Kamis, 27 April 2023

Equity World | Bursa Asia Lanjutkan Penguatan di Wall Street, Pengangguran Jepang Naik

Equity World | Bursa Asia Lanjutkan Penguatan di Wall Street, Pengangguran Jepang Naik

Equity World | Bursa Asia-Pasifik mengalami kenaikan pada awal perdagangan Jumat (28/4/2023) mengikuti pergerakan Wall Street yang mencatat salah satu hari terbaik tahun ini.

Equity World | Wall Street Melesat Ditopang Sektor Teknologi

Investor di Asia akan memperhatikan rapat kebijakan moneter Bank of Japan yang berakhir hari ini, yang pertama kali di bawah gubernur baru BOJ Kazuo Ueda.

Pasar modal Jepang semuanya naik, dengan Nikkei 225 naik 0,49% dan Topix naik 0,58%. Tingkat pengangguran Jepang juga di atas ekspektasi pada 2,8% untuk bulan Maret.

Di Australia, S&P/ASX 200 naik 0,47%, sedangkan Kospi Korea Selatan naik 0,7% dan Kosdaq naik 0,71%.

Indeks Hang Seng Hong Kong melonjak 1,31% pada perdagangan awal, sedangkan indeks Hang Seng Tech melonjak 2,07%. Pasar Tiongkok daratan lebih bervariasi, dengan Komponen Shenzhen naik sebesar 0,7%, tetapi Shanghai Composite turun sedikit.

Semalam di AS, Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 mencatat hari terbaik mereka sejak Januari, naik masing-masing 1,57% dan 1,96%, sementara Nasdaq Composite melihat hari terbaiknya pada Maret, naik 2,43%.

Tingkat pengangguran Jepang naik menjadi 2,8% pada bulan Maret, dari 2,6% pada bulan Februari, menurut data pemerintah.

Pembacaan ini lebih tinggi dari perkiraan Reuters sebesar 2,5% dan menandai pembacaan tertinggi sejak Januari 2022. Rasio pekerjaan-ke-pelamar negara itu berada di 1,32, di bawah perkiraan Reuters sebesar 1,34.

Sementara itu, produksi industri pada bulan Maret naik 0,8% bulan ke bulan setelah naik 4,6% pada bulan sebelumnya. Ini melebihi perkiraan Reuters untuk kenaikan 0,5% untuk bulan tersebut.

Pada tahun ke tahun, pembacaan tersebut turun 0,8% pada bulan Maret setelah penurunan 1,4% pada bulan Februari.

Pembacaan bulan Maret didorong oleh otomotif, semikonduktor, dan peralatan pembuat panel datar sementara penurunan terlihat pada chip memori dan panel LCD aktif.

Produksi industri Korea Selatan turun 7,6% tahun ke tahun, penurunan yang lebih kecil dibandingkan dengan harapan ekonom. Ini juga bulan kedua berturut-turut produksi industri meningkat, setelah turun 13,4% pada Januari dan turun 8% pada Februari.

Rabu, 26 April 2023

Equity World | Harga Emas Spot Naik Tipis ke US$ 1.991 pada Kamis (27/4) Pagi

Equity World | Harga Emas Spot Naik Tipis ke US$ 1.991 pada Kamis (27/4) Pagi

Equity World | Harga emas menguat tipis setelah kemarin anjlok di tengah penguatan imbal hasil US Treasury dan dolar Amerika Serikat (AS). Fokus pasar emas kembali ke data ekonomi yang akan datang dan rapat bank sentral AS Federal Reserve di awal pekan depan, 2-3 Mei.

Equity World | Harga Emas Hari Ini Naik Atau Turun? Cek di Sini!

Kamis (27/4) pukul 6.17 WIB, harga emas spot menguat tipis 0,12% ke US$ 1.991,38 per ons troi. Kemarin, harga emas spot melemah 0,41% ke US$ 1.989,04 per ons troi dari sebelumnya US$ 1.997,39 per ons troi.

Sedangkan harga emas berjanka pagi ini kembali berada di US$ 2.000 per ons troi setelah kemarin ditutup turun pada US$ 1.996 per ons troi. Harga emas kontrak Juni 2023 di Commodity Exchange kemarin turun 0,42% di tengah kenaikan yield US Treasury. 

Imbal hasil US Treasury acuan pulih dari level terendah hampir dua minggu, meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan dengan imbal hasil nol. Investor juga mencatat sentimen risiko optimis yang didorong oleh laba emiten bursa saham yang kuat.

Para pelaku pasar sekarang fokus pada data produk domestik bruto (PDB) kuartal pertama AS yang akan dirilis pada hari Kamis (27/4) ini, diikuti oleh indeks pengeluaran konsumsi pribadi atawa personal consumption expenditures (PCE) inti pada hari Jumat, pengukur inflasi pilihan The Fed. 

Pasar memperkirakan peluang 75% dari bank sentral AS menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan 2-3 Mei. Peluang itu lebih rendah karena, "Kekhawatiran yang muncul kembali bahwa selalu ada lebih dari satu kasus ketika membicarakan krisis perbankan regional AS," kata Daniel Ghali, ahli strategi komoditas di TD Securities kepada Reuters.

Emas yang merupakan safe-haven mencapai puncak lebih dari satu tahun di US$ 2.048,71 pada pertengahan April karena krisis perbankan AS. Sejak itu, harga emas cenderung melemah tipis. 

Selasa, 25 April 2023

Equity World | Krisis Perbankan Kembali Mencuat, Bursa Asia Dibuka Lesu

Equity World | Krisis Perbankan Kembali Mencuat, Bursa Asia Dibuka Lesu

Equity World | Mayoritas bursa Asia-Pasifik dibuka cenderung melemah pada perdagangan Rabu (26/4/2023), di mana kekhawatiran terkait krisis perbankan global kembali muncul dan dapat kembali membebani pasar.

Equity World | Bursa Asia Cenderung Melemah di Pagi Ini (26/4), Simak Sentimen yang Menyeretnya

Indeks Nikkei 225 Jepang dibuka melemah 0,44%, Hang Seng Hong Kong terkoreksi 0,37%, Shanghai Composite China terpangkas 0,36%, Straits Times Singapura terjerembab 0,35%, dan ASX 200 Australia terdepresiasi 0,38%.

Hanya indeks KOSPI Korea Selatan yang dibuka menguat pada hari ini, yakni naik 0,11%.

Dari Australia, data inflasi pada periode kuartal I-2023 akan dirilis pada hari ini, di mana pasar memprediksi inflasi Australia akan kembali menurun menjadi 6,9% secara tahunan (year-on-year/yoy) dan turun menjadi 1,3% secara kuartalan (quarter-to-quarter/qtq).

Jika inflasi terus menurun, maka hal tersebut dapat merubah sikap bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) dalam menentukkan kebijakan suku bunga acuannya.

Namun, RBA juga masih perlu melihat data-data ekonomi lainnya, terutama data tenaga kerja.

Bursa Asia-Pasifik yang cenderung melemah terjadi di tengah amblesnya bursa saham AS, Wall Street kemarin, karena investor khawatir kembali dengan krisis perbankan di AS.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup ambles 1,02%, S&P 500 ambrol 1,58%, dan Nasdaq Composite ambruk 1,98%.

Jatuhnya bursa AS dipicu oleh kembali meningkatnya kekhawatiran mengenai krisis perbankan AS serta bayang-bayang resesi.

Hal ini terjadi setelah salah satu perusahaan perbankan di AS yang sempat menjadi 'korban' krisis yakni First Republic Bank, setelah perusahaan melaporkan jumlah dana pihak ketiga mereka turun 40% atau US$ 104,5 miliar atau sekitar Rp1.550 triliun pada kuartal I-2023. Saham First Republic Bank pun ambruk lebih dari 49% pada akhir sesi perdagangan kemarin.

Bloomberg juga melaporkan perusahaan tengah mencoba menyeimbangkan neraca keuangan mereka, termasuk dengan menjual sekuritas dan loan senilai US$ 100 miliar.

Kesehatan First Republic Bank terus menjadi sorotan karena bank tersebut rawan kolaps seperti yang dialami pada Silicon Valley Bank dan Signature Bank.

Investor juga menunggu laporan keuangan raksasa teknologi Microsoft Corp yang akan dirilis setelah jam perdagangan berakhir.

Di lain sisi, periode blackout menjelang rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada 2-3 Mei mendatang juga ikut membuat pasar cenderung wait and see.

Di tengah periode blackout jelang rapat FOMC, beberapa data ekonomi di AS akan dirilis pekan ini. Pada Kamis pekan ini, AS akan merilis data pertumbuhan ekonomi kuartal I-2023 serta klaim pengangguran.

Setelah tumbuh 2,9% pada kuartal IV-2022, ekonomi AS diperkirakan akan melandai atau bahkan terkontraksi pada kuartal I-2023 akibat kenaikan suku bunga.

Sementara itu, klaim pengangguran diperkirakan meningkat menjadi 280.000 pada pekan yang berakhir pada 22 April, dari 245.000 pada pekan sebelumnya.

Pada Jumat, AS juga akan merilis data pengeluaran individu konsumen untuk Maret serta indeks kepercayaan konsumen April.

Dua data ini sangat penting bagi bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dalam mempertimbangkan kebijakan moneternya pada pekan depan.

Sejauh ini, pasar memperkirakan The Fed akan kembali menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bp).

Berdasarkan survei Fedwatch menunjukkan pasar kini bertaruh 76,1% jika The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bp). Sedangkan sisanya yakni 23,9% bertaruh The Fed akan mempertahankan suku bunga acuannya.

Selasa, 18 April 2023

Equity World | Harga Emas Bergerak Datar di Pagi Ini (18/4), Simak Sentimen yang Membayanginya

Equity World | Harga Emas Bergerak Datar di Pagi Ini (18/4), Simak Sentimen yang Membayanginya

Equity World | Harga emas sedikit berubah di awal perdagangan hari ini karena investor mencari kejelasan tentang apakah Federal Reserve akan berhenti setelah kenaikan suku bunga yang diperkirakan secara luas pada bulan Mei.

Equity World | Harga Emas Jelok 2% Lebih, Kalah Pesona dari Dolar Amerika

Selasa (18/4) pukul 07.45 WIB, harga emas spot bererak datar di US$ 1.994,85 per ons troi. 

Sejalan, harga emas berjangka juga tidak berubah di level US$ 2.006,50 per ons troi.

Harga emas jatuh ke level terendah dalam hampir dua minggu pada hari Senin setelah data menunjukkan aktivitas manufaktur di negara bagian New York meningkat untuk pertama kalinya dalam lima bulan yang memicu taruhan kenaikan suku bunga 25 basis poin oleh The Fed pada pertemuan Mei dan mendorong imbal hasil US Treasury AS dan dolar AS menguat. 

Alat CME FedWatch menunjukkan pasar menghargai peluang 91% dari kenaikan 25 basis poin di bulan Mei.

Data lain pada hari Senin menunjukkan kepercayaan di antara pembangun rumah keluarga tunggal AS meningkat selama empat bulan berturut-turut di bulan April.

Investor akan mencermati komentar dari pejabat The Fed minggu ini sebelum mereka memasuki periode blackout dari 22 April menjelang pertemuan The Fed pada 2-3 Mei.

Emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi, tetapi suku bunga yang lebih tinggi meredupkan daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Selain emas, harga perak spot turun 0,4% menjadi US$ 25,01 per ons troi. Berbeda, harga platinum naik tipis 0,1% ke US$ 1.049,13 dan paladium menguat 0,1% ke US$ 1.561,36. 

Minggu, 16 April 2023

Equity World | Bursa Saham Asia Beragam Hari Ini 17 April 2023 Usai Rilis Laba di Wall Street

Equity World | Bursa Saham Asia Beragam Hari Ini 17 April 2023 Usai Rilis Laba di Wall Street

Equity World | Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan saham Senin, (17/4/2023). Hal ini seiring pelaku pasar menanti rilis laba bank besar termasuk Bank of America, Morgan Stanley dan Charles Schwab.

Equity World | Wall Street Nantikan Pekan Laporan Keuangan Perusahaan AS

Dikutip dari CNBC, Senin pekan ini, laporan laba kuartalan akan menjelaskan kesehatan keseluruhan sektor keuangan di Amerika Serikat (AS) setelah jatuhnya Silicon Valley Bank dan bagaimana hal itu akan membentuk siklus pengetatan the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS.

Laporan Produk Domestik Bruto (PDB) China dijadwalkan akan dirilis pada Selasa pekan ini. Ekonom yang disurvei oleh Reuters mengharapkan kenaikan 4 persen dari tahun ke tahun untuk kuartal I 2023, lebih tinggi dari kuartal terakhir tahun lalu. Hal itu akan menandai kenaikan terbesar dalam hampir setahun.

Di Australia, indeks ASX 200 menguat 0,2 persen, dan lanjutkan penguatan selama sepekan 1,9 persen. 11 sektor saham kompak menguat. Di Jepang, indeks Nikkei bertambah 0,22 persen. Indeks Topix melesat 0,32 persen. Indeks Kospi Korea Selatan melemah 0,11 persen. Sementara itu, indeks Kosdaq susut 0,18 persen. Indeks Hang Seng berjangka melemah.

Adapun di Amerika Serikat, bursa saham Amerika Serikat atau wall street melemah pada Jumat pekan lalu. Indeks Dow Jones merosot 0,42 persen. Indeks S&P 500 susut 0,21 persen. Indeks Nasdaq tergelincir 0,35 persen.

Kamis, 13 April 2023

Equity World | Bursa Asia Menguat di Pagi Ini (14/4) Usai Wall Street Reli

Equity World | Bursa Asia Menguat di Pagi Ini (14/4) Usai Wall Street Reli

Equity World | Bursa Asia kompak menguat pada perdagangan hari ini. Jumat (14/4) pukul 08.21 WIB, indeks Nikkei 225 menguat 1,05% ke 28.452,95. Sejalan, Hang Seng dibuka naik 0,38% ke 20.422,72.

Equity World | Wall Street Reli Ditopang Data Inflasi yang Melandai

Sementara itu, indeks Taiex menguat 0,57% ke 15.894,16 dan indeks Kospi naik 0,25% menjadi 2.568,18. Serupa, indeks S&P/ASX 200 menguat 0,18% ke 7.337,4. 

Di sisi lain, FTSE Straits Times naik 0,43% ke 3.308,68 dan FTSE Malay menguat 0,15% menjadi 1.436,39.

Pasar Asia menguat setelah Wall Street reli karena indeks harga produsen Amerika Serikat (AS) mengisyaratkan tanda-tanda lebih lanjut dari pendinginan inflasi.

Indeks harga produsen AS pada bulan Maret, ukuran harga yang dibayarkan oleh perusahaan dan seringkali merupakan indikator utama inflasi konsumen, turun 0,5% secara bulanan. Data ini keluar setelah indeks harga konsumen AS mengalami kenaikan terkecil dalam hampir 2 tahun. 

Di Singapura, bank sentral mempertahankan kebijakan moneternya karena inflasi intinya tetap pada level tertinggi dalam 14 tahun. Perekonomian Singapura mengalami kontraksi triwulanan sebesar 0,7% dan pertumbuhan marjinal sebesar 0,1% secara tahunan.

Pada perdagangan sesi sebelumnya, Wall Street ditutup menguat lebih dari 1%. Di mana, indeks S&P 500 naik 1,33% untuk penutupan tertinggi sejak Februari. Nasdaq Composite menguat 1,99%, dan Dow Jones Industrial Average naik 1,14%. 

Equity World | Efek Double Kill Bikin AS 'Kesakitan', Harga Emas pun Terbang

Equity World | Efek Double Kill Bikin AS 'Kesakitan', Harga Emas pun Terbang

Equity World | Harga emas kembali terbang menyambut dua kabar penting dari Amerika Serikat (AS)

Equity World | Wall Street Dibuka Menguat Efek Inflasi AS Melandai di 5 Persen

Pada penutupan perdagangan Rabu (12/4/2023), emas ditutup di posisi US$ 2014,67 per troy ons. Harga sang logam mulia melambung 0,58%.

Harga tersebut adalah yang tertinggi sejak 5 April lalu atau sepekan terakhir.

Harga emas masih menguat pada pagi hari ini. Pada perdagangan hari ini, Kamis (13/4/2023) pukul 06: 30 WIB, harga emas ada di posisi US$ 2016,69 per troy ons. Harganya menguat tipis 0,1%.

Kembali terbangnya harga emas ditopang oleh dua kabar penting dari AS, yakni inflasi dan risalah pertemuan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed).

Inflasi AS secara mengejutkan melandai ke 5% (year on year/yoy) pada Maret. Inflasi tidak hanya jauh lebih rendah dibandingkan 6% (yoy) pada Februari tetapi juga jauh di bawah ekspektasi pasar (5,1).

Secara month to month/mtm, inflasi AS melandai ke 0,1% pada Maret 2023, dari 0,4% pada Februari.

Namun, inflasi inti masih kencang yakni 5,6% (yoy) pada Maret, dari 5,5% pada Februari.

Inflasi yang melandai ini menjadi sinyal jika ekonomi Negara Paman Sam akan mulai mendingin setelah tumbuh relatif kencang yakni 2,6% (yoy) pada kuartal IV-2022.

Kondisi ini akan mendukung The Fed untuk segera melunakkan kebijakan moneternya.

Hanya beberapa jam setelah data inflasi keluar pada Rabu malam waktu Indonesia, The Fed mengeluarkan risalah FOMC untuk bulan lalu.

Dalam risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang keluar kemarin, The Fed juga mengatakan ekonomi AS bisa masuk resesi menyusul krisis perbankan mereka.

Sebagai catatan, tiga bank AS kolaps pada bulan lalu yakni Silicon Valley Bank (SVB), Silvergate Bank, dan Signature Bank.

"Merujuk pada penilaian potensi dampak ekonomi dari sektor perbankan, ada proyeksi mengenai resesi ringan yang kemungkinan terjadi akhir tahun ini," tulis risalah FOMC.

Pasar kini bertaruh jika kemungkinan kenaikan suku bunga sebesar 25 bps kini d69% pada Mei mendatang. Banyak dari pelaku pasar yang juga memperkirakan jika The Fed akan mulai menahan suku bunga pada Juni tahun ini.

Melandainya inflasi dan kekhawatiran The Fed mengenai resesi menjadi dua berkah yang turun dalam sehari. Kedua kondisi tersebut merupakan imbas dari kebijakan ketat The Fed yang akhirnya melemahkan ekonomi AS.

Kenaikan suku bunga sebesar 475 bps menjadi 4,75-5,0% dalam setahun terakhir telah menurunkan ekonomi AS dari 9,1% pada Juni 2022 menjadi 5% pada Maret 2023.

Suku bunga yang tinggi juga membuat ekonomi AS limbung, bahkan menimbulkan krisis perbankan.

Efek double kill dari kebijakan ketat The Fed pun membuat emas terbang.

Inflasi dan ancaman resesi bisa menjadi pertimbangan The Fed untuk segera malukan pivot atau pembalikan arah kebijakan dari hawkish ke dovish.

Kebijakan yang dovish akan membuat dolar AS terpuruk sehingga emas makin terjangkau untuk investasi.

Emas pun akan diuntungkan karena semakin diburu sebagai aset aman di tengah resesi.

"Ada risiko jika The Fed tidak menaikkan suku bunga (Mei mendatang) karena itu kemungkinan membuat The Fed mengerek suku bunga tetapi hanya 25 bps. Masih ada banyak risiko ke depan yang juga mempengaruhi harga emas ke depan," tutur analis OANDA, Edward Moya, dikutip dari Reuters.

Selasa, 11 April 2023

Equity World | Harga Emas Melompat, Tembus USD 2.000 per Ons Lagi

Equity World | Harga Emas Melompat, Tembus USD 2.000 per Ons Lagi

Equity World | Harga emas naik kembali di atas level kunci USD 2.000 pada hari Selasa karena dolar AS keluar dari puncak sesi terakhir. Sementara pedagang menunggu data inflasi AS hari Rabu untuk isyarat kenaikan suku bunga di masa depan.

Equity World | Bursa Asia Menguat pada Selasa (11/4), Terangkat Jeda Kenaikan Suku Bunga

Diktuip dari CNBC, Rabu (12/4/2023), harga emas di pasar spot naik 0,7 persen menjadi USD 2.005,3376 per ons. Sementara emas berjangka AS menetap 0,8 persen lebih tinggi pada USD 2.021,0.

Emas menemukan beberapa jeda dari jeda dolar AS, menyusul pemantulan di sesi sebelumnya, juga membantu mengimbangi tekanan dari imbal hasil Treasury yang lebih tinggi.

"Pada tahap permainan ini, pasar tidak terlalu sibuk dengan apakah kami mendapatkan 25 basis poin lagi" dari Federal Reserve pada bulan Mei, kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities.

“Pasar sedang melihat pivot dan menandakan suku bunga yang lebih rendah saat kita bergerak lebih dalam ke paruh kedua tahun 2023,” tambahnya.

Prospek The Fed menaikkan suku bunga acuan hanya sekali lagi sebesar 25 basis poin merupakan titik awal yang berguna, kata Presiden Fed New York John Williams, sementara Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee mengatakan bank sentral harus berhati-hati dalam menaikkan suku bunga di menghadapi tekanan perbankan baru-baru ini

Minggu, 09 April 2023

Equity World | Saham Asia Melemah Karena Data Pekerjaan Meningkatkan Seluang Kenaikan suku Bunga Fed

Equity World | Saham Asia Melemah Karena Data Pekerjaan Meningkatkan Seluang Kenaikan suku Bunga Fed 

Equity World | Saham-saham Asia naik tipis, sementara dolar mengawali pekan ini setelah data ketenagakerjaan AS menggarisbawahi pasar tenaga kerja yang ketat, memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve akan kembali menaikkan suku bunga pada pertemuan berikutnya bulan.

Equity World | Harga Emas Dunia Lagi Kinclong, Saatnya Beli atau Jual?

Indeks MSCI untuk saham Asia-Pasifik di luar Jepang (.MIAPJ0000PUS) naik 0,14%, sedangkan Nikkei Jepang (.N225) naik 0,5%. Pasar Australia, Hong Kong dan Eropa tutup untuk Paskah. E-mini futures untuk S&P 500 datar.

Saham China melemah pada hari Senin, dengan Indeks CSI300 bluechip (.CSI300) 0,2% lebih rendah, sedangkan Indeks Komposit Shanghai (.SSEC) turun hampir 0,3%.

Data Departemen Tenaga Kerja pada hari Jumat menunjukkan bahwa nonfarm payrolls meningkat sebesar 236.000 pekerjaan bulan lalu, sedikit dari 239.000 yang diperkirakan oleh para ekonom dalam jajak pendapat Reuters.

Laporan yang diawasi ketat juga menunjukkan bahwa kenaikan upah tahunan melambat tetapi tetap terlalu tinggi untuk konsisten dengan target inflasi 2% bank sentral AS.

Pasar tenaga kerja masih terlalu ketat bagi The Fed untuk menurunkan inflasi ke target 2% tanpa kenaikan suku bunga lebih lanjut, kata Mansoor Mohi-uddin, kepala ekonom di Bank of Singapore.

"Investor mengantisipasi kegagalan bank AS bulan lalu akan memaksa Fed menurunkan suku bunga tetapi para pejabat memperingatkan inflasi yang kaku akan membuat Fed tidak mungkin melonggarkan kebijakan tahun ini."

Pasar sekarang menilai peluang 66% dari Fed menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin dalam pertemuan 2-3 Mei, menurut alat CME FedWatch.

Fokus investor sekarang akan beralih ke laporan inflasi yang akan dirilis pada hari Rabu yang akan membentuk jalan yang akan diambil Fed dalam pertempurannya melawan harga. Risalah pertemuan terakhir bank sentral di bulan Maret juga dijadwalkan akan dirilis pada hari Rabu.

Dengan meningkatnya kekhawatiran resesi, investor bertaruh kekacauan dalam sistem perbankan yang dipicu oleh keruntuhan tiba-tiba Silicon Valley Bank pada bulan Maret akan memperketat persyaratan kredit.

Pedagang semakin yakin bahwa Fed akan memangkas suku bunga di paruh kedua untuk menangkal penurunan ekonomi. Tetapi beberapa analis melihat keterputusan antara kemungkinan jalur Fed dan ekspektasi pasar.

"Tidak hanya inflasi yang tinggi dan pasar tenaga kerja yang masih kuat membuat pemotongan tidak mungkin terjadi," menurut ahli strategi Citi. "Tapi kami melihat inflasi yang terlalu kuat sebagai penyebab kenaikan lebih lanjut." Citi mengharapkan tiga kenaikan suku bunga 25 basis poin lebih lanjut.

Imbal hasil Treasury AS dua tahun, yang biasanya bergerak sejalan dengan ekspektasi suku bunga, naik 13 basis poin menjadi 3,951%, sedangkan imbal hasil Treasury note 10 tahun naik 8,8 basis poin menjadi 3,378%.

Bagian yang diawasi ketat dari kurva imbal hasil Treasury AS yang mengukur kesenjangan antara imbal hasil nota Treasury dua dan 10 tahun, dilihat sebagai indikator ekspektasi ekonomi, berada di -57,7 basis poin.

Di pasar mata uang, indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang utama, naik 0,118% menjadi 102,14. Euro naik 0,05% menjadi $1,0902, sementara sterling diperdagangkan terakhir di $1,2416, naik 0,02% pada hari itu.

Yen melemah 0,32% versus greenback pada 132,55 per dolar karena gubernur bank sentral baru Jepang Kazuo Ueda mengambil alih dari Haruhiko Kuroda. Ueda, yang masa jabatannya dimulai pada hari Minggu, akan mengadakan konferensi pers pengukuhannya pada pukul 10.15 GMT pada hari Senin.

Emas spot turun 0,5% menjadi $1.998,53 per ons, sementara emas berjangka AS turun 0,27% menjadi $2.006,50 per ons. Minyak mentah AS naik 0,09% menjadi $80,77 per barel dan Brent berada di $85,18, naik 0,07% pada hari itu.

Rabu, 05 April 2023

Equity World | Rupiah Kamis Pagi Melemah ke Rp14.962/USD; Terkoreksi di Hari Keduanya

Equity World | Rupiah Kamis Pagi Melemah ke Rp14.962/USD; Terkoreksi di Hari Keduanya

Equity World | Dalam pergerakan pasar uang Kamis pagi ini (6/4), nilai tukar rupiah terhadap dollar terpantau dibuka melemah di hari keduanya, sementara dollar AS di pasar Asia merangkak naik setelah menguat di sesi global sebelumnya.

Equity World | Wall Street Ditutup Melemah, Nasdaq Terkoreksi Paling Dalam

Rupiah terhadap dollar AS pagi ini melemah 0,25% atau 37 poin ke level Rp 14.962 dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 14.925. Rupiah terpantau meninggalkan level 2 bulan tertingginya.

Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka melemah ke Rp 14.965 kemudian bergerak terkoreksi ke Rp14.970, dan terakhir pagi ini WIB terpantau di posisi Rp 14.962.

Melemahnya rupiah terjadi sementara dollar AS di pasar uang Asia merangkak naik setelah menguat di sesi global sebelumnya; rebound dari sekitar 2 bulan terendahnya untuk investor ambil posisi menjelang rilis data tenaga kerja AS NFP di akhir pekan ini.

Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, pagi hari WIB ini naik ke level 102,01, dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 101,88.

Sementara itu, IHSG Kamis di awal sesi pertama fluktuatif menguat 8,844 poin (0,13%) ke level 6.828,519, sedangkan bursa saham kawasan Asia umumnya melemah mengikuti Wall Street yang ditutup dalam bias koreksi di tengah signal pelemahan lapangan pekerjaan di AS.

Analis Vibiz Research Center melihat dollar AS terhadap rupiah hari ini menguat, dengan dollar di pasar Asia beranjak naik. Rupiah terhadap dollar seminggu ini terlihat akan berada dalam rentang antara Rp15.208 – Rp14.876.

Selasa, 04 April 2023

Equity World | Saham Blue Chip Melesat, IHSG Menghijau di Sejam Perdagangan

Equity World | Saham Blue Chip Melesat, IHSG Menghijau di Sejam Perdagangan

Equity World | Dibuka naik tipis 1,41 poin (0,02%) ke level 6.834, IHSG menghijau pada sejam perdagangan, Rabu (5/4/2023). Pada pukul 10.00 WIB, IHSG terkerek 26,35 poin (0,39%) ke level 6.859,53. IHSG hari ini bervariasi dengan rentang 6.816-6.867. Pada sejam perdagangan, saham-saham blue chip yang tergabung dalam LQ45 melesat 0,52%.  

Equity World | Harga Emas Dunia Menguat Didorong Data Pelemahan Ekonomi AS

Berdasarkan data RTI, sebanyak 5 miliar lebih lembar saham telah diperdagangkan pada sejam perdagangan. Dengan nilai perdagangan sebesar Rp 2,34 triliun, dan frekuensi perdagangan mencapai 438.872 kali transaksi.

Tercatat sebanyak 272 saham mengalami kenaikan, 213 saham diperdagangkan menurun. Sedangkan 185 saham stagnan. Pada sejam perdagangan, saham-saham blue chip yang tergabung dalam LQ45 melesat 0,52%.

Pada sejam perdagangan, saham-saham ini mencatatkan kenaikan tertinggi (top gainers). Kenaikan tertinggi dipimpin PT Sigma Energy Compressindo Tbk (SICO) yang harga sahamnya melejit 26,77%.

Disusul, PT Terragra Asia Energy Tbk (TRGA) terkerek 23,64%, PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) naik 16,67%, PT Hatten Bali Tbk (WINE) meningkat 13,27%, dan PT Arsy Buana Travelindo Tbk (HAJJ) jatuh 10%. 

Pada sejam perdagangan, bursa saham Asia bervariasi. Nikkei (Tokyo) terangkat anjlok 1,31%. Sedangkan Straits Time (Singapura) menguat 0,56%. Sementara itu, Hang Seng (Hong Kong) dan Shanghai (Tiongkok) libur hari ini. 

Senin, 03 April 2023

Equity World | Pasar Asia-Pasifik Bergerak Naik Pagi Ini (04/04), Jelang Keputusan RBA

Equity World | Pasar Asia-Pasifik Bergerak Naik Pagi Ini (04/04), Jelang Keputusan RBA

Equity World | Pasar Asia-Pasifik bersiap untuk naik pada hari Selasa (04/04) menjelang keputusan kenaikan suku bunga Reserve Bank of Australia, dengan para ekonom hampir merata tentang apakah RBA akan menghentikan atau melanjutkan siklus kenaikannya.

Equity World | Harga Emas Menguat Dipicu Kekhawatiran Inflasi Akibat Kenaikan Harga Minyak

Menurut jajak pendapat Reuters dari 37 ekonom, 16 mengharapkan kenaikan suku bunga dari tingkat suku bunga saat ini 3,6% menjadi 3,85%, sementara 21 mengharapkan bank untuk menahan suku bunga.

Futures S&P/ASX 200 berdiri di 7.251, sedikit lebih tinggi dari penutupan terakhir indeks di 7.223.

Di Jepang, kontrak berjangka Nikkei di Chicago berada di 28.270, sedangkan mitranya di Osaka berada di 28.210 melawan Nikkei 225 penutupan terakhir di 28.188,15.

Di Hong Kong, indeks berjangka Hang Seng berada di 20.462, lebih tinggi dari penutupan terakhir indeks di 20.409,18.

Semalam di AS, dua dari tiga indeks utama ditutup lebih tinggi, meskipun ada berita tentang penurunan produksi minyak yang mengejutkan dari OPEC+ yang mengancam akan memicu inflasi dan kekhawatiran resesi.

Dow Jones Industrial Average naik 0,98%, sedangkan S&P 500 berdetak lebih tinggi sebesar 0,37%. Di sisi lain, Nasdaq Composite turun 0,27%.

Reserve Bank of Australia secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan semalam sebesar 25 basis poin pada hari Selasa menjadi 3,85%, menurut jajak pendapat Reuters terhadap para ekonom.

Bank sentral Australia dalam pertemuan bulan Maret lalu telah meningkatkan suku bunga sebesar seperempat poin menjadi 3,6%, mengulangi tujuannya untuk mengembalikan inflasi ekonomi kembali ke kisaran target 2% hingga 3%.

Gareth Aird dari Commonwealth Bank of Australia mengharapkan bank sentral untuk berhenti sejenak, mengutip pendapat beragam dari perusahaan.

Saham Tesla turun 7%, mendekati posisi terendah kemarin, menyusul rilis data pengiriman yang lebih lemah dari perkiraan untuk kuartal pertama. Tesla mengirimkan 422.875 kendaraan pada kuartal pertama, sementara analis yang disurvei oleh FactSet memperkirakan 432.000.

Pemotongan produksi yang mengejutkan dari OPEC+, yang menarik kembali produksi sebesar 1,16 juta barel per hari, telah membuat harga minyak melonjak. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate melonjak 6% menjadi sekitar $80 per barel, di jalur untuk kenaikan satu hari terbesar sejak 12 April 2022.

Brent berjangka, sementara itu, naik lebih dari 6% menjadi $84,79 per barel.

WTI sempat menyentuh harga $81,69 per barel pada satu titik di sesi tersebut, tertinggi sejak Januari tahun ini.

Minggu, 02 April 2023

Equity World | IHSG Awal Sesi Menguat ke Level 6.800, Bagaimana dengan Rupiah?

Equity World | IHSG Awal Sesi Menguat ke Level 6.800, Bagaimana dengan Rupiah?

Equity World | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak pada zona hijau di awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin (3/4/2023). Hal ini berbeda dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot. 

Equity World |  Harga Emas Diprediksi Tembus USD 2.000 per Ons Minggu Ini

Melansir data RTI, pukul 9.07 WIB, IHSG berada pada level 6.832,47 atau naik 27,2 poin (0,4 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.805,27.

Sebanyak 231 saham melaju di zona hijau dan 198 saham di zona merah. Sedangkan 185 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 820,46 miliar dengan volume 1,4 miliar saham.

Bursa Asia mayoritas menguat dengan kenaikan Strait Times 0,63 persen, Nikkei 0,3 persen, dan Shanghai Komposit 0,16 persen. Sementara itu, Hang Seng Hong Kong melemah 0,25 persen. 

Wall Street pada penutupan perdagangan Jumat pekan lau berakhir hijau, dimana Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 1,2 persen, S&P 500 bertambah 1,4 persen, dan index acuan saham teknologi Nasdaq juga menguat 1,7 persen. 

Sebelumnya, William Hartanto Founder WH Project mengatakan, secara teknikal masih ada peluang IHSG untuk melanjutkan penguatannya menuju 6.856. Menurut dia, sejauh ini belum ada indikator yang menunjukkan pembalikan arah menjadi melemah. 

“Hari ini kami memproyeksikan IHSG berpotensi bergerak mixed cenderung menguat dalam range 6.668 sampai dengan 6.856,” kata William. 

Rupiah 

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir Bloomberg, pukul 09.09 WIB rupiah bergerak pada level Rp 15.002 per dollar AS, atau turun 6 poin (0,04 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 14.995 per dollar AS. 

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, meskipun rupiah mengalami pelemahan pagi ini, tapi tren pergerakan rupiah masih bullish. Hal ini karena, masih berkembangnya ekspektasi pasar bahwa Bank Sentral AS mungkin tidak akan agresif lagi menaikan suku bunga acuannya setelah AS dilanda krisis perbankan. 

Ekspektasi tersebut juga didukung oleh rilis data ekonomi AS pada Jumat kemarin yang menunjukkan tekanan inflasi yang mulai menurun. Di sisi lain, sentimen pasar terhadap aset berisiko pagi ini juga terlihat positif karena ekspektasi tersebut, dan sebagian besar indeks saham Asia bergerak positif. 

“Dari dalam negeri, data inflasi yang stabil di kisaran 5 persen bisa mendukung penguatan rupiah. Hari ini rupiah berpotensi menguat pada kisaran support Rp 14.900- Rp 14.930 per dollar AS. Sementara resisten di kisaran Rp 15.000 per dollar AS,” kata Ariston.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.