertemuan kebijakan pada hari Selasa dan Rabu, meskipun konsensus adalah untuk pengumuman aktual akan ditunda hingga pertemuan November atau Desember.

Imbal hasil Treasuries AS bertenor 10 tahun menyentuh puncak dua bulan dan kurva mendatar menjelang pertemuan.

"Kurva imbal hasil yang lebih datar menunjukkan beberapa kekhawatiran The Fed mungkin berlebihan pada siklus kenaikan," kata Tapas Strickland, direktur ekonomi di NAB memperingatkan seperti dikutip Reuters.

Dia mencatat hanya 2-3 anggota FOMC yang perlu mengubah perkiraan "dot plot" mereka untuk kenaikan pada tahun 2022 untuk menjadikannya median, mengingat tujuh dari 18 telah memperkirakan langkah tahun depan.

"The Fed juga akan memiliki titik-titik untuk 2024 yang akan memberikan indikasi kecuraman siklus kenaikan potensial."

Konsensus pasar adalah untuk dua kenaikan pada tahun 2023 dan empat pada tahun 2024 dengan suku bunga fed fund jangka panjang terlihat di 2,125%.

Kamis, 16 September 2021

PT Equityworld | Rekomendasi Emas 17 September 2021: Mengapa Turun Tajam?

PT Equityworld | Harga emas turun solid pada awal perdagangan sesi New York hari Kamis. Harga emas menyentuh kerendahan lebih dari empat minggu. Postur grafik harga emas jangka pendek telah hancur pada minggu ini, yang mengundang para trader futures jangka pendek untuk bermain di sisi jual dari pasar.

Emas berjangka kontrak bulan Oktober turun $39.40 ke $1,754.70 sementara perak Comex bulan Desember turun $0.446 ke $23.355 per ons.

Harga emas anjlok 38,1 dolar, terpukul menguatnya penjualan ritel AS | PT Equityworld

Pasar saham global kebanyakan melemah dalam perdagangan semalam. Indeks saham AS mengarah sedikit turun pada saat pembukaan perdagangan sesi New York dimulai. Saham – saham global mendapatkan tekanan harga pada hari Kamis disebabkan oleh karena kekuatiran akan perlambatan ekonomi di Cina.

Laporan yang datang dari Cina mengatakan bahwa developer properti raksasa Cina Evergrande Group mempunyai problem hutang yang serius yang bisa jadi merupakan puncak dari gunung es untuk sektor perumahan Cina yang memainkan peranan yang besar di dalam pertumbuhan ekonomi Cina.

Tekanan terhadap harga emas juga datang dari survey outlook bisnis manufaktur oleh Federal Reserve Philadelphia yang mengatakan bahwa indeksnya naik ke 30.7 pada bulan September, sementara ekspektasinya turun ke 18.8.

Selain itu angka penjualan ritel AS juga menambah tekanan turun terhadap harga emas. Penjualan ritel AS naik 0.7% pada bulan lalu, naik tajam dari revisi angka bulan Juli penurunan sebanyak penurunan sebanyak 1.8%. Angka ini juga jauh di atas dari angka yang diperkirakan sebesar penurun – 0.7%. Hal ini menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi AS belum kehilangan momentumnya.

“Support” terdekat menunggu di $1,750 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,700 dan kemudian $1,650. “Resistance” terdekat menunggu di $1,762 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,800 dan kemudian $1,823.

Rabu, 15 September 2021

PT Equityworld | Ada Tanda Baik dari Asia, Mayoritas Bursa Saham Hijau

PT Equityworld | Mayoritas bursa Asia dibuka menguat pada perdagangan Kamis (16/9/2021), mengikuti penguatan bursa Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan dini hari tadi waktu Indonesia.

Indeks Nikkei dibuka menguat 0,21%, Shanghai Composite China bertambah 0,22%, Straits Times Singapura tumbuh 0,26%, dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,42%.

Bursa Saham Asia Menguat Tersengat Wall Street yang Perkasa | PT Equityworld

Sementara untuk indeks Hang Seng Hong Kong dibuka melemah 0,22% pada perdagangan pagi hari ini.

Dari Jepang, data ekspor Negeri Sakura pada periode Agustus 2021 tercatat tumbuh melambat, karena dampak dari lonjakan kasus virus corona (Covid-19) yang masih melanda beberapa negara di Asia.

Tercatat ekspor Negeri Sakura tumbuh menjadi 26,2% pada Agustus tahun ini, melambat dari periode Juli yang tumbuh sebesar 37%. Angka ini juga lebih rendah dari ekspektasi pasar dalam konsensus Reuters yang memperkirakan di angka 34%.

Meskipun melambat, namun hal ini tidak membuat khawatir pelaku pasar di Jepang karena pelaku pasar masih optimis bahwa perekonomian Jepang akan kembali pulih pasca dilanda pandemi Covid-19.

Kementerian Keuangan mengatakan pertumbuhan ekspor dua digit karena adanya permintaan yang kuat dari sektor pembuat chip yang dapat mengimbangi perlambatan ekspor mobil ke AS dan Eropa.

"Masalah semikonduktor memiliki dampak yang cukup besar, yang sangat membebani ekspor mobil," kata Takeshi Minami, kepala ekonom di Norinchukin Research Institute, dikutip dari Reuters.

Di lain sisi, tingkat vaksinasi di Jepang mulai meningkat dan kasus harian Covid-19 di Jepang yang mulai melandai juga mendorong optimisme pelaku pasar di Jepang.

Sementara itu, kabar dari perusahaan raksasa properti China, China Evergrande Group yang terancam gagal bayar (default) masih akan menjadi perhatian pasar pada hari ini, terutama di pasar saham China dan Hong Kong.

Namun secara mayoritas, pasar saham Asia cenderung mengikuti pergerakan bursa AS, Wall Street yang ditutup menguat pada perdagangan Rabu (15/9/2021) waktu setempat atau dini hari tadi waktu Indonesia.

Tiga indeks utama finish di jalur hijau. Dow Jones Industrial Average (DJIA) menguat 0,68% ke level 34.814,39, S&P 500 melonjak 0,85% ke 4.480,7, dan Nasdaq Composite melesat 0,82% ke 15.161,53.

Sepertinya investor memanfaatkan harga aset di Wall Street yang sudah murah untuk kemudian melakukan aksi beli. S&P 500, misalnya, sudah melemah lebih dari 1% sepanjang bulan ini.

Namun, aksi beli ini tidak sampai menjelma menjadi aksi borong. Pasalnya, ada sejumlah sentimen yang membuat investor masih menahan diri.

Pertama adalah ketidakpastian masa depan pemulihan ekonomi AS. Ini tercermin dari laju inflasi yang melambat.

Kementerian Ketenagakerjaan AS melaporkan inflasi inti pada Agustus 2021 adalah 0,1% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Melambat dibandingkan Juli 2021 yang sebesar 0,3% dan menjadi yang terendah dalam enam bulan terakhir.

Dibandingkan dengan Agustus 2020 (year-on-year/yoy), laju inflasi inti adalah 4%. Melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 4,3% dan menjadi yang terendah dalam tiga bulan terakhir.

Sentimen kedua adalah wacana kenaikan tarif Pajak Penghasilan (PPh). Kubu Partai Demokrat di House of Representatives mengusulkan kenaikan tarif PPh di mana PPh Badan akan naik dari 21% menjadi 26,5%.

Kenaikan tarif PPh, jika terwujud, tentu akan mengurangi laba emiten. Hal ini tentu menjadi kabar buruk bagi pasar saham.

Selasa, 14 September 2021

PT Equityworld | Wall Street Tergelincir Merespons Rilis Data Inflasi AS

PT Equityworld | Bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street ditutup lebih rendah pada Selasa (Rabu pagi WIB), setelah dirilisnya data inflasi Agustus yang turun dari level tertinggi 13 tahun. Meski demikian, kenaikan harga yang terjadi tetap membuat tidak nyaman dibandingkan sebelum pandemi.

Melansir CNBC International, Rabu, 15 September 2021, Dow Jones Industrial Average turun 292,06 poin atau 0,8 persen menjadi 34.577,57. S&P 500 turun hampir 0,6 persen menjadi 4.443,05 dan Nasdaq Composite turun sekitar 0,5 persen menjadi 15.037,76.

Wall Street Berjatuhan, Bursa Asia Ikutan Tersungkur! | PT Equityworld

Saham terkait dengan pemulihan ekonomi turun. Bank of America turun 2,6 persen. General Electric membawa saham industri ke zona merah, ditutup 3,9 persen lebih rendah.

"Apa yang perlu kita lihat agar pasar secara fundamental mendukung berlanjutnya pelonggaran inflasi tanpa memburuknya prospek ekonomi?," kata kepala strategi investasi Charles Schwab, Liz Ann Sonders.

Saham Apple ditutup hampir 1 persen lebih rendah setelah perusahaan meluncurkan iPhone 13 baru pada acara produk musim gugur tahunannya, pergerakan sahamnya sejalan dengan pola historis.

Sementara itu, investor memadati beberapa benteng teknologi favorit mereka dengan Microsoft mengakhiri hari lebih tinggi 0,9 persen.

S&P 500 dan Nasdaq Composite turun lebih dari 1 persen pada September, sedangkan Dow turun 2,2 persen untuk bulan tersebut.

September secara historis adalah bulan terburuk untuk pasar dengan penurunan rata-rata 0,56 persen sejak tahun 1945.

Senin, 13 September 2021

PT Equityworld | Harga Emas Berkilau Menanti Laporan Data Ekonomi AS

PT Equityworld | Harga emas dunia naik pada hari Senin menjelang rilis data ekonomi utama AS termasuk laporan inflasi yang dapat menentukan arah kebijakan moneter Federal Reserve.

Melansir laman financialpost, harga emas di pasar spot naik 0,3 persen menjadi USD 1.792,05 per ons. Sementara harga emas berjangka AS ditutup naik 0,1 persen menjadi USD 1.794,4.

Harga Emas Naik Jelang Pengumuman Indeks Harga Konsumen | PT Equityworld

Fokus investor akan berada pada indeks harga konsumen bulanan AS, ukuran inflasi pilihan Fed, yang akan dirilis pada hari Selasa. Angka penjualan dan produksi ritel Agustus juga akan dirilis minggu ini.

"Penekanan The Fed adalah pada lapangan kerja. Namun untuk inflasi tidak terlalu dikhawatirkan, mengandaikan sikap akomodatif yang positif untuk emas," kata Bart Melek, Kepala Komoditas Strategi di TD Securities.

Melek, mengatakan, bagaimanapun akan "sulit bagi emas untuk lepas landas" karena dolar yang menguat, menjaga perhatian pasar pada apa yang akan dilakukan Fed pada pertemuan berikutnya dari 21 hingga 22 September.

Indeks dolar mencapai nilai tertinggi multi-mingguan seiring meningkatkan biaya emas batangan bagi pemegang mata uang lainnya.

Emas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang tetapi juga bersaing dengan greenback untuk status safe-haven.


Harga Logam Lainnya

Presiden Fed Cleveland Loretta Mester mengatakan jika dia masih ingin bank sentral mulai mengurangi pembelian aset tahun ini.

Dia mendukung pembuat kebijakan yang menyatakan rencana untuk mulai mengurangi dukungan meskipun pertumbuhan pekerjaan melemah pada Agustus.

Citi Research mengatakan dalam sebuah catatan bahwa pihaknya mempertahankan bias yang sedikit hawkish menjelang pertemuan 21 September, tetapi kejutan dovish dapat memungkinkan emas menembus lebih tinggi menuju USD 1.900.

Untuk logam lainnya, harga perak stabil di posisi USD 23,71 per ounce dan platinum naik 0,5 persen menjadi USD 960,18.

Sementara paladium turun 2,6 persen menjadi USD 2.083,46, setelah mencapai level terendah sejak Agustus 2020.

Minggu, 12 September 2021

PT Equityworld | Saham Asia buat awal yang hati-hati, Nikkei dekati tertinggi 30 tahun

PT Equityworld | Saham-saham Asia memulai awal yang berhati-hati pada Senin hingga satu minggu yang akan dipenuhi dengan data ekonomi penting AS dan China serta peluncuran iPhone terbaru Apple, sementara Nikkei mendekati ketinggian yang terakhir dikunjungi pada 1990.

Pasar saham Jepang sangat bergairah ditopang harapan stimulus baru dari Perdana Menteri baru mendorong Nikkei melonjak 4,3 persen minggu lalu. Indeks Topix telah mencapai puncak itu, sementara Nikkei berbalik ragu-ragu pada Senin pagi.

Bursa Saham Asia Melemah pada Awal Pekan | PT Equityworld

Laporan Demokrat AS sedang mempertimbangkan proposal untuk menaikkan pajak pada perusahaan-perusahaan dan orang-orang kaya, meskipun tidak sepenuhnya baru, dapat membuat sentimen pasar menjadi lebih berhati-hati.

Menambah kekhawatiran tentang tindakan keras peraturan Beijing adalah laporan Financial Times yang bertujuan untuk memecah bisnis Alipay, aplikasi pembayaran yang sangat populer yang dimiliki oleh Grup Ant Jack Ma.

China akan merilis sejumlah data tentang penjualan ritel, hasil industri dan investasi perkotaan pada Rabu (15/9) yang dikhawatirkan para analis akan menunjukkan perlambatan lebih lanjut di ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,1 persen, setelah melambung pada Jumat (10/9).

Indeks berjangka Nasdaq dan indeks berjangka S&P 500 naik 0,3 persen, setelah mengalami aksi ambil untung minggu lalu.

Wall Street mengalami penurunan terburuk sejak Februari karena keraguan tentang ketahanan pemulihan ekonomi global memukul perusahaan-perusahaan yang dibuka kembali di sektor energi, hotel dan perjalanan.

Apple akan menjadi fokus setelah merosot pada Jumat (10/9) menyusul putusan pengadilan yang tidak menguntungkan terkait dengan toko aplikasinya, hanya beberapa hari sebelum meluncurkan jajaran iPhone baru.

Juga akan menjadi sorotan data harga konsumen AS pada Selasa (14/9), yang diperkirakan akan melihat inflasi inti sedikit berkurang menjadi 4,2 persen, sementara penjualan ritel pada Kamis (16/9) dapat menunjukkan penurunan lagi karena penyebaran varian Delta menakuti pembeli.

Pentingnya IHK (Indeks Harga Konsumen) digarisbawahi oleh Presiden Fed Philadelphia Patrick Harker yang mengatakan kepada Nikkei bahwa dia ingin memulai tapering (pengurangan pembelian obligasi) tahun ini untuk berjaga-jaga jika lonjakan inflasi terbukti lebih dari sekadar sementara.

Harker lebih memilih untuk mengurangi tapering selama periode 8 hingga 12 bulan, yang lebih lama dari yang disebut-sebut oleh beberapa mereka yang hawkish.

"Pasar global terpaku pada waktu pengurangan pelonggaran kuantitatif (QE) oleh bank-bank sentral, terutama The Fed," kata analis ANZ dalam sebuah catatan.

“Itu tidak mengejutkan, mengingat dukungan yang diberikan likuiditas ekstra untuk ekuitas dan aset secara lebih umum,” tambah mereka. “Panduan terbaru dari pejabat senior FOMC adalah bahwa tapering masih sangat banyak dalam agenda tahun ini, tetapi tidak mungkin diumumkan hingga November.”

Ketegangan hanya akan meningkat menjelang pertemuan Fed berikutnya pada 21-22 September, dan berperan dalam mendorong imbal hasil obligasi 10-tahun AS menuju grafik pertahanan utama di sekitar 1,38 persen minggu lalu.

Pergerakan imbal hasil yang lebih tinggi dan sentimen umum penghindaran risiko membantu dolar menutup beberapa kerugian minggu lalu dan meninggalkan indeksnya di 92,624, dari level terendah baru-baru ini di 91,941.

Euro memudar kembali ke 1,1810 dolar, dari puncak September di 1,1908 dolar, dan berisiko menembus support di bawah 1,1800 dolar. Dolar bertahan terhadap yen di 109,87, setelah menghabiskan satu bulan penuh terjebak dalam kisaran sempit 109,40-100,46.

Emas juga mengalami kesulitan menembus posisi lebih tinggi dan terakhir datar di 1.786 dolar AS per ounce, setelah turun 2,1 persen minggu lalu ketika berulang kali gagal menembus resistensi di atas 1.1830 dolar AS.

Harga minyak sedikit menguat pada Senin didukung oleh tanda-tanda semakin ketatnya pasokan di Amerika Serikat sebagai akibat dari Badai Ida.

Brent naik 44 sen menjadi 73,36 dolar AS per barel, sementara minyak mentah AS naik 47 sen menjadi 70,19 dolar AS per barel.

Jumat, 10 September 2021

Equityworld Futures | IHSG terkoreksi ikuti penurunan indeks utama Wall Street

Equityworld Futures | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat pagi terkoreksi mengikuti penurunan indeks utama di Wall Street.

IHSG dibuka melemah 9,06 poin atau 0,15 persen ke posisi 6.059,16. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 2,6 poin atau 0,3 persen ke posisi 869,25.

IHSG Melaju di Zona Merah Pagi Ini, Rupiah Menguat | Equityworld Futures

“Investor masih menimbang prospek penarikan secara perlahan (tapering) paket stimulus bank sentral dengan risiko yang di hadapi ekonomi dari penyebaran varian delta virus COVID-19,” tulis Tim Riset Phillip Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta.

Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang pemerintah AS bertenor 10 tahun turun menjadi 1,3 persen dari 1,33 persen.

Investor merespons rilis data initial jobless claims yang memperlihatkan bahwa jumlah orang yang untuk pertama mencairkan tunjangan pengangguran di AS turun 35.000 klaim menjadi 310.000 klaim untuk minggu yang berakhir 4 September 2021. Angka itu adalah level terendah sejak pertengahan Maret 2020.

Data initial jobless claims tidak hanya mengurangi rasa takut atas perlambatan pemulihan ekonomi tapi juga memicu kekhawatiran bank sentral AS The Federal Reserve akan bergerak lebih cepat dari yang diharapkan dalam menarik kebijakan moneter yang akomodatif.

Di pasar komoditas, harga minyak mentah turun setelah China melepas cadangan minyak mentahnya ke pasar untuk menekan lonjakan harga bahan energi. Sementara itu, reli yang menyeluruh di logam dasar (base metal) semakin kuat, terlihat dari harga aluminium yang mencapai level tertinggi dalam 13 tahun dan harga nikel naik ke level tertinggi sejak 2014.

Investor juga mencerna hasil rapat kebijakan bank sentral Eropa (ECB) yang mempertahankan suku bunga acuan di nol persen serta suku bunga fasilitas marginal lending dan suku bunga fasilitas seposit masing-masing di 0,25 persen dan minus 0,5 persen.

ECB juga memutuskan untuk memperlambat program pembelian obligasi pada kuartal IV 2021 dengan cara mengurangi nilai pembelian lebih kecil dari 80 miliar Euro per bulan seperti yang dilakukan ECB dalam dua kuartal terakhir.

Selanjutnya, ECB merevisi ke atas proyeksi pertumbuhan tahun 2021 menjadi 5 persen dari sebelumnya 4,6 persen. ECB juga menaikkan ekspektasi inflasi dengan melihat inflasi akan tumbuh 2,2 persen tahun ini sebelum turun menjadi 1,7 persen tahun depan dan 1,5 persen pada 2023, lebih rendah dari target inflasi ECB yang sebesar 2 persen.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei menguat 261,14 poin atau 0,87 persen ke 30.279,33, indeks Hang Seng naik 399,39 poin atau 1,55 persen ke 26.115,39, dan indeks Straits Times meningkat 12,48 poin atau 0,41 persen ke 3.084,18.

Rabu, 08 September 2021

Equityworld Futures | Harga emas spot ke level terendah 2 pekan, dolar AS memperpanjang penguatannya

Equityworld Futures | Harga emas tergelincir ke level terendah dua pekan pada perdagangan Rabu (8/9). Penguatan dolar Amerika Serikat (AS) dan imbal hasil US Treasury yang lebih tinggi melebihi kilau emas batangan dari kekhawatiran yang mendalam tentang pertumbuhan ekonomi global.

Melansir Reuters, harga emas spot turun 0,1% pada US$1.792,27 per ons troi pada 13:49 EDT, setelah turun menjadi US$1.781,30, terendah sejak 26 Agustus. Sedangkan, harga emas berjangka AS turun 0,3% pada US$1.793,5.

Dolar AS Lanjutkan Kenaikan, Harga Emas Makin Ambruk | Equityworld Futures

"Ini membuat frustrasi pasar emas bahwa meskipun ada beberapa penghindaran risiko yang lebih tajam di pasar minggu ini, pasar emas terjual," kata Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals.

Kekhawatiran tentang perlambatan yang didorong oleh varian Delta dalam pertumbuhan ekonomi telah mengguncang ekuitas pekan ini, tetapi aliran ke emas telah dibatasi oleh imbal hasil obligasi yang lebih kuat dan kenaikan dolar yang telah membuat emas batangan lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

"Kenaikan emas terbatas pada tahun 2021 meskipun tingkat rendah dan inflasi tinggi bukan pertanda baik untuk prospeknya dan kami melihat harga emas rata-rata US$ 1.750 pada tahun 2022 karena aliran investasi turun lebih jauh," kata Societe Generale dalam sebuah catatan.

Presiden Bank Fed New York John Williams pada hari Rabu mengatakan bahwa mungkin tepat bagi Federal Reserve untuk mulai mengurangi laju pembelian asetnya akhir tahun ini jika ekonomi AS terus membaik.

Investor juga mengamati pertemuan Bank Sentral Eropa pada hari Kamis untuk petunjuk apakah mungkin akan memutar kembali dukungan ekonomi.

Emas yang tidak memberikan imbal hasil cenderung naik di lingkungan suku bunga rendah, sementara beberapa investor juga memandang logam sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang lebih tinggi yang dapat mengikuti langkah-langkah stimulus.

Di tempat lain, perak turun 1,2% menjadi US$24,02 per ons troi, platinum turun 1,7% menjadi US$981,77, dan paladium turun 4,8% menjadi US$2.259,23.

Selasa, 07 September 2021

Equityworld Futures | Wall Street Beragam, Indeks Dow Jones Anjlok Imbas Kekhawatiran Varian Delta COVID-19

Equityworld Futures | Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan Selasa, 7 September 2021. Hal ini terjadi di tengah kekhawatiran investor terhadap dampak varian delta COVID-19 pada pembukaan kembali ekonomi.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones tergelincir 269,09 poin menjadi 35.100, terdorong saham Boeing yang turun 1,8 persen. Indeks S&P 500 melemah 0,3 persen menjadi 4.520,03. Indeks Nasdaq naik kurang dari 0,1 persen menjadi 15.374,33.

Wall Street Cenderung Melemah, Prospek Ekonomi Menurun Akibat Varian Delta | Equityworld Futures

Goldman Sachs menurunkan prospek ekonominya seiring varian delta COVID-19 dan memudarnya stimulus fiskal. Goldman sekarang melihat pertumbuhan tahunan 5,7 persen pada 2021 di bawah konsensus 6,2 persen. Perusahaan memangkas prospek produk domestik bruto (PDB) pada kuartal IV 2021 menjadi 5,5 persen, turun dari 6,5 persen.

“Hambatan untuk pertumbuhan konsumsi yang kuat ke depan tampak jauh lebih tinggi, varian delta sudah membebani pertumbuhan kuartal III, dan stimulus fiskal yang memudar, pemulihan sektor jasa yang lebih lambat akan menjadi hambatan dalam jangka menengah,” tulis Goldman, dikutip dari CNBC, Rabu (8/9/2021).

Di sisi lain, Morgan Stanley menurunkan peringkat saham AS menjadi underweight pada Selasa pekan ini.

"Kami melihat September-Oktober bergelombang sebagai tahap akhir dari transisi pertengahan siklus,” tulis Strategist Andrew Sheet.

“Kami terus berpikir ini adalah siklus “normal”, hanya lebih panas dan lebih cepat, model siklus kami tetap dalam ekspansi. Akan tetapi, dua bulan ke depan membawa risiko sangat besar terhadap pertumbuhan, kebijakan, dan agenda legislatif,”.

Senin, 06 September 2021

Equityworld Futures | Prediksi IHSG Selasa (7/9) hijau, untuk trading hari ini cermati 11 saham berikut

Equityworld Futures | Prediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa 7 September 2021 berpotensi bergerak di zona hijau. Investor bisa mencermati sejumlah saham yang menjadi rekomendasi para analis untuk trading hari ini.

Prediksi IHSG hari ini berpotensi menguat karena sejumlah sentimen positif. Salah satu sentimen tersebut adalah pelonggaran pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Jawa Bali.

Selasa Pagi, Saham Asia Pasifik Dibuka Beragam | Equityworld Futures

Seperti diketahui IHSG ditutup stagnan pada perdagangan awal pekan ini, Senin (6/9). Berdasarkan data RTI, IHSG ditutup naik 0,02 poin atau 0,00% ke level 6.126,94 dibanding penutupan akhir perdagangan pekan lalu yang berada di posisi 6.126,92.

IHSG sempat berada di zona hijau pada awal perdagangan, kemudian turun ke zona merah pada sebagian besar jam perdagangan, lalu kembali ke zona hijau menjelang akhir perdagangan.

Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan prediksi, IHSG akan kembali bergerak sideway pada perdagangan hari ini Selasa (7/9). Dia prediksi IHSG hari ini akan bergerak dalam rentang support 6.100 dan resistance 6.150.

ari domestik, pelaku pasar berekspektasi bahwa kebijakan PPKM, terutama di Jawa-Bali akan kembali diperlonggar. Ekspektasi ini didasari oleh tren penurunan kasus baru Covid-19 dalam sepekan terakhir, angka bed occupancy rate (BOR) RS di Pulau Jawa dan Bali juga cenderung turun, dan beberapa wilayah telah mencatatkan BOR di bawah 60%.

Menurut Valdy, hal ini mendorong ekspektasi pemulihan signifikan di sisi konsumsi dan aktivitas produksi yang salah satunya diukur oleh Indeks Keyakinan Konsumen dan PMI Manufaktur di akhir kuartal III-2021. "Meski demikian, optimisme tersebut dibayangi proyeksi perlambatan pertumbuhan nilai ekspor dan impor Tiongkok di Agustus 2021, mengingat Tiongkok merupakan salah satu mitra dagang terbesar Indonesia," ucap Valdy

Valdy rekomendasi pelaku pasar untuk mencermati sejumlah saham pada perdagangan hari ini yaitu JSMR, PGAS, WSKT, ADHI, ACES, RALS, dan CARE. 

Analis Indo Premier Sekuritas Mino prediksi IHSG hari ini akan menguat dengan support di level 6.075 dan resistance di 6.175. "Pergerakan indeks akan dipengaruhi oleh penutupan indeks di bursa Wall Street, harga komoditas, dan keputusan terkait PPKM apakah semakin diperlonggar atau tidak," kata Mino kepada Kontan.co.id, Senin (6/9).

Mino rekomendasi investor untuk memperhatikan PTBA, EXCL, PGAS, dan TLKM.

Itulah prediksi IHSG dan rekomendasi saham untuk trading hari ini, Selasa 7 September 2021. Semoga cuan!

Equityworld Futures | Senin (6/9) harga emas batangan bersertifikat di Logam Mulia milik PT Aneka Tambang (Antam) turun Rp 1.000 per gram, dari sebelumnya Rp 943.000 per gram menjadi Rp 942.000 per gram.

Di lain sisi, harga buyback oleh Logam Mulia turun Rp 1.000 per gram, dari sebelumnya Rp 837.000 per gram menjadi Rp 836.000 per gram. Dengan demikian, selisih antara harga emas dan harga buyback hari ini adalah Rp 106.000 per gram.

Data Ketenagakerjaan AS Mengecewakan, Harga Emas Dunia Terdongkrak Naik | Equityworld Futures

Selama ini Antam menetapkan dua macam harga emas batangan produksinya: harga emas dan harga beli kembali (buyback).

Harga emas yang tercantum di atas adalah harga yang berlaku ketika kita membeli emas dari gerai Logam Mulia. Adapun harga buyback adalah harga yang berlaku ketika kita menjual emas kepada gerai Logam Mulia.

Jadi, jika pagi ini membeli emas dari Antam maka Anda harus membayar Rp 942.000 per gram. Kalau karena suatu sebab tiba-tiba Anda butuh uang sangat mendesak sehingga terpaksa menjual kembali emas tersebut pada siang atau sore hari, jangan kaget emas Anda cuma dihargai Rp 836.000 per gram oleh Logam Mulia.

Siapa saja perlu mencermati dua macam harga emas tersebut kalau benar-benar serius hendak menjadi investor emas batangan. Tanpa memperhitungkan perbedaan dua harga tersebut, bisa-bisa seorang investor emas salah menghitung potensi untung dan rugi.

Dengan selisih harga jual dan harga beli (spread) setebal itu, emas hanya cocok untuk investasi dalam jangka panjang. Secara jangka panjang kita berharap harga emas naik jauh lebih tinggi sehingga mampu menutup selisih harga jual dan harga buyback, sekaligus memberikan laba.

Kamis, 02 September 2021

PT Equity World | Bursa saham AS, Wall Street ditutup menguat pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat. Ketiga indeks utama menguat dan dua di antaranya, S&P 500 dan Nasdaq menambah rekor penutupan.

Sementara itu, Dow Jones membukukan kenaikan moderat, karena harga komoditas lebih tinggi membantu perusahaan energi untuk pulih. Dow Jones Industrial Average naik 131,29 poin atau 0,37% menjadi 35.443,82.

Sektor energi topang penguatan Wall Street, indeks S&P dan Nasdaq rekor lagi | PT Equity World

S&P 500 (.SPX) naik 12,86 poin, atau 0,28%, menjadi 4.536,95. Nasdaq Composite (.IXIC) bertambah 21,80 poin, atau 0,14%, menjadi 15.331.18.

Sektor energi (SPNY) naik 2,5% atau membalikkan sebagian besar kerugian yang diderita selama tiga hari perdagangan. Kinerja saham energi pada Kamis didorong kenaikan harga minyak mentah AS hingga 2% karena penurunan tajam dalam persediaan AS dan dolar yang lebih lemah.

Cabot Oil & Gas Corp (COG.N) dan Occidental Petroleum Corp (OXY.N) menjadi perusahaan dengan kenaikan saham terbesar, masing-masing naik 6,7% dan 6%. Perusahaan minyak Exxon Mobil (XOM.N) dan Chevron Corp (CVX.N) juga menguat 2%.

Sedangkan saham pada indeks teknologi (.SPLRCT) tergelincir ke wilayah negatif, karena beberapa perusahaan industri terbesar melihat momentum kenaikan baru-baru ini terhenti. Amazon.com Inc, Microsoft Corp Facebook Inc dan pemilik Google Alphabet Inc semuanya turun antara 0,2% dan 1,8%.

Pengecualian untuk Netflix Inc yang naik 1,1% menjadi ditutup pada level tertinggi sepanjang masa. Demikian dilansir dari Reuters, Jumat (3/9/2021).

Secara keseluruhan, saham AS secara teratur mencapai rekor tertinggi selama beberapa minggu terakhir karena musim pendapatan perusahaan yang solid dan harapan dukungan bank sentral yang berkelanjutan menopang kepercayaan.

Data jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun minggu lalu, meskipun fokus akan berada pada laporan pekerjaan bulanan Departemen Tenaga Kerja.

Rabu, 01 September 2021

PT Equity World | IHSG dan Rupiah Kompak Melemah di Penutupan Perdagangan Sesi I

PT Equity World | Pada penutupan sesi I perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada Kamis (1/9/2021). Demikian juga dengan mata uang garuda yang turun tipis di pasar spot. 

Melansir RTI, pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG berada pada posisi 6.074,22 atau turun 0,27 persen (16,7 poin) dibandingkan penutupan sebelumnya di level 6.090,93. 

IHSG Kamis Siang Melemah ke Level 6.074; Bursa Asia Mixed, Menanti Arah Pasar | PT Equity World

Aksi jual bersih asing tercatat Rp 32,6 miliar di seluruh pasar. Sementara itu, terdapat 187 saham yang hijau, 277 saham merah dan 166 saham lainya stagnan. Jumlah transaksi siang ini mencapai Rp 5,51 triliun dengan volume 13,62 miliar saham. Siang ini, Bank BRI (BBRI) catatkan aksi jual tertinggi Rp 57,3 miliar.

BBRI siang ini melemah 0,77 persen di level Rp 3.860 per saham. Adapun volume perdagangan BBRI mencapai 43,6 juta saham dengan total transaksi Rp 168,5 miliar.

Net sell asing tertinggi juga dicatatkan oleh Aneka Tambang (ANTM) sebesar Rp 34,8 miliar. ANTM siang ini terperosok 2,9 persen di level Rp 2.320 per saham. ANTM mecatatkan total transaksi Rp 77,1 miliar dengan volume 32,9 juta saham. 

Menyusul ANTM, Bank Jago (ARTO) juga catatkan aksi jual bersih tertinggi selanjutnya, sebesar Rp 25,5 miliar. ARTO melemah 3,9 persen di level Rp 13.925 per saham. Total transaksi ARTO siang ini mencapai Rp 223,7 miliar dengan volume 15,9 juta saham.

Aksi beli bersih tertinggi siang ini antara lain Bukalapak (BUKA) sebesar Rp 17,8 miliar, Bank Mandiri (BMRI) sebesar Rp 17,5 miliar, dan Indah Kiat Pulp and Paper (INKP) sebesar Rp 16,5 miliar. 

Losers siang ini yaitu Smartfren Telcom (FREN) yang melemah 1,59 persen di level Rp 124 per saham, Bank KB Bukopin (BBKP) juga turun 1,2 persen di level Rp 484 per saham, dan BFI Finance Indonesia (BFIN) di level Rp 1.105 per saham atau terkoreksi 0,9 persen. 

Gainers siang ini adalah saham Bank Danamon (BDMN) yang meroket 10,8 persen di level Rp 2.860 per saham, kemudian Berkah Beton Sadaya (BEBS) yang melesat 8 persen di level Rp 1.080 per saham, dan Elnusa (ELSA) yang menguat 6,7 persen di level Rp 284 per saham.

Bursa Asia siang ini mixed dengan penurunan indeks Hang Seng Hong Kong 0,04 persen, dan Strait Times Singapura 0,23 persen. Sementara itu Shanghai Komposit menguat 0,52 persen, dan indeks Nikkei bertambah 0,19 persen. 

Berdasarkan Bloomberg, rupiah pada tengah siang ini bergerak negatif. Pukul 12.03 WIB mata uang garuda melemah di level Rp 14.285 per dollar AS atau turun 2 poin (0,02 persen) dibanding sebelumnya Rp 14.287 per dollar AS.